Academia.eduAcademia.edu

PROPOSAL AWAL PKM KC

Setiap manusia di dunia ini membutuhkan air, untuk kebutuhan minum saja manusia butuh 5 liter air tiap harinya belum lagi untuk kebutuhan hidup lainnya. Keberadaan air di dunia ini tentunya sebagai komponen abiotik yang sangat besar peranannya bagi ekosistem alam, baik kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Sebelum melangkah lebih maju, mari kita terlebih dahulu melihat Indonesia secara umum dari sisi potensi pengelolaan air bersih di daerah pesisir.

A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia di dunia ini membutuhkan air, untuk kebutuhan minum saja manusia butuh 5 liter air tiap harinya belum lagi untuk kebutuhan hidup lainnya. Keberadaan air di dunia ini tentunya sebagai komponen abiotik yang sangat besar peranannya bagi ekosistem alam, baik kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Sebelum melangkah lebih maju, mari kita terlebih dahulu melihat Indonesia secara umum dari sisi potensi pengelolaan air bersih di daerah pesisir. Indonesia secara umum adalah negara yang memiliki wilayah perairan sekitar ¾ dari pada wilayah daratannya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.840 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km (Fitrian.P, 2011). Sungguh sangatlah ironis ketika melihat Negara Indonesia yang memiliki potensi air pesisir yang sangat besar namun tak mampu memanfaatkannya untuk kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan pada praktek lapang mata kuliah ekonomi perikanan yang kami lakukan pada bulan Februari 2012. Salah satu provinsi di Indonesia, yakni Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Pangkep, Kecamatan Labakkang, Desa Pundata Baji, ternyata masih sangat sulit mendapatakan air tawar dan rata-rata warganya harus membeli air tawar dengan harga yang relatif mahal, sekitar Rp2.000,-/jerigen di kampung sebelah yang jauh dari pesisir dan sangat mengandalkan air hujan di musim hujan. Dan mungkin bukan hanya di daerah tersebut terdapat masih banyak di daerah pesisir di Sulawesi Selatan yang masih sulit mendapatkan air tawar, seperti di Desa Koli-Koli, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba dan beberapa desa di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang terkenal dengan daerah yang kering. Selain di Sulawesi Selatan tentunya masih banyak daerah pesisir lain di Indonesia yang sangat sulit mendapatakan air tawar, seperti di Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain. Kebutuhan air tawar masyarakat di desa Pundata Baji dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 1.253 KK sangatlah besar, baik untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) hingga kebutuhan makan dan minum sehari-hari, coba dibayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membeli air tawar dalam sehari mencapai Rp8.000,-/hari untuk setiap keluarga. Sehingga dibutuhkan sebuah solusi yang solutif untuk memecahkan masalah tersebut (Kepala Desa Pundata Baji, 2012). Masyarakatnya rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan, petambak ikan bandeng dan pembudidaya rumput laut, dengan rata-rata penghasilan Rp2.000.000,-/panen dalam setiap musim panennya bisa mencapai 3 kali panen. Namun, kondisi masyarakatnya secara umum memang masih banyak dibawah garis kemiskinan. Tapi, yang menjadi keluhan terbesar masyarakat di daerah tersebut hanya masalah air tawar dan bersih yang sangat sulit didapatkan. Kami sebagai tim pengusul mengusulkan sebuah solusi yakni produk bernama “Desalinator Water Supplier”. Produk ini merupakan alat yang berguna untuk penyedia air tawar dengan mengubah air laut menjadi air tawar dengan kelebihan mudah dipindahkankan (portable), mudah digunakan, tanpa listrik, tanpa bahan bakar minyak, dan harga yang