EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
e-ISSN: 2722-5658
http://stak-pesat.ac.id/e-journal/index.php/edulead
p-ISSN: 2722-645X
Vol. 2 No. 2 (Desember 2021) hlm: 194-218
DOI: 10.47530/edulead.v2i2.81
Politik Perang Literasi Agama: Sejarah Pendidikan Kristen
Elia Tambunan
Sekolah Tinggi Teologi Salatiga
Email:
[email protected]
Abstract
Innocently, there are scholars of Christian education who see Christian history as
clean of political interests an sich. The impact is bad. They have no political analysis
competence. In fact, the praxis of education is intertwined with politics. With historical data
around the early centuries of Roman Christianity (90-500 A.D), and with historiographical
research, it was found that Christian educators also played literacy politics. Paul’s writings
in New Testament theology, the works of the Bishops, Presbyters, and Deacons, particularly
the Roman West and Byzantine East regions under the persecution of several emperors had
political tones. The literacy war is the determinant of success in penetrating teachings into
the palace circle. Christianity succeeded in overthrowing the ideology of Romanism. Caesar
is the guarantee of the freedom of believers in Christ, saving lives from massacre. This
paper proposes that learning of political competence and educational literacy are very
important at the level of Christian religious higher education and society.
Keywords: History of Christian Education; Political Movements and Literacy; Romanism
Ideology.
Abstrak
Dengan polos, ada saja sarjana Pendidikan Kristen yang melihat sejarah agama
Kristen bersih dari kepentingan politik secara an sich. Akibatnya buruk. Mereka tidak punya
kecakapan analisis politik. Padahal, praksis pendidikan saling menganyam dengan politik.
Dengan data sejarah di seputar abad awal kekristenan Romawi (tahun 90-500), dan dengan
penelitian historiografi, ditemukan bahwa pendidik Kristen juga memainkan politik literasi.
Tulisan Paulus dalam teologi Perjanjian Baru, karya Para Bishop, Presbiter, dan Diaken
khususnya wilayah Barat Romawi dan wilayah Timur Bizantium di bawah persekusi
beberapa emperor bertonasi politik. Perang literasi menjadi penentu sukses dalam
melakukan penetrasi ajaran ke dalam lingkaran istana. Kekristenan sukses menumbangkan
ideologi Romanisme. Kaisar adalah jaminan kebebasan orang beriman kepada Kristus,
meluputkan nyawa dari pembantaian. Tulisan ini mengusulkan pembelajaran kecakapan
politik dan literasi pendidikan sangat penting di aras pendidikan tinggi keagamaan Kristen
dan masyarakat.
Kata Kunci: Gerakan Politik dan Literasi; Ideologi Romanisme; Sejarah Pendidikan
Kristen.
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
194
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
PENDAHULUAN
Ketika
belajar
agama
literasi dari Bapa-Bapa Gereja sangat vital
Kristen fokus perhatian terlalu tertuju
perannya untuk diakuinya Kristen sebagai
pada kronologi sejarah gereja untuk
agama resmi. Gerakan politik Kristen
menjelajahi landasan teologi pendidikan
yang akan dipaparkan di sini justru bukan
Kristen. Dari sana berhasil dikumpulkan
rekayasa penulis sendiri. Untuk penikmat
pemahaman yang mengalasi pendidikan
sejarah gereja dunia, membaca tulisan
Kristen
Tony
(Pazmino,
sejarah
2008,
p.
129).
Lane
dengan
gampang
ide-ide
politik
akan
Bukannya tidak baik, tetapi dilihat dari
menemukan
sisi yang lebih luwes, fokus seperti itu
tersebut. Ia melihat data sejarah bahwa
menjadi masalah tersendiri. Akumulasi
Rasul
pengetahuan di dalamnya menghalangi
pengakuan
nuansa lain yang juga penting untuk
orang-orang
melihat gerakan politik, misalnya dengan
memperjuangkan status Kristen Roma
menggunakan
sejarah
yang bertobat dari “kafir” Yudaisme
pendidikan Kristen, seperti tujuan tulisan
bahkan Romanisme (Lane, 2016, p. 2).
ini. Karena telah berbahasa Indonesia
Lane memasukkan data seperti itu bagian
sehingga lebih mudah dibaca, untuk
dari pembahasan tokoh dan pemikiran
Pendidikan
Boehlke
Kristen. Tulisan ini beda. Uraian yang ada
masih menjadi rujukan utama (Boehlke,
hendak menjawab pertanyaan utama, apa
2015). Banyak yang bisa didapatkan dari
masalah yang memicu respon pendidik
sana, khususnya sejarah Kristen tentang
agama Kristen periode sejarah Romawi
pikiran dan praktek pendidikan agama,
abad ke-2 hingga ke-4, bagaimana literasi
namun tidak terkait dengan politik.
yang
literasi
Agama
dalam
Kristen,
Memberikan nuansa baru dalam
kajian
akademik
sejarah
Pendidikan
Paulus
harus
terhadap
memperjuangkan
misinya
kafir.
mereka
Kristen
Ia
hasilkan
kepada
terus
memiliki
keterhubungan dengan kontestasi politik
atas imperium Romawi?
Kristen dengan mengikutsertakan gerakan
Di sini, pendidikan tidak terbatas
politik sebagai kaca mata analisis ialah
sebagai institusi tetapi aktivitas Kristen
maksud tulisan ini. Dari ini akan tampak,
yang ditangani oleh tokoh pendidik
masa transisi yang terjadi dalam gereja
tertentu lewat karya untuk melawan
Rasuli Perjanjian Baru khususnya dari
sadisme imperium Romawi, baik itu
gereja Induk Yerusalem meluas ke kota
dalam
Roma dan sejumlah koloni imperium
negara, gereja dalam berbagai nama
Romawi abad ke-2 hingga ke-4 perang
diperhitungkan
kehidupan
komunitas
juga
sebagai
agama,
bagian
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
195
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
koheren di dalamnya. Pendidikan dalam
pendidikan agama, justru bukan sejarah
situasi seperti itu mencapai puncak pada
gereja
pengasingan,
sesat,
membaca data sejarah pendidikan Kristen
diekskomunikasikan oleh komunitasnya,
dari sumber beragam, saya menggunakan
bahkan sering berujung pada kematian
metode sejarah historiografi. Data yang
dengan alasan ketidaksepakatan pahit
ada
antara tokoh yang ada. Dalam tulisan ini,
mempunyai otoritas kuat baik itu berupa
Saya memakai perang literasi agama
disertasi, tulisan dari Oxford University
sebagai kerangka teori. Kerangka tersebut
Press, Harvard University Press, Yale
didefinisikan secara politis, dalam situasi
University Press, Baker Publishing Group.
dan kenyataan tertentu, teks-teks suci
Ada
agama
agama
internasional misalnya The Journal of
dimobilisasi sebagai narasi sakral untuk
Egyptian Archaeology, The Journal of
melawan
oleh
dilabeli
para
pemimpin
penganiayaan
ataupun
isi
bersumber
juga
teologi.
dari
dari
literatur
jurnal
Untuk
yang
bereputasi
yang
dialami
Roman Studies, American Journal of
Dalam
bidang
Archaeology, The Catholic Historical
(“literacy
Review, Jewish Quarterly Review, untuk
wars”) memang erat dengan politik. Itu
menyebut contoh saja. Para penulisnya
berguna sebagai payung akademik untuk
memiliki reputasi yang diakui setidaknya
mengkaji alasan perbedaan pendapat yang
diukur dari nama-nama besar di mana
sering kali pahit dan berujung pada aniaya
literatur tersebut terbit.
(Tambunan,
pendidikan,
2019).
perang
literasi
(Snyder, 2008, p. 2-3). Dan, perbedaan
Dalam bingkai kerja kritik sumber
pendapat para figur dalam setiap masa
seperti
kerap
yang
pendekatan penelitian kualitatif, dan untuk
mengancaman pendidikan Kristen (M.J.
memastikan validasi data, Saya menapaki
Anthony, W.S. Benson, 2011, p. 11).
langkah
Perbedaan terlebih apa peristiwa yang
pembimbing model Gilbert J. Garraghan.
melatarinya ialah hal yang perlu dikaji
Antara
secara cermat. Dalam nuansa itulah
diproduksi? di mana lokalisasinya? ditulis
perang literasi Kristen sebagai bagian dari
oleh siapa? dari situasi seperti apa tulisan
gerakan pendidikan akan dibahas.
dihasilkan? dalam bentuk itu diproduksi
menjadi
faktor
politis
yang
kerja
lain,
sudah
dalam
kapan
umum
6
dalam
pertanyaan
sumber
tertulis
bagaimana integritasnya bisa diukur? Apa
METODE PENELITIAN
nilai dan makna yang bisa membuktikan
Tulisan ini masuk ke dalam genre
isinya? (Garraghan, 1949, p. 67-78) Data
sejarah Kristen namun dalam nuansa
tentang figur, literasi, peristiwa, situasi,
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
196
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
dan
lingkungan
yang
menjelaskan
Kristen.
Pertama
ialah
Konstantinus
keterkaitan antara sejarah kekristenan
Agung I (selanjutnya akan disingkat
awal pada masa Romawi Bizantium
dengan Konstantinus) memerintah tahun
sekitar
Masehi,
306-337. Kedua adalah Theodosius Agung
kesahihannya kemudian dijustifikasi untuk
I (Theodosius) berjaya tahun 379-395.
melihat
Kekaisaran
tahun
ide-ide
90-500
politik
yang
ada
Romawi
yang
akhirnya
(McCullagh, 1984, p. 15-43). Dari data
berkedudukan
tersebut, Saya membangun argumentasi
dikenang
secara naratif kemudian mengonstruksi
mengesankan.
makna secara lebih umum.
sukses melakukan kristenisasi imperium
di
Bizantium
tersebut
masa
paling
pendidik
Kristen
sebagai
Para
Romawi.
