DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Definisi Tumor Wilms 3
Prognosis Tumor Wilms 4
Etiologi Tumor Wilms 5
Manifestasi Klinis pada Penderita Tumor Wilms) 5
Patofisiologi Tumor Wilms 6
Komplikasi Tumor Wilms 7
Pemeriksaan Fisik pada Penderita Tumor Wilms 7
Pemeriksaan Diagnostik pada Penderita Tumor Wilms 8
Penatalaksanaan pada Penderita Tumor Wilms 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 10
Pengkajian 10
Diagnosa Keperawatan 12
Rencana Keperawatan dan Evaluasi 12
BAB IV PENUTUP 16
Kesimpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering terjadi pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi dari blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada anak-anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada anak-anak, setelah tumor pada sentral nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan soft tissue sarcoma. Namun, tumor ini adalah salah satu kanker penyebab utama kematian pada anak.
Insiden tumor ini hampir sama di setiap negara. Oleh karena tidak ada perbedaan ras, yaitu sekitar 2 – 5 kasus per 1 juta penduduk. Dan sekitar 500 kasus baru dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di Amerika. Dari keseluruhan kasus kanker pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor Wilms paling sering terjadi pada anak-anak dengan usia yang masih sangat muda dan jarang terjadi pada kedua jenis kelamin dan tidak ada prediksi bangsa atau ras.
Rumusan Masalah
Apakah definisi dari tumor wilms?
Bagaimana prognosis dari tumor wilms?
Bagaimana etiologi dari tumor wilms?
Bagaimana manifestasi klinis pada penderita tumor wilms?
Bagaimana patofisiologi dari tumor wilms?
Apa saja pemeriksaan fisik pada penderita tumor wilms?
Apa saja pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan pada penderita tumor wilms?
Bagaimana penatalaksanaan pada penderita tumor wilms?
Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani kasus tumor wilms?
Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan peran sebagai perawat dalam pencegahan dan penanganan masalah Tumor Wilms.
Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi dari Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami prognosis Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami etiologi Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami manifestasi klinis Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami patofisiologi Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik yang harus dilakukan oleh penderita Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan oleh penderita Tumor Wilms.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita Tumor Wilms.
Memahami dan mampu mempraktikkan asuhan keperawatan yang tepat untuk penderita Tumor Wilms.
Manfaat
Menambah pengetahuan serta keterampilan mahasiswa dalam pengerjaan makalah dan presentasi di depan kelas. Menambah kecakapan dan rasa percaya diri mahasiswa serta lebih memahami masalah masalah Tumor Wilms serta memahami asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Tumor Wilms.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Tumor wilms adalah tumor ginjal yang paling umum dan tumor solid urutan ke empat yang paling umum pada anak (Hendershot, 2010). Insidens puncak terjadi Antara usia 2 dan 3 tahun (Hendersot, 2010). Biasanya mengenai hanya satu ginjal.
Tumor wilms atau nefroblastoma, adalah suatu tumor ganas pada ginjal yang biasanya dijumpai pada anak kecil. Tumor wilms ialah tumor ganas anak pertama yang mencapai angka kesembuhan bermakna, terutama melalui suatu pendekatan multispesialitik dan bentuk studi kooperatif. Angka kelangsungan hidup telah meningkat dari 15-30% dengan pembedahan saja, sampai 40% dengan penggunaan radioterapi, angka kesembuhan sekarang adalah 80-90% dengan strategi pengobatan yang menggabungkan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi kombinasi.
Angka kesembuhan tetapi kurang dari 50% untuk pasien dengan penyakit menyebar (diseminata) dan pada tipe histologis tertentu, sehingga terapi harus diperbaiki pada kelompok-kelompok ini.
Etiologi tidak diketahui, tetapi beberapa kasus terjadi melalui pewarisan genetik. Anomali terkait dapat terjadi pada tumor wilms. Tumor Wilms menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan biasanya telah membesar saat diagnosis ditegakkan. Metastasis terjadi melalui perluasan langsung atau melalui aliran darah. Tumor Wilms paling umum bermetastasis ke jaringan perirenal, hati, diafragma, paru, otot abomen, dan nodus limfe. Prognosis bergantung pada tahap saat diagnosis ditegakkan dan derajat metastasis.
STADIUM TUMOR WILMS
Stadium I : unilateral, terbatas pada ginjal, dapat direkseksi sepenuhnya.
