FILSAFAT ILMU
(Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Filsfat Ilmu Semester Ganjil)
OLEH:
ANNISA WIDYANI
1844041026
KELAS B
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
BAB 1
IBU DARI ILMU PENGETAHUAN
Nalar peradaban Manusia
Filsafat ilmu dan pengetauan adalah dua produk dan nalar peradaban manusia yang saling berkaitan erat. Manusia menjalankan amanah sebagai khalifa dan abdi allah,selain olaeh agama, ia dituntun oleh filsafat dan ilmu pengetahuan. Keduanya, baik filsafat maupun ilmu berubungan sebagai ibu dan anak.
Filsafat adalah mother of science (ibu dari ilmu pengetauan) demikianlah para ahli ilmu pengetahuann menggambarkannya. Karena melalui positivisme yang dikembangkan pada abad ke-19, oleh Auguste Comte, ilmu pengetahuan dilahirkan dan dibesarkan. Ilmu pengetahuan modern pun mendapatkan fondasi filsafat yang kokoh dan menjadi paradigma. Comte adalah seorang ilmuan dari prancis yang dijuluki sebagai “bapak sosiologi”. Dia dikenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial.
Sementara anak dari ilmu pengetauan adalah teknologi. Ilmu pengetauan menpercepat dewasanya teknologi, yang kini membuat manusia berada di era informasi.
Ciri berfikir kefilsafatan
Filsafat dalam hal ini sebagai objek formal, sementara ilmu pengetauan itu sendiri sebagai objek material. Filsafat memiliki banyak pengertian, namun secara sederhananya dimengerti sebgai Cinta kebijaksanaan sebuah definisi yang diambil dari arti etimologis philo dan sophia.
Filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri, filsafat adalah sistem pemikiran dan cara berfikir yang terbuka, baik dipertanyakan maupun dipersoalkan kembali (keraf dan Dua, 2011 : 14).
Hal ini pula yang dicontokan oleh socrates di era yunani dengan menggunakan metode pembidanan (meaeutic). Karena pendekatan filosofis maka prinsip dan ciri berfikir kefilsafatan harus dipenuhi, karakteristik berfikir kefilsafatan (filosofis) antara lain :
Holistik-Komprehensif
Menggunakan ilusi lima orang buta yang bertengkar mengenai bentuk kuda, dimana yang nomor satu mengatakan kuda berkaki dua,bertapal dan memiliki ringkikan yang keras. Demikian seterusnya karena kebutaan dan pengetahuan terbatas atas kuda, masing-masing memiliki pengetahhuan yang tak lengkap. Berfikir holistik adalah kumpulan pemahaman lima orang itu, sehingga mampu mengetahui kuda dengan utuh.
Lorens Bagus (1996 : 293) Dalam kamus Filsafat menyatakan Holistik adalah upaya menyatakan fenomena dalam kaitan dengan fungsi (maksud,kegiatan) dari suatu keseluruhan ( bentuk,totalitas,kesatuan) yang menjadi prinsip penuntun bagian-bagiannya. Pada poin berikutnya, Bagus mendefinisikan istilah holistik sebagai upaya menjelaskan kegiatan bagian-bagian dari suatu keseluruhan dalam kaitan dengan fungsi keseluruhan itu.
Menurut Louis O Kattsoff (1996: 12) perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai dunia dan filsafat itu sendiri.
Radikal
Hakikat terdalam objek kajian filsafat harus difahami bukan hanya keseluruhannya (holistik) Dalam konteks ilmu, tidak begitu saja kita terima hasil suatu kajian keilmuan, namun kembali mempertanyakan konsep dasar suatu keilmuan,prinsip kebenarannya, metodologi memperoleh suatu teori keilmuan, dan seterusnya.
Spekulatif
Penalaran filosofis adalah hasil refleksi filsafati yang spekulatif sifatnya. Disebut spekulatif karena merupakan produk dari refleksi filsafati seorang filosof, berbeda juga halnya dengan ilmu pengetahuan yang diproduk oleh metodologi ilmu pengetahuan yang terukur, refleksi filosofis sifatnnya terbuka, liar dan tak terbatas.
Metodis dan Sistematis
Sistematisisnya pun harus dibuat sedemikian rupa, seingga ada ketertarikan satu sama lain dengan urutas yang tepat membentuk pola penalaran filosofis. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pola penalaran yang tidak runtut atau melompat (jumping conclusion).
Universal
Bahwa apa yang diperbincangkan dalam filsafat adalah sesuatu yang mengarah kepada realitas keidupan manusia secara keseluruhan.
Rasional-Logis
RasionalismeI berarti masuk akal. Istilah ratio sendiri berarti akal budi. Menurut Lorens Bagus (1996: 928) ada tiga definisi rasional yaitu :
Secara umum,Menunjukkan pada cara pengetahuan diskursif, konseptual yang khas manusiawi
Dalam arti khusus, rasional berarti konklusif, logis, metodik;
Dicirikan rasio, dapat dipahami, cocok dengan rasio, dapat dimengerti, ditangkap, masuk akal, melekat pada sifat-sifat pemikiran seperti konsistensi, koherensi, teratur dan struktur logis.
Tugas filsafat ilmulah menguji bagaiman proses terbentuknya ilmu pengetahuan. Filsafat ilmulah sang pengadil, Hakim, layak tidaknya suatu tema, klasifikasi dan kumpulan pengetahuan disebut ilmu A, B atau C. Selain itu, ikut serta mendewasakan, mematangkan ilmu pengetahuan itu, memberi petunjuk standar mengenai etika dan metodologi keilmuan itu sendiri secara mendasar. Bahkan, filsafat ilmu pula yang mendorong lahirnya ilmu pengetahuan baru yang memang sangat dinamis perkembangannya.
Pra- pengetahuan dan Pengetahuan
Ketika manusia memikirkan sesuatu yang abstrak, penalarannya menerawang tanpa batas. Namun untuk melakukan itu semua dibutuhkan apa yang disebut pra-pengetahuan sebagai titik pijak, dalam hal ini posisi pra-pengetahuan adalah a-priori.
Dalam proses pengetahuan hakikatnya manusia menyadari bahwa dirinya mengetahui sesuatu. Disadari betul bahwa pengetahuannya terbatas, kesadaran akan keterbatasan pengetauan itu disebut metode transendental (Adelbert Snijders, 2006: 13).
Metode transedentel diperkenalkan oleh E Coreth. metode transendental adalah bertanya tentang syarat-syarat dan pra-pengetahuan yang memungkinkan manusia bertanya. Kesadaran akan keterbatasan pengetahuan hanya mungkin karena adanya pra- pengetahuan yang bersifat tidak terbatas (Adelbert Snijders, 2006: 13).
Kenneth T. Gallagher (2001: 23) menyebut pengetahuan sebagai sesuatu yang tidak dapat di definisikan. Pengetahuan adalah sui generis (berhubungan dengan yang paling sederhana dan paling mendasar). Mengetahui merupakanperistiwa paling dasar dan tidak dapat direduksikan, tidak dapat dijelaskan dengan istilah apapun.
Namun dalam pendekatan kaum eksistensialis, pengetahuan manusia sebagaimana dikatakan oleh Martin Heidegger adalah a-letheia. Pengetahuan adalah pernyataan diri dari ada. Melalui pengetahuanlah manusia mengetahui ada (Gallagher, 2001: 25)
Ditinjau dari garis proses dan metodenya, pengetahuan dibedakan menjadi pengetahuan pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang belum daat dapat atau tidak dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sementara pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah dan tela dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Lorens Bagus, 1996: 806).
Menurut polanya pengetahuan dibedakan menjadi empat model, keempat pola ini saling terkait erat dan meneguhkan satu sama lain sampai pada pengetahuan yang paling sempurna dan benar (Keraf dan Dua, 2011: 33).
Tahu bahwa, adalah pengetahuan tentang informasi tertentu dan informasi itu benar. Sebagai sebuah data atau informasi awal,
Berikutnya adalah Tahu Bagaimana. Setelah tahu bahwa manusia yang belajar akan tahu bagaimana melakukan sesuatu itu. Pengetahuan teknik masuk disisni karena menyangkut keterampilan atau kemahiran melakukan sesuatu.
Tahu Akan adalah prediksi berdasarkan sebab yang dialami atau dilihat. Misalnya jika anda punya penyakit magh, memakan lada atau makanan asam pasti akan sakit. Kenapa? Karena diketahui sebab awal bagaimana akan terjadinya penyakit magh itu.
Ketiga pengetahuan model ini bersifat singular, yaitu hanya berkaitan dengan objek khusus tertentu. Meski pada tingkat tertentu ada generalisasi,npengetahuan selalu berkaitan dengan objek khusus tertentu yang dikenal pribadi (Keraf dan Dua, 2011: 35).
Tahu mengapa terkait dengan sebab dan penjelasan mengenai sebab itu secara mendalam dan kritis.
Keraf dan Dua (2011 : 39) . menggambarkan pola hubungan pengetahuan akan, bahwa, mengapa, dan bagaimana sebagai berikut :
TAHU AKAN
TAHU BAHWA
TAHU MENGAPA
TAHU BAGAIMANA
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dalam bahasa inggris disebut science, bahasa latin scientia sementara dalam bahasa yunani adalah episteme. Berbeda halnya dengan pengetahuan, ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan ide yang mengacu kepada objek yang sama dan saling berkaitan secara logis. Ilmu pengetahuan juga berbeda dari sisi metodologi yang dikenal dengan istilah metode ilmiahn (Lorens Bagus, 1996: 307-308)
Definisi Filsafat Ilmu
Stephen R. Toulmin (1982: 376). Filsafat ilmu mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah, prosedur observasi, pra anggapan metafisis.
The liang Gie (2004; 61). Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menjadi landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM (1996;44). Filsafat ilmu adalah penyelidikan filosofis tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya.
Suparlan Suhartono (2005; 22-23). Filsafat ilmu dapat dipahami melalui empat pertanyaan filosofis yaitu; pertama, Apakah ilmu pengetahuan itu? Kedua, mengapa ilmu pengetahuan itu ada? Ketiga, Bagaimana ilmu pengetahuan itu berada? Keempat, kemana atau untuk apa ilmu pengetahuan itu?.
Rizal Mustansir dan Misnal Munir (2001; 49-50). Menyatakan bahwa filsafat ilmu itu cakupan bahasannya meliputi; 1) komparasi kritis sejarah perkembangan ilmu, 2) sifat dasar ilmu pengetahuan, 3) metode ilmiah, 4) praanggapan-praanggapan ilmiah, 5) sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Sudut Pandang Filsafat Ilmu
Conny R. Semiawan et al. (2002; 43-44). Pertama, filsafat itu sebagai perumusan pandangan dunia yang konsisten dengan, dan beberapa pengertian di dasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting. Kedua, filsafat ilmu adalah sebuah eksposisi dari presupposisition dan predispositions dari para ilmuan. Filosof ilmu mungkin mengemukakan bahwa para ilmuan menduga alam tidak berubah-ubah, dan terdapat suatu keteraturan dialam, sehingga gejala-gejala alam yang tidak begitu kompleks cukup didapat dari penelitian. Ketiga, filsafat ilmu itu adalah suatu yang disiplin yang didalamnya konsep-konsep dan teori-teori tentang ilmu di analisi dan diklasifikasikan. Pandangan Keempat, menilai bahwa filsafat ilmu sebagai patokan tingkat kedua (second order criteriology).