HASIL DAN EMBAHASAN
Sebelumnya
Nuansa Pendidikan Kristen Awal
adalah
Gerakan politik pendidikan Kristen
pemuja
melakukan
kekaisaran
Roma
paganisme
persekusi
paling
bahkan
dahsyat
bisa dikaji mulai dari imperium Romawi
terhadap umat Kristen. Misalnya sejak
baik di wilayah Roma maupun Bizantium
tahun 70-312 antara lain mulai dari
(Konstantinopel
Turki
Jenderal Titus, Nero, Domitian, Valerian,
sekarang). Gerakan itu terbaca dalam
Markus Aurelius, Diokletian, Maximinius,
komunitas Kristen yang baru terbentuk,
Galerius
khususnya setelah masa Rasul Petrus dan
Konstantius
Paulus di kota Roma (sekitar tahun 70-98).
Konstantinus).
Juga, di masa Klemen, (salah satu Bishop
karena
hasil pelayanan Paulus), yang mulai
menempatkan Kristen sebagai Religio
menata
jemaat.
Illicita, maksudnya sistem keyakinan dan
Sebagai Bishop terpandang, ia mengelola
agama terlarang. Banyak tokoh Kristen
pergantian dengan para Presbiter dan
mengalami martyrdom seperti tercatat
Diaken lebih sistematis dan selektif agar
dalam karya Eusibius Pamphilus, “De
tidak mudah tergiur pada iman lain.
Martyribus
Penataan dan pengajaran para pendidik
fakta para martir di kawasan Palestina
Kristen secara lebih mantab dianggap
oleh sadisme Romawi (Corke-Webster,
penting dalam masa transisi gereja Rasuli
2013, p. 183-233).
sekaligus
atau
hirarki
untuk
Istambul
kepenatuaan
merapatkan
barisan
hingga
Flavius
“Khlorus”
Mereka
legalitas
(ayah
dari
melakukannya
hukum
Palaestinae,”
Masa
Valerius
martyrdom
Romawi
maksudnya
yang
menghadapi Roma (Gibbon, 1872, p. 21).
berkepanjangan,
Kala itu, dua Kaisar akhirnya memeluk
Kristen melakukan gerakan politik dari
sejumlah
pendidik
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
197
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
berbagai sudut dengan tak kenal lelah dan
monastik secara lebih tertata ialah tanda
tidak takut mati. Mereka adalah Rasul,
bahwa Orang Kristen telah melalaikan
Bishop, Presbiter (bisa dalam jabatan
Amanat Agung (Stephen, 1992, p. 37-52).
Penatua dalam perspektif Protestan atau
Dari
pun Pastor dalam sistem Katolik), dan
sejumlah pendidikan Kristen awal. Sekitar
Diaken yang membantu para Penatua
tahun 313-348, Bishop Pachomius di
untuk memperlengkapi jemaat (awalnya
Mesir mendirikan “Institute Cenobite”.
disebut dengan istilah orang-orang kudus).
Tahun 385-466, Bishop di kota Tahta,
Mereka melaksanakan pelayanan di rumah,
Sohag tepian Sungai Nil yakni Shenoute
komunitas,
the Archimandrite
hingga
gereja.
Menyebut
panggilan
pedagogis
juga
dihasilkan
mendirikan
mereka sebagai pendidik Kristen bukanlah
pendidikan monastri Koptik Mesir. Tahun
tafsir modern. Itu merupakan warisan
331-374, Bishop Yunani bernama Basil
gereja awal yang telah mensejarah. Dilihat
memulai
dari tanggung jawab
mereka
Jerome sebagai Bishop Roma tahun 331-
bertanggung jawab mendidik umat agar
421 juga mendirikan yang sama. Awal
tetap beriman kepada Kristus khususnya
kredo Kristen yang diajarkan pada kurun
di masa penganiayaan. Selain untuk
waktu itu bukan hanya kepentingan
jabatan pastoral, mereka juga sebagai
teologis namun juga dalam maksud-
pemimpin umat dalam fungsi teologis,
maksud perjuangan politis (Milla, n.d.
kedudukannya lebih tinggi dari imam
1984, p. 1-19; John N.D. Kelly, 1960, p.
yang mempunyai hak memberi sakramen
343).
sosial,
penguatan dan menahbiskan imam, dan
sekolah-sekolah
Pentrasi
agama
Monastri.
Kristen
yang
yang bertugas mengorganisasi pekerjaan
makin terasa berkembang di kota-kota
dan tugas gereja dalam wilayah tertentu.
kekaisaran Romawi, khususnya di Mesir
Tetapi dalam fungsi pedagogis, mereka
terlihat sebagai perkembangan positif,
juga adalah guru atau pendidik.
tetapi juga dilihat sebagai sesuatu yang
Gerakan literasi dilihat dari sejarah
perkembangan
kepemimpinan
duniawi.
Salah
satu
perkembangan
Kristen
terpenting yang terjadi dalam Kekristenan
dalam gereja Rasuli Perjanjian Baru abad
awal adalah munculnya monastisisme
ke-1 sampai ke-2. Saat itu, tanggung
(dari bahasa Yunani kata monachos, yang
jawab pedagogis mereka justru banyak
berarti “menyendiri” atau “sendirian”).
pada wilayah pengajaran (Tucker, 2016).
Asal-usul gerakan monastik diperkirakan
Meskipun Daniel C. Stephen melihat awal
terletak di daerah perbukitan terpencil di
pembentukan
Mesir dan bagian Timur Syria, (atau
komunitas
pendidikan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
198
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Suriah sekarang). Sejumlah orang Kristen
Setelah terlebih dahulu bersimpati pada
mulai membuat rumah mereka di wilayah
agama warisan masyarakat Perjanjian
ini untuk melarikan diri dari pusat-pusat
Baru,
populasi Kristen kota. Pendidikan ini oleh
praksis
Anthonius Agung dipraktekkan sebagai
kekuasaan Romawi baik Barat maupun
perlawan terhadap perkembangan Kristen
Timur. Konstantinus dihormati sebagai
justru semakin dinilai mencemari dan
orang kudus atau Santo oleh masyarakat
merusak
270-356,
Ortodoks Timur, gereja Katolik Bizantium
1
dan juga Kristen Anglikan (Schaff, 1884,
gereja.
Tahun
Anthonius,
seorang
Uskup
mendirikan
pendidikan
Mesir,
monastik.
Ia
p.
ia
memberikan
Kristen
11).
di
toleransi
seluruh
Pemilihan
bagi
teritorial
nama
kaisar
adalah Bapa dari semua biarawan, dan
Konstantinus Agung I dikaitkan dengan
oleh karena kekaguman atasnya, banyak
nama
gelar disematkan. Antonius meninggalkan
hubungannya
rumah orang tuanya pada tahun 273 untuk
identitas baru.
kota
Konstantinopel
dengan
gerakan
erat
politik
Konstantinus memindahkan istana
mencari kehidupan yang disiplin dan
Ia
dan membangun imperium Romawi baru
meninggalkan kota yang sudah dianggap
di Bizantium tepatnya Konstantinopel. Ia
najis
mengganti
menyendiri
di
kemudian
padang
pasir.
membentuk
model
Bizantium
menjadi
pendidikan monastri (McGrath, 2013, p.
Konstantinopel dengan maksud klaim.
xvii). Pendidikan monastri ialah satu
“Ini Bizantium!” adalah kota Konstantinus
contoh perlawanan politik, baik itu kepada
sebagai identitas baru menurut nama
Kristen di kawasan kota-kota jajahan
sendiri. Niatnya untuk merekonstruksi
Romawi kala itu yang imannya sudah
identitas
tergiur kepada kemakmuran Roma yang
menghapus kenangan sadisme para Kaisar
dianggap
Roma.
duniawi,
maupun
atas
Roma
Kota
baru
dalam
Konstantinopel,
rangka
dalam
perjalanannya menjadi ibu kota imperium
Romanisme.
Konstantinus
lebih dari seribu tahun. Itulah alasan
menandai suatu zaman yang berbeda
historis sehingga imperium Timur di
dalam
Roma baru selanjutnya dikenal sebagai
Masa
kekuasaan
sejarah
imperium
sebelumnya
tepat
setelah
memeluk
ia
Romawi
ketika tahun 312,
agama
Kristen.
imperium
sumber
Bizantium.
yang
Melalui
cermat
kritik
tersingkap,
Kontantinus hendak membentuk identitas
1
Yang dimaksudkan bukanlah Anthony of Padua
Uskup Katolik Portugis dari Orde Franciscan di
Lisbon.
sosial baru imperium Romawi era Kristen
awal. Untuk menjadi representasi identitas
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
199
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
paradaban kosmopolit baru, ia membentuk
model belajar monastri maupun di paroki
aliansi imperium dengan elite Kristen.
gereja
Untuk
Katedral. Saat itu, metode ikonograpi dan
mencapai
pendidikan
kegemilangan
Kristen
secara
ini
massal
digerakkan (Perkins, 2008, p. 17-43). Di
masanya,
menjadi
pendidikan
alat
kerja
ditransfigurasi
peradaban
untuk
dalam
himnograpi
sistem
adalah
persekolahan
alat-alat
pedagogi
tergolong canggih (Flesoras, 2009, p. 2-3).
