Konsep Keluarga
Defenisi
Defenisis keluarga antara lain :
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan social (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosiaonal) (Hanson, 2001) dikutip dalam (Widagdo, 2016).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta dari tiap anggota keluarga (Duwali dan Logan, 1986) dikutip dalam (Widagdo, 2016).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988) dikutip dalam (Widagdo, 2016).
Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga adalah sebagai berikut:
Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini:
The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.
Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut:
Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini:
Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
Fungsi sosialisasi dan penempatan social
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga sebagai berikut:
Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
Membangun perkawinan yang saling memuaskan
Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok social
Mendiskusikan rencana memiliki anak
Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir
Tugas perkembangannya adalah:
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek
Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan.
Mensosialisasikan anak
Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah:
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah:
Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak
Memperkokoh hubungan perkawinan
Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah:
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Mempertahankan hubungan perkawinan
Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).
1.2 konsep penyakit
1.2.1 Definisi
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Berikut ini adalah beberapa pengertian diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan dimana :
Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal, ditandai seringnya kehilangan cairan dan feses yang tidak berbentuk .
Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.
Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang dikeluarkan.
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar. Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian tersebut bahwa diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair yang dapat disertai lendir atau darah dengan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dimana diare akut berlangsung kurang dari dua minggu dan diare kronik berlangsung lebih dari dua minggu.
1.2.2 Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal sehingga terjadinya perubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpor menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi bakteri: oleh bakteriVibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
Infeksi virus: oleh virus Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, poliomyelitis), Adenovirus, Ratavirus, Astrovirus.
Infestasi parasit: oleh cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans).
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA),Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,Ensifalitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
Malabsorbsi karbohidrat: Disakarida (Intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), munosakarida (intoleransi lukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang dapat mempengaruhi proses penyerapan makanan seperti : rasa takut dan cemas.
1.2.3 Patofisiologi
akibat terjadinya diare baik akut maupun kronis adalah :
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transfort aktif akibat rangsangan toksin terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Serta meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
1.2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis (kausal) yang tepat, sehingga dapat memnerikan terapi yang tepat pula (Suharyono, 2004). Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada anak dengan diare, yaitu:
Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan kultur.
Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH, Clini test), lemak, dan kultur urine.
1.2.5 Komplikasi
akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
Syok hipovolemik.
Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi)
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktose.
Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare yang berlangsung lama)
1.3 Konsep Tindakan Keperawatan yang Diberikan
Dx.1 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-kapiler
Noc : - Respiratory status
Vital sign status
Kriteria hasil : - Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda – tanda distress pernapasan
Nic : - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Dx. 2 Diare berhubungan dengan proses infeksi
Noc : - Bowel elimination
Fluid balance
Kriteria hasil : - Feses berbentuk, BAB sehari sekali – tiga hari
Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
Nic : - Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
Ajarkan asien untuk mengggunakan obat antidiare
Monitor tanda dan gejala diare
Dx. 3 kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Nic : - Fluid balance
Hydration
Kriteria hasil : - Mempertahankan urineoutput sesuai dengan usia dan BB
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Noc : - Timbang popok / pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatanintake dan output yang akurat
Monitor vital sign
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes
Puskesmas
No.Register
Nama Perawat yang mengkaji
Nur asrani
Tanggal Pengkajian
06 Juli 2019
DATA KELUARGA
Nama kepala keluarga
Tn. R
Bahasa sehari-hari
Bugis
Alamat rumah & Telp
Kampung Cangkoe, RK 02 Rt 1, Dusun Kampung Baru Desa Taraweang, Kecamatan Labbakang, Kabupaten Pangkep
Jarak yankes terdekat
< 1 km
Agama & suku
Islam & Bugis
Alat Transportasi
Motor pribadi
DATA ANGGOTA KELUARGA
No
Nama
Hub dgn KK
Umur
JK
Suku
Pend Terakhir
Pekerjaan Saat Ini
Status Gizi (TB,BB,BMI)
TTV(TD,N,S,P)
Status Imunisasi Dasar
Alat bantu/protesa
1.
Ny. S
Istri
27 thn
P
Bugis
SD
IRT
156 cm, 45 Kg, 18.5
TD:120/90 mmHg
N: 68x/i
S:36,8ºc
P:22x/i
-
-
2.
An. K
Anak
3 thn
P
Bugis
Belum sekolah
-
90 cm
12 kg
14.8
N : 100x/i
RR : 22x/i
S : 36,7ᵒc
Hepatitis B (hb-0)
BCG dan Polio 1
DPT-HB-Hib 1 dan Poilo 2
DPT-HB-Hib 2 dan Poilo 3
DPT-HB-Hib 3 dan Poilo 4 dan IPV atau Polio Suntik
Campak atau MR
-
Lanjutan
No
Nama
Penampilan Umum
Status Kesehatan Saat Ini
Riwayat Penyakit/Alergi
Analisis Masalah Kesehatan Individu
1.
