Academia.eduAcademia.edu

MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN

2021, Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan kinerja karyawan.Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode kualitatif karena analisis materi diambil dari beberapa jurnal.Motivasi adalah sesuatu yang dapat memacu karyawan agar dapat berperilaku atau bersikap dengan tujuan tercapainya kebutuhan karyawan sehingga memberikan rasa puas. Apabila motivasi kerja yang dimiliki oleh seseorang itu tinggi tentu saja itu akan mendorong kinerja karyawan yang ditunjukkan dari kualitas, kuantitas dan efektifitas kerjanya sehingga mencapai produktitas yang tinggi. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energik karena ada motif-motif dan tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah yang menjadi faktor pendorong untuk memberi kekuatan kepadanya. Sehingga dari hubungan tersebut motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja yang tinggi akan membuat karyawan terdorong untuk bekerja dengan semangat yang sesuai dengan tanggung jawabnya dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap organisasi. Memberikan motivasi kerja kepada karyawan dengan memberikan gaji yang sesuai yaitu salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fricilia Runtuwene (2013) bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian jelas bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan harus aktiv dan intern untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawannya.

MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN Dena Amelia, Diana Apriliyani, Hijrotul Badriyah, Laela Fitriani Jurusan Perbankan Syariah IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan kinerja karyawan.Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode kualitatif karena analisis materi diambil dari beberapa jurnal.Motivasi adalah sesuatu yang dapat memacu karyawan agar dapat berperilaku atau bersikap dengan tujuan tercapainya kebutuhan karyawan sehingga memberikan rasa puas. Apabila motivasi kerja yang dimiliki oleh seseorang itu tinggi tentu saja itu akan mendorong kinerja karyawan yang ditunjukkan dari kualitas, kuantitas dan efektifitas kerjanya sehingga mencapai produktitas yang tinggi. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energik karena ada motif-motif dan tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah yang menjadi faktor pendorong untuk memberi kekuatan kepadanya. Sehingga dari hubungan tersebut motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja yang tinggi akan membuat karyawan terdorong untuk bekerja dengan semangat yang sesuai dengan tanggung jawabnya dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap organisasi. Memberikan motivasi kerja kepada karyawan dengan memberikan gaji yang sesuai yaitu salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fricilia Runtuwene (2013) bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian jelas bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan harus aktiv dan intern untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawannya. Kata kunci: Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan Abstract This study aims to determine the relationship between work motivation and employee performance.In this study, the method used is a qualitative method because the material analysis was taken from several journals.Motivation is something that can spur employees to behave or behave with the aim of achieving employee needs so as to provide a sense of satisfaction. If a person's work motivation is high, of course it will encourage employee performance which is shown from the quality, quantity and effectiveness of work so as to achieve high productivity. Employees who have high motivation will usually carry out their duties energetically and energetically because there are certain motives and goals behind these actions. The motive is the driving factor to give strength to him. So that from this relationship work motivation has a positive and significant effect on employee performance. High work motivation will motivate employees to work in a spirit that is in accordance with their responsibilities and can make a positive contribution to the organization. Providing work motivation to employees by providing an appropriate salary is one of the efforts that can be taken by the company. This is also in accordance with the research of Fricilia Runtuwene (2013) that work motivation has a positive and significant effect on employee performance. From the research results it is clear that to improve the performance of company employees must be active and internal to provide work motivation to employees. Keyword: Work motivation, employee performance PENDAHULUAN Latar Belakang Untuk dapat bertahan dan sukses di tengah-tengah persaingan ini, perusahaan perlu menciptakan suatu keunggulan kompetitif yang membedakannya dengan pesaing lain dalam pasar yang sama. Menurut Khandekar dan Sharma (2006), kemampuan sumber daya manusia merupakan faktor penentu yang signifikan pada performa