TUGAS MIDDLE
DOSEN PEMBIMBING
Sejarah Peradapan Islam
Nur Rodiah, S. E. I., M.H
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA
ISLAM DI ANDALUSIA
Disusun
oleh:
Reza Ikhlasul Amal
: 180105010499
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
EKONOMI SYARIAH
2020
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang memiliki penganut terbesar yang ada di dunia. Islam
pernah memiliki masa-masa keemasan dimana Islam memiliki kejayaan serta
pengaruh yang besar terhadap dunia dan menguasai tiga perempat dari wilayah yang
ada di dunia. Salah satu wilayah yang dikuasai oleh Islam yaitu Andalusia atau yang
kita kenal sekarang sebagai negara Spanyol. Wilayah ini membuat Islam dikenal di
wilayah Barat. Andalusia mempengaruhi negara-negara yang ada di Eropa menajdi
maju. Eropa bangkit dari keterbelakangan, kebangkitan itu terlihat dari bidang politik
dengan didukung oleh pengetahuan dan teknologinya. Kemajuan Eropa tidak terlepas
dari pemerintahan Islam di Spanyol. Andalusia atau Spanyol adalah suatu daratan
yang terletak di Benua Eropa Barat Daya. Di bagian timur dan tenggara, spanyol
berbatasan dengan Laut Tengah. Disebelah selatan berbatasan dengan afrika yang
terhalang oleh selat Dibraltar, sedangkan bagian barat berbatasan dngan Samudra
atlantik. Adapun dibaguan timr laut, Spanyol dibatasi oleh Perancis.
Dari Spanyol Islam-lah banyak menimba ilmu. Kehadiran Islam di Spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan. Kemajuan islam sebelah timur menginjak
zaman emasnya, bagian barat di Spanyol pun memasuki masa yang sama
gemilangnya. Ini adalah masa yang lebih penting artinya, karena terutama melalui ke
Islaman di Spanyol inilah kebudayaan Kristen pada awal abad pertengahan, yang
kemudian melahirkan suatu peradaban yang diwarisi oleh orang Barat sekarang ini.
Dalam berbagai hal Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu
dalam bidang Sains, Fiqh, Filsafat, Kesenian, dan Sastra. Hal ini diraih selama 7 abad
yaity abad ke 8-15 M. Namun, sebuah peradaban akan selalu mengalami pasang
surut. Begitupun yang terjadi pada Islam di Spanyol. Peradaban Islam di Spanyol
akan menjadi kajian penting dalam makalah ini karena untuk mengetahui sejarah
masuknya Islam di Andalusia, faktor-faktor munculnya peradaban Islam di spanyol,
perkembangan Islam di Andalusia, kemajuan peradaban Islam di Andalusia,
2
Perekonomian peradaban Islam di Andalusia, penyebab kemunduran dan kehancuran
dan warisan peradaban Islam di Andalusia.
ISI
Andalusia atau Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al- Walid
(705-715 M), slah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada masa khalifah Abdul Malik (685-705 M).
Khalifah Al- Malik mengangkat Hasan Ibnu Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur
di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan Ibnu Nu’man sudah digantikan
oleh musa Ibn Nushair pada tahun 88 H. Di zaman Al- Walid itu, Musa Ibn Nushair
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi
salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayyah memakan waktu sampai 53 tahun,
yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah Ibn Abi Supyan) sampai
tahun 83 H (masa Al- Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai oleh
Islam, di wilayah ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basisi kekuasaan
kerajaan romawi. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan
dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai,
umat Islam memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol. Dengan demikian,
Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah
Spanyol. Kondisi Spanyol sebelum kedatangan Islam sungguh memprihatinkan,
terutama
ketika
masa
pemerintahan
kerajaan
Ghotic
yang
melaksanakan
pemerintahannya dengan besi. Kondisi ini menjadi penyebab rakyat Spanyol
menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan raja adil
sebagai sebuah kekuatan yang mampu mengerluarkan mereka saat itu. Kerinduan
3
mereka akhirnya menemukan titik terang pada saat Islam datang di Spanyol. (Abrari
dkk, Sejarah Peradaban Islam, 2016, h.67). Dalam proses penaklukan spanyol terdapat
tiga pahlawan yang dapat dikayakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan
kesana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nuzhair.