relatif murah. Selain sangat dibutuhkan oleh masyarakat pesisir di daerah tersebut juga dibutuhkan nelayan di berbagai daerah di Indonesia yang sedang melaut dan kehabisan air tawar, coba kita bayangkan potensi keuntungan yang akan diperoleh bila setengah dari jumlah nelayan di Indonesia menggunakan produk ini untuk mendapatkan air tawar, maka mereka tak pelu lagi ke darat hanya untuk mendapatkan air tawar dan bisa hemat bahan bakar cukup memanfaatkan produk ini. B. PERUMUSAN MASALAH Visi Kewirausahaan “DAWES” ini diharapkan dengan pengembangan lebih lanjut mampu menjadi suatu peluang bisnis yang menghasilkan nilai profit yang tinggi dan berkelanjutan. “DAWES” ini diharapkan pula mampu menjadi produk unggulan yang solutif bagi masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air bersih saat terutama saat musim kemarau. Program ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru mulai dari kegiatan produksi hingga pemasaran. Aspek Inovasi Inovasi yang dikembangkan dalam “DAWES” adalah suatu sistem pemanasan air laut yang menggunakan bantuan beberapa lup guna menambah daya pemanasan dan proses desalinisasi tersebut dapat berproses lebih cepat (diperkirakan dengan intensitas matahari yang maksimal maka proses desalinasi dapat mencapai 5 liter/2 jam. Kemudian “DAWES” ini juga menggunakan sistem buka tutup yang mudah sehingga mudah dirawat dan kualitas bahan baku utama yang terbaik dan kuat. C. TUJUAN PROGRAM Secara umum “DAWES” betujuan untuk menghadirkan solusi bagi masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air tawar (air bersih) terutama pada musim kemarau atau memang diakibatkan oleh kondisi alam daerahnya yang kering dan jarang terjadi hujan. 1. Segi Inovatif Segi bentuk, kami melakukan beberapa modifikasi dan inovasi dalam hal perangkat dan fungsionalnya, seperti “DAWES APUNG” yakni dapat digunakan pada permukaan air laut yang cenderung tenang atau kurang gelombang dan “DAWES DARAT” yakni dapat pula diaplikasikan di daratan dengan tambahan sebuah saluran dan sistem debit air yang terkontrol. “DAWES” memiliki ukuran panjang x lebar = 40 x 40 cm dan tinggi 100 cm sehingga terlihat ramping dan mudah dipindahkan dan sangat cocok digunakan bagi nelayan saat melaut dengan menempatkannya pada bagian haluan (depan kapal). 2. Segi Produktif Pada dasarnya “DAWES” ialah produk yang memiliki batas pemakaian (3 – 4 tahun) dan akan mengalami kerusakan, jadi juga membutuhkan sarana service center. Jadi, dengan melakukan kerja sama dengan seorang warga di daerah target pasar untuk dibimbing dan mampu melakukan kegiatan perbaikan untuk kerusakan alat ini. Sehingga kami sangat yakin dengan pelayanan seperti itu dan memberikan harga yang dapat dijangkau masyarakat pesisir secara umum dengan memperhatikan keuntungan yang juga bisa diraih, produk ini akan terus dipesan oleh banyak masyarakat pesisir sehingga produktifitas produk ini akan terjamin. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Sebuah produk terapan tepat guna yang mampu mengubah air laut menjadi air tawar dan dapat diproduksi secara massal untuk kebutuhan masyarakat pesisir terutama yang mengalami kesulitan air bersih. Suatu sistem mutualisme, dalam pelaksanaan program ini bisa lahir suatu sistem terintegrasi, mulai dari supplier bahan baku, pengelola hingga kepada pemasaran yang saling menguntungkan diantara semua pihak yang terlibat. Pengembangan lebih lanjut teknologi desalinator ini diharapkan mampu menjadi suatu bisnis atau peluang yang nilai profit yang tinggi dan membuka lapangan kerja baru bagi para tunawisma yang tiap tahunnya bertambah. “DAWES” juga mampu memberikan suplai air tawar bagi nelayan yang sedang melaut. E. KEGUNAAN PROGRAM Adapun kegunaan Program “DAWES” secara khusus, diantaranya : Sebagai salah satu