Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
4 pages
1 file
Pasien dengan penyakit kritis merupakan keadaan akut disfungsi organ sampai pada pontensial penyakit hingga kegagalan organ yang reversible. Pasien dengan
Resmi Dinanti, 2020
Abstrack Kritis merupakan suatu masalah kesehatan yang dapat mengancam jiwa. Dalam menentukan level kritis bisa di tentukan menggunakan 2 kategori yaitu Cardinal dan ICSI. Pasien kritis merupakan sebutan bagi seorang pasien yang sedang mengalami masalah kesehatan dalam masa kritis atau bahkan yang mengancam jiwa dan harus di lakukan observasi secara terus-menerus untuk melihat kemajuan dari kondisi pasien. Menurut AACN terdapat 10 peran dan fungsi perawat sebagai perawat kritis. End of life adalah suatu tindakan dimana perawat harus melepas atau membuat pasien meninggal dengan damai, pasien bebas dari rasa nyeri dan keluarga yang di tinggalkan dalam keadaan tidak ada masalah dengan pasien
Abstrak Pasien dengan penyakit kritis merupakan keadaan akut disfungsi organ sampai pada pontensial penyakit hingga kegagalan organ yang reversible. Pasien dengan kritis akut juga merupakan pasien yang membutuhkan pemulihan yang kembali secara cepat jika tidak pasien dapat menunju pada kondisi kritis kronis bahkan meninggal pada masa kritis akut. Peran perawat kritis dalam perkembangannya memiliki lingkup yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan kritis. Perawatan pada pasien kritis merupakan kesatuan suatu kesatuan yang termasuk pre-cricis/proactive care, manajemen penyakit kritis dan dalam hal ini dapat berupa recovery dan rehabilitas. Edvidance Based Nursing yang biasa di lakukan pada pasien PPOK (Paru obstruktif kronik) dalam waktu satu bulan di rawat hingga tiga kali yang di akibatkan karena meengalami gejala kesulitan bernapas yang membutuhkan alat bantuan bernapas berupa oksigen agar mengurangi rasa sesak napas. End of Life Care diberikan pada pasien pada pasien yang menjelang meninggal atau fase kritis dengan menerapkan teori peaceful End of Life.
Kritik sastra adalah ilmu sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung menganalisis, memberi pertimbangan baik buruknya karya sastra, bernilai buruk atau tidaknya. (Rachmat Djoko Pradopo, Prinsip-prinsip Kritik Sastra: 9) Kritik Sastra adalah pertimbangan baik buruknya suatu hasil karya sastra dengan memberikan alasan-alasan mengenai isi dan bentuk hasil kesusasteraan yang dikritik. (Jassin, 1959:44) Kritik sastra adalah " Kritik seperti yang ku ketahui adalah usaha untuk membeda-bedakan pengalaman (jiwa) dan memberikan penilaian kepadanya (sastra). " (Richards, 1970:vii) Kritik sastra tidak semata-mata memberikan penilaian atau judgment melainkan masih disertai dengan kegiatan lain. (Darma, 1950:2) Kritik sastra adalah studi sastra yang berhubungan dengan kegiatan (i) mengidentifikasi, (ii) mengklasifikasi, (iii) menganalisis, dan (iv) mengevaluasi karya sastra. (Abrams, 1981:35) Kritik sastra adalah hasil usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dinyatakan dalam bentuk tertulis. (Hardjana, 1981:ix) Jadi, kesimpulannya kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dengan mempertimbangkan baik buruknya karya sastra melalui kegiatan identifikasi, analisis, klasifikasi, dan evaluasi serta penafsiran sisitematis yang diformulasikan dalam bentuk tertentu. Unsur-unsur yang tercakup dalam kritik sastra adalah: 1. Objek materia, yakni harus ada sastra tertentu yang akan dikritik 2. Proses kerjanya, yakni dengan; (a) identifikasi, yaitu tahap pengenalan terhadap karya sastra yang akan dikritik dengan mengetahui karya sastra tersebut secara detail (mengetahui identitas karya), misalnya mengetahui pengarangnya, judul buku, tahun terbit, dan lain-lain; (b) analisis, tahap analisis merupakan tahap kritik sastra yang menguraikan data dari karya sastra. Pada tahap ini kritikus sudah mencari makna dan membandingkan-bandingkan dengan karya sastra lain, dengan sejarah atau dengan yang ada di masyarakat; (c) klasifikasi, yaitu tahap penggolongan, penggolongan terhadap karya sastra setelah menganalisis karya sastra tersebut dengan membandingkan dengan karya sastra yang lainnya; (d) penafsiran sistematis, tahap penafsiran sistematis karya sastra merupakan penjelasan atau penerangan karya sastra. Menafsirkan karya sastra berarti menangkap makna karya sastra, tidak hanya menurut apa adanya, tetapi menerangkan juga apa yang tersirat dengan mengemukakan pendapat
