BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Perhitungan Reservoir
4.1.1. Kebutuhan air bersih keseluruhan
Dalam perancangan sistem instalasi suplai air besih di gedung Twin
Building berlantai tujuh data tidak diketahui secara pasti untuk jumlah
penghuninya. Dengan demikian perkiraan kebutuhan air bersih dihitung
berdasarkan jumlah penghuni gedung tersebut dengan menghitung jumlah luas
lantai yang akan diketahui luas total lantai dan luas efektif lantai pada gedung
Twin Building dan menggunakan asumsi pemakaian air dingin minimum
sesuai penggunaan gedung berdasarkan tabel 4.1. (SNI 03-7065-2005).
Setelah melakukan pengambilan data di lapangan diketahui luas lantai yang
ada pada gedung Twin Building berlantai tujuh di kampus Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, dengan masing-masing luas lantainya yaitu:
Luas lantai basement = 1653,9 m²
Luas lantai dasar
= 1709,4 m²
Luas lantai satu
= 1709,4 m²
Luas lantai dua
= 1709,4
Luas lantai tiga
= 1616,16 m²
Luas lantai empat
= 1616,16 m²
Luas lantai lima
= 1616,16 m²
Luas Total
= 11630,58 m²
m²
Setelah diketahui luas total lantai maka dapat diperkirakan luas efektif sampai
60% (Noerbambang, 1991). Luas efektif yang direncanakan yaitu 45 % maka:
Luas efektif: 11630,58 ×
= 5233,76 m²
Setelah luas efektif diketahui maka akan dapat diketahui jumlah
penghuni pada gedung Twin Building UMY. Maka akan dapat diketahui
kebutuhan air bersih dan bisa dilakukan perhitungan terhadap pompa dan
34
reservoir yang digunakan untuk menyuplai air bersih pada bangunan gedung
Twin Building di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tabel 4.1 Pemakaian Air Dingin Minimum Sesuai Penggunaan Gedung
Sumber (SNI 03-7065-2005).
Data yang diperoleh dari hasil penjumlahan di atas, untuk luas efektif
lantai di gedung Twin Building adalah 5233,76 m². Dan kepadatan penghuni
dapat diperkirakan sampai 5 m²/orang (Noerbambang, 1991).
Jika kepadatan hunian diasumsikan 3 m²/orang maka:
Jumlah penghuni =
=
= 1744,58 atau 1745 orang
Jumlah hunian
= 1745 orang.
35
Berdasarkan dari Tabel 4.1 pemakaian air rata-rata maka akan diambil
80 liter per orang, jadi kebutuhan air rata-rata per hari adalah:
1745 × 80 = 139600 liter/hari atau 139,6 m³/hari.
Diperkirakan tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran dan
penyiraman taman (Noerbambang dan Morimura, 1991). Sehingga
permakaian air rata-rata perhari menjadi:
= 1,20 × 139,6 = 167,52 m³/hari.
Jadi pemakaian air rata-rata per hari yaitu: 167,52 m³/hari.
Kalau dalam pemakaian air dianggap rata-rata per hari 8 jam, maka:
=
=
= 20,94 m³/jam.
Untuk kebutuhan air jam puncak bisa diketahui dengan:
=( )×(
)
Dimana nilai konstanta
biasanya berkisar antara (1,5-2,0), tergantung
pada lokasi dan penggunaan pada gedung (Noerbambang dan Morimura,
1991).
Konstanta
yang di ambil adalah 1,5 sehingga pemakaian air pada
jam puncak adalah:
= (1,5) × (20,94)
= 31,41 m³/jam.
Jadi pemakaian air pada jam puncak yaitu: 31,41 m³/jam.
Sedangkan pemakaian air pada menit puncak dapat dinyatakan sebagai
berikut:
=( )×
Dimana nilai konstanta
biasanya berkisar antara (3,0-4,0) tergantung
pada lokasi dan penggunaan pada gedung (Noerbambang dan Morimura,
36
1991). Konstanta
yang di ambil adalah 3 sehingga pemakaian air pada
menit puncak adalah:
= (3) ×
= 1,04 m³/menit.
4.2. Menentukan Diameter Pipa
Dalam menentukan diameter pipa untuk penyediaan air bersih yaitu
dengan menggunakan tabel-tabel yang ada pada buku referensi plambing.
Sebelum menentukan diameter pipa perlu adanya gambar yang menunjukan
penempatan jalur pipa untuk mempermudah dalam menentukan diameter pipa
yang akan digunakan. Untuk gambar isometric dapat dilihat pada gambar 4.1
dan untuk gambar toilet 1 dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.1 Contoh gambatr isometric
37
Gambar 4.2 Denah persial gedung twin building toilet 1
38
Menghitung Dimensi Pipa Air Bersih:
Dari tabel 2.4 diperoleh diameter minimum pipa yang berhubungan
dengan alat plambing air bersih adalah sebagai berikut:
1) Kloset dengan katup glontor berdiameter pipa 1 inch.
2) Kloset dengan tangki glontor berdiameter pipa ⅜ inch.
4) Bak cuci tangan berdiameter pipa ⅜ inch.
