Academia.eduAcademia.edu

Hasil Diskusi Analisis Data Klinis Hati

HASIL DISKUSI ANALISIS DATA KLINIS HEPATIC 1. Bisakah penentuan suatu penyakit hanya dengan 1 pemeriksaan saja? (Hardianty Syarief-Farmasi A) Jawab : Menurut kami, bisa saja suatu penyakit ditentukan dengan 1 pemeriksaan saja, bila penentuan suatu penyakit tersebut sudah dapat ditentukan dengan pemeriksaan tanpa adanya pemeriksaan pendukung. Contoh, untuk kasus anemia, bisa saja dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) saja. Namun, untuk penyakit-penyakit hepatic, perlu adanya pemeriksaan pendukung seperti hematocrit (HCT), R.B.C. (Red Blood Cell Count), MCV (Mean Corpuscular Volume), MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), W.B.C. (White Blood Cell Count), dll. Untuk pemeriksaan SGPT dan SGOT. SGPT (ALT) lebih spesifik dibandingkan SGOT (AST) karena SGPT jauh lebih banyak ditemukan pada jaringan hati sedangkan SGOT juga ditemukan pada jaringan otot, jantung dan ginjal. Jadi, jika menyangkut masalah hepatic, bisa dilakukan pemeriksaan SGPT tanpa SGOT lagi. Spesimen yang diambil dapat menginterpretasikan berbagai penyakit bukan hanya 1 penyakit yang spesifik, sehingga penentuan penyakit perlu pemeriksaan pendukung atau dapat dilakukan pemeriksaan lebih dari 1 pemeriksaan. 2. Bagaimana obat-obatan mempengaruhi peningkatan kadar ALT dan AST? (Sukri-Farmasi B) Jawab : Obat-obatan yang dapat menaikkan kadar ALT dan AST antara lain narkotika, turunan salisilat, steroid dll. Mengapa? Karena senyawa-senyawa tersebut dimetabolisme dengan kuat oleh hati sehingga jika penggunaannya berlebihan dapat menimbulkan kerusakan sel-sel hati. Setiap obat memiliki senyawa hepatotoksit misalnya, paracetamol (N-acetil-p-benzoquinoneimine), Isoniazid (Acetilhidrazine). Senyawa-senyawa tersebutlah yang dapat meningkatkan kadar ALT dan AST. Mekanisme peningkatannya antara lain dengan cara : Gangguan protein transport : obat yang mempengaruhi protein transport pada membrane canalicular multidrug resistance terkait 3 protein mencegah ekskresi bilirubin dan menyebabkan kolestasis. Gangguan hepatosit : Kovalen mengikat obat untuk protein intraseluler yang menyebabkan penurunan kadar sehingga terjadi gangguan aktin, pembongkaran fibril aktin pada permukaan hepatosit dan menyebabkan pecahnya membran. Activasi cytolic T-sell : Kovalen mengikat obat untuk enzim p-540, bertindak sebagai immunogen, mengaktivasi sel T dan sitokinin dan merangsang respon imun multifaset Apoptosis Hepatosit : Aktivasi jalur apoptosis oleh reseptor tumor necrosis factor alpha yang dapat memicu capases antar sel yang mengakibatkan kematian sel terprogram Gangguan Mitokondria : Obat-obat tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda pada kedua produksi energy beta-oksidasi dengan menghambat sintesis nicotamida adeninn