Academia.eduAcademia.edu

Politik Perang Literasi: Sejarah Pendidikan Kristen

EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership

Innocently, there are scholars of Christian education who see Christian history as clean of political interests an sich. The impact is bad. They have no political analysis competence. In fact, the praxis of education is intertwined with politics. With historical data around the early centuries of Roman Christianity (90-500 A.D), and with historiographical research, it was found that Christian educators also played literacy politics. Paul's writings in New Testament theology, the works of the Bishops, Presbyters, and Deacons, particularly the Roman West and Byzantine East regions under the persecution of several emperors had political tones. The literacy war is the determinant of success in penetrating teachings into the palace circle. Christianity succeeded in overthrowing the ideology of Romanism. Caesar is the guarantee of the freedom of believers in Christ, saving lives from massacre. This paper proposes that learning of political competence and educational literacy are very important at the level of Christian religious higher education and society.

EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership e-ISSN: 2722-5658 http://stak-pesat.ac.id/e-journal/index.php/edulead p-ISSN: 2722-645X Vol. 2 No. 2 (Desember 2021) hlm: 194-218 DOI: 10.47530/edulead.v2i2.81 Politik Perang Literasi Agama: Sejarah Pendidikan Kristen Elia Tambunan Sekolah Tinggi Teologi Salatiga Email: [email protected] Abstract Innocently, there are scholars of Christian education who see Christian history as clean of political interests an sich. The impact is bad. They have no political analysis competence. In fact, the praxis of education is intertwined with politics. With historical data around the early centuries of Roman Christianity (90-500 A.D), and with historiographical research, it was found that Christian educators also played literacy politics. Paul’s writings in New Testament theology, the works of the Bishops, Presbyters, and Deacons, particularly the Roman West and Byzantine East regions under the persecution of several emperors had political tones. The literacy war is the determinant of success in penetrating teachings into the palace circle. Christianity succeeded in overthrowing the ideology of Romanism. Caesar is the guarantee of the freedom of believers in Christ, saving lives from massacre. This paper proposes that learning of political competence and educational literacy are very important at the level of Christian religious higher education and society. Keywords: History of Christian Education; Political Movements and Literacy; Romanism Ideology. Abstrak Dengan polos, ada saja sarjana Pendidikan Kristen yang melihat sejarah agama Kristen bersih dari kepentingan politik secara an sich. Akibatnya buruk. Mereka tidak punya kecakapan analisis politik. Padahal, praksis pendidikan saling menganyam dengan politik. Dengan data sejarah di seputar abad awal kekristenan Romawi (tahun 90-500), dan dengan penelitian historiografi, ditemukan bahwa pendidik Kristen juga memainkan politik literasi. Tulisan Paulus dalam teologi Perjanjian Baru, karya Para Bishop, Presbiter, dan Diaken khususnya wilayah Barat Romawi dan wilayah Timur Bizantium di bawah persekusi beberapa emperor bertonasi politik. Perang literasi menjadi penentu sukses dalam melakukan penetrasi ajaran ke dalam lingkaran istana. Kekristenan sukses menumbangkan ideologi Romanisme. Kaisar adalah jaminan kebebasan orang beriman kepada Kristus, meluputkan nyawa dari pembantaian. Tulisan ini mengusulkan pembelajaran kecakapan politik dan literasi pendidikan sangat penting di aras pendidikan tinggi keagamaan Kristen dan masyarakat. Kata Kunci: Gerakan Politik dan Literasi; Ideologi Romanisme; Sejarah Pendidikan Kristen. EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 194 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. PENDAHULUAN Ketika belajar agama literasi dari Bapa-Bapa Gereja sangat vital Kristen fokus perhatian terlalu tertuju perannya untuk diakuinya Kristen sebagai pada kronologi sejarah gereja untuk agama resmi. Gerakan politik Kristen menjelajahi landasan teologi pendidikan yang akan dipaparkan di sini justru bukan Kristen. Dari sana berhasil dikumpulkan rekayasa penulis sendiri. Untuk penikmat pemahaman yang mengalasi pendidikan sejarah gereja dunia, membaca tulisan Kristen Tony (Pazmino, sejarah 2008, p. 129). Lane dengan gampang ide-ide politik akan Bukannya tidak baik, tetapi dilihat dari menemukan sisi yang lebih luwes, fokus seperti itu tersebut. Ia melihat data sejarah bahwa menjadi masalah tersendiri. Akumulasi Rasul pengetahuan di dalamnya menghalangi pengakuan nuansa lain yang juga penting untuk orang-orang melihat gerakan politik, misalnya dengan memperjuangkan status Kristen Roma menggunakan sejarah yang bertobat dari “kafir” Yudaisme pendidikan Kristen, seperti tujuan tulisan bahkan Romanisme (Lane, 2016, p. 2). ini. Karena telah berbahasa Indonesia Lane memasukkan data seperti itu bagian sehingga lebih mudah dibaca, untuk dari pembahasan tokoh dan pemikiran Pendidikan Boehlke Kristen. Tulisan ini beda. Uraian yang ada masih menjadi rujukan utama (Boehlke, hendak menjawab pertanyaan utama, apa 2015). Banyak yang bisa didapatkan dari masalah yang memicu respon pendidik sana, khususnya sejarah Kristen tentang agama Kristen periode sejarah Romawi pikiran dan praktek pendidikan agama, abad ke-2 hingga ke-4, bagaimana literasi namun tidak terkait dengan politik. yang literasi Agama dalam Kristen, Memberikan nuansa baru dalam kajian akademik sejarah Pendidikan Paulus harus terhadap memperjuangkan misinya kafir. mereka Kristen Ia hasilkan kepada terus memiliki keterhubungan dengan kontestasi politik atas imperium Romawi? Kristen dengan mengikutsertakan gerakan Di sini, pendidikan tidak terbatas politik sebagai kaca mata analisis ialah sebagai institusi tetapi aktivitas Kristen maksud tulisan ini. Dari ini akan tampak, yang ditangani oleh tokoh pendidik masa transisi yang terjadi dalam gereja tertentu lewat karya untuk melawan Rasuli Perjanjian Baru khususnya dari sadisme imperium Romawi, baik itu gereja Induk Yerusalem meluas ke kota dalam Roma dan sejumlah koloni imperium negara, gereja dalam berbagai nama Romawi abad ke-2 hingga ke-4 perang diperhitungkan kehidupan komunitas juga sebagai agama, bagian EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 195 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. koheren di dalamnya. Pendidikan dalam pendidikan agama, justru bukan sejarah situasi seperti itu mencapai puncak pada gereja pengasingan, sesat, membaca data sejarah pendidikan Kristen diekskomunikasikan oleh komunitasnya, dari sumber beragam, saya menggunakan bahkan sering berujung pada kematian metode sejarah historiografi. Data yang dengan alasan ketidaksepakatan pahit ada antara tokoh yang ada. Dalam tulisan ini, mempunyai otoritas kuat baik itu berupa Saya memakai perang literasi agama disertasi, tulisan dari Oxford University sebagai kerangka teori. Kerangka tersebut Press, Harvard University Press, Yale didefinisikan secara politis, dalam situasi University Press, Baker Publishing Group. dan kenyataan tertentu, teks-teks suci Ada agama agama internasional misalnya The Journal of dimobilisasi sebagai narasi sakral untuk Egyptian Archaeology, The Journal of melawan oleh dilabeli para pemimpin penganiayaan ataupun isi bersumber juga teologi. dari dari literatur jurnal Untuk yang bereputasi yang dialami Roman Studies, American Journal of Dalam bidang Archaeology, The Catholic Historical (“literacy Review, Jewish Quarterly Review, untuk wars”) memang erat dengan politik. Itu menyebut contoh saja. Para penulisnya berguna sebagai payung akademik untuk memiliki reputasi yang diakui setidaknya mengkaji alasan perbedaan pendapat yang diukur dari nama-nama besar di mana sering kali pahit dan