Maka dari data tersebut dapat dihitung diameter pipa dengan menggunakan
tabel 2.5, yaitu dengan cara melihat diameter pipa yang menyalur ke alat
plambing dengan nilai diameter pipa (inch) lalu diambil nilai yang terdapat
di kolom Number of ½ inch pipe with same capacity pada tabel 2.5, maka
nilai pipa akan dapat diketahui sebagai berikut:
A. Toilet lantai dasar
l) Toilet I Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l inch
: 6,2
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 33,8
+
2) Toilet 2 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 3 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 4 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 5 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 6 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
:50,1
+
39
3) Toilet 3 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
4) Toilet 4 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
B. Toilet lantai 1
5) Toilet 5 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
6) Toilet 6 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l inch
: 6,2
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 33,9
+
40
7) Toilet 7 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
Total
: 2,9
: 38,5
+
8) Toilet 8 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
C. Toilet lantai 2
9) Toilet 9 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
Total
: 2,9
: 38,5
+
10) Toilet 10 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
41
11) Toilet 11 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
12) Toilet 12 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
D. Toilet lantai 3
13) Toilet 13 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
14) Toilet 14 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
+
Total
: 38,5
42
15) Toilet 15 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
16) Toilet 16 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
E. Toilet lantai 4
17) Toilet 17 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
+
Total
: 38,5
18) Toilet 18 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l½ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l½ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l½ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
43
19) Toilet 19 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
20) Toilet 20 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
F. Toilet lantai 5
21) Toilet 21 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
22) Toilet 22 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
44
23) Toilet 23 Khusus Wanita
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
: 38,5
+
24) Toilet 24 Khusus Pria
Kloset 1 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 2 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Kloset 3 pipa berdiameter l¼ inch
: 10,9
Wastafel 1 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Wastafel 2 pipa berdiameter ¾ inch
: 2,9
Total
+
: 38,5
Untuk menentukan diameter distribusi air bersih pada masing-masing toilet yaitu
dengan cara menjumlahkan nilai Number of ½ inch pipe with same capacity yang
sudah diketahui lalu ditarik ke atas pada klom size of pipe (inch) pada tabel 2.5
maka akan dapat diketahui diameter (inch) untuk pipa distribusi.
Tabel 4.2 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai Dasar Toilet 1
Khusus pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
10,9 + 10,9+10,9 = 33
2
2,9 + 2,9 = 5,8
1
masuk
Dasar
Kloset 1
l¼
Kloset 2
Kloset 3
l¼
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
45
Tabel 4.3 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai Dasar Toilet 2
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
Kloset 1
l¼
10,9 + 10,9+10,9 =
Kloset 2
l¼
Kloset 3
32,7
2 inch
2,9 + 2,9 + 2,9 + 2,9 +
2,9 = 14,58
l½ inch
l¼
Wastafel 1
Dasar
Wastafel 2
Wastafel 3
Wastafel 4
Wastafel 5
Wastafel 6
¾
¾
¾
¾
¾
¾
Tabel 4.4 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai Dasar Toilet 3
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
Kloset 1
l¼
Kloset 2
l¼
Dasar
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
46
Tabel 4.5 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai Dasar Toilet 4
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
Kloset 1
l¼
10,9 + 10,9+10,9 =
Kloset 2
l¼
Dasar
2
32,7
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
2,9 + 2,9 = 5,8
Wastafel 2
1
¾
Tabel 4.6 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 1 Toilet 5
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
l¼
10,9 + 10,9+10,9 =
Kloset 2
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Lantai 1
2
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
Wastafel 2
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
1
¾
47
Tabel 4.7 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 1 Toilet 6
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 1
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
Wastafel 2
1
¾
Tabel 4.8 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 1 Toilet 7
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 1
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
48
Tabel 4.9 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 1 Toilet 8
Kuhsus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 1
10,9 + 10,9+10,9 =
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
Wastafel 2
1
¾
Tabel 4.10 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 2 Toilet 9
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 2
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
49
Tabel 4.11 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 2 Toilet 10
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 2
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.12 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 2 Toilet 11
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 2
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
50
Tabel 4.13 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 2 Toilet 12
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 2
10,9 + 10,9+10,9 =
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.14 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 3 Toilet 13
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 3
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
51
Tabel 4.15 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 3 Toilet 14
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 3
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.16 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 3 Toilet 15
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 3
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
52
Tabel 4.17 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 3 Toilet 16
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 3
10,9 + 10,9+10,9 =
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.18 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 4 Toilet 17
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 4
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
53
Tabel 4.19 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 4 Toilet 18
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
l¼
10,9 + 10,9+10,9 =
Kloset 2
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
Lantai 4
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
2
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.20 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 4 Toilet 19
Khuus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 4
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
54
Tabel 4.21 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 4 Toilet 20
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 4
10,9 + 10,9+10,9 =
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.22 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 5 Toilet 21
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 5
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
55
Tabel 4.23 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 5 Toilet 22
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 5
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
Tabel 4.24 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 5 Toilet 23
Khusus Wanita
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 5
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
56
Tabel 4.25 Menentukan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 5 Toilet 24
Khusus Pria
Diameter
Lantai
Alat
Plambing
pipa air
Jumlah nilai pipa
masuk
Kloset 1
Diameter pipa
yang di
peroleh (inch)
l¼
2
Kloset 2
Lantai 5
l¼
Kloset 3
l¼
Wastafel 1
¾
Wastafel 2
¾
10,9 + 10,9+10,9 =
32,7
2,9 + 2,9 = 5,8
1
4.3. Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa sumur dangkal yang direncanakan yaitu mampu untuk
menyediakan kebutuhan air bersih pada gedung twin building yang sebelumnya
air akan ditampung terlebih dahulu pada reservoir bawah. Dengan kapasitas
pompa sumur dangkal sebesar 167,52 m³/hari atau 6,98 m³/jam atau 0,12
m³/menit atau 0,0019 m³/detik.
Dalam ketentuan umum sistem penyediaan air minum atau air bersih
antara lain yaitu kecepatan aliran di dalam pipa 0,9 - 2 m/detik (SNI 03-70652005). Karena apabila kecepatan lebih dari 2 m/detik bisa menimbulkan
pukulan air yang besar dan menimbulkan kerusakan pada alat plambing, jadi
kecepatan aliran dalam pipa diasumsikan nilai ν = 1,05 m/detik. Maka diameter
pipa akan dapat diketahui dengan Persamaan:
Q = ν.A
Dengan Q = kapasitas pompa = 0,0019 m³/detik
ν = Kecepatan aliran dalam pipa
A = Luas penampang pipa (m²)
Maka A =
57
=
= 0,0018 m²
Dengan A = × D²
D =√
D =√
= 0,0478 m atau 1,88 inch
= 2 inch atau 0,05 m.