Objek kajian dan cara kerja filsafat ilmu
Filsafat ilmu memiliki wilayah dan objek kajian yang khusus. Wilayah dan objek kajiannya (objek material) adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. Fokusnya lebih kepada metodologi dan hubungan ilmu pengetahuan yang merupakan produk dari penalaran logis dan imajinatif dengan masyarakat, baik itu dari segi ekonomi, politik, etika, maupun terkait dengan kehidupan manusia itu sendiri (Tim Dosen 1996; 24).
Gagasan ilmu pengetahuan bebas nilai karena kelahiran awalnya untuk melawan agama. Comte menyebutnya sebagai agama positif, manusia yang hidup dengan agama positif akan mencapai kemajuan dan kebahagiaan. Disisi lain, dominasi agama (gereja) pada saat itu melahirkan belenggu pemikiran yang meyebabkan perlawanan keras pada filosof dan ilmuwan yang menginginkan kebebasan berfikir. Untuk itu semangat nilai bebas digaungkan, sesuatu yang kini mengalami anomali. Karena faktanya ilmu pengetahuan bukan untuk ilmu pengetahuan itu sendiri, ilmu pengetahuan terkait dengan kepentingan. Jika ilmuawan tidak membekali diri dengan etika maka hancurlah alam kecil ini.
Dari segi model pendekatannya filsafat ilmu dibedakan menjadi filsafat terapan dan murni. Filsafat ilmu terapan mencakup pokokpikiran kefilsafatan yang melatar belakangi pengetahuan normatif dunia ilmu. Filsafat ilmu murni yaitu mengarahkan kasjiannya secara kritis dan eksploratif terhadap materi kefilsafatan, membuka kemungkinan munculnya pengetahuan normatif yang baru.
Membandingkan ilmu pengetahuan dan Filsafat Ilmu
Menurut Burhanuddin Salam seperti dikutip oleh Amsal Bakhtiar (2004); 18-19). Persamaan dan perbedaan filsafat dan ilmu sebagai berikut ;
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya hingga ke akar-akarnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya
Keduanya hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang bergandengan
Mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya.
Adapun perbedaanya sebagai berikut:
Objek material filsafat itu bersifat universal, yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) bersifat partikular (khusus) dan empiris.
Objek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat nonfragmentaris, sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif.
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjol daya spekulasi,kritis dan pengawasan. Sedangkan ilmu harus diadakan riset lewat pendekatan trial and error.
Filsafat memuat pertanyaan yang jauh dan mendalam, sedangkan ilmu bersifat diskursif yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, mutlak dan mendasar, sedangkan ilmu menunjukkan lebih dekat dan sekunder.
BAB 2
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Pendekatan Historis-Tematis
Dalam mempelajari filsafat ilmu, ada dua pendekatan yang umumnya dipergunakan. Pertama dengan menggunakan pendekatan historis, kedua menggunakan pendekatan tematis. Dengan pendekatan Historis, dapat dipahami bagaimana tumbuh kembangnya filsafat ilmu dan aliran-aliran sepanjang sejarah ilmu pengetahuan berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan itu sifatnya bertahap, setiap tahap menyiapkan podasi kokoh bagi perkembangan berikutnya. Suatu fakta historis yang unik dan menunjukan runtutan sejarah yang tak terpisah satu sama lain sumbangsihnya. Itulah rangkaian peradaban manusia yang harus dihormati dan diakui dengan jujur. Bukan dihapus dan diakui dengan malu-malu sebagaimana yang dilakukan ilmuwan barat selama ini.
Sementara dalam perkembangan tematis, fokus kajiannya lebih kepada tema dan isu besar dalam filsafatn ilmu. Kedua pendekatan ini adalah kelebihan dan kekurangannya.
Fase Perkembangan
Jika dilacak secara historis, sesungguhnya ilmu pengetahuan sudah ada semenjak manusia membangun peradabannya. Ketika kita berbicara ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah, sesungguhnya sudah ada semenjak manusia berfilsafat. Namun, pada saat itu ilmu pengetahuan merupakan bagian tak terpisahkan dari filsafat.
Begitulah manusia belajar dan membangun kebudayaannya hingga puncaknya yang tertinggi, kemudian kita kenal dengan peradaban.
Fase Mitologis
Adalah masa dimana manusia menjadikan mitos sebagai pengetahuan dasarnya dalam memahami kehidupan. Dalam hubungannya dengan yang maha (tuhan) manusia pada saat itu menggunakan simbolisasi yang sederhana dalam hal keyakinan agama, menurut kajian antropologi agama, di era ini manusia baru pada tahap keyakinan animisme,dinamisme, dan politeisme.
Jadi, pada fase mitologis pengetahuan manusia adalah mitos. Itulah pengetahuan pra ilmiah yang ada dan berkembang pada saat itu. Fenomena alam, manusia dan lingkungan selalu dilihat dari sisi mitos, jika ada yang sakit selalu disembuhkan dengan mantra-mantra. Demikian halnya ketika terjadi bencana alam, dipahami bahwa atau yang maha (Tuhan) sedangan murka.
Pada fase mitologis setidaknya ada bebrapa ciri umum : pertama, pengetahuan tentang kehisupan berdasarkan pengalaman keseharian. Kedua, pengetahuan yang berdasarkan pengalam itu diterima sebagai fakta tanpa sikap kritis, bahkan selalu dihubungkan dengan mitos. Ketiga, manusia sudah menemukan konsep abjad dan sistem bilangan alam. Keempat, manusia memiliki kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang berdasarkan sintesa dari hasil abstraksi yang dilakukan. Kelima, sudah ada kemampuan meramal suatu peristiwa yang didasarkan pada peristiwa sebelumnya.
Fase Logos
Fase ini ditandai dengan mulai dirumuskannya apa itu pengetahuan, kebenaran dan alat untuk mencapai pengetahuan sejati. Fase dimana filsafat yunani berkembang hingga lahirnya agama kristen. Banyak sekali filosof terkemuka yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan awal. Utamanya dua maha guru filosof Plato dan Aristoteles.
Bapak para filosof berasal dari yunani yaitu Thales (624-548 SM). Dialah filosof pertama yang mempersoalkan asal muasal alam semesta (Arkhe) yang Thales jawab sendiri berdasarkan dari air. Meski tentu Thales sendiri tidak sepenuhnya radikal karena setelah ucapannya bahwa asal-muasal alam adalah air, Thales menegaskan bahwa dunia ini penuh dengan Dewi-dewi.
Murid dari plato yang sangat terkenal adalah Aristoteles. Dalam filsafat Aristotelian yang dikembangkan lebih lanjut oleh Boethius, abstraksi itu ada hierarkinya, mulai dari fisik, matematik dan metafisik. Aristoteles pula yang menjadi bapak Logika. Logika adalah hukum berpikir yang mengajarkan bagaimana caranya menarik kesimpulan yang sahih.
Aristoteles sendiri membagi logiga kedalam tiga bagian, mempertimbangkan, menarik kesimpulan atau membuktikan atau menerangkan. Aristoteleslah yang meletakkan konsep Psikologi dan Biologi dengan cukup baik hingga saat ini. Sebagai anak seorang dokter terkemuka di zamannya, Aristoteles sangan induktif. Jadi, bukan hanya pendekatan dedukatif, dengan logikanya, Aristoteles juga seorang yang sangat mementingkan pengalaman, informasi dan panca indera.
Ilmu Dalam Peradaban Romawi
Menjelang berakhirnya priode pra- kristen, kekaisaran romawi mencapai dominasi atas seluruh dunia mediterani. Romawi memunculkan pradoks bagi para sejarawan ilmu. Peradaban ini begitu canggih dan nyata-nyata modern dalam politik dan personalitasnya, begitu gemar mempelajari disiplin hukum, sangat progresif dalam teknologi perang negara dan kesehatan publik. Sepertinya romawi lebih fokus dengan hukum, teori perang dan kebijaksanaan publik.
Ada dua ilmuwan yang sangat besar yang hidup saat pemerintahan marcus aurelius pada abad kedua masehi, namun keduanya adalah bangsa yunani. Galen dari pergamon, menyintesiskan dan memajuan studi kedokteran, anatomi dan fisiologi. Ptolemeus dari Alexandria, membawa astronomi matematis yang mendekati kesempurnaan klasik dan juga mencoba membawa pendekatan matematis dan ilmiah menuju ilmu sosial empiris yang paling awal, serta prediksi astrologi.
Dua aliran terkemuka yaitu Stoisisme dan Epikureisme, dan amanat yg ditawarkan keduanya untuk menjadi manusia bijaksana, yaitu mengagungkan pengunduran diri (resignation) dan mengajarkan kebahagiaan. Walaupun demikian, aliran yang belakangan mampu menghasilkan subuah mahakarya ilmu yang spekulatif, De rerum natura (tentang akikat benda-benda), karya lukretius (satu abad sebelum masehi) amanat dari penjelasan-penjelasan otomistiknya atau fenomena ialah bahwa roh-roh bersifat immaterial hanya merupakan fiksi yang berfungsi untuk menanamkan ketakutan dan kepatuhan dikalangan orang banyak yang mempercayai takhayul (Ravertz 2009; 14-15)
Fase Teologis (Abad 2 M-12 M)
Sejarah Gereja
Dimulai dengan dominasi gereja atas filsafat dan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan sebutan zaman scholastik. Adagium yang berkembang adalah iman dahulu baru berfikir. Kriteria kebenaran seutuhnya ada dalam gereja, sebagai kekuatan iman dan politik kenegaraan, gereja menjelma menjadi institusi yang kuat dan dominan dalam menentukan suatu kebenaran. Sebagai penggembala domba-domba (umat) gereja tentu berkepentingan untuk membimbing dan mengarahkan umatnya sesuai dengan ajaran dan kebenaran yang diyakini.
Sejarah Umat Islam
Secara umum, zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan banyaknya agamawan yang menekuni ilmu pengetahuan. Apalagi di dunia islam, para ulama yang ahli ilmu agama juga ahli dalam ilmu pengetahuan. Di zamannya, para ulama menguasai ilmu dengan begitu luas dan mendalam, sangat ensiklopedis. Misalnya, Al-Ghazali yang menulis bidang ilmu dari mulai fiqih, filsafat, tasawuf, dan bidang ilmu lainnya.
Pada zaman bani umayyah, 8 abad sebelum Galileo Galilei dan Copernicus, telah ditemukan cara pengamatan astronomi. Dilakukan penerjemahan berbagai karya yunani, dimana khalifa Al-makmun mendirikan rumah kebijaaksanaan, Bait Al-Hikmah, pada abad 9 masehi yang dipimpin oleh filosof muslim pertama, Al-Kindi.