Stadium II: unilateral, tumor menyebar di luar ginjal tetapi dapat direseksi sepenuhnya
Stadium III: unilateral, tumor menyebar di luar ginjal, hanya terletak pada rongga abdomen, tidak dapat diangkat sepenuhnya
Stadium IV: unilateral dengan metastasis ke hati, paru, tulang, atau otak
Stadium V : ginjal bilateral terkena
Diadaptasi dari Hendershot, E. (2010). Solid Tumors. In D. Tomlinson & N.E. Kline (eds). Pediatric anacology nursing. New York, NY: springer.
Keseluruhan angka sintasan adalah sekitar 90% (hendershot, 2010). Komplikasi mencangkup metastasis atau komplikasi akibat terapi tadiasi, seperti kerusakan hati atau ginjal, sterilitas pada wanita, obstruksi usus, pneumonia, atau scoliosis.
Prognosis
Sekarang anak dengan tumor Wilms yang mengikuti program pengobatan terkoordinasi memiliki kemungkinan sembuh sebesar 80-90 %. Faktor prognosis yang terpenting untuk pasien dengan tumor wilms telah berkembang dengan dengan pengobatan yang secara prognosis meningkatkan kelangsungan hidup. Usia penderita, yang dianggap berperan penting, Sekarang tidak memiliki kepentingan prognostic. Sistem penentuan stadium didasarkan pada luasnya tumor merupakan peramal kelangsungan hidup yang terbaik. Faktor prognostic yang penting lain adalah histologi tumor.
Penyakit metastis yang pernah dianggap secara keseluruhan fatal, saat diagnosis memberikan respon yang baik terhadap pembedahan, radiasi, dan kemoterapi, dan hebatnya 50% dari pasien ini akan bertambah hidup untuk waktu yang lama. Metastastis pulmonal bertanggung jawab pada 80 % dari semua relaps,dan dari pasien-pasien tersebut yang mengngalami kegagalan pada pengobatan permulaan, hanya 25 % yang bertahan hidup .
Kemungkinan efek lambat, yang meliputi retardasi pertumbuhan, kerusakan organ yang keronis, deformitas tulang, sterilitas, dan keganasan sekunder akibat radiasi atau kemoterapi, menjadi perhatian yang serius. Pentingnya pemantauan yang berkesinambungan terhadap organ yang selamat dalam jangka Panjang, terhadap efek lambat yang terantisipasi dan perbaikan program terapi yang sudah ada, untuk mencapai kelangsungan hidup maksimal dengan toksisitas minimal tidak dapat dianggap remeh.
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang di berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu sehingga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitive untuk merintis jalan kea rah pembentukan Tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatic, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Meskipun etiologi tumor wilms yang pasti masih tidak jelas, suatu predisposisi genetic pada banyak pasien dikesankan oleh perkembangannya pada usia muda, hubungan dengan lesi perenkim ginjal lain dan abnormalitas kongenital, dan penyakit bilateral dan familial yang kadang-kadang terjadi. Tumor wilms dianggap sebagai suatu neoplasma embrional yang tampaknya berkembang bila jaringan bistemal metanefrik gagal mencapai maturitas.
Tidak ada abnomalitas kromosom konsisten yang berhubungan dengan Tumor Wilms. Akan tetapi, abnormalitas kromosom 1 dan sel tumor 11 lazim, dan baik sindrom trisomy 18 maupun aniridia 11p- berhubungan dengan peningkatan insiden Tumor Wilms.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor Wilms. Hamper semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms diturinkan secara autosomal dominan.
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan Tumor Wilms saat diagnosis cukup bervariasi. Adalah suatu massa abdomen atau masa panggul, yang sering kali ditemukan oleh ibu dari anak yang asimtomatis. Terdapat suatu massa yang teraba pada kira-kira 85% pasien. Nyeri abdomen terjadi pada 40% pasien dan cukup hebat pada kkira-kira 10% pasien sehingga memberi kesan suatu akut abdomen. Hipertensi dijumpai pada kira-kira 60% pasien dan hematuria pada 12-24% pasien. Sekitar seperempat pasien akan mengalami demam, baik yang berasal dari infeksi saluran kemih atau suatu penyakit yang tidak jelas yang membuat pasien memncari perhatian medis, sehingga menuntut kepada diagnosis massa abdomen. Gejala lain yang lebih jarang adalah penurunan berat badan, mual, atau muntah, dan nyeri tulang.