Nilai D yang diperoleh adalah diameter dalam minimal yang diperlukan untuk
mengalirkan fluida dengan debit 0,0019 m³/detik dengan kecepatan 1,05
m/detik maka dengan melihat tabel 4.50 pada nilai D = 2 inch dapat diketahui
nilai nominal diameter luar dan dalam pada schedule 40. Didapat dari tabel
nilai diameter luar yaitu 2,375 inch dan diameter dalam 2,067 inch.
Tabel 4.26 Faktor Kecepatan Untuk Berbagai Jenis Pipa
(Noerbambang, 1991)
58
Tabel 4.27 Ketebalan Dinding (Untuk Alat Penyambung dan Pipa)
(Raswari, 1987)
59
Tabel 4.28 Sifat-sifat fisik air (Air dibawah 1 atm dan air jenuh di atas 100°)
Temperatur
Kerapatan
Viskositas
Tekanan uap jenuh
(°C)
( kg/l)
kinematik (m²/s)
( kg/cm²)
0
0,9998
5
1,0000
1,520
0,00889
10
0,9998
1,307
0,0I251
20
0,9983
1,004
0,02383
30
0,9957
0,801
0,04325
40
0,9923
0,658
4,07520
50
0,9880
0,554
0,12578
60
0,9832
0,475
0,20313
70
0,9777
0,413
0,3178
80
0,9716
0,365
0,4829
90
0,9652
0,326
0,7149
100
0,9581
0,295
1,0332
120
0,9431
0,244
2,0246
140
0,9261
0,211
3,685
160
0,9073
0,186
6,303
180
0,8869
0,168
10,224
200
0,8647
0,155
15,855
220
0,8403
0,130
23,656
240
0,814
0,136
34, I 38
260
0,784
0,131
47,869
280
0,751
0,128
65,468
300
0,712
0,127
87,621
1,792
0,00623
(Tahara H., Sularso, 2000).
60
4.3.1. Head Kerugian Pada Pompa Sumur Dangkal
Head kerugian adalah kerugian yang terjadi pada suatu instalasi pipa
seperti belokan, katup, dan sebagainya, yang di dalam instalasi pipa tersebut
terdapat aliran fluida cair ataupun gas. Untuk menghitung kerugian gesek di
dalam pipa kita perlu mengetahui aliran yang terjadi apakah termasuk aliran
laminer atau aliran terbulen. Maka untuk mengetahui jenis aliran di dalam
pipa dengan memakai bilangan Reynolds (Tahara dan Sularso, 2000: 28).
v D
= Bilangan Reynold
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s).
D = Diameter dalam pipa (m).
= Viskositas kinematik zat cair (m²/detik).
Air = pada suhu 20°C.
Pada tabel 4.51 dapat diketahui viskositas kinematiknya yaitu 1,004×
(m²/detik).
Pada
< 2300, aliran bersifat laminer
Pada
< 4000, aliran bersifat turbulen
Pada 2300 < Re < 4000, terdapat daerah transisi, dimana aliran bersifat
laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
v D
=
= 522908,36
Karena nilai
yang diperoleh lebih dari 4000, Jadi termasuk aliran
turbulen. Maka dalam perhitungan ini rumus yang akan digunakan yaitu
rumus Hazen-Williams, karena pada umumnya rumus ini dipakai untuk
menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang.
61
Head Kerugian Gesek Dalam Pipa (Major Losses)
Rumus Hazen-Williams (Tahara dan Sularso, 2000).
×L
=
Dimana:
=Kerugian head (m)
Q = Laju aliran (m³/s)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,0019 m³/s.
D = 0,05
L = 12 m.
=
×12
= 0,29 m.
Kerugian pipe fitting (Minor Losses)
=f×
Dima
= kerugian head (m).
f = koefisien kerugian 0,06 (gambar 2.7)
= kecapatan rata-rata dalam pipa (m/s).
= percepatan gravitasi (9,8).
=
=
= 1,05 m/s.
=f×
62
= 0,06 ×
= 0,003 m.
= 0 m.
Koefisien kerugian pada belokan pipa
Pada belokan pipa ada dua macam belokan, yaitu belokan lengkung dan
belokan patah (miter atau multipiece bend). Yang akan digunakan pada
perancangan ini yaitu belokan lengkung. Untuk mengetahui nilai f pada
belokan (elbow) dapat diketahui dengan menggunakan tabel 4.52.
Table 4.29 Koefisien kerugian belokan pipa (Tahara dan Sularso, 2000).
θ°
5
10
15
22,5
Halus 0,016 0,034 0,042 0,066
Kasar 0,024
0,44
30
0,13
0,062 0,154 0,165
45
60
90
0,236 0,147 1,129
0,32
0,684 1,265
=
=
= 1,05 m/detik
Kerugian pada satu Belokan 90°
=f×
f = 0,131 + 1,874 ×
×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
f = 0,131 + 1,874×
×
= 0,294 m.
63
=
f×
= 0,294 ×
= 0,01 m.
Jadi kerugian yang terjadi pada satu belokan 90° pipa yaitu sebesar 0,01 m.
Koefisien kerugian pada keluar f = 1,0
=f×
= 1,0 ×
= 0,056 m.
Kerugian head pada katup
=
×
=Koefisien kerugian katup, tabel (2.5).
= Koefisien tahanan.
= Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s).
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
Pada popmpa sumur dangkal digunakan katup hisap dengan saringan,
untuk nilai
bisa dilahat pada tabel 2.5.
= 50 mm.
= 1,97 + (1,97-1,191)
= 2,03
=
×
= 0,011 m.
= kerugian (
+
+
+
)
= 0,29 + 0,01 + 0,056 + 0,011
= 0,45 m.