Konstanius sebagai Kaisar Kristen
pertama dari kejayaan Romawi memulai
peran pendidikan yang lekat dengan
membuat identitas sosial baru.
Bagi siapapun yang menentang
politik untuk meluaskan daerah taklukan.
ide-ide kristenisasi di seluruh daerah
Ia menetapkan model teokrasi kerajaan
koloni berakhir di pengadilan Bizantium
Kristen.
yang juga sengaja mendirikan sekolah-
dimodifikasi oleh negara-negara Kristen
sekolah hukum Kristen. Tujuannya untuk
Eropa, juga menjadi bibit ideologis dalam
membangun sistem peradilan yang lebih
pembentukan Kristendom yang merajai
kejam dan tegas. Memang di periode ini
daratan Eropa, Afrika bahkan Asia. Ia
banyak terjadi kekerasan terhadap tubuh,
mengklaim memiliki divinitas Kristen
pemenjaraan, menyesatkan seluruh praksis
yang diwujudkannya dengan aturan untuk
paganisme dan melarangnya dalam semua
mempelajari Alkitab dan melatih ilmu
ritus
apologia
agama
maupun
aktivitas
di
Satu
model
dengan
yang
para
akhirnya
intelektual
gelanggang olah raga. sebagai penduduk
terkemuka. Ia selalu mengkampanyekan
imperium Romawi, Orang Kristen begitu
ada intervensi Ilahi di seluruh teritori
berhasil menonjolkan identitas dalam
imperium. Ia bahkan telah ditentukan,
semua aktivitas sosial.
dipilih, dan ditempatkan oleh hak divinitas
identitas
yang Maha Kuasa, yakni Tuhan Kristen.
Kristen ada di tangan para Bishop,
Ia satu di antara “the chosen people”, dan
Presbiter, dan Diaken. Mereka adalah guru
“the special one” yang dipercayakan misi
politik untuk menimbang perkara ajaran
untuk melindungi umat Kristen dan gereja
mana
mana
Tuhan di seluruh wilayah taklukan demi
ortodoksi. Ritus, media dalam wujud lagu,
menyebarkan iman Kristen (Odahl, 2007,
seni pahat dan lukis, isi kurikulum, konsep
p. 89-113).
Upaya
yang
pembentukan
bidat
atau
yang
dan sarana pendidikan Kristen selalu
diwujudkan
untuk
kebijaksanaan
umat
melestarikan
Sama
seperti
peran
vital
Kontantinus dalam menetapkan Konsili
dan
Nikea tahun 325, Theodosius juga adalah
kekudusan Tuhan, baik itu yang ada dalam
tokoh kunci imperium Bizantium sebagai
manusia
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
200
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
upaya penetapan ortodoksi resmi untuk
nanti justru menjadi ide-ide Katolikisme
Kekristenan di level negara. Akan tetapi
selanjutnya. Saat itu juga, Theodosius
harus diketahui bahwa praksis agama
melarang seluruh praksis okultisme Pagan.
tradisional
Semuanya
agama
menyembelih
Romawi,
seperti
manusia
mempersembahkannya
untuk
di
altar-altar
sebagai
langkah
strategik
menuju penetapan Kristen sebagai agama
negara (Scahfer, 2003, p. 189).
dianggap keramat, belum dilarang lewat
Theodosius
juga
merupakan
aturan negara dan resmi secara tegas. Pada
emperor
gilirannya, tahun 380 Theodosius secara
menyatukan
resmi
teritorial imperium Romawi di Bizantium
melarang
ritus
tradisional
terakhir
dan
yang
memerintah
berhasil
seluruh
Romanisme dan membuat undang-undang,
sebelum
Kristen
pemerintahannya pula imperium yang
sebagai
agama
yang
dianut
Romawi satu-satunya.
Dari
hasil
telah
bacaan
akhirnya
disatukannya
di
tersebut
masa
secara
terhadap
permanen meskipun akhirnya terpisah
penelitian arkeologi yang lebih serius dan
juga. Satu ada di bagian Barat maksudnya
berkepanjangan,
Theodosius
seluruh daratan Eropa, dan bagian kedua
ialah legislator Kristen sebagai agama
lainnya di Timur yakni dunia Timur
resmi Romawi kuno, demikian tulisan dari
Tengah hingga mencapai Mesir, Kartago
banyak
daratan Afrika (Vasiliev, 1948; Murray,
memang
sejarawan.
Peter
Scahfer,
sejarawan Katolik Jerman dari Stuttgart
n.d.,
menjelaskan hal yang menarik. Tahun 379,
perkembangannya,
setelah
oleh
abad ke-5 semakin terasing satu dengan
Emperor Gratianus menjadi “The Great
lainnya. Akhirnya, bagian Barat akan
Theodosius
ditabalkan
138-150).
imperium
Dalam
Romawi
maksud
dikenal dunia sebagai Gereja Katolik
utamanya ialah tetap melindungi dan
Roma berbahasa Latin dengan ide-ide
mempertahankan kesatuan politik dan
Romanisme sangat kuat mempengaruhi
keagamaan imperium. Bahkan sebelum
mereka dalam hal identitas bahkan tafsir
menerima baptisan Kristen (salah satu
teologis masyarakat Kristen. Sedangkan di
ritus wajib dalam upacara penabalan
bagian Timur ialah Gereja Ortodoks
Kaisar setelah Konstantinus) di akhir
Timur berbahasa Yunani dituntun oleh
tahun
Februari,
peradaban dan filsafat Yunani. Perbedaan
melarang dan menyesatkan
itulah di kemudian hari yang paling sering
Arianisme sebaliknya justru melegalkan
menjadi titik pangkal terjadinya tabrakan
Kristen bercorak Athanasianisme, yang
ortodoksi Alkitab dalam teologi gereja
August
of
380,
Theodosius
the
East,”
tanggal
satu
p.
28
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
201
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
maupun praksis hidup sehari-hari. Saling
Kristen dan juga sadisme Romawi penting
menganathemakan adalah hal yang biasa
sebagai titik ungkit perang literasi.
terjadi
selanjutnya.
Masa
Bizantium
Timur juga sangat umum disebut dengan
Perang Literasi Kristen
periode kuno akhir yaitu di tepian
Salah satu gerakan politik Kristen
kekaisaran Romawi. Kuno akhir atau Late
bisa diukur dari perang literasi. Perang
ialah
yang
bukan menonjolkan fisik tetapi pengajaran
untuk
agar Kristen diakui menjadi Religio Licita.
menggambarkan transisi dari zaman klasik
Orang Kristen berjuang agar memperoleh
ke Abad Pertengahan di Eropa dan daerah
ruang bebas untuk beriman kepada Yesus
yang
Kristus dan mempraktekkan kekristenan
antiquity
digunakan
satu
oleh
periode
sejarawan
perbatasannya
dekat
dengan
cekungan Mediterania.
di seluruh teritorial Romawi. Memang
Titik balik ketika Konstantinus
akhirnya
gerakan
tersebut
semakin
mengaku percaya kepada Kristus tahun
menemukan hasil. Pada awalnya oleh
312,
pengakuan
maklumat kekaisaran, kekristenan mulai
agama Kristen sebagai agama resmi
mendapat ruang, tetapi belum resmi
negara memang menyebabkan pertobatan
menjadi
massal
Perlakuan
selanjutnya,
dengan
orang-orang
kafir,
meskipun
pertobatan itu bersifat dangkal. Dalam
agama
Athanasius
moral karena pendidikan akan ortodoksi
Alexandria,
gereja
dikenal
sehingga
menjadi
hukum
satu-satunya.
Romawi
belum
memihak iman Kristen (Janssen, 2020).
gilirannya, ini menyebakan kemerosotan
longgar
negara
Mesir
sebagai
seorang
Bisop
sekarang
(selain
yang
paling
gencar
kesempatan politik masuknya kembali
melawan heresi Arianisme sepanjang
praksis kafir dan okultisme. Gereja yang
hidupnya hingga meninggal tahun 373),
menghasilkan para martir dipersekusi tak
secara politis juga pendidik Kristen
lama berselang berubah menjadi penjaga
penantang pemerintahan Romawi. Ia tidak
agama resmi. Guru berubah menjadi tiran.
kompromi dengan para negarawan bahkan
Gereja yang sebelumnya ialah gelanggang
Bishop yang serong. Untuk menantang
pendidikan bagi yang tertindas justru
kaum heresy dari kelompok Arianisme,
panggung
Walaupun,
Athanasius lewat karya “Orationes Contra
kesatuan negara dan gereja berbuah pada
Arianos” yang selalu dipidatokannya di
penyebaran Kristen. Injil terbawa ke
hadapan publik ialah instrumen literasi. Ia
seluruh kawasan, sebagai dampak positif
juga
(Lane, 1984, p. 3). Kemerosotan moral
Gentes,” serangan-serangan politik untuk
penindasan.
menulis
karya
“Oratio
Contra
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
202
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
melawan orang kafir Romawi. Akibatnya
Diokletian tahun 303-312 Itu adalah
buruk. Selama 45 tahun menjadi Bishop di
penganiayaan yang paling berdarah di
masa
gerakan
kekaisaran terhadap Kekristenan di luar
politiknya membuat Athanasius tidak
Yerusalem. Antara lain dengan cara
disukai dan bahkan diasingkan selama 17
menghancurkan gereja dan membakar
tahun
Kitab Suci, menyita properti gereja,
empat
kekaisaran,
sedikitnya di 5 lokasi berlainan
(Gregg, 1980).
