Academia.eduAcademia.edu

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

BUKITTINGGI 2019 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan. Globalisasi diartikan juga sebagai proses yang menghasikan dunia tunggal. Dengan perkembangannya bidang komunikasi dan transportasi, dunia mengalami era globalisasi. Era dimana informasi seluruh dunia terbuka unruk semua orang. Dalam derasnya arus globalisasi saat ini, terdapat dampak positif dan negative, globalisasi akan menimbulkanbahaya dan harapan. 1 Media sosial adalah adalah sebuah daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog. Jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media yang paling umum digunakan oleh masyarakat seluruh umum. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Media sosial itu sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan menciptakan, berbagi serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual. Media sosial menjadi sarana komunikasi yang paling diminati oleh sebagian besar remaja. Koneksi

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT IBADAH SHALAT REMAJA DI KENAGARIAN CINGKARIANG KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM NAMA: AFRI SANTI AMELIA NIM: 4617059 DOSEN PEMBIMBING: DR. SILFIA HANANI, S.Ag., S.Sog., M.Si. PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI 2019 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan. Globalisasi diartikan juga sebagai proses yang menghasikan dunia tunggal. Dengan perkembangannya bidang komunikasi dan transportasi, dunia mengalami era globalisasi. Era dimana informasi seluruh dunia terbuka unruk semua orang. Dalam derasnya arus globalisasi saat ini, terdapat dampak positif dan negative, globalisasi akan menimbulkanbahaya dan harapan. Setiadi, elly dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan gejala Permasalahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. 2011. Media sosial adalah adalah sebuah daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog. Jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media yang paling umum digunakan oleh masyarakat seluruh umum. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Media sosial itu sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan menciptakan, berbagi serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual. Media sosial menjadi sarana komunikasi yang paling diminati oleh sebagian besar remaja. Koneksi tanpa batas dalam media sosial memungkinkan remaja mendapatkan informasi negatif yang sering muncul di akun media sosial. Remaja perlu pondasi untuk membentengi diri agar tidak berpengaruh terhadap media sosial, pondasi didapat melalui sebuah pembelajaran nilai-nilai Islam yang didapat dalam Pendidikan Agama Islam. Media sosial Pengguna media sosial yang paling dominan atau banyak adalah kalangan remaja. terbesar yang sering digunakan oleh kalangan remaja adalah Facebook, Twiter, Youtube, Instagram, Line, Whathsapp, dan Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keungguan khusus dan menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Namun yang paling popular di masa sekarang adalah media sosial Whathsapp. Whathsapp merupakan cara yang termudah untuk mengirim pesan secara cepat kepada teman-teman menggunakan telepon seluler. Whathsapp saat ini sesuai dengan system operasi yang ada di pasaran seperti Android, IOS, Symbian, dan Windows Phone. Jadi kita akan bisa berkomunikasi dengan teman-teman tanpa perlu khawatir mengenai model dari telepon seluler yang digunakan. Kita sebagai pengguna Whathsapp bisa mengirim pesan teks, pesan suara, pranala, dan gambar pada pengguna yang lainnya. Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama lagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. Agustina. Analisis Penggunaan Media Sosial Whathsapp Terhadap Sikap Konsumensarisme Remaja. Bnadung. 