Volume 3, Nomor 1, Februari 2020, Halaman 79—86
p-ISSN 2615-725X (Print) e-ISSN 2615-8655 (Online)
http://diglosiaunmul.com/index.php/diglosia/article/view/37
SOSIOPRAGMATIK IMPERATIF IKLAN PADA MEDIA SOSIAL
The Imperative Sociopragmatics of Advertising on Social Media
Indah Rahmayanti1,* & Alvi Fajar2
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jakarta, Indonesia
*
Pos-el Korespondensi:
[email protected]
1,2
Abstract: This study aims to determine the imperative sociopragmatics form on social media ads Instagram,
Facebook and Line published in April-May 2018. The method used in this study is descriptive qualitative method.
The results of the analysis of this study reveal that there are 41 imperative sociopragmatic forms of 30 advertisements
used as imperative sociopragmatics analysis material on social media Instagram, Facebook and LINE. The
imperative sociopragmatics forms which have been analyzed are 19 advertisements in the form of imperative
sociopragmatic, 2 advertisements in the form of imperative sociopragmatic demand, there are no ads in the form of
imperative sociopragmatic licensing, 9 advertisements in the form of imperative sociopragmatic invitations, 11
advertisements in the form of imperative sociopragmatic orders. Based on the results of this analysis, it can be
concluded that the form of sociopragmatics that often arises is ordinary sociopragmatics.
Keywords: imperative sociopragmatics, advertising, social media
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk sosiopragmatik imperatif pada iklan media
sosial Instagram, Facebook, dan Line yang terbit pada bulan April—Mei 2018. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis penelitian ini mengungkapkan,
bahwa terdapat 41 bentuk sosiopragmatik imperatif dari 30 iklan yang dijadikan bahan analisis
sosiopragmatik imperatif pada media sosial Instagram, Facebook, dan Line. Bentuk sosiopragmatik
imperatif yang telah dianalisis adalah 19 iklan dalam bentuk sosiopragmatik imperatif biasa, 2 iklan
dalam bentuk sosiopragmatik imperatif permintaan, tidak ada iklan dalam bentuk sosiopragmatik
imperatif pemberian izin, 9 iklan dalam bentuk sosiopragmatik imperatif ajakan, 11 iklan dalam
bentuk sosiopragmatik imperatif suruhan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bentuk sosiopragmatik yang sering muncul adalah sosiopragmatik biasa.
Kata Kunci: sosiopragmatik imperatif, iklan, media sosial
A. PENDAHULUAN
Promosi salah satu cara untuk
memperkenalkan suatu produk, melalui
promosi produk akan lebih mudah
dikenal masyarakat. Promosi sering
dijumpai di kehidupan sosial kita, karena
objek sasarannya adalah masyarakat luas.
Misalnya sering kita jumpai di
supermarket atau di sepanjang jalan
terdapat reklame atau spanduk yang
memaparkan diskon dalam peluncuran
suatu produk. Itu semua merupakan
bagian dari promosi untuk menarik calon
konsumen untuk membelinya. Salah satu
cara mempermudah melakukan suatu
kegiatan promosi dengan menggunakan
media promosi. Salah satu media promosi
adalah
periklanan
(advertising).
Perkembangan
media
informatika
semakin membuat iklan menjadi lebih
bervariasi. Media periklanan yang paling
sering digunakan adalah televisi, koran,
majalah, radio, spanduk, reklame serta
internet. Hal ini dilakukan agar pesan
yang disampaikan melalui iklan dapat
sampai kepada masyarakat dengan lebih
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
79
Indah Rahmayanti dan Alvi Fajar
efektif. Dampak media dalam masyarakat
membuat pandangan baru bahwa media
massa dan masyarakat secara bersamaan
saling berhubungan satu sama lain.
Sosiopragmatik salah satu cara
untuk menelaah mengenai kondisikondisi dalam penggunaan bahasa.
Sosiopragmatik salah satu bagian dari
kajian pragmatik karena sosiopragmatik
mengkaji makna yang terdapat dalam
lingkungan-lingkungan sosial masyarakat
salah satunya terdapat dalam suatu iklan.
Menurut Hermawan (2017), iklan adalah
suatu bentuk penyajian dari promosi
nonpersonal atas ide, barang atau jasa
yang dilakukan oleh perusahaan tertentu.
