Academia.eduAcademia.edu

Profitabilitas Bank Umum Syariah

PENGARUH FAKTOR PERMODALAN, KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Syariah (Ekonomi Islam) Oleh: ROMDAYANAH 072411055 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 Dr. IMAM YAHYA, M.Ag. Perum Pandana Merdeka H/2 Ngaliyan Semarang RATNO AGRIYANTO, S.Pd, SE, M.Si Perum Griya Sekar Gading blok C/6 Kalisegoro Gunungpati PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks Hal : Naskah Skripsi An. Sdri Romdayanah Kepada Yth. Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Assalamua'alaikum wr.wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudari Nama : Romdayanah Nomor Induk : 072411055 Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudari tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap dijadikan maklum. Wassalamu'alaikum wr.wb. ii KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 PENGESAHAN Skripsi Saudara NIM Judul : Romdayanah : 072411055 : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal : dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun akademik 2011/2012. Semarang, 22 Desember 2011 iii MOTTO                                    Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?, dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain, dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.1 1 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 478. iv PERSEMBAHAN Kupersembahkan rasa syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan skripsi ini  Ayah & Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah Jazakum katsir “semoga Allah SWT. Membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda” Amin.  Para guru dan dosenku, Karena beliau aku dapat mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita.  Kakakku (mas bani dan mas rudi) tercinta yang selalu menemaniku dan keluargaku yang telah banyak memberikan motivasi, semangat dan bantuan hingga terselesainya kuliah ini.  keluarga besar EIB ’07 khususnya ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena.. dkk), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi.  Almamater Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang v DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 8 Desember 2011 Deklarator, Romdayanah vi Abstrak Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank. Adapun tujuan penelitian adalah menganalisa pengaruh faktor permodalan, kualitas aset, likiuiditas terhadap profitabilitas. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan purposive sampling. purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasakan pada kriteria tertentu. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 14. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu rasio permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas. Kemudian alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji signifikansi simultan (uji statistik f) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). Hasil penelitian menemukan bahwa, permodalan (KPMM), diketahui mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar -0.05 yang menunjukkan bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (NOM). Kualitas aset mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Dari kondisi likuiditas (STM), diketahui bahwa nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007 menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah yang diproyeksikan dengan NOM. vii KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti. Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 4. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku sekretaris jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini 5. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini 6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama viii penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini 7. Bapak dan Ibu yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual. Serta kakak-kakak ku yang memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini 8. Terima kasih penulis ucapkan untuk keluarga besar EIB ’07 ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena dkk ), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Semarang, 8 Desember 2011 ROMDAYANAH 072411055 ix DAFTAR ISI Halaman Judul.............................................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................................. ii Halaman Pengesahan ................................................................................................... iii Halaman Motto............................................................................................................. iv Halaman Persembahan ................................................................................................. v Halaman Deklarasi ....................................................................................................... vi Halaman Abstrak .......................................................................................................... vii Halaman Kata Pengantar .............................................................................................. viii Halaman Daftar Isi ....................................................................................................... x Halaman Daftar Gambar .............................................................................................. xv Halaman Daftar Tabel .................................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9 1.4. Sistematika ................................................................................................ 10 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 12 2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah .............................................................. 13 x 2.1.3 Produk-Produk Bank Syariah 2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana…………………………………….14 2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan……….....15 2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana………………………………..16 2.1.3.4 Jasa Perbankan……………………………………………....17 2.2 Permodalan Bank Syariah ......................................................................... 18 2.3 Kualitas Aset Bank Syariah ........................................................................ 22 2.4. likuiditas Bank syariah .............................................................................. 24 2.5 Profitabilitas Bank Syariah ......................................................................... 27 2.6 Penelitian Terdahulu. ................................................................................. 29 2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik ..................................................................... 30 2.8 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 32 3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 32 3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 33 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 34 3.5 Tekhnik Analisis Data 3.5.1 Deskriptif Data Penelitian 35 3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel……………………………………......35 3.5.3 Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1 Uji Normalitas…………………………………………………36 xi 3.5.3.2 Uji Multikolonieritas……………………………………………….36 3.5.3.3 Uji Autokorelasi……………………………………………………37 3.5.3.4 Uji Heteroskedatisitas ....................................................................... 37 3.5.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 37 3.5.5 Analisa Regresi Linear Berganda......................................................... 38 3.5.6 Pengujian Hipotesi 3.5.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ......................................... 39 3.5.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)........................ 41 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Objek Penelitian 4.1.1 Bank Muamalat Indonesia.................................................................... 42 4.1.2 Bank Syariah Mandiri .......................................................................... 44 4.1.3 Bank Mega Syariah .............................................................................. 45 4.1.4 BNI Syariah .......................................................................................... 46 4.2. Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Data Penelitian 4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan .................................... 49 4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset ................................. 50 4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas ....................................... 51 4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas .................................. 52 4.2.2. Statistik Deskriptif Variabel ................................................................ 53 4.2.3. Uji Asumsi Klasik xii 4.2.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 55 4.2.3.2 Uji Multikolonieritas ................................................................... 57 4.2.3.3 Uji Autokorelasi .......................................................................... 58 4.2.3.4 Uji Heteroskedatisitas ................................................................. 59 4.2.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 60 4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 62 4.2.6 Pengujian Hipotesis 4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan .............................................................. 62 4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ........................................... 63 4.3. Pembahasan Hasil Pengujian Statistik 4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas ...................... 66 4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ................... 67 4.3.3 Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas ......................... 67 BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1 Pengaruh Permodalan Terhadap Profitabilitas ..................................... 69 5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas .................................. 69 5.1.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ........................................ 70 5.1.4 Nilai Adjusted R Squere....................................................................... 70 5.1.5 Perhitungan Uji F ................................................................................. 70 5.2. Saran ............................................................................................................ 71 xiii DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Rasio Bank Syariah Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syariah Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah Lampiran 4. Matriks Penilaian dan Penetapan Peringkat Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs. xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot Gambar 4.3 Diagram Hetroskedasitisitas xv DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009 Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional Tabel 4.1 Resum Data Kweuangan BNI Syariah Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t xvi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi mempunyai tugas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 1 Bank mempunyai kemampuan untuk meningkatkan atau mengurangi daya beli masyarakat. Bank dapat meningkatkan daya beli masyarakat dimana, bank memeberikan pinjaman atau kredit kepada individu dan unit-unit usaha yang berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan deposito berjangka. Bank juga dapat mengurangi daya beli masyarakat yaitu dengan meningkatkan suku bunga. Apabila suku bunga meningkat, mendorong individu dan unit usaha untuk menyimpan uangnya di bank, sehingga uang yang beredar di masyarakat berkurang dan kemampuan daya beli masyarakat juga menurun.2 Perbankan nasional belum mampu menjalakan fungsi intermediasi dengan baik. Kondisi perbankan nasional berdasarkan data BI, menunjukkan bahwa: dari total aset pada akhir 2000 sebesar Rp. 1.030,5 Triliun, penyaluran kredit mencapai Rp. 320,4 Triliun sedangkan total obligasi berjumlah Rp. 658,7 Triliun. 1 2 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 11. Martono, Bank dan Lambaga Keuangan Lain, Yogyakarta: EKONISIA, 2002, h. 9. 2 Komposisi aset seperti pada data diatas menunjukkan kondisi aset yang kurang sehat, karena kredit perbankan hanya menyumbang sebanyak 31,1% dari total aset. Besarnya Loan Deposit Ratio (LDR) pada akhir 2001 sebesar 33,0% dan 41,2% pada akhir Mei 2003, rasio tersebut jauh dari patokan Bank Indonesia sebesar 90%-110%. Laba parbankan berdasarkan Retruns On Asset (ROA) sebesar 1,45% pada tahun 2001 dan naik tipis pada bulan maret 2002 sebesar 1,76%.3 Perkembangan perbankan Indonesia mengalami pasang surut. Krisis finansial tahun 1997 merupakan bukti merosotnya kondisi perbankan Indonesia yang ditandai dengan dilikuidasinya beberapa bank konvensional oleh Bank Indonesia (BI). Bunga bank menjadi permasalahan yang pelik, apabila bunga bank mengalami peningkatan secara otomatis bank akan memberikan kenaikan bunga sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan dananya di bank, disisi lain bank akan meningkatkan bunga kredit bagi debitur. Pembebanan bunga yang tinggi bagi debitur berdampak pada berkurangnya kemampuan mengembalikan dana, karena beban yang dipikul semakin bertambah. Munculnya bank syariah dieluheluhkan sebagai bank yang tahan terhadap terjangan krisis karena bank syariah menggunakan sitem bagi hasil yang tidak terpengaruh oleh naik-turunnya tingkat suku bunga. Sejarah perbankan syariah di Indonesia mengalami perjalanan yang panjang. Pada tanggal 27 Oktober 1988 dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO) yang membuka peluang bagi berdirinya 3 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan Realita, Jakarta: Pustaka LP3ES, 2004, h. 113. 3 bank-bank baru termasuk bank syariah di Indonesia. Pemerintah memandang perlunya membuka peluang bisnis perbankan seluas-luasnya guna memobilisasi dana masyarakat untuk menunjang pembangunan.4 Setelah dikeluarkannya PAKTO kemudian diikuti dengan diterbitkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992. Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pada pasal 6 (m) dan pasal 13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.5 Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank serta, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.6 Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dapat melakukan tindakantindakan bagi bank yang melakukan penyimpangan terhadap aturan kesehatan bank. Tindakan Bank Indonesia (BI) tersebut tertuang dalam Undang-undang No. 4 Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 61. 5 Ibid, h. 61. Totok Busantoso dan Siget Triandaru , Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 52. 6 4 10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa, apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia (BI) dapat melakukan tindakan dengan upaya: penambahan modal oleh pemegang saham, penggatian dewan komisaris dan direksi bank, bank menghapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian dengan modal, bank melakukan meager, penjualan bank pada pihak lain, menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain, sampai dengan bank menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban bank tersebut kepada bank atau pihak lain.7 Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara spesifik sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah seperti yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No. 9/1/PBI/2007 dimana, tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: a. penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar; dan b. penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.8 Meningkatnya produk jasa perbankan syariah yang semakin beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank berdasarkan prinsip syariah. Perubahan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi 7 Ibid, h. 66. Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 152. 8 5 profit risiko yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank berdasarkan prinsip syariah secara keseluruhan.9 Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank. Kinerja keuangan perbankan syariah dalam penelitian Ekowati dengan menggunakan tiga sampel bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri serta Bank Mega Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.110 Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009 Nama Bank Tahun Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah 9 KAP (%) 0,96 STM (%) 49,20 NOM (%) 2006-2007 CAR (%) 13,76 2008-2009 10,74 0,96 50,01 1,27 2006-2007 13,16 0.95 27,23 0,36 1,48 Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 20 agustus 2011. 