2016. Pesatnya perkembangan media sosial dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti tv, radio, atau Koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang sebagai media promosi untuk menawarkan sebuah produk dan menampilkan tren masa kini yang sedang berkembang. Remaja adalah kondisi dimana kejiwaan manusia akan mengalami banyak gejolak dari dunia luar yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap dirinya, pada dasarnya remaja sudah memiliki sifat mudah terpengaruhi, suka meniru dan dingin di anggap super dan paling hebat, semakin membuat langkah yang dilakukan tanpa memikirkan resiko bahkan menjurus pada suatu perbuatan yang melanggar norma agama. Prilaku remaja melalui Whathsapp biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-teman. Mereka beranggapan semakin aktif seorang remaja di media sosial dalam hal Whathsapp maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun bagi kalangan remaja yang tidak mempunyai Whathsapp biasanya dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Dalam ajaran Islam, seorang muslim diwajibkan melaksanakan ibadah shalat bagi remaja, tidak ada satupun alasan tidak melakukan ibadah shalat. Islam memberikan keringanan dalam keadaan kepada kaum muslimin dalam mengerjakan ibadah shalat terutama pada remaja. Ibadah shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah SWT terhadap umat Islam, dimana Rasulullah SAW langsung berhadapan dengan Allah dalam menerima perintah untuk melakukannya pada waktu terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Bagi muslim yang sudah baligh atau remaja dan mengetahui ilmu tentang shalat, maka seharusnya sudah menganggap shalat bukan suatu kewajiban lagi tapi melainkan suatu kebutuhan yang penting untuk mencapai ketenangan batin dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Melaksanakan shalat yang baik sesuai dengan rukun dan syarat shalat, melaksanakan dengan tepat waktu dan tidak pernah meninggalkan shalat, menimbulkan kebiasaan yang dilaksanakan berulang-ulang. Shalat merupakan ibadah yang istimewa dalam agama Islam, baik dilihat dari perintah yang diterima oleh Muhammad secara langsung dari Allah maupun dimensi yang lain. Di dalam shalat manusia akan selalu ingat kepada Allah SWT dari awal shalat hingga selesai shalat. Shalat adalah rukun kedua dalam Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Maka hukum melaksanakan ibadah shalat yaitu wajib bagi setiap muslim. Tujuan shalat yaitu untuk mengingat Allah SWT serta berhubungan langsung dengannya, pada saat mengerjakan shalat seorang hamba memutuskan hubungan dengan seluruh kesibukan duniawi seperti media sosial. Remaja dan media sosial seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, selalu berkaitan dan erat antara satu sama lain. Ketika duni teknologi informasi dan media komunikasi semakin berkembang, media sosial muncul sebagai trendsetter disemua kalangan terutama pada remaja. Sampai-sampai orang nomor satu di negri ini tidak mau ketinggalan untuk memiliki akun Facebook dan Twiter sebagai bentuk media komunikasi, Whatshapp salah satu media sosial yang sngat dipengaruhi oleh remaja. Lekatnya remaja dengan media sosial menjadikan remaja memiliki dunia baru dari kehidupan yang sudah ada, bahkan terkesan dunia yang sesungguhnya adalah dunia yang ada pada media sosial. Media sosial dengan mudah mengubah pola dan tingkah laku serta kehidupan remaja. Kepribadian remaja yang masih labil begitu rentan serta dengan mudah dipengaruhi, Pencarian jadi diri yang terkadang salah tafsir membuat remaja berbuat sesuka hati tanpa mempertimbangkan nilai-nilai agama dan sosial. Tidak jarang remaja sering terjebak dalam sebuah pergaulan yang berakibat negatif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis dan diuraikan maka dapat identifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut: remaja tidak mau melakukan ibadah shalat dengan menggunakan media sosial untuk meihat Whathsapp. Remaja akan sangat berpengaruh terhadap media sosial sehingga remaja tidak mau melakukan ibadah shalat saat menggunakan media sosial seperti membuka Whathsapp. Ada juga remaja yang mau melakukan ibadah shalat ketika remaja tidak memainkan media sosial sehingga remaja mau melakukan ibadah shalat. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan Regresi pengaruh media sosial terhadap tingkat ibadah shalat remaja di kenagarian Cingkariang Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam. Yang diambil dari identifikasi masalah untuk dijadikan batasan masalah adalah remaja yang mau melakukan ibadah shalat ketika tidak menggunakan media sosial karena remaja yang menggunakan media sosial tidak akan melakukan ibadah shalat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya, maka rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif ini yaitu: Apa yang membuat remaja berpengaruh menggunakan media sosial terhadap tingkat ibadah shalat remaja? Seberapa besar pengaruh Whathsapp terhadap tingkat remaja dalam ibadah shalat menggunakan media sosial? BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pengaruh Pengaruh menurut KBBI adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan, dan seseorang. Pengaruh merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah sesuatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dpengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada yang hal yang menghubungkan. Disisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bias memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Rangga, Aditya. Samarinda. 2016 Pengaruh Media Sosial terhadap Sikap Konsumensarisme Remaja Media Sosial Pengertian media sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunannya bias dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaringan sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Andres Kaplan dan Michail Haenlein mendefenisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok alpikasi berbasis internet yang membangun atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaringan sosial merupakan situs dimana setiap orang bias membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagai informasi dan berkomunikasi. Sejarah media sosial Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, jika pada tahun 2002 friendster merajai sosial media karena hanya dia yang mendominasi sosial media di era, kini telah banyak dia yang bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik. Sejarahnya diawali pada era 70-an yaitu ditemukannya sistem papan bulletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik ataupun menggugah dan mengunduh perangkat lunak. Semua yang dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengan modern. Gusti Ngurah Lesmana. 2012. Tesis: Analisis pengaruh media sosial terhadap Pembentukan Brand Attachment. Bandung Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 muncullah media sosial pertama yaitu sixdegree.com dan Classmates.com. tak hanya itu, di tahun tersebut muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu blogger. Situs ini menawarkan penggunaannya untuk bias membuat halaman situsnya sendiri, sehingga pengguna dari blogger ini bias memuat hal tentang apapun. Fungsi media sosial Sosial media adalah media yang desain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web. Sosial media berhasil mentransfortasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke banyak audience menjadi praktik komunikasi dialogis. Sosial media mendukung demokratis pengetahuan dan informasi. Media sosial memiliki ciri-ciri antara lain: pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang namun bias untuk banyak orang, pesan yang disampaikan bebas tnpa harus melalui gatekeeper, pesan yang disampaikan cendrung lebih cepat dibanding media lain, dan penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. Perkembangan media sosial saat ini semakin pesat, hampir setiap orang mempunyai akun media sosial. Hal ini karena dapat diakses kapan dan dimana tanpa harus mengeluarkan abnyak biaya mobilephone yang dikoneksikan pada jejaringan internet. Media sosial adalah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan berkomunikasi dua arah, dengan kemudahan yang diberikan oleh media sosial, penyebaran informasi dari satu individu ke individu lain menjadi sangat mudah. Dengan media sosial adalah media online yang penggunanya dapat saling berpartisipasi melalui blog, jejaring sosial, forum, dan dunia virtual. Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial Whatshapp digunakan untuk kegiatan ekonomi, seperti yang ada di Whatsapp saat untuk menjual produk online, berbeda dengan masyarakat Minangkabau pada umumnya mata pencaharian pergi merantau. Tradisi merantau tidak terkurung dalam batas wilayah Indonesia, namun melampui untuk menembus Negara dari sector Indonesia. Media sosial bertujuan untuk berkomunikasi bias menjadi penyambung pesan sebuah kelompok kepada khalayak ramai sehingga terwujud suatu tujuan yang diinginkan secara bersama. Komunikasi dibutuhkan dalam setiap aspek individual sampai pada aspek global. Kbutuhan komunikasi dari aspek individual dapat dilihat dari beberapa tujuan, sebagai berikut: Komunikasi sebagai alat untuk mengintropeksi diri Kepentingan keselamatan Memenuhi kebutuhan Untuk membangun peradaban Membangun masyarakat global Komunikasi media kebahagiaan Komunikasi informasi lintas generasi Komunikasi informasi alat resolusi konflik. Dampak positif dan dampak negative media sosial Dampak positif Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang Memperluas pergaulan Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat Dampak negative Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat atau sebaliknya Interaksi bertatap muka cendrung menurun Membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet Rentan terhadap pengaruh berkurang. Tingkat Ibadah Shalat Pengertian Ibadah Pengalaman Ibadah Pengalaman berasal dari kata amal yang berarti pekerjaan, segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan. Dalam Kamus Besar Indonesia merupakan segala perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan dalam mengerjakan perintahnya dan menjauhkan larangannya. Kata Ibadah dari kata ‘abada, yu’aabidu, ibadatan, yang memeiliki arti menyembah, mempersembahkan, tunduk, patuh, dan taat. Ibadah secara umum meliputi segala hal yang disukai Allah dan yang diridhoi Allah, baik berupa perkataan maupun berupa perbuatan baik terang maupun tersembunyi. Secara terminologi ibadah artinya menyembah atau menghamba, sedangkan secara istilah terminology ialah penghambaan seseorang manusia kepada Allah sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah. Shalat Pengertian Shalat merupakan berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan, dan perubahan, yang dimulai dengan akhir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syar’. Dalam defenisi lain shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang mukallaf (baligh dan berakal sehat) baik laki-laki maupun perempuan. Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim, dan shalat yang baik harus diterapkan pada anak-anak sejak dini. Salah satu dalil dalam Al-qur’an yang membahas tentang wajibnya shalat terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 43, yang artinya: “Dan dirikan shalat dan keluarkanlah zakat dan tundukkanlah ruku’ bersama orang-orang yang ruku”. Dan dalam hadist: “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka mengingat tujuh tahun, dan pukullah 0kalau enggan melaksanakan shaat) di waktu mereka meningkatkan usia sepuluh tahun” (HR. Abu Dawud). Sebelum berkembangnya media sosial masyarakat shalat di masjid, setiap shalat lima waktu di masjid selalu berkumandang azan dengan dibantu oleh alat pengeras suara yang dihidupkan dengan mesin disel, sebab di masyarakat desa belum ada dialiri oleh arus listrik. Untk penerangan di malam hari ada satu mesin disel untuk membangkit listrik yang bisa menerangi rumah penduduk dari jam 00 WIB. Masyarakat membayar iuran perbulan untuk operasional disel ini. Di samping ini masyarakat yang mampu membeli mesin-mesin disel yang digunakannya sendiri. Bahkan ada yang rumah penduduk memakai biosolar yang dapat mendatangkan aru listrik dengan cahaya dan matahari. Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial, Perspektif Klasik, Modern. Postmodern dan Poskolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 294-299 Dan setelah berkembangnya media sosial seperti Whatsapp dan lain-lainnya, membuat masyarakat tidak lagi mau ke masjid untuk melakukan ibadah shalat lima waktu, dan masyarakat pun sudah sibuk dengan media sosial dengan mereka punya. Apalagi di kalangan remaja pun sudah maraknya media sosial bagi mereka, waktu-waktu luang mereka dihabiskan untuk media sosial saja Kedudukan shalat Shalat merupakan kewajiban yang amat penting dan agung dalam Islam sesudah dua kalimat syahadat. Sahalat merupakan suatu ibadah yang agung dan keagungan yang dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: Shalat merupakan pindasi iislam. Dan orang meninggal shalat muka diragukan untuk dikategorikan sebagai muslim. Shalat adalah ritual vertical yang pertama sekali akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah dihari kiamat kelak. Shalat merupakan amal ibadah pertama dan yang paling utama yang akan dipertanyakan di akhirat nanti. Agama ditengah masyarakat yang berubah Melihat fenomena semangat keagamaan di pentas realitas sosal global sekarang ini, ada tiga fenomena atau kondisi yang dapat disimpulkan tentang keberagamaan ibadah masyarakat. Dinamika konservatif adalah kondisi masyarakat yang betul-betul tidak dapat menerima pembaharuan sama sekali. Akses pembaharuan tidaklah penting, karena yang terpenting baginya adalah kehidupan beragama, dan beribadah dalam keserhanaan. Mereka menolak segala hal yang berbau hasil modernisasi. Kehidupan ederhana dan larut dalam kezuhudan merupakan pilihan tradisi yang mereka kembangkan. Karena sikapnya yang demikian terjebak dalam gaya hidup fatalis: Dinamika konservatif yang dapat menerima pembaharuan adalah kelompok konservatif yang dapat memilah dan memilih hasil “produksi modernisasi”. Dapat dikatakan, mereka ini mengambil jalan hidup tasawuf-moderat. Itulah sebabnya kelompok memilih dan memilah modernisasi dengan kristisme yang sangat tinggi. Mereka tidak mau menerima hasil-hasil modernisasi begitu saja, tanpa ada analitis-kristisme terhadapnya. Sikap ini mereka kembangkan untuk mengantisipasikan kemudaratan. Kelompok pembaharuan atau modernis adaah kelompok yang betu-betul mengedepankan akses pembaharuan. Mereka juga sangat yakin dengan penggunaan logika-nalar-rasional yang utuh semangat keberagamannya sangat dipengaruhi oleh kebenaran logika-nalar. Pada saat yang sama, mereka menolak semua informasi yang bersifat dogmatis-indoktrominati. Bagi mereka, ajaran agama harus dapat diterima oleh akal-rasional banyak pradiksi mengungkapkan sebagai era “ pengatasnamakan agama” untuk memerangi “tetorisme”. Dalam konsep colonial juga dijelaskan ada tiga tujuan penting yang melekat dalam misi penjajahan atau imperialisme. Tujuan mengumpulkan kekayaan atau penguasaan sumber daya alam, inilah yang bias disebut glory. Tujuan colonial adalah untuk membangun kekuasaan dan pengaruh ditanah jajahan, inilah yang bias disebut glory. Imperalisme dilaksanakan untuk menyebarkan agama yang diyakininya, inilah yang biasa disebut god, menguasai pihak lain. Teknologi dan masalah sosial. Teknologi memberikan ancaman bagi manusia, kehadiran teknologi akan mengancam sebagain manusia, karena dengan kehadiran teknologi, mereka akan kehilangan mata pencaharian.Banyak perusahaan yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena peran tenaga kerja manusia telah digantikan oleh mesin-mesin bertenaga besar yang mampu menggantikan ribuan tenaga manusia. Teknologi dapat menciptakan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Teknologi menimbulkan ancaman berbagai penyakit, selain radiasi nuklir, handphone juga mengancam timbulnya kanker otak akibat radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan handphone. Teknologi juga mengancam kematian secara masala. Contoh sederhana yang dilihat pada dampak kebocoran penyakit nuklir dijepang dan beberapa Negara lain yang pernaj mengalaminya. Radiasi nuklir dapat mengakibatkan kematian, kecacatan, kemandula, kelainan genetic serta genetic, dan kerusakan lingkungan. Seluruh umat manusia di bumi dapat dimusnahkan dalam hitungan detik dengan menggunakan radiasi nuklir. Hasan Ibrahim. Kunci Surga Meneladani dan Menyingkap Rahasia Shalat Rasulullah SAW. Jakarta: Mihrab Saintika. 