Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
3 DIMENSI MANUSIA Setiap manusia memiliki tubuh dengan sistem yang menjalankannya. Sistem dalam tubuh terdiri dari sistem-sistem yang lebih kecil yang mewakili setiap unsur anggota tubuh seperti, jantung, otak, lambung, otot dan lain sebagainya. Sistem tersebut sudah tertanam sejak masih dalam kandungan yang diberikan oleh Allah. Sistem harus terus berjalan sesuai dengan fungsinya dan tidak boleh terjadi suatu kesalahan. Hal-hal yang mengganggu pada sistem haruslah dihindari maka sistem ini harus dijaga sebaik mungkin. Sebagaimana disebutkan oleh Ibn Arabi bahwa manusia adalah mikro kosmos dan alam semesta adalah makro kosmos.
Abstrak Manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah Swt. Alquran sebagai pedoman hidup manusia telah memberikan informasi yang lengkap tentang dimensi-dimensi manusia. Kelengkapan informasi ini diyakini, bila dijadikan panduan arah akan membuat manusia tetap menjadi makhluk mulia. Dimensi-dimensi manusia dalam Alquran diwakili oleh terma al-Basyar, al-Nas, Bani Adam dan al-Insan. Terma-terma tersebut menjelaskan hakikat manusia secara utuh dalam Islam. Kata kunci: jati diri, dimensi-dimensi manusia, Alquran PENDAHULUAN Upaya untuk menyikap hakikat manusia secara utuh telah banyak menyita perhatian, baik dari kalangan ilmuwan, filusuf, bahkan para agamawan sepanjang masa. Usaha ini terus dilakukan, karena dipandang perlu untuk membantu manusia mengenal dirinya serta mampu menentukan bentuk aktivitas yang dapat mengantarkannya pada makna kebahagiaan sesungguhnya. Namun upaya tersebut gagal. Manusia hanya mampu menyingkap hakikat dirinya pada batas instrumen dan bukan pada substansi. Sulitnya menyingkap substansi manusia bahkan disadari oleh Alexis Carrel. Carrel menyebut manusia sebagai makhluk misterius dan unik yang tidak mampu ditelusuri secara keseluruhan. (Carrel, 1987: 42-43). Ketidakmampuan manusia dalam menelusuri substansi dirinya secara utuh, disebabkan karena keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya, terutama dalam menyingkap hal-hal ruhaniah yang bersifat abstrak. Keterbatasan ini menurut Quraish Shihab, disebabkan tiga faktor, yaitu: Pertama, dalam sejarah kehidupannya, manusia lebih tertarik melakukan penyelidikan tentang alam materi (konkrit), dibanding pada hal-hal yang bersifat immaterial (abstrak). Kedua, keterbatasan akal manusia yang hanya mampu memikirkan hal-hal yang bersifat instrumental ketimbang hal-hal yang substansial dan kompleks. Ketiga, kompleksitas dan uniknya masalah manusia. (Shihab, 1997: 227-228). Ketika berbagai upaya tersebut mengalami jalan buntu dan tumbuhnya kesadaran manusia akan keterbatasannya, manusia kemudian mencoba mengenal
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahka anugrahnya yang terhingga dan tak mampu diukur oleh apapun.
Manusia dijadikan oleh Allah S.W.T. sebagai makhluk sosial yang memerlukan pertolongan daripada manusia lain. Sejak ia dilahirkan sehingga akhir hayatnya, memberi dan menerima pertolongan merupakan dua amalan yang lazim bagi setiap manusia yang normal. Manusia dilahirkan tanpa banyak naluri ataupun kebolehan semula jadi yang membolehkannya berdikari sepenuhnya. Malah dia dijadikan sebagai makhluk yang memerlukan berbagai-bagai keperluan yang hanya dapat dipenuhi melalui bantuan daripada manusia lain. Sejak peringkat bayi lagi, seorang manusia memerlukan penjagaan yang rapi daripada orang dewasa selama beberapa tahun. Begitu ketara perbezaannya daripada haiwan yang boleh hidup dengan lebih bebas sejenak selepas kelahirannya. Kehidupan secara berasingan tanpa interaksi dan tolong-menolong sesama manusia merupakan satu keadaan yang akan menimbulkan berbagai-bagai masalah dan kekurangan dalam kehidupan manusia. Umumnya individu yang mengasingkan diri dan enggan menolong dan ditolong merupakan seorang yang berada dalam keadaan jiwa yang tertekan dan bermasalah. Dalam keadaan biasa seseorang akan merasai kekosongan jika dia tidak dapat berhubung dengan manusia lain, mengikut kemampuan dan keperluan dirinya dari semasa ke semasa. Keperluan Asas Manusia Mengikut teori motivasi Maslow (1954), keperluan asas manusia boleh dilihat dalam bentuk hierarki. Hanya apabila keperluan yang paling asas dapat dipenuhi barulah timbul keperluan lain yang perlu dipenuhi. Keperluan yang paling asas mengikut Maslow ialah keperluan fisiologi, iaitu keperluan makan minum, udara, tidur, deria, dan seks. Seseorang yang masih tidak memperoleh keperluan asas bagi dirinya mungkin kurang