melarang
orang
Kristen
melakukan
Ada yang mengatakan, konsep
perjuangan status hukum, menghilangkan
Religio Licita diderivasi oleh imperium
nyawa dan hak istimewa bagi orang
Romawi dari tulisan Quintus Septimius
Kristen berpangkat tinggi yang menolak
Florens
untuk
Tertullianus
seorang
penulis
mengakui
paganisme
dan
Kristen dari Kartago (Tunisia sekarang)
menyembah kaisar Roma, menangkap
provinsi Romawi di Afrika. Religio Licita
pejabat negara yang mendukung gerakan
artinya agama yang diizinkan, satu istilah
Kristen
yang
karya
sembunyi. Hebatnya, semua itu tetap
Apologeticum ditulis oleh Tertulianus.
gagal untuk melenyapkan Kekristenan di
Pada awalnya, konsep itu diniatkan untuk
imperium Romawi. Padahal sebelumnya,
menjelaskan status spesial kaum Yahudi
tahun 249-251 misalnya ketika Dekius
dalam kekaisaran Romawi (Schurer, 1891,
sebagai
261). Artinya, pemunculan awal istilah ini
penganiayaan yang sangat rapi terhadap
bukanlah
hukum
Kristen. Ia memprioritaskan penangkapan
Romawi tetapi dari perjuangan literasi
tokoh pendidik Kristen yakni sejumlah
Kristen. Seperti diketahui, Tertullianus
Bishop Roma, Antiokhia, Yerusalem,
juga menghasilkan literatur Kristen Latin.
Kaisarea yang paling dihormati untuk
Ia seorang apologis Kristen awal, seorang
dibunuh.
polemis,
berlangsung pada sistem Tetrarkisme
digunakan
resmi
dari
melawan
dalam
dalam
heresi
termasuk
Gnostisisme. Tak sedikit yang setuju jika
Tertullian disebut Bapa kekristenan Latin
meskipun
Kaisar.
secara
Ia
Sadisme
sembunyi-
mengkordinasi
Romawi
juga
Romawi.
Di
akhir
masa
kekuasaan
bahkan pendiri pendidikan teologi Barat
Diokletianus, imperium Romawi pernah
(Gonzáles, 2010, p. 91-93).
membentuk
Memperjuangkan Religio Licita
dalam
sejarah
penganiayaan
menganut
sistem
kepemimpinan
Tetrarki yang
majemuk.
Kristen
Sistem ini diniatkan untuk menghindari
adalah upaya-upaya pendidik Kristen yang
konflik politik internal dalam suksesi
mengagumkan.
kekuasaan. Awal sistem Tetrarki mulai
Penganiayaan
oleh
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
203
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
terbentuk ketika Diokletianus menjadi
hingga ke Semenanjung Balkan yang
Kaisar Romawi tahun 293-313. Saat itu
terhampar di bagian Tenggara Eropa
empat
terletak di antara Laut Adriatik dan Laut
orang
bersaudara
membagi
kekuasaan. Kekaisaran Barat yakni di
Hitam.
tangan Konstantius Khlorus sedangkan di
pangeran
Timur ada di tangan Galerius. Suksesi
nuansa
kekuasaan Barat jatuh ke tangan kaisar
Kristen. Situasi ini membuka kesempatan
Flavius Severus, padahal Konstantius
politik bagi tokoh Kristen untuk infiltrasi
Khlorus sejatinya mempunyai anak laki-
ajaran Kristen di imperium Romawi.
laki bernama Konstantinus.
Meskipun,
Suksesi
kekuasaan
Rivalitas
Romawi
politik
berbalik
yang membentuk
situasi
para
Rabi
untuk
ke
dalam
Tetrarki berbuntut perang empat saudara
memperkuat
Yudaisme
yang melahirkan rival kelima dalam
Romanisme (Vaage, 2006).
sebelumnya,
juga
Terlanjur banyak orang menerima
pernah
alasan sukses di balik kristenisasi Romawi
diekskomunikasikan oleh Flavius Severus.
dari sisi teologis “hanya oleh pertolongan”
Perang saudara yang dimaksud ialah
Tuhan, bahkan kesannya dilebih-lebihkan
perang saudara di dalam kekaisaran
jika bukan datang dengan kajian yang
Romawi setelah peninggalan Kaisar senior
dangkal. Tak banyak yang melihatnya
yakni
lebih
buah manis dari gerakan perlawan Kristen
lengkap bernama Gaius Aurelius Valerius
lewat pengajaran yang melekat dalam
Diokletianus.
Konstantinus
“DNA komunitas” Kristen awal setelah
menjadi Kaisar di Barat, Flavius Severus
menghayati secara dalam Amanat Agung
rela hanya menjadi penasehat. Sementara
Yesus seperti tertera dalam Matius 28 ayat
itu, kekaisaran di Timur dilanjutkan oleh
18-20 misalnya dari kata “ajarlah mereka”.
Maximinus
dengan
Benar memang, meluasnya jangkauan
Maxentius. Di ujung konflik saudara,
kekristenan paling awal pada dasarnya
Konstantinus
mengalahkan
adalah agama kekaisaran. Dalam artian,
semua saudaranya termasuk Likinius,
gerakan politik Kristen terbentuk dalam
(ketika
telah
keadaan ketika mengalami persekusi dan
melanjutkan kekuasaan di bagian Timur
tekanan budaya politik imperium Romawi.
(Kee, 2016, p. 8). Likinius sebelumnya
Banyak orang langsung mengaminkan
adalah
bahwa
Diokletianus
ia
keuntungan
sama
oleh
mana
menjadi
yang
dimanfaatkan
sistem tersebut yakni Konstantinus, di
kekuasaan
atau
Setelah
Daia
beraliansi
akhirnya
belum
Gubernur
yang
dikalahkan),
kawasan
Timur
imperium Romawi yang membentang
kekristenan
kekaisaran.
adalah
produk
Tidak banyak penjelasan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
204
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
yang mengakomodasi, secara intrinsik
ada alasan sosial politik untuk menerima
memang ada upaya perlawanan Kristenan
itu, dan mungkin dilakukan. Bagaimana
paling awal untuk menentang kebuasan
pun, Paulus selain sebagai penganut
kaisar-kaisar Romawi. Padahal ide-ide
Yudaisme, ia juga berkewarganegaraan
politis Kristen atas Romanisme juga
Roma.
terletak pada teologi Paulus dari kalimat
diteruskan oleh para Bishop, Presbiter dan
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan
Diaken untuk menantang ideologi perang
dunia ini (Roma 12: 2).” Saat itu, dunia,
Romanisme. Argumentasi yang dibangun
(maksudnya
oleh para pendidik Kristen tersebut adalah
kekejaman
Romawi
ini
Diyakini,
teologi
Paulus
itu
sedang), akan berlalu” oleh pendidik
penaklukan
Kristen
akan
mengikut ajaran agama dengan ideologi
digantikan dengan kerajaan Allah justru
perang Roma tidak membawa perdamaian.
demi
juga.
Jika pun perdamaian dicapai setelah
Perlawanan Kristen hadir atas pemahaman
mengalami kehancuran terlebih dahulu.
teologis dalam ideologi Romanisme yang
Para pendidik Kristen mengumandangkan
mencampurkan
Romanisme
diyakini
kebaikan
secara
politis
Kristen
Roma
agama,
perang,
dan
adalah
pemaksaan
ajaran
untuk
kematian
kemenangan dan perdamaian versi Kaisar.
sedangkan ajaran Kristus oleh Rasul
Kedamaian, keamanan, keadilan,
Paulus adalah teologi pendamaian oleh
keselamatan dalam ideologi Romanisme
Allah, satu pendamaian bukan oleh hukum
hanyalah retorika semata. Itu bertolak
dan pedang Romawi (John Dominic
belakang
Crossan, 2007; Crossan, 2007).
dengan
Injil
Kristus
yang
diusung Paulus ke Roma juga untuk
Bagi kekristenan Romawi, dunia
Yudaisme dan bangsa-bangsa lain di dunia.
ini hanya sementara bagi setiap orang
Teologi Perjanjian Baru versi Paulus
karena setiap orang mati. Namun apabila
adalah
harus mati, mereka mati oleh anugerah
tantangan
dan
kritik
yang
dilakukan secara sengaja atas ideologi
Tuhan
Romanisme
keselamatan kepada khalayak yang ada di
(Constantineanu,
2010).
sembari
mempertontonkan
Dalam kaca mata lain, teologi Paulus
gelanggang
dalam kitab Roma juga adalah pendidikan
mempertahankan iman kepada Kristus
politik Kristen dari pandangan lebih luwes.
sebagaimana tema utama dalam Kitab
Teologi itu justru mampu membangkitkan
Roma pasal 9. Mati seperti itu adalah mati
semangat
pendidik
bermartabat. Bumi fisik juga bersifat
Kristen sekaligus untuk menali solidaritas
sementara karena pada akhirnya Tuhan
di antara mereka secara kuat. Tampaknya
akan membuat bumi baru. Ini adalah ciri
pergerakan
para
olah
raga
untuk
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
205
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
khas iman orang percaya di sana. Hanya
Rasul Paulus. Dalam visualisasi teologis,
orang percaya akan Kristus yang akan
Roma dipandang sedang dijajah oleh Iblis
hidup
selamanya.
sehingga harus dibebaskan (ayat 11-16).