dan keunggulan kompetitif jangka panjang pada perusahaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Hay Group terhadap World Most Admired Companies, yang menyebutkan bahwa salah satu faktor penentu kesuksesan organisasi adalah kinerja karyawan. Mangkunegara (2013) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga dapat dipengaruhi melalui hubungan tak langsung antara kepuasan kerja terhadap motivasi kerja, hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti dan Srimulyani (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan mediasi antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Dengan terpenuhinya semua kebutuhan atau keinginan dalam diri pegawai, maka akan tercipta perasaan puas, dan pegawai yang tingkat kepuasannya tinggi maka secara otomatis juga mengalami peningkatan dalam kinerja. Kebutuhan atau keinginan dalam diri pegawai ini yang kemudian disebut sebagai motivasi kerja. Dengan memahami peranan penting dari manusia yang terlibat dalam perusahaan dan bagaimana cara untuk memotivasi mereka dengan tepat perusahaan dapat menciptakan karyawan yang lebih bersemangat dan inovatif. Melalui karyawan yang termotivasi, perusahaan dapat lebih mudah mencapai tujuannya karena karyawan akan secara sukarela bekerja dengan tingkat usaha yang maksimal, walau tanpa pengawasan dari atasan. Motivasi sendiri didefinisikan sebagai suatu penggerak atau dorongan dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku (Darmawan, 2013). Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, karena dengan motivasi yang tinggi maka karyawan akan terdorong untuk bekerja dengan baik hingga menghasilkan kinerja maksimal. Hal tersebut didukung oleh teori yang diungkapkan Rivai (2011) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka kinerja karyawan yang dihasilkan akan baik. Hal yang diungkapkan tersebut didukung oleh penelitian empirik yang dilakukan oleh Dewi (2016) yang menunjukkan hasil dimana motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan teori dan kajian empirik tersebut maka dapat ditarik kesimpulannya bahwa motivasi kerja seorang karyawan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hamzah, (2008) menyatakan bahwa motivasi kerja memengaruhi kinerja yang merupakan suatu dorongan atau proses yang dilakukan untuk menggerakkan seseorang agar perilakunya dapat diarahkan pada upaya yang nyata sepertitanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, prestasi yang dicapai, pengembangan diri dan kemandirian dalam bertindak, sehingga tujuan dapat dicapai. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Metode Kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Penelitian ini kami menggunakan analisis dari data deskriptif berupa beberapa jurnal. HASIL DAN DISKUSI A. Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan pada sifat manusia untuk berbuat dan bertindak. Menurut Hasibuan motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Samsudin mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Rivai (2009) mendefinisikan Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang visible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan sese orang untuk memuaskan kebutuhannya. Wibowo (2013) mendefinisikan motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses perilaku mausia dengan mempertimbangkan arah, intensitas, dan ketekunan, pada pencapaian tujuan. Dari pendapat di atas didefinisikan bahwa motivasi adalah merupakan pendorong atau penggerak seseorang untuk mau bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Kemudian pegawai yang termotivasi sangat mengerti tujuan dan tindakan mereka dan juga meyakini bahwa tujuan tersebut akan tercapai sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Jadi motivasi adalah sesuatu yang dapat memacu karyawan agar dapat berperilaku atau bersikap dengan tujuan tercapainya kebutuhan karyawan sehingga memberikan rasa puas. Latief (2012) mengemukakan dengan terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan pegawai mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai prestasi yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan motivasi kerjanya rendah. Pegawai dapat bekerja secara profesional karena pada dirinya terdapat motivasi yang tinggi. Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energik karena ada motif-motif dan tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor pendorong yang memberi kekuatan kepadanya, sehingga ia mau dan rela bekerja keras. Adapun dalam analisis deskriptif menunjukkan catatan menarik terkait motivasi kerja. Sesungguhnya karyawan merasa termotivasi karena ada kebutuhan hidup yang harus terpenuhi dan lingkungan kerja yang nyaman, namun beberapa aspek lain dari motivasi belum dipersepsikan membantu, misalnya: a. Motivasi eksternal. Khususnya motivasi dari pimpinan. Bagi karyawan sikap kepedulian pimpinan berpengaruh terhadap penguatan mental di dalam keseharian bekerja. Mengingat setiap pekerjaan selalu berhubungan langsung dengan pimpinan. Namun pimpinan dianggap belum memahami hubungan sosial di dalam organisasi, ia