Tn. R
Baik
Sehat
Tidak ada
Sehat
2.
Ny. S
Baik
Sehat
Tidak ada
Sehat
3.
An. K
Baik
Sakit
Tidak ada
Diare
DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
Nama individu yang sakit : An. K
Diagnosa medis : diare
Sumber dana kesehatan :
Rujukan dokter/rumah sakit
Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
P : 22x/i
S : 37,5ᵒc
N : 100x/i
Takikardi
Tubuh teraba hangat
Sirkulasi/cairan
▫ tidak ada oedem
▫ bunyi jantung : regular
▫ asites : tidak ada
▫ akral dingin : tidak
▫ tanda pendarahan : tidak
▫ tanda anemia : konjungtiva pucat
▫ tanda dehidrasi : turgor kulit berkurang
▫ pengisian kapiler : < 2 detik
perkemihan
▫ pola BAK : 6-7x perhari
▫ nyeri BAK : tidak ada
▫ kemapuan BAK : mandiri
▫ alat bantu : tidak ada
▫ kemampuan BAB : mandiri
▫ alat bantu : tidak ada
Pernapasan
▫ sianosis : tidak ada
▫ sekret : tidak ada
▫ alat bantu nafas : tidak ada
▫ dipsnes, sesak, stidor, krepirasi : tidak ada
Pencernaan
▫ mual muntah : tidak ada
▫ nafsu makan : kurang
▫ kesulitan menelan : tidak ada
▫ bau nafas : tidak
▫ kerusakan gigi/gusi/lidah/
geraham : tidak ada
▫ distensi abdomen : tidak ada
▫ diare : 5x sehari
▫ hemoroid : tidak ada
▫ konsistensi : cair
▫ diet khusus :tidak ada
▫ kebiasaan makan/minum : makan 3x sehari, minum 4-5 kali sehari
▫ alergi makanan/minuman : tidak ada
▫ alat bantu : tidak ada
Muskuloskeletal
▫ kontraktur : tidak ada
▫ fraktur : tidak ada
▫ nyeri otot/tulang : tidak ada
▫ tremor : tidak ada
▫ malaise : tidak ada
▫ atropi : tidak ada
▫ kekuatn otot : 5 ekstremitas ata, 5 ekstremitas bawah
▫ berdiri : mandiri
▫ berjalan : mandiri
▫ alat bantu :tidak ada
▫ nyeri : tidak ada
Neurosensori
Fungsi pengelihatan : baik
Fungsi pendengaran : baik
Fungsi peraba : baik
Fungsi perasa : kurang baik
Fungsi penciuman : baik
Kulit
▫ Jaringan parut, memar, laserasi dll : tidak ada
▫ Luka bakar : tidak ada
▫ decubitus: tidak ada
Tidur dan istrahat
▫ susah tidur : tidak
▫ waktu tidur : kurang lebih 8 jam perhari
▫ bantuan obat : tidak
Mental
▫ cemas, takut, putus asa denial, marah, depresi : tidak ada
▫ respon pasca trauma : tidak ada
▫ tidak mau melihat bagian tubuh yang rusak : tidak ada bagian tubuh yang rusak
Komunikasi dan budaya
▫ interaksi dengan keluarga : baik
▫ berkomunikasi : baik
Kebersihan diri
▫ gigi dan mulut :kotor
▫ mata : bersih
▫ kulit : bersih
▫ perineal/genital : tidak dilakukan pengakajian
▫ hidung : bersih
▫ kuku : kotor
▫ telinga : bersih
▫ rambut : bersih
Perawatan diri
▫ mandi : 2 kali sehari, dibantu
▫ berpakaian : rapi / dibantu
▫ menyisir : dibantu
Keterangan tambahan dari individu yang sakit :
Diagnosa keperawatan individu yang sakit :
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan konsistensi BAB cair
Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan
Kondisi Rumah : Rumah keluarga Tn.R merupakan rumah panggung dinding papan untuk lantai 2, sedangkan lantai dasarnya tanah dengan luas 12 x 8 M² terdapat 2 kamar tidur lantai 1, dan, 2 kamar tidur dilantai 2, ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur sekaligus ruang makan. Kondisi rumah secara keseluruhan dengan lantai kurang bersih, perabotan berdebu dan kurang rapi.
Ventilasi :
Cukup: setiap rumah memiliki jendela, dan terdapat juga ventilasi kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik
Pencahayaan Rumah :
Baik: cahaya matahari dapat masuk ke rumah pada pagi, siang,dan sore hari
Saluran Buang Limbah :
Kurang: pembuangan limbah keluarga Tn. R di sawah
Sumber Air Bersih :
Sehat : sumber air yang digunakan keluarga adalah sumur bor yang ditampung dalam penampungan air
Jamban Memenuhi Syarat :
Ya: keluarga Tn.M memiliki kamar mandi sendiri dan WC leher angsa.