berujung pada aniaya literatur tersebut terbit. (Tambunan, pendidikan, 2019). perang literasi (Snyder, 2008, p. 2-3). Dan, perbedaan Dalam bingkai kerja kritik sumber pendapat para figur dalam setiap masa seperti kerap yang pendekatan penelitian kualitatif, dan untuk mengancaman pendidikan Kristen (M.J. memastikan validasi data, Saya menapaki Anthony, W.S. Benson, 2011, p. 11). langkah Perbedaan terlebih apa peristiwa yang pembimbing model Gilbert J. Garraghan. melatarinya ialah hal yang perlu dikaji Antara secara cermat. Dalam nuansa itulah diproduksi? di mana lokalisasinya? ditulis perang literasi Kristen sebagai bagian dari oleh siapa? dari situasi seperti apa tulisan gerakan pendidikan akan dibahas. dihasilkan? dalam bentuk itu diproduksi menjadi faktor politis yang kerja lain, sudah dalam kapan umum 6 dalam pertanyaan sumber tertulis bagaimana integritasnya bisa diukur? Apa METODE PENELITIAN nilai dan makna yang bisa membuktikan Tulisan ini masuk ke dalam genre isinya? (Garraghan, 1949, p. 67-78) Data sejarah Kristen namun dalam nuansa tentang figur, literasi, peristiwa, situasi, EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 196 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. dan lingkungan yang menjelaskan Kristen. Pertama ialah Konstantinus keterkaitan antara sejarah kekristenan Agung I (selanjutnya akan disingkat awal pada masa Romawi Bizantium dengan Konstantinus) memerintah tahun sekitar Masehi, 306-337. Kedua adalah Theodosius Agung kesahihannya kemudian dijustifikasi untuk I (Theodosius) berjaya tahun 379-395. melihat Kekaisaran tahun ide-ide 90-500 politik yang ada Romawi yang akhirnya (McCullagh, 1984, p. 15-43). Dari data berkedudukan tersebut, Saya membangun argumentasi dikenang secara naratif kemudian mengonstruksi mengesankan. makna secara lebih umum. sukses melakukan kristenisasi imperium di Bizantium tersebut masa paling pendidik Kristen sebagai Para Romawi. HASIL DAN EMBAHASAN Sebelumnya Nuansa Pendidikan Kristen Awal adalah Gerakan politik pendidikan Kristen pemuja melakukan kekaisaran Roma paganisme persekusi paling bahkan dahsyat bisa dikaji mulai dari imperium Romawi terhadap umat Kristen. Misalnya sejak baik di wilayah Roma maupun Bizantium tahun 70-312 antara lain mulai dari (Konstantinopel Turki Jenderal Titus, Nero, Domitian, Valerian, sekarang). Gerakan itu terbaca dalam Markus Aurelius, Diokletian, Maximinius, komunitas Kristen yang baru terbentuk, Galerius khususnya setelah masa Rasul Petrus dan Konstantius Paulus di kota Roma (sekitar tahun 70-98). Konstantinus). Juga, di masa Klemen, (salah satu Bishop karena hasil pelayanan Paulus), yang mulai menempatkan Kristen sebagai Religio menata jemaat. Illicita, maksudnya sistem keyakinan dan Sebagai Bishop terpandang, ia mengelola agama terlarang. Banyak tokoh Kristen pergantian dengan para Presbiter dan mengalami martyrdom seperti tercatat Diaken lebih sistematis dan selektif agar dalam karya Eusibius Pamphilus, “De tidak mudah tergiur pada iman lain. Martyribus Penataan dan pengajaran para pendidik fakta para martir di kawasan Palestina Kristen secara lebih mantab dianggap oleh sadisme Romawi (Corke-Webster, penting dalam masa transisi gereja Rasuli 2013, p. 183-233). sekaligus atau hirarki untuk Istambul kepenatuaan merapatkan barisan hingga Flavius “Khlorus” Mereka legalitas (ayah dari melakukannya hukum Palaestinae,” Masa Valerius martyrdom Romawi maksudnya yang menghadapi Roma (Gibbon, 1872, p. 21). berkepanjangan, Kala itu, dua Kaisar akhirnya memeluk Kristen melakukan gerakan politik dari sejumlah pendidik EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 197 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. berbagai sudut dengan tak kenal lelah dan monastik secara lebih tertata ialah tanda tidak takut mati. Mereka adalah Rasul, bahwa Orang Kristen telah melalaikan Bishop, Presbiter (bisa dalam jabatan Amanat Agung (Stephen, 1992, p. 37-52). Penatua dalam perspektif Protestan atau Dari pun Pastor dalam sistem Katolik), dan sejumlah pendidikan Kristen awal. Sekitar Diaken yang membantu para Penatua tahun 313-348, Bishop Pachomius di untuk memperlengkapi jemaat (awalnya Mesir mendirikan “Institute Cenobite”. disebut dengan istilah orang-orang kudus). Tahun 385-466, Bishop di kota Tahta, Mereka melaksanakan pelayanan di rumah, Sohag tepian Sungai Nil yakni Shenoute komunitas, the Archimandrite hingga gereja. Menyebut panggilan pedagogis juga dihasilkan mendirikan mereka sebagai pendidik Kristen bukanlah pendidikan monastri Koptik Mesir. Tahun tafsir modern. Itu merupakan warisan 331-374, Bishop Yunani bernama Basil gereja awal yang telah mensejarah. Dilihat memulai dari tanggung jawab mereka Jerome sebagai Bishop Roma tahun 331- bertanggung jawab mendidik umat agar 421 juga mendirikan yang sama. Awal tetap beriman kepada Kristus khususnya kredo Kristen yang diajarkan pada kurun di masa penganiayaan. Selain untuk waktu itu bukan hanya kepentingan jabatan pastoral, mereka juga sebagai teologis namun juga dalam maksud- pemimpin umat dalam fungsi teologis, maksud perjuangan politis (Milla, n.d. kedudukannya lebih tinggi dari imam 1984, p. 1-19; John N.D. Kelly, 1960, p. yang mempunyai hak memberi sakramen 343). sosial, penguatan dan menahbiskan imam, dan sekolah-sekolah Pentrasi agama Monastri. Kristen yang yang bertugas mengorganisasi pekerjaan makin terasa berkembang di kota-kota dan tugas gereja dalam wilayah tertentu. kekaisaran Romawi, khususnya di Mesir Tetapi dalam fungsi pedagogis, mereka terlihat sebagai perkembangan positif, juga adalah guru atau pendidik. tetapi juga dilihat sebagai sesuatu yang Gerakan literasi dilihat dari sejarah perkembangan kepemimpinan duniawi. Salah satu perkembangan Kristen terpenting yang terjadi dalam Kekristenan dalam gereja Rasuli Perjanjian Baru abad awal adalah munculnya monastisisme ke-1 sampai ke-2. Saat itu, tanggung (dari bahasa Yunani kata monachos, yang jawab pedagogis mereka justru banyak berarti “menyendiri” atau “sendirian”). pada wilayah pengajaran (Tucker, 2016). Asal-usul gerakan monastik diperkirakan Meskipun Daniel C. Stephen melihat awal terletak di daerah perbukitan terpencil di pembentukan Mesir dan bagian Timur Syria, (atau komunitas pendidikan EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 198 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Suriah sekarang). Sejumlah orang Kristen Setelah terlebih dahulu bersimpati pada mulai membuat rumah mereka di wilayah agama warisan masyarakat Perjanjian ini untuk melarikan diri dari pusat-pusat Baru, populasi Kristen kota. Pendidikan ini oleh praksis Anthonius Agung dipraktekkan sebagai kekuasaan Romawi baik Barat maupun perlawan terhadap perkembangan Kristen Timur. Konstantinus dihormati sebagai justru semakin dinilai mencemari dan orang kudus atau Santo oleh masyarakat merusak 270-356, Ortodoks Timur, gereja Katolik Bizantium 1 dan juga Kristen Anglikan (Schaff, 1884, gereja. Tahun Anthonius, seorang Uskup mendirikan pendidikan Mesir, monastik. Ia p. ia memberikan Kristen 11). di toleransi seluruh Pemilihan bagi teritorial nama kaisar adalah Bapa dari semua biarawan, dan Konstantinus Agung I dikaitkan dengan oleh karena kekaguman atasnya, banyak nama gelar disematkan. Antonius meninggalkan hubungannya rumah orang tuanya pada tahun 273 untuk identitas baru. kota Konstantinopel dengan gerakan erat politik Konstantinus memindahkan istana mencari kehidupan yang disiplin dan Ia dan membangun imperium Romawi baru meninggalkan kota yang sudah dianggap di Bizantium tepatnya Konstantinopel. Ia najis mengganti menyendiri di kemudian padang pasir. membentuk model Bizantium menjadi pendidikan monastri (McGrath, 2013, p. Konstantinopel dengan maksud klaim. xvii). Pendidikan monastri ialah satu “Ini Bizantium!” adalah kota Konstantinus contoh perlawanan politik, baik itu kepada sebagai identitas baru menurut nama Kristen di kawasan kota-kota jajahan sendiri. Niatnya untuk merekonstruksi Romawi kala itu yang