PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari praktikum meteorologi dan klimatologi adalah sebagai berikut:
Mahasiswa dapat menganalisis data iklim
Mahasiswa dapat menganalisis berbagai hubungan antar unsur- unsur cuaca atau iklim
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Iklim
Iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata- rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Iklim adalah kondisi cuaca rata- rata berdasarkan lamanya waktu untuk lokasi tertentu di Bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim bumi dipengaruhi oleh geografi dan topografi. Pengaruh posisi matahari relatif bergerak sehingga berdampak pada bumi dan menyebabkan musim, perbedaan iklim memproduksi beberapa sistem klasifikasi iklim. Iklim juga bisa diartikan sebagai ungkapan statistik tentang rata– rata dan variabilitas berbagai besaran dalam waktu tertentu yang berkisar dari kurun waktu bulanan sampai ribuan atau bahkan jutaan tahun dan iklim dapat didefinisikan sebagai kondisi rata- rata suhu udara, curah hujan, tekanan udara, arah angin, kelembaban udara dan parameter iklim lainnya dalam jangka waktu yang panjang. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama, sehingga disebut sebagai rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi area yang sangat luas. Matahari merupakan kendali utama sistem iklim (Hidayanti dan Suryanto, 2015).
Macam- macam Iklim
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010), terjadinya iklim yang bermacam- macam di muka bumi disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Iklim di setiap wilayah di dunia tidak sama. Perbedaan iklim di berbagai wilayah dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang serta proses rotasi dan revolusi bumi. Beberapa ahli telah mencoba mengklasifikasikan jenis- jenis iklim di dunia untuk memudahkan dalam mempelajarinya. Sistem klasifikasi dapat berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada dasar dan tujuan pengklasifikasian. Beberapa klasifikasi iklim, antara lain sebagai berikut:
Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Jadi, pembagian iklimnya tergantung pada posisinya dengan arah sinar matahari.
Gambar 1. Iklim Matahari (Sumber: Google)
Iklim tropis
Iklim tropis yang terletak antara 0°- 23,5° LU dan LS dan hampir 40% dari permukaan bumi. Ciri- ciri iklim tropis adalah sebagai suhu udara rata- rata tinggi karena matahari selalu mengarah ke daerah ini. Umumnya suhu udara antara 20°C- 23°C. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Pada daerah tropis fluktuasi suhu musiman yang kecil membuat tekanan udara relatif konstan. Tekanan udara yang tidak berfluktuasi secara nyata membuat kecepatan angin di kawasan dekat equator umumnya rendah. Daerah dengan tekanan udara yang sama dihubungkan dengan garis isobar yang secara umum paralel dengan garis kontur rupa bumi (Indonesia).
Iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23,5°- 40° LU dan LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri- ciri iklim subtropis adalah batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang. Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas. Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
Iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 66,5° LU dan LS. Ciri- ciri iklim sedang adalah banyak terdapat gerakan- gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah- ubah mengakibatkan arah angin yang bertiup berubah- ubah tidak menentu dan sering kali terjadi badai secara tiba- tiba.
Iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri- ciri iklim tundra adalah musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering dan tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Suhu iklim dingin rata- rata 66,5°-90° LU dan LS. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. Vegetasinya jenis lumut- lumutan dan semak- semak. Ciri- ciri iklim es atau iklim kutub adalah suhu terus- menerus rendah, sehingga terdapat salju abadi dan wilayahnya yaitu kutub utara, Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
Iklim fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis.
Iklim Kontinental
Iklim ini terjadi di daerah yang amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan malam hari terasa begitu dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga terkadang terbentuk gurun pasir. Contoh daerahnya adalah Gobi, Tibet, Arab dan Sahara.
Iklim Laut
Iklim laut terdapat di daerah tropis dan subtropis. Angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri- ciri iklim laut adalah curah hujan yang rata- rata tinggi. Suhu tahunan dan harian hampir sama dan sering terjadi hujan.