2006. Hal 59 Teknologi juga menciptakan ketengangan antar umat manusia, peperangan sering menggunakan berbagai peralatan canggih, radiasi nuklir telah banyak digunakan dalam peperangan internasional. Teknologi menciptakan ketidaknyamanan, teknologi membawa berbagai resiko, kenyamanan manusia menjadi terusik dengan kehadiran teknologi. Setiap saat, waktu manusia dihabiskan untuk melayani teknologi, seorang pemilik mobil akan banyak mencurahkan waktunya untuk menjaga mobilnya dari keusakan, dan juga dari kehilangan. Setiap teknologi selalu membawa resiko seperti kecelakaan, kematian, dan segala bentuk konsekunsi. Teknologi menganggu aktivitas manusia, setiap aktifitas manusia akan disesuaikan dengan jadwal keberangkatan kereta api, pesawat, dan kapal. Teknologi media sosial melebarkan ketimpangan sosial, sebagian manusia dapat menikmati kenyamanan menaiki pesawat untuk berkelana ke berbagai Negara, sementara sebagian besar lain tidak mampu menjangkaunya. Singkatnya teknologi akan selalu bermuka dua, di suatu sisi banyak hal yang dijanjikan, disisi lain teknologi juga mengancam manusia setiap saat. BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adaah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan rumus regresi, karena untuk melihat ada atau tidaknya Pengaruh media sosial terhadap tingkat ibadah shalat remaja di Kenagarian Cingkariang kecamatan Babuhampu kabupaten Agam. Penelitian Kuantitatif ini menggunakan rumus Regresi yaitu: Y’ = a+b X Y’ = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien Regresi r = Hitung X = Nilai Variabel Independen Y = Nilai Variabel Dependen Lokasi Penelitian Lokasi yang saya pilih dalam penelitian kuantitatif ini adalah Jorong Cingkariang Kenagarian Cingkariang Kecamatan Banuhampu, tepatnya pada Masjid Jami’ Cingkariang yang merupakan salah satu Masjid di daerah ini. Untuk itu peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Media Sosial terhadap Tingkat Ibadah Shalat Remaja. Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan populasi menurut Sugiono, populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang di dalamnya terdiri dari karakteristik atau kualitas tertentu yang sudah ditetapkan oleh para peneliti agar bias dipelajari. Sementara itu, Usman mnenjelaskan bahwa populasi adalah semua nilai entah pengukuran ataupun perhitungan yang sifatnya kuantitatif dari ciri-ciri atau karakteristik terkait dengan sekelompok obyek atau subyek yang jelas. Responden yaitu populasi ang akan mewakili, tempat mendapatkan data. Muhammad Habibi. 2003. Optimalisasi Dakwah Melalui Media Sosial Di Era Milenial. Pontianak: Institut Agama Islam. Jumlah Populasi Remaja Jumlah Remaja Remaja yang menggunakan media sosial 30 Tingkat ibadah shalat 20 Jumlah 50 Bila populasi 50 besar sama, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalkan karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sehingga sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative (mewakili). Maka peneliti menetapkan ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 50 anggota remaja yang menggunakan media sosial dan tingkat ibadah shalat. Jumlah yang responden: menurut Suharsimi Adikunto, populasi itu kecil atau sama dengan 100 ambil semuanya menjadi sample. Cahyono, Anang Sugeng. 2012. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia. Jakarta Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi, sebagain karakteristik atau ciri yang dimiliki oleh suatu populasi, bias juga dikatakan bahwa sampel merupakan bagian kecil yang diambil dari anggota populasi berdasarkan prosedur yang sudah ditentukan sehingga bias digunakan untuk mewakili populasinya. Sampel diambil karena jumlah populasi yang terlalu besar sehingga sangat sulit jika peneliti mempelajarinya semua. Hal ini tentu terbatas pada tenaga, waktu, dan biaya penelitian yang dikeluarkan. Sampling yaitu populasinya yang mewakili tempat prosesnya. Cara memilih sample yaitu: Random Sampling (secara acak) Digunakan apabila populasi kita homogen (sama, sejenis) seperti Mahasiswa SA B semuanya belajar Qira’ah, karena homogen maka halal diambil secara acak. Statified Random Yaitu lapisan, berjenjang: heterogen = strata Cluster Sampling (Area Sampling) Terisolir: Area Area : yang akan diteliti Eksidentil Sampling Alat Pengumpulan