cenderung fokus pada pencapaian prestasi. b. Motivasi internal. Khususnya kepercayaan diri. Sangat sulit bagi karyawan untuk selalu memiliki alasan kuat setiap harinya. Selama sebulan bekerja berbagai dinamika silih berganti, namun sikap mental belum dapat matang. Di saat kondisi tersebut sangat dibutuhkan dukungan pimpinan dan rekan kerja. Motivasi kerja yang tinggi akan membuat karyawan terdorong untuk bekerja dengan semangat yang sesuai dengan tanggung jawabnya dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap organisasi. Memberikan motivasi kerja kepada karyawan dengan memberikan gaji yang sesuai yaitu salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan. Adapun Indikator yang ada di dalam motivasi menurut teori Hierarki kebutuhan (Mazlow Hierarchi of needs) sebagai berikut: a. Fisiologi: kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan. b. Rasa Aman: Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman perasaan aman dari ancaman kecelakaan dan keamanan dalam melaksanakan pekerjaan. c. sosial: kebutuhan sosial dan diterima dikelompok asosiasi pekerja dan masyarakat lingkungan hidup. d. Penghargaan: kebutuhan untuk harga diri dan pengakuan dan penghargaan prestise karyawan dan publik lingkungan hidup. e. Aktualisasi Diri: memacu karyawan sehingga dapat berkembang dengan optimal dan memperoleh ciri khas tersendiri, misal sebagai orang yang kreatif, inovatif, dan lain-lain. Rivai dan Basri (2005) menyatakan bahwa ” Kinerja yaitu suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan” untuk mengukur kinerja dapat dilakukan dengan cara, yaitu : a. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job) b. Faktor Motivasi, terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014). Menurut Moeheriono (2012, hal. 95) “Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaianpelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis organisasi. Kinerja menurut Boediharjo (2002, hal. 102) dapat diukur berdasarkan empat indikator yaitu: a. Efektivitas dan efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, kemampuan untuk memilih peralatan yang tepat dalam mencapai tujuan, b. Orientasi tanggung jawab yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan mengevaluasi pekerjaan dengan baik, c. Disiplin yaitu sikap atau kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu, dan sesuai dengan target yang ditentukan, d. Inisiatif yaitu kemampuan untuk bertanya, memberi kritik dan saran.” Motivasi kerja menurut Reksohadiprodjo dan Handoko (2000) merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Hal tersebut diartikan bahwa motivasi kerja yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi setiap kegiatan yang dilakukan seseorang didorong oleh kekuatan dari dalam diri seseorang tersebut dan kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi kerja. Oleh karena itu perhatian organisasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan karyawan yang menjadi motivasi kerja bekerja bagi para karyawan sangatlah penting. B. Kinerja Karyawan Suatu organisasi, baik itu pemerintah maupun swasta, selalu digerakan oleh sekelompok orang yang berperan aktif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tentunya tidak akan tercapai jika kinerja anggota atau pegawainya tidak maksimal. Mangkunegara, (2015) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Moeheriono, (2012) kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Berbagai pendapat dapat menggambarkan bahwa kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sutrisno, (2009) kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut : a. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work) Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapihan kerja, keterampilan dan kecakapan. b. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work) Merupakan seberapa besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang pegawai. Diukur dari kemampuan secara kuantitatif didalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru. c. Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge) Merupakan proses penempatan seorang pegawai yang sesuai dengan background pendidikan atau keahlian dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan. d. Kerjasama Tim (Teamwork) Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas secara vertikal ataupun kerjasama antar pegawai, tetapi kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan organisasi yaitu dimana antar pimpinan organisasi dengan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif dan timbal balik yang saling menguntungkan. e. Kreatifitas (Creativity) Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan cara atau inisiatif sendiri yang dianggap mampu secara efektif dan efisien serta mampu menciptakan perubahanperubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi. f. Inovasi (Inovation) Kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang dalam mengatasi permasalahan organisasi. g. Inisiatif (initiative) Melingkupi beberapa aspek seperti kemampuan untuk mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi kesulitan, kemampuan untuk melakukan sesuatu pekerjaan tanpa bantuan, kemampuan untuk mengambil tahapan pertama dalam kegiatan. Mangkunegara, (2015) indikator kinerja merupakan suatu yang akan dihitung dan diukur. Adapun indikator kinerja sebagai berikut : 1. Kualitas kerja: kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan. 2. Kuantitas kerja: kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar yang ditetapkan perusahaan. 