MAKALAH
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
“Komunikasi Informasi Akuntansi”
Disusun Oleh :
SUCI SAFITRI
NIM : C1C018087
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah akuntansi keperilakuan ini dengan baik.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mingguan mata kuliah Akuntansi Keperilakuan. Penulis menyadari, bahwa setiap
hasil karya manusia pasti jauh dari sempurna serta banyak mengandung
kesalahan. Itu semua karena kodrat manusia yang mempunyai keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman.
Oleh karena itu, penulis menghargai kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini. Atas segala kesalahan dan
keterbatasan dalam makalah ini, penulis mohon maaf. Semoga dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat penulis sempurnakan.
Jambi, 11 Desember 2020
Suci Safitri
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Makalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Komunikasi.................................................................................... 2
2.2 Model-Model Komunikasi ...................................................................... 2
2.3 Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi ......... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber
konflik interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu
menghabiskan 70 persen dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti
menulis, membaca, berbicara, mendengarkan. Tampaknya wajar untuk
menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambat
keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif.
Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi. Hanya lewat
komunikasi, yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang lain,
informasi dan gagasan dapat diantarkan.
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan
implikasi keuangan atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang
akuntan yang efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif.
Informasi bisnis harus disajikan oleh para akuntan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus dinyatakan dengan jelas,
ringkas, dan akurat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Teori Komunikasi?
2. Apa saja model-model komunikasi?
3. Apa saja variabel-variabel yang berpengaruh pada komunikasi akuntansi?
1.3 Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui definisi Teori Komunikasi.
2.
Untuk mengetahui model-model komunikasi.
3.
Untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh.pada komunikasi
akuntansi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan antara dua
atau lebih sistem yang ada dalam lingkungan umum. Sistem ini mungkin
individu, organisasi sosial, hewan, atau mesin. Informasi secara umum
didefinisikan sebagai materi bermotif atau energi, yang mengurangi
ketidakpastian dalam perilaku masa depan sistem berinteraksi.
2.2 Model-Model Komunikasi
2.2.1Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan
oleh Harold Lasswell meliputi :
Siapa….
Mengatakan apa….
Dengan Cara Apa….
Kepada Siapa….
Dengan Dampak Apa….
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen
yang diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks
akuntansi, akuntan (siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan
apa), pada umumnya dalam bentuk laporang tertulis (dengan cara apa),
kepada pihak pengguna internal dan eksternal (kepada siapa), dengan
tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat waktu
untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan
dampak apa).
2.2.2Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan
model matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan
untuk menjelaskan komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon
atau korespodensi tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan
dibandingkan
dengan
model
2
Lasswell
karena
model
tersebut
membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima
informasi, dan tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa
tenaga pembukuan atau klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima
informasi, orang yang memperoleh dokumen tersebut, akuntan; dan
tujuan, pengguna akhir, yaitu klien.
Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam
proses komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan
kontribusi terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal ini
tersebut dapat mengarah pada hancurnya komunikasi. Arus statis dalam
sambungan telepon adalah kegaduhan. Bayangkan masalah yang dapat
ditimbulkan akibat salah mendengar nama klien akibat arus statis
tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki gagasan
mengenai umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer
informasi satu arah-dan konteks atau lingkungan di mana proses tersebut
terjadi.
2.2.3Model SMCR Berlo
Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source,
message, channel, receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo
yang mempunyai beberapa kesalahan yang sama seperti model-model
sebelumnya. Model ini menyarankan arus informasi satu arah dari suatu
sumber kepada penerima tanpa umpan balik dan model ini juga tidak
memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi, Berlo menspesifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebenaran komunikasi dan pada tahap
mana dalam proses tersebut faktor-faktor tersebut beroperasi. Misalnya
saja, ketika mempertimbangkan pesan, ia menyarankan bahwa elemenelemen pesan- isi, struktur, kode,dan perlakuannya- akan memengaruhi
pemahamannya oleh penerima. Lebih lanjut lagi, sementara tidak secara
eksplisit memasukkan konteks proses tersebut terjadi, model tersebut
mengindikasikan bahwa sistem sosial dan budaya dari sumber dan
penerima, seta sistem kode dimana pesan tersebut disusun, memengaruhi
kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan ini terutama penting
3
untuk
perusahaan-perusahaan
multinasional
yang
harus
mempertimbangkan budaya dan sistem sosial dari klien dan pelanggan.