Kehidupan yang dihidupi secara sengsara
Di ayat 30, Paulus sendiri tinggal 2 tahun
selalu ada dalam persekutuan dengan
penuh di rumah sewa di kota Roma. Ia
Tuhan
selamanya.
sangat rajin untuk menerima semua orang
Sementara hal-hal duniawi suatu hari nanti
yang datang kepadanya. Dengan terus
akan hilang.
terang dan tanpa rintangan apa-apa, ia
bersama
akan
Tuhan
berlangsung
Teologi yang diajarkan di masa
memberitakan
Kerajaan
Allah.
Ia
sadisme Romawi direkontruksi dari Roma
mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus
8: 28; 12: 2. Bahkan, ritus perjamuan
dalam
kudus, dan praksis baptisan air secara
Komunitas Kristen dalam perspektif dan
tenggelam dalam air mengalir oleh Kristen
interpretasi
Romawi kala itu tak lagi dianggap sebagai
memahami ayat-ayat itu secara futuris. Di
simbolik belaka tetapi justru mereka
benak mereka, Paulus memang bermaksud
dididik untuk membentuk keyakinan kuat.
untuk menantang pemerintahan Romawi
Semua memang mati dalam artian fisik
(Mortimer, 1947, p. 2; Mortimer, 1950, p.
karena begitu melekatnya bayang-bayang
190).
kematian martir (Mortimer, 1939, p. 12).
bingkai
monotheisme
yang
Kristen.
mereka
bangun
Ajaran Kristen, misalnya tentang
Mati dalam Kristus secara fisik dan
monotheisme
simbolik, dalam perjalanan teologi Kristen,
diubah menjadi perlawanan dengan cara
menjadi elemen dasar yang sangat penting
menggerakkan
bagi pemaknaan kehidupan orang Kristen
tetapi
secara etis dan moral teologi dalam
diarahkan untuk membalikkan paham
pelaksanaan
sangat
pendidikan
ditekankan
pada
juga
agama
yang
Romanisme.
masa
awal
gabungan
Tuhan,
memang
militerisme,
secara
Paham
aneh
tidak
ekonomi,
politik
teologis
tersebut
adalah
dari
politheisme
bercampur
Paganisme
kekristenan Roma dan bahkan selanjutnya
tradisional
di masa Katolikisme Eropa berjaya. Lebih
(Maclean, 2018). Autentisitas timbulnya
jauh, ide-ide perlawanan Kristen terhadap
Romanisme bisa dirujuk mundur ke tahun
kesewenang-wenangan Romawi bahkan
39 Sebelum Masehi. Silvanus adalah salah
Yudaisme seperti tertulis dalam Kisah
satu dewa yang paling dihormati dalam
Para Rasul Pasal 19: 21-22, juga Pasal 28
kultus kekaisaran Romawi. Dewa ini
bertunas dari Sirakusa, Ragium, Putioli,
ternama sebagai penjaga kesuburan daerah
Forum Apius dan Tres Taberne di masa
jajahan
Romawi,
khususnya
hutan,
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
206
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
pertanian yang mengarah ke kawasan
Oriental.
Silvanus
sama
sakralnya
Dalam
Kristen
sejarahnya,
juga
pendidikan
berlangsung
di
masa
bersama dengan para Dewa-Dewi Mithras,
Katakombe.
Jupiter, Dollchenus, Isis, dan Serapis.
kejayaan peradaban Romawi, olah raga
Silvanus sejajar pula dengan para Dewa-
adalah
Dewi yang menjaga kawasan Barat yakni
masyarakat kaya namun alami sakit jiwa.
Jupiter
Hercules,
Kaum elite Romawi maupun mereka yang
Fortuna, Mercury, Diana. Apollo, Liber
sanggup beli tiket selalu berduyun ke
Pater, Aesculapius, Venus, Mars. Dewa
Koloseum untuk menonton pertunjukan
Silvanus diberdirikan di Pantheon pusat
brutal
Kota Roma, juga di sejumlah provinsi
kebinatangan mereka. Pertunjukan dalam
seperti Dacia, dan Pannonia (Dorcey,
nuansa teaterikal Romawi yang sadis.
1992, p. 1,7). Akan tetapi, tahun 339
Manusia
paham
dengan
Optimus
Maximus,
Romanisme
semakin
hilang
Sudah
dianggap
pertunjukan
yang
singa
berkelas
akan
Kristen
sebagai
bagi
memuaskan
sering
lapar
nafsu
dilawankan
justru
dianggap
pengaruhnya akibat infiltrasi monotheisme
hiburan. Emosi mereka akan terpuaskan
Kristen yang diajarkan oleh doktrin gereja,
lantas bertempik sorak gembira tepat saat
baik itu oleh Rasul Petrus dan Paulus
singa mengunyah raga yang tak berdaya.
maupun pendidik Kristen.
Keajaiban sering kali tampak di mana
Doktrin gereja Perjanjian Baru
orang-orang Kristen justru menampakkan
mungkin saja memang bukan digerakkan
wajah tersenyum sebagai perlawanan atas
berhadap-hadapan
tirani Romawi bahwa mereka tidak gentar
langsung
dengan
Romanisme. Tetapi ada maksud ideologis
secuil
yang mendasari doktrin tersebut sehingga
terpentaskan dari dalam Koloseum. Mulut
berhasil melakukan revolusi intelektual di
Kristen
lingkaran
imperium
Pada
memuliakan Tuhan sebelum ajal tiba
akhirnya
Romawi
Kristen
(Lamberton, n.d., p. 507-522). Data ini
meskipun harganya ialah darah para martir.
adalah penegasan. Pendidikan Kristen
Ide-ide Kristen sukses menumbangkan
teguh
Romanisme, kata Carmel Paul Attar (Attar,
direnungkan hanya mampu menganiaya
2020, p. 123). Darah tersebut menjadi
raga, tak secuil pun menyentuh iman.
Romawi.
menjadi
pun.
Banyak
justru
dalam
pertunjukan
bernyanyi
sanubari.
untuk
Penganiayaan
lewat
Memang, dalam momen tertentu
pendidikan yang dilancarkan. Bahkan,
ketika untuk bertahan hidup banyak orang
gerakan itu mereka jalankan hingga
murtad dari iman akibat terlalu beratnya
persekusi di Katakombe.
siksaan. Komunitas ini justru lama tidak
penyulut
gerakan
kristenisasi
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
207
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
diterima
kembali
menimbulkan
oleh
gereja
yang
pertunjukan oleh para gladiator Koloseum,
persoalan.
Akan
tetapi
(Osborne, 1985, p. 278-328) seperti yang
setelah masa penganiayaan sempat mereda,
biasa
Cyprianus yang lama menjabat sebagai
perlawanan pendidikan Kristen abad-ke-1.
Bishop di Kartago hingga mati martir
Simbol
tahun 258, (sebelumnya tahun 248-249, ia
kekaisaran Romawi dari nasib martir
adalah seorang Presbiter atau Penatua
orang-orang Kristen abad-abad pertama.
terpublikasikan,
itu
tetapi
meruntuhkan
simbol
martabat
jemaat di sana), ia menulis buku “De
Tampaknya, hasil dari pendidikan
Lapsis” (artinya Komunitas Murtad) untuk
perlawanan itu semakin nyata di era
mengatasi persoalan itu (Joyce, n.d., p. 18-
Kaisar
42). Tahun 251 di Konsili Kartago,
Theodosius.
persoalan murtad dirampungkan secara
Konstantinus
rekonsiliasi.
kebijakan
Diputuskan
agar
gereja
Galerius,
Konstantinus
Pengalaman
segera
imperium
dan
“pertobatan”
menjadi
lebih
bukti
menerima
menerima kembali “De Lapsis” tersebut
kekristenan. Awal tahun 313, ia bertemu
namun
di
setelah
menjalankan
terlebih
hukuman
sosial
dahulu
yakni
Milan
dengan
Likinius,
seorang
penguasa di belahan Timur Romawi.
dengan cara mengakui perbuatan mereka
Keduanya
tersebut adalah salah di hadapan gereja.
upaya-upaya politis untuk menerapkan
Ini praksis pendidikan masyarakat Kristen
secara lebih bebas kebijakan toleransi
awal Romawi. Ada ruang terbuka atas
beragama lewat apa yang disebut dalam
lahirnya kesadaran pada perilaku salah
bahasa Latin dengan “Edictum vel Pontius
ketika bersedia diakui dan diperbaiki.
Rescriptum Mediolanense” atau semacam
mengembangkan
kembali
Selama martirdom, banyak juga
Dekrit Milan (S.J., 1910, 207). Ada juga
orang Kristen harus lari ke Katakombe,
literatur yang menuliskannya dengan “the
satu ruangan bawah tanah yang menjadi
Decree of Milan,” satu magna charta
tempat perlindungan. Di sana mereka
kebebasan beragama. Di literatur lain
diajarkan untuk tetap mempertahankan
disebut “Edict of Milan.” (Anastos, 1967,
iman hingga mati di arena sekalipun.
p. 13-41).
Banyak hasil yang dipertontonkan. Mati di
Ada data historis yang sering
arena adalah justru proklamasi perlawanan
diabaikan selama ini. Kontribusi awal
iman kepada Kristus sebagai ortodoksi
kaisar Galerius, (nama lengkapnya Gaius
satu-satunya yang benar. Katakombe tidak
Galerius Valerius Maximianus Augustus),
lagi hanya diposisikan sebagai kuburan
pernah memerintah Romawi tahun 305
massal di zaman sadisme Romawi dalam
hingga 311 perlu disebutkan. Ia adalah
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
208
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Kaisar pembuka ruang masuknya ajaran
Konstantinus memerintah Barat. Likinius
dan
di Timur (Corcoran, 1996, p. 7).
penyebaran
Kristen.