Tiga anomalia utama yang dihubungkan dengan Tumor Wilms adalah : (a) hemihipertrofi, yang terjadi pada kira-kira 2% pasien, (b) aniridia pada 1%, dan (c) anomaly genitorinarius pada 5% pasien. Pasien dengan sindrom pertumbuhan jaringan yang berlebih, sindrom Beckwith-Wiedemann (yaitu, omfalokel, makroglosia, dan visceromegali), memiliki rasio keganasan sebesar 10%.
Anomaly genitorinarius yang berhubungan dengan Tumor Wilms adalah ginjal ektopik dan soliter, ginjal tapal kuda (horse shoe kidneys), duplikasi uretra, hipospadia, dan kriptokidisme. Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat dtimbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus system pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lalin yang bisa muncul adalah :
Malaise (merasa tidak enak badan).
Nafsu makan berkurang.
Mual dan muntah.
Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi).
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdpat di dalam air kemih).
Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Gambaran klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri (akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Thrombus tumor dapat meluas ke vena cava inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung, kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat rupture tumor setelah suatu trauma minor.
Patofisiologi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive di ginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Baiasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada difensiasi ginjal normal: blastema, tubulus, dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lainnya ditemukan pada anak berupa mesoblatik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor wilms. Gambaran anaplistik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.
Komplikasi
Tumor Bilateral
Ekstensi Intracaval dan atrium
Tumor lokal yang lanjut
Obstruksi usus halus
Tumor maligna sekunder
Perkontinuitatum
Penyebaran langsung melalui jaringan lemak perirenal lalu ke peritoneumdan organ-organ abdomen (ginjal kontralateral, hepar, dan lain-lain).
Hematogen
Terjadi setelah pertumbuhan tumor masuk ke dalam vasa renalis, selanjutnya menyebar melalui aliran darah ke paru-paru (90%), otak, dan tulang.
Limfogen
Penyebaran limfogen terjadi pada kelenjar regional sekitar vasa para aortal atau dalam mediastinum.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi massa di daerah abdomen
Ballottement
Palpasi massa intra abdominal : ukuran, letak massa, konsistensi, tepi atau konfigurasi, permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas sertahubungannya dengan alat sekitarnya.
Tumor Wilms : tekanan darah, berat badan,tinggi badan, hepar, lien, pembesaran kelenjar getah bening, massa abdomen (tempat dan ukuran).
Pemeriksaan Diagnostik
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada 10 – 25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.
IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk sistem pielokalises ) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG,tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat umor akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan di gambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen.
CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis hepar multiple.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high density intensity).
Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria. LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan pendarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. Masing-masing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin harus ditunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas : menanyakan nama, jenis kelamin, alamat, nomer telepon yang bias dihubungi
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan,mual, muntah, dan diare. Badan panas hanya satuhari pertama sakit
Riwat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor Wilms
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah menghidap kanker atau tumor sebelmnya
Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobervasi head to toe dan yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada keempat ekstremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga perlu dicari.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang-kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan laboratorium ini ditemukan, mak prognosis diagnose buruk. Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak danjarangbditemukan klasifikasi di dalamnya. Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjang susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan rnoarteriogram didapatkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi ke dalam paru-paru.
Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh . klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi system imun. Adanya mual, muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada ganguan, eliminasi uri, : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisaa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi Dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tuulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria, proteinuria, hematuria.
Pola aktivitas dan latihan
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalamperawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama2 minggudan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, penggunaan otot bantu napas teraba auskultasi terdengar rales dan krakels, pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan bebean sirkulasi dapat menyebakan pembesaran jantung (dispea, oropnea danpasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopi merupaka gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah dan kejang-kejang.
Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur telentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia, keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus.
Kognitif dan perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipotermi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena imunitas yang menurun.
Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urine berwarna merah dan edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula.
Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman-temannya karena jauh dan lingkungan perawatan yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neuplasia.
Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan ptotein dan penurunan intake.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan.
Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan.
Kecemasan berhubungan prosedur pembedahan nefroctomi.
Renacana Keperawatan dan Evaluasi
Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neuplasia.
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak.
Interversi keperawatan/Rasional:
Kaji tingkat nyeri, untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Lakukan teknik pengurangan nyeri nonfarmakologis, sebagai analgesik tambahan.
Berikan analgesik sesuai ketentuan, untuk mengurangi rasa sakit.
Berikan obat dengan jadwal preventif, untuk mencegah kambuhnya nyeri.
Hindari aspirin atau senyawanya, karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan.
Hasil yang diharapkan : skala nyeri berkurang, klien dapat beraktivitas.
Diagnosa keperawatan : Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan ptotein dan penurunan intake.