Data Pengumpulan Data Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrument adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optic, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes) untuk mengumpulkan data adalah alat agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap permasalahanyang menjadi objek penliti serya pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya sebagai berikut: Angket (kuesioner) Menurut Suharsini Arikunto menyatakan bahwa angket atau koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi, dalam menggunakan metode angket atau kuesioner yang dipakai adalah angket atau kuesioner. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertentu kepada para responden yang telah ditentukan. Seperangkat pertanyaan yang terdapat dalam angket merupakan hasil modifikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Responden diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan kerukuna. Untuk memperoleh data tentang hubungan kegiatan majelis taklim terhadap kerukunan masyarakat, peneliti memperoleh data melalui penyebaran angket atau kuesioner yang peneliti sebarkan pada para anggota majelis taklim dan masyarakat yang terpilih. Angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk menjawab pertanyaan. Pada metode ini, pertanyaan masalag yang ditulis dalam format kuesioner, lalu disebarkan kepada responden untuk dijawab. Dari jawaban responden tersebut peneliti dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Kuesioner yang digunakan harus benar mewakili apa yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut; Sebelum atau pada saat membuat kuesioner, ada baiknya pelajari kuesioner yang sudah ada dan yang relevan dengan topic penelitian yang akan diakukan. Masalah-masalah konsep dan pengukuran, dapat dipecahkan dengan berkonsultasi dengan pakar. Untuk lebih memahami tentang fenomena dan perubahan sosial, seorang epneliti harus mencari informasi tambahan melalui data sekunder, wawancara bebas, observasi, dan berpartisipasi dalam studi kasus. Langkah-langkah penyusunan angket yaitu sebagai berikut: Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengn kuesioner. Mengidentifikasikan variable yang akan dijadikan sasaran kuesioner. Menyebarkan setiap variable menjadi subvariabel yang lebih spesifik dan tunggal (jawaban variable). Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. Sebagian besar penelitian menggunakan angket (kuesioner) sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan karena metode ini memiliki kelebihan disbanding metode pengumpulan data lainnya, yaitu sebagai berikut: Tidak memerlukan kehadiran sang peneliti. Dapat menjangkau responden dalam jumlah banyak,\. Seragam untuk semua responden. Dapat dibuat anonym (tidak disebutkan identitasnya) sehingga responden bebas menjawab). Dapat dijawab menurut kesempatan yang dimiliki responden. Kelebihan angket tertutup adalah sebgai berikut: Mudah diisi karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya. Tidak memakan waktu lama untuk mengisinya. Responden dapat dengan bebas dan jujur menjawab pertanyaan yang diajukan. Dapat dijawab pada waktu senggang. Harapan untuk dikembalikan cukup besar. Mudah diolah. Kelemahan angket tertutup adalah sebagai berikut: Responden tidak dapat memberikan alternative jawaban karena jawaban telah ditentukan. Jawaban yang dipilih kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya. Angket dengan pertanyaan terbuka, dalam angket jenis pertanyaan terbuka, responden diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dengan kalimat sendiri. Seperti Apakah media sosial sangat berdampak pada tingkat ibadah shalat remaja? Hanani, Silfia. Economic Activies A Case Study Of The Travelling Marchat In Minangkabau Villages In Indonesia, (IAIN Bukittinggi, 2013) Kelebihan angket (kuesioner) terbuka adalah sebagai berikut: Responden diberikan kebebasan untuk menjawabnya sesuai dengan pendapatnya. Variasi jawaban dapat memperluas wawasan atau pandangan peneliti. Kelemahan angket (kuesioner) terbuka adalah sebagai berikut: Responden harus memberikan buah pikirannyauntuk peneliti. Kemungkinan