BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam, karena memang seringkali pasien tidak merasakan apa-apa, kalapun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut (Benson, R. & Pernoll, M. L., 2008).
The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2014, sekitar 21.980 kasus baru kanker ovarium akan didiagnosis dan 14.270 wanita akan meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kejadian kista ovarium tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relative.
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Menurut data hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo terdata pada tahun pada tahun 2009 terdata 768 kasus pasien kista endometriosis, dan 25% diantaranya meninggal dunia, dan 70% diantaranya adalah wanita karir yang telah berumah tangga (Nasdaldy, 2009).
Kista ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien. Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit buang air kecil, nyeri panggul, dan nyeri saat senggama serta gangguan menstruasi. Adanya gangguan menstruasi ini menyebabkan masyarakat berpendapat bahwa wanita yang mengalami kista ovarium akan mengalami kemandulan (infertilitas). Hal ini dapat menimbulkan kecemasan pada pasiennya. Hasil penelitian Arsianti (2007) tentang kecemasan pasien kista ovarium yang belum memiliki keturunan mengidentifikasi skala kecemasan pasien kista ovarium bervariasi dari sangat rendah sampai tinggi. Wanita dengan kista ovarium yang memiliki kecemasan rendah sebanyak 6,7%, kecemasan sedang 40%, dan kecemasan tinggi 36,7%. Hal ini menunjukkan subyek penelitian memiliki skor kecemasan yang tergolong sedang ke tinggi.
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada pasien dengan kista ovarium adalah dengan pemberian obat hormonal dan pembedahan. Pada pasien paska pembedahan kista ovarium akan mengalami masalah yang berhubungan dengan nyeri, resiko infeksi, kurang perawatan diri serta sebagai masalah yang mengganggu kebutuhan dasar lainnya. Peran perawat diperlukan untuk mengatasi masalah – masalah, antara lain dengan mengajarkan teknik manajemen nyeri dengan memberikan kompres hangat dan mengajarkan teknik relaksasi yaitu latihan tarik nafas dalam untuk membantu mengurangi rasa nyeri, membantu perawatan luka post operasi dengan teknik aseptik untuk menghindari terjadinya infeksi, membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene untuk memberikan rasa nyaman dan mempertahankan kebersihan tubuh. Tindakan keperawatan yang dilakukan tersebut ialah untuk mencegah terjadinya komplikasi sehingga asuhan keperawatan pada Pasien post operasi kista ovarium dapat dilakukan secara optimal.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
Bagaimana defenisi dari kista ovarium ?
Bagaimana etiologi dari kista ovarium ?
Bagaimana klasifikasi dari kista ovarium ?
Bagaimana tanda dan gejala dari kista ovarium ?
Bagaimana patofisiologi dari kista ovarium ?
Bagaimana web of caution dari kista ovarium ?
Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kista ovarium ?
Bagaimana penatalaksanaan dari kista ovarium ?
Bagaimana komplikasi dari kista ovarium ?
Bagaimana pencegahan dari kista ovarium ?
Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kista ovarium ?
Bagaimana laporan kasus asuhan keperawatan pada pasien kista ovarium ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang kista ovarium.
Mahasiswa dapat menjelaskan dan melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kista ovarium.
Tujuan Khusus
Bagaimana defenisi dari kista ovarium ?
Bagaimana etiologi dari kista ovarium ?
Bagaimana klasifikasi dari kista ovarium ?
Bagaimana tanda dan gejala dari kista ovarium ?
Bagaimana patofisiologi dari kista ovarium ?
Bagaimana web of caution dari kista ovarium ?
Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kista ovarium ?
Bagaimana penatalaksanaan dari kista ovarium ?
Bagaimana komplikasi dari kista ovarium ?
Bagaimana pencegahan dari kista ovarium ?
Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kista ovarium ?
Bagaimana laporan kasus asuhan keperawatan pada pasien kista ovarium ?
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan ilmu tentang penyakit kista ovarium.
Diharapkan dapat memberikan ide-ide dasar dalam bentuk pemikiran baru, dalam hal penerapan ilmu tentang penyakit kista ovarium yang bermanfaat bagi pengkajian dan pemahaman secara teoritis.
Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya yang membutuhkan informasi sehubungan dengan tentang penyakit kista ovarium supaya lebih memahami dengan perubahan-perubahan yang terjadi
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR KISTA OVARIUM
Definisi
Kista adalah kantong berisi caiaran, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam.
Kista dalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahkan setengah cair.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada dinding telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi.
Kista ovarium adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur.
Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh.
Ada beberapa factor pemicu yaitu :
Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya : Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat, zat tambahan pada makanan, kurang olahraga, merokok dan konsumsi alcohol, terpapar dengan polusi dan agen infeksius, sering stress dan zat polutan.
Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Klasifikasi
Kista Non Neoplasma. Disebabkan karena ketidakseimbangan hormone esterogen dan progesterone diantranya adalah ;
Kista Non Fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang didalam korteks
Kista Fungsional
Kista Folikel
Disebabkan karena folikel yang matang menjadi rupture atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
Kista Korpus Luteum
Terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
Kista Tuba Lutein
Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
Kista Stein Laventhal
Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
Kista Neoplasma
Kistoma ovari simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
Kistedenoma ovari musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhannya I elemen mengalahkan elemen yang lain.
Kistadenoma ovari serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium).
Kista endometried. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid.
Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogensis.
Tanda dan gejala
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila mempunyai kista ovarium :
Perut terasa penuh, berat dan kembung
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit BAK)
Haid tidak teratur
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha
Nyeri senggama
Mual, ingin muntah atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :
Nyeri perut yang tajam tiba-tiba
Nyeri bersamaan dengan demam
Rasa ingin muntah
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocareinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LN) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovary, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Faktor Internal
(Genetik, wanita yang menderita kanker payudara, riwayat kanker colon, gangguan hormonal)
WOC
Faktor Eksternal
(Diet tinggi lemak, merokok, minum alcohol)
Gangguan hormon
Gagal sel telur berovulasi
Menghasilakan hormone hiposia abnormal
Penimbunan folikel
Pematangan gagal dan gagal melepaskan sel telur
KISTA OVARIUM
Post Operasi
Pre Operasi
KISTA OVARIUM
Post Operasi
Pre Operasi
Luka operasi
Sirkulasi darah ↓
Kurang informasi
Imobilisasi
Pembesaran ovarium
Kurang pengetahuan
Diskonuitas jaringan
Imunitas tubuh ↓
MK : Cemas
Peristaltik usus ↓
Menahan organ disekitarnya
MK : Nyeri akut
MK : Resti konstipasi
MK : Resiko infeksi
Rasa beban diperut
Pembesaran diameter >10 cm
Tekanan syaraf sel tumor
Mual, muntah
Menekan usus dan anus
MK : Nyeri kronis
Anoreksia
MK : Resti konstipasi
Intake tidak adekuat
MK : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Pemeriksaan Penunjang
Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
Pap smear
Untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya kanker/kista
Penatalaksanaan
Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika dicurigai ganas.
Terapi bedah atau operasi
Bedah tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsikoma, maka tindakan operasi harus dilakukan pada saat itu juga dan harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram tidak terlihat tanda” proses keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan laparoskopi.
Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan laparotomi.
Komplikasi
Perdarahan dalam kista
Biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikit-sedikit yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah atau anemia.
Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
Robek dinding kista
Terjadi akibat trauma seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada waktu berhubungan suami istri
Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak dan nyeri)
Pecegahan
Dengan cara pemeriksaan panggul secara teratur bisa membantu mendeteksi adanya perubahan dalam ovarium, sehingga kista ovarium bisa dideteksi sendiri. Para wanita juga dianjurkan untuk mewaspadai dalam siklus bulanan, termasuk gejala bulanan menstruasi yang tidak biasa, apabila jika kondisi tersebut terjadi selama lebih dari beberapa siklus
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
Keluhan pasien saat masuk rumah sakit
Pasien dengan kista ovarium biasanya mengeluh nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa didaerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti.
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan pasien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah
Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan
Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular
Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium
Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium
Riwayat menstruasi
Pasien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Hygiene rambut
Keadaan rambut
Mata
Sklera : Ikterik/tidak
Konjungtiva : Anemis/tidak
Mata : Simetris/tidak
Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid
Tekanan vena jugularis
Dada
Pernafasan
Jenis pernafasan
Bunyi nafas
Penarikan sela iga
Abdomen
Nyeri tekan pada abdomen
Teraba massa pada abdomen
Ekstremitas
Nyeri panggul saat beraktivitas
Tidak ada kelemahan
Eliminasi, urinasi
Adanya konstipasi
Susah BAK
Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
Nyeri kronis b/d agen pencedera (tekanan syaraf sel tumor) ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
Cemas b/d perubahan besar (status kesehatan) ditandai dengan gelisah
Risiko konstipasi b/d penurunan motilitas traktus gastrointestinal
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis ditandai dengan nyeri abdomen
Post Operasi
Nyeri akut b/d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
Risiko infeksi b/d gangguan integritas kulit
Risiko konstipasi b/d penurunan motilitas traktus gastrointestinal
Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
No.
Dx Keperawatan
NOC
NIC
1.
Nyeri kronis b/d agen pencedera (tekanan syaraf sel tumor) ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan indikator :
Nyeri yang dipertahankan dari skala 3 (cukup) ditingkatkan ke skala 4 (ringan)
Mengerang dan menangis dari skala 3 (sedang) ke skala 5 (tidak ada)
1.Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2.Ajarkan penggunaan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
3.Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
Post Operasi
No.
Dx Keperawatan
NOC
NIC
1.
Risiko infeksi b/d gangguan integritas kulit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan risiko infeksi teratasi dengan indikator :
1. Mempertahankan lingkungan yang bersih dari skala 2 (jarang menunjukkan) ke skala 4 (sering menunjukkan)
2. Mencuci tangan dari skala 3 (kadang-kadang menunjukkan) ke skala 5 (secara konsisten menunjukkan)
1. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka, dengan tepat
2. Periksa luka setiap kali perubahan balutan
3. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran dan tampilan
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan kepada pasien.
Evaluasi
Mengevaluasi respon pasien setiap tindakan keperawatan dan evaluasi hasil dilakukan di akhir tindakan untuk mengetahui/mengevaluasi keberhasilan tindakan.
3