64
4.3.2. Head Total Pompa
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air bersih sesuai yang
dirancang yaitu (Tahara dan Sularso, 2000: 43):
H=
+
+ +
Diman:
H = Head total pompa (m)
= Head statis pompa (m)
= perbedaan head tekanan (m)
= kerugian head di pipa (m)
= Head kecepatan keluar (m)
H=
+
+ +
= 12 + 0 + 0,45 +
= 12,5 m
4.3.3. Menentukan Pompa Sumur Dangkal
Pompa yang direncanakan yaitu mampu untuk memenuhi kebutuhan
air bersih sesuai dengan kebutuhan, maka perlu mengetahui jumlah air yang
dibutuhkan dan head pompa. Diketahui kebutuhan air bersih Pada Gedung
Twin Building dari hasil perhitungan yaitu diperoleh sebesar 6,98 m³/jam
atau 116,33 liter/menit dan head total pompa 12,5 m dan pompa yang
direncanakan yaitu berjumlah dua popa dengan satu pompa digunakan untuk
cadangan. Maka bisa dilihat pada tabel 4.53 untuk menentukan pompa yang
akan dipakai.
65
Tabel 4.30 Pemilihan tipe pompa sumur dangkal (Grundfos Pump, 2013).
Model
Head (m)
kW
Hz
2,2
Kapasitas
(m³/jam)
28
NBG 65-40-250/245 A-F-B-BAQE
11
NBG 65-40-200/198 A-F-B-BAQE
11
1,1
25
50
NBG 65-40-250/236 A-F-B-BAQE
14
1,1
11
50
NBG 65-40-200/219 A-F-B-BAQE
13
2,2
29
50
50
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk kebutuhan air dengan
kapasitas 6,98 m³/jam atau 116,33 liter/menit dengan head total pompa
12,5 m. Dan pompa yang direncanakan yaitu berjumlah dua unit dengan
satu unit digunakan untuk cadangan, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
air pada gedung twin building termasuk pada titik-titik kebutuhan puncak,
maka akan menggunakan pompa dengan spesifikasi sebagai berikut:
Seri pompa
= NBG 65-40-250/236 A-F-B-BAQE
Kapasitas
= 11 m³/jam atau 183,3 liter/menit.
Total head
= 14 m.
Daya
= 1,1 kW.
Jumlah Pompa
= 2 Unit (1 beroperasi, 1 cadangan).
4.3.4. Pemilihan Pompa Suplai Tangki Atas Gedung E 7
Kebutuhan air bersih keseluruhan pada gedung twin building 6,98
m³/jam, karena luas lantai setiap gedung relatif sama dan juga kebutuhan air
bersih relatif sama maka 6,98 /2 = 3,49 m³/jam, jadi kebutuhan air bersih
pada gedung E 7= 3,49 m³/jam. Maka kapasitas pompa suplai tangki atas
pada gedung E 7 yang direncanakan yaitu mampu untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dengan kapasitas 3,49 m³/jam atau 0,00097 m³/detik
atau 58,2 liter/menit dengan cara kerja pompa menghisap atau mengambil
air dari tangki bawah kemudian di suplai ke tangki atas.
66
4.3.5. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Hisap
Dalam menghitung kerugian gesek pada pipa hisap akan menggunakan
Hazen-williams (Tahara dan Sularso, 2000: 31).
×L
=
Dimana:
=Kerugian head (m)
Q = Kapasitas aliran (m³/detik)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,00097 (m³/detik)
D = 0,05 m
L = 3 m.
=
×3
= 0,02 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head katup (m).
= Koefisien kerugian katup. tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s).
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
=
=
= 0,49 m/s.
67
Pada ujung pipa hisap direncanakan dipasang katup yaitu jenis katup hisap
dengan saringan.
Pada tabel 2.5 untuk diameter 100 mm
= 1,97 + (1,97
=
= 1,97.
1,91) = 2,03
×
= 0,02 m.
Kerugian Pada Satu Belokan 90°
=f×
×
f = 0,131 + 1,874×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
×
f = 0,131 + 1,874×
= 0,294 m.
= 0,294 ×
=f×
= 0,0036 m.
Jadi kerugian pada satu belokan 90° pipa yaitu sebesar 0,0036 m.
4.3.6. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Tekan
Rumus Hazen-williams (Tahara H., Sularso, Pompa Dan kompresor, hal:31).
=
Dimana:
×L
=Kerugian head (m)
Q = Laju aliran (m³/s)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
68
Diketahui:
Q = 0,00097 m³/s.
D = 0,04 m
L = 60 m.
=
× 60
= 1,26 m.
Kerugian Head Pada Pengecilan Penampang Pipa Secara Mendadak
Kerugian head untuk pengecilan mendadak dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
=f×
Keterangan :
= kecepatan aliran fluida dalam pipa kecil (m/s).
Q = kapasitas aliran 0,0097 (m³/s)
=
=
= 0,77 m/s.
Untuk nilai f dapat dilihat pada tabel 2.54
Tabel 2.31 Koefisien kerugian bagian pipa dengan pengecilan penampang secara
tiba-tiba (Tahara H., Sularso, 2000).
f
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
0,50
0,48
0,45
0,41
0,36
0,29
0,21
0,13
0,07
0,01
0
Dimana:
: Diameter pipa besar
: Diameter pipa kecil
69
Diketahui:
= 0,05 m.
= 0,04 m.
/
= 1,56
Maka f = 0
= 0,03 m.
=
Koefisien kerugian pada belokan pipa
Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan
patah (miter atau multipiece bend). Pada perancangan ini digunakan
belokan lengkung. Selanjutnya untuk mengetahui nilai f pada belokan
(elbow) dapat diketahui dengan melihat table 4.52.
Koefisien kerugian pada 8 belokan 90°
f = 0,131 + 1,874 ×
×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
f = 0,131 + 1,874 ×
×
= 0,294 m.
=f×
=f×
= 0,294 ×
× 8 = 0,7
= 0,7 m.
Koefisien kerugian pada keluar f = 1,0
=f×
70
= 1,0 ×
= 0,03 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head dikatup (m).
= Koefisien keerugian katup, tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa 1,05 m/s.
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
Katup yang digunakan yaitu katup cegah jenis angkat bebas, nilai
dapat dilihat pada tabel 2.5.
Untuk nilai D = 100 mm nilai
= 1,44 dan D = 50 mm nilai
= 1,49
maka D = 40 yaitu:
= 1,49 +
× (1,44-1,49)
= 1,55
=
= 0,046
×
Dengan katup yang digunakan yaitu 2 unit katup maka 0,046× 2 = 0,92 m.
