Academia.eduAcademia.edu

Tugas eksperimen

Terlepas dari dunia pendidikan SMA, beberapa dari siswa SMA meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pengembangan diri individu melalui pendidikan dapat menjadi salah satu alternatif dalam mempersiapkan individu menghadapi persaingan global. Di sisi lain, pendidikan terus melakukan peningkatan standar, sehingga lulusannya mampu bersaing dalam pasar global. Hal ini secara tidak langsung mensyaratkan individu untuk lebih mengembangkan kemampuannya, agar pencapaian prestasi akademik dapat optimal. Untuk itu, individu sebagai mahasiswa selayaknya memiliki keyakinan yang kuat dalam pencapaian prestasi akademik. Konsep ini disebut efikasi diri akademik. Efikasi diri akademik dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level kemampuan dirinya (Baron & Byrne, 2003, h.183).

REVIEW JURNAL 1 JUDUL : PENGARUH PELATIHAN BERPIKIR POSITIF PADA EFIKASI DIRI AKADEMIK MAHASISWA (STUDI EKSPERIMEN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP SEMARANG). VT : EFIKASI DIRI AKADEMIK VB : PELATIHAN BERFIKIR POSITIF VOL. 8, No.2, OKTOBER 2010 SUBJEK : MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP SEMARANG Latar Belakang, Teori, dan Tujuan Penelitian Terlepas dari dunia pendidikan SMA, beberapa dari siswa SMA meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pengembangan diri individu melalui pendidikan dapat menjadi salah satu alternatif dalam mempersiapkan individu menghadapi persaingan global. Di sisi lain, pendidikan terus melakukan peningkatan standar, sehingga lulusannya mampu bersaing dalam pasar global. Hal ini secara tidak langsung mensyaratkan individu untuk lebih mengembangkan kemampuannya, agar pencapaian prestasi akademik dapat optimal. Untuk itu, individu sebagai mahasiswa selayaknya memiliki keyakinan yang kuat dalam pencapaian prestasi akademik. Konsep ini disebut efikasi diri akademik. Efikasi diri akademik dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level kemampuan dirinya (Baron & Byrne, 2003, h.183). Efikasi diri akademik menentukan cara hambatan dan tantangan akademik akan dihadapi (Bandura dalam Pervin & John, 2001, h.407). Semakin tinggi efikasi diri akademik, maka semakin tinggi prestasi akademik seseorang (Ferla, Valcke, & Cai, 2007, h. 12). Salah satu upaya meningkatkan efikasi diri akademik adalah melalui pelatihan (Sdorow, 1990, h. 461). Pelatihan berpikir positif dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan efikasi diri akademik. Penelitian Loehr (dalam Santrock, 2003, h. 567) menunjukkan bahwa suasana hati yang negatif memungkinkan untuk marah, merasa bersalah, dan memperbesar kesalahan yang telah terjadi. Berpikir positif berkaitan dengan hidup positif yang berorientasi pada keyakinan. Dengan berpikir positif, seseorang mampu bertahan dalam situasi yang penuh stres (Brissette dkk. dalam Kivimaki dkk, 2005, h.413). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui melihat secara empiris pengaruh pemberian pelatihan berpikir positif terhadap efikasi diri akademik mahasiswa Universitas Diponegoro, serta mengetahui perbedaan efikasi diri akademik antara mahasiswa Universitas Diponegoro yang mendapatkan pelatihan berpikir positif dan yang tidak mendapatkan pelatihan tersebut. Metodologi Penelitian Uji Normalitas Uji normalitas penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test, dengan menggunakan SPSS 17.0 Statistic for Windows. Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan levene test, dengan menggunakan SPSS 17.0 Statistic for Windows. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik parametrik uji-t dua sampel independen (Independent Sample t-test) dan uji berpasangan (Paired t-test). HASIL Uji Asumsi Hasil dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test menunjukan bahwa kedua variabel dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. 2. Uji Hipotesis Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis independent sample t-test menunjukkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol sebelum adanya perlakuan menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan (p = 0,316 > 0,05 dan nilai te sebesar 1,014 < ttabel sebesar 2,018, dF = 42). Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan dimana te > ttabel = 6,607 > 2,018 dan p = 0,000 < 0,05. Ini membuktikan bahwa pemberian pelatihan berpikir positif mempengaruhi efikasi diri akademik mahasiswa. Paired sample t-test menunjukkan pada kelompok kontrol tidak ada perubahan signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan (–ttabel ≤ te ≤ ttabel (-2,074 < 1,713 < 2,074) serta p = 0,101 > 0,05). Akan tetapi, pada kelompok eksperimen terjadi perubahan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan (te > ttabel (11,325 > 2,086) serta p = 0,000 < 0,05). REVIEW JURNAL 2 JUDUL : Pengaruh Penggunaan Film sebagai Media Belajar terhadap Pencapaian Higher Order Thinking Skill pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNAIR. VT : Pencapaian Higher Order Thinking Skill VB : Penggunaan Film Sebagai Media Belajar Vol. 3 - No. 1 / 2014-04 TOC : 6, and page : 40 – 47 SUBJEK : Mahasiswa Fakultas Psikologi UNAIR. Latar Belakang, Teori, Tujuan Penelitian. Mahasiswa sebagai individu yang belajar di perguruan tinggi diharapkan mempunyai kemampuan pendekatan belajar mendalam atau yang lebih dikenal dengan konsep deep learning (Jazadi, 2005). Dalam Jazadi (2005) Eley (1993) menyebutkan Belajar mendalam adalah proses dimana seorang individu berusaha mempelajari suatu hal dikarenakan keinginan sendiri untuk mempelajari detil bagian perbagian dari materi tersebut, lalu menghubungkannya dengan struktur pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, Aditomo, dkk (2008) menyebutkan pendekatan lain yang merupakan kontradiksi dari pembelajaran mendalam adalah pembelajaran dangkal atau yang dikenal sebagai surface learning, yang didefinisikan sebagai suatu proses pembelajaran dimana siswa hanya berusaha mengingat teori yang mereka baca tanpa harus mencari tahu kenapa teori tersebut penting untuk mereka baca. Pendekatan belajar mendalam akan membantu mahasiswa untuk mencapai higher order thinking skill (HOT). Higher order thinking skill didefinisikan sebagai kumpulan kemampuan untuk berpikir kritis dan mengatur segala informasi yang diterima dan mengubahnya menjadi sesuatu hal yang baru yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak bisa dipecahkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya (Paran, 2003 dalam Jazadi,2005). Higher Order Thinking Skill (HOT) adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan menganalisa, mengevaluasi dan menghasilkan sebuah pengetahuan yang baru dari hasil pengetahuan-pengetahuan yang sudah didapatkan sebelumnya. Salah satu metode untuk mencapai HOT adalah melalui penggunaan multimedia learning. Daniel (1995 dalam Junaidu 2008) bahwa manusia memiliki beberapa saluran dimana data dikomunikasikan. Saluran yang dimaksud disini adalah media yang digunakan, dimana menurut Bretz (2007 dalam Musafiqon, 2012) ada tiga jenis media belajar, yaitu: Media Visual Media visual adalah media yang pada proses pemebelajarannya bertumpu pada indra penghlihatan. Contohnya adalah gambar, tulisan, sketsa dan lain-lain. Media Audio Media audio adalah media yang penggunaannya menekankan pada aspek pendengaran. Contohnya: radio, alat perekam pita magnetik dan lain-lain. Media Kinestetik Media Kinestetik adalah penggunaanya memerlukan sentuhan antara guru dan murid. Contoh: drama,demonstrasi, simulasi dan lainlain Metodologi Penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (true experiment) dengan menggunakan Jenis eksperimen between-subject after-only research design.). Selain itu, dalam pelaksanaan manipulasinya, dilakukan replikasi sebanyak satu kali dimana dalam replikasinya, pembagian subjek di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak, subyek dalam penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 11 siswa kelas Andragogi Fakultas Psikologi UNAIR. Hasil Uji Independent Sample T-test menghasilkan nilai t sebesar -0,127 dengan p sebesar 0,08 pada Eksperimen 1 pokok bahasan Experiential Learning, dan nilai t sebesar -1,97 dengan p sebesar 0,90 pada Eksperimen 2 pokok bahasan Reflective Learning. Ini berarti tidak ada pengaruh pemberian film sebagai media pembelajaran pada pencapaian Higher Order Thinking Skill di kedua pokok bahasan yang diteliti. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh pemberian film sebagai media belajar terhadap tingkat pencapaian Higher Order Thinking Skill pada mahasiswa. Hal ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Barata dan Jones (2008) (Using film dan Introduce and develop writing skill among UK undergraduate Student) dimana film bisa digunakan sebagai alternatif baru sebagai media belajar karena berhasil menarik minat mahasiswa yang tidak merasa senang saat belajar. REVIEW JURNAL 3 JURNAL : PENGARUH TAYANGAN HUMOR TERHADAP SHORT TERM MEMORY PADA MAHASISWA BARU. VB : Tayangan Humor VT : Short Term Memory VOLUME 1 NOMOR 1, DESEMBER 2015, HAL 10-16 SUBJEK : Mahasiswa Baru Latar Belakang, Teori, Tujuan