angket tidak dikembalikan karena enggan menjawabnya. Sulit diolah karena memiliki jawaban beragam. Untuk menjawabnya memakan waktu lama. Angket dengan pertanyaan semiterbuka, pada angket ini, responden menjawab pertanyaan dengan jawabannya telah tersedia. Namun, responden masih diberikan kebebasan untuk mencari jawaban alternative apabila jawaban yang tersedia tidak ada atau kurang cocok. Kelebihan angket atau kuesioner semiterbuka adalah sebagai berikut: Responden diberi kebebasan untuk menjawab sesuai pendapatnya. Peneliti memperoleh ragam jawaban yang mungkin sebelumnya tidak tergai. Kelemahan angket atau kuesioner semiterbuka adalah sebagai berikut: Sulit mengolahnya karena memiliki jawaban yang banyak. Tabel 1.1: Penyekoran butir angket bersifat positif Pilihan Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Skor 5 4 3 2 1 Tabel 1.2: Penyekoran butir angket bersifat negative Pilihan Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Skor 1 2 3 4 5 Angket dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan data Likert yang penyusunannya melalui bebrapa tahap yaitu; Menemukan indicator tentang pengaruh media sosial terhadap tingkat ibadah shaat bagi remaja. Menjabarkan aspek-aspek media sosial menjadi beberapa butir pertanyaan, setiap butir terdiri dari lima kemungkinan jawaban. Butir-butir pertanyaan positif adalah butir-butir adalah butir-butir pertanyaan yang mendukung tentang media sosial berturut-turut diberi nilai 5, 4, 3, 2, 1 dan sebaliknya butir-butir yang tidak mendukung tentang media sosial diberi nilai 1, 2, 3, 4, 5. Menvalidasi angket media sosial. Angket ini diisi oleh subyek yang terpilih sebagai sampel, untuk mengetahui tentang indicator dari kondisi media sosial bagi remaja. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa dokumentasi berasal dari asal kata dokumnen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal berupa dokumen yang ada pada objek penelitian seperti kegiatan pengajian. Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat, buku, dan undang-undang. Uji Hipotesis Kesimpulan sementara yang wajib diuji, hipotesis yang akan diuji memiliki 2 alternatif. Hipotesis Ha: untuk positif, ada hubungan antara media sosial dengan tingkat ibadah shalat bagi remaja, dan terdapat pengaruh media sosial terhadap tingkat ibadah shalat bagi remaja. Hipotesis Ho: untuk negative, tidak ada hubungan antara media sosial dengan tingkat ibadah shalat bagi remaja, dan tidak terdapat pengaruh media sosial terhadap tingkat ibadah shalat bagi remaja. DAFTAR KEPUSTAKAAN Aditya, Rangga. 2015. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Fotografer Pada Komunitas Fotografi. Pekanbaru; Jom FISIP Volume 2 No 2. Agustina. 2016. Analisis Penggunaan Media Sosial Whatshapp Terhadap Sikap Konsumensarisme Remaja. Bandung: Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman. Cahyono, Anang Sugeng. 2012. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia. Jakarta. Elly, Setiadi. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. Hal 686. Gusti Ngurah Lesmana. 2002. Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Brand Attachment. Jakarta: Program Magister Manajemen. Hanani, Silfia. 2013. Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Yogyakarta: Arus Media. Hanani, Silfia. Renai. 2011. Model Kontruksi Antar Umat Pemeluk Agama Mayoritas Pada Mayarakat Perkotaan.Kota Padangpanjang. Sumatra Barat. Salatiga: Percik Hanani, Silfia. 2002. Surau Aset Lokal Minangkabau. Bandung: PT. Humaniora. Hanani, Silfia. Economic Activies A Case Study Of The Travelling Marchat In Minangkabau Villages In Indonesia, (IAIN Bukittinggi, 2013) Hanani, Silfia. Komunikasi Antara Pribadi (Teori dan Praktek), Yogyakarta: AR-Ruzz Media. 2017 Nisrina, M. Bisnis Online. Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang. Yogyakarta: Kobis. 2015. Mcquail, Denis. 1992. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Muhammad Habibi. 2003. Optimalisasi Dakwah Melalui Media Sosial Di Era Milenial. Pontianak: Institut Agama Islam. Zurinal dan Aminuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hanatullah. Jakarta. 2008. Hal 26.