Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Di era globalisasi saat ini, pemahaman generasi muda tentang realitas kehidupan sehari-hari bisa dicapai melalui media massa, termasuk informasi atau pemahaman tentang konflik dalam masyarakat. Media massa memiliki kemampuan untuk membangun pencitraan dalam benak generasi muda serta membentuk pendapat dan persepsi mereka. Media melalui isi pesan melaksanakan strategi pembingkaian, yang menyoroti aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lain dalam memandang kenyataan. Isi pesan media massa sangat tergantung pada ekonomi mereka serta kepentingan ideologis mereka. Strategi media diimplementasikan secara halus agar tidak disadari oleh publik khususnya generasi muda. Kekuatan komunikasi media massa tidak ada tandingannya. Tidak seorang pun di dunia ini mampu menghindar media, walau sesibuk apa pun individu yang bersangkutan. Tak pelak lagi, media massa menjadi ”soko guru” yang patut digugu dan ditiru. Kehebatan lain dari media massa ini adalah terjadinya pergeseran arus budaya massa dari proces society menjadi instant society dalam pengambilan keputusan baik ideologi, politik maupun budaya. Media massa mampu membangkitkan rasa duka sekaligus suka bagi seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia dengan berbagai alasan yang jelas. Media massa lahir atas kreativitas dan intelektualitas manusia. Salah satu elemen penting yang mengiringi media massa adalah pesan komunikasi massa budaya manusia. Kenyataan bahwa isi pesan media massa sering begitu halus sehingga tidak disadari khususnya oleh generasi muda, mendorong munculnya kebutuhan akan Literasi Media sebagai metode atau langkah-langkah untuk memecahkan masalah ini. Literasi Media adalah kemampuan untuk mengkritik isi media dan memiliki pemahaman penuh tentang realitas. Untuk mengembangkan keterampilan generasi muda agar menjadi kritis terhadap isi media massa serta mengembangkan pemahaman tentang konsep keberagaman dan toleransi dalam masyarakat. Salah satu definisi yang popular menyatakan bahwa literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media. Di Indonesia, kegiatan literasi media lebih didorong oleh kekhawatiran bahwa media dapat menimbulkan pengaruh negatif. Mereka yang prihatin dengan pola interaksi anak dengan media dan prihatin dengan isi media yang tidak aman dan tidak sehat biasanya berasal dari kalangan orangtua, guru, tokoh agama, LSM yang peduli dengan perlindungan anak, perguruan tinggi, kelompok mahasiswa, dan sebagainya. Mereka berusaha keras menemukan cara-cara yang bisa diterapkan dalam mengurangi jam anak menonton TV, memilih tayangan, melakukan pendampingan yang benar, dan melakukan sosialisasi melalui berbagai forum.
2019
PENGENALAN Takrif literasi digital adalah dua jenis utama iaitu, takrif konseptual dan set operasi standard yang bertujuan untuk menyediakan kebangsaan dan antarabangsa normalisasi literasi digital. Menurut Richard Lanham (1995: 198), beliau mendakwa bahawa "literasi" telah memperluaskan semantiknya dicapai dari makna "keupayaan untuk membaca dan menulis" sehingga kini bermaksud "kebolehan untuk memahami maklumat namun dibentangkan." Beliau menekankan sifat multimediasi maklumat digital, dan berpendapat bahawa untuk menjadi celik digital melibatkan mereka yang mahir menguraikan imej dan bunyi yang kompleks serta kata-kata kesucian sintaksis (Lanham 1995: 200). Celik huruf secara digital adalah orang-orang yang cepat pada (kaki) mereka bergerak dari satu jenis ke medium yang lain dan tahu jenis ekspresi sesuai dengan jenis pengetahuan dan menjadi mahir dalam menyampaikan maklumat mereka dalam medium yang mereka fahami. Oleh yang demikian, Penonton akan mudah memahami. Literasi digital membolehkan kita memadankan medium yang digunakan untuk jenis maklumat yang dipersembahan dan untuk penonton. Selain itu, antara definisi lainnya digital media litersai adalah, literasi digital menginteraksi, interaksi dengan maklumat dengan penglibatan epistem dengan maklumat. Literasi digital melibatkan huruf digital dan melibatkan ia berinteraksi dengan maklumat, dan berinteraksi dengan maklumat adalah tentang menilai kebenarannya atau kesahihan, kredibiliti, kebolehpercayaan dan sebagainya. Literasi digital adalah dibina dalam apa yang kita panggil cara "truthcentric", dan sebagai sejenis pertahanan terhadap dimanipulasi, tidak diakui secara betul, atau ditipu. Ia adalah melabur dengan nilai dan orientasi yang dikaitkan dengan liberal dan kritikal, konsep kesedaran media dan sebagainya. Seterusnya, media literasi pula membawa maksud literasi media adalah keupayaan untuk mengakses, menganalisis, menilai dan membuat mesej dalam pelbagai konteks. Secara ringkasnya, digital literasi adalah dikaitkan dengan media digital baru dan sebahagian besarnya bergantung kepada bahasa Teknologi Maklumat (IT). Kemunculannya telah memerlukan transformasi yang serius dalam literasi kecekapan dan penambahan kemahiran dan kebolehan baru. Ia adalah konsep yang sangat terkini yang sering digunakan dengan sinonim dengan kemahiran teknikal yang diperlukan
2020
Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan yang berfokus pada literasi media sebagai tataran konsep. Seperti yang diketahui bahwa literasi media di Indonesia khususnya masih belum berkembang dengan baik, bahkan pada beberapa kalangan dan wilayah tertentu di Indonesia, literasi media merupakan hal yang urgent dilakukan, mengingat kemampuan mengkritisi media dan membaca isi media masih belum dipahami sepenuhnya oleh khalayak, baik khalayak media elektronik maupun khalayak media online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa konsep literasi media yang terdapat dalam berbagai teks buku dan jurnal. Metode penelitian dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan berbagai pustaka berupa buku, jurnal, prosiding konferensi dan makalah ilmiah tentang literasi media yang di publish secara nasional maupun internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya kajian dan referensi tentang literasi media yang disesuaikan dengan kondisi demografi...