Bentuk iklan dapat berupa tulisan,
gambar, film, ataupun gabungan dari
keseluruhan unsur. Sebagai salah satu alat
promosi, iklan banyak dimuat di berbagai
media. Penggunaan bahasa iklan menjadi
salah satu aspek penting bagi keberhasilan
iklan. Penggunaan bahasa dalam iklan
disesuaikan dengan kebutuhan dan demi
tercapainya maksud iklan itu sendiri. Oleh
karena itu, bahasa iklan harus mampu
menjadi manifestasi atau presentasi dari
hal yang diinginkan pihak pengiklanan
kepada masyarakat luas. Bahasa yang
digunakan
dalam
iklan
biasanya
mengandung kalimat perintah (imperatif).
Tujuannya
untuk
mempengaruhi
masyarakat atau konsumen agar tertarik
pada produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan. Terkadang bahasa yang
dimuat dalam suatu iklan produk tidak
bernalar atau tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang benar serta memiliki
makna yang dapat membingungkan.
Menurut
Tarigan
(2015),
sosiopragmatik adalah telaah mengenai
kondisi-kondisi setempat atau kondisikondisi lokal yang lebih khusus mengenai
penggunaan bahasa. Sedangkan menurut
Leech (2011), sosiopragmatik didasarkan
pada kenyataan bahwa prinsip kerja sama
dan prinsip sopan santun beroperasi
secara berbeda dalam kebudayaankebudayaan dan masyarakat bahasa yang
berbeda, dalam situasi-situasi yang
berbeda, dalam kelas-kelas sosial yang
berbeda, dan sebagainya. Sedangkan
menurut
Rahardi
(2009)
kajian
sosiopragmatik
itu secara konkret
merupakan kajian terhadap entitas
kebahasaan
yang
menggabungkan
ancangan penulisan sosiolinguistik dan
ancangan pragmatik dalam wadah dan
dalam lingkup kebudayaan atau jangkauan
kultur tertentu.” Jadi dapat disimpulkan
bahwa sosiopragmatik adalah suatu kajian
kebahasaan yang melihat makna pada
penggunaan bahasa yang terdapat dalam
lingkungan sosial. Sosiopragmatik salah
satu cara untuk menelaah mengenai
kondisi-kondisi
dalam
penggunaan
bahasa. Sosiopragmatik salah satu bagian
dari
kajian
pragmatik
karena
sosiopragmatik mengkaji makna yang
terdapat dalam lingkungan-lingkungan
sosial masyarakat salah satunya terdapat
dalam suatu iklan.
Sosiopragmatik
dalam
iklan
merupakan kalimat imperatif. Kalimat
imperatif
mengandung
maksud
memerintah atau meminta agar mitra
tutur melakukan sesuatu sesuai apa yang
diinginkan penutur. Kalimat imperatif
merupakan kalimat yang dipakai jika
penutur ingin menyuruh atau melarang
orang melakukan sesuatu. Menurut Edy
(2013), kalimat perintah biasanya berisi
kata-kata tindak tutur yang secara eksplisit
menyatakan meminta, atau menyuruh.
Kalimat imperatif atau kalimat perintah
adalah kalimat yang mengharapkan
tanggapan yang berupa tindakan dari
seseorang yang diajak berbicara (Purba et
al., 2002). Kalimat imperatif bahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan secara
formal menjadi lima macam, yakni (1)
kalimat imperatif biasa, (2) kalimat
imperatif permintaan, (3) kalimat
imperatif pemberian izin, (4) kalimat
imperatif ajakan, dan (5) kalimat imperatif
suruhan (Rahardi, 2005). Imperatif
memiliki sifat memberi komando, bersifat
memerintah; mempunyai hak memberi
80
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Sosiopragmatik Imperatif Iklan pada Media Sosial
komando; bersifat menguatkan; bentuk
perintah untuk kalimat yang menyatakan
larangan atau keharusan melaksanakan
sesuatu (Tim Reality, 2008). Oleh karena
itu, kajian sosiopragmatik imperatif
sangat tepat digunakan untuk memahami
iklan karena kajian sosiopragmatik
imperatif mempunyai kemampuan untuk
mempermudah mengkaji makna yang
terdapat dalam iklan agar lebih mudah
dipahami.