10 Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global Tahun 2008, program S1 Ekonomi Islam IAIN, Semarang, 2010, h. lampiran. 6 Mandiri 2008-2009 12,86 0,95 40,64 0,65 Bank Mega Syariah 2006-2007 10,14 0,98 61,81 1,71 2008-2009 13,78 0,98 35,01 1,26 Sumber: Penelitian diolah, 2011 Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat perbandingan diantara faktor permodalan (CAR), kualitas aset (KAP) dan faktor likuiditas (STM) terhadap profitabilitas bank syariah yang ditunjukan dengan NOM mengalami banyak perbedaan pada setiap bank syariah. Pada kondisi rasio permodalan dari Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan dari periode awal tahun 2006-2007 hingga periode 2008-2009. Penurunan tersebut mempunyai pengaruh yang beragam terhadap profitabilitas yang ditunjukan dengan rasio NOM dimana, pada saat CAR Bank Muamalat mengalami penurunan sebesar 3,02% , NOM menunjukkan penurunan sebesar 0,21%. Hal ini berlawanan arah dengan rasio pada Bank Syariah Mandiri dimana, disaat CAR mengalami penurunan sebesar 0,3% dilain sisi NOM mengalami kenaikan sebesar 0,29%. Berbeda dengan Bank Mega Syariah dimana disaat CAR mengalami kenaikan, disisi lain NOM mengalami penurunan. Kualitas aset yang ditunjukkan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dibandikan dengan profitabilitas (NOM) dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa disaat KAP tidak mengalami perubahan pada setiap bank syariah, disisi lain NOM mempunyai perbadaan yang mencolok. Terjadi penurunan NOM pada Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah pada kondisi KAP tetap, sedangkan NOM pada Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan sebesar 0,21%. 7 Dari tabel 1.1 juga dapat diketahui perbandingan antara faktor likuiditas (STM) terhadap profitabilitas (NOM). Secara teori bahwa semakin besar rasio likuiditas maka akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan didapat karena, dana yang dicadangkan untuk likuiditas lebih banyak dibandingkan untuk kegiatan yang menghasilkan keuntungan.11 Teori ini sejalan dengan kondisi likuiditas dan profitabilitas Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah dimana besarnya rasio likuiditas berbanding terbalik dengan besarnya rasio profitabilitas. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri mengalami perbedaan dimana, disaat rasio likuiditas yang ditunjukan dengan STM mengalami kenaikan sebesar 13,41% diikuti dengan kenaikan rasio profitabilitas yang ditunjukkan dengan NOM sebesar 0,21%. Dengan melihat tabel 1.1 dapat diketahui kondisi profitabilitas apabila dilihat dari penilaian peringkat NOM dari Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah kurang menujukan hasil yang memuaskan. Bank Muamalat menduduki peringkat 4 dimana, kemampuan profitabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal serta penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keunutngan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.12 Peringkat faktor profitabilitas pada Bank Mandiri Syariah menduduki peringakat 5 dimana, kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan 11 Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002, h. 4. 12 Lampiran Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 3. 8 pembagian keuntungan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.13 Rata-rata NOM Bank Mega Syariah pada tahun 2006-2007 menduduki peringkat 3 dimana, kemampuan profitabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.14 Sedangkan pada tahun 2008-2009 rata-rata NOM Bank Mega Syariah hanya menduduki peringkat 3. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang agar lebih efektif menghasilkan laba yang maksimal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masingmasing faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor profitabilitas bank syariah yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis melakukan penelitian tentang: “PENGARUH FAKTOR PERMODALAN, KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 13 14 Ibid Ibid 9 2. Bagaimana pengaruh kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi perbankan syariah, sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bank syariah yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas sekaligus dapat mengetahui besarnya pengaruh faktor finansial baik permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas sehingga dapat dijadikan sarana dalam menetapkan strategi usaha dari waktu kewaktu. 10 2. Bagi penulis a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah serta BNI Syariah terhadap profitabilitas bank. b. Untuk menambah pengetahuan tentang pola perhitungan rasio-rasio keuangan bank syariah, serta untuk meningkatkan pola berfikir ilmiah penulis. 1.4 Sistematika Penelitian Sistematika yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar balakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, pemikiran terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukurannya, metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian. 11 BAB IV: ANALISIS DATA DAN PERSEMBAHAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan serta saran mengenai hasil penelitian. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya, yang menyangkut tata-cara bermuamalat secara Islam dengan menjauhi praktek-praktek yang dikhwatirkan mengandung unsur-unsur riba.15 Larangan riba tertuang dalam surah Al- Baqarah 278 berikut ini:16 “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal 13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat (13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan 15 Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992, h. 1. 16 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 53. 13 pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.17 2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:18 1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank syariah dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan sebagaimana lazimnya. 4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. 2.1.3 Produk-produk Bank Syariah 17 Wirdayaningsih, op.cit, h. 66. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, h. 39. 18 14 2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana (Financing) Bank syariah menyalurkan dana yang telah diperolehnya dengan mengeluarkan produk-produk berikut: a. Pembiayaan Mudharabah Al-Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah. Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan maka, pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala pengusaha akan menanggung kerugian manajerial, skill dan waktu.19 b. Pembiayaan Musyarakah Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dan risiko yang akan ditanggung bersama. Ketentuan umum pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:20 1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola secara bersama-sama. 2. Biaya pada saat proyek berlangsung harus diketahui oleh kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai kontribusi modal. 19 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 21. Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 102. 20 15 3. Nasabah membayarkan dana yang dipinjam beserta bagi hasil atas keuntungan setelah proyek tersebut terselesaikan. c. Pembiayaan Murabahah Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang, tetapi kekurangan dana. Nasabah meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima. Harga jual pada pesanan adalah harga pokok ditambah margin keuntungan yang disepakati. Kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli.21 d. Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil) Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan. Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).22 2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan a. Pembiayaan Ijarah Prinsip Ijarah sama dengan prinsip jual beli hanya saja, ijarah didasari adanya pemindahan manfaat. Al-ijarah merupakan pembiayaan bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.23 Pihak bank dapat menjual barang yang telah disewakan kepada nasabah setelah masa sewa berakhir, praktek 21 Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 44. 22 23 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h .27. Adiwarman A Karim, op.cit, h. 101. 