Al-makmun yang berkuasa dari tahun 813 hingga 833. Menjadi penggerak utama dibalik prestasi-prestasi besar dalam kecendekiawan muslim abad pertengahan. Dalam ikhtisar para pemikir muslim dan arab abad ke 10 karangan ibnu Nadim, dikatakan bahwa daya intelektual khalifa mustahil bisa disebut satu-persatu, saking banyaknya.
Al-khawarizmi penulis dan penemu aljabar pada tahun 825 M, yang menjadi buku standar pembelajaran matematika dasar beberapa abad lamanya di eropa. Ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa (aristhmetics) yang menjadi pembuka jalan penggunaan cara desimal di eropa untuk menggantikan tulisan romawi.
Omar Khayam (1043-1132). Beliau seorang penyair, sekaligus ahli perbintangan dan ahli matematika telah menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga, pemecahan berdasarkan planementri dan potongn-potongan kerucut.
Dibidang ilmu kedokteran muncul nama-nama terkenal seperti Fakhruddin Al-razi (850-923) Ibn Sina (980-1037).
Zaman Renaissance (Abad 14-17)
Renaissance adalah masa kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama, fase awal kebudayaan modern di barat mulai lahir. Barat mengakui kontribusi ilmuwan islam yang mendorong terjadinya penyelidikan besar-besaran terhadap jagad raya, dimasa sains pun berkembang pesat.
Manusia pada zaman renaissance merindukan pemikiran yang bebas, seperti pada zaman yunani kuno. Ilmu pengetahuan mulai menemukan jati dirinya, karena adagium yang berkembang adalah keharusan berfikir bila ingin eksis, cogito ergo sum “aku berfikir maka aku ada”. Tokoh-tokohnya yang dikenal seperti :
Roger Bacon (1214-1294), Bacon berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awa dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuuan.
Copernicus (1473-1543), copernicus mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisme).
Tycho Brahe (1546-1601), brahe membuat alat berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti.
Johannes Keppler (1571-1630), keppler adalah ahli matematika yang menjadi asisten tycho brahe, keppler melanjutkan penelitian brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
Galileo Galilei (1546-1642), langkah-langkah yang dilakukan galileo menanamkan pengaruh modern.
Zaman Modern (17-19 M)
Pada zaman ini Rene Descartes dan Newton dinilai sebagai peletak dasar filsafat dan ilmu pengetahuan modern berkembang.
Rene Descartes (1596-1650), penemuannya dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X terletak horizontal dan disebut sumbu x sedangkan Y letaknya tegak lurus pada sumbu X.
Isaac Newton (1643-1727), peran newton dalam ilmu pengetahuan modern tidak perlu diragukan, penemuannya sangat banyak. Beberapa diantaranya adalah bidang teori gravitasi, perhitungan calculus, dan optika.
Lahirnya Ilmu sosial dan Humaniora, hal ini semakin menyadarkan para cendekiawan akan peranan dan kemampuan manusia, juga akan martabatnya. Dukungan atas kesadaran itu dicari dan ditemukan dalam study tentang sastra, seni, dan filsafat masa yunani dan romawi kuno pra-kristiani.
Era Kontenporer
Ibarat adik kandung, ilmu sosial dan humaniora bertumbuh dengan baik. Ilmu sosial yang semula sebagai pseudo science (ilmu pengetahuan semu) mendapatkan pijakan metodologisnya dengan berkembangnya pendekatan kualitatif.
Kesadaran tentang dominasi kuat ilmu alam bagi ilmu sosial melahirkan berbagai kritik. Semiotika, hermeneutika, dan teori kritik dimanfaatkan untukmengembangkan ilmu sosial. Dalam ilmu sosial dan humaniora secara bersamaan manusia sebagai objek dan subjek ilmu (verhak dan Imam, 1991; 69). Manusia yang meneliti dan dirinya pula yang dipelajari, ada hipotesis awal yang boleh jadi berasal dari dirinya sendiri.
Keunikan dari ilmu sosial dan humaniora lainnya adalah adanya situasi dimana subjek dan objek saling memengaruhi. Di era ini, teknologi sangat membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Misalnya di bidang kedokteran, teknologi sangat membantu para dokter dalam menjawab tantangan penyakit yang dialami manusia. Demikian hal nya dengan ilmu managemen dan sains, yang berkembang karena tantangan baru yang selalu muncul dan menuntut dicarikan jawabannya oleh para ilmuwan.
BAB 3
NALAR ILMU PENGETAHUAN
Pengantar
Akal adalah salah satu anugerah tuhan yang terbaik, menjadikan manusia sebagai pemegang tanggung jawab sebagai khalifa dan abdi Allah Swt. Di muka bumi. Segala hal yang ada di luar akal dianggap sebagai anti kemajuan, bukan kebenaran dan tidak beradab.
Henry Bergson, filosof prancis misalkan, mengakui bukan hanya akal yang dapat menjadi alat mencapai kebenaran, tetapi juga Intuisi. Para filosof jerman yang bergabung dalam Mazhab Frankfrut juga menuding bahwa konsep akal yang dikembangkan oleh kaum modern model cartesian adalah rasio instrumental yang kaku.
Nalar Universal
Bagi Plato, Nalar adalah subtansi yang berasal dari dunia ide, Nalar tidak dapat dibagi dan bersifat abadi. Rene Descartes merumuskan nalar sebagai konsep kesadaran (res cogitan) dimana subjek yang sadar jadi landasan bagi perolehan pengetahuan yang rasional. Bagi Descartes pengetahuan harus jelas dan terpilah (clear dan distinct). Bagi Descartes nalar adalah alat untuk memperoleh pengetahuan yang sah.
Sementara Immanuel Kant merumuskan nalar jadi tiga jenis, yaitu : nalar murni, teoretis, dan praktis. Nalar murni adalah nalar pengetahuan, nalar teoretis adalah nalar bagi etika, dan nalar praktis adalah nalar putusan hukum.
Di era pemikiran filsafat modern nalar bagi para filosof adalah alat bagi upaya memperoleh pengetahuan. Sebagai alat, maka subjek yang bernalar menggunakan dengan sadar.
Kritik atas Konsep Nalar Universal di Barat
Konsep nalar universal (rasio instrumental) menyebabkan terbangunnya pola dikotoma kebenaran yang disandarkan pada klaim universal pengetahuan, yang ukurannya berasal dari barat. Rasionalisme barat yang mengkritisi mitos dan klaim universal kebenaran kitab suci telah jadi mitos, begitulah kritik dan kaum kritis ini.
Menurut Andre Lalande , nalar terbagi jadi dua, yaitu raison constitute dan raison contitue. Raison constitute adalah nalar sebagai instrumen berfikir yang bersifat universal, sementara raison constitue adalah nalar yang sifatnya tidak universal.
Jadi nalar menurut Andre Lalande, selain merupakan sistem yang disadari, juga mengandung nilai historis dan ketidaksadaran. Bagi Levi Strauss nalar yang demikian sifatnya melokal. Karena ia dibangun oleh pola dan aturan tertentu dalam berfikir sehingga tidak dapat bebas dan murni lagi. Nalar murni hakikatnya adalah mitos, mitos yang dimaksud adalah dongeng.
Karena bangunan nalar terdiri dari intelek dan imajinasi, maka ketidaksadaran menjadi mungkinada dalam nalar. Jadi, dalam khazanah pemikiran filsafat barat nalar dipandang selain mengandung aspek rasional sadar, juga mengandung aspek mitis-tak disadari. Nalar dipandang sebagai suatu “prosedur internal” dan yang melingkupi. Prosedur internal artinya nalar ialah mekanisme yang disadari dan secara inernal dilakukan manusia atau suatu komunitas ilmiah.
Konsep Nalar dan Filsafat Islam
Pada umumnya para filosof islam klasik mengemukakan konsep mengenai nalar. Menurut Al-kindi nalar adalah daya pikir dimana secara hirarkis terdapat tiga jenis nalar yaitu, akal potensial, aktual dan nalar yang telah mencapai tingkat kedua dalam aktualitas.
Sementara menurut Al-farabi nalar dibedakan dan terdiri atas, nalar teoretis dan nalar praktis. Nalar teoretis terbagi atas akal potensial, nalar yang baru memiliki potensial berfikir dalam arti melepaskan bentuk dari materinya.
Dalam khazana pemikiran filsafat islam kontemporer, setidaknya kita temukan tiga pemikir yang cukup menonjol dalam diskursus nalar yaitu ;
Abdul Karim Soroush memandang nalar identik dengan kebebasan, demikian pula kebebasan identik dengan nalar. Nalar juga memiliki fungsi sebagai tujuan dan sarana.
Mohammed Arkoun, nalar bukanlah suatu hal yang hanya berperan dalam instrumen berfikir akan tetapi, juga sebagai sistem kognitif umum yang telah dibentuk dan terbentuk.
Al-jabiri mencoba memahami nalar dari segi pembentukannya. Ia berusaha untuk dapat menemukan struktur pembentukan nalar tersebut. Dari definisinya, tampaklah bahwa al-jabiri nalar terkait erat dengan kebudayaan tertentu sehingga pendefinisian nalarnya bersifat antropologis.
Sedangkan rana ideologis suatu pemikiran merujuk pada memungkinkannya fungsi sosial-politik pengetahuan. Dari deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa nalar difahami sebagai perangkat guna menelurkan produk pemikiran secara teoretis yang dibentuk suatu kebudayaan atau sistem paradigma yang memiliki ke khasan.
BAB 4
SARANA ILMIAH, KLASIFIKASI, DAN PELUANG
Sarana Ilmiah
Bahasa
Bahasa mempunyai peran besar dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak akan memiliki pengetahuan, bahasa membedakan manusia dari binatang, simbol yang digunakan oleh manusia, dalam hal ini Ernest Cassirer menyebut manusia sebagai makhluk yang menggunakan simbol ( S.Suria sumantri, 2001 : 171)
Bahasa dapat dipahami melalui beberapa fungsinya, yaitu :
Simbol
Simbol vokal
Simbol vokal arbitrer
Suatu sistem yang berstruktur dari simbol- simbol arbitrer
Yang digunakan oleh para anggota kelompok sebagai alat bergaul satu sama lain.
Bahasa adalah alat dan sarana berfikir, bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal digunakan sebagai proses berfikir ilmiah, dimana bahasa merupakan alat berfikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut kepada orang lain.
Matematika
Banyak sekali ilmu-ilmu sosial sudah mempergunakan matematika sebagai sosiometri, psychometri, econometri, dan seterusnya. Hampir dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Menurut Wittgeinstein matematika adalah motode berfikir logis. matematika merupakan pengetahuan dan sarana berfikir deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa artifisual yakni bahasa buatan, matematika mementingkan bentuk logisnya.
Logika
Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Berfikir logis adalah berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir seperti setengah tidak boleh lebih dari satu.
Logika dibedakan pula atas logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif membicarakan penarikan kesimpulan dari pernyataan umum sebelumnya. Sedangkan logika induktif membicarakan penarikan kesimpulan bumelainkan pada kenyataan umum melainkan dari hal khusus. Kesimulan hanya bersifat probabilitas berdasarkan pernyataan yang telah di ajukan.
