Academia.eduAcademia.edu

Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola

Olahraga merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, variasi tujuan tersebut berkaitan erat dengan motivasi yang muncul berupa tujuan untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang tertentu. Berolahraga hanya sekedar untuk berekreasi dan ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, namun demikian kegiatan olahraga merupakan suatu kebutuhan sekunder yang membawa kompleksitas yang primer bagi subyek itu sendiri. Bagi kehidupan akademi kegiatan olahraga terstruktur dalam suatu rumusan yang telah tersusun sesuai dengan jenjang dan strata tertentu. Oleh karena itu, sudah selayaknya sekolah mempunyai program-program yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah, sebagai wadah bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya. Suryosubroto, (2002: 271). Sepak bola merupakan suatu permainan beregu yang terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepak bola adalah permainan yang sangat populer. Permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak,orang dewasa maupun orang tua. Saat ini perkembangan permainan sepakbola sangat pesat sekali, hal ini ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah sepak bola (SSB) yang didirikan. Tujuan dari permainan sepak bola adalah masing-masing regu atau kesebelasan berusaha untuk menguasai bola, memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Danny Mielke, (2007).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, variasi tujuan tersebut berkaitan erat dengan motivasi yang muncul berupa tujuan untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang tertentu. Berolahraga hanya sekedar untuk berekreasi dan ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, namun demikian kegiatan olahraga merupakan suatu kebutuhan sekunder yang membawa kompleksitas yang primer bagi subyek itu sendiri. Bagi kehidupan akademi kegiatan olahraga terstruktur dalam suatu rumusan yang telah tersusun sesuai dengan jenjang dan strata tertentu. Oleh karena itu, sudah selayaknya sekolah mempunyai program-program yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah, sebagai wadah bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya. Suryosubroto, (2002: 271). Sepak bola merupakan suatu permainan beregu yang terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepak bola adalah permainan yang sangat populer. Permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak,orang dewasa maupun orang tua. Saat ini perkembangan permainan sepakbola sangat pesat sekali, hal ini ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah sepak bola (SSB) yang didirikan. Tujuan dari permainan sepak bola adalah masing-masing regu atau kesebelasan berusaha untuk menguasai bola, memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Danny Mielke, (2007). Permainan sepak bola beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dari permainan sepak bola. Layaknya sebuah pabrik pembinaan usia muda perlu dikelola secara lebih terencana dan sistematis. Sehingga secara presisi menghasilkan pemain sesuai dengan tuntutan sepakbola modern. Dalam pembinaan usia muda sangat didukung oleh berbagai unsur yang terkait, baik dari orang tua, sekol ah, ataupun lembaga pengayom sepakbola, dalam hal ini adalah PSSI. Terutama PSSI dan para pembina sepakbola usia muda perlu menyesuaikan metode, sistem, dan kurikulum latihan di sekolah-sekolah sepakbolanya agar berjalan seiring dengan perkembangan sepak bola modern. Pembinaan usia dini sangatlah penting dalam pembentukkan pondasi awal atlet dalam berprestasi pada masa yang akan datang. Pembinaan usia dini yang baik sesuai dengan sistem dan kurikiulum pada jenjang usianya akan menunjang perkembangan pada atlet sepa kbola. Konsistensi pembinaan usia dini tersebut telah ditunjukkan oleh SSB PSBUM dengan berbagai pembinaan di berbagai jenjang usia yang disesuaikan dengan kurikulumnya. Sekolah sepak bola atau SSB mempunyai peranan yang dominan karena dalam proses latihan atlet mempunyai waktu yang cukup dalam mengenal sepak bola. Dalam pelatihan di sekolah sepak bola kemampuan teknik dasar sangatlah diperlukan dalam pembentukan fondasi awal kemampuan atlet. Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik atlet harus mempunyai keterampilan teknik dasar yang baik. Pendekatan latihan merupakan salah satu bentuk dari pendekatan tujuan dimana pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya. Pendekatan latihanmerupakan suatu sistem latihan yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan dengan peningkatan beban setiap harinya sesuai dengan program latihan atau program pembelajaran yang telah dirancang. Pada dasarnya pendekatan latihan ini merupakan cara belajar atau berlatih, dimana untuk mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan secara otomatis. Pada dasarnya pendekatan latihan mempunyai pengertian yang sama dengan pembelajaran teknik, Beltasar Taringan (2001: 15). Teknik menendang bola merupakan dasar didalam permainan sepak bola. Salah satu cara untuk menjalin kerja sama atau cara untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim penyerang terhadap regu lawan dapat dilakukan melalui passing-passing akurat. Namun jika passing tidak tepat, serangan menjadi gagal dan merugikan satu tim. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan tendangan yang tepat dan akurat merupakan faktor yang penting untuk melakukan passing atau mencetak gol ke gawang lawan. Kemampuan dan ketepatan tendangan dalam permainan sepak bola. Berdasarkan observasi awal di SSB Angkasa Pura Penfui Kota Kupang yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa tingkat kemampuan teknik dasar siswa sekolah sepak bola tahun 2016. Tingkat kemampuan seseorang dalam permainan sepak bola berbeda-beda sehingga kemampuan teknik dasar sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang, maka dirasa sangat penting segera menuntaskan permasalahan yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan dan penguasaan siswa, dalam teknik dasar siswa sepak bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa setiap hari pada pukul: 15.00-17.00. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018. Identifikasi Masalah Belum diketahui tingkat kemampuan sepak bola di SSB Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Belum diketahui teknik dasar sepak bola di SSB Angkasa Pura Penfui Kota Kupang. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018. Manfaat Penelitian Manfaat Akademik Sebagai bahan informasi bagi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana Kupang dalam pengembangan mata kuliah yang berkaitan dengan pendidikan olahraga yaitu Sepak Bola. Manfaat Praktis Bagi sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan masukan, bahwa dengan menggunakan Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018. Bagi Pelatih Pelatih dapat mengembangkan strategi atau teknik bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan bagi siswa. BAB II KAJIAN TEORI Hakikat Umum Kemampuan Dasar Setiap manusia pada umumnya dibekali kemampuan dasar berupa kemampuan gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, baik secara individu maupun kelompok. Untuk lebih menunjang setiap pekerjaan yang mempunyai kerakteristik yang rumit, kemampuan gerak harus ditingkatkan. Kemampuan adalah daya atau kekuatan untuk melakukan suatu tindakan dari suatu latihan. Apabila kemampuan diasah maka akan menjadikan anak tersebut terampil dalam menjalaninya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan, (Depdiknas, 2005:707). Sedangkan kata dasar memiliki arti bakat atau pembawaan sejak lahir, (Depdiknas, 2005:238). Dengan demikian, kemampuan dasar adalah kecakapan atau bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir yang dapat diasah dan dikembangkan sejalan dengan pertumbuhannya. Apabila kemampuan diasah maka akan menjadikan anak tersebut terampil dalam menjalaninya. Begitu juga dalam sepak bola kemampuan dasar akan sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan baik secara individu maupun kelompok. Kemampuan Dasar Sepak Bola Dalam permainan sepak bola kemampuan dasar seseorang sangat penting. Seorang pemain sepak bola harus memiliki kemampuan dasar yang baik. Baik buruknya kemampuan dasar sepakbola seseorang dapat dilihat dari teknik-teknik dasar sepak bola yang dikuasai. Menurut Mielke (2007:1), kemampuan dasar bermain sepak bola harus dikuasai. Dasar-dasar bermain sepak bola antara lain: menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menimang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in). Berbeda dengan Mielke yang membagi dasar-dasar bermain sepak bola menjadi tujuh macam. Menurut Sucipto (2000:7) menyatakan bahwa sepak bola mempunyai teknik-teknik dasar sepak bola, diantaranya: menendang (kicking), menggiring bola (dribbling), dan menyundul bola (heading). Selanjutnya, Engkos Kosasih (1985:216) menyatakan bahwa kemampuan dasar sepak bola yang perlu dilatihkan dan yang terpenting dalam permainan sepak bola antara lain: teknik menendang bola, teknik menghentikan (menyetop) dan mengontrol bola, teknik membawa atau menggiring bola, teknik gerakan tipu, teknik menyundul bola, dan teknik lemparan ke dalam. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dasar sepak bola adalah tingkat kemahiran yang dimiliki seseorang dalam bermain sepak bola. Teknik ini akan sangat bermanfaat apabila dapat dikuasai dengan benar. Teknik-teknik dasar sepak bola tersebut meliputi: passing, shooting, dribbling, trapping, juggling, throw-in, dan heading. Aspek-Aspek Sepak Bola Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang sangat populer di Indonesia bahkan dunia. Dalam pertandingan olahraga ini dimainkan dilapangan oleh dua kelompok berlawanan, yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Menurut A. Sarumpaet (1992:5) menyatakan bahwa sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang masing–masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing masing regu berusaha memasukkan bola sebanyak–banyaknya ke dalam gawang lawan dan berusaha mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan diluar lapangan dan didalam lapangan tertutup. Olahraga ini berkembang dengan pesat dikalangan masyarakat karena permainan ini dapat dilakukan oleh laki–laki, perempuan, anak–anak, dewasa, maupun orang tua. Bukti nyata sepak bola dilakukan oleh wanita, yaitu diselenggarakannya sepak bola wanita pada kejuaraan piala dunia 1999 Sucipto dkk.,(2000:7). Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan dalam waktu 2 x 45 menit. Selama waktu tersebut, pemain dituntut untuk senantiasa bergerak, berlari sambil menggiring bola, berlari kemudian harus berhenti tiba–tiba, berlari sambil berbelok 90 derajat, bahkan terkadang 180 derajat, melompat, meluncur, dan bahkan terkadang beradu badan (body contact) dengan pemain lawan dalam kecepatan yang tinggi. Semua ini menuntut kualitas fisik pada tingkat yang baik untuk dapat bermain sepakbola dengan baik, Remmy Muchtar, (1992: 81). Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, dimainkan 2 regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan serta menggunakan peraturan yang sudah ditentukan. Teknik-Teknik Dasar Sepak Bola Menurut Sodikin Chandra dan Achmad Esnoe Sanoesi (2010: 2), Sepak bola merupakan permainan yang dilakukan oleh dua tim. Setiap tim terdiri atas 11 pemain. Permainan sepakbola membutuhkan kerjasama tim yang kompak. Disamping itu variasi, kombinasi teknik dasar juga diperlukan dalam permainan ini. Teknik dasar diantaranya adalah menendang bola, menghentikan bola, menggiring bola, menyundul bola, dan melempar bola. Teknik dasar yang utama dalam permainan sepak bola adalah teknik dasar menendang bola, karena teknik menendang bola tidak hanya dibutuhkan oleh pemain depan, namun juga diperlukan pemain belakang, pemain tengah dan bahkan oleh penjaga gawang. Sebelas individu menyatukan bakat dan kemampuan dalam satu unit yang bersatu padu merupakan tujuan utama dari tim sepak bola. Namun untuk mencapai tujuan tersebut hanyalah angan-angan kecuali jika semua anggota tim menguasai keterampilan mengoper dan menerima bola dengan baik. Untuk bermain sepak bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain itu cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Adapun teknik dasar yang harus dimiliki oleh pemain tersebut adalah: Mengoper Bola (Passing) Menendang bola merupakan teknik dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepak bola. Maka teknik menendang bola merupakan dasar bermain sepak bola. Sepak bola merupakan permainan yang menuntut kerjasama antar pemain untuk melawan sebelas pemain lawan. Permaian kelompok ini membutuhkan operan media bermain yaitu bola. Bila teknik oper salah maka kemunkinan tim yang memiliki kelemahan mengoper kesulitan dalam bekerja sama tim. Menurut Joseph A. Luxbacher (2011: 11) ketepatan, langkah, dan waktu pelepasan bola merupakan bagian yang penting dalam kombinasi pengoperan bola yang berhasil. Keterampilan untuk mengoper dan menerima bola merupakan jalinan sangat vital yang menghubungkan masing-masin pemain sepakbola dalam satu tim. Menurut pendapat A. Sarumpaet, (1992:20) menendang bola merupakan pola gerak dasar yang paling penting dalam permainan sepakbola. Pada dasarnya bermain sepak bola itu tidak lain dari permainan menendang bola. Sedangkan teknik-teknik dasar lainnya bermuara pada teknik menendang bola. Seperti pada teknik menghentikan bola, keterampilan itu merupakan kebalikan dari alur gerak teknik menendang bola. Perbedaan dari kedua teknik tersebut terletak pada menendang dan mendorong bola ke depan, sedangkan pada menghentikan bola mengikuti bola ke belakang. Teknik menendang bola yang paling sering dilakukan oleh para pemain pada saat pertandingan. Teknik menendang bola adalah teknik dasar dalam permainan sepak bola. Jika dalam suatu tim ada salah satu pemain yang kurang baik dalam melakukan operan maka akan terjadi kesulitan dalam melakukan organisasi tim untuk melakukan serangan atau memainkan bola. Oleh karena itu untuk menjadi pemain sepak bola yang baik dan berprestasi teknik menendang bola harus dikuasai dengan benar. Atas dasar bagian kaki yang digunakan, teknik menendang bola dibagi menjadi beberapa macam antara lain: Tendangan dengan kaki bagian dalam Kaki tumpu: kaki tumpu ditempatkan di samping bola, ujung kaki tumpu diarahkan ke arah jalan bola, kaki tumpu ikut membantu gerakan kaki ayun atau kaki tendang. Kaki tendang: kaki tendang diputar, kaki bagian dalam diarahkan ke arah jalan bola, lutut sedikit dibengkokkan dan telapak kaki tendang sejajar dengan tanah. Tendangan dengan kaki bagian dalam Kaki tumpu: mengambil awalan dengan membentuk busur atau melengkung kira-kira 450 , kaki ditempatkan kira-kira 2 atau 3 telapak kaki disamping belakang bola dan lutut sedikit dibengkokkan serta kaki tumpu membantu gerakan kaki tendang. Kaki tendang: kaki tendang, pinggang dan lutut diputar, perkenaan pada bagian dalam dari kura-kura kaki. Tendangan dengan kaki bagian luar Kaki tumpu: menendang dengan menggunakan kaki kanan dari arah sebelah kanan, kaki tumpu kira-kira 1 atau 2 telapak kaki disamping belakang bola, kekuatan berada pada kaki tumpu. Kaki tendang: kaki tendang, pinggang dan lutut diputar, perkenaan kaki bagian kura-kura, sebelah luar, mulai dari jari-jari kaki sampai bagian mata kaki, tubuh bagian atas sedikit miring kearah kaki tumpu pada saat menendang, gerakan lanjutan dari kaki tendang (follow through). Tendangan dengan punggung kaki bagian atas Kaki tumpu: kaki tumpu ditempatkan di samping bola, kaki tumpu diarahkan kearah tendangan, lutut kaki tumpu sedikit dibengkokkan. Kaki tendang: ayunkan kaki tumpu diikuti oleh gerakan pinggang, perkenaan kura-kura kaki bagian atas tepat ditengah bola, pergelangan kaki dikakukan atau dikuatkan, ujung kaki tendang diarahkan kebawah, pada saat melakukan tendangan tubuh bagian atas berada diatas bola. Menggiring Bola (Dribbling) Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepak bola karena semua pemain harus menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan Danny Mielke, ( 2007: 1).Ketika pemain telah menguasai kemampuan dribbling secara efektif, maka pengaruhnya di dalam pertandingan akan sangat besar. Teknik dalam menendang bola itu, jika kita lihat secara terputus-putus atau