Kaisar
ini
mencanangkan “Edictum Indulgentiae ut
Ada kisah unik dari pertobatan
maksudnya
Konstantinus bergema di gereja abad
penghapusan
Medieval. Satu hari di bulan Oktober 312,
hukuman bagi orang Kristen (Barnes,
tepatnya tanggal 27 malam sebelum
1973,
awalnya
pertempuran yang paling menentukan bagi
merupakan musuh dari kekristenan, tahun
nasib iman Kristen maupun titik nol
311, Galerius mengakhiri penganiayaan.
terbentuknya nama harum di jembatan
Sebelumnya,
Milvian,
Denuo
Sint
Christiani,”
semacam
maklumat
p.
29-46). Meskipun
imperium
Diokletianius
Konstantinus
mendapatkan
“Diocletian
mimpi yang diyakini secara kuat bahwa
Edictum,” payung hukum martirdom.
itu adalah visi dari Allah Kristen. Mimpi
Lewat “Edictum Indulgentiae” tersebut,
tersebut
imperium
legiunnya menggunakan standar “labarum”
mengeluarkan
maklumat
Romawi
semasa
Galerius
memberitahukan
agar
para
melepaskan toleransi yang lebih terbuka
Romawi (Chisholm, 1911, p. 2). Ini
terhadap orang Kristen (Williams, 1985, p.
adalah
224).
bendera, panji-panji, pelindung tubuh
kelengkapan
perang
misalnya
Dekrit Milan berupa “proklamasi”
secara lengkap, dan juga perisai yang
untuk menetapkan toleransi beragama
membuat cap dengan dua huruf Chi (χ)
bagi Kekristenan di Romawi secara
and Rho (ρ) simbolisasi
permanen.
Philip S. Gorski, Profesor sosiologi dan
Itu
adalah
hasil
dari
kesepakatan politik yang dibuat oleh para
studi
suksesor imperium Romawi di kota
menuturkan, dalam visi yang diterima
Mediolanum (saat ini Milan modern)
oleh Konstantinus tak lama sebelum
antara kaisar Romawi Konstantinus dan
bertempur
Likinius
rivalnya
kurun
waktu
Februari
313
agama-agama
nama Yesus.
hebat
tersebut,
Yale
dengan
University
Maxentius
matahari
berubah
(Betten, n.d., p. 191-197). Sebelumnya
menjadi salib. Ada suara bergemuruh
tahun 312, setelah pertempuran sengit
menyatakan “in Hoc Signo Vinces," yang
perang saudara dalam sistem Tetrarkis
berarti dengan tanda Chi dan Ro ini,
Romawi
maksudnya dengan nama Yesus kamu
di
jembatan
Milvian,
satu
pertempuran brutal di mana Maxentius
akan
kehilangan
dan
Konstantinus menumbangkan Maxentius.
Likinius menjadi dua kekuatan politik
Kisah “ngeroh” itu dianggap sebagai bibit
sekaligus suksesor imperium Romawi.
konsolidasi
nyawa.
Konstantinus
menang.
politik
Keajaiban
Kristen.
terjadi.
Narasi
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
209
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
disirkulasikan
segera,
membuat
Konstantine menjadi penguasa kekaisaran
Setidaknya, praksis kekristenan mulai
setara dengan agama-agama lain.
Romawi memiliki jiwa Kristus (Gorski,
2020, p. 20).
Edict of Milan disambut dengan
antusias oleh gereja. Oleh karena merasa
Tahun 313, untuk sementara dua
telah melewati fase martyrdom, tokoh
secara
pendidik Kristen “memuja” Konstantinus
bersama-sama mengeluarkan Dekrit Milan.
sebagai simbol dan pencapaian atas
Oleh
perjuangan
suksesor
imperium
mereka
sepakat
diberikan
kebebasan
mereka.
“Pemujaan”
itu
beragama kepada orang Kristen meskipun
tampak jelas dari tulisan Eusebius dari
belum “disegel” untuk menjadi undang-
Kaisarea, (tahun 313-340 menjadi Uskup
undang resmi. Banyak yang meyakini,
Kaisarea, Palestina yang meninggal di
Dekrit
sana tahun 340), yakni “Vita Constantini”
memiliki
dampak
luas
pada
kekaisaran. Itu mengakhiri penganiayaan
semacam
terhadap orang-orang Kristen. Hanya saja,
Konstantinus pada Kristen. Sebelumnya,
hukum Romawi masih menempatkan
tahun 335-336, ia menulis “Praeparatio
Kekristenan
paganisme.
Evangelica” ajaran untuk mempersiapkan
Kekristenan dianggap sebagai “Religio
misi kristenisasi, serta “Demonstratio
Licita”, satu praksis dan ritus keagamaan
Evangelica,” bagaimana menyebarluaskan
yang
politik
Injil di Romawi, ada juga “Tricennalian
memiliki
Oration”, “Laus Constantini,” pidato-
kesempatan politik untuk merayakan iman
pidato publik untuk membela Kristen atas
mereka
nama
setara
memiliki
kekuasaan.
sokongan
Orang
tanpa
Kristen
takut
akan
hambatan
Kaisar
hagiografi
Konstantinus.
pemihakan
Bahkan,
dihukum mati. Mereka yang telah dicabut
Eusebiuslah yang melakukan sakramen
status
hukumnya
bagi Konstantinus Agung di ranjang
mendapatkan kembali posisi sosial. Orang
kematiannya pada tahun 337 (Eusebius,
Kristen memiliki ruang bebas untuk
1999, p. 3; G. A. Williamson, 1965, p. 1;
berkumpul. Harta benda yang telah disita
Timothy. D. Barnes, 1981, p. 164-188). Ia
selama
dikembalikan
juga menulis sejarah gereja masa purba
kepada pemilik asli. Dekrit itu mengakui
dalam “Historia Ecclesiae” yang menjadi
gereja sebagai suatu badan hukum dengan
teori sumber bagi banyak orang yang
mengizinkannya untuk memiliki harta
secara keliru dianggap menjadi legalisasi
benda (Latourette, 1936, p. 158-160).
Kristen ada pada masa Konstantinus.
Posisi Kristen telah dibalik ke arah yang
Padahal jika diteliti dengan hasil riset
bebas walau belum tegas status hukumnya.
yang lebih baru semakin cermat, apa
dan
kekuatan
penganiayaan
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
210
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
sesungguhnya
Konstantinus
yang
lebih
terjadi
banyak
di
masa
simbol pagan Jupiter, Apollo, Mars, dan
mengenai
Hercules dihilangkan dari koin imperium.
ruang dan kesempatan politik untuk
Sebelum
praksis Kristen. Indikator paling nyata
sebagian besar upaya-upaya politik dari
yaitu dihentikannya martirdom (Klug,
Konstantinus
2021, p. 54).
tampaknya ditujukan untuk memelihara
Lewat Vita Constantini, Eusebius
mengglorifikasi
323,
lewat
harus
diingat,
Dekrit
Milan
kesetaraan dan toleransi bagi kekristenan
atas
barulah setelah mengalahkan Likinius dan
pertobatannya. Ia “memuja” Konstantinus,
menjadi kaisar tunggal pada tahun 324,
memandangnya sebagai wakil Tuhan di
Konstantinus mulai aktif mempromosikan
bumi untuk menjaga iman Kristen. Sistem
agama Kristen. (Flick, 1911, p. 112).
pemerintahan
Konstantinus
tahun
Konstantinus
Keberpihakan negara atas Kristen
diyakini sebagai sistem Monarki paling
tak lepas dari politik pendidikan literasi
ideal
untuk
Kristen digagas oleh pendidik populer di
penerimaan atas nilai-nilai Kristen di
masanya. Gerakan tersebut di antaranya
istana dan koloni Roma. Di kepala
bisa
Eusebius, Kristen menjadi “Religio Licita”
berjudul “De Opificio Dei,” dan “De Ira
adalah hasil perjuangan politik iman
Dei”.
Kristen. Semua orang menerima hasilnya
manuskrip karya Laktantius. Olehnya,
dianggap kewajaran (O’Keefe, 2005, p.
tulisan “De Opificio Dei” dalam bahasa
371; Grayzel, 1968, p. 93-117).
Inggris diterjemahkan “The Works of God”
karena
selama
adanya
ruang
terbaca
dalam
Keduanya
dua
berisi
manuskrip
sekitar
150
Dekrit Milan kemudian diikuti
atau Karya Tuhan dari Laktantius paling
oleh sejumlah dekrit lain menguatkan
awal sebagai seorang Kristen ditulis tahun
legalitas politik Kristen. Banyak Bishop,
303
Presbiter dan Diaken dibebaskan dari
muridnya bernama Demetrianus seorang
penjara kota dan Katakombe. Tugas
Kristen
militer
Kristen
membeberkan bagaimana pemeliharaan
dibebaskan. Hak istimewa yang telah
Tuhan terlihat dalam karya penciptaan
diberikan kepada para Imam Paganisme
mencakup pemaparan akan manusia ,yang
dan Rabi Yudaisme dialihkan ke Kristen.
secara
Tahun 316, berbagai aturan dan ritus yang
hubungannya jiwa dan roh manusia yang
memberatkan kebebasan Kristen dihapus.
tidak alami kematian walau dipersekusi
Tahun 323, yang lebih radikal lagi
sekalipun. Di dalamnya
dilakukan oleh Konstantinus, simbol-
perlawanan terhadap kekejaman Romawi.
dan
banyak
budak
atau
304,
kaya
khusus
didedikasikan
di
Roma.
untuk
Laktantius
dikaitkan
dengan
ada ide-ide
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
211
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Laktantius menarasikan pemeliharaan dan
(setelah ditemukan pada abad ke-19 ada
pemeliharaan Tuhan terbukti. Kemuliaan
juga yang menyebutnya dengan Ordo
manusia ciptaan Tuhan juga satu argumen
Gereja Mesir), adalah risalah Kristen awal
kuat dan sistematis, sengaja dirancangnya
dalam genre Ordo Gereja. Literasi itu
untuk menyangkal posisi Epikureanisme
digambarkan sebagai bahan penting yang
yang sengit menyerang ortodoksi Kristen
tak tertandingi, menjadi sumber informasi
(Roots, 1987, p. 466-486).
tentang kehidupan gereja dan liturgi abad
Sedangkan dalam “De Ira Dei”
ke-3.
