Academia.eduAcademia.edu

MAZHAB HAMBALI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

2020, Safaruddin Sufie

ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita semua sehingga terselesaikannya makalah ini dengan judul "Mazhab Hambali dan Sejarah Perkembangannya", sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh.

MAZHAB HAMBALI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh Disusun oleh: Safaruddin NIM: 19340254 Dosen Pebimbing : Dr. Tgk. H. M. Zukhdi, Lc., MA. SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH [STIS] UMMUL AYMAN PIDIE JAYA i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikanNya kepada kita semua sehingga terselesaikannya makalah ini dengan judul “Mazhab Hambali dan Sejarah Perkembangannya”, sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh. Penulisan makalah ini didasarkan pada adanya keterbatasan buku dan bahan yang berkaitan dengan hukum secara lengkap, karena itu penulisan makalah disesuaikan dengan struktur dari isi buku yang berkaitan dengan isi makalah. Kami sadar bahwa apa yang dituliskan ini memiliki segala kekurangan dan keterbatasan sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini. Demikian dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini. Pidie Jaya, 05 April 2020 Penulis Safaruddin NIM: 19340254 ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................... .... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1 BAB II: PEMBAHASAN............................................................................... 2 A. Biografi Pendiri Mazhab Hambali............................................ 2 1. Nama Pendiri Mazhab Hambali .......................................... 2 2. Pendidikan Imam Hambali .................................................. 3 3. Guru-guru Imam Hambali ................................................... 7 B. Sejarah Perkembangan Mazhab Hambali ................................. 8 1. Murid-murid Imam Hambali ............................................... 8 2. Abad Ke-7 ............................................................................ 8 3. Abad Ke-8 ............................................................................ 9 4. Abad Ke-11 s/d Sekarang .................................................... 9 BAB III: PENUTUP....................................................................................... 10 A. Kesimpulan .............................................................................. 10 B. Saran ........................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... . 11 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad bin Muhammad bin Hanbal adalah Imam yang keempat dari fuqaha’ Islam. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat yang luhur dan tinggi yaitu sebagaimana dikatakan oleh orang-orang yang hidup semasa dengannya, juga orang yang mengenalnya. Beliau Imam bagi umat Islam seluruh dunia, juga Mufti bagi negeri Irakdan seorang yang alim tentang hadist-hadist Rasulullah Saw. Juga seorang yang zuhud dewasa itu, penerang untuk dunia da sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang ahli sunnah, seorang yang sabar dikala menghadapi percobaan, seorang yang saleh dan zuhud.1 B. Rumusan Masalah 1. Siapa Pendiri Mazhab Hambali? 2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Mazhab Hambali? 1 Ahmad asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Semarang: Amzah, 1991), hlm. 190. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Pendiri Mazhab Imam Hambali Imam yang keempat dari fuqaha’ Islam. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat yang luhur dan tinggi yaitu sebagaimana dikatakan oleh orang-orang yang hidup semasa dengannya, juga orang yang mengenalnya. Beliau Imam bagi umat Islam seluruh dunia, juga Mufti bagi negeri Irakdan seorang yang alim tentang hadist-hadist Rasulullah Saw. Juga seorang yang zuhud dewasa itu, penerang untuk dunia da sebagai contoh dan teladan bagi orangorang ahli sunnah, seorang yang sabar dikala menghadapi percobaan, seorang yang saleh dan zuhud.2 Didalam Mazhab Hanbali, terdapat istilah Hanbali dan Hanabilah. Agar tidak timbulnya keraguan dalam membedakan kedua istilah tersebut maka penulis akan mengemukakan pengertian kedua istilah tersebut. Hanbali adalah pendapat (kesimpulan) yang dinisbahkan (dihubungkan) kepada Imam Ahmad ibn Hanbal. 3 Sedangkan Hanabilah adalah orang yang mengikuti hasil ijtihad Imam Ahmad ibn Hanbal dalam masalah hukum fiqih.4 1. Nama Pendiri Mazhab Hambali Tokoh utama mazhab Hanbali adalah Imam Ahmad ibn Hanbal.Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Hilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah ’ibn ibn Hayyan ibn Abdillah ibn Anas ibn ‘Auf ibn Qasit ibn Mukhazin ibn Syaiban ibn Zahl ibn Sa’labah ibn ‘Ukabah ibn Sa’b ibn ‘Ali ibn 2 Ahmad asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Semarang: Amzah, 1991), hlm. 190. 3 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1996), hlm. 933. 4 M.Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995), Cet ke-2, hlm. 132. 2 Bakr ibn Wa’il ibn Qasit ibn Hanb ibn Aqsa ibn Du’ma ibn Jadilah ibn Asad ibn Rabi’ah ibn Nizar ibn Ma’ad ibn ‘Adnan ibn ‘Udban ibn al-Hamaisa’ ibn Haml ibn an-Nabt ibn Qaizar ibn Isma’il ibn Ibrahim asy-Syaibani al-Marwazi.5 Imam Ahmad ibn Hanbal lahir di Baghdad pada masa pemerintahan ‘Abbasiyyah dipegang oleh al-Mahdi, yaitu pada bulan Rabi’ al-Awwal tahun 164 H bertepatan dengan tahun 780 M.6 Imam Ahmad dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang terhormat, yang memiliki kebesaran jiwa, kekuatan kemauan, kesabaran dan ketegaran menghadapi penderitaan. Ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan, oleh sebab itu, Imam Ahmad ibn Hanbal mengalami keadaan yang sangat sederhana dan tidak tamak. Ayahnya bernama Muhammad bin alSyaibani. Jadi sebutan Hanbal bukanlah nama ayahnya tetapi nama kakeknya.7 dan Ibunya bernama Safiyyah binti Abdul Malik bin Hindun al-Syaibani dari golongan terkemuka kaum baru Amir.Nasab dan keturunan Nabi Muhammad bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal baik dari pihak ayahnya maupun dari pihak ibunya, yaitu pada Nizar datuk Nabi Muhammad yang kedelapan belas.8 Nama Ahmad pada perkembangan selanjutnya lebih dikenal dengan nama Imam Ahmad bin Hanbal, dinisbahkan kepada nama datuk beliau sendiri karena nama “Ahmad” begitu banyak, lalu dihubungkan dengan nama datuknya, sehingga sejak kecil beliau lebih dikenal deangan nama Ahmad ibn Hanbal. 2. Pendidikan Imam Hambali Sejak masa kecilnya Imam Ahmad yang fakir dan yatim itu dikenal sebagai orang yang sangat mencintai ilmu.Baghdad dengan segala kepesatannya 5 Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Ahmad ibn Hanbal Imam Ahl as-Sunnah wa alJama’ah,(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992), hlm. 3. 6 M. Abu Zahrah, Ibn Hanbal Hayatuhu wa Ashruhu Arauhu Wafiqhuhu, (Mesir: Dar alFiqr, 1981), hlm.15. 7 Muhammad Abu Zahra, Tarikh al-Mazahib al-Mazahib al-Islamiyyah, (Kairo: Maktabah al-Madai, tt), hlm. 303. 8 Ibid, hlm. 250-251. 