pelan-pelan, sehingga bagian kaki yang digunakan baik untuk menendang atau menggiring bola adalah sama. Teknik dalam melakukan gerakan Menggiring bola bertujuan untuk mendekatkan jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan Sucipto dkk. (2000: 28). Kemahiran menggiring bola merupakan tuntutan utama dalam teknik perorangan. Pelaksanaan menggiring bola adalah membawa bola dengan cepat ke depan dan umpan pendek serta kedua kaki silih berganti. Mengontrol dan Menghentikan Bola (Stopping) Menurut Sodikin Chandra dan Achmad Esnoe Sanosi (2010:4), menghentikan bola sama dengan teknik menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam, luar, depan, dan telapak kaki. Sikap awal dalam gerakan ini adalah tumpuan kaki kiri, kaki diputar keluar saat bo la terkena segera ditahan badan dan tangan sebagai keseimbangan. Selain menggunakan kaki bagian dalam, dapat juga menggunakan kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki. Selain itu bagian kaki tersebut biasanya ada tiga bagian tubuh yang digunakan untuk melakukan stopping yaitu paha, dada dan kepala. Menyundul Bola (Heading) Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan/membuang bola. Menurut Denny Mieike (2007:49) heading memberikan dimensi yang cukup besar dalam permainan. Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau teman satu tim. Gerakan menyundul bola yang harus dilakukan diantaranya pertama, gerakan tubuh ke jalur melayangnya bola, kedua, usahakan mata tetap tertuju pada bola, ketiga, sentuh bola dengan dahi. Saat melakukan gerakan itu usahakan mulut tetap tertutup agar terhindar dari tergigitnya lidah. Denny Mielke (2007:50-51). Melempar Bola ke Dalam (Throw-In) Memulai pertandingan kembali setelah bola keluar lapangan, bola harus dilemparkan dari titik saat bola melewati garis pinggir lapangan. Pelempar harus menggunakan kedua tangan dan mengayunkan dari belakang hingga melewati kepala dan posisi kedua kakinya tetap berada diluar lapangan, Sodikin Chandra dan Achmad Esnoe Sanosi (2010:8), Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepak bola yang dimainkan dengan lengan dari luar lapangan permainan. Selain mudah untuk memainkan bola, dari lemparan ke dalam off-side tidak berlaku. Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan atau tanpa awalan, baik dengan posisi kaki sejajar maupun salah satu kaki ke depan. Lemparan ke dalam Throw-In adalah salah satu keterampilan yang sering diabaikan dalam sepak bola. Penggunaan throw-in yang benar dapat menciptakan banyak peluang untuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan. Dalam pertandingan sepakbola kunci keberhasilan dalam melakukan throw-in adalah komunikasi. Pelempar dan penerima bola harus mengetahui apa yang akan dilakukan masing-masing sebelum lemparan tersebut dilakukan. Arah dan kecepatan penerima bola akan menentukan bagaimana pelempar bola melemparkan bolanya. Merampas atau Merebut Bola Teknik merampas bola pada dasarnya adalah teknik yang sama dengan menendang bola, yaitu mengambil bola dari penguasaan lawan dengan bagian kaki. Merampas bola dapat dilakukan dengan cara membendung, mendorong dan menendang bola. Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil meluncur (sliding tackling) (Sucipto, 2000: 34). Gerak Tipu Dengan Bola Perubahan kecepatan dan arah yang cepat memungkinkan seorang pemain untuk menghindari dan mengalahkan lawan. Salah satu contohnya adalah gerak mengecoh dan membalikan badan memungkinkan pemain untuk menghindarkan dari lawan dan menciptakan peluang yang lebih baik untuk mengoperkan bola atau melakukan tembakan langsung ke gawang. Menurut Joseph A. Luxbacher (2011:72) gerak tipu tubuh adalah gerakan yang direncanakan untuk membuat lawan menjadi salah arah dan kehilangan keseimbangan. Menurunkan bahu atau mengambil langkah cepat di atas bola akan membuat lawan mengambil arah yang salah. Anda dapat menciptakan ruang dengan melakukan gerak tipu tubuh dan berlari secara tiba-tiba. Gerakan lari yang cepat dan pendek secara tiba-tiba dan mendadak merupakan usaha yang dapat menipu lawan gerakan ini untuk menciptakan ruang untuk menerima bola agar tidak dijaga oleh lawan. Pembinaan Sepak Bola Usia Dini Pemanduan dan pembinaan atlet usia dini dalam lingkup perencanann untuk mencapai prestasi puncak, memerlukan latihan jangka panjang kurang lebih berkisar antara 8-10 tahun, secara bertahap, kontinyiu, meningkat dan berkesinambungan (Garuda Emasn 2000:11). Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal, maka pembibitan sejak usia dini harus dilaksanakan dengan konsisten, berkesinambungaq mendasarn sistematiq efisien dan terpadu. Sebagai acuan umur anak usia dini, unfuk memulai berolahraga, kemudian spesialisasi dan kelompok prestasi puncak pada pernainan sepak bola adalah: l) Permulaan umur 8-11 tahun; 2) Spesialisasi umur 14-15 tahun; 3) Prestasi puncak umur l8 - 24 tahun Menurut (Harsono, 1998:5) Kalau kita ingin mencapai prestasi maka perlu diterapkan konsep pembinaan olahraga sedini mungkin (Harsono, 2000:67). Peran pelatih dalam pembinaan sepakbola adalah yang paling menentukan. Keberhasilan atau kegagalan pemain usia dini sangat tergantung dari kemampuan pelatih. Meskipun seorang anak memiliki bakat besar, kalau salah dalam mendidik, pemain tersebut tidak akan meqiadi pemain besar. (Soe{iono 2008 : 5). Oleh karena itu pembinaan pada usia dini sangat dibutuhkan pelatih-pelatih yang berkualitas. Untuk dapat mengetahui perkembangan anak latih, maka