= 0,92 m.
Harga keseluruhan kerugian head akibat gesekan pada sisi hisap dan tekan
yaitu:
Kerugian bagian hisap ∑
Kerugian bagian hisap ∑
=∑
= 0,02 + 0,2 + 0,0036 = 0,043 m.
= 1,26 +0,03 + 0,7 + 0,03+0,92 = 2,94 m.
+∑
= 0,043 + 2,94 = 2,98 m.
Head Total Pompa
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air sesuai dengan
kebutuhan yaitu: (Tahara H., Sularso, Pompa Dan Kompresor, hal:43)
71
H=
+
+ +
Diman:
H
= Head total pompa (m)
= Head statis pompa (m)
= perbedaan head tekanan (m)
= kerugian head di pipa (m)
= Head kecepatan keluar (m)
H=
+
+ +
= 32 + 0 + 2,98 +
= 35 m.
4.3.7. Menentukan Pompa Suplai Tangki Atas Gedung E 7
Untuk menentukan kapasitas pompa yang diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan air bersih, yaitu dengan cara mengetahui jumlah air
bersih yang dibutuhkan dan total head pompa. Dari hasil perhitungan
diketahui kebutuhan air bersih pada Gedung Twin Building yaitu 3,49
m³/jam atau 58,2 liter/menit dan head total pompa 35 m. Untuk menentukan
pompa yang akan dipakai bisa dengan menggunakan diagram pemilihan
pompa umum atau dengan melihat tabel pompa khusus. Maka bisa dilihat
tabel 4.53 untuk menentukan pompa yang akan digunakan.
72
Tabel 4.32 Pemilihan tipe pompa suplai (Grundfos JP Basic, 2016).
Model
Head (m)
Kw
Kapasitas
(liter/menit)
NS Basic 13 - 18 T
18
1,10
280
JPC BASIC 3
40
0,85
40
NS Basic 5 - 33 M
33
1,3
140
JP BASIC 4
28
0,75
40
JP BASIC 5
39
1,1
60
Gambar 4.3 Diagram pemilihan pompa umum (Tahara H., Sularso, 2000).
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk kebutuhan air dengan
kapasitas 3,49 m³/jam atau 58,2 liter/menit dengan head total pompa 35 m.
Dan jumlah pompa yang digunakan untuk menyuplai air bersih ke tangki
atas yaitu direncanakan berjumlah 4 unit dengan dua unit bekerja dan dua
unit pompa untuk cadangan. maka akan menggunakan pompa dengan
spesifikasi sebagai berikut:
73
Seri pompa
= JP Basic 5.
Kapasitas
= 60 liter/menit.
Total head
= 39 m.
Daya
= 1,1 kW.
Jumlah Pompa
= 4 unit (2 beroperasi, 2 cadangan).
4.3.8. Pemilihan Pompa Suplai Tangki Atas Gedung E 6
Kebutuhan air bersih keseluruhan pada gedung twin building 6,98
m³/jam, karena luas lantai setiap gedung relatif sama dan juga kebutuhan air
bersih relatif sama maka 6,98 / 2 = 3,49 m³/jam, jadi kebutuhan air bersih
pada gedung E 7 = 3,49 m³/jam. Maka kapasitas pompa suplai tangki atas
pada gedung E 7 yang direncanakan yaitu mampu untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dengan kapasitas 3,49 m³/jam atau 0,00097 m³/detik
atau 58,2 liter/menit dengan cara kerja pompa menghisap atau mengambil
air dari tangki bawah kemudian di suplai ke tangki atas.
4.3.9. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Hisap
Dalam menghitung kerugian gesek pada pipa hisap akan menggunakan
Hazen-williams (Tahara dan Sularso, 2000: 31).
=
Dimana:
×L
=Kerugian head (m)
Q = Kapasitas aliran (m³/detik)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,00097 (m³/detik)
D = 0,05 m
L = 3 m.
74
×3
=
= 0,02 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head katup (m).
= Koefisien kerugian katup. tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s).
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
=
=
= 0,49 m/s.
Pada ujung pipa hisap direncanakan dipasang katup yaitu jenis katup hisap
dengan saringan.
Pada tabel 2.5 untuk diameter 100 mm
= 1,97 + (1,97
=
= 1,97.
1,91) = 2,03
×
= 0,02 m.
Kerugian Pada Satu Belokan 90°
=f×
f = 0,131 + 1,874×
×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
75
×
f = 0,131 + 1,874×
= 0,294 m.
= 0,294 ×
=f×
= 0,0036 m.
Jadi kerugian pada satu belokan 90° pipa yaitu sebesar 0,0036 m.
4.3.10. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Tekan
Rumus Hazen-williams (Tahara H., Sularso, Pompa Dan kompresor, hal:31).
×L
=
Dimana:
=Kerugian head (m)
Q = Laju aliran (m³/s)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,00097 m³/s.
D = 0,04 m
L = 40 m.
=
× 40
= 0,84 m.
Kerugian Head Pada Pengecilan Penampang Pipa Secara Mendadak
Kerugian head untuk pengecilan mendadak dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
=f×
Keterangan :
= kecepatan aliran fluida dalam pipa kecil (m/s).
Q = kapasitas aliran 0,0019 (m³/s)
76
=
=
= 0,77 m/s.
Untuk nilai f dapat dilihat pada tabel 2.54
Tabel 2.31 Koefisien kerugian bagian pipa dengan pengecilan penampang secara
tiba-tiba (Tahara H., Sularso, 2000).
f
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
0,50
0,48
0,45
0,41
0,36
0,29
0,21
0,13
0,07
0,01
0
Dimana:
: Diameter pipa besar
: Diameter pipa kecil
Dietahui:
= 0,05 m.
= 0,04 m.
/
= 1,56
Maka f = 0
=
= 0,03 m.
Koefisien kerugian pada belokan pipa
Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan
patah (miter atau multipiece bend). Pada perancangan ini digunakan
belokan lengkung. Selanjutnya untuk mengetahui nilai f pada belokan
(elbow) dapat diketahui dengan melihat table 4.52.