16 ini sering disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa dengan berpidahnya kepemilikan).24 b. Pembiayaan Bai Takjiri Al-Bai Takjiri adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.25 c. Pembiayaan Qurdhul Hasan Al-Qurdhul Hasan merupakan bentuk peminjaman dana dari bank kepada nasabah yang bersifat sosial. Nasabah tidak memberikan bagi hasil atas dana yang dipinjam melainkan hanya mengembalikan pokok yang dipinjam.26 2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana (funding) a. Prinsip Wadiah Wadiah merupakan titipan dari nasabah kepada pihak bank, dimana pihak bank bertanggungjawab untuk menjaga dan mengembalikan kapan saja penyimpan menghendakinya. Wadiah terdiri dari dua jenis yaitu wadi’ah yad alamanah dan wadi’ah yad al-dhamanah. Dalam wadi’ah yad al-amanah barang yang dititipkan tidak boleh diambil manfaatnya dan penerima titipan bertanggungjawab atas kerusakan barang apabila terjadi unsur kecerobohan atau kelalaian. Sebagai kompensasi atas tanggungjawab pemeliharaan maka dapat dikenakan biaya penitipan. sedangkan Wadi’ah yad al-dhamanah barang yang dititipkan dapat diambil manfaatnya sebagai konsekuensinya, pihak penerima 24 Martono, op.cit, h. 99. Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 32. 26 Adiwarman A Karim, op.cit, h. 105. 25 17 titipan berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas kerusakan barang yang dititipkan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang, pihak penerima titipan dapat memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya.27 b. Prinsip Mudharabah Penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib. Dana tersebut digunakan bank untuk pembiayaan kepada pihak ketiga. Hasil dari pembiayaan kepada pihak ketiga akan dibagikan kepada penyimpan atau deposan sesuai akad awal. Tabungan dengan prinsip Mudharabah yaitu simpanan pihak ketiga di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian, bank sebagai mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai dengan nisbah yang telah disetujui bersama.28 2.1.3.4 Jasa Perbankan 1. Kafalah, bank Islam dapat memberikan fasilitas Letter of Guarantee (bank garansi) kepada para nasabah untuk tujuan tertentu atas dasar prinsip kafalah. Bank garansi dapat diberikan untuk tujuan jaminan pembayaran hutang atau jaminan prestasi. Untuk fasilitas bank garansi bank syariah dapat memungut bayaran (fee).29 2. Hiwalah, dalam dunia perbankan Hiwalah dapat diterapkan dalam proses Debet Transfer.30 27 Ibid, 107. Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 20. 29 Ibid, h. 40 30 Ibid 28 18 3. Jo’alah, merupakan suatu kontrak dimana pihak pertama (jaa’el) menjanjikan untuk memberikan sejumlah imbalan tertentu (ja’l) kepada pihak kedua (amil) atas layanan proyek yang sifatnya dan batas-batasannya tertuang dalam kontrak perjanjian.31 4. Wakalah, merupakan akad pelimpahan kekuasaan dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. 2.2 Permodalan Bank Syariah Modal merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan saham.32 Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:33 a. Rasio utama Rasio utama permodalan yaitu Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal Minimum (KPMM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank 31 Ibid, h. 41. Sigit winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2006, h. 401 33 Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 3. www.bi.go.id diakses tanggal 22 agustus 2011. 32 19 dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku. KPMM dihitung dengan rumus sebagai berikut:34 Mtier 1 + M tier 2 + Mtier 3 - Penyertaan KPMM = ATMR Dimana: M tier1 = Modal inti M tier2 = Modal pelengkap M tier3 = Modal pelengkap tambahan Penyertaan = Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah. ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Modal BUS dan UUS, sebagaimana dijelaskan dalam PBI No. 7/13/PBI/2005, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank umum berdasarkan prinsip syariah terdiri dari: 1. Modal Inti (tier 1) Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal. Cadangan tambahan terdiri dari faktor penambah dan faktor pengurang. Faktor 34 Lampiran 1 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 25 agustus 2011. 20 penambah cadangan tambahan modal adalah: 1. Agio saham; 2. Modal sumbangan; 3. Cadangan umum; 4. Cadangan tujuan; 5. Laba tahun lalu setelah diperhitungkan pajak; 6. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak sebesar 50%; 7. Selisih dari penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri; 8. Dana setoran modal. Sedangkan faktor pengurang cadangan cadangan tambahan modal adalah: 1. Disagio; 2. Rugi tahun lalu; 3. Rugi tahu berjalan; 4. Selisih kekurangan penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri; 5. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual.35 2. Modal Pelengkap (tier 2) Modal pelengkap terdiri dari: 1. Selisih penilaian kembali aktiva tetap; 2. Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif setinggi-tingginya 1,25% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR); 3. Modal pinjaman yang memenuhi kriteria Bank Indonesia yaitu pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat yang mempunyai ciri-ciri berdasarkan prinsip Qardh, tidak dijamin oleh bank penerbit dan sifatnya dipersamakan dengan modal serta telah dibayar penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi saldo laba dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi; 4. Investasi subordinasi setinggitingginya sebesar 50% dari modal inti dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah, adanya perjanjian tertulis antara bank dengan investor, mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank 35 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 61. 21 Indonesia; 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi-tingginya sebasar 45%.36 3. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) Modal pelengkap tambahan (tier 3) digunakan untuk memperhitungkan risiko pasar. modal pelengkap tambahan digunakan dengan kriteria tidak melebihi 250% dari modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan risiko pasar serta jumlah modal pelengkap tambahan setinggi-tingginya 100% dari modal inti. Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum adalah investasi subordinasi jangka pendek yang memenuhi kriteria Bank Indonesia sebagai berikut: a. berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah; b. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh; c. memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun; d. tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman dengan persetujuan Bank Indonesia; e. terdapat perjanjian penempatan investasi subordinasi yang jelas termasuk jadwal pelunasannya; f . memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.37 b. Rasio penunjang, meliputi: 1. Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku (write-off). 2. Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat likuidasi. 3. Trend/ pertumbuhan KPMM. 4. Kemampuan internal bank untuk menambah modal. 36 37 Ibid, h. 62. Ibid, h. 63. 22 c. Rasio pengamatan (observed), meliputi: 1. Intensitas fungsi keagenan bank syariah 2. Modal inti dibandingkan dengan dana mudharabah 3. Deviden Pay Out Ratio 4. Akses kepada sumber permodalan (eksternal support) 5. Kinerja keuangan Pemegang Saham (PS) untuk meningkatkan permodalan bank. 2.3 Kualitas Aset Bank Syariah Aset mempunyai arti, segala sesuatu yang mempunyai nilai moneter, dimiliki oleh orang atau organisasi, biasanya sebesar biaya atau nilai wajar pasar, aset biasanya berupa barang sepesifik atau tagihan terhadap pihak lain. Aset dalam lembaga perbankan didifinisikan sebagai sesuatu yang bisa berupa barangbarang atau benda yang cepat dijual (current asset) atau aset tetap yang tidak cepat dijual (fixed asset).38 Sedangkan penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 39 38 39 Sigit winarno dan Sujana Ismaya, op. cit, h. 28. Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 4. 23 a. Rasio utama Rasio utama faktor kualitas aset yaitu dengan menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif. Rasio KAP dihitung dengan rumus sebagai berikut:40 APYD (DPK,KL,D,M) KAP = 1Aktiva Produktif Dimana: APYD = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: - 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus. - 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar. - 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan. - 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet. Perhitungan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank yang berlaku. Cakupan komponen aktiva produktif berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank syariah. Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian. b. Rasio penunjang, meliputi: 40 Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 13. 24 1. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti. 2. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti. 3. Kemampuan bank dalam menangani atau mengembalikan aset yang telah dihapusbuku. 4. Besarnya pembiayaan non perfoming. c. Rasio pengamatan (observed), meliputi: 1. Tingkat kecukupan agunan 2. Proyaksi atau perkembangan kualitas aset produktif 3. Perkembangan atau trend aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi. 2.4 Likuiditas Bank Syariah Likuid mempunyai dua pengertian. Pengertian likuid yang pertama merupakan posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran. Pengertian likuid yang kedua merupakan posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian yang berarti.41 Likuiditas bank dipandang dari dua sisi pada neraca bank. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang wajar. Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah 41 Sigit winarno dan Sujana Ismaya. op.ci, h. 146 25 setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik. Pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.42 Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:43 1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah likuiditas yang diperkirakan. 2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah jatuh tempo. 3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money. Sedangkan yang disebut dengan rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka pendek yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancar.44 Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.45 42 Kasmir, ibid, h. 268. Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik dan Aplikasi Banking Risk Assessment, Yogyakarta: UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, 2006, h. 96 44 Indra bastian, Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Jakarta : Salemba Empat, 2006, h. 296 45 Kasmir, loc. cit.. 43 26 Penilaian faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:46 a. Rasio utama Rasio utama faktor likuiditas yaitu Short Term Mismatch (STM). STM merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Rumus untuk mencari STM sebagai berikut:47 Aktiva jangka pendek STM = Kewajiban jangka pendek Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas, SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid kurang dari 3 bulan. b. Rasio penunjang, meliputi: 1. Kemampuan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 2. Ketergantungan kepada dana deposan inti. 3. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga. 4. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi Mismatch. 5. Ketergantungan pada dana antar bank. 6. Pertumbuhan bank deposan inti terhadap total dana pihak ketiga. c. Rasio pengamatan (observed) 46 47 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 6 Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 36. 27 1. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi Mismatch. 2. Ketergantungan pada dana atara bank. 2.5 Profitabilitas Bank Syariah Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.48 Analisa profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan kreditor. Bagi investir laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek. Bagi kreditor, laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Penilaian profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor profitabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponenkomponen sebagi berikut:49 a. Rasio utama Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah dengan menggunakan Net Operating Margin (NOM). NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut:50 48 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, op.cit, h. 198. Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 5. 50 Lampiran 1c Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 13. 49 28 (PO - DBH) – BO NOM = Rata-rata AP Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 bulan terakhir. Biaya operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 bulan terakhir. Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12 bulan terakhir b. Rasio penunjang, meliputi : 1. Return Of Asset (ROA). 2. Rasio efisiensi kegiatan operasional. 3. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan. 4. Diversifikasi Pendapatan 5. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO). c. Rasio pengamatan (observed) 1. Rasio Net Structural Operating Margin Utama (NSOM). 2. Return On Equity (ROE). 3. Komposisi penempatan dana pada surat berharga atau pasar keuangan. 4. Disparitasi imbalan jasa tertinggi dengan terendah. 5. Fungsi edukasi publik atau Corporate Social Responsibility (CSR). 6. Fungsi sosial. 29 7. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return atau bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah. 8. Rasio bagi hasil dan investasi. 9. Penyaluran dana yang driwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini berkaitan dengan rasio keuangan bank syariah yang meliputi faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penelitian Aristya (2010) yang menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan likuiditas terhadap kinerja keuangan bank umum syariah periode 20052009. Kecukupan modal Bank Umum Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum syariah namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank yang diproksi dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah. Hasil penilaian terhadap kualitas aktiva produktif menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas aktiva produktif akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah sedangkan bila ditinjau dari likuiditas bank menunjukkan bahwa 30 semakin tinggi likuiditas akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah.51 b. Penelitian Indra Prasetyo (2010) yang berjudul Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 dengan pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki modal yang sangat kuat, sehingga jika terjadi kerugian pihak bank dapat menanggung kerugian tersebut dengan modal yang dimilikinya. Dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mencerminkan bahwa BSM belum dapat mengelola aktiva produktif yang dimilikinya dengan baik, karena aktiva produktif BSM yang diklasifikasikan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan bahkan macet selama periode perhitungan rata-ratanya sebesar 5%. Net Operating Margin (NOM) mencerminkan bahwa BSM merupakan bank syariah yang memiliki tingkat profitabilitas sangat baik. Jika dilihat dari rasio Short Term Mismatch (STM) mencerminkan bahwa BSM dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tanpa mengganggu kebutuhan likuiditas bagi nasabahnya.52 Penelitian ini akan mencoba membuktikan bagaimana pengaruh faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2009-2011, yang diproyeksikan dengan rasio utama. Faktor permodalan dihitung dengan menggunakan rasio KPMM, kualitas aset dengan rasio Kualitas 51 Diah Aristya Hesti, Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2005-2006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010, h.90. 52 Indra Prasetyo, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010, h. 173. 31 Aktiva Produktif (KAP), likuiditas dengan rasio STM dan profitabilitas dengan rasio NOM. 2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik Dari uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka pemikiran teoritik penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Permodalan (X1) Kualitas Aset (X2) Likuiditas (X3) H1 H2 Profitabilitas Bank Syariah (y) H3 Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2011 2.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor permodalan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. H3: Ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari literatur atau data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia yang berupa laporan bulanan bank yang dijadikan sempel dalam penelitian pada periode 2009-2011. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang tergolong dalam Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia yang meliputi: Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia serta Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. 3.2.2 Sampel Pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. 53 Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini terdapat dalam tabel 3.1 berikut ini: 53 Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Garanit, 2004, h.105 33 Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel No Kriteria Sampel 1. Bank umum syariah devisa hingga tahun 2011 Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank umum syariah devisa dari Januari 2009 hingga April 2011 Tidak tersedianya informasi keuangan (neraca, rugi/ laba, KAP dan KPMM) 2 3 4 Tidak tersedianya laporan KAP dan KPMM Keterangan Jumlah Laporan Keuangan 4 bank 4 x 28 laporan BNI Syariah:17 Muamalat : 1 BSM: 0 Mega Syariah: 0 BNI Syariah:1 Muamalat: 3 Mega Syariah: 4 BSM: 4 112 (18) (12) 82 Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan dokumen dan studi pustaka. Dokumen merupakan proses pengumpulan data, data tersebut didapat dari laporan keuangan bank yang menjadi sampel. Studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, literatur dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. 34 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi: 3.4.1.1 Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor permodalan yang diproksi menggunakan KPMM atau Capital Adequacy Ratio (CAR), kualitas aset yang diproksi menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan likuiditas yang diproksi menggunakan Short Term Mismatch (STM). 3.4.1.2 Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Net Operating Margin (NOM) yang merupakan indikator profitabilitas. 3.4.1.3 Definisi Operasional Berikut ini adalah ringkasan definisi operasional variabel penelitian yang disajikan dalam tabel 3.2: Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional Variabel Permodalan Definisi menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure risiko yang akan muncul. Indikator (KPMM) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Sekala Pengukuran 35 menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko bayar dari Kualitas Aset gagal pembiayaan yang akan muncul mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek Likuiditas menilai kemampuan bank dalam Profitabilitas menghasilkan laba. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) (1- !" # $%& Short Term '()*+' ,'-.(' /0-10( Mismatch (STM) (02',*3'- ,'-.(' /0-10( Pendapatan Operasional Bersih (NOM) Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011 45 678 75 4 3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1 Deskriptif Data Penelitian Menjelaskan nilai dan peringkat masing-masing faktor baik permodalan (capital), aset (asset), likuiditas (liquidity) dan profitabilitas dari data yang terdapat pada laporan bulanan Bank Umum Syariah Devisa yang menjadi sampel pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio utama yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs. 3.5.2 ) Statistik Deskriptif Variabel Staistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara statistik. Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti. Dalam 36 penelitian ini statistik deskriptif variabel akan menjelaskan standar deviasi dari masing-masung variabel.54 3.5.3 Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan cara:55 1. Kertas peluang normal 2. Koefisien kurtosis 3. Koefisien kurtosis persentil 4. Uji chi-kuadrat 5. Lillieford. 3.5.3.2 Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah adanya hubungan linear yang sempurna antara variabel independen. Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya inter-korelasi antara beberapa variabel independen.56 Dalam regresi tidak diperbolehkan adanya multikolonieritas yang sempurna atau koefisien korelasi antar-variabel bebas = 1. Multikolonieritas dapat diketahui dengan cara:57 54 Ibid, h 106. Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 110 56 Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik , Jakarta: LP3ES, 1986, h. 338 57 Suharyadi Purwanto, ibid, h. 528 55 37 1. Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak nyata. 2. Nilai koefisien determinasi R2 sangat besar, sedangkan variabel bebasnya berpengaruh tidak nyata. 3. Nilai koefisien korelasi parsialnya ryx1, ryx2 dan ryx3 lebih besar dari koefisien determinasinya. 3.5.3.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu. Cara mendeteksi autokorelasi dengan cara:58 1. Metode grafik yang menghubungkan antara error dengan waktu, apabila terdapat hubungan sistematis baik meningkat atau menurun menunjukkan adanya autokorelasi. 2. Uji durbin watso, dimana apabila dw berkisar antara du dan 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi. 3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat. Cara mendeteksi hetroskedastisitas yaitu:59 1. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat dilakukan berdasarkan observasi. 58 59 Ibid, h. 529 Ibid 38 2. Melakukan transformasi log yaitu data diubah dalam bentuk log, atau data ditransformasi kebentuk lain seperti 1/x atau yang lain. 3.5.3.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.60 Pada intinya Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) akan berkisar 0 sampai 1. Apabila nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh variabel persamaan regresi, atau variabel bebas (X) mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%. Apabila nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi. Kriteria R2 dikatakan baik bila memenuhi syarat sebagai berikut: 61 1. Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik dan kuat. 2. Nilai koefisien determinasi sama dengan 0,5 dikatakan sedang 3. Nilai koefisien determinasi kurang dari 0,5 relatif kurang baik, hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan variabel. 60 61 Suharyadi Purwanto, ibid, h. 514 Ibid, h. 515 39 3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat.62 Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Y=a+ 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e Dimana : Y: NOM (Net operating margin) a: konstanta persamaan regresi 1– 3: koefisien variabel independen X1: Permodalan X2: Kualitas Aktiva Produktif X3: Likuiditas e: Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variable yang tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual). 3.5.5 Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya 62 Ibid, h. 241 40 berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.63 3.5.5.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikasi serentak atau uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yang mampu menjelaskan keragaman variabel terikat (Y). Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien sama dengan nol. Langkah melakukan uji signifikasi F yaitu:64 1. Menyusun hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas, apabila variabel bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol. 2. Menentukan daerah keputusan, dengan menggunakan tabel F. Mencari F tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Taraf nyata yang digunakan adalah 5%, sedangkan untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel kurang dari 1, untuk derajat penyebut digunakan n-k yaitu jumlah sampel dikurangi jumlah variabel. 3. Menentukan nilai F-hitung. 4. Menentukan daerah keputusan. Menentukan wilayah H0 dan H1, serta membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau menerima H1. 63 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 87 64 Suharyadi Purwanto, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen, Jakarta: Salemba Empat, 2004, h. 523 41 5. Memutuskan hipotesis, bila nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di daerah terima H1 maka, H1 diterima dan nilai koefisien regresinya tidak sama dengan nol. Dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. 3.5.5.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji-t. langkah melakukan uji-t adalah sebagai berikut:65 1. Menentukan hipotesis. Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan varibel bebas akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. 