Academia.eduAcademia.edu

KONSEP KEPERAWATAN KRITIS PUTRI ADETIA

Pasien dengan penyakit kritis merupakan keadaan akut disfungsi organ sampai pada pontensial penyakit hingga kegagalan organ yang reversible. Pasien dengan

KONSEP KEPERAWATAN KRITIS, PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KRITIS, EBN DALAM KEPERAWATAN KRITIS, END OF LIFE DALAM KEPERAWATAN KRITIS, EFEK KONDISI KRITIS BAGI PASIEN DAN KELUARGA PSIKOSOSIAL DAN EDUKASI Putri Adetia 1733059 Abstrak Pasien dengan penyakit kritis merupakan keadaan akut disfungsi organ sampai pada pontensial penyakit hingga kegagalan organ yang reversible. Pasien dengan kritis akut juga merupakan pasien yang membutuhkan pemulihan yang kembali secara cepat jika tidak pasien dapat menunju pada kondisi kritis kronis bahkan meninggal pada masa kritis akut. Peran perawat kritis dalam perkembangannya memiliki lingkup yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan kritis. Perawatan pada pasien kritis merupakan kesatuan suatu kesatuan yang termasuk pre-cricis/proactive care, manajemen penyakit kritis dan dalam hal ini dapat berupa recovery dan rehabilitas. Edvidance Based Nursing yang biasa di lakukan pada pasien PPOK (Paru obstruktif kronik) dalam waktu satu bulan di rawat hingga tiga kali yang di akibatkan karena meengalami gejala kesulitan bernapas yang membutuhkan alat bantuan bernapas berupa oksigen agar mengurangi rasa sesak napas. End of Life Care diberikan pada pasien pada pasien yang menjelang meninggal atau fase kritis dengan menerapkan teori peaceful End of Life. Konsep Keperawatan Kritis Definisi Kritis Pasien dengan kritis akut juga merupakan pasien yang membutuhkan pemulihan yang kembali secara cepat jika tidak pasien dapat menunju pada kondisi kritis kronis bahkan meninggal pada masa kritis akut. pada pasien kritis kronis juga merupakan pasien yang dapat dinilai dari lamanya penggunaan ventilator dan trakeostomi pada pasien kritis keadaan pasien yang mengancam tidak akan stabil dan komplek yang banyak memerlukan observasi yang penuh dan perlu diwaspadai dalam asuhan keperawatan(Heru Suwardianto, 2019). Peran dan Fungsi Perawat Kritis Peran perawat kritis dalam perkembangannya memiliki lingkup yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan kritis. Perawatan pada pasien kritis merupakan kesatuan suatu kesatuan yang termasuk pre-cricis/proactive care, manajemen penyakit kritis dan dalam hal ini dapat berupa recovery dan rehabilitas. Pada rangkaian peran perawat kritis dalam melaksanakan tindakan keperawatan termasuk didalamnya yaitu palliative care pada lingkungan ICU. Peran perawat pada unit keperawatan kritis juga dapat sebagai manajer ruangan, perawat edukator, pemberian asuhan keperawatan kritis, advokasi pasien dan keluarga. Peran perawat kritis dapat juga dilakukan pada area dalam dan luar keperawatan atau inside and external scope diantaranya sebagai konsulan, advanced practive/nurse practitioner roles in ICU, trauma, emergency, critical care outreach ICU liason dan penelit (Heru Suwardianto, 2019). EBN Dalam Keperawatan Kritis Edvidance Based Nursing yang biasa di lakukan pada pasien PPOK (Paru obstruktif kronik) dalam waktu satu bulan di rawat hingga tiga kali yang di akibatkan karena meengalami gejala kesulitan bernapas yang membutuhkan alat bantuan bernapas berupa oksigen agar mengurangi rasa sesak napas(Marquardt, M.M & Talbot, 2010). End Of Life Dalam Keperawatan Kritis End of Life Care diberikan pada pasien pada pasien yang menjelang meninggal atau fase kritis dengan menerapkan teori peaceful End of Life. Teori ini yang mencakup konsep persiapan yang baik dalam mengahadapi kematian intervensi dalam konsep teori ini dilakukan yang bertujuan pasien merasa bebas dari rasa nyeri, merasa kenyamanan, merasa dihargai, dihormati dan berada dalam kedalaman dan ketenangan juga merasa dekat dengan orang dirawatnya (Imaculata Ose et al., 2016) Efek Kondisi Kritis Bagi Pasien dan Keluarga Psikososial dan Edukasi Dampak kondisi kritis terhadap reaksi keluarga yang dirawat di rumah sakit adalah sebagai berikut. Perasaan cemas dan takut, rasa cemas dari keluarga pada saat menunggu pada saat menunggu diagnosis pasien, rasa takut keluarga muncul akibat takut kehilangan pasien dengan kondisi terminal. Perasaan sedih dalam keluarga muncul saat pasien dalam keadaan kritis dan tau bahwa tidak ada harapan bagi pasien untuk sembuh. Perasaan prustasi yang muncul pada keluarga karena pasien sudah lama dirawat di rumah sakit dan tidak ada kesempatan sembuh lagi (Jevon, P. Ewens, 2010). DAFTAR PUSTAKA Heru Suwardianto, D. A. K. W. S. (2019). Slepp Hygiene, Strategi Mengurangi Nyeri pada Pasien Kritis. Chakra Brhmanda Lentera. Imaculata Ose, M., Ratnawati, R., & Lestari, R. (2016). STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DALAM MERAWAT PASIEN TERLANTAR PADA FASE END OF LIFE DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG. Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science), 4(2), 171–183. https://doi.org/10.21776/ub.jik.2016.004.02.7 Jevon, P. Ewens, B. (2010). Pemantauan Pasien Kritis (U. Vidia (ed.); 2nd ed.). Erlangga Medical Series. Marquardt, M.M & Talbot, L. A. (2010). Pengkajian Keperawatan Kritis. EGC.