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyidik. Ia menyebrangi selat yang berada
diantara maroko dan benua eropa itu dengan pasukan perang 500 orang diantara
adalah tentara berkuda. Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk
Spanyol karena pasukannya ebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian suku barbar yang didukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian besar
lagi orang arab yang dikirim oleh khalifah Al-Walid.
Pasukan ini kemudian menyebrangi selat dibawah pompinan Thariq ibn
Ziyad, sebuah gangguan pertama kali Tariq dan pasukannya mendapat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan
dikuasainya daerah ini,maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol.
Kemenangan pertama yang tercapai oleh hariq ibn Ziyad membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas lagi dengan suatu pasukan yang besar. Ia
berangkat menyebrangi selat dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukan,
setelah Musa berhasil menaklukan Idenia, Karmoa, Seville, dan Merida serta
mengalahkan kerajaan Ghotic, Theodomir di Oriheula. Ia bergabung dengan Thariq
di Todelo. Kemudian keduanya berhasil menguasai seluruh kota terpenting di
Spanyol termasuk bagian utaranya mulai dari saragosa sampai Navarre. Setelah Islam
berhasil memenangkan wilayah Spanyol maka peradaban Islam pun mulai memasuki
daerah Spanyol. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya adalah pada masa penaklukan Spanyol oleh orang- orang
Islam. Kondisi sosial politik dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan
menyedihkan secara politik. Wilayah Spanyol terbagi-bagi kepada sistem kelas
sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, ketidadaan persamaan
hak. Dan yang dimaksud faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam
4
tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukan wilayah spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh
yang kuat, tentara yang kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Mereka cakap dan
berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Dan tidak kalah penting adalah
ajara agama Islam yang diutnjukan para tentara Islam adalah toleransu, persaudaraan
dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam
pribadi kaum muslimin itu menyembabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran
Islam disana.
Islam memiliki peran yang sangat besar di Spanyol yakni sejak pertama kali
menginjakan kaki disana hingga jatuhnya kerajaan Islam. Masa itu berlangsung lebih
dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui oleh umat Islam di Spanyol
dibagi menjadi enam periode. Pada periode pertama ini, Spanyol berada dibawah
pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik itu datang dari dalam maupun luar
seperti: seperti perselisihan antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan antara
etnis dan golongan. Disamping itu perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mengaku bahwa mereka yang berhak menguasai daerah spanyol ini. Oleh karena itu,
terjadi dua puluh pergantian wali (gubernur) spanyol dalam jangka waktu yang amat
singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang
suadara. Dengan banyaknya konflik internal dan eksternal, maka dalam periode ini
Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan
kebudayaan. Datangnya Abd al-Rahman al Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/ 755
M menjadi tanda berakhirnya periode pertama. Pada periode kedua, Spanyol
diperintah oleh seorang amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada
pusat pemerintahan yang ketika itu dipegang oleh Khalifah 8 Abassiyah di Baghdad.
Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M
dan diberi gelar al Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Abdurrahman al Dakhil adalah
5
keturunan Bani Umayyah yang berhasil melarikan diri dan olos dari kerajaan Bani
Abassiyah yang telah menaklukan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia
berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol
pada periode ini adalah Aqbdurrahman al Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al
Rahmab al Ausath, Muhammad Ibnu Abd al Rahman, Munzir Ibnu Muhammad, dan
Abdullah Ibnu Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh banyak kemjuan,
baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd Rahman al Dakhil
mendirikan masjid Kordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam
I dikenal berjasa sebagai pembaharu dalam kemiliteran. Dialah yang memprakarsai
tentara bayaran Spanyol. Adapun Abd. Al- Rahman al Ausath dikenal sebagai
penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat mulai masuk, terutama di zaman
Abdurrahman al Ausath, yang mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk
datang ke Spanyol. Akhirnya, kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol semakin
berkembang. Gangguan politik serius yang terjadi pada periode ini justru datang dari
umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk
negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu, sejumlah orang yang
tak puas menuntut terjadinya revolusi. Pemberontakkan yang dipimpin oleh Hafsun
dan anaknya, Umar, yang berpusat di pegunungan dekat Malaga merupakan yang
gangguan penting. Selain itu perselisihan antara orang-orang Barbar dan oreang Arab
masih seringkali terjadi.