Oleh
tokoh
Renaissance
dan
dalam bahasa Inggris diterjemahkan “The
reformasi Eropa literasi tersebut sangat
Anger of God” atau “Kemarahan Tuhan,”
dikagumi.
Laktantius ialah seorang Kristen
Laktantius mengajarkan emosi manusia
yang kejam dikaitkan dengan Tuhan
Romawi
(terutama seperti yang ditunjukkan oleh
Konstantinus, bernama lengkap
judulnya kemarahannya) dalam Perjanjian
Caecilius Firmianus Laktantius. Ia orang
Lama. Ajaran itu adalah ide-ide yang
Italia
dibangun secara filosofis Yunani untuk
Afrika, seorang filsuf dan apologetis
mengemukakan gagasan tentang Tuhan
Kristen Romawi berasal dari kota Fermo.
emosional yang tidak dapat diterima
Laktantius adalah murid Arnobius yang
Kristen.
menafsirkan
mengajar di Sicca Veneria. Laktantius
kemarahan Tuhan dalam gaya Romawi
terlahir sebagai seorang pagan. Di awal
sebagai keadilan pidana yang dalam
kehidupannya, ia mengajar retorika di
bahasa Latin diistilahkan dengan “iustitia.”
tempat asal. Laktantius “mualaf” menjadi
Laktantius menyindir “tuhan” Romawi. Ia
Kristen sebelumnya melayani di istana
membangun gambaran emosi penguasa
Diokletianus
Romawi tidak ada dalam diri Tuhan
permintaan Kaisar Diokletianus menjadi
Kristen yang benar. Ironisnya, Laktantius
Maha Guru retorika di Nikomedia (Kota
merupakan salah satu dari Bapa-Bapa
Izmit Turki, sekarang). Berkisar tahun 303
gereja Latin yang diabaikan selama abad
jelang 311, Laktantius menulis karya
Medieval bahkan sempat tidak termasuk
Latin,
dalam
Apostolica,”
bahasa Inggris dikenal dengan “The
tradisi Apostolik. Sekalipun demikian,
Divine Institutes”. Satu magnum opus
gerakan literasi Kristen yang dilancarkan
teologis oleh tokoh pendidikan Kristen
Laktantius penting selama Renaissance
yang
Italia (Burkhard, 1940). Tradisi Apostolik,
keberterimaan
Laktantius
koleksi
“Traditio
yang
menjadi
bercampur
keturunan
pemuja
“Institutiones
dijadikan
penasehat
Lucius
Numidia
Paganisme
Diwinae”
sebagai
Kristen
di
atas
dalam
landasan
imperium
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
212
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Konstantinus. Isinya dimaknai sebagai
penulis kafir Roma yang bersekongkol
peruntukan institusional cara kerja hukum
dengan sejumlah Kaisar sebelumnya. Para
perdata dan hukum kriminal. Bahkan
penulis tersebut membantu legitimasi
ketika terjadi masa kebangkitan ilmu
hukum bagi para penganiaya Kristen
pengetahuan di Eropa, terutama di Italia,
dalam berbagai tulisan pamflet yang
ide-ide
bidang
kemudian
akademik dari para bapa-bapa gereja,
Mortibus
khususnya oleh Lactantius banyak dirujuk
Laubmann, 1893, p. 12).
revolusionis
dalam
(Wilson, 1992), (Stinger, 1997, p. 483486).
dikompilasi
menjadi
“De
(Brandt,
Persecutorum”
Dalam suasana apologetis antara
Katolik dan Kristen, tak sedikit tokoh
Disebutkan, “Institutions Diwinae”
Katolik mengkritisi karya tersebut dilabeli
ialah karya sistematis sekaligus apologetis
sebagai literatur Kristen. Antara lain
yang melarang Paganisme namun hanya
Propesor Johannes Quasten, Joseph P.
menempatkannya
status
Plumpe. Keduanya dari The Chatolic
kepercayaan sia-sia, belum ditetapkan
University of America di Washington D.C.
sebagai
Dengan menekankan analisis yang dilihat
Paganisme
sebagai
heresy.
Dalam
oleh
praksisnya,
masyarakat
Roma
dari
sumber
yang
isi
diacu,
tulisan
mereka
“Institutions
tradisional tetap dipegang sebagai satu
menunjukkan
kewajaran
khusus
Diwinae” ialah gabungan dari sejumlah
bersanding dengan kekristenan. Karya
materi apokaliptik Yahudi, Kristen, Mesir
tersebut sebagai upaya penuh untuk
dan Iran (Johannes
pertama kalinya dalam sejarah kekaisaran
Bahkan, isinya juga bersesuaian dengan
Romawi membela teologi Kristen dalam
Oracle of Hystaspes, ada pula yang
bahasa Latin yang datang dari dalam
sumber dari Sibylline serta Hermetica of
istana (Healy, 1910, p. 233). Mengingat
Hermes Trismegistus, Odes of Solomon
isinya lengkap, malah menjadi elemen
(Lactantius, 1964, p. 15–544).
utama yang menarik dan meyakinkan
tonasi apologetik, Laktantius berusaha
orang-orang kafir yang berpendidikan
menyajikan kekristenan juga disajikan
bertobat
“Institutions
dalam bentuk filosofis mampu menarik
Diwinae” wajib diajarkan (McDonald,
orang-orang kafir. Ketika kekristenan
1964, ixx–xv).
diterima,
dan
jadi
kebenaran
Kristen),
Ada yang meyakini,
Laktantius
Quasten, 1949).
tetap
Dengan
bertahan
awalnya Laktantius hanya berniat untuk
menjadi guru bagi putra Konstantinus,
memfokuskan sebagian besarnya isi karya
bernama Crispus (Lactantius, 2003, p. 12).
tersebut untuk memerangi klaim para
“Institutiones Diwinae” berpengaruh luas
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
213
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
dalam membendung kritik atas gerakan
mengedepankan
kristenisasi yang disokong penuh oleh
sejarah.
Konstantinus.
menampakkan relasi ilmu pendidikan
kewaspadaan
Secara
solid,
ilmiah
tulisan
ini
agama Kristen dari sudut politik yang
KESIMPULAN
sangat menarik bila dilanjutkan ke era
Sejak awal, Kristen dan tokohnya
terlibat
dalam
gerakan
politik.
Injil
Medieval,
(sering
Renaissance),
disebut
masa
Reformasi
dan
sekalipun sebagai wacana bahkan alat
Pascareformasi, Modern, hingga sekarang
politik perjuangan. Hamparan data sejarah
atau pun mundur kepada masa Israel
di atas menampilkan pemahaman baru
purba.
terkait itu. Munculnya ritus dan praksis
keyakinan,
komunitas,
institusi
baru,
DAFTAR PUSTAKA
bahkan figur popular Kristen lewat karya-
Anastos, M. V. (1967). The Edict of Milan
karya mereka di masa penindasan kerajaan
(313) : A Defence of its Traditional
Romawi tidak bisa lepas dari upaya-upaya
Authorship and Designation. Revue
politik dalam nuansa rivalitas para suksesi
Des Etudes Byzantines, 25, 13–41.
penguasa, baik itu secara terbuka maupun
diam-diam
terhadap
tirani
yang
menghalangi perjuangan. Menghasilkan
Attar, C. P. (2020). Faith and Reason:
Disturbing
Christian
Doctrines.
iUniverse Publisers.
literatur sepintas seakan hanya ajaran
Barnes, Timothy. D. (1981). Constantine
agama tetapi di dalamnya ada perjuangan
and Eusebius. Harvard University
politik seperti dilakukan Bishop, Presbiter
Press.
dan Diaken. Ini membuktikan, dalam
perjalanan pendidikan
agama Kristen
Barnes,
Timothy
Lactantius
David.
(1973).
and Constantine.
The
semasa penganiayan yang hebat imperium
Journal of Roman Studies, 63, 29–46.
Romawi, gerakan politik dan literasi
Betten, F. S. (n.d.). The Milan Decree of
adalah fakta historis. Temuan itu berguna
A. D. 313: Translation and Comment.
sebagai kerangka kerja sarjana Kristen.
The Catholic Historical Review, 8(2),
Paling
191–197.
sedikit
perjuangan
atas
“daerah
rural”.
sejarah,
mungkin
maksudnya
Untuk
untuk
memobilisasi
nirliterasi
khususnya
Boehlke,
R.
R.
(2015).