3 dalam pembangunan termasuk kepesatan dalam perkembangan ilmu pengetahuan membuat kecintaan beliau terhadap ilmu bersambut dengan baik.Beliau mulai belajar ilmu-ilmu keislaman seperti al-Qur’an, al-Hadist, bahasa ‘Arab dan sebagainya kepada ulama-ulama yang ada di Baghdad ketika itu.9kefakiran Imam Ahmad membatasi keinginan dan cita-citanya untuk menuntut ilmu lebih jauh. Karena itu beliau tidak segan mengerjakan pekerjaan apapun untuk mendapatkan uang selama pekerjaan itu baik dan halal.Beliau pernah membuat dan menjual baju, menulis, memungut gandum sisa panen dan pengangkut barang.10 Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yaitu pada umur 16 tahun Imam Ahmad mulai mempelajari hadist secara khusus.Orang yang pertama kali didatangi untuk belajar hadist adalah Hasyim ibn Basyr ibn Khazin al-Wasiti.11 Tekadnya untuk menuntut ilmu dan menghimpun hadist mendorongnya untuk mengembara ke pusat-pusat ilmu keIslaman seperti Basrah, Hijaz, Yaman, Makkah dan Kufah. Bahkan beliau telah pergi ke Basrah dan Hijaz masingmasing sebanyak lima kali. Dan pengembaraan tersebut beliau bertemu dengan beberapa ulama besar seperti ‘Abd ar-Razzaq ibn Humam, ‘Ali ibn Mujahid, Jarir ibn ‘Abd al-Hamid, Sufyan ibn ‘Uyainah, Abu Yusuf Ya’kub ibn Ibrahim alAnshari (murid Imam Abu Hanifah), Imam Syafi’i dan lain-lain. Pertemuannya dengan Imam Syafi’i itulah beliau dapat mempelajari fiqh, ushul fiqh, nasikh dan mansukh serta kesahihan hadist.12 Perhatiannya terhadap hadist membuahkan kajian yang memuaskan dan memberi warna lain pada pandangan fiqhnya. Beliau lebih banyak 9 M. Laily Mansur, Ajaran dan Teladan pada Sufi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.70. 10 9Mustafa Muhammad asy-Syak’ah, Islam bila Mazahib, (Beirut: Dar an- Nahdah al-‘Arabiyah, tt), hlm. 518. 11 0Abdullah ibn ‘Abd al-Muhsin at-Turki, Usul Mazhab (Riyad: Maktabah ar-Riyad al-Hadisah, 1980 M/1400 H), hlm. 33-34. 12 Ibid, hlm. 34-35. 4 al-Imam Ahmad, mempergunakan hadist sebagai rujukan dalam memberi fatwa-fatwa fiqhnya.13Karya beliau yang paling terkenal adalah alMusnad.Didalamnya terhimpun 40.000 buah hadist yang merupakan seleksi dari 70.000 buah hadist.Ada yang berpendapat bahwa seluruh hadist dalam kitab tersebut adalah shahih.Sebagian lainnya mengatakan bahwa didalamnya terdapat beberapa hadist da’if (lemah).1415Dalam al-Musnad tersebut, dapat kita jumpai sejumlah besar fiqh sahabat, seperti fiqh ‘Umar, fiqh ‘Ali dan fiqh Ibnu Mas’ud. Umur beliau dihabiskan untuk menuntut ilmu terutama di dalam bidang hadist. Beliau tidak berhenti belajar walaupun telah menjadi Imam dan telah berumur lanjut. Sebagai ulama besar Imam Ahmad tidak luput dari berbagai cobaan.Cobaan terbesar yang dihadapinya adalah pada masa pemerintahan al-Ma’mun, alMu’tasim dan al-Wasiq.Pada masa itulah aliran Mu’tazilah mendapat sukses besar karena menjadi mazhab resmi Negara.Para tokoh Mu’tazilah menghembuskan isu yang tidak bertanggung jawab yaitu terjadinya peristiwa Khalq al-Qur’an (pemakhlukan terhadap al-Qur’an). Khalifah al-Ma’mun mempergunakan kekuasaannya untuk memaksa para ulama ahli fiqh dan ahli hadist agar mengakui bahwa alQur’an adalah makhluk.Peristiwa inilah yang kemudian dikenal dengan peristiwa mihnah.16Banyak diantara mereka yang membenarkan paham al-Ma’mun lantaran ketakutan. Namun demikian Imam Ahmad dan beberapa ulama lain tetap menolak paham tersebut. Beliau berpendapat bahwa al-Qur’an bukanlah makhluk tetapi kalam Allah.Tidak sedikit ulama yang dianiya lantaran berseberangan dengan penguasa, tak terkecuali Imam Ahmad.Beliau lebih memilih dicambuk dan dipenjara dari pada harus mengakui bahwa al-Qur’an 13 Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 153. 14 Mun’im, A. Sirry ,Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar, (Surabaya: Risalah Gusti, 15 ), hlm. 121. Muhammad Abu Zahrah, Op.Cit, hlm. 46. 16 5 adalah makhluk. Beberapa bulan kemudian al-Ma’mun mangkat namun sebelumnya ia sempat berwasiat kepada calon penggantinya yaitu al-Muta’sim agar melanjutkan kebijakannya. Dengan demikian Imam Ahmad dan beberapa kawannya dipenjara dan disiksa sampai pemerintahan al Mu’tasim berakhir. Sepeninggal al-Muta’sim roda pemerintahan dipegang oleh putranya yaitu al-Wasiq. Pada masa ini pula kebijakan ayahnya tetap dipertahankan sehingga Imam Ahmad dan beberapa ulama lain yang sependirian dengan beliau tetap juga dipenjarakan dan disiksa. Sampai akhirnya al-Wasiq pun mangkat.17 Demikianlah sampai bertahun-tahun Imam Ahmad meringkuk dalam penjara dan menanggung sengsara lantaran dicambuk dengan cemeti sedang tangannya diikat.Sejak al-Ma’mun menjabat kepala Negara sampai zaman al-Wasiq. Setelah al-Wasiq mangkat, jabatan kepala Negara dipegang oleh al Mutawakkil. Pada masa inilah segala bid’ah dalam urusan agama dihapuskan dan menghidupkan kembali sunnah Nabi Saw. Oleh karena itu dengan sendirinya masalah khalq al-Qur’an sudah tidak ada.Dengan demikian Imam Ahmad dan beberapa kawannya dibebaskan dari penjara. Sebaliknya para ulama yang menjadi sumber fitnah tentang masalah kemakhlukan al-Qur’an ditangkap serta dipenjara serta dijatuhi hukuman dera oleh al-Mutawakkil. Para tokoh Mu’tazilah mendapat tekanan hebat lantaran mendapat penyiksaan seperti yang pernah mereka lakukan terhadap para ulama yang menentang pendapatnya.18 Demikianlah cobaan yang dialami oleh Imam Ahmad ibn Hanbal dalam mempertahankan pendirinnya untuk tidak mengakui kemakhlukan alQur’an.Setelah beliau dibebaskan dari penjara beberapa tahun kemudian beliau jatuh sakit. Sampai akhirnya beliau meninggal dunia pada usia 77 tahun yaitu pada hari Jum’at tanggal 12 Rabi’ al-Awwal 241 H. Beliau dimakamkan di Baghdad. 17 Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab,(Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 279-280. 18 Ibid, hlm. 286-287. 6 3. Guru-guru dan Murid Imam Hambali Guru-gurunya yang mengarahkan pandangan Imam Ahmad ialah Husen ibn Bashir ibn Abi Hazim lahir pada tahun 104 H, wafat pada tahun 183 H. Inilah guru Imam Ahmad yang pertama dan utama dalam bidang hadist. Lima tahun lamanya Imam Ahmad ditempa oleh Husen ini.Beliau boleh dikatakan yang banyak mempengaruhi kehidupan Imam Ahmad. Untuk mendalami cara istinbath dan membina fiqh Imam Ahmad berguru kepada Imam asy-Syafi’i. Padanya dipelajari fiqh dan ushul.Imam Ahmad terpilih hatinya kepada kecakapan Imam asySyafi’i dalam beristinbath.Imam Syafi’i lah yang mengarahkannya kepada istinbath itu, Imam Syafi’i adalah guru yang kedua bagi Imam Ahmad. Selain dari pada guru besar ini, banyak pula ulama-ulama lain yang memberikan pelajaran kepada Imam Ahmad. Tidak kurang dari 100 orang ulama besar yang memberikan pelajaran kepadanya, baik yang di Baghdad maupun di kota-kota lain.19 Adapun diantara guru-guru Imam Ahmad bin Hanbal adalah: Imam Isma’il binAliyyah, Hasyim bin Basyir, Hammad bin khalil, Mansyur bin Salamah, Mudlaffar bin mudrik, Utsman bin Umar, Masyim bin Qashim, Abu Said Maula Bani Hasyim, Muhammad bin Yazid, Muhammad bin ‘Ady, Yazid bin Harun, Muhammad bin Jaffar, Ghundur, Yahya bin Said al-Cathan, Abdurrahman bin Mahdi, Basyar bin al-Fadhal, Muhammad bin Bakar, Abu Daud ath-Thayalisi, Ruh bin ‘Ubaidah, Wakil bin al-Jarrah, Mu’awiyah alAziz, Abdullah bin Muwaimir, Abu Usamah, Sufyan bin Uyainah, Yahya bin Salim, Muhammad bin Syafi’i, Ibrahim bin Said, Abdurrazaq bin Humam, Musa bin Thariq, Walid bin Muslim, Abu Masar al-Dimasyqy, Ibnu Yaman, Mu’tamar bin Sulaiman, Yahya bin Zaidah dan Abu Yusuf al-Qadi. Guru-guru Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal itu terdiri dari ahli Fiqih, ahli Ushul, ahli Kalam, ahli Tafsir, ahli Hadits, ahli Tarikh dan ahli Lughah. 20 19 20 T.M.Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, hlm. 273. Ibid, h. 254. 7 Imam Ahmad bin Hanbal sangat meyakini bahwa ilmu pengetahuan tidak mudah untuk didapatkan, sehingga ia sungguh mengerti akan ketinggian nilai para orang yang ahli tentang pengetahuan. Keyakinan yang demikian menyebabkan beliau sangat menghormati guru-gurunya. B. Sejarah Perkembangan Mazhab Hambali Sejarah Perkembangan Mazhab Hambali Setelah beliau antara lain sebagai berikut: 1. Murid-Murid Imam Hambali Adapun murid-murid Imam Ahmad yang penerus beliau dalam bermazhab hambali di antaranya: 1. Sholeh ibn Ahmad ibn Hanbal 2. Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal 3. Ahmad ibn Muhammad ibn Hani Abu Bakar al-Atsran 4. Abdul Malik ibn Abdul Hamid ibn Mihran al-Maimuni 5. Ahmad ibn Muhammad ibn al-Hajjaz Abu Bakar al-Marwazi 6. Harab ibn Ismail al-Handholi al-Kirami 7. Ibrahim ibn Ishaq al-Harbi 2. Abad Ke-7 Orang-orang yang terkenal yang melanjutkan pemikiran fiqih Imam Ahmad ibn Hanbal yang kurun waktunya agak jauh darinya. 21 1. Ibn Qudamah Muwaffiquddin (w. 620 H) menulis kitab al-Mughni 2. Ibn Qudamah, Syamsuddin al-Maghsi (w. 682 H) menulis kitab Al-Syarh al-Kabir. 3. Abad Ke-8 21 Muhammad Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), Cet. ke-2, hlm. 125. 8 Selanjutnya, tokoh yang memperbarui dan melengkapi pemikiran madzhab Hanbali terutama bidang mu’amalah adalah: 1. Syeikh al-Islam Taqiyyudin ibn Taimiyah (w. 728 H) 2. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah (w. 752 H) murid Ibnu Taimiyah. 4. Abad Ke-11 s/d sekarang Tadinya pengikut madzhab Hanbali tidak begitu banyak, setelah dikembangkan oleh dua tokoh yang disebut terakhir maka mazhab Hanbali menjadi semarak, terlebih setelah dikembangkan lagi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H), menjadi madzhab orang nejed dan kini menjadi madzhab resmi pemerintah kerajaan Saudi Arabia.22 22 Ibid, hlm. 126. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ahmad bin Muhammad bin Hanbal adalah Imam yang keempat dari fuqaha’ Islam dan sebagai pendiri Mazhab Hambali. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat yang luhur dan tinggi yaitu sebagaimana dikatakan oleh orang-orang yang hidup semasa dengannya, juga orang yang mengenalnya. Beliau Imam bagi umat Islam seluruh dunia, juga Mufti bagi negeri Irakdan seorang yang alim tentang hadist-hadist Rasulullah Saw. Juga seorang yang zuhud dewasa itu, penerang untuk dunia da sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang ahli sunnah, seorang yang sabar dikala menghadapi percobaan, seorang yang saleh dan zuhud. 23 Sejarah Perkembangan Mazhab Hambali setelah beliau diteruskan oleh murid-muridnya, dilanjutkan oleh orang-orang saleh yang berpegang dengan pendapat beliau dan sampai sekarang menjadi mazhab resmi Arab Saudi B. Saran Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun kami ke depannya agar lebih baik lagi. 23 Ahmad asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Semarang: Amzah, 1991), hlm. 190. 10 DAFTAR PUSTAKA Ahmad asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, (Semarang: Amzah, 1991 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1996). M.Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995), Cet ke-2, Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Ahmad ibn Hanbal Imam Ahl as-Sunnah wa alJama’ah,(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992) M. Abu Zahrah, Ibn Hanbal Hayatuhu wa Ashruhu Arauhu Wafiqhuhu, (Mesir: Dar alFiqr, 1981), Muhammad Abu Zahra, Tarikh al-Mazahib al-Mazahib al-Islamiyyah, (Kairo:Maktabah al-Madai, tt) M. Laily Mansur, Ajaran dan Teladan pada Sufi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) Mustafa Muhammad asy-Syak’ah,Islam al-‘Arabiyah) bila Mazahib, (Beirut: Dar an-Nahdah Abdullah ibn ‘Abd al-Muhsin at-Turki, Usul Mazhab al-Imam Ahmad, (Riyad: Maktabah ar-Riyad al-Hadisah, 1980 M/1400 H) Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993) Mun’im, A. Sirry ,Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar, (Surabaya: Risalah Gusti) Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab,(Jakarta: Bulan Bintang, 1994) T.M.Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab Muhammad Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), Cet. ke-2 11