2.2.4Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan
satu model untuk riset komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah
implikasi penting. Model tersebut menjelaskan cara-cara individu dan
organisasi memutuskan pesan apa yang akan dikomunikasikan dan
bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam proses
tersebut.
2.2.5Model Pemusatan Komunikasi
Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model
terdahulu karena model-model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam
komunikasi. Ketujuh bias tersebut meliputi :
1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang
linier dan bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana
informasi dipertukarkan sejalan dengan berlalunya waktu.
2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan
dan bukannya pada hubungan dari mereka yang melakukan
komunikasi dan saling ketergantungannya yang mendasar. Dalam
model tradisional, penerima biasannya bergantung pada informasi
yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan untuk berinteraksi.
3. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan
mengorbankan konteks objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi,
focus tersebut pada laporan itu sendiri dan bukan pada interaksi yang
menghasilkannya.
4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan
mengorbankan aspek waktu dari pesan itu.
5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari
komunikasi adalah persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan
tindakan kolektif yang menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus
tersebut ada pada penerapan kebijakan dan bukan pada pengambilan
keputusan secara partisipasif.
4
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis
dari komunikasi terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan
pada dampak sosial dan hubungan antar individu dalam suatu
komunitas.
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah
dan bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan
karakteristik dari sistem informasi manusia yang pada dasarnya
bersifat sibernetik.
Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers
dan Kincaid mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka
menekankan pada kesatuan informasi dan tindakan. Semua informasi
merupakan konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan informasi,
tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan. Model tersebut
tidak mempunyai awal dan akhir. Hanya hubungan yang saling
mendefinisikan diantara para partisipan yang memberikan makna kepada
keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh dua atau lebih partisipan,
pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling memahami, saling
menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan masalah bisnis.
Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi
selalu mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi
informasi diantara dua atau lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi
harus mempertimbangkan perbedaan dan persamaan partisipan dan untuk
tujuan, perubahan dalam hubungan antara akuntan dan pengguna
informasi- baik satu sama lain maupun perubahan dalam individu lain
dengan mana mereka berinteraksi mengenai topik-topik keuangan.
2.3 Variable-Variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi
2.3.1 Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses
komunikasi. Dua aspek tersebut adalah kredibilitas sumber dan
kesamaan antara penerima dan sumber.
5
1. Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari
suatu pesan, semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya
dipahami sebagai perubahan sikap kearah yang disarankan oleh
sumber.
Akan tetapi,
kredibilitas sumber
merupakan suatu
karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal
ini adalah bagian dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara
situasi komunikasi yang berbeda. Biasanya, hal ini dibentuk sebelum
sumber dan penerima memasuki kejadian komunikasi.
Kredibilitas
multidimensional.
sumber
merupakan
Riset-riset
empiris
suatu
bangunan
yang
mengindikasikan bahwa
kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor. Ketiga faktor tersebut
adalah:
1) Kewenangan- seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi
(melalui gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu
dipandang.
2) Kejujuran- seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan
menariknya sumber itu dipandang.
3) Kedinamisan- seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya
sumber itu dipandang.
2. Kesamaan antara Penerima dan Sumber
Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika
sumber dan penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau
perbedaan tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu : kesamaan
demografi (misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin, Negara, dan
lain-lain) serta kesamaan kognitif (misalnya kesamaan dalam sikap,
nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain).
Komunikasi yang efektif dihasilkan dari kesamaan antara
sumber dan penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga
benar. Pada awalnya, sumber dan penerima mungkin memiliki
sedikit kesamaan. Dengan berinteraksi, sumber dan penerima
6
menyatu kerangka kognitif bersama atas saling memahami. Misalnya
saja, penerima laporan keuangan mungkin saja hanya mengetahui
sedikit atau tidak sama sekali mengenai masalah tersebut sebelum
mereka mulai membacanya. Lebih lanjut lagi, sementara ideal untuk
membuat akuntan serupa mungkin dengan pengguna dari suatu
dokumen, kesamaan mungkin saja adalah mustahil. Perbedaan yang
signifikan pada umumnya ada, paling tidak dalam hal pengetahuan
akuntan yang ekstensif mengenai apa yang sedang dikomunikasikan
sementara pengguna tidak memiliknya.