77
Koefisien kerugian pada 8 belokan 90°
f = 0,131 + 1,874 ×
×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
f = 0,131 + 1,874 ×
×
= 0,294 m.
=f×
=f×
= 0,294 ×
× 9 = 0,8
= 0,8 m.
Koefisien kerugian pada keluar f = 1,0
=f×
= 1,0 ×
= 0,03 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head dikatup (m).
= Koefisien keerugian katup, tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa 1,05 m/s.
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
Katup yang digunakan yaitu katup cegah jenis angkat bebas, nilai
dapat dilihat pada tabel 2.5.
Untuk nilai D = 100 mm nilai
= 1,44 dan D = 50 mm nilai
= 1,49
maka D = 40 yaitu:
78
× (1,44-1,49)
= 1,49 +
= 1,55
=
×
= 0,046
Dengan katup yang digunakan yaitu 2 unit katup maka 0,046× 3 = 0,13 m.
= 0,13 m.
Harga keseluruhan kerugian head akibat gesekan pada sisi hisap dan tekan
yaitu:
Kerugian bagian hisap ∑
Kerugian bagian hisap ∑
=∑
= 0,02 + 0,2 + 0,0036 = 0,043 m.
= 0,84 + 0,3 + 0,8 + 0,03 + 0,13 = 1,83 m.
+∑
= 0,043 + 1,83 = 1,87 m.
Head Total Pompa
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air sesuai dengan
kebutuhan yaitu: (Tahara H., Sularso, Pompa Dan Kompresor, hal:43)
H=
+
+ +
Diman:
H
= Head total pompa (m)
= Head statis pompa (m)
= perbedaan head tekanan (m)
= kerugian head di pipa (m)
= Head kecepatan keluar (m)
H=
+
+ +
= 32 + 0 + 1,87 +
= 33,87 m.
79
4.3.11. Menentukan Pompa Suplai Tangki Atas Gedung E 6
Untuk menentukan kapasitas pompa yang diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan air bersih, yaitu dengan cara mengetahui jumlah air
bersih yang dibutuhkan dan total head pompa. Dari hasil perhitungan
diketahui kebutuhan air bersih pada Gedung Twin Building yaitu 3,49
m³/jam atau 58,2 liter/menit dan head total pompa 33,87 m. Untuk
menentukan pompa yang akan dipakai bisa dengan menggunakan diagram
pemilihan pompa umum atau dengan melihat tabel pompa khusus. Maka
bisa dilihat tabel 4.53 untuk menentukan pompa yang akan digunakan.
Tabel 4.32 Pemilihan tipe pompa suplai (Grundfos JP Basic, 2016).
Model
Head (m)
Kw
Kapasitas
(liter/menit)
NS Basic 13 - 18 T
18
1,10
280
NF 30-30
30
3,4
650
JP BASIC 5
35
1,6
70
JPC BASIC 3
40
0,85
40
JP BASIC 5
58
1,1
37
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk kebutuhan air dengan
kapasitas 3,49 m³/jam atau 58,2 liter/menit dengan head total pompa 33,87
m. Dan jumlah pompa yang digunakan untuk menyuplai air bersih ke tangki
atas yaitu direncanakan berjumlah 3 unit dengan dua unit bekerja dan satu
unit pompa untuk cadangan. maka akan menggunakan pompa dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Seri pompa
= JP BASIC 5
Kapasitas
= 70 liter/menit.
Total head
= 35 m.
Daya
= 1,6 kW.
Jumlah Pompa
= 4 unit (2 beroperasi, 2 cadangan).
80
4.3.8. Pemilihan Pompa Suplai Lantai 3,4, dan 5 Di Gedung E 7
Kapasitas pompa suplai untuk lantai 3, 4, dan 5 yang direncanakan
yaitu mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih sesuai dengan
kebutuhan. karena kebutuhan air bersih pada masing-masing lantai relatif
sama, jadi pompa yang akan digunakan yaitu dengan kapasitas 1,5 m³/jam
atau sama dengan 25 liter/menit atau 0,00042 m³/detik. Maka head didalam
pipa perlu diketahui untuk menentukan pompa dengan sesuai kebutuhan,
untuk mencari head di dalam pipa dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
4.3.9. Head kerugian pada Pompa Suplai
Head kerugian adalah kerugian yang ada dalam suatu instalasi pipa
yang dialirkan suatu fluida baik gas ataupun cair. Untuk menghitung
kerugian gesek dalam pipa kita harus mencari aliran yang terjadi apakah
termasuk aliran yang laminer atau aliran turbulen dengan memakai bilangan
Reynolds, (Tahara H., Sularso Pompa Dan Kompresor, 2000: 28) :
v D
= Bilangan Reynold
V =Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
= Viskositas kinematik zat cair (m²/detik)
Air = pada suhu 20°C
Pada tabel 4.51 dapat diketahui viskositas kinematiknya yaitu1,004×
(m²/detik).
Pada
< 2300, aliran bersifat laminer
Pada
< 4000, aliran bersifat turbulen
Pada 2300 < Re < 4000. terdapat daerah transisi, dimana aliran bersifat
laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
v D
81
=
= 79681,27
Jadi termasuk aliran turbulen, maka dalam mecari head di dalam pipa
akan menggunakan rumus Hazen-Williams.
4.3.10. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Hisap
Rumus Hazen-williams (Tahara H., Sularso, Pompa Dan kompresor, hal:31).
=
Dimana:
×L
=Kerugian head (m)
Q = Kapasitas aliran (m³/s)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,00042 (m³/s)
D = 0,04 m
L = 1,5 m.
=
× 1,5
= 0,0067 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head katup (m).
= Koefisien kerugian katup. tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s).
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
=
82
Keterangan :
= kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
Q = kapasitas aliran 0,00083 (m³/s)
A = luas penampang pipa (m2)
×
A=
= 0,33 m/s.