Statistik
Statistik mrupakan ilmu yang membahas dan memperkembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu ditempuh atau dipergunakan. Peranan statistik dalam proses penelitian sangat dominan, khususnya ketika memanfaatkan pendekatan kuantitatif, misalnya dalam proses konservasi, hipotesis,ramalan, pengujian kebenaran.
Klasifikasi
Klasifikasi merupakan pembagian spesifik dari konsep yang mempunyai keluasan. Pembagian ini mewakili jumlah seluruh pembagian. Klasifikasi dibuat untuk digunakan secara konstan dalam ilmu atau kegiatan praktis.
Macam-macam klasifikasi ;
Klasifikasi Natural (alamiah)
Klasifikasi Artifisial (buatan)
Klasifikasi menyangkut unsur-unsur kimia yang dibuat mendelev
Tipologi
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan , klasifikasi awalnya berkembang dari logika tradisional aristoteles. Klasifikasi merupakan konsep yang meletakkan objek yang sedang ditelaah dalam kelas tertentu.
Para filosof banyak yang menyusun klasifikasi ilmu pengetahuan. Ignas Kleden menunjukkan pandangan hebermas tentanng tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi manusia, yaitu kerja, komunikasi, dan kekuasaan.
Induksi dan Peluang Statistika
Beragam fakta itu, ketika dianalisis menggunakan alat ukur statistik atau teknik pengumpulan data lainnya seperti wawancara, kuesioner, dan dokumen disebut data. Setelah dikumpul data itu lalu ditarik kesimpulannya proses ini disebut penalaran induktif.
Louis O Kattsoff (1996; 31) ada dua hal yang harus diperhatikan ketika hendak melakukan penalaran induktif ;
Pastikan bahwa kita mendapatkan cukup peristiwa yang akan diamati itu.
Pastikan kita tidak menghadapi peristiwa-peristiwa istimewa artinya, fakta yang ditemukan bukan kejadian khusus.
Berbeda halnya dengan induksi, kebenarannya tidak pernah pasti,kesimpulan yang ditarik punya kesimpulan untuk benar. Logika induksi lainnya dikembangkan melalui penalaran probabilitas. Maka kenalilah hukum deterministik yang menyatakan bahwa dengan syarat-syarat tertentu maka suatu kejadian akan berlaku.
Sementara itu Hukum Statistika, hanya menyatakan distribusi kemungkinan dari nilai suatu besaran dalam kasus-kasus individual. Dia hanya memberikan rata-rata dari sebuah besaran dalam sebuah kelas yang mempunyai anggota yang banyak.
BAB 5
STRUKTUR ILMU PENGETAHUAN
Objek material ilmu pengetahuan adalah bidang kajian ilmu itu sendiri. Baik alam, sosial, sastra maupun humaniora. Sementara objek formal ilmu pengetahuan adalah pendekatan yang dipergunakan dalam memahami objek material itu.
Metode Ilmiah
Secara etimologis, metode berasal dari kata yunani, yakni kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan yang harus ditempuh). Metode ilmiah adalah sebuah prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang pernah ada. Metode berfikir ilmiah adalah prosedur ,cara dan teknik mendapatkan pengetahuan.
Menurut Peter R. Senn, yang dikutip oleh suparlan suhartono, metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sitematis. Dalam hal ini maka metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan cara berfikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya (S. Suriasumantri, 2009 :120).
Sebuah metode ilmiah terdiri dari beberapa langkah yaitu :
Perumusan Masalah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan kertikaa hendak merumuskan masalah, pertama, masalah itu penting karena pemecahannya berguna bagi pengembangan ilmu ataupun kepentingan manusia secara umum. Jika masalah telah dirumuskan dengan baik, hasil perumusan ini biasanya disebut hipotesis.
Klasifikasi dan Deskripsi
Dalam proses penelitian,klasifikasi, pemberian nama dan penataan sifat-sifat tertentu, merupakan bagian yang penting dari bagaimana caranya par ilmuwan melakukan pengamatan dan deskripsi. Tentang klasifikasi, sudah dibahas pada bab empat.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan yang bersifat kumulatif, dimana tiap pengetahuan disusun diatas pengetahuan sebelumnya. Apabila seorang ilmuwan mulai menyelidiki suatu masalah maka langkah pertama yang diambilnya sesudah dia merumuskan masalah tersebut adalah melakukan tinjauan pustaka.
Persepsi
Secara etimologis, persepsi berasal dari kata percepcion (inggris) dan percipio (latin). Marleu-Ponty berkesimpulan bahwa diantara unsur-unsur persepsi adalah relasi-relasi, atau bentuk resional.
Teknologi dan Pengukuran
Teknologi sangat membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam astronomi pengamatan harus dilakukan dengan pertolongan alat-alat, seperti teleskop,spektaograf, berbagai alat memotret dan peralatan radio.
Penjelasan
Penjelasan dalam ilmu pada dasarnya adalah menjawab pertanyaan. Penjelasan genetis menjawab pertanyaan mengapa dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Penjelasan fungsional yang memberikan jawaban dengan jelas menyelidiki tempat dari objek yang sedang diteliti dari keseluruhan sistem dimana objek itu berada.
Ramalan
Salah satu bentuk ramalan tertua yang dicari oleh ilmuwan adalah hukum. Hukum dalam ilmu sosial berarti beberapa keteraturan fundamental yang dapat diterapkan.
Ramalan juga dapat didasarkan dari struktur benda, intuisi atau manusia yang bersangkutan. Masih ada hubungannya dengan struktur adalah ramalan yang berdasarkan cara suatu unstitusi beroprasi.
BAB 6
INDRA, AKAL, INTUISI DAN WAHYU
Hierarki Ilmu
Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid menjadikan dipilihkannya antara yang maha ada, wajib ada (wajibul wujud) dengan yang mungkin ada (mumkinul wujud) jika diadakan oleh yang maha ada. Dalam hal konsep ontologi para filosof muslim mengembangkan hierarki wujud. Ibn sina misalnya, mengelompokkan kepada tiga yaitu; 1) wujud yang secara niscaya tidak berhubungan dengan materi dan gerak. 2) wujud yang meskipun bersifat immateriil, 3) wujud yang secara niscaya terkait dengan materi dan gerak.
Al-farabi mengemukakan hierarki wujud ; 1) tuhan merupakan sebab keberadaan wujud lain 2) Para malaikat yang merupakan wujud wujud yang sama sekali immateriil 3) benda-benda langit atau benda angkasa (celestial) 4) benda bumi (terrestrial).
Semuanya penting
Wahyu adalah khabar shodiq, informasi yang sangat benar diberikan tuhan kepada manusia melalui perantara nabi dan rasulnya. Bagi umat islam, Al-quran adalah wahyu Allah swt.
Panca indera memerlukan akal agar tidak terjebak dalam kesalahan paralaks atau kekeliruan dalam pengamatan.
Sarat Nilai
Pada dimensi horizontal, ilmu pengetahuan ditujukan untuk kemanfaatan manusia dan membangun bumi. Sementara pada dimensi vertikal, ilmu pengetahuan ditujukan untuk meningkatkan kaalitas iman dan bentuk sikap tauhid kepada Allah swt.
Dari sisi individual, ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan iman dan amal. Semakin tinggi ilmunya, semakin rendah hati, tawaduk, dan semakin tinggi iman juga senakin banyak amal kebajikan.
Indra, Akal, Intusi, dan Wahyu
Pancaindra Lahir dan Batin
Selain pancaindra fisik/lahir dalam epistimologi islam dikenal konsep pancaindra batin ;
Indra bersama “al-hiss al-musytarak” mata boleh bisa melihat, telinga boleh bisa mendengar, kulit meraba, hidung mencium
Khayal atau daya imajinasi retentif. Informasi dari pancaindra lahir tidak dapat melestarikan atau merekam apa-apa yang ditangkap
Daya estimatis (wahm) indra batin yang satu inilah yang dapat menilai apakah misalnya sebuah benda benda bermanfaat atau berbahaya.
Imajinasi (mutakhayyul atau compositive imaginative faculty). Sebagaimana indra bersama mampu menangkap objek fisik secara utuh.
Memori (al-hafizhah) bagaimana citra yang muncul dalam indra bersama, tetapi oleh khayal, demikian juga bentuk-bentuk imajiner gabungan.
Akal
Akal merupakan potensi setiap manusia, sarana untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Al-ghazali, akaal merupakan fitrah instingtif sebagai cahaya orisinal yang menjadi sarana manusia dalam memahami realitas segala sesuatu.
Sedangkan menurut ibnu Khaldun akal itu timbangan yang cermat yang hasilnya pasti dan dapat dipercaya. Muhammad Abduh menyatakan bahwa akal adalah daya yang hanya dimiliki manusia dan akal yang membedakan manusia dari makhluk lainnya, akal merupakan tongkat kehidupan manusia dan dasar kelanjutan hidupnya.
Intuisi
Intusi adalah alat memperoleh pengetahuan yang khas dalam epistimologi islam. Intuisi adalah penguat dari akal, imam Al-ghazali mengatakan “ketika kita dalam keadaan tidur (mimpi) tampak semua seperti masuk akal, tetapi kita tidak sadar, tampak mereka tidak masuk akal karena kita tidak mampu memahaminya”
Wahyu
Wahyu adalah kalam illahi yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dalam bentuk teks. Al-quran sebagai firman Allah swt. Yang berbentuk teks itu memiliki keunikan, karena memiliki dua dimensi sekaligus yaitu spiritual dan intelektual. Bahkan menurut ‘Allamah Thabathaba’i seorang ulama besar penulis tafsir al-mizan, Al-quran mengajak untuk mempelajari ilmu kealaman, matematika, filsafat, sastra dan semua ilmu pengetahuan yang dapat dicapai oleh pemikiran manusia.
Wahyu adalah sebuah jalan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus ia adalah sumber pengetahuan. Mesti diingat, kebenaran wahyu bersifat mutlak. Sementara ilmu pengetahuan hanya menjelaskan saja isyarat wahyu.
BAB 7
ILMU MENURUT IBN SINA
Biografi Intelektual
Ibn sina yang diberikan gelar Syekh al-Ra’is al-Akbar adalah seorang filosof dan ulama besar dalam sejarah islam, yang dikenal hingga sekarang, baik di dunia islam maupun barat. Ibn sina adalah seorang pria kelahiran desa Afsyanah dekat Bukhara, Persia utara pada tahun 370 H/980 M. Wafat sekitar tahun 428 H/1037 M. Nama asli ibn sina adalah Abu ‘Ali Husein Ibn Abdillah Ibn Hasan Ibn Ali Ibn Sina. Ayahnya berasal dari kota bukhara pada masa kepemimpinan Nuh ibn Mansur. Atas tila raja yang mengangkatnya sebagai amir Kharmaistan. Disinal ayahnya bertemu dengan seorang perempuan bernama sattarah yang kemudian melahirkan Ibn Sina.
Beliau dikenal dan memberikan pengaruh yang besar karena pemikiran yang orisinal dan banyak yang mengadopsi karya-karyanya.
Teori Pengetahuan
Alat Memperoleh Pengetahuan
Dalam kehidupan kesehariannya misalnya, manusia selalu berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya dan saat itu pula manusia mengetahui pemgalaman tentang sesuatu yang baru. Bagi Ibn Sina hal ini termasuk pada pengetahuan sedeerhana.