Sejarah
Dalam
pembabadan
Perkembangan Pikiran dan Praktek
ada
anakronisme,
Pendidikan Agama Kristen: Dari
kurang
akuratnya
meminimalisir,
waktu.
tulisan
ini
Plato Sampai IG. Loyola; Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktek
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
214
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Pendidikan Agama Kristen: Dari
Eusebius. (1999). Life of Constantine
Yohanes Amos Comenius sampai
Introduction
Perkembangan PAK di Indonesia.
Commentary by Averil Cameron and
BPK Gunung Mulia.
Stuart G. Hall. Clarendon Press.
Brandt, Laubmann, D. M. (1893). Brandt,
Laubmann,
De
Mortibus
Translation,
and
Flesoras, C. D. (2009). The Historical
Place and Character of Mentoring in
Persecutorum Corpus Script. Eccl.
Higher
Lat. xxvii, Vienna, 1893, 12.
Christian Formation in the Byzantine
Burkhard, J. J. (1940). Apostolicity Then
and Now: An Ecumenical Church in
a
Postmodern
World.
The
Confraternity of Christian Doctrine.
Chisholm,
H.
(1911).
Encyclopædia
Britannica Volumes 16 11th Edition.
Cambridge University Press.
Education:
A
Study
of
East. University of California.
Flick, A. C. (1911). The Rise of the
Mediaeval Church.
G. A. Williamson, E. (1965). Eusebius,
The
History
of
the
Church.
Harmondsworth Publishers.
Garraghan, G. J. (1949). A Guide to
Constantineanu, C. (2010). The Social
Historical
Method
(New
York:
Significance of Reconciliation in
Fordham University Press. Fordham
Paul’s Theology: Narrative Readings
University Press.
in Romans. Bloomsbury Publishing
PLC.
of the Roman Empire Volume 1.
Corcoran, S. (1996). The Empire of the
Tetrarchs: Imperial Pronouncements
and
Gibbon, E. (1872). The Decline and Fall
Government,
AD
284–324.
Clarendon Press.
Frederick Warne & Co.
Gonzáles, J. L. (2010). The Story of
Christianity: The Early Church to the
Dawn of the Reformation Volume 1.
Corke-Webster, J. (2013). Violence and
HarperCollins Publishers.
Authority in Eusebius of Caesarea’s
Gorski, P. S. (2020). American Babylon
The
Christianity and Democracy Before
Ecclesiastical
History.
University of Mancheste.
and After Trump. Taylor & Francis.
Crossan, J. D. (2007). God and Empire:
Grayzel, S. (1968). The Jews and Roman
Jesus Against Rome, Then and Now.
Law. Jewish Quarterly Review, 2,
HarperOne.
93–117.
Dorcey, P. F. (1992). The Cult of Silvanus:
Gregg, R. C. (1980). Athanasius: The Life
A Study in Roman Folk Religion.
of
Antony
and
the
Letter
to
Brill.
Marcellinus, Classics of Western
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
215
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Spirituality. Paulist Press.
Lactantius.
Healy, P. (1910). “Lucius Caecilius
Firmianus
Lactantius,”
in
(2003).
Divine
Institutes
Translated with An Introduction and
The
Notes by Anthony Bowen and Peter
Catholic Encyclopedia Volume 8.
Garnsey. Liverpool University Press.
Robert Appleton Company.
Lamberton, C. D. (n.d.). The Development
Janssen, K. P. S. (2020). Religio Illicita?
Roman Legal Interactions with Early
Christianity
in
Leiden
Context.
University.
of Christian Symbolism as Illustrated
in
Roman
Catacomb
Painting.
American Journal of Archaeology,
15(4), 507–522.
Johannes Quasten, J. P. P. (1949). Ancient
Lane, T. (1984). The Lion Concise Book
Christian Writers: The Work of the
of Christian Thought. Lion Hudson
Fathers in Translation. The Newman
Publishing PLC.
Press.
Lane, T. (2016). Runtut Pijar: Tokoh dan
John Dominic Crossan, J. L. R. (2007). In
Pemikiran Kristen Kristen dari Masa
Search of Paul. HarperOne, 2007.
ke Masa. Jakarta BPK Gunung Mulia.
John N.D. Kelly. (1960). Early Christian
Doctrines. Taylor & Francis.
Centuries:
Joyce, G. H. (n.d.). Private Penance in the
Early
Church.
Theological
The
Studies,
Journal
Latourette, K. S. (1936). The First Five
of
42(165/166),
18–4.
A
History
of
the
Expansion of Christianity. Harper
and Brothers.
Maclean, R. (2018). Freed Slaves and
Roman Imperial Culture: Social
Kee, A. (2016). Constantine Versus Christ:
Integration and the Transformation
The Triumph of Ideology. WIPF &
of Values. Cambridge University
STOCK Publishers.
Press.
Klug, B. J. (2021). Culturally Relevant
Teaching
Making
Indigenous
Peoples
Space
for
Historical Descriptions. Cambridge
in
the
University Press.
Schoolhouse. Rowman & Littlefield
Publishers.
Books I–VII Translated by Mary
McDonald.
Washington,
D.C.: Catholic University of America
Press.
McDonald,
M.
F.
(1964).
General
Introduction The Divine Institutes:
Lactantius. (1964). The Divine Institutes:
Francis
McCullagh, C. B. (1984). Justifying
Books I–VII. Catholic University of
America Press.
McGrath, A. E. (2013). Christian History:
An Introduction. Wiley-Blackwell.
Michael J. Anthony, Warren S. Benson.
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
216
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
(2011). Exploring the History and
Introduction
Philosophy of Christian Education:
Perspective Third Edition (3rd ed.).
Principles for the 21st Century. Wipf
Baker Academic, 2008), 129.
& Stock.
in
Evangelical
Perkins, J. (2008). New Identities: Pagan
Milla, F. (n.d.). The Political Character of
the Classical Roman Republic, 200–
and Christian Narratives from the
Roman Empire. Routledge.
151 B.C. The Journal of Roman
Roots, P. A. (1987). The De Opificio Dei:
1–19.
The Workmanship of God and
https://doi.org/https://doi.org/10.2307
Lactantius. The Classical Quarterly,
/299003
37(2), 466–486.
Studies,
74,
Mortimer, R. C. (1939). The Origins of
S.J., C. K. (1910). Enchiridion Fontium
Private Penance in the Western
Historiae Ecclesiasticae Antiquae.
Church. Clarendon Press.
Herder.
Mortimer, R. C. (1947). The Elements of
Moral Theology. Routledge.
Scahfer, P. (2003). The History of the
Jews in the Greco-Roman World The
Mortimer, R. C. (1950). Christian Ethics.
Routledge.
Jews of Palestine from Alexander the
Great to the Arab Conquest Revised
Murray, G. W. (n.d.). The Roman Roads
Edition. Routledge.
and Stations in the Eastern Desert of
Schaff, P. (1884). Nicene and Post-Nicene
Egypt. The Journal of Egyptian
Christianity: From Constantine the
Archaeology, 11(1), 138–150.
Great to Gregory the Great AD 311-
O’Keefe, J. J. (2005). Religio Licita.
Cambridge University Press.
Schurer, E. (1891). A History of the
Odahl, C. M. (2007). Constantine the
Great
and
Christian
Imperial
Theocracy. Onnections: European
Studies Annual Review, 3, 89–113.
Osborne,
J.
(1985).
The
600. T & T Clark.
Jewish People in the Time of Jesus
Christ Volume 2. Harvard University
Press.
Snyder, I. (2008). The Literacy Wars: Why
Roman
Teaching Children to Read and Write
Catacombs in the Middle Ages. The
is a Battleground in Australia. Allen
Roman Catacombs in the Middle
& Unwin.
Ages,” Papers of the British School
at Rome, 53, 278–328.
Stephen, D. C. (1992). The History of
Christian
Education.
Pazmino, R. W. (2008). Foundational
Anthony
(Ed.),
Issues in Christian Education An
Ministry:
An
In
M.
J.
Foundations
of
Introduction
to
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
217
Copyright: Elia Tambunan: Politik Perang Literasi Agama…..
Christian Education for a New
Generation
(pp.
37–52).
Baker
Publishing Group.
Roman Recovery. Routledge.
Wilson, N. G. (1992). From Byzantium to
Italy: Greek Studies in the Italian
Stinger, C. (1997). “Italian Renaissance
Learning and the Church Fathers,”
Renaissance.
Johns
Hopkins
University Press, 1992.
in Irena Backus (ed.),The Reception
of the Church Fathers in the West;
From
the
Carolingians
to
the
Maurists Volume 2. Leiden and New
York, E.J. Brill, 1997.
Tambunan, Elia. (2019). INDONESIAN
ISLAMISM: The War of Islamic
Literacy
from
Radicalism.
Pemikiran
Millennialism
Akademika:
Islam,
to
Jurnal
9(18),
1–38.
https://doi.org/DOI:
http://dx.doi.org/10.32332/akademika
.v24i1.1612
Tucker, R. W. (2016). Developing a PostApostolic Identity: Examining the
Influence of Education within the
Ancient Church and its role in the
development of a Ductu in Primitiva
Ecclesia. University of Newcastle.
Vaage, L. E. (2006). Religious Rivalries in
the Early Roman Empire and the
Rise of Christianity 2006). Canadian
Corporation
for
Studies
in
Religion/Corporation Canadienne des
Sciences Religieuses and Wilfrid
Laurier University Press.
Vasiliev, A. A. (1948). Imperial Porphyry
Sarcophagi in Constantinople.
Williams, S. (1985). Diocletian and the
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership, Vol. 2 No. 2 Desember 2021
218