=
Pada ujung pipa hisap direncanakan dipasang katup yaitu jenis katup hisap
dengan saringan:
Pada tabel 2.5 untuk diameter 100 mm
= 1,97 + (1,97
=
= 1,97.
1,91) = 2,03
= 0,012 m.
×
Kerugian Pada Satu Belokan 90°
=f
f = 0,131 + 1,874×
×
Dengan D/R = 1
= 90° maka
f = 0,131 + 1,874×
×
= 0,294 m.
=f×
= 0,0016 m. ≈ 0,002 m.
= 0,294 ×
Jadi kerugian yang terjadi pada satu belokan 90° pipa yaitu sebesar 0,002 m.
4.3.11. Head Kerugian Gesek Pada Pipa Tekan
Rumus Hazen-williams (Tahara H., Sularso, Pompa Dan kompresor, hal:31).
=
×L
83
Dimana:
=Kerugian head (m)
Q = Laju aliran (m³/s)
C = Koefisien lihat dalaam (tabel 4.49) C=130
D =Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Diketahui:
Q = 0,00042 (m³/s)
D = 0,04 m
L = 118,5 m.
× 49
=
= 0,21 m.
Kerugian Head Pada Pengecilan Penampang Pipa Secara Mendadak
Kerugian head untuk pengecilan mendadak dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
=f×
=
Keterangan :
= kecepatan aliran fluida dalam pipa kecil (m/s)
Q = kapasitas aliran 0,00042 (m³/s)
A = luas penampang pipa (m2)
A=
=
×
= 0,52 m/s.
Untuk nilai f dapat dilihat pada tabel 2.54
84
Tabel 2.33 Koefisien kerugian bagian pipa dengan pengecilan penampang secara
tiba-tiba (Tahara H., Sularso, 2000).
f
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
0,50
0,48
0,45
0,41
0,36
0,29
0,21
0,13
0,07
0,01
0
Dimana:
: Diameter pipa besar
: Diameter pipa kecil
: Kecepatan aliran pada pipa kecil (m/s).
Dietahui:
= 0,04 m.
= 0,032 m.
= 1,56
/
Maka f = 0
=
= 0,013 m.
Koefisien kerugian pada belokan pipa
Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan
patah (miter atau multipiece bend). Pada perancangan ini digunakan
belokan lengkung. Selanjutnya untuk mengetahui nilai f pada belokan
(elbow) dapat diketahui dengan melihat table 4.52:
=
=
= 0,33 m/s
Koefisien kerugian pada 43 belokan 90°
f = 0,131 + 1,874 ×
×
85
Dengan D/R = 1
= 90° maka
f = 0,131 + 1,874 ×
×
= 0,294 m.
=f×
= 0,294 ×
=f ×
× 43 = 0,07
= 0,07 m.
Koefisien kerugian pada keluar f = 1,0
=f ×
= 1,0 ×
= 0,0055 m.
Kerugian head pada katup
=
×
= kerugian head dikatup (m).
= Koefisien keerugian katup, tabel (2.5).
= Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s).
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s).
Katup yang digunakan yaitu katup cegah jenis angkat bebas, nilai
dapat dilihat pada tabel 2.5. Dengan katup yang digunakan yaitu 8 unit.
Untuk nilai D = 100 mm nilai
= 1,44 dan D = 50 mm nilai
= 1,49
maka D = 40 yaitu:
= 1,49 +
× (1,44-1,49)
= 1,55
86
=
= 0,03 × 8 = 0,24
×
= 0,24 m.
Harga keseluruhan kerugian head akibat gesekan pada sisi hisap dan tekan
yaitu:
Kerugian bagian hisap ∑
Kerugian bagian hisap ∑
= 0,0067 + 0,012 + 0,02 = 0,02 m.
= 0,21 + 0,013 + 0,07 + 0,0055+0,24 =
0,54 m.
=∑
+∑
= 0,02 + 0,54 = 0,56 m.
Head Total Pompa
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air sesuai dengan
kebutuhan yaitu (Tahara H., Sularso, Pompa Dan Kompresor, hal:43).
H=
+
+ +
Diman:
H
= Head total pompa (m)
= Head statis pompa (m)
= perbedaan head tekanan (m)
= kerugian head di pipa (m)
= Head kecepatan keluar (m)
H=
+
+ +
= -12 + 0 + 0,56 +
= -11,43 m.
87
4.3.12. Menentukan Pompa Suplai Lantai 3,4, dan 5 Di Gedung E 7
Karena kebutuhan air bersih di setiap lantai relatif sama jadi
kebutuhan air bersih untuk lantai 3, 4, dan 5 yaitu 1,5 m³/jam atau 25
liter/menit atau 0,00042 m³/detik dan head total pompa -11,43 m. Maka
dapat diketahui dari hasil perhitungan bahawa sebenarnya kebutuhan air
bersih pada lantai 3, 4, dan 5 di gedung E 7 sudah cukup apabila hanya di
suplai menggunakan tangki atas tanpa menggunakan pompa, karena luas
lantai, instalasi, dan kebutuhan air bersih di gedung E 7 dan E 6 relatif sama
maka sebernya di kedua gedung tersebut untuk mensuplai air bersih ke
lantai 3, 4, dan 5 cukup dengan menggunakan tangki atas. Tapi apabila
menggunakan pompa suplai akan lebih baik untuk memperkuat tekanan air
sehingga air yang mengalirkan di setiap lantai bisa tercapai dengan tekanan
yang relatif sama. Apabila menggunakan pompa penguat maka dapat
menggunakan tabel pompa grundfos untuk menentukan pompa yang akan
dipakai.
Tabel 4.34 Pemilihan tipe pompa suplai (Grundfos CR, 2016).
Model
Head (m)
14
Kapasitas
(m³/h)
5
CR 5-03
Kw
0,37
CR 3-05
23
3
0,37
CR 3-06
28
3
0,55
CR 5-05
25
5
0,75
Maka direncanakan untuk pompa penguat akan menggunakan pompa
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Seri pompa
= CR 3-06
Kapasitas
= 3 m³/jam atau 50 liter/menit.
Total head
= 28 m.