Ibn sina meyakini bahwa alat untuk memperoleh pengetahuan manusia berasal dari dua sumber yaitu indra dan rasio. Indralah yang pertama kali berhadapan dengan objek dan memberikan gambaran dasar pada rasio. Dan seterusnya rasiolah yang mengabstraksikan setiap rsepsi yang masuk.
Persepsi
Persepsi dalam pandangan ibn sina berasal dari dua jenis yaitu persepsi eksternal dan internal. Persepsi yang pertama adalah panca indra, dengan pancaindra manusia hanya sampai pada tahap menyaksikan. Sedangkan persepsi yang kedua adalah indra dalam.
Bagi ibn sina ada keterkaitan yang erat antara persepsi-persepsi tersebut. Persepsi internal tidak bisa menafikan persepsi eksternal dan begitupun sebaliknya. Perncapaian manusia terhadap pengetahuan yang lebih tinggi terjadi ketika manusia mampu menggunakan jiwa rasionalnya.
Akal
Tingkatan pertama adalah akal material, pada tingkat ini jiwa berada dalam kekosongannya dari berbagai tindakan. Disebut akal materi bukan karena sifatnya yang mirip materi pertama, namun karena ia adalah daya potensialitas sama dengan api yang potensial dingin.
Selanjutnya akal bil al-fa’li (akal aktual) akal ini berfungsi untuk mengabstraksikan persepsi yang di dapat dari persoalan badihi, sederhana atau akal yang di dalamnya dihasilkan prnsip-prinsip pertama yang tidak memerlukan bukti lain, misalnya adalah bahwa keseluruhan (kuliyat) lebih besar dari bagian (juz’iyat).
Tingkat tertinggi dan ini hanya dimiliki oleh nabi dan rasul adalah akal al-mustafad (akal perolehan), kemampuan mempersepsikan seluruh bentuk rasional yang sesuai. Menurut ibn sina, intuisi (al-hidsu) merupakan kecerdasan, karena dapat mengetahui tanpa mempelajari. Pemaparan tersebut secara jelas menggambarkan usaha syekh ar-ra’is (ibn sina) untuk menyintesiskan dua mazhab epistemologi yunani antara aristoteles yang rasional dan plato yang mistikal, dengan teori ideanyan.
Subjek-Objek
Ibn sina berpandangan bahwa subjek pada saat yang sama merupakan objek pengetahuan juga. Karena ketika subjek melakukan pencerapan pada objek, proses pencerapan terjadi pada subtansi objek. Dari ungkapan diatas ibn sina ingin membuktikan bahwa saat subjek melakukan pencerapan terhadap objek pada saat yang sama juga subjek menjadi objek.
Demikian secara ringkas konsep ilmu menurut ibnu sina, dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan dalam pandangan ibn sina bertingkat dari mulai pengetahuan sederhana yang dihasilkan oleh pencerapan panca indra dan ada pengetahuan sempurna, hasil dari kerja intelektual yang sempurna, mengiikatkan keterhubungannya dengan aktif (akal fa’al).
BAB 8
ILMU MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Biografi Intelektual
Muhammad bun Muhammad bin Ahmad Ath Thusi Abu Hamid Al-Ghazali dilahirkan pada pertengahan abad jelima hijriah, tepatnya 450 H, di Thus, sebuah kota di Khurasan, berada di sebelah tenggara Iran. Di madrasah Nizhamiyah di Naysabur, al-ghazali belajar dalam asuhan Al-juwaini sampai menguasai ilmu mantiq, ilmu kalam, fiqih, filsafat, tasawuf, dan retorika perdebatan.
Prestasi tersebut menyebabkan ia dipilih oleh Nizam al-Muluk untuk menjadi guru besar di madrasah Nizhamiyah pada tahun 483 H/1090 M. Meskipun ia baru berusia 30 tahun, ia aktif mengadakan perdebatan terhadap golongan-golongan yang berkembang pada waktu itu.
Fase Pencarian ilmu Al-Ghazali
Fase Keraguan (skeptis)
Pada fase ini al-ghazali terdorong untuk mengetahui kebenaran yang hakiki demi mencari solusi terhadap permasalahan yang ada pada saat itu, ia lebih bersifat fundamental dalam mengkaji tentang keberadaan ilmu. Ia meragukan berbagai argumentasi kelompok-kelopok yang pada saat itu saling berseberangan pendapat, sehingga terjadinya sesat menyesatkan.
Fase Validitas Ilmu
Ketika impiannya dalam ilmu kalam tidak terpenuhi, ia mencoba mencari pada ilmu filsafat. Namun dalam mengkaji ilmu metafisika, al-ghazali menolak dengan alasan bahwa ilmu metafisika tidak dapat dicapai dengan akal belaka. Selanjutnya al-ghazali mempelajari tasawuf , disini ia tidak mempelajari ajaran teoretis belaka tetapi juga dalam praktik atau pengalaman nyata.
Fase Evolusi Intelektual
Al-ghazali telah sampai pada kondisi atu maqom ma’rifat dimana cahaya allah memancar pada sanubari, dan cahaya itulah kunci pengetahuan yang hakiki. Setelah menghadapi kondisi itu ia lebih mengedepankan unsur spiritualitas, dibandingkan dengan unsur teologis dan filosofis.
Epistimologi dan Keutamaan Ilmu
Hakikat dan Keutamaan ilmu
Gambaran ilmu ini terpisah dari materi berdasarkan subtansi, metode ukuran, dan esensinya. Seseorang yang berilmu adalah orang yang memahami, mengetahui, dan menganalisis berbagai faktor obektif. Oleh karena itu, ilmu tauhid menjadi titik tekan awal ilmu kemudian meliputi seluruh disiplin pengetahuan. Maka terjadilah keterkaitan antara ilmu tauhid dengan ilmu lainnya, dilihat dari fugsinaya dan hakikatnya sebagai penyandaran tentang diri, manusia, alam, dan lainnya dalam koridor pengenalan dan penghambatan kepada allah.
Berdasarkan hal ini tampak bahwa kendatipun sebagai ilmuwan yang sering menggunakan kemampuan akalnya, Al-ghazali tidak lepas dari koridor pengenalan Allah.
Metode Untuk Menghasilkan Ilmu
Al-ghazali membagi dua sumber penggalian ilmu pengetahuan. Pertama sumber insaniyah, adalah sumber pengetahuan yang bisa diusahakan oleh manusia berdasarkan rekayasa akal. Kedua sumber rabbaniyah, tidak dihasilkan melalui kemampuan akal, melainkan harus dengan informasi allah, baik informasi langsung melalui ilham yang dibisikkan kedalam hati manusia, maupun petunjuk yang datang lewat wahyu kepada Nabi dan Rasulnya.
Alat untuk Meghasilkan Ilmu
Indra
Pengindraan adalah proses refleksi (pemantulan) objek-objek luar yang khusus ditangkap oleh indra tertentu. Al-ghazali memasukkan metode indrawi sebagai cara yang dilakukan manusia untuk memperoleh ilmu, kemudian dalam Misyakatul Al-Anwar ,Al-ghazali melihat bahwa indra manusia memiliki kelemahan, dan mengungkapkan bahwa panca indra memperdayakan kita.
Akal
Dalam ihya ulumuddin al-ghazali memperjelas tentang akal. Pertama, akal ialah suatu kemampuan berfikir yang membedakan manusia dari binatang. Kedua, akal ialah ilmu atau ilmu tentang kemustahilan sesuatu yang mustahil, kemungkinan sesuatu yang mungkin, dan kemestian sesuatu yang mesti.
Hati
Terminologi qalb (hati). Qalb itu sendiri dalam pandangan al-ghazali mempunyai kedudukan penting dalam pembahasan epistimologi, yang sama pentingnya dengan fungsi qalb sebagai esensi manusia. Ilmu yang diperoleh dari qalb lebih mendeksti tentang hakikat-hakikat melalui perolehan ilham.
Hierarki Ilmu
Menurut Al-Ghazali, validitas ilmu syar’i (religius) tidak diragukan lagi ketimbang ilmu yang diperolehkan dengan rekayasa akal. Persoalan hierarki ilmu menjadi sangat signifikan untuk melihat keutuhan dan kesinambungan pemikiran epistimologinya.
Uraian klasifikas hudhuri-hushuli menjadi sangat penting karena basis ini didasarkan perbedaan dasar dalam cara mengetahui. Ilmu hudhuri (ilmu ladunni) bersifat kasyh, supra-rasional, intuitif dan kontenplatif. Sedangkan ilmu hushuli bersifat tidak langsung, logis, dan diskursif. Ilmu hudhuri lebih unggul dari ilmu hushuli dan terbebas dari kesalahan.
Ilmu Laduni
Pengertian ilmu Laduni
Al-ghazali menjelaskan lebih lanjut terkait ilmu laduni bahwa ilmu yang langsung turun kehati tanpa mengutak-atik dalil dan belajar serta usaha yang sungguh-sungguh dari seorang hamba untuk memperoleh atas. Pertama, ilmu yang tidak diketahui oleh seorang hamba bagaimana dan darimana memperolehnya. Kedua, ilmu yang diketahui seorang hamba melalui sebab,dan dari sebab itu dia memperoleh ilmu, yaitu menyaksikan malaikat yang menyusupkan ilmu kedalam hatinya.
Dasar-Dasar keberadaan ilmu Laduni
Kesaksian Syara
Al-hasan meriwayatkan dari rasulullah saw. Bahwa rasulullah saw. Pernah bersabda; “ilmu itu ada dua macam (ilmu dzahir dan ilmu batin) ilmu batin letaknya didalam hati dan itulah ilmu yang bermanfaat”.
Dan juga rasulullah saw. Pernah bersabda; “Sesungguhnya dari kalangan umatku terdapat muhaddatsin (orang yang diajak bicara rahasia oleh allah) dan mu’allamin (orang yang diberi ilmu oleh allah) serta mutakallimin (orang-orang yang diajak bicara oleh allah) dan sesungguhnya Umar bin khattab adalah salah satu dari mereka”.
Kesaksian Pengalaman
Seperti yang diceritakan oleh Anas bin Malik R.A ia berkata, “aku memasuki rumah Utsman R.A ditengah jalan aku bertemu dengan seorang wanita, lalu aku memandanginya dan membayangkan kecantikannya. Ketika aku masuk, utsman berkata ‘salah seorang diantara kamu yang hadir datang kepadaku tampak bahwa kedua matanya bekas berzina. Tahukah kamu bahwa zina dari kedua mata adalah melihat? Hendaknya kamu bersungguh-sungguh dalam bertaubat ataukah aku akan menghukummu? Anas bin Malik pun bertanya ‘adakah wahyu setelah nabi?’ Utsman menjawab ‘tidak’, akan tetapi yang ada hanyalah pandangan hati (bashirah) bukti yang jelas dan firasat yang benar.”