2.3.2 Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2)
organisasi atau struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen
pesan. Diasumsikan bahwa isi adalah informasi atau materi keuangan
yang berkaitan dengan kebijakan manajemen dan bahwa sistem kode
adalah bahasa dari sumber dan penerima. Elemen-elemen dari pesan
adalah kata-kata, kalimat, paragraph, angka, statistik, tabel, dan
grafiknya. Hal-hal tersebut tentu saja bervariasi dengan saluran yang
berbeda.
2.3.3 Organisasi Pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung
pada budaya tempat informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat,
pola pemikiran bersifat linier atau berurutan. Pemrosesan linier
merupakan karakteristik dari semua pemrosesan bahasa (membaca dan
mendengarkan) dan juga banyak aktivitas pemecahan masalah dan
berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa utama dari bisnis
internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan bisnis akan
diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagian
akhir.
Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada
latar belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan,
komitmen, keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan
7
mereka terhadap materi tersebut seluruhnya membantu menentukan cara
terbaik untuk mengorganisasi suatu pesan.
Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi
terhadap komunikasi keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini
adalah bahwa efektivitas pesan bergantung pada penempatan argumentasi
atau materi dalam suatu penyajian. Terdapat tiga strategi urutan pesan
yang telah diinvestigasi, yaitu: 1) klimaks, informasi yang paling penting
disajikan
terlebih
dahulu,
2)
antiklimaks,
informasi
terpenting
ditempatkan ditengah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi
faktor-faktor, seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan
yang paling efektif dalam menghasilkan perubahan sikap adalah: 1)
pendahuluan, 2) transisi, 3) kesimpulan. Skema yang menggunakan
urutan deduktif secara logis lebih efektif dalam memastikan retensi
dibandingkan dengan urutan di mana kalimat inti ditempatkan di bagian
tengah, tetapi tidak ada perbedaaan dalam minat pembaca. Pada
umumnya
riset
mengenai
pembelajaran
dan
proses
ingatan
mengindikasikan bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada
organisasi. Yaitu materi yang terstruktur dengan baik selalu dipahami
dan di ingat dengan lebih baik dibandingkan dengan materi yang tidak
terstruktur.
Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin
besar mengenai seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan
terlebih dahulu. Penjelasan tersebut bergantung pada teori pembelajaran
stimulus respons. Kandungan awal dari pesan memberikan penghargaan
dan membiasakan seseorang untuk memberikan perhatian pada materi
tersebut. Ketika informasi negatif disajikan terlebih dahulu, informasi
tersebut cenderung menghukum penerima untuk memberikan perhatian
sejak awal. Hal ini dapat menyebabkan penerima untuk berhenti
memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator sebaiknya menetukan
sikap penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau disenangi oleh
penerima sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif. Informasi
8
bisnis yang positif sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja,
letakkan materi yang sulit setelah materi yang mudah atau letakkan berita
keuangan yang positif sebelum yang negatif. Mungkin adalah ide yang
bagus untuk memulai suatu laporan atau presentasi dengan sedikit
humor. Di pihak lain, terdapat sedikit riset empiris yang mengaitkan
humor dengan eefektivitas. Walaupun humor meningkatkan perhatian
terhadap situasi komunikasi, dapat saja humor tersebut menghambat
pemahaman.
2.3.4 Perlakuan Pesan
Informasi
akuntansi
sebaiknya
berulang.
Pengulangan
meningkatkan pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan
adanya pengulangan atas fakta dan ide penting. Ringkasan yang
menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan pembaca terhadap fakta
penting
juga
meningkatkan
pemahaman
dan
retensi
pembaca.
Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca
semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti
dengan penarik perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan
warna.
Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan
materi secara efektif. G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara
untuk membuat materi ini lebih mudah dibaca mudah dimengerti.
Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari karakteristik katakata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk
menghasilkan dokumen yang mudah dibaca, yaitu:
1. Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan
membaca suatu materi.
2. Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan
mudah.
3. Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang
berkaitan dengan kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya
dari teks sebaiknya digunakan.
9
4. Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak,
membuat dokumen menjadi lebih mudah dibaca.
5. Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan
kemudahan membaca.
6. Penggunaan kata ganti dan anafora (kata-kata atau ungkapan yang
mengacu kembali pada kata atay bagian teks sebelumnya) harus
dibatasi.
7. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata
penghubung, ia sebaiknya menggunakan kata dan dibandingkan
dengan tetapi atau kata karena.
8. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
9. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat
pasif.
Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai
ide, struktur, dan konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk
menentukan seberapa sulit untuk memahami materi itu. Riset masa depan
berdasarkan pada pengukuran empiris dibutuhkan untuk menentukan
faktor-faktor yang memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi
teknis seperti laporan keuangan. Parameter-paramater berikut ini
sebaiknya diinvestigasikan secara khusus untuk materi-materi keuangan:
1. Kompleksitas struktur dan materi.
2. Keabstrakan.
3. Konsep baru.
4. Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.
5. Beban kerja selama membaca.
6. Penggunaan waktu.
7. Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.
8. Isi ingatan jangka panjang.
Sejumlah
dampaknya
materi
terhadap
mengenai
efektivitas
variabel-variabel
komunikasi
telah
pesan
dan
disajikan.
Kesimpulannya sering kali berlawanan karena komunikasi adalah proses
kompleks yang melibatkan interaksi dari semua komponen yang
10
dijelaskan dalam model-model tersebut. Ketika riset dilakukan mengenai
satu komponen tunggal mana pun, seperti pesan, faktor-faktor lainnya
mungkin tidak konklusif, sehingga usulan apa pun sebaiknya dipandang
secara skeptis.
2.3.5 Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi.
Schramm
(1973)
mengelompokkan
atau
membedakan
saluran
berdasarkan enam dimensi:
1. Pancaindra yang dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya
mungkin untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media
yang berbeda menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam
kombinasi untuk menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2. Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah
maksimal dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik
dibutuhkan untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk
memahami informasi yang disampaikan. Dengan demikian, dalam
penyajian laporan keuangan harus terkandung di dalamnya metode
umpan balik.
3. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam
interaksi interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima
dapat membaca dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca
kembali bagian-bagian yang penting atau terperinci. Penerima
memiliki sedikit kendali terhadap media siaran, kecuali mereka
merekam program tersebut, semakin besar kendali pengguna, semakin
besar pembelajaran.
4. Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan
penggunaan petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu
berlaku untuk media video, film, dan terutama media cetak. Akan
tetapi, media cetak lebih baik dalam menyampaikan ide-ide abstrak
seperti kebijakan manajemen. Media audiovisual adalah media yang
lebih kuat untuk menyajikan informasi konkret.
11
5. Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan
efesien dan cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluransaluran interpersonal dapat mencapai peneriima ini hanya dengan
usaha yang besar dan periode waktu yang relatip lama.
6. Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan
permanen yang tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara
tradisional, keunggulan ini hanya terbatas pada media cetak. Tetapi,
dengan pita dan pirinngan audio dan video serta system manajemen
informasi yang berbasis komputer, kapasitas ini telah diperluas ke
media elektronik.
Pemahaman materi tertentu dapat diperbaiki dengan penggunaan
jaringan selain media cetak. Lebih lanjut lagi, cara untuk meningkatkan
pemahaman
adalah
melalui
penyajian
materi
secara
serempak
menggunakan saluran yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya
kebutuhan penerima untuk menggunakan lebih dari satu pancaindra pada
waktu yang bersamaan.
Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan
balik ke dalam proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk
menyampaikan pesan dan dampak yang diinginkan kepada penerima
melalui laporan secara teknis. Dengan pesan, saluran yang optimal
bergantung pada situasi komunikasi yang unik di mana laporan disajikan.