Dengan
adanya
kajian
sosiopragmatik, masyarakat tidak lagi
mengalami kesulitan dalam memahami
pesan yang terdapat dalam iklan sesuai
dengan kondisi lingkungan sosial.
Ketertarikan dalam menganalisis
bahasa iklan dipengaruhi karena bahasabahasa yang digunakan dalam iklan cukup
beragam dan kata-kata yang digunakan
sering menggunakan kata-kata yang tren
dan gaul sehingga dapat menciptakan
ketertarikan yang lebih kepada masyarakat
yang
membacanya.
Tujuan
dari
pembahasan ini agar bermanfaat
memberikan informasi dalam bentuk
memaknai imperatif bahasa iklan serta
makna sosiopragmatik bahasa iklan,
memberikan
pengetahuan
terhadap
perkembangan pembelajaran Bahasa
Indonesia
khususnya
dibidang
kebahasaan. Pembahasan tentang iklan
dalam penelitian ini terdapat dalam
kurikulum SMA 2013 pada kelas XII
SMA yang terdapat pada kompetensi
dasar 3.1, yaitu memahami struktur dan
kaidah teks iklan, baik melalui lisan
maupun tulisan dan pada kompetensi
dasar 4.1, yaitu menginterpretasi makna
teks iklan, baik secara lisan maupun
tulisan.
Sosiopragmatik
imperatif
diajarkan kepada siswa untuk mengetahui
segala sesuatu tentang imperatif dalam
kalimat itu sendiri, baik itu makna atau
pun jenis-jenisnya.
Sosiopragmatik imperatif juga
diajarkan bertujuan untuk membantu
siswa dalam memaknai suatu bahasa yang
terkandung, khususnya pada iklan yang
biasa dilihat sehari-hari. Relevansi
penelitian dari Jurnal yang dibuat oleh
Riza Umami, Diana Kartika, dan Anwar
Nasihin, mahasiswa jurusan Sastra Asia
Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Bung Hatta yang berjudul “Makna
Imperatif yang terkandung pada Iklan
Kosmetik Berbahasa Jepang dalam
majalah Popteen”. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa terdapat makna
imperatif yang paling banyak ditemukan
dalam majalah Popteen adalah iklan
membujuk yang menyatakan imperatif
bujukan data yang ditemukan 8 data.
Makna imperatif yang paling sedikit
ditemukan dalam majalah Popteen iklan
membujuk yang menyatakan imperatif
imbauan dan iklan mengingatkan yang
menyatakan imperatif suruhan sebanyak
masing-masing 1 data.
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
81
B. METODE
Penelitian ini dilakukan mulai bulan
Maret 2018 sampai bulan Oktober 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian studi
kepustakaan. Media sosial digunakan
sebagai bahan penelitian. Penelitian ini
dilakukan
untuk
mengetahui
sosiopragmatik imperatif yang terdapat
dalam iklan pada media sosial serta
implikasinya terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia di SMA. Media untuk
iklan banyak jenisnya, tetapi peneliti
membatasi iklan yang dianalisis hanya
yang terdapat di media sosial yaitu
Instagram, Facebook, dan Line. Hal ini
berhubungan
dengan
kajian
sosiopragmatik yang mengkaji makna
yang terdapat di lingkungan sosial.
Metode yang digunakan dalam
penelitian kualitatif ini adalah metode
deskriptif yaitu menganalisis dengan
mendeskripsikan iklan sesuai dengan
kajian sosiopragmatik imperatif. Menurut
Hikmawati (2017) penelitian deskriptif
merupakan penelitian bukan eksperimen
karena tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis
tertentu,
tetapi
hanya
menggambarkan “apa adanya” tentang
Indah Rahmayanti dan Alvi Fajar
gejala, atau keadaan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan
sosiopragmatik imperatif berdasarkan
jenis-jenisnya antara lain imperatif biasa,
imperatif
permintaan,
imperatif
pemberian izin, imperatif ajakan dan
imperatif suruhan pada iklan dalam media
sosial (Instagram, Facebook dan Line).