Tujuan : kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi.
Intervensi keperawatan/rasional:
Catat intake dan output makanan secara akurat, untuk monitoring asupan nutrisi bagi tubuh.
Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi(anorekasia, letargi, hipoproteinmia), gangguan nutrisi dapat terjadi secara perlahan.
Beri diet yang bergizi,diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi.
Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering, untuk mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk.
Berikan suplemen vitamin dan besi sesuai intruksi, dapat membantu dalam proses metabolisme.
Hasil yang diharapkan: berat badan klien meningkat, klien tampak segar.
Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan.
Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang ditujukkan pasien minimum atau tidak ada.
Intervensi keperawatan/rasional:
Pantau tanda vital setiap jam.
Laporkan adanya penyimpangan dari normal, sebagai bukti fisik defisit cairan.
Meningkatkan tekanan osmotik koloid, sehingga pengobatan segera dilakukan.
Berikan albumin bergaram rendah sesuai indikasi sehingga mempertahankan cairan dalam vaskuler.
Hasil yang diharapkan : klien tidak mengalami kehausan dan tidak terjadi dehidrasi.
Diagnosa keperawatan : Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.
Tujuan :
Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan.
Pasien mendapatkan volume cairan yang tepat.
Intervensi keperawatan/rasional :
Catat intake dan output secara akurat, evaluasi harian, keberhasilan terapi dan dasar penentuan tindakan.
Kaji perubahan edema dan pembesaran abdomen setiap hari sebagai dasar menentukan tindakan selanjutnya.
Timbang bb setiap hari dengan skala yang sama, indikator akumulasi cairan di jaringan dan di ruang ketiga.
Uji urine untuk berat jenis , albumin, BJ urine dan albuminnuria menjadi indikator regimen terapi.
Atur masuk cairan dengan cermat sehingga anak tidak mendapatkan lebih dari jumlah yang ditentukan.
Berikan diuretik sesuai order dari tim medis, pengurangan cairan extravaskuler sangat diperlukan dalam mengurangi edema.
Hasil yang diharapkan : pasien tidak mengalami edema.
Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
Tujuan : pasien mendapatkan istirahat yang adekuat.
Intervensi keperawatan/rasional :
Pertahankan tirah baring bila terjadi edema berat untuk mengurangi pengeluaran energi.
Seimbangkan istirahat dan aktivitas bila ambulasi, untuk mengurangi kelelahan pada pasien.
Intruksi pada anak untuk istirahat bila ia merasa lelah, untuk menghemat energi.
Hasil yang diharapkan : pasien tidak merasakan kelelahan dan tampak segar.
Diagnosa keperawatan : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan.
Tujuan : pasien (keluarga) menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi.
Intervensi keperawatan/rasional :
Jelaskan alasan setiap tes dan prosedur, untuk memberikan pengertian pada keluarga.
Jelaskan prosedur operatif dengan jujur, memberikan pengetahuan kepada keluarga.
Jelaskan tentang proses penyakit, memberikan pengetahuan pada keluarga.
Bantu keluarga merencanakan masa depan khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normal, meringankan beban pada keluarganya.
Hasil yang diharapkan : keluarga mengerti dan memahami kondisi anaknya serta mengetahui bagaimana merawat anak tersebut.
Diagnosa keperawatan : Kecemasan berhubungan prosedur pembedahan nefroctomi.
Tujuan :
Berkurangnya kecemasan.
Klien dan keluarga dapat memahami penyakitnya.
Intervensi keperawatan/rasional :
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitis serta kesalahan konsep diagnosis.
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara, membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan yang dihakimi.
Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini, keterampilan koping sering rusak setelah di diagnosis selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan konseling sering perlu untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung, mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem pendukung keluarga tidak tersedia, sumber luar mungkin diperlukan dengan segera misalnya kelompok pendukung kanker lokal.
Hasil yang diharapkan : pasien dan keluarga tidak mengalami kecemasan karena sudah memahami kondisinya dengan jelas.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit bawaan. Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi yang terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan fungsi ginjal.
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan pemeriksaan perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena kliennya adalah anak-anak. Karena selain sifat klien anak-anak berbeda dengan klien yang dewasa, klien anak juga melibatkan keluarganya karena kemandirian dari anak-anak masih rendah.
Saran
Semoga dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca tentang Tumor Wilms.
Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lyn. 2009. Buku Saku kelerawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Suriadi., yuliani rita. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak edisi 1. Jakarta: CV.SAGUNG SETO.
Kyle, terri. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
i
2
i