Periode ketiga, Pemerintahan Abd Rahman III yang bergelar al Nasir li
dinillah (penegak agama Allah) sampai munculnya raja-raja kelompok (kecil) yang
dikenal dengan Muluk al Thawaif masuk dalam periode ketiga. Pada periode ini,
Spanyol diperintah diperintah oleh penguasa yang bergelar Khalifah. Pemakaian gelar
khalifah tersebut bermula dari berita bahwa al Muktadir, khalifah daulat Bani
Abassiyah Baghdad, tewas dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya,
keadaan ini menunjukan nahwa suaana pemerintahan Abassiyah sedang berada dalam
ketidakpastian. Oleh sebab itu, momen terebut dianggap sebagai waktu yang tepat
6
untuk memakai gelar khalifah yang telah dirampas dari kekuasaan Bani Umayyah
selama 150 tahun lebih. Gelar ini resmi dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah
besar yang memerintah pada periode ketiga ini ada tiga orang, yaitu Abd Rahman al
Nasir (976-1009 M). Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayan , menyaingi kejayaan daulat Abassiyah di Baghdad. Abd. AlRahman Al-Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakannya memiliki
koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang koektor buku dan pendiri
perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung dengan cepat. Awal dari kehancuran
khalifah Bani Umayyah di spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta berada dalam
usia sebelas tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada ditangan para pejabat.
Pada tahun 981 M, khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan
secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya
dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam menyingkirkan rekan-rekan dan saingansaingannya. Atas keberhasilannya, ia mendapat gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat
pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzzaffar, yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008
M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam
beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya
hancur total. Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang
dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan.
Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapus
jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu. Cordova adalah ibu kota pemerintahan, di masa
Bani Umayyah mengalami perkembangan yang pesat. Pada masa pemerintahan Bani
Umayyah di Spanyol, Cordova menjadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini berdiri
Universotas Cordova. Banyak ilmuwan dari Dunia Islam bagian timur yang tertarik
untuk mengajar di universitas ini. Di kota ini terdapat perpustakaan besar yang
mempunyai buku kira-kira 400.000 judul (Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah
7
Islamiyah II, h.293). Pada periode keempat ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari
tiga puluh negeri kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau al Muluk al
Thawaif. Masa ini merupakan masa kekalutan ibukota yang banyak dipergunakan
oleh para amir diberbagai provinsi untuk melepaskan wilayahnya masing-masing dari
kekuasaan khaifah di cordova, yang antara lain 11 berpusat di suatu kota Seville,
Cordova, dan Toledo. Pemerintahan terbesar diantaranya adalah Abaddiyah di Seville.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol kembali memasuki pertikaian internal. Jika
terjadi perang saudara, ada pihak-pihak tertentu yang meminta bantuan kepada rajaraja Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama
kalinya. Akibat fatalnya, kekuatan Islam diketahui mulai menurun.
Walaupun terpecah dalam beberapa negara, pada periode kelima ini, Spanyol
islam masih mempunyai suatu kekuatan yang dominan, yaitu dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibnu Tasyfin di
Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang
berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam
di sana yang tengah berjuang mempertahankan negerinya dari serangan kaum
Nasrani. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil
mengalahkan
pasukan Castilia.
Perpecahan
di
kalangan
raja-raja
Muslim
menyebabkan Yusuf bergerak lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia pun
behasil. Kesuksesan ini ternyata tidak dapat diteruskan oleh penguasa- penguasa
sesudahnya karena mereka adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M,
kekuasaan dinasti Murabithun baik di Afrika Utara maupun di Spanyol berakhir.
Dinasti Muwahhidun muncul sebagai gantinya. Tahun 1146 M penguasa Muwahhidun
yang berpusat di Afrika Utara merebut Spanyol. Muwahhidun didirikan oleh
Muhammad Ibnu Tumart. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota Muslim penting,
Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya untuk jangka
beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan terutama saat pemerintahan
dipegang oleh Abu Yusuf al Mansur. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul
8
mundur. Akan tetapi tidak lama kemudian, dinasti Muwahhidun mengalami
keruntuhan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di
Las
Navas
de
Tolesa.
Kekalahan-kekalahan
yang
dialami
Muwahhidun
meneyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara tahun 1235 M, keadaan Spanyol dan kembali runyam, berada di bawah
penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, Umat Islam tidak mampu
bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M,
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248.