upaya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Renewable resources), yakni ketersediaan air laut yang melimpah di negeri ini dan masih sangat kurang diperhatikan. Membantu meringankan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat pesisir yang mengalami kesulitan air bersih. Mampu menjadi salah satu titik balik kemajuan teknologi kelautan yang sampai saat ini masih sangat kurang dikembangkan. F. GAMBARAN UMUM RENCANA Desalinator Water Supplier (DAWES) Desalinator Water Supplier (DAWES) merupakan suatu alat penyuplai air bersih dengan mengubah air laut dengan memanfaatkan proses penguapan panas matahari langsung dengan menambah daya penghantar panas berupa lensa lup. Alat ini diharapkan mampu membantu dalam pemenuhan air tawar dan bersih bagi masyarakat pesisir yang mengalami kekeringan terutama di musim kemarau. Berikut adalah ilustrasi Desalinator Water Supplier (DAWES): Gambar 1. “DAWES” Darat Gambar 2. “DAWES” Laut Gambar 3. Bagian-bagian konstruksi “DAWES” 2. Segmentasi dan Target Pasar Adapun target pasar dan segmentasi dari pengembangan usaha ini, yakni: Masyarakat kelas kecil (Masyarakat pesisir) Masalah kebutuhan air bersih pada beberapa masyarakat pesisir kadangkala tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Sebagai target awal yang menjadi target pasar kami adalah masyarakat pesisir di Desa Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep dan desa maccini, kecamatan maccini, Kabupaten Jeneponto yang terkenal dengan daerah pesisir yang kering. Hal ini dikarenakan kedua daerah tersebut berada pada daerah geografis pantai, apalagi disiang hari sangatlah panas. Belum lagi setiap keluarga harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk membeli air bersih (air tawar) pada musim kemarau. Dengan hadirnya alat ini pada masyarakat tersebut maka tentunya selain membantu masyarakat tersebut juga akan mendapatkan keuntungan bagi inovator-nya. Kelas Nelayan Alat ini sangat berguna bagi nelayan yang sedang melaut dan kehabisan air tawar. Jadi dengan besarnya jumlah nelayan di Indonesia sehingga prospektif “DAWES” ini sangatlah potensial. 3. Ukuran pasar Bila hanya melihat potensi pada masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan, hampir semua Kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Selatan berada di daerah pesisir, jadi dengan jumlah 16 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dan jumlah nelayan yang sangat besar di Sulawesi Selatan, maka bisa diperkirakan ukuran pasarnya sebesar Rp100.000.000,-. Belum lagi ketika menghitung ukuran pasar secara nasional dan periodik. Maka perkiraan pertumbuhan ukuran pasar pertahunnya bertambah Rp20.000.000,-/tahun dari ukuran pasar awal. 4. Strategi Marketing Selanjutnya, untuk mencapai sasaran usaha yang sudah yang ditentukan, maka kamipun menerapkan beberapa langkah strategis guna mencapai hasil keuntungan yang maksimal, yaitu : Placing (Penempatan) Untuk tahap awal, mengenalkan ke masyarakat pesisir di desa pundata baji, Kabupaten Pangkep sebagai lokasi kegiatan awal dalam bentuk sosialisasi dan demo langsung. Melakukan promosi ke daerah-daerah lain. Menitipkan produk pada koperasi desa setempat. Mengsinergikan dengan program-program pemerintah daerah dalam bidang kesejahteraan masyarakat, termasuk kepala desa setempat. Menawarkan dan menjual langsung ke konsumen dengan pilihan satu membayar tunai dan pilihan kedua dengan kredit tiga kali. Terus melakukan upaya persuasif, komunikasi aktif dan meyakinkan masyarakat pesisir akan pentingnya produk / alat ini dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Promotion (Promosi) Membuka satu gerai mini disetiap daerah target pasar, sehingga memudahkan dalam evaluasi sifat dan kelayakan usaha. Melakukan Penyebaran brosur dan pamflet pada masyarakat daerah pesisir. Melakukan mediasi melalui radio swasta, web, blog, jejaring sosial facebook dan twitter. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pameran kemaritiman dan kebaharian yang menampilkan prototype alat penyuplai air tawar konvensional. 5. Struktur Biaya Dan Cara Penjualan Biaya Biaya Promosi dan publikasi NO. Jenis Unit/Banyak Harga Satuan Harga Total ( Rp ) 1. Alat Tulis Kantor ( ATK ) 1 Set Rp200.000,- Rp400.000,- 2. Pamflet 200 lembar Rp1.000,- Rp200.000,- 3. Galeri Mini 1 unit Rp1.000.000,- Rp1.000.000,- 4. Transportasi Promosi 5 kali Rp50.000,- Rp250.000,- 5. Spanduk 2 buah Rp100.000,- Rp200.000,- TOTAL Rp2.050.000,- Biaya bahan baku NO. Jenis Unit/Banyak Harga Satuan Harga Total ( Rp ) 1. Balok Kayu Jati 50 batang Rp60.000,- Rp3.000.000,- 2. Paku 10 ons Rp7.000,- Rp70.000,- 3. Cat Kayu 5 botol Rp30.000,- Rp150.000,- 4. Plastik transparan 10 meter Rp10.000,- Rp100.000,- 5. Karet Plastik Lembaran 20 meter Rp15.000,- Rp300.000,- 6. Kaca Lup 50 buah Rp5.000,- Rp250.000,- 7. Aluminium Foil 2 bungkus Rp30.000,- Rp60.000,- 8. Selang transparan 8 meter Rp10.000,- Rp80.000,- 9. Corong 10 buah Rp5.000,- Rp50.000,- 10. Lem Karet 5 buah Rp10.000,- Rp50.000,- 11. Amplas 6 lembar Rp5.000,- Rp30.000,- 12. Pemotong Kaca 2 buah Rp30.000,- Rp60.000,- 13. Kaca 5 mm 50 lembar Rp.20.000,- Rp1.000.000,- 14. Lem Silikon 2 botol Rp30.000,- Rp60.000,- 15. Alat tembak lem silikon 1 buah Rp35.000,- Rp35.000,- 16. Lakban 2 buah Rp10.000,- Rp20.000,- 17. Galon 2 buah Rp40.000,- Rp80.000,- 18. Plat Aluminium 8 lembar Rp20.000,- Rp160.000,- 19. Ember 2 buah Rp15.000,- Rp30.000,- TOTAL Rp5.585.000,- Biaya konstruksi Bengkel Produksi : Rp2.000.000,- Biaya Operasional 1) Perawatan Galeri dan Bengkel : Rp1.000.000,- 2) Fee 1 Orang Karyawan tambahan (1 - 2 bulan) : Rp1.000.000,- TOTAL : Rp2.000.000,- Lain-Lain : Rp500.000,- REKAPITULASI TOTAL BIAYA “DAWES” Biaya Promosi dan Publikasi : Rp2.050.000,- Biaya Bahan Baku untuk 10 set “DAWES” : Rp5.585.000,- Biaya Konstruksi : Rp2.000.000,- Biaya Operasional : Rp2.000.000,- Lain-Lain : Rp500.000,- TOTAL : Rp12.135.000,- Terbilang : (Dua Belas Juta Seratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) Cara Penjualan Bila setelah membuat satu unit prototype “DAWES”, maka akan diupayakan agar biaya produksi lebih kecil sehingga harga jual yang ditawarkan ke masyarakat relatif lebih murah. Sehingga mampu memberikan peluang keuntungan yang besar. Sedangkan cara penjualan yang akan kami lakukan, meliputi promosi langsung, kerja sama dengan koperasi atau kepela desa/pemerintahan setempat. Keberlanjutan Usaha Dengan modal Rp12.135.000,- Diharapkan akan kembali modal pada 6 bulan sampai 1 tahun kedepan untuk digulirkan kembali. Analisis Usaha Analisi usaha dihitung selama 1 tahun. Dalam waktu 1 tahun dianggap jumlah pemesanan mencapai 200 unit dengan harga standar Rp200.000,-. Outlet pameran disewa. Kerugian 10% ( Kerusakan alat, jaminan produk ) MODAL USAHA Modal usaha yang digunakan pada usaha ini untuk tahap awal sebesar Rp12.135.000,-. b. PENDAPATAN Diasumsikan selama satu tahun jumlah pesanan produk “DAWES” mencapai 200 set dan tiap setnya dihargai dengan harga minimum Rp200.000,- Jadi, Pendapatan = 200 x Rp200.000,- = Rp40.000.000,- c. KEUNTUNGAN Keuntungan = Pendapatan Penjualan – Total Biaya Produksi = Rp40.000.000,- - Rp12.135.000,- = Rp27.865.000,- KEUNTUNGAN TIAP BULAN = Rp27.865.000,- : 12 Bulan = Rp.2.322.000,-/bulan. Jangka Waktu Pengembalian Modal (Pay Back Period) PBP Revenue Cost Ratio (R/C) R/C Nilai R/C ratio sebesar 3,3 menandakan bahwa usaha ini memiliki potensi untuk berkelanjutan. Resiko dan Tantangan Adapun tantangannya, ialah : Masih enggannya masyarakat pesisir dan nelayan mencoba hal baru, seperti pengaplikasian “DAWES” pada