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility, 2019
Perkembangan teknologi komunikasi digital terutama dengan kehadiran internet, memberikan dampak seperti kemudahan dalam membagikan informasi maupun munculnya berbagai persoalan karena kurang bijaknya masyarakat memahami informasi yang diterima. Edukasi terkait literasi media dapat memberikan pemahaman dan pemberdayaan kepada audiens terkait bagaimana menggunakan media (Tully & Vraga, 2017). Melalui Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan mengadakan edukasi terkait literasi media bagi siswa, guru, dan orang tua di Yayasan Perguruan Markus Tangerang. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga rangkaian kegiatan edukasi yakni seminar, permainan edukatif dan diskusi kelompok. Melalui edukasi literasi media, siswa, guru, dan orang tua mampu untuk mengkritisi informasi yang diperoleh dan dapat memanfaatkan perangkat digital untuk mencegah berkembangnya informasi yang tidak benar di masyarakat. Selain itu, setelah memperoleh pemahaman terkait Digital Literasi, para peserta diharapkan juga mampu untuk menjadi agen untuk menyebarkan pemahaman literasi media yang diperoleh baik di sekolah, di keluarga, maupun masyarakat luas.
2023
The area northeast of Mosul, a collection of villages with varying topography and terrain, is known for being a mosaic of ethnic and religious minorities. The village of Mērgī, the focus of interest in this paper, is one of the historical Christian settlements in the area, located on the southern foot of the Mount Maqlūb. Based on a fieldwork carried out in 2022 in Mērgī, this article investigates the linguistic situation in this village and carries out comparisons with the other well-documented related dialects in the vicinity.
Genocide Studies and Prevention, 2019
In 1960, the Israeli intelligence agency, Mossad, undertook an operation in Argentina to capture the architect of the Final Solution, Adolf Eichmann, and bring him to Israel to stand trial. Operation Finale [Chris Weitz, 2018] tells the story of this intelligence operation: the actions of and challenges for the agents involved, in a way that captures the banality of Eichmann’s personality before it was put on show for the world to see in his televised trial. Operation Finale is available on Netflix, rendering it a Holocaust film with an extraordinarily large reach.
El presente libro constituye una síntesis y una respuesta adecuada a los numerosos retos y situaciones (contextos, escenarios) de aprendizaje que inciden o que se relacionan en el cómo del hacer educativo (praxis docente); en el aula presencial, virtual o en su combinación. Por consiguiente, es una realidad que determina cómo el docente (mediador, facilitador, formador) ejerce su acción (generar mensajes para lograr objetivos, competencias, contenidos o propósitos en el otro); de manera, que el aprendiz ejerce las propias, en el desarrollo interactivo que se da en las estrategias didácticas (por una parte, las de enseñanza que desarrolla el formador y por otra las que el aprendiz emplea de manera individual o en grupo, para lograr construir su aprendizaje). Todo ello en la interactividad del ecosistema sociocomunicativo coherente con un estilo abierto, indagador y creativo, en el cual se relacionan ideas, intereses, afectos, y estilos de reflexión y aprendizaje de saberes compartidos entre docente y aprendices (discentes), entre los propios discentes, y entre docente-discentes-sociedad, mediante el discurso y los sistemas de información y comunicación. El aula pluridimensional ha de ir configurándose en un espacio que por una parte, se centra en el quehacer educativo en un modo de ser, convivir y de trabajo productivo innovador, creador, compartido; y por otra, en la convivencia, en una polisemia en constante elaboración, reelaboración y afianzamientos de códigos, que emergen de la propia praxis educativa, bien sea presencial, a distancia, virtual sincrónica o asincrónica.
Cooking with plants in ancient Europe and beyond. Interdisciplinary approaches to the archaeology of plant foods, 2022
This chapter presents preliminary archaeobotanical evidence from the Early Chalcolithic occupation at the site of Aktopraklık Höyük in northwest Anatolia, near the south Marmara coast. Samples collected in 2016‑17 and processed during the 2017‑2019 field seasons, using a rigorous recovery strategy, have yielded a rich and diverse archaeobotanical assemblage, containing ubiquitous and abundant crop remains as well as charred fruit, seeds and nutshell from indoor floor deposits and outdoor courtyard and communal areas. Our preliminary results also indicate spatial variation between indoor and outdoor areas with regard to crop processing and food preparation and consumption activities.
American Annals of the Deaf, 2000
Administrative Sciences, 2024
Política Social y Trabajo Social: Fundamentos y Debates Actuales, 2022
WIT Transactions on Ecology and the Environment, Vol 99, 2006
MAGYAR NYELVJÁRÁSOK, 2023
IEEE Access, 2021
Journal of Politics and Ethics in New Technologies and Artificial Intelligence, 2024
American Journal of Archaeology, 2019
Journal of Physical Activity and Health
Journal of Anesthesia & Intensive Care Medicine, 2017
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 2019
Cancer research, 1998
The International Journal of Advanced Manufacturing Technology, 2014
European Journal of International Law, 2015
Palimpsesto - Revista do Programa de Pós-Graduação em Letras da UERJ, 2003