2.3.6 Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar
belakang demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola
perilaku, dan system atau lingkungan sosial dimana mereka akan
menggunakan informasi tersebut. Pada umumnya, semakin serupa
penerima dan sumber mengenai faktor-faktor ini, maka semakin mudah
dan semakin efektif komunikasi tersebut.
2.3.7 Analisis Penerima
Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain
pesan yang lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang
12
paling sesuai. Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi
didesain secara spesifik untuk penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki
penerima yang dimaksudkan, penerima actual, dan penerima yang
potensial sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan keprilakuan
sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh klien mereka
dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan
bahwa orang hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian informasi
dan akan menggunakan sumber yang paling dapat diakses. Informasi
dicari karena secara sosial informasi merupakan suatu keuntungan dan
dapat dibahas dalam jaringan interpersonal pengguna.
2.3.8 Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu
organisasi dihasilkan dengan menggunakan dengan memeriksa arus
informasi antar-komponen dari system tersebut. Komponen-komponen
itu dapat berupa individu, kelompok tugas kecil, atau organisasi formal
secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan
fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat dengan
manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling
baik ketika mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan
dengan inovasi memerlukan sejumlah besar perluasan batasan dan
demikian mereka dapat melakukan fungsinya dengan paling baik ketika
terhubung secara longgar.
Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan
untuk konsumsi pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan
disebarkan kepada lingkungan. Bidang terakhir berkaitan dengan
penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti jaringan komputer,
kabel interaktif dua arah, system pengiriman lewat satelit, dan teks
video. Sejumlah perusahaan pialang saham saat ini memiliki system
pendukung pengambilan keputusan (decision support system) berbasis
komputer untuk membantu para pialang menyimpan dan mengakses
catatan klien, menganalisis portofolionya, dan memperoleh berita
tentang harga dan keuangan terkini.
13
2.3.9 Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima
kepada sumber dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik
memungkinkan terjadinya pertukaran ide. Dengan demikian, tujuan
komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus penyebaran
informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara
individu dalam jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan
bahwa pendekatan sibernetik
digunakan untuk komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak
mekanisme umpan balik kedalam proses komunikasi dan mengubah
peran pengguna dari pembaca pasif menjadi individu yang terlibat
secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi
kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap perencanaan
akan membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari laporan
tertentu. Ketika menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya
dimintai umpan balik. Umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan
berikut ini dapat digunakan untuk memodifikasi draf dokumen untuk
meningkatkan efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna?
Apakah laporan dimengerti?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan
itu dibutuhkan?
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari
sumber-sumber lain?
5. Sumber-sumber lain manakah- dokumen dan orang- yang dicari oleh
pengguna untuk memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh
laporan tersebut?
14
7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan
terhadap bagian tertentu dari laporan tersebut?
8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat
diberikan oleh pengguna dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan
terbuka?
9. Apakah karakteristik-karakteristik demografi
dan sosial dari
pengguna actual? Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?
Jika penyimpangan antara tujuan laporan dan penggunaannya
signifikan, maka modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi
masalah-masalah ini. Proses ini dapat dimurnikan dan diulang dengan
berjalannya waktu sampai laporan tersebut memenuhi kebutuhan
pengguna. Dengan cara ini, focus komunikasi bergeser dari arus satu
arah
yang berkosentrasi pada penghasilan pesan ke pertukaran ide
antara akuntan dan pengguna laporan. Dengan perubahan fokus ini akan
terjadi perubahan dalam dokumen tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diantara
pengorganisasian,
fungsi-fungsi
analisis,
akuntan,
dan
seperti
pengomunikasian
pengumpulan,
data,
keberadaan
komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk memunculkan
tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan komunikasi yang
diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi komunikator menjadi
serangkaian tahapan yang perlu dijadikan focus. Hal ini disebabkan karena
pemahaman yang terkait dengan perilaku yang tepat merupakan hasil dari
proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi, berbagai jenis variabel
komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi saluran, penerima, umpan
balik, dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa pengaruhnya
kedalam setiap tahapan komunikasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/bab-18-komunikasi-informasi-akuntansi-html
17