Sebagaimana telah diungkapkan pada bagian pendahuluan, mahasiswa Universitas Indonesia diharapkan kelak akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Untuk itu, pertama-tama mahasiswa perlu memahami terlebih dahulu siapa dirinya, berbagai kemampunan yang dimilikinya, bagaimana lingkungan, dan orang-orang lain sehingga kelak dapat benar-benar menjalankan tugasnya sebagai manusia unggulan yang membawa bangsa dan negaranya menuju kejayaan. Untuk memahami dirinya, manusia perlu memahami terlebih dulu keunggulannya dibandingkan makhluk lainnya di bumi. Gazzaniga (2008), dalam bukunya Human, The Science Behind What Makes Us Unique, mengungkapkan bahwa tubuh manusia memang terbuat dari bahan kimiawi yang sama dengan hewan-hewan lain penghuni bumi, manusia juga mempunyai banyak reaksi fisiologis yang saman dengan hewan namun bagaimanapun manusia sangat berbeda dari hewan. Selanjutnya beliau dengan tegas menekankan bahwa perbedaan utama manusia dibandingkan hewan lain adalah pada otaknya. Otak manusia memungkinkan manusia untuk berpikir kompleks dan melakukan pemikiran tingkat tinggi (higher order thinking). Menurut MacLean (1990), otak manusia merupakan hasil evolusi paling mutakhir dari otak makhluk lainnya. Dari generasi ke generasi, otak manusia terus melalui proses evolusi sehingga mencapai kemampuan otak seperti yang ada sekarang. Evolusi yang meningkatkan kemampuan ingatan, kesadaran diri, menciptakan, dan menggunakan alaat (tools), membantu manusia melakukan introspeksi dan mengingkatkan perkembangan dirinya sendiri. Otak manusia mulai berkembang sejak manusia tersebut masih berada dalam kandungan ibunya. Apabila dikaitkan dengn teori Bronfenbrenner di pendahuluan, dapat dikatakan bahwa perkembangan otak tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan bakal bayi ini, terutama ibunya. Bagaimana asupan gizi, kesehatan, dan suasana hati ibu akan memengaruhi perkembangan otak
Naluri beragama merupakan hal pasti ada pada diri setiap manusia. Naluri ini merupakan berkaitan dengan perasaan manusia yang membutuhkan kepada Al Khaliq (Pencipta), Dzat yang Maha Kuasa yang mengaturnya, tanpa memandang siapa yang dianggap sang Pencipta itu. Perasaan ini merupakan fitrah dan secara pasti ada pada diri manusia, baik orang tersebut beriman terhadap Al-Khaliq atau ia mengingkari Al-Khaliq (faham materialisme dan naturalisme). Perwujudan keberadaan perasan ini bersifat pasti, sebab merupakan bagian penciptaan manusia, sehingga upaya untuk memisahkannya atau menghilangkannya merupakan perkara mustahil. Naluri ini disebut naluri beragama (gharizah tadayyun). Allah SWT. berfirman: ال ال "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) Fitrah Allah yang menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS. Ar Ruum:30) Ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama, karena Allah telah menciptakannya demikian, sehingga agama merupakan kebutuhan hidup manusia itu sendiri secara inheren. Quraisy Shihab (1999:377) menyatakan bahwa dalam pandangan pakar Islam, agama yang diwahyukan Tuhan, benihnya muncul dari pengenalan dan pengalaman manusia pertama di pentas bumi. Di sini ia menemukan tiga hal, yaitu keindahan, kebenaran, dan kebaikkan. Gabungan ketiganya dinamai suci. Manusia ingin mengetahui siapa atau apa Yang Maha Suci, dan ketika itulah dia menemukan Tuhan, dan sejak itu pula ia berusaha berhubungan dengan-Nya; bahkan berusaha untuk meneladani sifatsifatNya.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban -istilah Toynbee-sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang membatasinya.
Acta Universitatis Carolinae Philologica, 2024
En Isnara Pereira Ivo, Marcia Amantino y Eduardo Paiva, Escravidão & Mestiçagens, Religião e Religiosidades Sao Paulo, Intermeios, 2016
International Journal of Social Sciences Perspectives, 2020
Alexandria, VA: Institute of Law and Justice, 2006
El Profesional de la Información, 2020
Long Range Planning, 1995
Ext Revista De Extension De La Unc, 2012
Acta Physica Polonica A, 2015
International Journal of Computer Networks and Applications
Revista De Llengua I Dret, 2024
Journal of Cystic Fibrosis, 2007