Iklim dataran tinggi
Iklim dataran tinggi mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, tekanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit uap air. Hal ini dikarenakan perbedaan tekanan udara pada daerah yang lebih tinggi.
Iklim pegunungan
Iklim ini terdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi, sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis. Hal ini menyebabkan banyak tumbuhan subur yang hidup.
Unsur- unsur Iklim
Menurut Frick et al., (2008), unsur- unsur yang mempengaruhi iklim sama dengan unsur yang mempengaruhi cuaca, karena pada umumnya cuaca dan iklim sama hanya berbeda pada panjangnya waktu kejadian. Berikut unsurnya:
Penyinaran matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di Bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energi utama di Bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar matahari. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi tersebut hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi dan kemudian dipantulkan kembali sebagian ke atmosfer juga ditransfer ke arah kutub- kutub bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar bagian ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau dingin. Pemanasan bumi oleh sinar matahari terbagi ke dalam dua cara yaitu pemanasan langsung (absorpsi, refleksi dan difusi) dan tidak langsung (konduksi, konveksi dan adveksi).
Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda- beda pada daerah tertentu. Suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis dan semakin ke arah kutub suhu udara menjadi semakin dingin. Setiap kenaikan 100 meter dari permukaan maka suhu udara akan mengalami penurunan rata- rata 0,6°C yang disebut sebagai gradient temperature vertical atau lapse rate. Pada udara kering besar lapse rate biasanya 1°C. Suhu udara dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Suhu udara mempengaruhi kemampuan udara yang menampung uap air. Semakin rendah suhu udara, kemampuan menahan uap air juga menurun. Hal ini menyebabkan udara menjadi jenuh uap air. Pada saat udara mencapai batas maksimum uap air sehingga pengembunan mulai terjadi.
Kelembaban udara
Di udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara makin banyak uap air yang dikandungnya. Kelembapan adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Daerah tropis indonesia memiliki kandungan uap air yang tinggi. Uap air di udara merupakan hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang ada pada tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah- ubah. Uap air yang ada di atmosfer berasal dari siklus hidrologi sehingga jumlah air di suatu daerah akan memengaruhi kelembapan di daerah tersebut. Tekanan dan suhu udara juga dapat memengaruhi kandungan uap air udara.
Kondisi Awan
Awan adalah uap air yang terkondensasi di dalam atmosfer membentuk titik- titik air atau kristal es di dalam udara. Proses kondensasi uap air pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami pendinginan akibat penurunan suhu. Titik- titik air yang terbentuk begitu kecil dan ringan sehingga tetap berada di langit dalam bentuk awan dan terbawa arus udara. Ukuran titik air yang membentuk awan memiliki diameter sekitar 0,004- 0,008 mm, ada juga awan yang rendah atau tepat berada diatas permukaan bumi yang disebut kabut.
Curah Hujan
Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah dalam waktu tertentu. Apabila kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik- titik air yang membentuk awan akan bertambah banyak dan bergulung menjadi lebih besar. Titik air yang besar akan menjadi lebih berat sehingga kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Selain hujan yang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan, yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung menjadi padat berbentuk kristal akibat terjadinya penurunan yang dinamakan dengan sublimasi.
Angin
Pada umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam beberapa kondisi ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti lereng. Angin bersifat menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin. Rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya yang memengaruhi arah gerakan angin. Pengaruh ini menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Arah angin juga dipengaruhi oleh gradient barometric dan kekuatan atau benda yang dapat menahan atau membelokkan angin seperti gunung dan bangunan.
Tekanan udara
Udara memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi, yaitu sekitar 1 kg untuk setiap luas bidang 1cm2. Tekanan ini berasal dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai ketinggian beratus- ratus kilometer dari permukaan bumi. Seiring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan udara akan menurun. Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah untuk mencapai keseimbangan. Tekanan udara yang sangat rendah dapat menghasilkan badai dan topan. Tetapi, daerah yang bertekanan udara tinggi cenderung manghasilkan cuaca yang kering dan tidak berawan.