3. Keandalan kerja: terdiri dari pelaksanaan dalam mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dalam melaksanakan pekerjaan. 4. Sikap: pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. C. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan Apabila motivasi kerja yang dimiliki oleh seseorang itu tinggi akan mendorong kinerja karyawan yang ditunjukkan dari kualitas, kuantitas dan efektifitas kerjanya sehingga mencapai produktitas yang tinggi. Sehingga dari hubungan tersebut diduga motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi kerja yang diberikan kepada karyawan maka semakin tinggi juga kinerja karyawan yang ditunjukkan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fricilia Runtuwene (2013) bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian jelas bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan harus aktif dan intens untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawan. Penelitian Terdahulu NO Peneliti Judul Metode 1 Siti Maisarah Hasibuan dan Syaiful Bahri Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja 2 Lidia Lusri dan Hotlan Siagian Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan Pt. Borwita Citra Prima Surabaya Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif, dimana variabel diukur dengan skala likert. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview), dengan daftar pertanyaan (questionnaire) dan studi dokumentasi. Jumlah populasi sebanyak 107 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin. Maka jumlah responden dalam penelitian ini 85 responden. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17, dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) dengan adanya variabel penghubung (intervening). Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja POLRI di Polsek Medan Area. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa peningkatan motivasi kerja akan berdampak positif terhadap kenaikan tingkat kinerja karyawan pada PT. Borwita Citra Prima Surabaya, dan demikian pula sebaliknya. 3 Achmad Fadhil dan Yuniadi Mayowan 4 Jasman Saripuddin Hasibuan dan Beby Silvya 5 Wahyudi Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Ajb Bumiputera Untuk membuktikan hubungan korelasi dan hubungan kausal maka peneliti menggunakan metode kuantitatif. Motivasi (X1) memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0.021 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifkansi) 0.05 artinya 0.021t tabel (1,646). Menunjukkan hasil motivasi berpengaruh psotitif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai motivasi maka nilai kinerja karyawan akan semakin tinggi. Pengaruh Disiplin Pendekatan penelitian Berdasarkan hasil penelitian Kerja Dan Motivasi yang dugunakan dalam dan pembahasan yang telah Terhadap Kinerja penelitian ini adalah dikemukakan sebelumnya Karyawan dengan menggunakan maka dapat diambil pendekatan asosiatif kesimpulandari penelitin adalahsecaraparsial (Uji t) bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mewah Indah Jaya – Binjai.Secara parsial (Uji t) bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mewah Indah Jaya – Binjai.Secara simultan (Uji F) bahwa disiplin kerja dan motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mewah Indah Jaya. Pengaruh Disiplin Penelitian ini bersifat Dalam pembahasan ini Dan Motivasi deskriptif kuantitatif, yaitu menegaskan setiap Terhadap Kinerja penelitian yang perusahaan atau organisasi Karyawan mengungkapkan suatu pasti selalu berusaha untuk masalah dan keadaan mencapai tujuan yang telah sebagaimana adanya, ditetapkan secara maksimal, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. 6 M. Andi Prayogi dan M. Nursidin Pengaruh Pelatihan Penelitian ini Dan Motivasi Kerja menggunakan pendekatan Terhadap Kinerja asosiatif Karyawan 7 Esthi, R. B., & Marwah, Y. N. Kinerja karyawan: motivasi dan disiplin kerja pada pt asahi Indonesia 8 Miskiani, K. A., & Bagia, I. W. Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. untuk mencapai tujuan utama tersebut dibutuhkan aturan kerja (disiplin). Selain disiplin kerja karyawan juga membutuhkan dorongan atau motivasi. Dengan semangat kerja yang tinggi karyawan akan memberikan kinerja terbaiknya. Penelitian yang dilakukan yaitu untuk melihat seberapa besar Pelatihan dan Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mopoli Raya Medan. Dari Hasil penelitian terlihat secara parsial bahwa Pelatihan berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan. Jenis penelitian berupa Dari Hasil penelitian tersebut analisis kuantitatif. Teknik Terdapat pengaruh yang pengambilan sampel yang positif dan signifikan dari digunakan dalam motivasi terhadap kinerja penelitian ini adalah karyawan dengan nilai hitung sensus (sampling jenuh) dari pengaruh variabel berjumlah 80 karyawan. motivasi kerja terhadap kinerja karyawan = 2,746 > tabel = 1,991, dengan angka signifikansi = 0,008 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H1) bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan diterima Penelitian ini dilakukan hasil penelitian menunjukkan guna memperoleh bahwa ada pengaruh gambaran tentang motivasi kerja terhadap motivasi kerja dan disiplin kinerja karyawan. Dengan kerja terhadap kinerja motivasi kerja yang tinggi karyawan pada Koperasi yang dimiliki oleh karyawan. Serba Usaha Tunas maka karyawan tersebut akan Mertha Mandiri Singa terdorong dan memiliki rasa raja. Rancangan penelitian yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif kausal 9 Nika Saptra, Rizki Afri Mulia Kontribusi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam 10 Putra Arif Simanjuntak Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja, Sikap Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia semangat dalam bekerja, ketika karyawan sudah memiliki dorongan dan semangat kerja maka karyawan akan bekerja dengan baik sehingga akan menghasilkan kinerja yang maksimal. Pengumpulan data Hasil penelitian dilakukan dengan metode menunjukkan bahwa Proses survei dengan kuesioner. dasar motivasi dimulai Pada audit or teknik dengan adanya suatu analisa data yang kebutuhan (needs). digunakan dalam Kebutuhan tercipta ketika penelitian ini adalah ada ketidakseimbangan analisis deskriptif dan secara fisiologis dan secara kuantitatif. Data yang psikologis. Kemudian dikumpulkan merupakan kebutuhan tersebut didorong data primer dan sekunder dan diarahkan (drives) untuk yang dapat digolongkan mengurangi kekurangan akan sebagai variabel bebas dan kebutuhan. Dorongan Variabel terikat. fisiologis dan psikologis merupakan kegiatan yang berorioentasi dan menyediakan tenaga untuk mendapatkan insentif. Pengumpulan data Penelitian menunjukkan dilakukan dengan metode bahwa Motivasi yang ada populasi, sampel, pada diri seseorang pengumpulan data ordinal merupakan kekuatan dan teknik analisis data pendorong yang akan menggunakan validitas mewujudkan suatu perilaku dan realibilitas, uji asumsi guna mencapai tujuan klasik dengan kepuasan (dirinya). menggunakan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi berganda. KESIMPULAN Motivasi adalah sesuatu yang dapat memacu karyawan agar dapat berperilaku atau bersikap dengan tujuan tercapainya kebutuhan karyawan sehingga memberikan rasa puas untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi. jadi kinerja pegawai adalah penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu tidak lepas perhatian organisasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan karyawan yang menjadi motivasi kerja untuk bekerja bagi para karyawan sangatlah penting. Adapun faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Jadi kesimpilanya motivasi kerja yang tinggi akan membuat karyawan terdorong untuk bekerja dengan semangat yang sesuai dengan tanggung jawabnya dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap organisasi. DAFTAR PUSTAKA Siti, M. H. & Syaiful B. (2018), “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja”, Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, Vol 1, No. 1, September 2018, 71-80. urnal.umsu.ac.id/index.php/MANEGGIO Lidia, L. & Hotlan, S. (2017), “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan Pt. Borwita Citra Prima Surabaya”, AGORA Vol. 5, No. 1, (2017) Achmad, F. & Yuniadi, M. (2018), “Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Ajb Bumiputera”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 54 No. 1 Januari 2018. administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id Esthi, R. B. & Marwah, Y. N. (2020, March), “Kinerja karyawan: motivasi dan disiplin kerja pada pt asahi Indonesia”. In Forum Ekonomi (Vol. 22, No. 1, pp. 130-137). Miskiani, K. A. & Bagia, I. W. (2021), “Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Prospek: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2(2), 120-129. Jasman, S. H. & Beby, Silvya. (2017), “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan”, Seminar Nasional Multidisiplin ILmu, Inovas Produk Penelitian Pengabdian Masyarakat & Tantangan Era Revolusi Industri 4.0 Vol 2 NO. 1 Tahun 2019. Wahyudi, (2017), “Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Economic, Accounting, Management and Business Vol. 2, No. 3, July 2019. M. Andi P. & M. Nursidin. (2017), “Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”, Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan 2018. Putra, A. S. (2020), “Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja, Sikap Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia” Manajemen Bisnis Jurnal Magister Manajemen, Vol.2 No.1 Febuari 2020 Nika, S. & Rizki A. M. (2020), “Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Agam” Vol. 2 No.1 Februari 2020. http://jurnal.ensiklopediaku.org