imannya sudah identitas tergiur kepada kemakmuran Roma yang menghapus kenangan sadisme para Kaisar dianggap Roma. duniawi, maupun atas Roma Kota baru dalam Konstantinopel, rangka dalam perjalanannya menjadi ibu kota imperium Romanisme. Konstantinus lebih dari seribu tahun. Itulah alasan menandai suatu zaman yang berbeda historis sehingga imperium Timur di dalam Roma baru selanjutnya dikenal sebagai Masa kekuasaan sejarah imperium sebelumnya tepat setelah memeluk ia Romawi ketika tahun 312, agama Kristen. imperium sumber Bizantium. yang Melalui cermat kritik tersingkap, Kontantinus hendak membentuk identitas 1 Yang dimaksudkan bukanlah Anthony of Padua Uskup Katolik Portugis dari Orde Franciscan di Lisbon. sosial baru imperium Romawi era Kristen awal. Untuk menjadi representasi identitas EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 199 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. paradaban kosmopolit baru, ia membentuk model belajar monastri maupun di paroki aliansi imperium dengan elite Kristen. gereja Untuk Katedral. Saat itu, metode ikonograpi dan mencapai pendidikan kegemilangan Kristen secara ini massal digerakkan (Perkins, 2008, p. 17-43). Di masanya, menjadi pendidikan alat kerja ditransfigurasi peradaban untuk dalam himnograpi sistem adalah persekolahan alat-alat pedagogi tergolong canggih (Flesoras, 2009, p. 2-3). Konstanius sebagai Kaisar Kristen pertama dari kejayaan Romawi memulai peran pendidikan yang lekat dengan membuat identitas sosial baru. Bagi siapapun yang menentang politik untuk meluaskan daerah taklukan. ide-ide kristenisasi di seluruh daerah Ia menetapkan model teokrasi kerajaan koloni berakhir di pengadilan Bizantium Kristen. yang juga sengaja mendirikan sekolah- dimodifikasi oleh negara-negara Kristen sekolah hukum Kristen. Tujuannya untuk Eropa, juga menjadi bibit ideologis dalam membangun sistem peradilan yang lebih pembentukan Kristendom yang merajai kejam dan tegas. Memang di periode ini daratan Eropa, Afrika bahkan Asia. Ia banyak terjadi kekerasan terhadap tubuh, mengklaim memiliki divinitas Kristen pemenjaraan, menyesatkan seluruh praksis yang diwujudkannya dengan aturan untuk paganisme dan melarangnya dalam semua mempelajari Alkitab dan melatih ilmu ritus apologia agama maupun aktivitas di Satu model dengan yang para akhirnya intelektual gelanggang olah raga. sebagai penduduk terkemuka. Ia selalu mengkampanyekan imperium Romawi, Orang Kristen begitu ada intervensi Ilahi di seluruh teritori berhasil menonjolkan identitas dalam imperium. Ia bahkan telah ditentukan, semua aktivitas sosial. dipilih, dan ditempatkan oleh hak divinitas identitas yang Maha Kuasa, yakni Tuhan Kristen. Kristen ada di tangan para Bishop, Ia satu di antara “the chosen people”, dan Presbiter, dan Diaken. Mereka adalah guru “the special one” yang dipercayakan misi politik untuk menimbang perkara ajaran untuk melindungi umat Kristen dan gereja mana mana Tuhan di seluruh wilayah taklukan demi ortodoksi. Ritus, media dalam wujud lagu, menyebarkan iman Kristen (Odahl, 2007, seni pahat dan lukis, isi kurikulum, konsep p. 89-113). Upaya yang pembentukan bidat atau yang dan sarana pendidikan Kristen selalu diwujudkan untuk kebijaksanaan umat melestarikan Sama seperti peran vital Kontantinus dalam menetapkan Konsili dan Nikea tahun 325, Theodosius juga adalah kekudusan Tuhan, baik itu yang ada dalam tokoh kunci imperium Bizantium sebagai manusia EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 200 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. upaya penetapan ortodoksi resmi untuk nanti justru menjadi ide-ide Katolikisme Kekristenan di level negara. Akan tetapi selanjutnya. Saat itu juga, Theodosius harus diketahui bahwa praksis agama melarang seluruh praksis okultisme Pagan. tradisional Semuanya agama menyembelih Romawi, seperti manusia mempersembahkannya untuk di altar-altar sebagai langkah strategik menuju penetapan Kristen sebagai agama negara (Scahfer, 2003, p. 189). dianggap keramat, belum dilarang lewat Theodosius juga merupakan aturan negara dan resmi secara tegas. Pada emperor gilirannya, tahun 380 Theodosius secara menyatukan resmi teritorial imperium Romawi di Bizantium melarang ritus tradisional terakhir dan yang memerintah berhasil seluruh Romanisme dan membuat undang-undang, sebelum Kristen pemerintahannya pula imperium yang sebagai agama yang dianut Romawi satu-satunya. Dari hasil telah bacaan akhirnya disatukannya di tersebut masa secara terhadap permanen meskipun akhirnya terpisah penelitian arkeologi yang lebih serius dan juga. Satu ada di bagian Barat maksudnya berkepanjangan, Theodosius seluruh daratan Eropa, dan bagian kedua ialah legislator Kristen sebagai agama lainnya di Timur yakni dunia Timur resmi Romawi kuno, demikian tulisan dari Tengah hingga mencapai Mesir, Kartago banyak daratan Afrika (Vasiliev, 1948; Murray, memang sejarawan. Peter Scahfer, sejarawan Katolik Jerman dari Stuttgart n.d., menjelaskan hal yang menarik. Tahun 379, perkembangannya, setelah oleh abad ke-5 semakin terasing satu dengan Emperor Gratianus menjadi “The Great lainnya. Akhirnya, bagian Barat akan Theodosius ditabalkan 138-150). imperium Dalam Romawi maksud dikenal dunia sebagai Gereja Katolik utamanya ialah tetap melindungi dan Roma berbahasa Latin dengan ide-ide mempertahankan kesatuan politik dan Romanisme sangat kuat mempengaruhi keagamaan imperium. Bahkan sebelum mereka dalam hal identitas bahkan tafsir menerima baptisan Kristen (salah satu teologis masyarakat Kristen. Sedangkan di ritus wajib dalam upacara penabalan bagian Timur ialah Gereja Ortodoks Kaisar setelah Konstantinus) di akhir Timur berbahasa Yunani dituntun oleh tahun Februari, peradaban dan filsafat Yunani. Perbedaan melarang dan menyesatkan itulah di kemudian hari yang paling sering Arianisme sebaliknya justru melegalkan menjadi titik pangkal terjadinya tabrakan Kristen bercorak Athanasianisme, yang ortodoksi Alkitab dalam teologi gereja August of 380, Theodosius the East,” tanggal satu p. 28 EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 201 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. maupun praksis hidup sehari-hari. Saling Kristen dan juga sadisme Romawi penting menganathemakan adalah hal yang biasa sebagai titik ungkit perang literasi. terjadi selanjutnya. Masa Bizantium Timur juga sangat umum disebut dengan Perang Literasi Kristen periode kuno akhir yaitu di tepian Salah satu gerakan politik Kristen kekaisaran Romawi. Kuno akhir atau Late bisa diukur dari perang literasi. Perang ialah yang bukan menonjolkan fisik tetapi pengajaran untuk agar Kristen diakui menjadi Religio Licita. menggambarkan transisi dari zaman klasik Orang Kristen berjuang agar memperoleh ke Abad Pertengahan di Eropa dan daerah ruang bebas untuk beriman kepada Yesus yang Kristus dan mempraktekkan kekristenan antiquity digunakan satu oleh periode sejarawan perbatasannya dekat dengan cekungan Mediterania. di seluruh teritorial Romawi. Memang Titik balik ketika Konstantinus akhirnya gerakan tersebut semakin mengaku percaya kepada Kristus tahun menemukan hasil. Pada awalnya oleh 312, pengakuan maklumat kekaisaran, kekristenan mulai agama Kristen sebagai agama resmi mendapat ruang, tetapi belum resmi negara memang menyebabkan pertobatan menjadi massal Perlakuan selanjutnya, dengan orang-orang kafir, meskipun pertobatan itu bersifat dangkal. Dalam agama Athanasius moral karena pendidikan akan ortodoksi Alexandria, gereja dikenal sehingga menjadi hukum satu-satunya. Romawi belum memihak iman Kristen (Janssen, 2020). gilirannya, ini menyebakan kemerosotan longgar negara Mesir sebagai seorang Bisop sekarang (selain yang paling gencar kesempatan politik masuknya kembali melawan heresi Arianisme sepanjang praksis kafir dan okultisme. Gereja yang hidupnya hingga meninggal tahun 373), menghasilkan para martir dipersekusi tak secara politis juga pendidik Kristen lama berselang berubah menjadi penjaga penantang pemerintahan Romawi. Ia