Academia.eduAcademia.edu

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI ACARA PRAKTIKUM KE I “KLASIFIKASI TUMBUHAN” NAMA : ADI BUDI UTOMO NIM : 24020117120036 KELOMPOK : 2 ASISTEN : FAMELA BEATRIS DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018 LEMBAR PENGESAHAN Semarang , 18 April 2018 ASISTEN , PRAKTIKAN FAMELA BEATRIS ADI BUDI UTOMO 24010114140072 24020117120036 BAB I PENDAHULUAN Rosela yang mempunyai nama ilmiah Hisbiscus sabdarifa Linn. Tanaman ini merupakan anggota familia Malvaceae. Rosela dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis Habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun sekarang tanaman ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Karenanya tak heran jika tanaman ini mempunyai nama umum yang berbeda-beda di berbagai negara. Misalnya di Inggris Roselle, red sorel, di Malaysia asam susur, di Thailand kachieb priew, di Afrika Utara dikenal sebagai karkade atau carcade (Maryani dan Kristiana, 2010). Budidaya tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa. L) kini mulai diminati petani, mengingat hasil panen dari kelopak bunga rosela dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Kondisi ini juga mengubah perilaku petani dalam mengatur komponen ekosistem, yaitu senyawa anorganik, senyawa organik, iklim, produsen, makrokonsumen, dan mikrokonsumen (Purwaningsih,2008). Hasil survei importir rosela tingkat internasional, total panen rosela kering rata-rata 250 kg/hektar dan pernah mencapai 500 kg hektar. Perkebunan di Desa Panggung kecamatan Semen, kabupaten Kediri, Jawa Timur, dapat menghasilkan Leo Eladisa Ganjari Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Ditinjau dari Aspek Produksi dan Ekologi 191 1,25 kg kelopak bunga basah dari setiap tanaman rosela. Di California, setiap tanaman bisa menghasilkan sekitar 1,3 kg, sementara itu, di Puerto Rico hasil panen berkisar 1,8 kg/tanaman, dan di Florida 7,25 kg/tanaman (Maryani dan Kristiana, 2010). Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) merupakan tanaman penghasil serat alam yang biasanya digunakan sebagai bahan baku karung goni. Pada saat ini tanaman rosela banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, terutama diambil kelopak bunganya sebagai bahan minuman (Mardiah, 2009). Tanaman rosela sangat peka terhadap panjang hari. Pada hari pendek kurang dari 12 jam tanaman rosela cepat mengakhiri pertumbuhan vegetatif dan beralih ke pertumbuhan generatif (Widyanto, 2008). Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) merupakan salah satu tanaman herbal yang bermanfaat mencegah penyakit kanker, melancarkan tekanan darah, dan melancarkan buang air besar.Bunga rosella telah digunakan secara luas di banyak negara sebagai minuman dan sumber pengobatan. Beberapa pengobatan herbal menggunakan ekstrak tanaman ini untuk diuretik, gangguan pencernaan, agen antioksidan, dan hiperkolesterolemia.3 Salah satu kandungan bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) yang dikenal khasiatnya sebagai diuretik adalah antosianin, gossipetin dan hibicin.4 Bunga rosella bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk seduhan, seperti teh. Bahkan, kini sudah dapat diolah dalam bentuk sirup, selai, dan minuman lain. Seduhan rosella terbuat dari kelopak kering rosela, berwarna merah dan rasanya seperti berry. Seduhan rosella mengandung antioksidan, seperti flavonoid yang baik untuk jantung dan tubuh. Untuk membuat seduhan digunakan 2 gr kelopak kering rosela yang diseduh dengan air panas. BAB II DETERMINASI dan KLASIFIKASI 2.1 DETERMINASI Kunci determinasi tanaman digunakan untuk mengidentifikasi tanaman dan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman yang di identifikasi , selain itu kunci determinasi digunakan untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan bahan ,sehingga tanaman yang diambil benar-benar tanaman yang ingin digunakan . Determinasi dilakukan dengan berpedoman pada buku “ Flora Untuk Sekolah di Indonesia” karangan Van Stennis (1992). Adapun kunci determinasi dari tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah sebagai berikut : 1b…2b…3b…4b…6b…7b…9b…10…11b…12b…13b…14a…15a…109b…119b…120b…128b…129b…135b…136b…139b…140b…142b…143a…144a…Malvaceae 1a…2b…3b…Hibiscus 1b…2b…4a…Hibiscus sabdariffa 2.2 KLASIFIKASI Klasifikasi Tanaman Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn ) menurut Plantlis sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta ( vascular plant ) Superdivision : Spermatophyta ( seed plant ) Division : Magnoliophyta ( Flowering plant ) Class : Magnoliopsida ( Dicotyledons ) Subclass : Dilleniidea Order : Malvales Familly : Malvaceae ( Mallow family ) Genus : Hibiscus L. (Rose mallow ) Spesies : Hibiscus sabdariffa Linn Synonyms : Abelmoschus cruentus Hibiscus fraternus L. Hibiscus palmatilobus Bail. Furcaria sabdariffa Ulbr. Sabdariffa rubra Kortel. BAB III DISKRIBSI HABITATIO 3.1 Diskribsi Rosela yang mempunyai nama ilmiah Hisbiscus sabdarifa Linn. Tanaman ini merupakan anggota familia Malvaceae . Habitus perdu ,tinggi 1 meter , umur perenial (bertahun – tahun ),bentuk akar tunggang , sifat warna coklat , getah putih ,Batang berbentuk bulat (silindris) , arah tumbuh tegak , percabangan monopodial , warna merah , berkayu , daun tunggal , tipe bulat telur , susunan tulang daun menjari , ujung tumpul (obtusus ) , tepi bergerigi (serratus ) , pangkal berlekuk ( emarginatus ) panjang daun 6- 15 cm , dan lebar 5-8 cm , tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4 – 7 cm , duduk daun berselang – seling ,Karangan bunga : tipe bunga tunggal , letak di ketiak ( axial ) , kelopak ( calyx) berwarna merah dan menempel pada mahkota bunga , bunga mempunyai 8 – 11 helai kelopak yang berbulu , panjang 1 cm , tangkai bunga berbentuk silinder , berwarna merah , letak bunga berselang – seling ,Bunga banci ( hermaprodite ) Kelopak (calyx) bersimetri banyak , kelopak berwarna merah , berbulu, jumlah 8 – 11 Mahkota ( corrola ) bersimetri banyak , berlekatan , jumlah 5 ,Benangsari ( Androcium ) berjumlah tak terhingga,Putik ( Gynocium ) : berjumlah 5 . Hal ini sesuai dengan Purwanigsih (2008) Rosela merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5-3 meter, Batangnya bulat tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, benbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6—15 cm dan lebarnva 5—8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau, dengan panjang 4—7 cm. Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal, artinya pada seliap tangkai hanya lerdapat satu bungar Bunga ini mempunyai 8— 11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, pangkalnya saling berlekatan, dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.Mahkota bunga berbentuk corong, Terdiri dari 5 helaian, panjangnya 3-5 cm. Tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal, panjangnya sekitar 5 mm dan lebar sekitar 5 mm. Putiknya berbentuk tabung, berwarna kuning atau merah.Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu. 3.1 Habitat Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Hal ini sesuai dengan Santoso (2008 ) yang menyatakan bahwa Rosela dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis Habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun sekarang tanaman ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. BAB IV DISKRIPSIO 4.1 Organa Nutritiva Organa nitritiva adalah semua bagian tumbuhan yang secara langsung atau tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan yaitu berguna untuk  penyerapan, pengolahan, pengangkutan dan penimbunan (Tjitrosoepomo, 1985). 4.1.1 Akar ( Radix ) Sistem perakaran pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L. ) adalah tunggang , dimana sistem perakaran ini akar pokok dapar dibedakan . Akar pokok memiliki ukuran yg lebih besar dari cabang akar. Akarnya berwarna coklat , dan mengandung getah berwarna putih. 4.1.2 Batang ( Caulis ) Batang pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) berbentuk bulat (silindris) , arah tumbuh tegak , percabangan monopodial , berwarna merah ,dan berkayu . Habitus perdu ,tinggi 1 meter , umur perenial (bertahun – tahun), (Agrina , 2009) 4.1.3 Daun ( Folium ) Daun pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) adalah daun tunggal , tipe bulat telur , susunan tulang daun menjari , ujung tumpul (obtusus ) , tepi bergerigi (serratus ) , pangkal berlekuk ( emarginatus ) panjang daun 6- 15 cm , dan lebar 5-8 cm , tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4 – 7 cm , duduk daun berselang – seling . (Agrina,2009) 4.2 Organa Reproductiva Organa reproduktiva merupakan organ dari tumbuhan yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan. Tumbuhan ini dapat berkembangbiak denga cara generatif dengan biji(Tjitrosoepomo, 1985). 4.2.1 Bunga ( Flos ) Bunga pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) adalah tipe bunga tunggal , letak di ketiak ( axial) , kelopak ( calyx ) berwarna merah dan menempel pada mahkota bunga , bunga mempunyai 8 – 11 helai kelopak yang berbulu , panjang 1 cm , tangkai bunga berbentuk silinder , berwarna merah , letak bunga berselang – seling termasuk Bunga banci ( hermaprodite ) . Kelopak (calyx) : simetri banyak , kelopak berwarna merah , berbulu, jumlah 8 – 11 Mahkota ( corrola ) : simetri banyak , berlekatan , jumlah 5 .Benangsari ( Androcium ) : ~ Putik ( Gynocium ) : berjumlah 5. (Rita,2010) 4.2.2 Buah ( Fructus ) Buah pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) adalah Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Buah ini merupakan kelopak bunga rosella. (Rita,2010) 4.2.3 Biji ( Semen ) Biji pada tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) adalah Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu. DAFTAR PUSTAKA Agrina. 2009. Rosella. http://www.agrina online.com.Diakses pada hari kamis 18 April 2018. Mardiah, Rahayu, P, Ashadi, W. R, dan Sawarni. 2009. Budidaya dan Pengolahan Rosella. Agromedia Pustaka. Jakarta. Maryani, H. dan L. Kristiana. 2010. Khasiat & Manfaat Rosela. Jakarta: Agro Media. Purwaningsih, E., 2008. Biologi Bunga Rosela. Makalah presentasi seminar, tidak dipublikasikan. Prodi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Widya Mandala Madiun Rita. 2010. Hibiscus sabdariffa L. http://ritariata.blogspot.com. Pada hari kamis 18 April 2018. Santosa, B. 2008. Pemberdayaan Lahan Podsolik Merah Kuning dengan Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa, L.) di Kalimantan Selatan. Journal Persspektif Volume 5, Nomer 1, Juni 2006:01-12. Titrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Widyanto, P. S dan Nelistya, A. 2008. Rosella Aneka Olahan, Khasiat dan Ramuan. Penebar Swadaya. Jakarta.