Daya
= 0,37 kW.
Jumlah Pompa
= 4 unit (2 beroperasi, 2 cadangan).
88
4.4. Menentukan Kapasitas Tangki
1. Kapasitas Tangki Air Bawah Gedung Twin Building Berlantai Tujuh
Untuk tangki air yang hanya digunakan menampung air minum ukuran
tangkinya adalah (Noerbambang dan Morimura, 1991):
–
=
×T)
Sedangkan kalau tangki tersebut juga berfungsi menyimpan air untuk
pemadam kebakaran, ukuran tangkinya adalah:
–
=
×T) +
Dengan:
= Volume tangki air minum (m³/hari)
= Jumlah kebutuhan per hari (m³/hari)
= Kapasitas pipa dinas, 2/3 kebutuhan air rata-rata per jam sebesar
(m³/jam)
=
= 13,96 m³/jam.
=
T = Ra-rata pemakaian air per hari (jam/hari)
= Cadangan air untuk pemadam kebakaran= 20 m³//hari.
Dari hasil perhitungan di atas kapasitas pipa dinas (
) sebesar 13,96
m³/jam dan pemakaian air (T) per hari rata-rata 8 jam maka volume tangki
air bawah sebesar:
=
–
×T) +
= (167,52 – (13,96 × 8)) + 20 = 75,84 m³.
Jadi tangki air bawah yang direncanakan pada gedung Twin Building
berlantai tujuh yaitu mempunyai volume 75,84 m³.
2. Kapasitas Tangki Air Atas Gedung Twin Building Berlantai Tujuh
Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan
biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu
kebutuhan puncak tersebut, yaitu sekitar 30 menit. Dalam keadaan tertentu
dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air
89
terendah dalam tangki atas, sehingga perlu dipertimbangkan jumlah air
yang dapat dimasukkan dalam waktu l0 sampai 15 menit oleh pompa
angkat (yang memompa air dari tangki bawah ke tangki atas). Kapasitas
efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus (Noerbambang dan
Morimura, 1991):
–
=(
)×
+
×
Dimana:
= Kapasiatas efektif tangki atas (liter).
= Kebutuhan puncak (liter/menit).
= Kebutuhan jam puncak (liter/menit).
= Kapasitas pompa pengisi (liter/menit).
= Jangka waktu kebutuhan puncak (menit).
= Jangka waktu kerja pompa pegisi (menit).
Biasanya kapasitas pompa pengisi diusahakan sebesar
=
,
dan air yang diambil dari tangki atsa melalui pipa pembagi utama
dianggap sebesar
. Makin dekat
dengan
makin kecil ukuran
tangki atas.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan sebelumnya, didapat
harga
=
=
yaitu sebesar 1,04 m³/menit= 1040 liter/menit;
yaitu sebesar 31,41 m³/jam= 523,5 liter/menit;
30;
=
=
= 10 menit. maka volume efektif tangki atas untuk gedung
tersebut sebesar:
=(
-
)
+
×
= (1040 – 523,5) liter/menit × 30 +(523,5 liter/menit × 10)
= 20730 liter atau 20,73 m³.
Jadi pada gedung bangunan Twin Building berlantai tujuh tangki atas
yang direncanakan mempunyai volum efektif sebesar 20,73 m³. untuk
mengatasi terjadinya beban luapan volum tangki atas di tambah 10%
sehingga total volume tangki atas yaitu:
90
1,1 × 20,73 = 22,8 m³ dibulatkan menjadi 23 m³.
Tangki atas yang direncanakan yaitu berjumlah 2 unit jadi kapasitas tangki
atas yaitu
= 11,5 m³. Karena kebutuhan air bersih di gedung E 6 dan E 7
relatif sama maka kapasitas tangki atas pada masing gedung yaitu 11,5 m³.
4.4.1. Bahan Tangki Air
Tangki air bawah yang di rencanakan yaitu terbuat dari FRP (Fiberglass
Reinforced Plastic). Dengan tangki terbuat dari berbahan FRP diharapkan
mampu menampung air dengan baik dan tahan terhadap korosi.
Pada perancangan ini tangki atas direncanakan memakai tangki yang
terbuat dari plat baja tahan karat, selain harganya yang tergolong murah
tangki ini juga cukup tahan terhadap korosi dan diharapkan bisa
menampung air bersih sesuai dengan kebutuhan.
4.4.2. Pemasangan Tangki Air Bawah
Dalam pemasangan tangki air bawah sebaiknya jangan ditempatkan
di bawah lantai, dan jangan terlalu dekat dengan bangunan termasuk di
tempat-tempat yang sering di datangi oleh manusia. Pemasangan tangki air
bawah sebaiknya dipasang minimal empat meter dari bangunan dan tangki
bawah dengan keadaan tertutup supaya tidak termasuki oleh benda-benda
yang bisa mengurangi kualitas air dan juga bisa membahayakan, pada sisi
atas tangki bawah di pasang pipa minimal panjang 20 cm dengan lubang
pada ujung pipa menghadap ke bawah untuk memberi udara pada tangki.
Dan untuk memudahkan pada saat pengurasan maka pada dasar tangki
bawah dibuat kemiringan minimal 20 cm dan beri lubang atau jalur aliran
air keluar dengan sistem buka tutup yang kuat supaya tidak mengalami
kebocoran pada saat tangki di isi air kembali.
91
4.4.3. Pemasangan Tangki Air Atas
Tangki air atas dalam pemasangannya di tempatkan di atas lantai
untuk mempermudah pensuplaian air bersih pada setaip lokasi yang
membutuhkan dan untuk mempertahankan tekanan pada alat plambing.
Pada tangki atas perlu dilakukan pemasangan pipa peluap yang digunakan
untuk mengalirkan air yang berlebih pada tangki agar air tidak mencemari
lingkungan di sekitarnya. Dalam pemasangan tangki atas sebaiknya diberi
celah atau ruang bebas pada sisi-sisi tangki minimal satu meter dari dari
sisi tangki untuk mempermudah dalam perawatan pada tangki tersebut.
92