tidak agama resmi. Guru berubah menjadi tiran. kompromi dengan para negarawan bahkan Gereja yang sebelumnya ialah gelanggang Bishop yang serong. Untuk menantang pendidikan bagi yang tertindas justru kaum heresy dari kelompok Arianisme, panggung Walaupun, Athanasius lewat karya “Orationes Contra kesatuan negara dan gereja berbuah pada Arianos” yang selalu dipidatokannya di penyebaran Kristen. Injil terbawa ke hadapan publik ialah instrumen literasi. Ia seluruh kawasan, sebagai dampak positif juga (Lane, 1984, p. 3). Kemerosotan moral Gentes,” serangan-serangan politik untuk penindasan. menulis karya “Oratio Contra EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 202 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. melawan orang kafir Romawi. Akibatnya Diokletian tahun 303-312 Itu adalah buruk. Selama 45 tahun menjadi Bishop di penganiayaan yang paling berdarah di masa gerakan kekaisaran terhadap Kekristenan di luar politiknya membuat Athanasius tidak Yerusalem. Antara lain dengan cara disukai dan bahkan diasingkan selama 17 menghancurkan gereja dan membakar tahun Kitab Suci, menyita properti gereja, empat kekaisaran, sedikitnya di 5 lokasi berlainan (Gregg, 1980). melarang orang Kristen melakukan Ada yang mengatakan, konsep perjuangan status hukum, menghilangkan Religio Licita diderivasi oleh imperium nyawa dan hak istimewa bagi orang Romawi dari tulisan Quintus Septimius Kristen berpangkat tinggi yang menolak Florens untuk Tertullianus seorang penulis mengakui paganisme dan Kristen dari Kartago (Tunisia sekarang) menyembah kaisar Roma, menangkap provinsi Romawi di Afrika. Religio Licita pejabat negara yang mendukung gerakan artinya agama yang diizinkan, satu istilah Kristen yang karya sembunyi. Hebatnya, semua itu tetap Apologeticum ditulis oleh Tertulianus. gagal untuk melenyapkan Kekristenan di Pada awalnya, konsep itu diniatkan untuk imperium Romawi. Padahal sebelumnya, menjelaskan status spesial kaum Yahudi tahun 249-251 misalnya ketika Dekius dalam kekaisaran Romawi (Schurer, 1891, sebagai 261). Artinya, pemunculan awal istilah ini penganiayaan yang sangat rapi terhadap bukanlah hukum Kristen. Ia memprioritaskan penangkapan Romawi tetapi dari perjuangan literasi tokoh pendidik Kristen yakni sejumlah Kristen. Seperti diketahui, Tertullianus Bishop Roma, Antiokhia, Yerusalem, juga menghasilkan literatur Kristen Latin. Kaisarea yang paling dihormati untuk Ia seorang apologis Kristen awal, seorang dibunuh. polemis, berlangsung pada sistem Tetrarkisme digunakan resmi dari melawan dalam dalam heresi termasuk Gnostisisme. Tak sedikit yang setuju jika Tertullian disebut Bapa kekristenan Latin meskipun Kaisar. secara Ia Sadisme sembunyi- mengkordinasi Romawi juga Romawi. Di akhir masa kekuasaan bahkan pendiri pendidikan teologi Barat Diokletianus, imperium Romawi pernah (Gonzáles, 2010, p. 91-93). membentuk Memperjuangkan Religio Licita dalam sejarah penganiayaan menganut sistem kepemimpinan Tetrarki yang majemuk. Kristen Sistem ini diniatkan untuk menghindari adalah upaya-upaya pendidik Kristen yang konflik politik internal dalam suksesi mengagumkan. kekuasaan. Awal sistem Tetrarki mulai Penganiayaan oleh EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 203 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. terbentuk ketika Diokletianus menjadi hingga ke Semenanjung Balkan yang Kaisar Romawi tahun 293-313. Saat itu terhampar di bagian Tenggara Eropa empat terletak di antara Laut Adriatik dan Laut orang bersaudara membagi kekuasaan. Kekaisaran Barat yakni di Hitam. tangan Konstantius Khlorus sedangkan di pangeran Timur ada di tangan Galerius. Suksesi nuansa kekuasaan Barat jatuh ke tangan kaisar Kristen. Situasi ini membuka kesempatan Flavius Severus, padahal Konstantius politik bagi tokoh Kristen untuk infiltrasi Khlorus sejatinya mempunyai anak laki- ajaran Kristen di imperium Romawi. laki bernama Konstantinus. Meskipun, Suksesi kekuasaan Rivalitas Romawi politik berbalik yang membentuk situasi para Rabi untuk ke dalam Tetrarki berbuntut perang empat saudara memperkuat Yudaisme yang melahirkan rival kelima dalam Romanisme (Vaage, 2006). sebelumnya, juga Terlanjur banyak orang menerima pernah alasan sukses di balik kristenisasi Romawi diekskomunikasikan oleh Flavius Severus. dari sisi teologis “hanya oleh pertolongan” Perang saudara yang dimaksud ialah Tuhan, bahkan kesannya dilebih-lebihkan perang saudara di dalam kekaisaran jika bukan datang dengan kajian yang Romawi setelah peninggalan Kaisar senior dangkal. Tak banyak yang melihatnya yakni lebih buah manis dari gerakan perlawan Kristen lengkap bernama Gaius Aurelius Valerius lewat pengajaran yang melekat dalam Diokletianus. Konstantinus “DNA komunitas” Kristen awal setelah menjadi Kaisar di Barat, Flavius Severus menghayati secara dalam Amanat Agung rela hanya menjadi penasehat. Sementara Yesus seperti tertera dalam Matius 28 ayat itu, kekaisaran di Timur dilanjutkan oleh 18-20 misalnya dari kata “ajarlah mereka”. Maximinus dengan Benar memang, meluasnya jangkauan Maxentius. Di ujung konflik saudara, kekristenan paling awal pada dasarnya Konstantinus mengalahkan adalah agama kekaisaran. Dalam artian, semua saudaranya termasuk Likinius, gerakan politik Kristen terbentuk dalam (ketika telah keadaan ketika mengalami persekusi dan melanjutkan kekuasaan di bagian Timur tekanan budaya politik imperium Romawi. (Kee, 2016, p. 8). Likinius sebelumnya Banyak orang langsung mengaminkan adalah bahwa Diokletianus ia keuntungan sama oleh mana menjadi yang dimanfaatkan sistem tersebut yakni Konstantinus, di kekuasaan atau Setelah Daia beraliansi akhirnya belum Gubernur yang dikalahkan), kawasan Timur imperium Romawi yang membentang kekristenan kekaisaran. adalah produk Tidak banyak penjelasan EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 204 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. yang mengakomodasi, secara intrinsik ada alasan sosial politik untuk menerima memang ada upaya perlawanan Kristenan itu, dan mungkin dilakukan. Bagaimana paling awal untuk menentang kebuasan pun, Paulus selain sebagai penganut kaisar-kaisar Romawi. Padahal ide-ide Yudaisme, ia juga berkewarganegaraan politis Kristen atas Romanisme juga Roma. terletak pada teologi Paulus dari kalimat diteruskan oleh para Bishop, Presbiter dan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan Diaken untuk menantang ideologi perang dunia ini (Roma 12: 2).” Saat itu, dunia, Romanisme. Argumentasi yang dibangun (maksudnya oleh para pendidik Kristen tersebut adalah kekejaman Romawi ini Diyakini, teologi Paulus itu sedang), akan berlalu” oleh pendidik penaklukan Kristen akan mengikut ajaran agama dengan ideologi digantikan dengan kerajaan Allah justru perang Roma tidak membawa perdamaian. demi juga. Jika pun perdamaian dicapai setelah Perlawanan Kristen hadir atas pemahaman mengalami kehancuran terlebih dahulu. teologis dalam ideologi Romanisme yang Para pendidik Kristen mengumandangkan mencampurkan Romanisme diyakini kebaikan secara politis Kristen Roma agama, perang, dan adalah pemaksaan ajaran untuk kematian kemenangan dan perdamaian versi Kaisar. sedangkan ajaran Kristus oleh Rasul Kedamaian, keamanan, keadilan, Paulus adalah teologi pendamaian oleh keselamatan dalam ideologi Romanisme Allah, satu pendamaian bukan oleh hukum hanyalah retorika semata. Itu bertolak dan pedang Romawi (John Dominic belakang Crossan, 2007; Crossan, 2007). dengan Injil Kristus yang diusung Paulus ke Roma juga untuk Bagi kekristenan Romawi, dunia Yudaisme dan bangsa-bangsa lain di dunia. ini hanya sementara bagi setiap orang Teologi Perjanjian Baru versi Paulus karena setiap orang mati. Namun apabila adalah harus mati, mereka mati oleh anugerah tantangan dan kritik yang dilakukan secara sengaja atas ideologi Tuhan Romanisme keselamatan kepada khalayak yang ada di (Constantineanu, 2010). sembari mempertontonkan Dalam kaca mata lain, teologi Paulus gelanggang dalam kitab Roma juga adalah