perahu nelayan. Harus memiliki atau melewati Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) atau uji kelayakan produk “DAWES”, sebagai penambah daya saing dan meyakinkan konsumen. Orientasi pembuatan desain dan konstruksi di Laboratorium Oseanografi FIKP UNHAS. Selama masa uji bangun desain dan konstruksi “DAWES” akan dipusatkan pada laboratorium oseanografi FIKP UNHAS. G. METODE PELAKSANAAN Adapun metode pelaksanaan yang kami gunakan ialah sebagai berikut: Rumusan Masalah Studi Pustaka Solusi “DAWES” Masalah Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Rapat kinerja bulanan, analisis sifat usaha, pencarian solusi solutif setiap masalah. Tahap produksi (konstruksi), Uji Pasar, Penetrasi Pasar dan Distribusi produk. Studi desain, studi konstruksi, survei pasar, Pembelian alat & bahan baku, serta penyiapan lokasi produksi. Pelaksanaan kegiatan ini didasari kerja sama tim yang baik dan terjaga serta melakukan kegiatan pendekatan terhadap masyarakat (target pasar secara kekeluargaan dan sistematis dengan memperhitungkan setiap kemungkinan untung dan resiko yang akan dihadapi. H. JADWAL KEGIATAN JENIS KEGIATAN BULAN BULAN BULAN BULAN TOLAK UKUR KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 PERSIAPAN Pengajuan Izin Penggunaan Laboratorium Izin tersedia Pembelian dan Pengadaan bahan baku Bahan baku tersedia Pembelian Alat Alat tersedia PELAKSANAAN Orientasi desain Desain lengkap/fix Pencarian formula desain dan konstruksi Formula baru dalam konstruksi Uji Pasar I “DAWES” memenuhi standar terbaik Analisis Sifat Solusi adaptif Uji Pasar II “DAWES” dikenal Uji Pasar III dan Pembukaan Galeri mini “DAWES” disukai konsumen Rekapitulasi data hasil pelaksanaan program Data Rekapitulasi Pembuatan Laporan Laporan selesai I. Daftar Pustaka Fitrian, P. 2009. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Tembang Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Identifikasi Faktor Oseanografi. Makassar : FIKP UNHAS Kepala Desa Pundata Baji,2012. Data Skunder Desa Pundata Baji, 2012. J. Lampiran Biodata Ketua serta Anggota Kelompok Ketua Kelompok Nama : M. Nurhidayat Hamzah NIM : L241 11 254 Program Studi : Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan/ Fakultas : Perikanan/ Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas : Universitas Hasanuddin Alamat Rumah dan Telp./HP : Jl. Bone Raya. Blok J. No. 248 (Bumi Sudiang Permai, Makassar / 085656047292 Alamat email : [email protected] Tanda tangan : Anggota Kelompok Nama : Andi Wardiman NIM : D111 11 273 Program Studi : Teknik Sipil Jurusan/ Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas : Universitas Hasanuddin Alamat Rumah dan Telp./HP : BTN Minasaupa. Blok B. 10. No. 4 / 085242266494 Alamat email : [email protected] Tanda tangan : Nama : Marhawati NIM : L211 09 283 Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan/ Fakultas : Perikanan / Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas : Universitas Hasanuddin Alamat Rumah dan Telp./HP : BTN Asal Mula. Blok B10 No. 4B /085255706342 Alamat email : [email protected] Tanda tangan : CURRICULLUM VITAE DOSEN PENDAMPING IDENTITAS DIRI 1.1 Nama Lengkap Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc. (Laki-laki) 1.2 Jabatan Fungsional Guru Besar 1.3 NIP 196 50810 198911 1 001 1.4 Tempat dan tgl lahir Bulukumba, 10-08-1965 1.5 Alamat Rumah Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea Blok N/21. Makassar 90245 1.6 No.Tlp/Fax 0411 585139 1.7 No.HP 08135506465 1.8 Alamat Kantor Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Jl.Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar, 90245 1.9 No.Tlp/Fax 0411 586025 1.10 Alamat email [email protected] 1.11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1= 60 orang S2= 12 S3: 2 orang Mata Kuliah yang diampu Dasar-Dasar Oseanografi Oseanografi Perikanan Tingkah Laku Ikan Bidang Penangkapan Isu Kontemporer Perikanan Tangkap Daerah Peanngkapan Ikan Meteorologi dan Klimatologi Perikanan Metodologi Penelitian Model Dinamika Populasi dan Pendugaan Stok (S2) Oseanografi Terapan (S2) RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 S-2 S-3 Nama PT Universitas Hasanuddin The University of Aarhus, Denmark Universitas Hasanuddin Bidang Ilmu Perikanan Marine Science Perikanan Tahun Masuk-Lulus 1984-1988 1997-1999 2004-2007 Judul Tugas Akhir Studi Penangkapan Ikan Tongkol dalam Hubungannya dengan beberapa Tanda Alam di Perairan Pantai Selatan Bulukumba, Sul-Sel The Assessment of relationship between the population of blue mussels (Mytilus edulis) and environmental factors in marine coastal estuarine Analisis Populasi dan Pemanfaatan Ikan Kembung Lelaki (Rastreliger kanagurta) di Perairan Laut Flores Sulawesi Selatan. Nama Pembimbing/Promotor Dr.Ir.Achmar Mallawa,DEA Ir. Achmad Sadarang Ir.Najamuddin 1.Prof.Dr..Vibeke Simonsen, M.Sc. 2.Prof.Dr.Jorgen Hylleberg.,M.Sc. 1.Prof.Dr.Ir. Achmar Mallawa,DEA 2.Prof.Dr.Ir.Sudirman, M.P. 3.Dr.Ir.Najamuddin, MSc PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jumlah (jt Rp) 1. 2008 Kajian Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Bone Kota Palopo Kementerian Lingkungan Hidup Reginal SUMAPUA 90.000.000 2. 2007 Kajian Pengembangan Perikanan Tangkap dan Wisata Bahari Kab.Takalar dalam rangka akselerasi program Mamminasata Pemda Takalar Sulsel 172.000.000 3. 2006 Pengaruh Penangkapan Ikan Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Sulawesi Selatan Hibah Kompetisi PEMDA TK 1 SULSEL 65.000.000 IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Rp) 1 2009 Pengembangan Ikan Hias untuk Tujuan Ekspor DP2M Dikti 15.000.000,- 2 2007 Persiapan Penerapan Teknologi Penangkapan Ikan dengan set net tipe jepang Pemda Kab.Bone Sul-Sel 40.000.000 3 2008 Pemberdayaan masyarakat dengan transfer teknologi alat tangkap set net tipe jepang Pemda Bone, Sul-Sel 40.000.000 V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (Tidak termasuk makalah seminar/proceeding, Artikel di Surat Kabar) SELAMA 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol/No Nama Jurnal 1. 22009 Musbir. The Influence of oceanographic factors on the available of grouper (Ephinephelus spp) in near shore habitat Vol 9. No.1 Hal: 41-46 Torani. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. 2. 22009 Musbir. Pola Angin, Pola Arus dan hasil tangkaan perunit alat gill net pada musim barat dan musim timur di perairan Lat Fores Sulawesi Selatan Vol. 9. No.2 Hal: 5050-510 Jurnal Ilmiah Ecosystem 3. 22008 Musbir, A.Mallawa, Sudirman, Najamuddin. Pengaruh faktor-faktor oceanografi pada pemanfaatan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) di Perairan Laut Flores Sulawesi Selatan Vol. 17. Des.2007 Halaman 312-320 Torani. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. (Terakreditasi) 4. 2007 Musbir. Remotely Sensed Oceanographic Pattern and Variability of The Catch Per Unit Effort of Purse Seine in Flores Sea, South Sulawesi. Vol. 10 No.1: 58-65 Bulletine Penelitian Seri Hayati. (Terakreditasi) VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit/ISBN 1. 2012 Oseanografi Perikanan 220 Dalam proses 2. 2012 Oseanografi Terapan 210 Dalam roses VIII. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN No Tahun Tema Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1 2010 Perbaikan daerah asuhan ikan dengan penamaan mangrove di periran pesisir Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan Baik dan dilanjutkan pengembangannya Makassar, 15 Oktober 2012 Yang Bersangkutan, Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc. NIDN. 0024076501 16