2. Menentukan daerah kritis yang ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k dan taraf nyata 9: 3. Menentukan t-hitung 4. Menentukan daerah keputusan 5. Menentukan keputusan, apabila koefisien regresi berada di daerah H0 hal ini menunjukkan bahwa variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y. 65 Ibid, h 525 42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan bank umum syariah yang tergolong dalam Bank Devisa. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dapat dihitung dan dianalisa kinerja keuangan masing-masing bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan bulanan mulai dari Januari 2009 sampai dengan April 2011. Berikut adalah profil singkat bank yang dijadikan objek penelitian: 4.1.1 Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 1 Nopember 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Pendirian Bank Muamalat Indonesia mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), pengusaha muslim serta dukungan masyarakat Indonesia. Dukungan masyarakat terbukti berdasarkan pembelian saham Perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa, hal ini berarti memperkokoh posisi Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.66 66 www.muamalatbank.com, diakses tanggal 20 September 2011. 43 Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia, maka Bank Muamalat mempunyai tujuan sebagai berikut:67 1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial, ekonomi dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha b. Meningkatkan kesempatan kerja c. Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. 3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga menggalakan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan memperluas jaringan lembaga perbankan kedaerahdaerah terpencil. Krisis ekonomi 1998 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Bank Muamalat. Rasio pembiayaan macet (NPL) mencapai lebih dari 60%. Kerugian Bank Muamalat tercatat sebesar Rp. 105 miliar. Sedangkan ekuitas mencapai titik 67 Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi’I Antonio, op.cit, h. 85 44 terendah yaitu Rp. 39.3 miliar, kurang dari sepertiga modal setoran awal. Kondisi ekuitas Bank Muamalat segera diperbaiki dengan penambahan modal yang berasal dari Islamic Development Bank (IDB), sehingga kondisi kerugian yang semula diderita dapat dipulihkan kembali.68 4.1.2 Bank Syariah Mandiri Terbentuknya Bank Syariah Mandiri melalui perjalanan yang panjang. bermula dari marger empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo. Merger tersebut membentuk bank baru yang bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Menindaklanjuti keputusan marger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, atas respon UU No. 10 Tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah.69 Terbentuknya Bank Syariah Mandiri diprakarsai oleh tim pengembangan perbankan syariah yang melakukan konversi PT Bank Susila Bakti (BSB) dari bank konvensional menjadi bank syariah yang bernama PT Bank Syariah Mandiri pada tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. BI menyetujui perubahan nama menjadi 68 69 www.muamalatbank.com, op.cit. http://www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011. 45 PT Bank Syariah Mandiri dan secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November1999.70 Bank Syariah Mandiri memiliki modal dasar Rp.2.500.000.000.000 dan modal disetor Rp.858.243.565.000. Jumlah jaringan ATM BSM yang terdiri atas 220 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 4.795, ATM Prima 14.403 unit. Kepemilikan saham PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk sebesar 131.648.712 lembar saham (99,999999%) dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak 1 lembar saham (0,000001%).71 4.1.3 Bank Mega Syariah Indonesia PT Bank Mega Syariah bermula dari sebuah bank konvensional bernama PT Bank Umum Tugu. Pada tahun 2001 Para Grup mengakusisi PT Bank Umum Tugu yang resmi bernama PT Bank Mega Syariah Indonesia pada tanggal 23 September 2010. Pada tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan tersebut semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah yang dapat menjangkau bisnis yang lebih luas baik domestik maupun internasional.72 PT Bank Mega Syariah hadir dengan visi menjadi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”. Sejalan dengan perkembangannya baik dilihat dari produk maupun fasilitas perbankan. Bank Mega Syariah memiliki 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 234 kantor Mega Mitra 70 Ibid Ibid 72 www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011. 71 46 Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.73 a. Visi dan Misi Bank Mega Syariah sebagai lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah memiliki visi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”. untuk pencapaian visi maka dibentukalah misi Bank Mega Syariah yaitu “memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa”. b. Nilai-nilai Bank Mega Syariah dalam pencapaian visi dan misi terdapat nilai-nilai yang diterapkan yaitu:74 1. Visioner, yaitu dengan berifikir dan melihat jauh ke depan, serta mampu menginspirasi dan membangun peran serta orang lain untuk mencapai hasil yang terbaik. 2. Intrapreneur, yaitu dengan kemampuan mengelola sumber daya dan resiko secara optimal & inovatif dengan berorientasi pada keuntungan dan nilai tambah bagi perusahaan, serta tercapainya kepuasan nasabah. 3. Consistent, yaitu dengan berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab. 73 74 Ibid Ibid 47 4. Teamwork, yaitu dengan membangun sinergi yang bernilai tambah untuk mencapai tujuan bersama, dengan penghargaan terhadap kemajemukan sebagai suatu kekuatan. 5. Profesional, yaitu memiliki kompetensi untuk menyelesaikan tugas sesuai standar yang ditetapkan dengan berlandaskan norma dan etika untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan. 6. Sharing, yaitu sikap mental kelimpahruahan (abundance mentality) dan saling ketergantungan (interdependence) secara tulus dan ikhlas dalam membantu sesama 7. Trustworthy (amanah), yaitu jujur, dapat dipercaya dan senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab. amanah dari pemegang saham adalah meraih keuntungan secara maksimal dan berkesinambungan serta taat pada peraturan perusahaan. 4.1.4 BNI Syariah BNI membuka layanan perbankan syariah sebagai wujud penerapan visi menjadi „universal banking’ hal ini menjadikan BNI sebagai bank dengan konsep dual system banking, yaitu menyediakan layanan perbankan umum dan perbankan syariah. Untuk kali pertama pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor cabang syariah yakni di kota Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.75 BNI Syariah dalam perkembangannya menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Aset meningkatkan dari Rp. 160 miliar dari tahun 2001 menjadi Rp. 75 www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011. 48 460 miliar di tahun 2002. Kinerja keuangan BNI Syariah mengalami peningkatan bila dilihat dari laba yang diperoleh pada tahun 2002 sebesar Rp. 7,2 miliar dibandingkan tahun 2001 yang merugi sebesar Rp. 3,1 miliar. Dana pihak ketiga meningkat sebesar 88% dari tahun 2001 menjadi Rp. 205 miliar. Pembiayaan mengalami peningkatan 163% menjadi Rp. 292,9 miliar. Dalam tabel 4.1 dibawah ini dapat dilihat resume data keuangan BNI Syariah tahun 2002 hingga 2004.76 Tabel 4.1 RESUME DATA KEUANGAN BNI SYARIAH (Rp.juta) DES 2002 DES 2003 growth DES 2004* growth ASSET Rp459,610 Rp685,796 49.21% Rp1,124,259 63.93% LABA Rp7,190 Rp27,465 281.99% Rp32,943 19.95% Giro Rp31,078 Rp46,512 49.66% Rp74,514 60.20% Tabungan Rp113,920 Rp200,657 76.14% Rp334,094 66.50% Deposito Rp59,986 Rp157,009 161.74% Rp371,722 136.75% TOTAL DPK Rp204,984 Rp404,178 Rp780,330 93.07% DES 2002 DES 2003 growth DES 2004* growth Rp282,551 Rp490,812 73.71% Rp670,523 36.62% Pembiayaan share Murabahah 76 Ibid Rp278,905 Rp447,902 91.26% share Rp522,316 77.90% 49 Mudharabah Rp13,975 Musyarakah FDR 137.84% NPL Rp24,526 5.00% Rp83,645 12.47% Rp18,384 3.75% Rp64,562 9.63% 121.43% 85.93% 1.18% 1.92% Sumber: www.bni.co.id 4.2 Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Data Penelitian Dengan melihat lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs hasil kriteria penilaian peringkat permodalan, kualitas aset, likuidaitas dan profitabilitas bank umum syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian pada periode 2009-2011 dapat dilihat sebagai berikut: 4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan Hasil penilaian peringkat permodalan bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KPMM dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat KPMM Peringkat 1: KPMM ≥ 12% Peringkat 2: 9% ≤ KPMM < 12% Peringkat 3: 8% ≤ KPMM < 9% Peringkat 4: 6% < KPMM < 8% Peringkat 5: KPMM ≤ 6% Sumber: Penelitian diolah, 2011 Jumlah 52 30 0 0 0 82 % 63,41 36,59 0 0 0 100 50 Berdasarkan tabel 4.2 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor permodalan pada lampiran 2a SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 63,41% tingkat modal bank umum syariah secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan pada peringkat 2, sebanyak 36,59% tingkat modal bank syariah berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat saat ini untuk 12 bulan mendatang. Posisi permodalan bank syariah pada periode 2009-2011 tidak berada pada peringkat 3, 4 dan 5 atau dapat dikatakan bahwa posisi permodalan bank syariah dalam kondisi yang sangat baik karena semakin besar peringkat permodalan mencerminkan semakin buruk tingkat modal. 