pendidikan mempertahankan iman kepada Kristus politik Kristen dari pandangan lebih luwes. sebagaimana tema utama dalam Kitab Teologi itu justru mampu membangkitkan Roma pasal 9. Mati seperti itu adalah mati semangat pendidik bermartabat. Bumi fisik juga bersifat Kristen sekaligus untuk menali solidaritas sementara karena pada akhirnya Tuhan di antara mereka secara kuat. Tampaknya akan membuat bumi baru. Ini adalah ciri pergerakan para olah raga untuk EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 205 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. khas iman orang percaya di sana. Hanya Rasul Paulus. Dalam visualisasi teologis, orang percaya akan Kristus yang akan Roma dipandang sedang dijajah oleh Iblis hidup selamanya. sehingga harus dibebaskan (ayat 11-16). Kehidupan yang dihidupi secara sengsara Di ayat 30, Paulus sendiri tinggal 2 tahun selalu ada dalam persekutuan dengan penuh di rumah sewa di kota Roma. Ia Tuhan selamanya. sangat rajin untuk menerima semua orang Sementara hal-hal duniawi suatu hari nanti yang datang kepadanya. Dengan terus akan hilang. terang dan tanpa rintangan apa-apa, ia bersama akan Tuhan berlangsung Teologi yang diajarkan di masa memberitakan Kerajaan Allah. Ia sadisme Romawi direkontruksi dari Roma mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus 8: 28; 12: 2. Bahkan, ritus perjamuan dalam kudus, dan praksis baptisan air secara Komunitas Kristen dalam perspektif dan tenggelam dalam air mengalir oleh Kristen interpretasi Romawi kala itu tak lagi dianggap sebagai memahami ayat-ayat itu secara futuris. Di simbolik belaka tetapi justru mereka benak mereka, Paulus memang bermaksud dididik untuk membentuk keyakinan kuat. untuk menantang pemerintahan Romawi Semua memang mati dalam artian fisik (Mortimer, 1947, p. 2; Mortimer, 1950, p. karena begitu melekatnya bayang-bayang 190). kematian martir (Mortimer, 1939, p. 12). bingkai monotheisme yang Kristen. mereka bangun Ajaran Kristen, misalnya tentang Mati dalam Kristus secara fisik dan monotheisme simbolik, dalam perjalanan teologi Kristen, diubah menjadi perlawanan dengan cara menjadi elemen dasar yang sangat penting menggerakkan bagi pemaknaan kehidupan orang Kristen tetapi secara etis dan moral teologi dalam diarahkan untuk membalikkan paham pelaksanaan sangat pendidikan ditekankan pada juga agama yang Romanisme. masa awal gabungan Tuhan, memang militerisme, secara Paham aneh tidak ekonomi, politik teologis tersebut adalah dari politheisme bercampur Paganisme kekristenan Roma dan bahkan selanjutnya tradisional di masa Katolikisme Eropa berjaya. Lebih (Maclean, 2018). Autentisitas timbulnya jauh, ide-ide perlawanan Kristen terhadap Romanisme bisa dirujuk mundur ke tahun kesewenang-wenangan Romawi bahkan 39 Sebelum Masehi. Silvanus adalah salah Yudaisme seperti tertulis dalam Kisah satu dewa yang paling dihormati dalam Para Rasul Pasal 19: 21-22, juga Pasal 28 kultus kekaisaran Romawi. Dewa ini bertunas dari Sirakusa, Ragium, Putioli, ternama sebagai penjaga kesuburan daerah Forum Apius dan Tres Taberne di masa jajahan Romawi, khususnya hutan, EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 206 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. pertanian yang mengarah ke kawasan Oriental. Silvanus sama sakralnya Dalam Kristen sejarahnya, juga pendidikan berlangsung di masa bersama dengan para Dewa-Dewi Mithras, Katakombe. Jupiter, Dollchenus, Isis, dan Serapis. kejayaan peradaban Romawi, olah raga Silvanus sejajar pula dengan para Dewa- adalah Dewi yang menjaga kawasan Barat yakni masyarakat kaya namun alami sakit jiwa. Jupiter Hercules, Kaum elite Romawi maupun mereka yang Fortuna, Mercury, Diana. Apollo, Liber sanggup beli tiket selalu berduyun ke Pater, Aesculapius, Venus, Mars. Dewa Koloseum untuk menonton pertunjukan Silvanus diberdirikan di Pantheon pusat brutal Kota Roma, juga di sejumlah provinsi kebinatangan mereka. Pertunjukan dalam seperti Dacia, dan Pannonia (Dorcey, nuansa teaterikal Romawi yang sadis. 1992, p. 1,7). Akan tetapi, tahun 339 Manusia paham dengan Optimus Maximus, Romanisme semakin hilang Sudah dianggap pertunjukan yang singa berkelas akan Kristen sebagai bagi memuaskan sering lapar nafsu dilawankan justru dianggap pengaruhnya akibat infiltrasi monotheisme hiburan. Emosi mereka akan terpuaskan Kristen yang diajarkan oleh doktrin gereja, lantas bertempik sorak gembira tepat saat baik itu oleh Rasul Petrus dan Paulus singa mengunyah raga yang tak berdaya. maupun pendidik Kristen. Keajaiban sering kali tampak di mana Doktrin gereja Perjanjian Baru orang-orang Kristen justru menampakkan mungkin saja memang bukan digerakkan wajah tersenyum sebagai perlawanan atas berhadap-hadapan tirani Romawi bahwa mereka tidak gentar langsung dengan Romanisme. Tetapi ada maksud ideologis secuil yang mendasari doktrin tersebut sehingga terpentaskan dari dalam Koloseum. Mulut berhasil melakukan revolusi intelektual di Kristen lingkaran imperium Pada memuliakan Tuhan sebelum ajal tiba akhirnya Romawi Kristen (Lamberton, n.d., p. 507-522). Data ini meskipun harganya ialah darah para martir. adalah penegasan. Pendidikan Kristen Ide-ide Kristen sukses menumbangkan teguh Romanisme, kata Carmel Paul Attar (Attar, direnungkan hanya mampu menganiaya 2020, p. 123). Darah tersebut menjadi raga, tak secuil pun menyentuh iman. Romawi. menjadi pun. Banyak justru dalam pertunjukan bernyanyi sanubari. untuk Penganiayaan lewat Memang, dalam momen tertentu pendidikan yang dilancarkan. Bahkan, ketika untuk bertahan hidup banyak orang gerakan itu mereka jalankan hingga murtad dari iman akibat terlalu beratnya persekusi di Katakombe. siksaan. Komunitas ini justru lama tidak penyulut gerakan kristenisasi EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 207 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. diterima kembali menimbulkan oleh gereja yang pertunjukan oleh para gladiator Koloseum, persoalan. Akan tetapi (Osborne, 1985, p. 278-328) seperti yang setelah masa penganiayaan sempat mereda, biasa Cyprianus yang lama menjabat sebagai perlawanan pendidikan Kristen abad-ke-1. Bishop di Kartago hingga mati martir Simbol tahun 258, (sebelumnya tahun 248-249, ia kekaisaran Romawi dari nasib martir adalah seorang Presbiter atau Penatua orang-orang Kristen abad-abad pertama. terpublikasikan, itu tetapi meruntuhkan simbol martabat jemaat di sana), ia menulis buku “De Tampaknya, hasil dari pendidikan Lapsis” (artinya Komunitas Murtad) untuk perlawanan itu semakin nyata di era mengatasi persoalan itu (Joyce, n.d., p. 18- Kaisar 42). Tahun 251 di Konsili Kartago, Theodosius. persoalan murtad dirampungkan secara Konstantinus rekonsiliasi. kebijakan Diputuskan agar gereja Galerius, Konstantinus Pengalaman segera imperium dan “pertobatan” menjadi lebih bukti menerima menerima kembali “De Lapsis” tersebut kekristenan. Awal tahun 313, ia bertemu namun di setelah menjalankan terlebih hukuman sosial dahulu yakni Milan dengan Likinius, seorang penguasa di belahan Timur Romawi. dengan cara mengakui perbuatan mereka Keduanya tersebut adalah salah di hadapan gereja. upaya-upaya politis untuk menerapkan Ini praksis pendidikan masyarakat Kristen secara lebih bebas kebijakan toleransi awal Romawi. Ada ruang terbuka atas beragama lewat apa yang disebut dalam lahirnya kesadaran pada perilaku salah bahasa Latin dengan “Edictum vel Pontius ketika bersedia diakui dan diperbaiki. Rescriptum Mediolanense” atau semacam mengembangkan kembali Selama martirdom, banyak juga Dekrit Milan (S.J., 1910, 207). Ada juga orang Kristen harus lari ke Katakombe, literatur yang menuliskannya dengan “the satu ruangan bawah tanah yang menjadi Decree of Milan,” satu magna charta tempat perlindungan. Di sana mereka kebebasan beragama. Di literatur lain diajarkan untuk tetap mempertahankan disebut “Edict of Milan.” (Anastos, 1967, iman hingga mati di arena sekalipun. p. 13-41). Banyak hasil yang dipertontonkan. Mati di Ada data historis yang sering arena adalah justru