Sifat Iklim
Menurut Ridwan dan Chazanah (2013), iklim memiliki sifat sebagai berikut:
Memiliki kurun waktu yang lama.
Meliputi daerah yang luas.
Sifat iklim yang dihasilkan oleh rata- rata cuaca, bukan merupakan sebuah pencatatan baru.
Suhu rata- rata tinggi.
Curah hujan yang besar sepanjang tahun.
Arah angin berganti secara berlawanan setengah tahun sekali.
Angin basah bertiup sepanjang tahun.
Grafik Iklim
Menurut Hidayanti dan Suryanto (2015), grafik adalah gambaran data yang diplot di sebuah bidang dengan menghubungkan dua variable atau lebih, sedangkan grafik iklim adalah kombinasi dari grafik batang dan grafik garis. Suhu ditampilkan pada grafik garis dengan angka yang ditampilkan di sisi kanan grafik. Curah hujan ditunjukkan oleh grafik batang dengan angka yang ditampilkan di sisi kiri grafik. Grafik iklim bawah ini menunjukkan curah hujan tahunan rata- rata dan suhu sepanjang tahun untuk daerah tertentu.
Gambar 2. Grafik Iklim (Sumber: Google).
Hytergrafik
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010), hytergrafik adalah grafik yang menunjukkan perpotongan antara dua buah unsur iklim rata- rata bulanan dalam suatu siklus (setahun). Hytergrafik dibuat berdasarkan kombinasi dua data unsur cuaca rata- rata bulanan. Hytergrafik dapat dikatakan sebagai bentuk klasik dari representasi iklim suatu wilayah dengan cara yang sederhana atau perbandingan variasi iklim pada dua daerah atau lebih. Hytergrafik yang menunjukkan grafik rata- rata bulanan atau harian pada setiap bulan dapat dilakukan dengan sumbu X yang menunjukkan bulan dan sumbu Y menyatakan besarnya unsur iklim yang dibuat berupa data rata- rata bulanan atau harian. Unsur iklim yang dapat digunakan untuk menggambarkan Hytergrafik suatu tempat adalah suhu dan curah hujan. Hubungan kedua unsur iklim ini dapat dinyatakan dalam bentuk grafik.
Gambar 3. Hytergrafik (Sumber: Google).
Manfaat pembuatan Grafik Iklim dan Hytergrafik
Hytergrafik dapat digunakan untuk mengetahui keadaan iklim suatu tempat secara cepat dan grafik iklim bermanfaat untuk mengetahui keadaan curah hujan dan suhu dalam satu siklus (setahun) di dalam suatu daerah. Kondisi unsur- unsur iklim suatu daerah yang merupakan sentra produksi dalam jangka waktu yang panjang mengindikasikan bahwa daerah tersebut secara iklim cocok untuk pertanaman tersebut. Kondisi iklim berada pada titik optimum sehingga menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hytergrafik dapat pula berguna untuk mengevaluasi introduksi, perkembangan dan adaptasi serta kemungkinan penyebaran suatu makhluk hidup pada daerah yang diteliti (Frick et al., (2008).
MATERI DAN METODE
Materi
Waktu dan Tempat
hari, tanggal : Selasa, 2 Mei 2017
waktu : 16.00-18.00 WIB
tempat : Ruang E302 lantai 3 gedung E, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat Praktikum
No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Pensil
Alat tulis
2.
MM Block
Tempat menggambar grafik iklim dan hytergrafik
3.
Modul
Bahan ajar bagi praktikan
4.
Penghapus
Alat tulis
5.
Penggaris
Membuat grafik iklim dan hytergrafik
Tabel 2. Bahan Praktikum
No.
Nama Bahan
Gambar
Fungsi
1.