perlu dibuat alat ukurnya. Pengukuran meliputi beberapa aspek antara lain; fisilq teknik maupun mentalnya. Selama ini yang dilahkan dalam menilai perkembangan anak latih hanya dengan mengamati perilaku anak lafih di lapangan. Hal ini tidak akan memperoleh hasil penilaian yang obyektif. Pengembangan Multileteral Pengembangan multilateral prinsip latihan yang sangat penting bagi anak usia dini dan remalia (Soejono, 2008:2). Perbandingan spesialisasi dini dan pengembangan multilateral (Soedjono: 2008:4) sebagai berikut : No Soesialisasi Dini Multilateral 1 Cepat mencapai prestasi Lambat dalam mencapai Prestasi 2 Prestasi terbaik dicapai pada usia 15- 16 tahun Dicapai pada usia 18 atau di atas 3 Prestasi dalam kompetisi tidak Konsisten Prestasi konsisten 4 Pada usia 18 tahun banyak yang berhenti jadi atlet Bertahan lebih lama 5 Resiko cedera tinggi Resiko cedera rendah Sosialisasi Dini Multilateral Sekolah Sepakbola (SSB) Sebagai adalah Pembinaan Dasar Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat besar bagi perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa-masa yang akan datang. Di SSB inilah bibit-bibit pemain sepakbola yang handal banyak ditemukan. Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi pesepakbola. Peran pelatih professional diperlukan untuk keberhasilan proses pembinaan. Menurut Soedjono (2008: 1) pada hakikatrya keberhasilan atau kegagalan pembinaan usia dini tergantung dari kernampuan pelatih. Agar proses pembinaan berjalan lancar selain program latihan bugor, saftma dan prasarana memadai, metode melatih yang tepat, juga dibutuhkan pelatih berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak latih dari aspek fisik maupun psychologis. Menurut Soowarno (2001: 2) progam pengembangan sepakbola terdiri dari 3 fase: Fase I (Fun Phase) 5-8 tahun. Fase tr (Technical Plnse) 9-12 tahun. Fase III (Tactical Phase) 13'17 tahun. Tes Kemampuan Teknik Dasar Menurut Nurhasan (2001: 157-163) nilai standar tes kemampuan teknik dasar permainan sepak bola yaitu: Tes menendang dan menghentikan bola ( passing dan stopping)  Pelaksanaanya : 1.      Aba-aba awal tidak diberikan 2.      Pada saat bola di tendang dari belakang garis 3 meter stopwatch dihidupkan. 3.      Bola yang memantul dari dinding harus di tahan terlebih dahulu di belakang garis, sebelum di tendang ke dinding lagi. 4.      Apabila bola memantul jauh daripapan bola tersebut harus di ambil oleh pemain yang bersangkutan yang kemudian di mainkan sampai aba-aba “stop”di berikan 5.      Kegiatan ini harus dilaksanakan selama 10 detik 6.      Sekor yang di hitung iya jumlah sepakan atau menghentikan bola dari belakang garis 3 meter selama 10 detik.                                  Gambar 3.2 Denah lapangan Tes keterampilan passing dan stopping   Sumber: Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:210) Tes menggiring bola ( dribbling) Pelaksanaannya: 1.      Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba 2.      Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan pertama stopwatch di hidupkan. 3.      Selanjunya pemain menggiring bola sesuai dengan arah panah. 4.      Pada rintangan ke tiga bola di harus kan lewat sebelah kiri rintangan dan pemain harus lewat sebelah kanan rintangan dan selanjutnya kembali mengikuti arah panah. 5.      Pada rintangan ke enam bola harus di lewatkan sebelah kanan rintangan dan pemain lewat sebelah kiri rintangan,selanjutnya mengikuti arah panah sampai bola tersebut melewati garis finish. 6.      Garis finish terletak pada rintangan terakhir, dan stopwatch di matikan. 7.      Salah jalan harus di perbaiki di mana terjadi kesalahan dribblig dan selama itu stopwatch harus tetap hidup. 8.      Waktu yang di catat iyalah waktu yang dicapai dari permulaan sampai bola dan pemain telah melewati finish. pertandingan. Namun teknik gerak dasar yang dilatihkan juga harus diukur melalui suatu tes untuk menentukan sejauh mana teknik kemampuan bermain sepakbola. Gambar 3.3 Denah lapangan Tes keterampilan menggiring Sumber:  Widiastuti (Tes dan pengukuran Olahraga 2011:211) Tes menendang bola kegawang (shooting) Pelaksanaanya 1.      Bola diletakan pada jarak 13 m dari gawang di tepat di pertengahan gawang. 2.      Waktu tembakan di ambil pada saat kaki si penendang mengenai bola dan sampai pada bola mengenai nilai pada gawang. 3.      Skor tembakan, angka pada gawang yang di kenai oleh bola, bila bola mengenai garis-garis antar kotak maka maka yang tertinggi di catat sebagai skor.                                Gambar 3.4 Denah  Tes keterampilan shooting Sumber: Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:212) Kerangka Berpikir Dasar penting yang harus dimiliki pemain sepak bola yaitu teknik kemampuan dasar sepak bola yang baik. Sehingga teknik kemampuan mutlak harus dikuasai oleh tiap pemain sepakbola. Teknik kemampuan yang baik akan semakin baik jika ditunjang dengan kondisi fisik yang sempurna. Teknik kemampuan sepak bola, hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Teknik gerak dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk menggembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian jenis penelitian kuantitatif. Metode adalah pengetahuan berbagai macam cara kerja yang di gunakan dengan obyek ilmu-ilmu yang bersangkutan. Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku agar dalam penelitian ini dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan peneliti. (Sutrisno Hadi, 2004 : 35). Sesuai dengan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan studi kasus teknik dasar sepak bola berkenaan dengan passing, controlling, shooting dan dribbling. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian ini akan di laksanakan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018. Waktu Penilitian ini akan dilakukan selama 1 (satu) bulan. Populasi dan Sampel Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa sepak bola SSB angkasa pura Penfui Kota Kupang dengan jumlah 71 siswa. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 orang siswa siswa sepak bola SSB angkasa pura Penfui Kota Kupang. Petunjuk Pelaksanaan Tes Adapun petunjuk pelaksanaan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar bermain sepak bola menurut : Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:212) dapat dijelaskan sebagai berikut: Tes menendang dan menghentikan bola ( passing dan stopping)  Pelaksanaanya : 1.      Aba-aba awal tidak diberikan 2.      Pada saat bola di tendang dari belakang garis 3 meter stopwatch dihidupkan. 3.      Bola yang memantul dari dinding harus di tahan terlebih dahulu di belakang garis, sebelum di tendang ke dinding lagi. 4.      Apabila bola memantul jauh daripapan bola tersebut harus di ambil oleh pemain yang bersangkutan yang kemudian di mainkan sampai aba-aba “stop”di berikan 5.      Kegiatan ini harus dilaksanakan selama 10 detik 6.      Sekor yang di hitung iya jumlah sepakan atau menghentikan bola dari belakang garis 3 meter selama 10 detik.                                  Gambar 3.2 Denah lapangan Tes keterampilan passing dan stopping   Sumber: Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:210) Tes menggiring bola ( dribbling) Pelaksanaannya: 1.      Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba 2.      Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan pertama stopwatch di hidupkan. 3.      Selanjunya pemain menggiring bola sesuai dengan arah panah. 4.      Pada rintangan ke tiga bola di harus kan lewat sebelah kiri rintangan dan pemain harus lewat sebelah kanan rintangan dan selanjutnya kembali mengikuti arah panah. 5.      Pada rintangan ke enam bola harus di lewatkan sebelah kanan rintangan dan pemain lewat sebelah kiri rintangan,selanjutnya mengikuti arah panah sampai bola tersebut melewati garis finish. 6.      Garis finish terletak pada rintangan terakhir, dan stopwatch di matikan. 7.      Salah jalan harus di perbaiki di mana terjadi kesalahan dribblig dan selama itu stopwatch harus tetap hidup. 8.      Waktu yang di catat iyalah waktu yang dicapai dari permulaan sampai bola dan pemain telah melewati finish. Namun teknik gerak dasar yang dilatihkan juga harus diukur melalui suatu tes untuk menentukan sejauh mana teknik kemampuan bermain sepakbola.                                                                      Gambar 3.3 Denah lapangan Tes keterampilan menggiring Sumber:  Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:211) Tes menendang bola kegawang (shooting) Pelaksanaanya 1.      Bola diletakan pada jarak 13 m dari gawang di tepat di pertengahan gawang. 2.      Waktu tembakan di ambil pada saat kaki si penendang mengenai bola dan sampai pada bola mengenai nilai pada gawang. 3.      Skor tembakan, angka pada gawang yang di kenai oleh bola, bila bola mengenai garis-garis antar kotak maka maka yang tertinggi di catat sebagai skor.                                Gambar 3.4 Denah  Tes keterampilan shooting Sumber: Widiastuti ( Tes dan pengukuran Olahraga 2011:212) Teknik Pengumpulan Data Teknik untuk memperoleh data di lapangan melalui tes terhadap sample studi kasus kesalahan teknik dasar sepak bola adalah tes langsung, dengan kata lain data diperoleh melalui tes. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pelaksanaan tes siswa dikumpulkan dilapangan, setiap siswa diambil dua kali tes dan sebelum melakukan tes siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes David Lee. Skala penilaian menggunakan perhitungan sebagai berikut: < ( M – 1,5 SD ) = Sangat Tinggi ( M - 1,5 SD ) – ( M - 0,5 SD ) = Tinggi ( M - 0,5 SD ) – ( M + 0,5 SD ) = Cukup ( M + 0,5 SD ) – ( M + 1,5 SD ) = Rendah > ( M + 1,5 SD ) = Sangat Rendah Untuk mengetahui berapa persen besarnya tingkat kemampuan teknik bermain sepak bola peserta SSB Angkasa Pura Penfui Kota Kupang dengan rumusan frekuensi sebagai berikut: P = x 100% Dimana: P = Besarnya persentase f = Jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu N = Frekuensi total atau keseluruhan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Variabel penelitian ini adalah tingkat kemampuan dasar permainan sepak bola siswa putra Sekolah Sepak Bola Angkasa Pura Penfui Kota Kupang. standar tingkat kemampuan dasar permainan sepak bola dibuat berdasarkan dari tes kemampuan sepak bola buatan Nurhasan, 2000: 157-163. Data yang diperoleh dari tes tersebut digunakan untuk mengkategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan hasil temuan melalui tes dimana peneliti memaparkan data sebagai berikut: Tes Passing dan Control Tes Passing dan control ini dilakukan dengan meleteakkan bola di tengah garis, dengan ancang-ancang bola ditendang ke arah tembok atau papan dengan jarak 4 meter, Bola yang memantul dari tembok/papan harus di tahan terlebih dahulu di belakang garis, sebelum di tendang ke dinding lagi Sekor yang di hitung adalah jumlah sepakan atau menghentikan bola dari belakang garis 3 meter selama 10 detik. Adapun hasil tes passing