Ilmu Laduni dan jiwa Manusia
Manusia yang diciptakan allah terdiri dari dua unsur yang berbeda, yaitu jasmani dan jiwa. Jasmani merupakan tempat tinggalnya jiwa, ia merupakan unsur manusia yang bersifat kasat mata. Adapun jiwa merupakan substansi, yang mengandung nur, mempunyai potensi untuk berfikir, bekerja dan bergerak. Akan tetapi yang dimaksud jiwa disini adalah nafs yang mempunyai jauhar al-kamil al-fard (subtansi jiwa yang sempurna) yang senantiasa berzikir, memelihara diri, bertafakur, meneliti, dan merenung.
Adapun jiwa yang memperoleh ilmu laduni adalah jiwa yang menyucikan diri dari berbagai hal yang mengotorinya.
Metode Ilmu Laduni
Pertama, melalui pencarian seluruh ilmu dan pengambilan bagian yang paling sempurna dari sejumlah bagian yang ada. Secara sepintas metode ini bukan layaknya sebagai metode ilmu laduni. Namun bila dikaji lebih dalam, al-ghazali memaksudkan bahwa sebagian ilmu yang diperoleh manusia adalah ilmu tentang hakikat.
Kedua, melalui metode riyadhah dan muraqabah. Riyadhah adalah latihan kejiwaan, sedangkan muraqabah adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
Ketiga, melalui metode Tafakkur. Tafakur yang dimaksudkan ialah berfikir tentang realitas alam, baik yang tampak dalam diri manusia, hewan,tumbuhan, alam dan segaala makhluk ciptaannya.
Keempat, ialah metode pengilhaman, metode yang lebih menggambarkan proses pemberian ilmu dari tuhan kepada manusia melalui ilham.
Kelima, metode tazkiyat an-nafs, yaitu proses penyucian jiwa manusia melalui tahapan takhalli dan tahalli. Takhalli adalah pengosongan atau pembersihan jiwa dari akhlak tercela. Adapun tahalli adalah pengisian jiwa dengan akhlak terpuji.
Keenam, ialah metode zikir, secara etimologi zikir adalah mengingat, sedangkan secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah. Persoalan zikir ini merupakan yang paling utama untuk memperoleh ilmu laduni.
BAB 9
ILMU MENURUT IBN ARABI
Biografi Intelektual
Ibn Arabi lahir pada 17 Ramadhan 560 H, atau 28 juli 1165 M, di Mursia, spanyol bagian Tenggara. Ibn arabi lahir ditengah situasi andalusia yang tak menentu. Penyebab tidak stabilnya kondisi ini adalah ancaman penaklukan andalusia oleh sekelompok tentara kristen yang menyebut dirinya sebagai Reconquista (para penakluk). Ayahnya adalah seorang pejabat tinggi istana Al-muwahhidun yang terkenal shalih dan terpercaya. Sedangkan dari pihak ibu, ibn arabi juga mempunyai seorang paman yang berkuasa di Tlemcen bernama yahya ibn Yughan al-shanhaji.
Pengetahuan Intuitif
Pengetahuan intuitif merupakan pengetahuan yang bersumber dari dalam hati, penyucian jiwa, bentuk pengetahuan yang tidak berdasarkan pada emprisitas, akal, fikiran, tetapi bersumber dari perjalanan spiritual, dan penjernihan hati.
Menurut afifi, ciri-ciri yang paling menonjol dari pengetahuan intuitif atau esoterik adalah sebagai berikut :
Bersifat bawaan
Berada di luar sebab
Memanifestasikan dirinya di dalam bentuk cahaya
Mematerialkan dirinya sendiri hanya di dalam diri manusia itu sendiri
Menghasilkan pengetahuan tertentu
Identik dengan pengetahuan Tuhan
Sangat sulit diucapkan dengan kata-kata atau lisan
Rasionalisasi terhadap “mistik” memperoleh pengetahuan sempurna
Ibn arabi memang seorang tokoh sufi yang berjasa dalam merumuskan pengetahuan intuitif ini. Dalam bukunya ilmu hudhuri, mehdi ha’iri yazdi ibn arabi sebagai tokoh sufi yang memelopori berkembangnya ilmu berdasarkan kesadaran mistik.
Dia berkeyakinan bahwa makrifat intuisi dan hakiki hanya dapat dicapai dengan amal-amal shalih, takwa dan menapaki jalan-jalan kebenaran, hal ini berbeda dari pengetahuan yang diperoleh dari metode argumentasi rasional yang sarat dengan berbagai kritikan, keraguan, dan kontradiksi.
BAB 10
ILMU MENURUT THABATHABA’I
Biografi Intelektual
Ilamah Thabathaba’i terlahir dengan nama Mohammad Hossein dari keluarga yang religius dan taat dikota tabriz, barat laut Iran pada penghujung bulan dzulhijjah tahun1321 Hijriah bertepatan dengan tahun 1904 Masehi. Beliau adalah keturunan Sirajuddin abdul wahhab yang dikenal karena perannya yang berhasil menghentikan perang besar antara iran dan pemerintahan ottoman pada tahun 920 Hijriah.
Ia telah menempuh proses belajarnya di kota Najaf, dibawah pengejaran para guru besarnya seperti Mirza ali qadi, Mirza muhammad husain Na’ini dan syeikh muhammad husain isfahani dan guru besar lainnya.
Ilmu menurut thathaba’i
Jenis Akal
Thabathaba’i membahas jenis dan tingkatan akal ;
Akal potensial (al-aql bi al-quwwah), yakni akal yang tidak memiliki ppotensi untuk mengaktualkan objek-objek akal untuk aktual karena kekosongan jiwa dari keumuman objek-objek akal.
Akal perincian (al-aql at-tafsiili), jenis akal ini mengaktualkan objek-objek akal (ma’qulat) yang plural hasil dari konsepsi.
Akal keseluruhan (al-aql ijmalii), mengonsepsi objek-objek akal pada tingkat intelektual yang aktual tanpa memisahkan objek-objek akal dari objek akal lainnya.
Tingkatan Akal
Akal hayulani (material), disebut akal material karena merupakan kesiapan atau akal potensial yang kosong dari objek-objek akal (ma’qulat)
Akal bi al-malakat (akal yang menyatu), yaitu tingkat akal manusia yang memiliki kemampuan mempersepsi hal-hal sederhana dan jelas dari konsepsi dan konfirmasi.
Akal bi al-fa’al (akal aktif), akal ini baru sampai pada tingkatan mengabstraksikan persoalan yang didapat dari hal-hal yang badhili (sederhana).
Akal al-mustafad (akal perolehan), tingkatan akal ini telah mampu memersepsi keseluruhan ma’qulat yang sampai padanya dari perkara-perkara yang badhili atau rasional, baik dengan alam yang tinggi maupun alam rendah.
Jenis ilmu
Ilmu Hudhuri
Ilmu hudhuri adalah subtansi, karena pengetahuannya hadir dalam dirinya sendiri. Ilmu hudhuri adalah ilmu yang langsung hadir pada diri subjek tanpa perantara, misalnya adalah pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri, pengetahuan seperti ini tidak mungkin diingkari, bahkan kaum sophis pun meyakini bahwa ukuran segala sesuatu adalah manusia.
Ilmu Hushuli
Ilmu hushuli adalah ilmu atau pengetahuan yang didapat berdasarkan proses korespondensi yang terjadi antara subjek dengan objek eksternal atau hasil dari proses pencerapan subjek terhadap objek eksternal dan yang masuk kedalam mental subjek adalah esensi objek tersebut.
Ilmu hushuli terbagi lagi ke dalam dua bagian : ilmu badihi atau iktisabi (proses) dan nazhari (pemikiran). Ilmu badihi ialah sebuah ilmu yang tidak membutuhkan proses pemikiran, baik dalam konsepsi maupun dalam afirmasinya. Sedangkan ilmu nazhari adalah ilmu yang membutuhkan usaha pemikiran, baik dalam konsepsi maupun dalam afirmasi.
BAB 11
EPISTIMOLOGI ANARKI PAUL FEYERABEND
Biografi Intelektual
Paul Feyerabend lahir di vienna Austria tahun 1924, meninggal tahun 1994. Tahun 1948, feyerabend menikah dengan edeltrud. Tahun 1949 Feyerabend menjadi pimpinan dari kraft Circle, sebuah kelompok study yang fokus pada kajian pemikiran viktor kraft, supervisor Feyerabend dalam menulis disertasi di vienna circle.
Tahun 1951 dia menyelesaikan study doktornya dan menyelesaikan disertasinya berjudul “Basic Statement”. Pada tahun 1970, Feyerabend mempublikasikan karyanya berjudul “Consolations for the Specialist”, dimana ia mengkritisi gurunya Popper dari sudut pandang Kuhn.
Epistimologi Anarkis
Ada dua hal yang menyebabkan feyerabend mengembangkan antimetode. Pertama, karena adanya perkembangan baru dalam ilmu fisika, terutama fisika kuantum. Kedua, untuk mengembangkan arah filsafat ilmu baru.
Filsafat ilmu yang dirumuskan oleh Feyerabend dikenal dengan istilah epistimologi anarkis. Anarkisme epistimologis ini berbeda hal nya dengan anarkisme politis. Bila anarkisme politis anti terhadap kemapanan atau kekuasaan, anarkisme metodologis justru ingin mempertahankannya. Artinya pada saat mempertahankan kemapanan, disaat bersamaan menyingkirkannya.
Anti Metode
Metode dari epistimologi anarkis yang dikembangkan oleh feyerabend dikenal dengan istilah anti metode (agains method). Metode ini merupakan kritik dari konsep falsifikasi yang dikembangkan Karl Popper, meski feyerabend pada awalnya mengembangkan konsep falsifikasi tersebut.
Prinsip apa saja boleh
Feyerabend mengatakan ‘anything goes’ yang berarti hipotesis apapun boleh dipergunakan, bahkan yang tidak diterima secara rasional.
Tidak ada standar sama
Feyerabend menolak rasionalitas yang universal dan historis. Kebenaran yang tak terikat ruang dan waktu, penilain sebuah teori. Faktanya satu teori belum tentu menjawab masalah yang sama. Tidak ada standar yang sama untuk mengukur suatu ilmu pengetahuan.
Kontra Induksi
Feyerabend mengajukan kontra induksi untuk mengatasi masalah kekurangan prinsip verifikasi dan falsifikasi di atas. Prosedr kontra induksi ini menurutnya. Bukan berarti satu cara untuk mengganti induksi.
Ketergantungan observasi pada Teori
Feyerabend menolak observasi yang objektif. Menurutnya, seorang peneliti ketika melakukan observasi dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalunya, pengetahuan dan harapan-harapan. Bahkan observasi itu dipengaruhi sarat teori.
BAB 12
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN THOMAS KUHN
Biografi Intelektual
Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) adalah salah satu filosof yang sangat berpengaruh di abad dua puluh. Menyelesaikan sarjananya, lulus dengan summa cum laude dari Harvard University tahun 1943, masternya tahun 1946 dan doktoralnya pada tahun 1949 masih di Harvard, dengan bidang kajian yang sama, fisika, khususnya aplikasi mekanika quantum.