Penelitian. Mahasiswa baru mengalami perbedaan pola dan sistem pembelajaran dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA). Perubahan pola ini menuntut mahasiswa baru untuk dapat mengelola informasi yang mereka terima agar informasi tersebut dapat digunakan pada saat dibutuhkan. McCraty (Vitasari, 2010) menyatakan bahwa perasaan cemas yang dimiliki oleh mahasiswa baru dapat mengganggu prestasi mahasiswa tersebut. Kecemasan yang dialami mahasiswa baru dapat menghalangi kemampuan memori dan recall. Beberapa penelitian menunjukan bahwa metode humor merupakan salah satu cara dalam mempertahankan memori. Menggunaan metode humor dalam proses belajar mengajar mampu meningkatkan memori pada mahasiswa (Atir, 2010). Ziv (Wanzer, 2006), humor membuat mahasiswa member perhatian kepada pengajar terhadap materi yang disampaikan yang berhubungan langsung dengan memori. Mahasiswa yang memiliki emosi negatif cenderung menimbulkan hormone kortisol yang biasanya muncul pada orang yang mengalami stress dan depresi sehingga sulit untuk mengaktifkan bagian hipokampus (Matthews, 2011) Humor dalam penelitian ini dikemas dalam bentuk tayangan singkat. Tayangan humor mampu diserap lebih cepat diserap karena menggunakan dua panca indra, yaitu mata yang menangkap visualisasi tayangan humor dan telinga akan menangkap auditori dari tayangan humor. Urgensi penelitian yaitu membantu mahasiswa baru atau mahasiswa yang memiliki kecemasan agar menggunakan metode belajar yang menyenangkan untuk memiliki kemampuan memori yang lebih baik. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena jarangnya penelitian humor terhadap kognitif salah satunya yaitu memori. Dalam penelitian eksperimental, hipotesis menyatakan hubungan sebab akibat yaitu pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis dari penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan dari tayangan humor terhadap short term memory pada mahasiswa baru. Metodologi Penelitian Desain Penelitian Jenis desain eksperimental dalam penelitian ini menggunakan desain dua kelompok (two group design) berupa penelitian Randomized Two – Group Design, Posttest Only. Desain ini melakukan pengukuran sesudah (posttest) pemberian treatment pada kelompok eksperimen dan dan kontrol. (Seniati, Yulianto, dan Setiadi, 2011). Kelompok kontrol diberikan IST subtes ME, sedangkan kelompok eksperimen diberikan tayangan humor yang berjudul Malam Minggu Miko kemudian diberikan IST subtes ME. Hasil perhitungan IST subtes ME antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan dibahas dalam subbab lebih lanjut. Subjek Penelitian Peneliti mengambil populasi mahasiswa baru Psikologi Universitas Brawijaya Malang dikarenakan mahasiswa baru menghadapi situasi baru yang berbeda dengan situasi pada saat SMA (Sekolah Menengah Atas). Partisipan dari penelitian ini yaitu kelas B mata kuliah Psikologi Umum. Tahap selanjutnya yaitu random assignment pada partisipan kelas untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok control menggunakan alat bantu perangkat lunak berupa randomizer. Kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan berupa tayangan humor dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Jumlah total partisipan yaitu 50 mahasiswa. Perhitungan G*Power menunjukkan bahwa untuk memperoleh effect size medium (f = 1,01) dengan power = 0,95, jumlah minimum keseluruhan sampel yang diperlukan adalah 22 partisipan. Jadi, jumlah total partisipan dalam penelitian eksperimen ini sudah mencukupi. Instrumen Penelitian Intelligenz Strukture Test (IST) subtes Merk Aufgaben (ME). Subtes Merk Aufgaben digunakan untuk mengukur memori. Tayangan Humor Tayangan Humor yang digunakan yaitu Malam Minggu Miko. Informed Consent Berfungsi sebagai persetujuan partisipan dalam penelitian dan mengikuti instruksi yang akan diberikan dalam proses eksperimen. Manipulation Check Untuk melihat apakah video humor, cerita humor, dan gambar-gambar lucu dapat bekerja sesuai harapan. HASIL Hasil penelitian mnunjukan bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,001. Karena 0,001 lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yaitu ada pengaruh yang signifikan dari tayangan humor terhadap short term memory mahasiswa baru. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang lebih besar (M = 17,84 dan SD = 1,9) dibandingkan rata-rata kelompok control (M = 15,84 dan SD = 3,4). Disusun Oleh : Anisa Sera Nabila NIM : 163310010152 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA TUGAS PSIKOLOGI EKSPERIMEN REVIEW DARI 3 JURNAL BERBEDA