Tempat Sampah:
Tidak : keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri. sampah yang ada ditampung di belakang rumah dan jika ada waktu luang Tn. R membakar sampah tersebut
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga
8m2/orang : ya
PHBS Di Rumah Tangga
Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Ya
Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya
jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :: Ya
Menggunakan air bersih untuk makan & minum: Ya
Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya
Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Tidak*
Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Ya
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Tidak
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya
Menggunakan jamban sehat : Ya
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Tidak
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Tidak
Tidak merokok di dalam rumah : Tidak
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS
PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Keluarga dan tetangga
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Perlu berobat ke fasilitas yankes
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : Tidak, karena keluarga kurang tau tentang upaya peningkatan kesehatan yang dialami oleh anggota keluarganya
9 Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Tidak
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: Ya
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Tidak
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Tidak, karena tn R tidak mengetahui cara penanganan penyakit daire dan anak dari Tn. R sudah 3 kali mengali penyakit diare
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Tidak, karena Tn. R jarang dirumah, dan Ny. S juga mengurus ibunya yang sakit sehingga Ny. S jarang keluar dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS : - Ny. S mengatakan anaknya BAB encer mulai 2 hari yang lalu
Ny. S mengatakan suka memberikan anaknya jajanan diluar
DO : - An. K Nampak lemas
Mata An. K anemis
Turgor kulit menurun
An. K BAB encer 2 hari yang lalu
P :22x/i
S : 37,5ᵒc
N : 100x/i
Diare
Frekuensi BAB meningkat
Hilang cairan&elektrolit berlebihan
Gangguan keseimbangan volume cairan
Gangguan keseimbangan volume cairan
2
DS : - Ny. S mengatakan tidak tau mengenai penanganan khusus diare
Ny. S mengatakan tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare dan cara penanganannya
DO : - kemampuan keluarga Tn. R dalam mengambil keputusan terbatas karena keluarga tidak mengetahui masalah diare
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Defisit pengetahuan berhubungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Kriteria hasil
Intervensi
1
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan konsistensi BAB cair
An. K minum dalam jumlah yang banyak
Bujuk An. K untuk minum banyak
Berikan cairan oralit
Observasi jumlah cairan yang masuk
2
Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga pasien dapat paham tenyang penyakit dan kondisi pasien
Anjurkan ibu klien untuk tidak memberikan anaknya makanan sembarangann
Berikan pemahaman tentang penyakit yang di derita klien.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.dx
Hari/tgl
IMPLEMENTASI
Hari/tgl
EVALUASI
1
Selasa 9/7/19
Membujuk An. K untuk minum banyak
Hasil : An. K tidak mau minum banyak air
Memberikan cairan oralit
Hasil : An. K hanya meminum sedikit cairan oralit yang diberikan
mengobservasi jumlah cairan yang masuk
hasil : An. K hanya meminum 4-5 gelas air setiap harinya
Selasa
9/7/19
S : Ny. S mengatakan BAB anaknya sudah berampas tetapi, BAB masih kurang lebih 4 kali sehari.
O : klien Nampak minum air putih banyak
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2
Selasa
9/7/19
Menganjurkan ibu klien untuk tidak memberikan anaknya makanan sembarangan.
Hasil : Ny. S melarang anaknya untuk membeli jajanan diluar
Memberikan pemahaman tentang penyakit yang di derita klien.
Hasil : Ny. S memperhatikan materi yang diberikan.
Selasa
9/7/19
S : Ny. S mengatakan bahwa dia tidak memberikan lagi jajanan sembarangan kepada anaknya
O : Klien mulai mengerti dengan materi yang diberikan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
No.dx
Hari/tgl
IMPLEMENTASI
Hari/tgl
EVALUASI
1
Rabu 10/7/19
Membujuk An. K untuk minum banyak
Hasil : An. K sudah mulai meminum banyak air
Memberikan cairan oralit
Hasil : An. K meminum sedikit cairan oralit yang diberikan
mengobservasi jumlah cairan yang masuk
hasil : An. K hanya meminum 6-7 gelas air setiap harinya
Rabu
10/7/19
S : Ny. S mengatakan BAB anaknya sudah berampas dan, BAB anaknya mulai berkurang.
O : klien Nampak lebih banyak beraktivitas daripada sebelumnya
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2
Rabu
10/7/19
Menganjurkan ibu klien untuk tidak memberikan anaknya makanan sembarangan.
Hasil : Ny. S melarang anaknya untuk membeli jajanan diluar
Memberikan pemahaman tentang penyakit yang di derita klien.
Hasil : Ny. S memperhatikan materi yang diberikan.
Rabu
10/7/19
S : Ny. S mengatakan bahwa dia tidak memberikan lagi jajanan sembarangan kepada anaknya
O : Ny. S sudah mengetahui tentang penyakit yang di derita oleh anaknya
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi