PEMBUATAN SHAMPOO MENGGUNAKAN BASIS CARBOPHOL DENGAN PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EKSTRAK WORTEL (Daucus carota L.)
Afina1, Ana Kartika2, Devon S Buyantoro3, Oki Pramestiyan4, Yayah Inayah5.
Email :
[email protected]
1-5Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi
Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax (0283) 6197570
ABSTRAK
Pemanfaatan bahan alam sebagai obat dan kosmetik di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang sejak bertahun-tahun yang lalu. Wortel merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan kosmetik. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan sediaan shampo menggunakan zat aktif yang terkandung dalam wortel. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96 % sebagai pelarut yang kemudian cairan maserasi diuapkan menggunakan waterbath sehingga diperoleh ektrak kental wortel yang kemudian diformulasikan untuk membuat shampoo. Evaluasi sediaan lipstik yang dilakukan meliputi uji tinggi busa, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas dan uji organoleptic. Sediaan shampoo yang dihasilkan mudah dituang, berwarna kuning muda homogeny dan jika pemakaian lebih banyak menghasilkan busa yang banyak juga dan lembut dengan nilai pH 5.
Key Word : wortel, shampo, ekstrak, carbophol, Daucus carota L.
PENDAHULUAN
Lebih dari 60 persen populasi di dunia mengalami permasalahan rambut berketombe. Di Indonesia sendiri, angkanya lebih tinggi karena iklim tropis,polusi, kebiasaan hidup, serta penggunaan penutup kepala seperti jilbab maupun helm yang dapat memengaruhi permasalahan kulit kepala selaku media pertumbuhan rambut. Gangguan kulit kepala seperti sensitif, berminyak dan berketombe, yang mengganggu pertumbuhan rambut secara normal seringkali terjadi. Kerontokan rambut pun menjadi permasalahan kulit kepala lebih serius. Kesadaran untuk merawat kulit kepala memang tidak setinggi kesadaran untuk merawat kulit wajah. Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh. Rambut memegang peranan penting bagi setiap manusia, hal ini disebabkan karena rambut dapat mempengaruhi penampilan seseorang (Wasiaatmadja, 1997). Jumlah rambut pada kepala manusia sekitar 100.000 helai (Djuanda, dkk., 2006).
Walaupun rambut memiliki siklus kerontokan yang alami, namun bagi sebagian orang kerontokan masih menjadi hal yang mengkhawatirkan. Rontoknya rambut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti usia, gangguan hormon, kehamilan, pemakaian obat, paparan sinar matahari secara terus- menerus, dan gaya hidup (Djuanda, dkk., 2006). Untuk mengatasi per- masalahan pada rambut, maka diperlukan perawatan yang ekstra seperti pemakaian shampo, hair tonic, hair mask, hair oil, vitamin, dan lainnya.
Shampo adalah salah satu sediaan semisolid yang merupakan produk topikal yang dimaksudkan untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk memberikan efek lokal dan kadang-kadang sistemik. Sampo adalah sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan sipemakai (Visvanattan, 2007). Beberapa tanaman telah dikembangkan untuk mengatasi masalah pada rambut, salah satunya adalah wortel, Wortel tidak hanya baik bagi tubuh ketika dikomsumsi, faktanya wortel memiliki beragam kandungan seperti vitamin A dan beta karoten yang bermanfaat bagi perawatan rambut dan menguatkan akar rambut. Karoten memberikan karakteristik warna jingga pada wortel (Suojala, 2000). Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin C dan mineral (Pohan, 2008). Wortel ini juga kaya akan vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, dan antioksidan (Sunanto, 2002).
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan berupa alat-alat gelas, mortar dan stemper, timbangan analitik gram dan milligram, kertas perkamen, stik pH, dan viscometer.
Bahan-bahan yang digunakan meliputi ekstrak wortel, carbopol, SLS, TEA, propilenglikol, nipagin, nipasol, Na2EDTA, Oleum Rosae dan aquadest.
PROSEDUR PENELITIAN
Pembuatan Ekstrak
Pada proses ekstraksi wortel, sebanyak 100 gram serbuk kering ditimbang dan diekstrak dengan cara maserasi. Serbuk wortel diekstrak selama 6 jam dengan menggunakan pelarut etanol 96%, dimana perbandingan bahan dan terhadap pelarut adalah 1:10. Setelah diekstrak, bahan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh fltrat (sari). Selanjutnya fltrat diuapkan dengan rotary evaporator (penguap berputar) pada suhu 40°C kemudian dipekatkan kembali menggunakan waterbath pada suhu 80oC hingga diperoleh ekstrak kental wortel
Pembuatan Shampoo
Carbopol yang sudah ditimbang dileburkan diatas air panas hingga mengembang, kemudian larutkan nipagin dan nipasol dalam propilen glikol (campuran 1), larutkan lagi Na2 EDTA (campuran 2), larutkan SLS dengan air hangat (campuran 3), setelah semua bahan larut kemudian campurkan antara campuran 1,2,3 kedalam carbopol yang sudah mengembang, kemudian gerus ad homogen, setelah tercampur tambahkan ekstrak wortel gerus kembali sampai tercampur, setelah itu tambahkan oleum rosae dan tea gerus kembli hingga homogen. Setelah semua bahan tercampur dengan rata kemudian sediaan dievaluasi meliputi uji organoleptic, pH, homogenitas, viskositas, dan uji tinggi busa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tabel.1. Hasil Evaluasi Shampo
Evaluasi
Parameter
Kriteria
Hasil
Organolepts
Bau : khas oleum rosae
Warna : orange
Tekstur dan bentuk : lembut, semi solid
Bau : khas oleum rosae
Warna: orange
Tekstur dan bentuk: lembut, semi solid
PH
5 – 6
5
(Rowlins, 2003)
Uji Tinggi Busa
Sebelum 5 menit : 5cm
Setelah 5 menit : 3cm
Sebelum 5 menit : 5cm
Setelah 5 menit : 3cm
Homogenitas
Homogen
Homogen
Viskositas
12 Rpm : 52,7%
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan Shampo dari ekstrak wortel. Shampo merupakan salah satu hair care yang banyak digunakan oleh masyarakat luas. Shampo adalah suatu sediaan yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental, dan bahan tambahan lainnya. Shampo mempunyai fungsi untuk membersihkan kotoran yang ada pada kulit kepala yang melekat sehingga faktor daya bersih (clearsing ability) merupakan suatu hal yang penting dari produk shampo.
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk dapat melihat sifat fisik dari ekstrak wortel untuk shampo dengan basis gel. Bahan – bahan yang digunakan yaitu SLS, Oleum Rosae, Ekstrak wortel, Propilenglikol, Nipagin, Nipasol, Na – CMC, Aquadest, Na2 EDTA, dan TEA.
Sistematika Tanaman Wortel
Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-Divisi
: Angiospermae
Klas
: Dicotyledonae
Ordo
: Umbelliferales
Famili
: Umbelliferae (Apiaceae)
Genus
: Daucus
Spesies
: Daucus carrota L.
Nama Inggris wortel adalah carrot dan memiliki beberapa cultivar, diantaranya adalah kuroda, pusaka, ideal, red judy, dan red sky ( Susila, Anas. D, 2006 ). Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman wortel memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, serat, gula alamiah, pektin, glutatin, asparaginin, geraniol, flavonoida, pinena, limonena dan beta karoten.
Pembuatan Shampo dari Ekstrak Wortel
Dilakukan dengan cara Karbopol ditaburkan diatas air panas hingga mengembang. karbopol digunakan sebagai bahan pengental. Digunakannya karbopol sebagai pengental karena karbopol mempunyai sifat alir, serta struktur dari karbopol dapat memperkuat dinding sediaan dan memperlambat kecepatan alir dari shampo.
Kemudian melarutkan nipagin dan nipasol dalam propilenglikol (Camp.1), bahan pengawet yang digunakan dalam formulasi ini yaitu nipagin dan nipasol. Digunakan pengawet nipagin dan nipasol secara bersama karena akan meningkatkan efektifitas kerja bahan pengawet lebih baik. Selain itu jenis pengawet ini anti mikroba dalam produk kosmetik. Propilenglikol digunakan sebagai pelarut karena propilenglikol merupakan jenis pelarut yang lebih baik dari gliserin.
Dilarutkan Na2EDTA dengan aquadest (Camp.2), Na2 EDTA. Pengkelat pad formulasi shampo digunakan untuk mengikat logam – logam yang ada pada air dan bahan lainnya yang dapat mencegah berkurangnya efektifitas surfaktan (Faizatun, 2008). dilarutkan SLS dengan air hangat (Camp.3).SLS merupakan surfaktan anionic, berfungsi sebagai detergen , agen pengemulsi, penetran kulit serta sebagai agen pembasah (Rowe dkk.,2015) Setelah itu ditambahkan Camp.1 + Camp.2 + Camp. 3 dalam karbopol yang sudah mengembang aduk sampai homogen, ditambahkan esktrak serta oleum rosae dan TEA gerus sampai homegen dan diadkan sampai 135 ml.Fungsi penambahan TEA yaitu sebagai agen pembasah dan sebagai agen pengemulsi (Rowe dkk.,2015).