proklamasi perlawanan diabaikan selama ini. Kontribusi awal iman kepada Kristus sebagai ortodoksi kaisar Galerius, (nama lengkapnya Gaius satu-satunya yang benar. Katakombe tidak Galerius Valerius Maximianus Augustus), lagi hanya diposisikan sebagai kuburan pernah memerintah Romawi tahun 305 massal di zaman sadisme Romawi dalam hingga 311 perlu disebutkan. Ia adalah EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 208 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Kaisar pembuka ruang masuknya ajaran Konstantinus memerintah Barat. Likinius dan di Timur (Corcoran, 1996, p. 7). penyebaran Kristen. Kaisar ini mencanangkan “Edictum Indulgentiae ut Ada kisah unik dari pertobatan maksudnya Konstantinus bergema di gereja abad penghapusan Medieval. Satu hari di bulan Oktober 312, hukuman bagi orang Kristen (Barnes, tepatnya tanggal 27 malam sebelum 1973, awalnya pertempuran yang paling menentukan bagi merupakan musuh dari kekristenan, tahun nasib iman Kristen maupun titik nol 311, Galerius mengakhiri penganiayaan. terbentuknya nama harum di jembatan Sebelumnya, Milvian, Denuo Sint Christiani,” semacam maklumat p. 29-46). Meskipun imperium Diokletianius Konstantinus mendapatkan “Diocletian mimpi yang diyakini secara kuat bahwa Edictum,” payung hukum martirdom. itu adalah visi dari Allah Kristen. Mimpi Lewat “Edictum Indulgentiae” tersebut, tersebut imperium legiunnya menggunakan standar “labarum” mengeluarkan maklumat Romawi semasa Galerius memberitahukan agar para melepaskan toleransi yang lebih terbuka Romawi (Chisholm, 1911, p. 2). Ini terhadap orang Kristen (Williams, 1985, p. adalah 224). bendera, panji-panji, pelindung tubuh kelengkapan perang misalnya Dekrit Milan berupa “proklamasi” secara lengkap, dan juga perisai yang untuk menetapkan toleransi beragama membuat cap dengan dua huruf Chi (χ) bagi Kekristenan di Romawi secara and Rho (ρ) simbolisasi permanen. Philip S. Gorski, Profesor sosiologi dan Itu adalah hasil dari kesepakatan politik yang dibuat oleh para studi suksesor imperium Romawi di kota menuturkan, dalam visi yang diterima Mediolanum (saat ini Milan modern) oleh Konstantinus tak lama sebelum antara kaisar Romawi Konstantinus dan bertempur Likinius rivalnya kurun waktu Februari 313 agama-agama nama Yesus. hebat tersebut, Yale dengan University Maxentius matahari berubah (Betten, n.d., p. 191-197). Sebelumnya menjadi salib. Ada suara bergemuruh tahun 312, setelah pertempuran sengit menyatakan “in Hoc Signo Vinces," yang perang saudara dalam sistem Tetrarkis berarti dengan tanda Chi dan Ro ini, Romawi maksudnya dengan nama Yesus kamu di jembatan Milvian, satu pertempuran brutal di mana Maxentius akan kehilangan dan Konstantinus menumbangkan Maxentius. Likinius menjadi dua kekuatan politik Kisah “ngeroh” itu dianggap sebagai bibit sekaligus suksesor imperium Romawi. konsolidasi nyawa. Konstantinus menang. politik Keajaiban Kristen. terjadi. Narasi EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 209 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. disirkulasikan segera, membuat Konstantine menjadi penguasa kekaisaran Setidaknya, praksis kekristenan mulai setara dengan agama-agama lain. Romawi memiliki jiwa Kristus (Gorski, 2020, p. 20). Edict of Milan disambut dengan antusias oleh gereja. Oleh karena merasa Tahun 313, untuk sementara dua telah melewati fase martyrdom, tokoh secara pendidik Kristen “memuja” Konstantinus bersama-sama mengeluarkan Dekrit Milan. sebagai simbol dan pencapaian atas Oleh perjuangan suksesor imperium mereka sepakat diberikan kebebasan mereka. “Pemujaan” itu beragama kepada orang Kristen meskipun tampak jelas dari tulisan Eusebius dari belum “disegel” untuk menjadi undang- Kaisarea, (tahun 313-340 menjadi Uskup undang resmi. Banyak yang meyakini, Kaisarea, Palestina yang meninggal di Dekrit sana tahun 340), yakni “Vita Constantini” memiliki dampak luas pada kekaisaran. Itu mengakhiri penganiayaan semacam terhadap orang-orang Kristen. Hanya saja, Konstantinus pada Kristen. Sebelumnya, hukum Romawi masih menempatkan tahun 335-336, ia menulis “Praeparatio Kekristenan paganisme. Evangelica” ajaran untuk mempersiapkan Kekristenan dianggap sebagai “Religio misi kristenisasi, serta “Demonstratio Licita”, satu praksis dan ritus keagamaan Evangelica,” bagaimana menyebarluaskan yang politik Injil di Romawi, ada juga “Tricennalian memiliki Oration”, “Laus Constantini,” pidato- kesempatan politik untuk merayakan iman pidato publik untuk membela Kristen atas mereka nama setara memiliki kekuasaan. sokongan Orang tanpa Kristen takut akan hambatan Kaisar hagiografi Konstantinus. pemihakan Bahkan, dihukum mati. Mereka yang telah dicabut Eusebiuslah yang melakukan sakramen status hukumnya bagi Konstantinus Agung di ranjang mendapatkan kembali posisi sosial. Orang kematiannya pada tahun 337 (Eusebius, Kristen memiliki ruang bebas untuk 1999, p. 3; G. A. Williamson, 1965, p. 1; berkumpul. Harta benda yang telah disita Timothy. D. Barnes, 1981, p. 164-188). Ia selama dikembalikan juga menulis sejarah gereja masa purba kepada pemilik asli. Dekrit itu mengakui dalam “Historia Ecclesiae” yang menjadi gereja sebagai suatu badan hukum dengan teori sumber bagi banyak orang yang mengizinkannya untuk memiliki harta secara keliru dianggap menjadi legalisasi benda (Latourette, 1936, p. 158-160). Kristen ada pada masa Konstantinus. Posisi Kristen telah dibalik ke arah yang Padahal jika diteliti dengan hasil riset bebas walau belum tegas status hukumnya. yang lebih baru semakin cermat, apa dan kekuatan penganiayaan EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 210 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. sesungguhnya Konstantinus yang lebih terjadi banyak di masa simbol pagan Jupiter, Apollo, Mars, dan mengenai Hercules dihilangkan dari koin imperium. ruang dan kesempatan politik untuk Sebelum praksis Kristen. Indikator paling nyata sebagian besar upaya-upaya politik dari yaitu dihentikannya martirdom (Klug, Konstantinus 2021, p. 54). tampaknya ditujukan untuk memelihara Lewat Vita Constantini, Eusebius mengglorifikasi 323, lewat harus diingat, Dekrit Milan kesetaraan dan toleransi bagi kekristenan atas barulah setelah mengalahkan Likinius dan pertobatannya. Ia “memuja” Konstantinus, menjadi kaisar tunggal pada tahun 324, memandangnya sebagai wakil Tuhan di Konstantinus mulai aktif mempromosikan bumi untuk menjaga iman Kristen. Sistem agama Kristen. (Flick, 1911, p. 112). pemerintahan Konstantinus tahun Konstantinus Keberpihakan negara atas Kristen diyakini sebagai sistem Monarki paling tak lepas dari politik pendidikan literasi ideal untuk Kristen digagas oleh pendidik populer di penerimaan atas nilai-nilai Kristen di masanya. Gerakan tersebut di antaranya istana dan koloni Roma. Di kepala bisa Eusebius, Kristen menjadi “Religio Licita” berjudul “De Opificio Dei,” dan “De Ira adalah hasil perjuangan politik iman Dei”. Kristen. Semua orang menerima hasilnya manuskrip karya Laktantius. Olehnya, dianggap kewajaran (O’Keefe, 2005, p. tulisan “De Opificio Dei” dalam bahasa 371; Grayzel, 1968, p. 93-117). Inggris diterjemahkan “The Works of God” karena selama adanya ruang terbaca dalam Keduanya dua berisi manuskrip sekitar 150 Dekrit Milan kemudian diikuti atau Karya Tuhan dari Laktantius paling oleh sejumlah dekrit lain menguatkan awal sebagai seorang Kristen ditulis tahun legalitas politik Kristen. Banyak Bishop, 303 Presbiter dan Diaken dibebaskan dari muridnya bernama Demetrianus seorang penjara kota dan Katakombe. Tugas Kristen militer Kristen membeberkan bagaimana pemeliharaan dibebaskan. Hak istimewa yang telah Tuhan terlihat dalam karya penciptaan diberikan kepada para Imam Paganisme mencakup pemaparan akan manusia ,yang dan Rabi Yudaisme dialihkan ke Kristen. secara Tahun 316, berbagai aturan dan ritus yang hubungannya jiwa dan roh manusia yang memberatkan kebebasan Kristen dihapus. tidak alami kematian walau dipersekusi Tahun 323, yang lebih radikal lagi