Data Curah Hujan dan Suhu
Data yang akan dimasukkan ke grafik iklim dan hytergrafik
Metode
Metode Grafik Iklim
Data suhu udara bulanan rata- rata dan curah hujan bulanan rata- rata selama periode satu tahun disiapkan,
Kertas mm blok disiapkan untuk membuat grafik iklim, arah vertikal di sebelah kiri untuk garis skala udara (dalam satuan 0C) dan arah vertikal di sebelah kanan untuk garis skala curah hujan (dalam satuan mm). Garis mendatar digunakan untuk fungsi waktu (bulan),
Simbol titik dibuat untuk data suhu udara (T) rata- rata dan masing- masing hubungkanlah dengan garis, sedangkan untuk data curah hujan bulanan rata- rata (P) buatlah ke dalam bentuk histogram.
Metode Hytergrafik
Berdasarkan data- data curah dan suhu udara seperti yang telah digunakan dalam membuat grafik iklim di atas, maka buatlah ke dalam hytergrafik dengan susunan sebagai berikut:
Sumbu vertikal untuk suhu udara bulanan rata- rata (dalam 0C) dibuat,
Sumbu horizontal untuk curah hujan bulanan rata- rata (dalam mm) dibuat,
Titik pertemuan (koordinat) data suhu udara dan curah hujan pada bulan tertentu ditandai dengan simbol huruf besar (missal J untuk Januari, F untuk Februari, dst),
Masing- masing koordinat bulan tersebut dihubungkan sesuai urutan bulan yang bersangkutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 3. Data Suhu Udara Rata- Rata dan Curah Hujan
No.
Bulan
Jumlah
Curah Hujan (mm)
Suhu Udara (°C)
1.
Januari
412,9
27,5
2.
Februari
229,3
28,1
3.
Maret
429,5
28,2
4.
April
214,6
28,5
5.
Mei
246,9
28,7
6.
Juni
272,9
28,3
7.
Juli
246,9
28,7
8.
Agustus
134,6
28,3
9.
September
169,5
27,9
10.
Oktober
237,1
28,3
11.
November
148,8
28,2
12.
Desember
348,5
27,4
Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, 2016
Pertanyaan:
Berdasarkan grafik iklim, pada periode bulan apakah terjadi suhu udara yang tertinggi dan curah hujan tertinggi? Apakah pola hubungan kedua hal tersebut sinergis (tertinggi- tertinggi) ataukah berkebalikan (tertinggi- terendah)?
Amati hytergrafik, bagaimana pola pergerakkan iklim sepanjang tahun?
Jawaban:
Suhu udara tertinggi pada bulan Mei dan Juli. Curah hujan tertinggi pada bulan Maret. Sinergis karena saat suhu udara tinggi maka curah hujan juga tinggi.
Tidak menentu, terkadang tiap bulan naik dan terkadang di bulan selanjutnya turun.
Pembahasan
Analisa Grafik Iklim
Berdasarkan hasil grafik yang telah dibuat pada praktikum meteorologi dan klimatologi laut modul 4, grafik iklim ini dibuat untuk memudahkan penyajian dan pembacaan data iklim keadaan cuaca. Grafik ini terdiri dari tiga sumbu, sumbu vertikal pertama adalah sumbu untuk suhu, sumbu vertikal kedua adalah sumbu presipitasi dan sumbu ketiga adalah sumbu horisontal yang merupakan fungsi waktu yaitu bulan. Berdasarkan hasil grafik, bisa dilihat bahwa data presipitasi terbesar terdapat pada bulan Maret, sedangkan data presipitasi terkecil terdapat pada bulan Agustus, kemudian untuk data suhu udara terbesar terdapat pada bulan Mei dan Juli, sedangkan data suhu udara terkecil terdapat pada bulan Desember.