dan control ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Hasil Tes Passing dan control No Nama Nilai Kategori Baik Kurang Baik 1. Edwin A. Eky 6 2. Kontardo Ola 5 3. Devit Tonael 7 4. Yondi Tamonob 6 5. Demry Klaas 4 6. Gilber Fakene 4 7. Alexandro M. Monis 6 8. Ricard Taringan 5 9. Ephy Feka 6 10. Fadli Modjo 6 11. Jefry Tefa 4 12. Seferinus N.Bira 4 13. Deky Abanat 4 14. Eky Seran 6 15. Gabriel Muhu Weni 4 Jumlah 9 6 Persentase 60 % 40 % Total Persentase 100% Data Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan passing dan control Siswa Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017, 9 siswa masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 60%, 6 anak masuk dalam kategori cukup dengan persentase 40%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan passing dan control Siswa Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017 masuk kategori baik dengan persentase sebesar 60%. Grafik Penilaian Hasil Tes Teknik Passing dan control Tes Dribbling Penilaian keberhasilan Kemampuan teknik dasar dribbling diketahui melalui tes.tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggiring bola/dribbling , dengan kuns ditaruh sebanyak 7 kuns pada jarak antara masing-masing 5 meter. Garis start sama dengan garis finishnya pada jarak 5 meter pada pancangnya dari tiang pertama kemudian setelah ada aba-aba mulai langsung melakukan star sebanyak 1 putaran. Bola di dribbling dengan cara zig-zag melewati tiang membentuk angka 8 sebanyak 1 Putaran . Skor yang dicatat adalah kecepatan waktu menggiring bola/dribbling bola melalui 7 kuns pada jarak 1 m antara tiang dengan skor yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk hasil tes dribbling dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2. Hasil Tes Dribbling No Nama Nilai Berdasarkan Waktu Kategori Baik Kurang Baik 1. Edwin A. Eky 10,55 detik 2. Kontardo Ola 12, 66 detik 3. Devit Tonael 10,16 detik 4. Yondi Tamonob 10,888 detik 5. Demry Klaas 10,59 detik 6. Gilber Fakene 10,72 detik 7. Alexandro M. Monis 11,60 detik 8. Ricard Taringan 12,72 detik 9. Ephy Feka 10,86 detik 10. Fadli Modjo 10,79 detik 11. Jefry Tefa 11,68 detik 12. Seferinus N.Bira 11,31 detik 13. Deky Abanat 13,28 detik 14. Eky Seran 10,90 detik 15. Gabriel Muhu Weni 12,76 detik Jumlah 8 7 Persentase 53,33% 46,67% Total Persentase 100% Data Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan dribbling siswa Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017, 8 anak masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 53,33%, 7 anak masuk dalam kategori cukup dengan persentase 46,67%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan dribbling Siswa Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017 masuk kategori baik dengan persentase sebesar 53,33%. Grafik Penilaian Hasil Tes Teknik dribling Tes Shooting Penilaian keberhasilan Kemampuan teknik dasar shooting diketahui melalui tes, Bola diletakan pada jarak 13 m dari gawang di tepat di pertengahan gawang. Waktu tembakan di ambil pada saat kaki si penendang mengenai bola dan sampai pada bola mengenai nilai pada gawang .Skor tembakan, angka pada gawang yang di kenai oleh bola, bila bola mengenai garis-garis antar kotak maka yang tertinggi di catat sebagai skor,terhadap masuknya bola yang telah ditentukan. Tabel 4.3. Hasil Tes Shooting No Nama Nilai Kategori Baik Cukup Kurang 1. Edwin A. Eky 7 2. Kontardo Ola 7 3. Devit Tonael 7 4. Yondi Tamonob 7 5. Demry Klaas 5 6. Gilber Fakene 5 7. Alexandro M. Monis 7 8. Ricard Taringan 1 9. Ephy Feka 5 10. Fadli Modjo 7 11. Jefry Tefa 3 12. Seferinus N. Bria 3 13. Deky Abanat 1 14. Eky Seran 7 15. Gabriel Muhu Weni 7 Jumlah 8 5 2 Persentase 53,33% 33,33% 13,33 Total Persentase 100% Data Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan shooting siswa putra Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017, 8 anak masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 53,33%, 5 siswa masuk dalam kategori cukup dengan persentase 33,33%, 2 anak masuk dalam kategori cukup dengan persentase 13,33%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan shooting siswa Sekolah Sepak Bola Angkasa Penfui Kota Kupang Tahun 2017 masuk kategori baik dengan persentase sebesar 53,33%. Grafik Penilaian Hasil Tes Teknik Shooting Pembahasan Pembahasan dari analisis kemampuan teknik dasar bermain sepak bola yang terdiri dari indikator kemampuan teknik dribling, passing (control), dan shooting yang dilakukan peneliti terhadap 15 orang sampel akan diuraikan pada penjelasan dibawah ini: Kemampuan Passing dan Control Dari hasil analisis data terhadap hasil tes kemampuan passing dan control didapat nilai rata-rata tingkat kemampuan passing siswa yaitu 4,87 dengan kriteria baiki. Sedangkan nilai rata-rata tingkat kemampuan control siswa yaitu 4,87 dengan kriteria baik. Adapun skor dominannya yang didapat oleh siswa Angkasa Pura Penfui Kota Kupang untuk tes kemampuan passing yaitu pada kategori baik dengan total 9 siswa atau 60%. Sedangkan skor dominan untuk tes kemampuan control yaitu pada kategori baik dengan total 9 siswa atau 60%. Berdasarkan uraian diatas, kemampuan teknik dasar passing dan control yang dilakukan oleh siswa sudah mencapai rata-rata dengan kategori baik. Namun, masih ada beberapa siswa yang kurang baik mungkin dikarenakan kurangnya memperhatikan bola yang datang, bola yang ditendang melenceng atau tidak tepat sasaran atau kurangnya konsentrasi pada bola serta tidak tepatnya perkenaan