Data dari analisis menggunakan
teknik analisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) mengumpulkan iklan
dari berbagai media sosial, yaitu Instagram,
Facebook, dan Line, (2) melakukan
pemilihan analisis kata-kata, frasa, klausa,
atau kalimat sebagai data yang akan
digunakan untuk penelitian, yaitu
ungkapan-ungkapan yang mengandung
sosiopragmatik
imperatif,
(3)
mendeskripsikan data dari sumber data
berdasarkan
jenis-jenis
imperatif
(imperatif biasa, imperatif permintaan,
imperatif pemberian izin, imperatif
ajakan,
imperatif
suruhan),
(4)
merumuskan kesimpulan atas penelitian
yang telah dilakukan. Selain itu, sebagai
penunjang informasi juga digunakan
beberapa referensi untuk sumber data,
yaitu buku-buku yang berhubungan
dengan teori sosiopragmatik imperatif.
Triangulasi pemeriksaan data mencakup
triangulasi sumber dilakukan dengan
membandingkan dan meninjau kembali
data hasil pemerhatian dengan hasil
wawancara dan
triangulasi dengan
metode membandingkan data meninjau
informasi wawancara serta teori-teori
terkait.
C. PEMBAHASAN
Data didapatkan dari media sosial
berupa iklan produk dan jasa yang
mengandung imperatif pada bahasa iklan.
Temuan yang didapatkan peneliti
menguraikan hasil analisis iklan-iklan
yang terdapat dalam media sosial
(Instagram, LINE, Facebook) bulan
April—Mei. Hasil analisis berikut ini
berupa iklan-iklan yang mengandung
82
sosiopragmatik
imperatif
biasa,
sosiopragmatik imperatif permintaan,
sosiopragmatik imperatif pemberian izin,
sosiopragmatik imperatif ajakan dan
sosiopragmatik
imperatif
suruhan.
Adapun hasil analisis bahasa Iklan dalam
media sosial (Instagram, Facebook, dan Line)
sebagai berikut.
1.
a.
Sosiopragmatik Imperatif Biasa
Downy Indonesia (Instagram, 9 April
2018/23:27 WIB)
Indonesia: negara tropis
Dengan suhu mencapai 35oC.
Makin panas,
Wangi bajumu
Makin cepat hilang :(
Tinggal di Indonesia pasti akrab sama cuaca
panas. Swipe dan temukan rahasia baju wangi
terus di tengah cuaca panas!
Dapatkan di Indomaret.
Downy Indonesia merupakan nama
perusahaan pewangi pakaian di Indonesia.
Iklan ini memiliki makna sosiopragmatik
imperatif biasa terdapat pada kalimat
Dapatkan di Indomaret kalimat ini memiliki
makna perintah biasa yang bertujuan
untuk memberikan perintah kepada
masyarakat yang ingin membeli produk
Downy dapat didapatkan di Indomaret.
b.
Shopee: No.1 Tempat Belanja
Online se-Indonesia (Instagram, 12
April 2018/23:13 WIB)
Temukan semua barang yang kamu mau
dengan harga terbaik hanya di Shopee: No.1
Tempat Belanja Online se-Indonesia! Tinggal
Download, dan nikmati beragam pilihan dari
Star Sellers yang berkualitas!
Shopee merupakan salah satu jasa
jual beli online di Indonesia. Iklan ini
memiliki makna sosiopragmatik imperatif
biasa. Sosiopragmatik imperatif biasa
pada iklan ini terdapat pada kalimat
Temukan semua barang yang kamu mau
dengan harga terbaik hanya di Shopee: No.1
Tempat Belanja Online se-Indonesia! Kalimat
ini memiliki makna perintah kepada
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Sosiopragmatik Imperatif Iklan pada Media Sosial
masyarakat atau pembaca iklan khususnya
yang memiliki aplikasi Shopee untuk
menemukan barang-barang yang ingin
dicari dengan harga yang terbaik hanya di
Shopee.
di Tokopedia dan merasakan promo yang
diberikan oleh pihak Tokopedia. Iklan
tersebut bertujuan agar masyarakat
menggunakan jasa jual beli Tokopedia.
e.
c.
Alfamart (Instagram,
2018/10:58 WIB)
13
April
Weekend telah tiba! Dapatkan berbagai
promo JSM Alfamart yang serba murah dan
serba gratis! Promonya Cuma 3 hari saja loh,
13-15 April 2018. Ayo segera dapatkan
promonya di Alfamart sebelum kehabisan!