Curah hujan terbesar pada bulan Maret dan suhu udara yang tinggi pada bulan Mei dan Juli terjadi karena pengaruh dari pola angin muson Barat, hal ini disebabkan karena angin muson Barat yang terjadi antara bulan September sampai dengan bulan Maret masih mempunyai pengaruh terhadap bulan- bulan selanjutnya. Hal tersebut terjadi karena kedudukan matahari tepat berada di bumi Selatan sampai pada garis lintang 23 1/2 °LS. Letak matahari tersebut menyebabkan intensitas penyinaran matahari di benua Australia lebih tinggi daripada di Benua Asia sehingga suhu udara di Australia maksimum dan di Asia minimum. Oleh karena itu, tekanan udara di benua Asia menjadi tinggi dan di benua Australia menjadi rendah, karena angin selalu bertiup dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang rendah, maka bertiuplah angin muson Barat dari Asia ke Australia melalui Indonesia. Angin muson Barat ini melalui Lautan Teduh (Hindia) dan Samudera Pasifik yang luas, sehingga angin ini mengandung banyak uap air dan laut pun akan memanas kemudian menguap menjadi awan dan turun hujan. Akhirnya, terjadilah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dan mengakibatkan curah hujan yang besar pada Bulan Maret.
Curah hujan terendah terjadi di bulan Agustus dan suhu udara yang rendah pada bulan Desember karena dipengaruhi oleh pola angin muson Timur yang terjadi antara bulan April sampai dengan bulan Agustus. Kedudukan matahari tepat berada di bumi Utara sampai garis lintang 23 1/2°LU. Hal tersebut terjadi karena mulai bulan Maret sampai bulan September kedudukan matahari tepat berada di utara sampai garis lintang 23 1/2°LU. Intensitas sinar matahari lebih tinggi di Benua Asia daripada di Benua Australia. Akibatnya, di Asia mempunyai tekanan udara yang rendah dan di Australia mempunyai tekanan udara yang tinggi. Oleh karena itu, bertiuplah angin dari Australia menuju Asia. Angin muson Timur ini melewati stepa dan sabana (padang rumput) yang luas dan angin ini tidak membawa uap air yang menyebabkan sebagian wilayah di Indonesia mengalami musim kemarau dan curah hujan yang kecil pada bulan Agustus.
Analisa Hytergrafik
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hytergrafik di stasiun Tanjung Emas Semarang Tahun 2010 yang berfungsi untuk mengetahui dan memudahkan penyajian data suhu dan presipitasi tiap bulan ke bulan dalam satu periode (setahun). Grafik ini mempunyai dua sumbu, sumbu pertama yaitu sumbu horisontal untuk data presipitasi dan sumbu kedua yaitu sumbu vertikal untuk data suhu. Berdasarkan hasil hytergrafik, bisa dilihat bahwa data presipitasi mempunyai jumlah tertinggi pada bulan Mei dan Juli, hal ini terlihat dari hytergrafik yang mempunyai garis sama. data suhu dengan presipitasi berbanding lurus karena ketika curah hujan tinggi maka suhu yang terjadi juga tinggi, sebaliknya jika curah hujan rendah maka suhu yang terjadi adalah rendahPada Bulan Mei dan Juli memiliki jumlah presipitasi yang sama karena pengaruh dari pola angin muson Barat, hal ini disebabkan karena angin muson Barat yang terjadi antara bulan September sampai dengan bulan Maret masih mempunyai pengaruh terhadap bulan- bulan selanjutnya termasuk bulan Mei dan Juli. Berdasarkan hytergrafik didapatkan hasil presipitasi dan suhu yang rendah pada bulan Agustus. Hal ini dapat terjadi karena pada bulan Agustus, wilayah yang diambil data presipitasi dan suhunya sedang mengalami angin muson Timur, dimana pada bulan ini angin muson Timur membawa udara kering karena yang berasal dari benua Australia menuju benua Asia melewati negara Indonesia sehingga pada bulan Agustus suhu wilayah menjadi rendah karena curah hujan yang terjadi sedikit.