Shampo merupakan salah satu sediaan kosmetik yang dimaksudkan untuk tujuan keramas, shampoo memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu dapat menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit dan kotoran lain dari rambut. Kulit kepala ataupun rambut akan menjadi bersih,lembut, mudah diatur dan berkilau apabila setelah melakukan keramas dengan shampoo (Saraswati dan Putriana, 2017).
Uji Sediaan Fisik Shampo
Uji Organoleptis
Pengamatan organoleptis dilakukan secara visual yang meliputi bentuk, warna dan bau. Hasil yang diperoleh yaitu Bau khas oleum rosae, Bentuk semi solid, warna orange (Mahataranti dkk.,2012).
Uji Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan syarat tidaknya partikel kasar yang terdapat dalam sediaan . Hasil uji yang dilakukan sediaan shampoo adalah homogen. (Kuncari, 2014)
Uji pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Dengan cara mengambil shampoo sebanyak 1 gram, lalu dilarutkan ke dalam 10 ml aquades aduk hingga homogeny. Dilanjutkan dengan memasukan pH meter kedalam gelas beaker. Kemudian diamati pH sediaan, syarat pH berkisar antara 5-6. Hasil sediaan yang diperoleh memiliki pH 5 (Rowlins, 2003).
Uji Tinggi Busa
Pengukuran tinggi busa dapat dilakukan dengan menyiapkan sediaan shampo sebanyak 0,1 gram, dilarutkan ke dalam 10ml aquadest. Larutan dimasukkan ketabung reaksi diberi penutup dan dipastikan rapat. Kemudian dikocok selama kurang lebih 20 detik hingga timbul busa. Busa yang dihasilkan kemudian diukur ketinggiannya (Sitompul dkk.,2016). Hasil uji tinggi sediaan shampoo memenuhi persyaratan apabila tinggi busanya yaitu 1,3-22 cm. Hasil yang diperoleh sebelum 5 menit 5 cm, dan setelah 5 menit 3 cm, memnuhi persyaratan (Wilkinson, 1982).
Uji Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan cara sampel dimasukkan dalam beaker glass kemudian dinyalakan viscotester dan diatur rotor dan berapa Rpm. Pada 12 Rpm yaitu 52,7%. Hal ini menunjukan semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi viskositasnya. (Martin, 1993)
KESIMPULAN
Evaluasi sediaan shampoo memenuhi persyaratan yang disyaratkan baik uji organoleptis, uji homogenitas, uji Ph, uji tinggi busa, dan uji viskositas.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A., Hamzah, M.,Aisah, S. 2010. Ilmu PenyakitKulitdanKelamin. Edisi KeLima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.303-304
Faizatun,dkk., 2008. Formulasi Sediaan Shampo Ekstrak Bunga Charyophlli dengan Hidroksi Propilen Metil Selulosa Sebagai Pengental. Jurnal Kefarmasian Indonesia.
Kuncari, 2014. A-Z tentang kosmetik, PT Elox Media komputindo, Jakarta
Mahataranti, N., I.Y. Astuti, dan B. Astriningdhiani, 2012. Formulasi Shampo Antiketombe Ekstrak Etanol Seledri (Aphium graveolens L) dan Aktivitasnya terhadap Jamur Pityrosporum ovale. Pharmacy Vol 09 N0.02. 09(02):128-138
Martin,A.,J. Swarbrick, A Cammarata, 1993. Farmasi Fisik. (Ed.3)
Rowe, R.C.,. Sheskey, P.J., & Quinn, M.E. 2015. Handbook of Pharmaceutical Excipient (6thed).
Rowlins, 2003. A-Z Daftar Tanaman Obat Ampuh Di Sekitar Kita. Jogjakarta: FlashBooks).
Saraswati, A. R. dan N.A. dan Putriana, 2017. Formulasi Shampo Anti Ketombe dan Anti Kutu Rambut dari Berbagai Macam Tanaman Herbal. Farmaka 15(1):248-261.
Sitompul, M. B., P. V., Yamlean, dan N. S. Kojong, 2016. Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Sampo Antiketombe Ekstrak Etanol Daun Almanda (Allamanda Cathartica L.) tehadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Secara in Vitro. Pharmacon. 7(2);123-124
Sunanto, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Suojala, 2000. Macam-macam vitamin dan fungsinya dalam tubuh manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(1):40-47
Susila, Anas. D, 2006. Toksisitas Akut Sari Wortel (Daucus corota) Kajian Terhadap Organ Lambung, Hati, dan Ginjal pada Mencit Putih Galur Balb/C. Skripsi. Yogyakarta:Farmasi Sanata Dharma
Visvanathan, C. 2007. Shampoo Production, asian institute of technology School of environment, resources and development. Thailand: Environmental engineering and management program.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Wilkinson, 1982. Harry’s Cosmeticology 7th Edition. London :George Godwin