Pendahuluan Sudah menjadi aksioma dikalangan umat Islam bahwa Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Alquran.[2] Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan tujuan menjelaskan ayat-ayat Allah dalam alquran sebagai pedoman hidup manusia. Penjelasan Nabi terhadap Alquran dalam terminologi ulama dikenal dengan sebutan hadits. Sikap terhadap Hadits seperti ini nampak terlihat sejak masa Nabi Muhammad hidup, masa shahabat, tabiin bahkan sampai saat ini. Pada masa Nabi masih hidup, para shahabat jika menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat Alquran atau menemukan problema yang tidak mereka temukan penyelesaiannya dalam Hadits, mereka langsung bertanya kepada Nabi sebagai personifikasi Hadits.[3] Hal ini sebagaimana yang mereka lakukan tatkala mereka menemukan keberatan dan kesulitan dalam memahami kata al-zhulm dalam Alquran Surat al-Anam ayat 82 berikut: و ا أ ا ون ه و ا او ا ا Kemudian Rasul menjawab kesulitan yang dirasakan para shahabat dengan menyebutkan bahwa maksud kata al-zhulm dalam ayat tersebut adalah syirk.[4] Menurut M.M A'zhami, Rasul dalam mensosialisasikan Hadits mengambil langkahlangkah sebagai berikut[5]:
peneltian dikenali stilah kuantitatif dan kualitatif. Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal dalam (musafa nanang, 2012) membaginya menjadi 2 yaitu: Pertama, mazhab penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kuantitatif, atau yang lebih populer dengan sebutan Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Kedua, mazhab penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pendekatan Penelitian Kualitatif. Suharsimi Arikuntodalam (musafa nanang, 2012) berpendapat bahwa kaitan pilihan memulai dan memilih suatu pendekatan atau metode ilmiah juga yang ada dalam penelitian tentu tidak bisa terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian. Oleh karena itu untuk dapat memberikan pertimbangan dan keputusan mana yang lebih baik dalam penggunaan suatu pendekatan maka terlebih dahulu perlu dipahami masing-masing pendekatan tersebut. Atas dasar pernyataan diatas, maka kami menyusun sebuah makalah yang berisi mengenai Penelitian kuantitatif, prosedur penelitian kuantitatif, dan dimensi-dimensi penelitian kuantitatif yang sangat bermanfaat sekali terutama bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam lagi mengenai penelitian kuantitatif. B. Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Apa pengertian penelitian kuantitatif? 2. Bagaimana prosedur penelitian kuantitatif? 3. Bagaimana dimensi-dimensi penelitian kuantitatif? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang akan di bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif. 2. Untuk mengetahui prosedur penelitian kuantitatif. 3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi penelitian kuantitatif.
Rehabilitasi dan Konservasi Tanah pada 17 Juni 1997 dan 23 Juli 1997 yang dimaksud dengan lahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Dengan demikian penilaian lahan kritis di setiap tempat harus mengacu pada kriteria yang ditetapkan dan sesuai dengan fungsi tempat tersebut. Besaran nilai bobot tingkat kekritisan lahan diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan nilai skor.
Abstrack Akuntabilitas di dunia keperawatan sangatlah penting dengan adanya akuntabilitas maka perawat dapat diakui dan juga sudah memenuhi standar untuk melakukan tindakan keperawatan, dan jangan sampai di sebuah rumah sakit terdapat perawat yang tidak memiliki akuntabilitas yang baik terlebih di dalam keperawatan kritis yang kita ketahui maka keadaan pasien yang kritis sangat membutuhkan observasi secara terus-menerus dan harus diberikan tindakan langsung secara cepat dan tepat. Dan kemajuan teknologi di Negara yang maju saat ini bukan hanya berdampak pada kebiasaan sehari-hari saja namun juga berdampak pada bidang kesehatan dan salah satunya keperawatan kritis dimana keadaan kritis yang pasiennya mengharuskan seorang perawat untuk melakukan segala sesuatu dengan cepat dan tepat dengan adanya kemajuan teknologi maka akan lebih mempermudah membantu perawat misalkan contohnya saja (EHR) yang dapat digunakan untuk mendapatkan suatu data pasien karena secara cepat agar perawat mampu dalam mendiagnosa pasien dengan cepat. Praktik dalam keperawatan kritis dapat didukung oleh organisasi professional dalam menyediakan banyak sumber daya dan jaringan. SCCM (The Society of Critical Care Medicin) adalah multidisiplin organisasi internasional salah satu misi dari (SCCM) adalah untuk menjamin kulitas yang tinggi dan hemat biaya bagi pasien yang sakit kritis. Untuk prioritas utama organisasi adalah edukasi untuk perawat keperawatan kritis (AACN) untuk menerbitkan banyak materi dan
Akuntabilitas adalah tindakan yang dilakukan dan harus menerima konsenkuensi dari tindakan yang kita lakukan atau bisa dikatakan harus dipertangung jawabkan. Teknologi dalam keperawatan kritis ini seperti di ICU
2018
private welfare and public welfare, governance, public health
Future Medicinal Chemistry, 2024
Ecología Aplicada, 2016
ANUÁRIO 2020 CERES -CENTRO DE ESTUDOS DAS RELAÇÕES INTERNACIONAIS, 2020
Ogigia: Revista electrónica de estudios hispánicos, 2020
Applied Sciences, 2021
Anali Pravnog fakulteta u Beogradu, 2017
IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing, 2001
Annual of Navigation, 2018
Analele stiintifice ale Universitatii "Alexandru Ioan Cuza" din Iasi - seria Geografie, 2009
Constructing identity in contemporary …, 2002