Line Event (Line,
2018/19:32 WIB)
12
April
LINE STICKERS
SALSHABILLA
Kirim stikernya ke banyak teman dan
menangkan sehari Bersama Salshabilla
Alfamart
merupakan
jaringan
minimarket yang menjual berbagai barang
kebutuhan hidup. Iklan ini menginfokan
kepada masyarakat bahwa Alfamart
sedang mengadakan promo JSM dengan
menjual barang-barang yang lebih murah.
Iklan ini memiliki makna sosiopragmatik
imperatif biasa terdapat pada kalimat
Dapatkan berbagai promo JSM Alfamart yang
serba murah dan serba gratis! kalimat ini
memiliki makna perintah kepada
masyarakat agar mendapatkan atau
membeli barang-barang yang diperlukan
dengan berbagai promo yang telah
disediakan oleh Alfamart.
Iklan yang diterbitkan oleh Line
Event ini mempromosikan suatu fitur
Line, yaitu berupa Sticker yang bermotif
animasi wajah dari aktris dan penyanyi
berkebangsaan Indonesia, Salshabilla.
Iklan ini memiliki makna sosiopragmatik
imperatif biasa yang terdapat pada kalimat
Kirim stikernya ke banyak teman dan
menangkan sehari Bersama Salshabilla.
Kalimat ini bermakna perintah kepada
masyarakat khususnya pengguna aplikasi
Line untuk mengunduh sticker Salshabilla
dan mengirimkan stiker tersebut ke
teman-teman sesama pengguna aplikasi
Line agar dapat memenangkan hadiah
yang berupa bertemu dengan Salshabilla
selama sehari.
d.
2.
Tokopedia-Jual Beli Online & Pulsa
(Facebook, 7 April 2018/09:29 WIB)
Weekend emang paling seru buat nge-game.
Apalagi ada promo voucher game khusus
weekend di sini, raih cashback s.d 150 rb. Beli
sekarang!
a.
Sosiopragmatik
Imperatif
Permintaan
Tokopedia (Instagram, 10 April
2018/23:02 WIB)
Top Up hingga Bayar Tagihan Jangan
lewatkan! Top up, bayar tagihan, hingga cicilan
ada cashback s.d. 100rb! Plus Kejutan 2x
Cashback menunggu.
Tokopedia adalah salah satu jasa jual
beli online di Indonesia. Iklan ini
memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa Tokopedia sedang mengadakan
promo voucher game khusus hari libur.
Promo tersebut berupa cashback s.d 150
ribu. Iklan ini memiliki makna
sosiopragmatik imperatif biasa yang
terdapat pada kalimat Beli sekarang!
Kalimat tersebut memiliki makna
perintah kepada masyarakat khususnya
pecinta game untuk membeli voucher game
Tokopedia merupakan salah satu jasa
jual beli online yang ada di Indonesia.
Iklan yang dibuat Tokopedia melalui
media sosial Instagram memiliki makna
sosiopragmatik imperatif permintaan.
Sosiopragmatik imperatif permintaan
yang terdapat dalam iklan ini terdapat
dalam kalimat Jangan lewatkan! Top up,
bayar tagihan, hingga cicilan ada cashback s.d.
100rb! Kalimat ini memiliki makna
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
83
Indah Rahmayanti dan Alvi Fajar
perintah permintaan kepada pengguna
Instagram atau masyarakat agar tidak
sampai ketinggalan.
b.
Line Event (Line, 28 Mei 2018/11:41
WIB)
LINE SHOPPING X LINE STICKERS
PHR Point Hari Raya
Belanja Apapun Dapatkan 3.000 LINE
POINTS
Hi sahabat LINE! Ingin mendapatkan 3.000
LINE Point gratis dari LINE? Yuk, ikuti
langkah-langkah berikut!
CARA BERPATISIPASI
1 Beli produk apapun di LINE Shopping
(Tidak ada minimum pembelian
2 Pastikan pemesanan dilakukan pada periode
promosi (29 Mei—3 Juni 2018), dan segera
selesaikan transaksi (pembayaran) kamu untuk
dapat mengikuti event ini.
PERIODE PROMOSI
29 Mei 2018 – 3 Juni 2018
Klik disini untuk info lebih lanjut!
Iklan ini menginformasikan bahwa
Line Shopping dan Line Sticker sedangan
bekerja sama dalam melaksanakan event
PHR (Poin Hari Raya) yaitu event yang
memberikan Line Point setiap berbelanja
di Line Shopping dan Line Sticker. Iklan ini
memiliki makna sosiopragmatik imperatif
permintaan.