Akhirnya, kecuali Granada, seluruh wilayah Spanyol telah lepas dari kekuasaan
Islam.
Periode terakhir yaitu periode keenam, Kerajaan Granada merupakan
pertahanan terakhir Muslim Spanyol dibawah kekuasaan dinasti Bani Ahmar (12321492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman al
Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah kecil. Umat
Kristem dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Umat Kristen hampir
menguasai seluruh Spanyol. Dan masa ini adalah saat terakhir Islam berkuasa di
Spanyol. Dan masa ini adalah saat terakhir Islam berkuasa di Spanyol. Kekuasaan
Islam yang hanya tinggal pertahanan akhir ini berakhir karena perselisihan orangorang istana dalam perebutan kekuasaan, akhirnya pada tahun 1492 M. Islam
dikalahkan oleh Kristen (Abrari dkk, Sejarah Peradaban Islam, 2016, h.73). Dalam
enam periode sejarah perkembangan Islam di Spanyol, ada banyak juga terdapat
kemajuan Islam di Spanyol yang sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam
bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan
dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak
kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa.
Dalam rentang waktu selama kurang lebih tujuh setengah abad, umat Islam di
Spanyol telah mencapai kemajuan yang sangat pesat, baik dibidang ilmu pengetahuan
maupun kebudayaan. Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat pada masa itu. Hal ini
ditandai dengan banyaknya berbagai figru-figur ilmuwan yang cemerlang
9
dibidangnya masing- masing dan sampai sekarang. Kemajuan peradaban di Spanyol
Islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya sains dunia barat pada abad
pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah guru bagi Eropa.
Adapun kemajuan-kemajuan intelektual yang telah dicapai oleh Islam di Spanyol
antara lain seperti filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian serta bahasa dan sastra.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai Islam di Spanyol ini pun karena
dilatabelakangi oleh beberapa faktor, antara lain :
Adanya penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan umat Islam, seperti abd al-Rahman al- Dakhil, abd al-Rahman-Wasith dan
abd al-Rahman al-Nasir. adanya kebijaksanaan penguasa untuk mempelopori
kegiatan- kegiatan ilmiah oleh penguasa Dinasti Umayyah di Spanyol seperti
Muhammad ibn abd al-Rahman (852-886 M) dan al-Hakam II al- Muntashir (961976 M). Penguasa menegakkan toleransi beragama terhadap penganut agama Kristen
dan Yahudi, sehingga mereka juga ikut dalam mewujudkan peradaban Islam di
Spanyol. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari berbagai komunitas baik agama maupun bangsa sehingga merekea bekerja sama
dan menyumbangkan kellebihannnya masing- maing. Adanya kesatuan budaya Islam.
Meskipun pada saat itu ada persaingan sengit antara Abassiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol tapi para ilmuwan bebas melakukan perjalanan untuk menuntut
ilmu mulaidari ujung Barat wilayah Islam ke ujung timur.
10
PENUTUP
Dari pembahasan tentang Islam dan peradaban Spanyol dapat disimpulkan
bahwa. Pertama, latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol adalah daerah terdekat dari
Afrika Utara dan kerajaan Gothic yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami
kemunduran. Tiga tokoh penting yakni Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu ziyad, dan
Musa Ibnu Nushair telah melakukan ekspansi Islam pada waktu yang tepat.
Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah
mencapai puncaknya saat dibawah kepemimpinan Abd rahman III. Saat itu, Spanyol
mengalami kemajuan peradaban yang menggembirakan, terlebih dibidang Arsitektur.
Meskipun akhirnya Islam harus keluar dari Spanyol, peradaban peninggalam Islam
telah membuat Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Pemikiran filsafat seperti
pemikiran al Farabi, ibnu Sina, ibnu Rusyd, telah membawa Eropa menjadi kawasan
yang maju intelektualitasnya. Adapun kemajuan-kemajuan intelektual yang telah
dicapai oleh Islam di Spanyol antara lain seperti filsafat, sains, fikih, musik dan
kesenian serta bahasa dan sastra.
11
DAFTAR PUSTAKA
Thomson, ‘Ata’ Ur Rahim, Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan,
Jakarta, Gaya Media Pratama, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, PT. Grafindo, 2011.
http://zein1819.blogspot.com/2012/09/proses-masuknya-islam-keandalusia.html?m=1
12