Pada tahun 1961 kuhn menjadi profesor di University of california di berkeley. Kemudin kuhn menjadi profesor filsafat dan sejarah sains di pinceton university pada tahun 1964. Pada tahun 1970 terbit karya dengan judul ‘Criticism and the Growth of Knowledge’ yang dieditori oleh lakatos dan alan musgrave. Pada tahun 1977 terbit buku lain yang berjudul ‘The Essential tension’ dan dia menulis karya lain yang berjudul Black-Body Theory and The Quantum Discontuinity.
Paradigma Ilmu Pengetahuan
Pergeseran Paradigma
Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya pergeseran ilmiah dapat digambarkan kedalam tahap-tahap sebagai berikut ;
Pertamaa, paradigma membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal (normal science).
Kedua, menumpukkan anomoli menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma.
Ketiga, para ilmuwan bisa kembali kepada cara-cara ilmiah yang lama sembari memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya.
Model Paradigma
Setidaknya ada empat kemungkinan untuk memfungsikan paradigma menggantikan kerangka teori sebagai dasar penelitian.
Pertama, dengan paradigma kita dapat menemukan daerah ambigu.
Kedua, paradigma adalah membantu pengembangan interpensi.
Ketiga, suatu paradigma adalah membantu mengebangkan teori baru tanpa harus mengubah paradigma.
Keempat, suatu paradigma dapat melahirkan pendekatan inter dan multidisipliner.
Teori ketaksebandingan
Kuhn membedakan tiga jenis kataksebandingan ;
Ketaksebandingan Metodologi, terjadi karena pendukung paradigma dengan paradigma yang ditawarkan. Mungkin karena faktor matriks disiplin dimana ilmuwan bekerja.
Ketidaksebandingan Persepsi dan Observasi, Kuhn mengembangkan “teori ketergantungan observasi “ karya NR Hanson. Kuhn dan Hanson menyatakan bahwa pengamatan mungkin dipengaruhi oleh keyakinan sebelumnya dan pengalaman. Akibatnya, dua ilmuwan ketika mengamati fenomena sama akan membuat teori dan pendapat sama.
Ketaksebandingan Semantik, perbedaan makna sebuah istilah kerap menjadikan sebuah kesimpulan berbeda, hal yang terkesan sepele namun sangat vital dalam dunia keilmuan. Istilah tertentu yang dipergunakan dalam bidang ilmu tertentu, bisa berbeda pemahamannya jika dipahami oleh ilmuwaan jika dipahami oleh ilmuwan dengan latar belakang keilmuwan yang berbeda. Kuhn menguatkan tesis ini, bahwa anomali mungkin terjadi karena faktor ketaksebandingan Semantik.
BAB 1
IBU DARI ILMU PENGETAHUAN
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Auguste Comte mengatakan ilmu pengetahuan dilahirkan dan di besarkan, melalui positivisme yang di kembangkan di abad ke .....
17
18
19
20
Jawaban : C. 19
Berikut ini beberapa karakteristik berpikir kefilsafatan (filosofis), kecuali .....
Parsial
Radikal
Universal
Rasional
Jawaban : A.Parsial
Salah satu karakteristik berpikir kefilsafatan yaitu spekulatif. Berpikir kefilsafatan di sebut spekulatif karena .....
Penalaran filosofis harus menggunakan metode
Penalaran filosofis adalah hasil refleksi filsafati yang spekulatif sifatnya
Berfikir filosofis harus memahami suatu objek dari seluruh kemungkinan pendekatan
Berfikir kefilsafatan harus mampu menemukan asal dan awal suatu objek kajian filsafat
Jawaban : B. Penalaran filosofis adalah hasil refleksi filsafati yang spekulatif sifatnya
Menurut polanya, pengetahuan dibedakan menjadi empat model. Berikut urutan pola pengetahuan yang benar adalah .....
Tahu bagaimana, tahu bahwa, tahu akan dan tahu mengapa
Tahu mengapa, tahu akan, tahu bahwa dan tahu bagaimana
Tahu akan, tahu bahwa, tahu bagaimana dan tahu mengapa
Tahu akan, tahu bahwa, tahu mengapa dan tahu bagaimana
Jawaban : D. Tahu akan, tahu bahwa, tahu mengapa dan tahu bagaimana
filsafat ilmu itu cakupan bahasannya meliputi; 1) komparasi kritis sejarah perkembangan ilmu, 2) sifat dasar ilmu pengetahuan, 3) metode ilmiah, 4) praanggapan-praanggapan ilmiah, 5) sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Perkataan ini merupakan pendapat dari .....
Suparlan Suhartono
The Liang Gie
Stephen R. Toulmin
Rizal Mustansir dan Misnal Munir
Jawaban : D. Rizal Mustansir dan Misnal Munir
BAB 2
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Dalam mempelajari filsafat ilmu, ada dua pendekatan yang umumnya dipergunakan. Pertama dengan menggunakan pendekatan historis, kedua menggunakan .....
Pendekatan Tematis
Pendekatan Mitologis
Pendekatan Logos
Pendekatan Teologis
Jawaban : A. Pendekatan tematis
Dengan pendekatan Historis, dapat dipahami bagaimana .....
Tema dan isu besar dalam filsafat ilmu
Tumbuh kembangnya filsafat ilmu dan aliran-aliran sepanjang sejarah ilmu pengetahuan berkembang
Mitos sebagai pengetahuan dasar
Sikap kritis dan dialektika
Jawaban : B. Tumbuh kembangnya filsafat ilmu dan aliran-aliran sepanjang sejarah ilmu pengetahuan berkembang
Berikut ini merupakan ciri fase mitologis , kecuali .....
Dirumuskannya apa itu pengetahuan, kebenaran dan alat untuk mencapai pengetahuan sejati
Pengetahuan tentang kehidupan berdasarkan pada pengalaman keseharian
Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta tanpa sikap kritis
Manusia sudah menemukan konsep abjad dan sistem bilangan alam
Jawaban : A. Dirumuskannya apa itu pengetahuan, kebenaran dan alat untuk mencapai pengetahuan sejati
Fase ini ditandai dengan mulai dirumuskannya apa itu pengetahuan, kebenaran dan alat untuk mencapai pengetahuan sejati. Fase dimana filsafat yunani berkembang hingga lahirnya agama kristen. Fase yang di maksud adalah fase .....
Teologis
Mitologis
Logos
Modern
Jawaban : C. Logos
Peran newton dalam ilmu pengetahuan modern tidak perlu diragukan, penemuannya sangat banyak. Beberapa diantaranya adalah bidang teori gravitasi, perhitungan calculus, dan optika. Penemuan tersebut merupakan penemuan dari .....
Rene Descartes
Isaac Newton
August Comte
Pierre Joseph Proudhon
Jawaban : B. Isaac Newton
BAB 3
NALAR ILMU PENGETAHUAN
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Henry Bergson, mengakui bukan hanya akal yang dapat menjadi alat mencapai kebenaran, tetapi juga Intuisi. Henry Bergson merupakan filosof dari .....
Prancis
Yunani
Jerman
Inggris
Jawaban : A. Prancis
Nalar adalah subtansi yang berasal dari dunia ide, Nalar tidak dapat dibagi dan bersifat abadi. Filosof yang memegang keyakinan seperti itu adalah .....
Rene Descartes
Leela Gandhi
H Titus
Palto
Jawaban : D. Plato
Nama lain konsep nalar universal adalah ....
Fundamental
Logos
Rasio instrumental
Kontemporer
Jawaban : C. Rasio Instrumental
Nalar menurut al- Jabiri adalah .....
Tindakan mental
Tindakan fisik
Tindakan konitas
Tindakan budaya
Jawaban : A. Tindakan mental
Di era pemikiran filsafat modern, nalar bagi para filosof adalah .....
Konsep kesadaran, dimana subjek yang sadar jadi landasan bagi perolehan pengetahuan yang rasional
Sebuah sistem yang disadari, juga mengandung nilai historis dan ketidaksadaran
Pola dan aturan tertentu dalam berfikir sehingga tidak dapat bebas dan murni lagi
Alat bagi upaya memperoleh pengetahuan
Jawaban : D. Alat bagi upaya memperoleh pengetahuan
BAB 4
SARANA ILMIAH, KLASIFIKASI, DAN PELUANG
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Bahasa dapat dipahami melalui beberapa fungsinya, berikut salah satu fungsi bahasa, yaitu.....
Logika
Simbol
Matematika
Statistik
Jawaban : B. Simbol
Matematika adalah metode berfikir logis , pengertian tersebut dikemukakan oleh ....
Wittgeinstein
Amsal Bakhtiar
Lorens Bagus
Cecep Sumarna
Jawaban : A. Wittgeinstein
Logika dibedakan atas logika deduktif dan logika ....
Campuran
Analisis
Proposisi
Induktif
Jawaban : D. Induktif
Pengertian Statistik yang tepat adalah .....
Pembagian spesifik dari konsep yang mempunyai keluasan
Ilmu yang membahas (mempelajari) dan memperkembangkan prinsip-prinsip
Sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan
Alat dan sarana berfikir
Jawaban : B. Ilmu yang membahas (mempelajari) dan memperkembangkan prinsip-prinsip
Berikut macam macam klasifikasi , kecuali .....
Klasifikasi natural
Klasifikasi artifisial
Klasifikasi observasi
Klasifikasi menyangkut unsur unsur kimia yang dibuat mendelev
Jawaban : C. Klasifikasi observasi
BAB 5
STRUKTUR ILMU PENGETAHUAN
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Dibawah ini objek material ilmu pengetahuan adalah ....
Matematika
Statistika
Bahasa
Alam
Jawaban : D. Alam
Dalam hal ini maka metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan cara berfikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya. Pendapat tersebut merupakan kutipan dari ilmuwan yang bernama .....
S. Suriasumantri
Sri Soeprapto
Suparlan Suhartono
Cecep Sumarna
Jawaban : A. S. Suriasumantri
Berikut yang tidak termasuk langkah metode ilmiah adalah .....
Perumusan masalah
Klasifikasi dan deskripsi
Latihan
Tinjauan pustaka
Jawaban : C. Latihan
Salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan yang bersifat kumulatif, dimana tiap pengetahuan disusun diatas pengetahuan sebelumnya, penjelasan tersebut merupakan pengertian dari....
Tinjauan pustaka
Persepsi
Perumusan masalah
Teknologi dan pengukuran
Jawaban : A. Tinjauan pustaka
Bahasa latin dari persepsi adalah ....
Perception
Percipio
Perseption
Percepio
Jawaban : B. Percipio
BAB 6
INDRA, AKAL, INTUISI, DAN WAHYU
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Berikut ini beberapa hierarki wujud yang dikemukakan Al- Farabi, kecuali ....
Tuhan merupakan sebab keberadaan wujud yang lain
Para malaikat yang merupakan wujud wujud yang sama sekali immateriil
Benda-benda udara (nemestrial)
Benda bumi (terrestrial)
Jawaban : C. Benda-benda udara (nemestrial)
Bagi umat islam, Al- quran adalah wahyu Allah SWT. Al-quran disebut wahyu Allah SWT Oleh umat islam karena ....