Makna
sosiopragmatik
imperatif permintaan terdapat pada
kalimat Pastikan pemesanan dilakukan pada
periode promosi (29 Mei—3 Juni 2018), dan
segera selesaikan transaksi (pembayaran) kamu
untuk dapat mengikuti event ini. Kalimat ini
bermakna permintaan untuk masyarakat
atau pengguna LINE yang sedang
mengikuti event tersebut dan sudah
membeli salah satu produk, untuk segera
memastikan pemesanan dilakukan pada
periode yang sudah ditentukan dan segera
menyelesaikan transaksi pembayaran agar
dapat mengikuti event tersebut dengan
benar.
Instagram, Facebook, dan Line yang terbit
pada bulan April—Mei 2018 tidak
terdapat iklan yang mengandung makna
sosiopragmatik imperatif pemberian izin.
4.
a.
Sosiopragmatik Imperatif Ajakan
Explore_serang: bank bjb dan
pesona Indonesia (Instagram, 2 April
2018/16:34 WIB)
Salam dulur!
Pendaftaran Pemilihan Duta Wisata
Kabupaten Serang 2018 telah DIBUKA!
Ayo tunjukkan kemampuan dan kontribusimu
dalam memajukan budaya dan pariwisata
Kabupaten Serang dengan mengikuti ajang ini.
Segera daftarkan diri kamu di
@kangkongkabsrg @disporaparkabserang.
Explore_serang adalah salah satu
akun sosial media yang memberikan
berbagai macam informasi yang ada di
kabupaten Serang dan sekitarnya. Iklan
ini berisikan informasi yang diberikan
oleh akun media sosial Explore_serang
mengenai pendaftaran pemilihan duta
wisata kabupaten Serang. Acara tersebut
di dukung oleh Bank BJB dan Pesona
Indonesia. Iklan ini memiliki makna
sosiopragmatik
imperatif
ajakan.
Sosiopragmatik imperatif ajakan terdapat
dalam kalimat Ayo tunjukkan kemampuan
dan kontribusimu dalam memajukan budaya
dan pariwisata Kabupaten Serang dengan
mengikuti ajang ini. Kalimat ini memiliki
makna mengajak kepada seluruh
pemuda/pemudi kabupaten Serang agar
menunjukkan
kemampuan
dan
berkontribusi dalam memajukan budaya
dan pariwisata Kabupaten Serang.
b.
Wongcoco.id (Instagram, 7 April
2018/08:15 WIB)
Yuk, ikuti kuis di @wongcoco.id sekarang.
Ajak teman buat ikutan dan menangkan
hadiahnya!
3.
Sosiopragmatik Imperatif Pemberian Izin
Iklan-iklan yang telah dijadikan
sebagai bahan analisis dari media sosial
Wongcoco.id adalah salah satu akun
media sosial Instagram. Wongcoco.id
sedang mengadakan kuis. Kuis ini
84
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Sosiopragmatik Imperatif Iklan pada Media Sosial
bertujuan
untuk
meningkatkan
ketertarikan masyarakat untuk membeli
produk dari Wongcoco. Iklan ini
mengandung sosiopragmatik imperatif
ajakan. Sosiopragmatik imperatif ajakan
terdapat pada kalimat Yuk, ikuti kuis di
@wongcoco.id sekarang. Kalimat ini memiliki
makna perintah ajakan kepada konsumen
dan pengguna media sosial Instagram
untuk mengikuti kuis yang diadakan oleh
Wongcoco.id.
5.
a.
Sosiopragmatik Imperatif
ruhan
BosquId (Instagram, 7 April
2018/12:41 WIB)
Su-
BUTUH PENGHASILAN ++ YA BOSQU
Kini semua orang bisa jadi BOS. Penasaran?
Langsung saja coba bisnis voucher pulsa,
game, PLN, hingga pembayaran BPJS dan
internet dengan BOSQU sekarang juga!
BosquId merupakan salah satu jasa
distributor penjualan pulsa, game, PLN,
hingga pembayaran BPJS dan internet.
Iklan ini memiliki makna sosiopragmatik
imperatif suruhan yang terdapat pada
kalimat Lansungsaja coba bisnis voucer pulsa,
game, PLN, hingga pembayaran BPJS dan
internet dengan BOSQU sekarang juga!