sekalipun. Di dalamnya dilakukan oleh Konstantinus, simbol- perlawanan terhadap kekejaman Romawi. dan banyak budak atau 304, kaya khusus didedikasikan di Roma. untuk Laktantius dikaitkan dengan ada ide-ide EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 211 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Laktantius menarasikan pemeliharaan dan (setelah ditemukan pada abad ke-19 ada pemeliharaan Tuhan terbukti. Kemuliaan juga yang menyebutnya dengan Ordo manusia ciptaan Tuhan juga satu argumen Gereja Mesir), adalah risalah Kristen awal kuat dan sistematis, sengaja dirancangnya dalam genre Ordo Gereja. Literasi itu untuk menyangkal posisi Epikureanisme digambarkan sebagai bahan penting yang yang sengit menyerang ortodoksi Kristen tak tertandingi, menjadi sumber informasi (Roots, 1987, p. 466-486). tentang kehidupan gereja dan liturgi abad Sedangkan dalam “De Ira Dei” ke-3. Oleh tokoh Renaissance dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan “The reformasi Eropa literasi tersebut sangat Anger of God” atau “Kemarahan Tuhan,” dikagumi. Laktantius ialah seorang Kristen Laktantius mengajarkan emosi manusia yang kejam dikaitkan dengan Tuhan Romawi (terutama seperti yang ditunjukkan oleh Konstantinus, bernama lengkap judulnya kemarahannya) dalam Perjanjian Caecilius Firmianus Laktantius. Ia orang Lama. Ajaran itu adalah ide-ide yang Italia dibangun secara filosofis Yunani untuk Afrika, seorang filsuf dan apologetis mengemukakan gagasan tentang Tuhan Kristen Romawi berasal dari kota Fermo. emosional yang tidak dapat diterima Laktantius adalah murid Arnobius yang Kristen. menafsirkan mengajar di Sicca Veneria. Laktantius kemarahan Tuhan dalam gaya Romawi terlahir sebagai seorang pagan. Di awal sebagai keadilan pidana yang dalam kehidupannya, ia mengajar retorika di bahasa Latin diistilahkan dengan “iustitia.” tempat asal. Laktantius “mualaf” menjadi Laktantius menyindir “tuhan” Romawi. Ia Kristen sebelumnya melayani di istana membangun gambaran emosi penguasa Diokletianus Romawi tidak ada dalam diri Tuhan permintaan Kaisar Diokletianus menjadi Kristen yang benar. Ironisnya, Laktantius Maha Guru retorika di Nikomedia (Kota merupakan salah satu dari Bapa-Bapa Izmit Turki, sekarang). Berkisar tahun 303 gereja Latin yang diabaikan selama abad jelang 311, Laktantius menulis karya Medieval bahkan sempat tidak termasuk Latin, dalam Apostolica,” bahasa Inggris dikenal dengan “The tradisi Apostolik. Sekalipun demikian, Divine Institutes”. Satu magnum opus gerakan literasi Kristen yang dilancarkan teologis oleh tokoh pendidikan Kristen Laktantius penting selama Renaissance yang Italia (Burkhard, 1940). Tradisi Apostolik, keberterimaan Laktantius koleksi “Traditio yang menjadi bercampur keturunan pemuja “Institutiones dijadikan penasehat Lucius Numidia Paganisme Diwinae” sebagai Kristen di atas dalam landasan imperium EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 212 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Konstantinus. Isinya dimaknai sebagai penulis kafir Roma yang bersekongkol peruntukan institusional cara kerja hukum dengan sejumlah Kaisar sebelumnya. Para perdata dan hukum kriminal. Bahkan penulis tersebut membantu legitimasi ketika terjadi masa kebangkitan ilmu hukum bagi para penganiaya Kristen pengetahuan di Eropa, terutama di Italia, dalam berbagai tulisan pamflet yang ide-ide bidang kemudian akademik dari para bapa-bapa gereja, Mortibus khususnya oleh Lactantius banyak dirujuk Laubmann, 1893, p. 12). revolusionis dalam (Wilson, 1992), (Stinger, 1997, p. 483486). dikompilasi menjadi “De (Brandt, Persecutorum” Dalam suasana apologetis antara Katolik dan Kristen, tak sedikit tokoh Disebutkan, “Institutions Diwinae” Katolik mengkritisi karya tersebut dilabeli ialah karya sistematis sekaligus apologetis sebagai literatur Kristen. Antara lain yang melarang Paganisme namun hanya Propesor Johannes Quasten, Joseph P. menempatkannya status Plumpe. Keduanya dari The Chatolic kepercayaan sia-sia, belum ditetapkan University of America di Washington D.C. sebagai Dengan menekankan analisis yang dilihat Paganisme sebagai heresy. Dalam oleh praksisnya, masyarakat Roma dari sumber yang isi diacu, tulisan mereka “Institutions tradisional tetap dipegang sebagai satu menunjukkan kewajaran khusus Diwinae” ialah gabungan dari sejumlah bersanding dengan kekristenan. Karya materi apokaliptik Yahudi, Kristen, Mesir tersebut sebagai upaya penuh untuk dan Iran (Johannes pertama kalinya dalam sejarah kekaisaran Bahkan, isinya juga bersesuaian dengan Romawi membela teologi Kristen dalam Oracle of Hystaspes, ada pula yang bahasa Latin yang datang dari dalam sumber dari Sibylline serta Hermetica of istana (Healy, 1910, p. 233). Mengingat Hermes Trismegistus, Odes of Solomon isinya lengkap, malah menjadi elemen (Lactantius, 1964, p. 15–544). utama yang menarik dan meyakinkan tonasi apologetik, Laktantius berusaha orang-orang kafir yang berpendidikan menyajikan kekristenan juga disajikan bertobat “Institutions dalam bentuk filosofis mampu menarik Diwinae” wajib diajarkan (McDonald, orang-orang kafir. Ketika kekristenan 1964, ixx–xv). diterima, dan jadi kebenaran Kristen), Ada yang meyakini, Laktantius Quasten, 1949). tetap Dengan bertahan awalnya Laktantius hanya berniat untuk menjadi guru bagi putra Konstantinus, memfokuskan sebagian besarnya isi karya bernama Crispus (Lactantius, 2003, p. 12). tersebut untuk memerangi klaim para “Institutiones Diwinae” berpengaruh luas EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 213 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. dalam membendung kritik atas gerakan mengedepankan kristenisasi yang disokong penuh oleh sejarah. Konstantinus. menampakkan relasi ilmu pendidikan kewaspadaan Secara solid, ilmiah tulisan ini agama Kristen dari sudut politik yang KESIMPULAN sangat menarik bila dilanjutkan ke era Sejak awal, Kristen dan tokohnya terlibat dalam gerakan politik. Injil Medieval, (sering Renaissance), disebut masa Reformasi dan sekalipun sebagai wacana bahkan alat Pascareformasi, Modern, hingga sekarang politik perjuangan. Hamparan data sejarah atau pun mundur kepada masa Israel di atas menampilkan pemahaman baru purba. terkait itu. Munculnya ritus dan praksis keyakinan, komunitas, institusi baru, DAFTAR PUSTAKA bahkan figur popular Kristen lewat karya- Anastos, M. V. (1967). The Edict of Milan karya mereka di masa penindasan kerajaan (313) : A Defence of its Traditional Romawi tidak bisa lepas dari upaya-upaya Authorship and Designation. Revue politik dalam nuansa rivalitas para suksesi Des Etudes Byzantines, 25, 13–41. penguasa, baik itu secara terbuka maupun diam-diam terhadap tirani yang menghalangi perjuangan. Menghasilkan Attar, C. P. (2020). Faith and Reason: Disturbing Christian Doctrines. iUniverse Publisers. literatur sepintas seakan hanya ajaran Barnes, Timothy. D. (1981). Constantine agama tetapi di dalamnya ada perjuangan and Eusebius. Harvard University politik seperti dilakukan Bishop, Presbiter Press. dan Diaken. Ini membuktikan, dalam perjalanan pendidikan agama Kristen Barnes, Timothy Lactantius David. (1973). and Constantine. The semasa penganiayan yang hebat imperium Journal of Roman Studies, 63, 29–46. Romawi, gerakan politik dan literasi Betten, F. S. (n.d.). The Milan Decree of adalah fakta historis. Temuan itu berguna A. D. 313: Translation and Comment. sebagai kerangka kerja sarjana Kristen. The Catholic Historical Review, 8(2), Paling 191–197. sedikit perjuangan atas “daerah rural”. sejarah, mungkin maksudnya Untuk untuk memobilisasi nirliterasi khususnya Boehlke, R. R. (2015). Sejarah Dalam pembabadan Perkembangan Pikiran dan Praktek ada anakronisme, Pendidikan Agama Kristen: Dari kurang akuratnya meminimalisir, waktu. tulisan ini Plato Sampai IG. Loyola; Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 214 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Pendidikan Agama Kristen: Dari Eusebius. (1999). Life of Constantine