Informasinya sangat tidak benar
Informasi yang diberikan sangat benar, yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia
Informasi yang diberikan benar oleh manusia sendiri
Informasinya sangat lengkap namun belum tentu benar adanya
Jawaban : B. Informasi yang di berikan sangat benar, yang diberikan oleh Tuhan keapada manusia
Pada dimensi horizontal, ilmu pengetahuan ditujukan untuk kemanfaatan manusia dan membangun bumi. Sedangkan pada dimensi vertikal, ilmu pengetahuan ditujukan untuk .....
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat
Meningkatkan keuangan negara dengan kejujuran
Meningkatkan kepedulian antar sesama manusia
Meningkatkan kualitas iman dan bentuk sikap tauhid kepada Allah SWT
Jawaban : D. Meningkatkan kualitas iman dan bentuk sikap tauhid kepada Allah SWT
Dua dimensi keunikan yang dimiliki Al-quran adalah .....
Spiritual dan intelektual
Interprentasi dan komunikasi
Integrasi dan integritas
Konseptual dan supranatural
Jawaban : A. Spiritual dan intelektual
Akal merupakan potensi setiap manusia, sarana untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Ibn Khaldun , akal adalah .....
Timbangan yang cermat yang hasilnya pasti dan dipercaya
Timbangan yang tidak jelas hasilnya
Timbangan yang tepat namun tidak terpercaya
Timbangan yang dipercaya yang pasti tapi tidak cermat
Jawaban : A. Timbangan yang cermat yang hasilnya pasti dan dipercaya
BAB 7
ILMU MENURUT IBN SINA
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Ibn Sina yang diberi gelar Syekh al- Ra’is al- Akbar adalah seorang filosof dan ulama besar dalam sejarah islam, Ibn Sina lahir pada tahun .....
Tahun 390 H/ 1049 M
Tahun 370 H/ 980 M
Tahun 380 H/ 980 M
Tahun 390 H/ 980 M
Jawaban : B. Tahun 370 H/ 980 M
Dua sumber yang diyakini Ibn Sina sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan manusia adalah .....
Akal dan fikiran
Khayal dan imajinasi
Indera dan rasio
Akal dan memori
Jawaban : C. Indera dan rasio
Persepsi dalam pandangan Ibn Sina berasal dari dua jenis persepsi. Dua jenis persepsi yang dimaksud dalam pandangan Ibn Sina adalah .....
Persepsi internal dan eksternal
Persepsi interaksi dan interensi
Persepsi ekspor dan impor
Persepsi independen dan instemsi
Jawaban : A. Persepsi internal dan eksternal
Akal memiliki 3 tingkatan, akal yang tertinggi dan hanya dimiliki oleh nabi dan rasul disebut .....
Akal mutazzim (pengajaran)
Akal mujahilia (kebodohan)
Akal thiqal (kepercayaan)
Akal al- Mustafad (perolehan)
Jawaban : D. Akal al-Mustafad (perolehan)
Dibawah ini yang bukan termasuk ketiga tingkatan akal adalah .....
Akal material
Akal aktual
Akal perolehan
Akal sehat
Jawaban : D. Akal sehat
BAB 8
ILMU MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Di madrasah Nizhamiyah di Naysabur, Al-ghazali belajar dalam asuhan Al-juwaini. Dalam asuhan Al-juwaini Al-ghazali sampai menguasai banyak ilmu, kecuali.....
Ilmu mantiq dan filsafat
Ilmu kalam dan tasawuf
Ilmu fiqih dan dan retorika perdebatan
Ilmu tasawuf dan takdir
Jawaban : D. Ilmu tasawuf dan takdir
Fase pencarian ilmu Al- Ghazali ada 3 fase, dimana fase yang pertama adalah fase keraguan (skeptis), kemudian fase selanjutnya adalah .....
Fase revolusi ilmu
Fase validitas ilmu
Fase evolusi intelektual
Fase peradaban ilmu
Jawaban : B. Fase validitas ilmu
Dibawah ini yang tidak temasuk alat untuk menghasilkan ilmu adalah .....
Jantung
Indera
Akal
Hati
Jawaban : A. Jantung
Yang merupakan dasar-dasar dari keberadaan ilmu laduni adalah .....
Kesaksian pengajaran dan penghayatan
Kesaksian syar’i dan penetapan
Kesaksian syara dan pengalaman
Kesaksian penyusunan dan kebenaran
Jawaban : C. Kesaksian syara dan pengalaman
Metode ilmu laduni yaitu melalui pencarian seluruh ilmu, melalui metode riyadhah dan muraqabah dan metode yang terakhir adalah .....
Metode takafur
Metode sakafur
Metode tamatur
Metode kafattur
Jawaban : A. Metode takafur
BAB 9
ILMU MENURUT IBN’ ARABI
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Ibn Arabi lahir pada 17 Ramadhan 560 H, atau 28 juli 1165 M. Ibn Arabi lahir di Mursia, pada kota ....
Spanyol bagian barat
Spanyol bagian timur
Spanyol bagian selatan
Spanyol bagian tenggara
Jawaban : D. Spanyol bagian tenggara
Berikut yang tidak termasuk ciri-ciri dari pengetahuan intuitif yang dikemukakan oleh Afifi adalah .....
Tidak menghasilkan pengetahuan
Bersifat bawaan
Berada di luar sebab
Identik dengan pengetahuan Tuhan
Jawaban : A. Tidak menghasilkan pengetahuan
Ibn Arabi merupakan seorang tokoh sufi yang berjasa dalam merumuskan pengetahuan.....
Intuitif
Alam
Sosial
Ekonomi
Jawaban : A. Intuitif
Tokoh yang berkeyakinan bahwa makrifat intuisi dan hakiki hanya dapat dicapai dengan amal-amal shalih, takwa dan menapaki jalan-jalan kebenaran adalah ......
William
Ibn Sina
Ibn Arabi
Jurgen
Jawaban : C. Ibn Arabi
Dari pengetahuan yang diperoleh dari metode argumentasi rasional yang sarat dengan berbagai....
Kritikan
Keraguan
Kontradisi
Semua benar
Jawaban : D. Semua benar
BAB 10
ILMU MENURUT THABATHABA’I
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Ilamah Thabathaba’i terlahir dengan nama ...... dari keluarga yang religius dan taat dikota tabriz, barat laut Iran pada penghujung bulan dzulhijjah tahun1321 Hijriah bertepatan dengan tahun 1904 Masehi. Nama yang dapat mengisi titik- titik tersebut adalah ......
Mohammad Hossein
Sirajuddin Abdul Wahhab
Mirza Ali Qadi
Sayyed
Jawaban : A. Mohammad Hossein
Akal yang tidak memiliki potensi untuk mengaktualkan objek-objek akal untuk aktual karena kekosongan jiwa dari keumuman objek-objek akal. Akal tersebut disebut dengan......
Akal perincian
Akal potensial
Akal keseluruhan
Akal hayulani
Jawaban : B. Akal potensial
Urutan tingkatan akal yang benar adalah .....
Akal halyulani, akal bi al-fa’al, akal bi al- Malakat, dan akal al-Mustafad
Akal bi al- Malakat, akal bi al-fa’al, akal hayulani dan akal al-Mustafad
Akal halyulani, akal bi al- Malakat, akal bi al-fa’al, dan akal al-Mustafad
Akal bi al- Malakat, akal hayulani,akal bi al-fa’al, dan akal al-Mustafad
Jawaban : C. Akal halyulani, akal bi al- Malakat, akal bi al-fa’al, dan akal al-Mustafad
Yang termasuk jenis ilmu menurut Husein Thabathaba’i adalah....
Ilmu pasti
Ilmu keseluruhan
Ilmu hayulani
Ilmu hushuli
Jawaban : D. Ilmu Hushuli
Ilmu hushuli terbagi lagi ke dalam dua bagian : ilmu badihi atau iktisabi (proses) dan nazhari (pemikiran). Ilmu badihi ialah ......
Sebuah ilmu yang tidak membutuhkan proses pemikiran, baik dalam konsepsi maupun dalam afirmasinya
Ilmu yang membutuhkan usaha pemikiran, baik dalam konsepsi maupun dalam afirmasi.
Ilmu yang membutuhkan tenaga
Ilmu yang hadir dari dirinya sendiri
Jawaban : A. Sebuah ilmu yang tidak membutuhkan proses pemikiran, baik dalam konsepsi maupun dalam afirmasinya
BAB 11
EPISTEMOLOGI ANARKIS PAUL FEYERABEND
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Hal pertama yang menyebabkan feyerabend mengembangkan antimeode adalah
Adanya ilmu baru dalam ilmu sosial
Adanya perkembangan baru dalam ilmu ekonomi
Untuk mengembangkan arah filsafat ilmu baru
Adanya perkembangan baru dalam ilmu fisika
Jawaban : D. Adanya perkembangan baru dalam ilmu fisika
Metode dari epistimologi anarkis yang dikembangkan oleh feyerabend dikenal dengan istilah.....
Anti metode
Intuitif
Observasi
Anti anarkis
Jawaban : A. Anti metode
Anti metode feyerabend dapat dijelaskan dengan empat hal yaitu, kecuali .....
Prinsip apa saja boleh
Prinsip pasti
Tidak ada standar sama sekali
Kontra induksi
Jawaban : B. Prinsip pasti
Orang yang menolak rasionalitas yang universal dan historis adalah....
Akhyar Y Lubis
Verhaak
Imam
Feyerabend
Jawaban : D. Feyerabend
Feyerand mengajukan kontra induksi untuk mengatasi masalah ......
Kekurangan prinsip verifikasi dan faksifikasi
Kekurangan dana
Kekurangan tenaga kerja
Kekurangan teori
Jawaban : A. Kekurangan prinsip verifikasi dan faksifikasi
BAB 12
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN THOMAS KUHN
Berilah tanda silang pada salah pada satu huruf yang Anda anggap paling benar
Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya pergeseran ilmiah dapat digambarkan kedalam tahap-tahap sebagai berikut .....
Paradigma membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal (normal science).
Menumpukkan anomoli menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma.
Para ilmuwan bisa kembali kepada cara-cara ilmiah yang lama sembari memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya.
Semuanya benar
Jawaban : D. Semua benar
Fungsi kedua, paradigma adalah membantu pengembangan interpensi. Pendapat tersebut dikemukakan oleh .....
Peter
Amsal Bachtiar
Noeng Muhajir
Afifi
Jawaban : C. Noeng Muhajir
Kuhn membedakan tiga jenis ketaksebandingan. Yang tidak termasuk ketaksebandingan menurut kuhn adalah...
Ketaksebandingan metologi
Ketasebandingan persepsi dan observasi
Ketaksebandingan universal
Ketaksebandingan semantik
Jawaban : C. Ketasebandingan universal
Ketidaksebandingan Persepsi dan Observasi, Kuhn mengembangkan sebuah teori. Teori yang dimaksud adalah ....
Teori ketergantungan observasi
Teori ketisaksebandingan metodoligis
Teori ketaksebandingan semantik
Teori ketergantungan semantik
Jawaban : A. Teori ketergantungan observasi
Kuhn dan Hanson menyatakan bahwa pengamatan mungkin dipengaruhi oleh keyakinan sebelumnya dan .....
Penelitian
Pengalaman
Petunjuk
Pendidikan
Jawaban : B. Pengalaman
48