Academia.eduAcademia.edu

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar

2017, Problematika Kebudayaan

makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang membahas mengenai problematika kebudayaan yg ada di Indonesia

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar “Problematika Kebudayaan” Oleh Christia Maharani Tomasoa 2017 79 005 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB II Pembahasan Pengertian Kebudayaan Pengertian Problematika Problematika Kebudayaan Problematika Kebudayaan di Indonesia BAB III Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara istilah, budaya adalah hasil cipta karsa manusia yang dihasilkan melalui proses belajar dan dijadikan milik bersama. Wujud dari kebudayaan ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Kebudayaan ini sendiri berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Rumusan Masalah Apa itu kebudayaan? Apa itu Problematika? Apa saja problematika dalam kebudayaan? Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Ilmu Sosial Budaya Dasar, disampig itu bertujuan untuk: Mengetahui apa itu kebudayaan Mengetahui apa itu problematika Mengetahui tentang problematika kebudayaan BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kebudayaan Secara Umum Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan. Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi Kebudayaan berarti semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.  Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.  Drs. Mohammad Hatta kebudayaan adalah ciptaan hidu pdari suatu bangsa.  R. Seokmono Kebudayaan adalah segala hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.  Parsudi Suparlan kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya.  Pengertian Problematika Problematika Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan. problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu." Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu Tuan Guru (faktor eksternal) maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami secara langsung dalam masyarakat. Problematika Kebudayaan Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain : Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut panang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun. Sikap etnosentrisme. Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia. Pewarisan kebudayaan. Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini. Perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia. Penyebaran kebudayaan. Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia. Sikap Etnosantrisme. Sikap Etnosantrisme yang mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan menganggap rendah suku budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara. Yakni pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan. Sikap tradisionalisme Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun. Problematika Kebudayaan Indonesia Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena yang lazim dihidupi yaitu, ke-rendah-diri-an masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri. Ke-rendah-diri-an ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia, Barat yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak inferior.Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesia, dan pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat. Namun, dari beberapa sebab tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah pencitraan. Dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan tersebut. Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren, funky, dan gaul adalah ungkapan yang menujukkan kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut seringkali dilekatkan kepada kebudayaan Barat, sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya jauh dari ungkapan–ungkapan tersebut. Hal ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat memang memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian kebudayaan Barat lebih superior dan kemudian fenomena masyarakat Indonesia meninggalkan kebudayaan yang sudah lama dihidupi, tentu menjadi suatu masalah. Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena dicitrakan tidak ilmiah, keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki keunggulan–mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan juga masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri-yang terlihat lewat gairah dan ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka. Secara singkat, dapat dikatakan permasalahan ini muncul karena pencitraan dan harus juga diselesaikan dengan pencitraan. Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan kebudayaan Barat, hanya saja kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an. Tentu, usaha untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara Indonesia.Pengenalan ini merupakan salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Minimnya pengenalan ini, merupakan salah satu faktor yang membuat rendahnya rasa kepemilikan dan keinginan untuk mengembangkan kebudayaan. Mengembangkan kebudayaan, adalah hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki. BAB III Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Problematika Kebudayaan“ maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : Kebudayaan merupakan hal penting dalam kehidupan umat. Sebab peranannya dalam kehidupan bermasyarakat manusia. Namun, seiring perkembangannya, didapati problematika ataupun hambatan atau juga yang disebut masalah yang menyulitkan progress bagi kebudayaan itu sendiri. Problematika itu adalah hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam mengebangkan pola pikir dan pola hidup dalam masyarakat. Di Negara kita, Indonesia juga sering di jumpai hal-hal yang menghambat atau hal-ahal yang berkaitan dengan problematika kebudayaan. Problematika itu diantaranya hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan, hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi, hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan, masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya, sikap tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru, mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham etnosentrisme, dan perkembangan iptek sebagai hasil dari kebudayaan yang sering disalahgunakan. Saran Melalui tulisan ini kami mengharapkan agar para pembaca dapat berifikir bijak dalam menyikapi kemajuan kebudayaan. Kita tidak selalu menerima perubahan, namun kita juga tidak boleh untuk selalu menolak adanya perubahan, namun hendaknya kita selalu menseleksi setiap perubahan yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia. Rafael, Raga Maran. 2007. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Rusmin, Tumanggor., Kholis Ridho, dan Nurochim, H. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli.html http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-problematika-defisi-menurut.html