Yohanes Amos Comenius sampai Introduction Perkembangan PAK di Indonesia. Commentary by Averil Cameron and BPK Gunung Mulia. Stuart G. Hall. Clarendon Press. Brandt, Laubmann, D. M. (1893). Brandt, Laubmann, De Mortibus Translation, and Flesoras, C. D. (2009). The Historical Place and Character of Mentoring in Persecutorum Corpus Script. Eccl. Higher Lat. xxvii, Vienna, 1893, 12. Christian Formation in the Byzantine Burkhard, J. J. (1940). Apostolicity Then and Now: An Ecumenical Church in a Postmodern World. The Confraternity of Christian Doctrine. Chisholm, H. (1911). Encyclopædia Britannica Volumes 16 11th Edition. Cambridge University Press. Education: A Study of East. University of California. Flick, A. C. (1911). The Rise of the Mediaeval Church. G. A. Williamson, E. (1965). Eusebius, The History of the Church. Harmondsworth Publishers. Garraghan, G. J. (1949). A Guide to Constantineanu, C. (2010). The Social Historical Method (New York: Significance of Reconciliation in Fordham University Press. Fordham Paul’s Theology: Narrative Readings University Press. in Romans. Bloomsbury Publishing PLC. of the Roman Empire Volume 1. Corcoran, S. (1996). The Empire of the Tetrarchs: Imperial Pronouncements and Gibbon, E. (1872). The Decline and Fall Government, AD 284–324. Clarendon Press. Frederick Warne & Co. Gonzáles, J. L. (2010). The Story of Christianity: The Early Church to the Dawn of the Reformation Volume 1. Corke-Webster, J. (2013). Violence and HarperCollins Publishers. Authority in Eusebius of Caesarea’s Gorski, P. S. (2020). American Babylon The Christianity and Democracy Before Ecclesiastical History. University of Mancheste. and After Trump. Taylor & Francis. Crossan, J. D. (2007). God and Empire: Grayzel, S. (1968). The Jews and Roman Jesus Against Rome, Then and Now. Law. Jewish Quarterly Review, 2, HarperOne. 93–117. Dorcey, P. F. (1992). The Cult of Silvanus: Gregg, R. C. (1980). Athanasius: The Life A Study in Roman Folk Religion. of Antony and the Letter to Brill. Marcellinus, Classics of Western EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 215 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Spirituality. Paulist Press. Lactantius. Healy, P. (1910). “Lucius Caecilius Firmianus Lactantius,” in (2003). Divine Institutes Translated with An Introduction and The Notes by Anthony Bowen and Peter Catholic Encyclopedia Volume 8. Garnsey. Liverpool University Press. Robert Appleton Company. Lamberton, C. D. (n.d.). The Development Janssen, K. P. S. (2020). Religio Illicita? Roman Legal Interactions with Early Christianity in Leiden Context. University. of Christian Symbolism as Illustrated in Roman Catacomb Painting. American Journal of Archaeology, 15(4), 507–522. Johannes Quasten, J. P. P. (1949). Ancient Lane, T. (1984). The Lion Concise Book Christian Writers: The Work of the of Christian Thought. Lion Hudson Fathers in Translation. The Newman Publishing PLC. Press. Lane, T. (2016). Runtut Pijar: Tokoh dan John Dominic Crossan, J. L. R. (2007). In Pemikiran Kristen Kristen dari Masa Search of Paul. HarperOne, 2007. ke Masa. Jakarta BPK Gunung Mulia. John N.D. Kelly. (1960). Early Christian Doctrines. Taylor & Francis. Centuries: Joyce, G. H. (n.d.). Private Penance in the Early Church. Theological The Studies, Journal Latourette, K. S. (1936). The First Five of 42(165/166), 18–4. A History of the Expansion of Christianity. Harper and Brothers. Maclean, R. (2018). Freed Slaves and Roman Imperial Culture: Social Kee, A. (2016). Constantine Versus Christ: Integration and the Transformation The Triumph of Ideology. WIPF & of Values. Cambridge University STOCK Publishers. Press. Klug, B. J. (2021). Culturally Relevant Teaching Making Indigenous Peoples Space for Historical Descriptions. Cambridge in the University Press. Schoolhouse. Rowman & Littlefield Publishers. Books I–VII Translated by Mary McDonald. Washington, D.C.: Catholic University of America Press. McDonald, M. F. (1964). General Introduction The Divine Institutes: Lactantius. (1964). The Divine Institutes: Francis McCullagh, C. B. (1984). Justifying Books I–VII. Catholic University of America Press. McGrath, A. E. (2013). Christian History: An Introduction. Wiley-Blackwell. Michael J. Anthony, Warren S. Benson. EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 216 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. (2011). Exploring the History and Introduction Philosophy of Christian Education: Perspective Third Edition (3rd ed.). Principles for the 21st Century. Wipf Baker Academic, 2008), 129. & Stock. in Evangelical Perkins, J. (2008). New Identities: Pagan Milla, F. (n.d.). The Political Character of the Classical Roman Republic, 200– and Christian Narratives from the Roman Empire. Routledge. 151 B.C. The Journal of Roman Roots, P. A. (1987). The De Opificio Dei: 1–19. The Workmanship of God and https://doi.org/https://doi.org/10.2307 Lactantius. The Classical Quarterly, /299003 37(2), 466–486. Studies, 74, Mortimer, R. C. (1939). The Origins of S.J., C. K. (1910). Enchiridion Fontium Private Penance in the Western Historiae Ecclesiasticae Antiquae. Church. Clarendon Press. Herder. Mortimer, R. C. (1947). The Elements of Moral Theology. Routledge. Scahfer, P. (2003). The History of the Jews in the Greco-Roman World The Mortimer, R. C. (1950). Christian Ethics. Routledge. Jews of Palestine from Alexander the Great to the Arab Conquest Revised Murray, G. W. (n.d.). The Roman Roads Edition. Routledge. and Stations in the Eastern Desert of Schaff, P. (1884). Nicene and Post-Nicene Egypt. The Journal of Egyptian Christianity: From Constantine the Archaeology, 11(1), 138–150. Great to Gregory the Great AD 311- O’Keefe, J. J. (2005). Religio Licita. Cambridge University Press. Schurer, E. (1891). A History of the Odahl, C. M. (2007). Constantine the Great and Christian Imperial Theocracy. Onnections: European Studies Annual Review, 3, 89–113. Osborne, J. (1985). The 600. T & T Clark. Jewish People in the Time of Jesus Christ Volume 2. Harvard University Press. Snyder, I. (2008). The Literacy Wars: Why Roman Teaching Children to Read and Write Catacombs in the Middle Ages. The is a Battleground in Australia. Allen Roman Catacombs in the Middle & Unwin. Ages,” Papers of the British School at Rome, 53, 278–328. Stephen, D. C. (1992). The History of Christian Education. Pazmino, R. W. (2008). Foundational Anthony (Ed.), Issues in Christian Education An Ministry: An In M. J. Foundations of Introduction to EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 217 Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama….. Christian Education for a New Generation (pp. 37–52). Baker Publishing Group. Roman Recovery. Routledge. Wilson, N. G. (1992). From Byzantium to Italy: Greek Studies in the Italian Stinger, C. (1997). “Italian Renaissance Learning and the Church Fathers,” Renaissance. Johns Hopkins University Press, 1992. in Irena Backus (ed.),The Reception of the Church Fathers in the West; From the Carolingians to the Maurists Volume 2. Leiden and New York, E.J. Brill, 1997. Tambunan, Elia. (2019). INDONESIAN ISLAMISM: The War of Islamic Literacy from Radicalism. Pemikiran Millennialism Akademika: Islam, to Jurnal 9(18), 1–38. https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.32332/akademika .v24i1.1612 Tucker, R. W. (2016). Developing a PostApostolic Identity: Examining the Influence of Education within the Ancient Church and its role in the development of a Ductu in Primitiva Ecclesia. University of Newcastle. Vaage, L. E. (2006). Religious Rivalries in the Early Roman Empire and the Rise of Christianity 2006). Canadian Corporation for Studies in Religion/Corporation Canadienne des Sciences Religieuses and Wilfrid Laurier University Press. Vasiliev, A. A. (1948). Imperial Porphyry Sarcophagi in Constantinople. Williams, S. (1985). Diocletian and the EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021 218