bola pada kaki. Tingkatan atau sesi latihan formal hendaknya memasukan banyak latihan dan kegiatan yang memberikan banyak peluang kepada para pemain untuk melakukan passing dan control. Kemampuan Dribling Dari hasil analisis data terhadap hasil tes kemampuan dribling didapat nilai rata-rata tingkat kemampuan siswa yaitu 11,41 dengan kriteria cukup baik. Adapun skor dominannya yang didapat oleh siswa Angkasa Pura Penfui Kota Kupang yaitu pada tingkat baik dengan total 8 siswa atau 53,33%. Berdasarkan uraian diatas, kemampuan teknik dasar dribling yang dilakukan oleh siswa sudah berada diatas rata-rata. Hal ini menggambarkan bahwa adanya teknik-teknik yang dilakukan sudah cukup baik, sehingga dapat melakukan dribling dengan mencapai persentase yang cukup tinggi. Namun ada beberapa hal yang membuat siswa diantaranya masih mengalami kesulitan dalam dribling yaitu kurang lincah, gerakan lambat atau waktu yang tidak sesuai dengan hasil yang ditentukan, dan adanya rasa gugup. Sehingga diperlukan latihan yang bertahap sehingga dapat menyempurnakan teknik dribling yang baik dan benar. Kemampuan Shooting Dari hasil analisis data terhadap hasil tes kemampuan shooting didapat nilai rata-rata tingkat kemampuan siswa yaitu 5,27 dengan kriteria cukup. Adapun skor dominannya yang didapat oleh siswa Angkasa Pura Penfui Kota Kupang yaitu pada tingkat baik dengan total siswa 8 atau 53,33% siswa. Berdasarkan uraian diatas, kemampuan teknik dasar shooting yang dilakukan oleh siswa masih ada yang dibawah rata-rata. Hal ini disebabkan oleh letak kaki yang menahan keseimbangan, kurangnya perhatian pada bola dan gerakan akhir yang kurang sempurna. Sehingga siswa kurang tepat sasaran dalam melakukan shooting dan bola melambung. Selain itu posisi penempatan bola juga kurang maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan latihan yang berkelanjutan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Kemampuan Teknik Dasar Siswa Sekola Sepak Bola Angkasa,maka dapat disimpulkan bahwa pada hasil tes passing dan control masing-masing didapati nilai rata-rata siswa pada kategori cukup untuk passsing yaitu 4,87 dan kategori cukup untuk control yaitu 4,87. Adapun kategori dominan untuk kemampuan passing yaitu 9 siswa atau 60% mendapat nilai cukup dan kategori dominan untuk kemampuan control yaitu 9 siswa atau 60% mendapat nilai baik. Pada hasil tes dribling didapati nilai rata-rata siswa pada kategori baik yaitu 11,41. Adapun kategori dominan yaitu8 siswa atau 53,33% mendapat nilai baik. Pada hasil tes shooting didapati nilai rata-rata siswa pada kategori baik yaitu 5,27. Sedangkan kategori dominan yaitu 8 siswa atau 53,33% mendapat nilai baik. Bedasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa pada Sekolah Sepak Bola Angkasa Pura Penfui Kota Kupang Tahun Ajaran 2017/2018 memiliki tingkat kemampuan teknik dasar sepak bola dengan kategori baik khususnya untuk teknik dribling, passing (control), dan shooting. Saran Dalam saran ini peneliti menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni: Kemampuan teknik dasar permainan sepak bola khususnya passing, kemampuhan teknik memasing arus lebih di tingkatkan lagi dengan pola latihan yang lebi giat karena sebagian besar siswa hanya mendapatka nilai cukup. Kemampuan teknik dasar permainan sepak bola khususnya control,walaupun semua siswa mendapat nilai baik dalam teknik mengontrol tapi, bukan berarti siswa tida perlu latihan mengontrol lagi. Latihan ini harus di pertankan, agar kemampuan mengontrol tetap baik. Kemampuan teknik dasar permainan sepak bola khususnya dribling, meskipun sebagian besar siswa mendapat nilai baik namun harus ditingkatkan lagi dengan latihan secara baik sesuai dengan teknik dasar bermain sepak bola yang baik dan benar. Kemampuan teknik dasar permainan sepak bola khususnya shooting harus ditingkatkan lagi dengan latihan secara baik sesuai dengan teknik dasar bermain sepak bola yang baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1997).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.         Jakarta:                Rineka Cipta.                  2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI,                Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Abdul Mujib, dkk. (2006). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana. Beltasar, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran                 Sepak Bola. Jakarta: Depdiknas. Chandra dan Sanoesi. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.                  Surabaya: Karya Utama. Mielke, D. (2007). Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya Harsuki, H. (2004). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: Raja Grafindo                  Persada Husdarta dan Yudha M. S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Luxbacher, J. (2011). Sepak Bola;Langkah-Langkah Menuju Sukses. Jakarta:                   Rajawali pers. Jogiyanto. (2006). Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur             Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip - Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sarumpaet, dkk. (1992). Permainan Besar.Jakarta :Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependudukan Sucipto, (2000). Sepakbola Latihan dan Strategi. Jakarta: Jaya Putra. Remmy M. (1992). Olahraga Pilihan Sepakbola. DEPDIKBUD Dirjen Dikti Proyek. Pembinaan tenaga Kependidikan. Uno, H. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara 34