Kalimat ini memiliki makna perintah
suruhan kepada pengguna Instagram atau
masyarakat
yang
ingin
memiliki
penghasilan atau pekerjaan untuk
mencoba langsung bisnis yang ditawarkan
oleh BosquId.
b.
Google (Facebook, 1 Mei 2018/23:36
WIB)
Google Maps kini hadir dengan rute khusus
motor. Coba sekarang agar perjalananmu
#BebasMelaju
Google adalah sebuah perusahaan
khusus pada jasa dan produk internet.
Salah satu layanan yang dikembangkan
oleh Google, yaitu Google Maps. Iklan
ini memberikan informasi kepada
masyarakat.
Temuan yang didapatkan peneliti
yaitu terdapat 30 iklan pada media sosial
(10 iklan pada media sosial Instagram, 10
iklan pada media sosial Facebook dan 10
iklan pada media sosial Line). Berdasarkan
hasil temuan yang telah peneliti analisis,
terdapat 41 bentuk sosiopragmatik
imperatif dalam 30 iklan di media sosial.
Analisis sosiopragmatik imperatif yang
terkandung dalam iklan pada media sosial
(Instagram, Facebook dan Line) yang terbit
sejak bulan April—Mei 2018 sebagai
berikut.
Tabel 1. Hasil Analisis
No
1
2
3
4
5
Wujud Sosiopragmatik Imperatif
Sosiopragmatik Imperatif Biasa
Sosiopragmatik Imperatif Permintaan
Sosiopragmatik Pemberian Izin
Sosiopragmatik Imperatif Ajakan
Sosiopragmatik Imperatif Suruhan
Jumlah
Jumlah Iklan
19
2
0
9
11
41
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas, terdapat 41 bentuk sosiopragmatik
imperatif dari 30 iklan yang dijadikan
sebagai bahan analisis sosiopragmatik
imperatif. Iklan yang mengandung makna
sosiopragmatik imperatif pada media
sosial (Instagram, Facebook dan Line) yang
terbit pada bulan April—Mei 2018, maka
dapat dinyatakan bahwa sosiopragmatik
imperatif yang sering muncul adalah
sosiopragmatik imperatif biasa yaitu
sebanyak 19 iklan dari 30 iklan yang
dijadikan sebagai bahan penelitian yang
terdapat pada media sosial (Instagram,
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
85
Indah Rahmayanti dan Alvi Fajar
Facebook dan Line) yang terbit pada bulan
April—Mei 2018.
Facebook dan Line) yang terbit pada bulan
April—Mei 2018.
D. PENUTUP
Hasil
analisis
penelitian
ini
mengungkapkan, bahwa terdapat 41
bentuk sosiopragmatik imperatif dari 30
iklan yang dijadikan bahan analisis
sosiopragmatik imperatif pada media
sosial Instagram, Facebook dan Line. Bentuk
sosiopragmatik imperatif yang telah
dianalisis adalah 19 iklan dalam bentuk
sosiopragmatik imperatif biasa, 2 iklan
dalam bentuk sosiopragmatik imperatif
permintaan, tidak ada iklan dalam bentuk
sosiopragmatik imperatif pemberian izin,
9 iklan dalam bentuk sosiopragmatik
imperatif ajakan, 11 iklan dalam bentuk
sosiopragmatik
imperatif
suruhan.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
sosiopragmatik yang sering muncul
adalah sosiopragmatik imperatif biasa
yaitu sebanyak 19 iklan dari 30 iklan yang
dijadikan sebagai bahan penelitian yang
terdapat pada media sosial (Instagram,
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2009). Sintaksis Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hermawan, A. 2012. Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian.
Depok: Rajawali Press.
Leech, G. (2011). Prinsip-prinsip pragmatik.
Jakarta: Universitas Indonesia. UI
Press.
Purba, T. T. & Paidi, Y. (2002). Sintaksis
Bahasa Gresi. Jakarta: Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rahardi, K. (2005). Pragmatik Kesantunan
Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Rahardi, K. (2009). Sosiopragmatik.
Jakarta: Erlangga.
Reality, Tim. (2008). KamusTerbaru Bahasa
Indonesia.
Surabaya:
Reality
Publisher.
Tarigan, H. G. (2015). Pengajaran
Pragmatik. Bandung: Angkasa.
86
Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020