Perbedaan Grafik Iklim dan Hytergrafik
Berdasarkan hasil praktikum, grafik iklim merupakan grafik yang menyatakan fungsi presipitasi dan fungsi suhu udara terhadap waktu yaitu bulan dalam satu siklus (setahun), sedangkan hytergrafik menunjukkan interaksi atau perpotongan antara dua buah unsur iklim rata- rata bulanan dalam suatu siklus (setahun). Hytergrafik dibuat berdasarkan kombinasi dua data unsur cuaca rata- rata bulanan. Misalnya data suhu udara pada sumbu Y dan data curah hujan atau bisa juga penguapan pada sumbu X dan titik potong antara fungsi curah hujan dan suhu ini adalah fungsi waktu, yaitu bulan. Pada hytergrfik, terdapat panah di setiap garis yang mengubungkan antar bulan yang bertujuan sebagai penanda urutan bulan pertama ke bulan kedua dan ke bulan selanjutnya. Walaupun komponen antara grafik iklim dan hytergrafik berbeda, namun fungsi keduanya sama yaitu untuk menganalisa data iklim yang sangat bermanfaat di berbagai bidang seperti bidang kelautan , penerbangan, pertanian atau perhutanan.
Klasifikasi Iklim sebagai Parameter Oseanografi
Berdasarkan hasil praktikum modul 4 tentang grafik iklim dan hytergrafik, klasifikasi iklim dapat digunakan sebagai parameter Oseanografi karena salah satu yang mempengaruhi perbedaan iklim ini adalah laut khususnya arus. Arus laut itu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya secara vertikal mau pun secara horizontal, contoh dari gerakan arus adalah gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelokan arah arus dari tenaga rotasi bumi. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya Coriolis, karena arus berpengaruh terhadap angin, arah arus laut permukaan mengikuti arah angin yang ada, contoh untuk daerah di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim barat dan musim timur, maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui Laut Cina bagianatas, Laut Jawa dan Laut Flores. Adapun pada musim timur mengalir dari arah selatan. Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah- daerah tertentu. Proses upwelling terjadi karena angin yang mendorong lapisan air permukaan mengalami kosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan di permukaan tersebut. Oleh sebab itu, karena suatu iklim berhubungan erat dengan arus, maka dengan mengetahui klasifikasi iklim ke depannya akan membantu kita dalam membuat suatu lebih mudah.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum meteorologi dan klimatologi modul empat mengenai grafik iklim dan hytergrafik, maka dapat disimpulkan bahwa data presipitasi dan suhu udara yang diperoleh dari Stasiun Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tahun 2010. Data presipitasi terbesar terdapat pada bulan Maret sebesar 429, 5 mm dan data presipitasi terkecil terdapat pada bulan Agustus sebesar 134, 6, sedangkan untuk data suhu udara terbesar terdapat pada bulan Mei dan Juli sebesar 28,7 0C dan data suhu udara terkecil terdapat pada bulan Desember sebesar 27,4 0C.
Unsur- unsur iklim memiliki hubungan dengan data curah hujan dan data suhu udara yang didapatkan, yaitu semakin besar curah hujan maka suhu udara akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pada saat curah hujan besar, penguapan semakin tinggi dan menyebabkan intensitas sinar matahari yang masuk ke bumi berkurang karena terhalang awan lalu menyebabkan suhu udara semakin kecil.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan kondusif ketika praktikum sedang berlangsung.
Praktikan diharapkan selalu membawa modul ketika praktikum.
Praktikan diharapkan tidk memainkan alat komunikasi ketik praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. Antonius Ardiyanto dan AMS Darmawan. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta: Kanisius.
Hidayanti, Ida Nurul dan Suryanto. 2015. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pertanian dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol 16 (1): 42-52.
Kodoatie, Robert J dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset.
Ridwan dan Nurul Chazanah. 2013. Penanganan Dampak Perubahan Iklim Global pada Bidang Perkeretaapian Melalui Pendekatan Mitigasi dan Adaptasi. Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, Vol 20 (2): 133-142.