4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset Hasil penilaian peringkat kualitas aset bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KAP dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat KAP Peringkat 1: KAP > 0,99 Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99 Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96 Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93 Peringkat 5: KAP ≤ 0,90 Sumber : Penelitian diolah, 2011 Jumlah 6 30 40 5 1 82 % 7,32 36,59 48,78 6,10 1,27 100 51 Berdasarkan tabel 4.3 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor kualitas aset pada lampiran 2b SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 7,32% kualitas aset bank umum syariah dalam kondisi sangat baik dengan resiko portofolio yang sangat minimal, kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan sangat baik dan sesuai dengan sekala usaha bank serta sangat mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat, pada peringkat 1 ini dokumentasi dan administrasi dilakukan dengan sangat baik. Sebanyak 36,59% kualitas aset dalam kondisi yang baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan serta prosedur pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan baik. Sebagian besar kondisi kualitas aset bank umum syariah berada pada peringkat 3 yang berarti bahwa kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan. Kondisi kualitas aset akan semakin buruk jika berada pada peringkat 4 dan 5 dan akan mengancam kelangsungan hidup bank. 4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas Hasil penilaian peringkat likuiditas bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama STM dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat Peringkat 1: STM > 25% Jumlah 75 % 91,46 52 Peringkat 2: 20% < STM ≤ 25% Peringkat 3: 15% < STM ≤ 20% Peringkat 4: 10% < STM ≤ 15% Peringkat 5: STM ≤ 10% 6 1 0 0 82 7,32 1,22 0 0 100 Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.4 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor likuiditas pada lampiran 2d SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebagian besar kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas sangat kuat. Pada peringkat 2 sebanyak 7,32% kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas tergolong kuat dan sebanyak 1,22% kemampuan bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko tergolong memadai. 4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas Hasil penilaian peringkat profitabilitas bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama NOM dapat dilihat dalam tabel 4.5 dibawah ini: Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat Peringkat 1: NOM > 3% Jumlah 9 % 10,97 Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3% 2 2,44 Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2% 2 2,44 53 Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5% 28 34,15 Peringkat 5: NOM ≤ 1% 41 82 50 100 Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.5 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor profitabilitas pada lampiran 2c SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 10,97% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tinggi dalam mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal serta penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada peringkat 2, sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tergolong tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal. Sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank syariah cukup tinggi sedangkan penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada peringkat 4, sebanyak 28% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tergolong rendah untuk mengantisipasi kerugian dan peningkatan modal. Sebagian besar NOM bank umum syariah berada pada peringkat 5 yang berarti bahwa kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. 4.2.2 Statistik Deskriptif Variabel Staistik deskriptif digunakan untuk megambarkan suatu data secara statistik. Hasil statistik deskriptif dari NOM, KPMM, KAP dan STM dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini: 54 Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Descriptive Statistics Mean NOM Std. Deviation N 1,5927 1,82422 82 14,1006 5,34422 82 KAP ,9655 ,02124 82 STM 38,9322 12,63398 82 KPMM Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa n yang merupakan jumlah total pada setiap variabel sebesar 82 buah yang berasal dari 4 bank syariah yang dijadikan sampel pada periode Januari 2009 sampai dengan April 2011. Variabel Net Operating Margin (NOM) mempunyai standar deviasi yang lebih besar dari mean. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya variasi antara nilai maksimum dan mimimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain terdapat kesenjangan dari Net Operating Margin (NOM) terendah dan tinggi. Kualitas Penyediaan Modal Mimimum (KPMM) apabila dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Kualitas Penyediaan Modal Mimimum (KPMM) terendah dan tertinggi. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) apabila dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama 55 periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terendah dan teringgi. Variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch (STM) dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari likuiditas terendah dan tertinggi. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi dapat dilaksanakan.77 Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak peneliti menggunakan analisa grafik sebagai berikut: Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Histogram Dependent Variable: NOM Frequency 20 15 10 5 0 -2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Residual Sumber: Penelitian diolah, 2011. 77 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar ,op.cit, h.110. 4 Mean =6.28E15 Std. Dev. =0. 981฀ … 56 Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa histogram menujukkan pola distribusi normal, namun dengan melihat histogram dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk sampel kecil. Metode lain yang sering digunakan dan lebih handal yaitu dengan menggunakan normal probability plot. Grafik normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: NOM Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Penelitian yang diolah, 2011. Grafik normal probability plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis 57 diagonal, dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. 4.2.3.2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menganalisa matriks korelasi antara variabel independen dan dengan melihat tolerance dan lawan VIF. Hasil uji multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam matriks korelasi pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi Coefficient Correlations(a) Model 1 Correlations STM STM 1,000 KAP ,013 ,013 1,000 -,385 -,492 -,385 1,000 KAP KPMM Covariances KPMM -,492 STM ,000 ,002 ,000 KAP ,002 98,507 -,173 KPMM ,000 -,173 ,002 a Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa hanya variabel STM yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan tingkat korelasi sebesar 0,492 atau sebesar 49,2%, hal ini berarti bahwa tidak terjadi mulitikoloneritas yang serius karena masih berada dibawah 95%. Nilai tolerance dan lawan VIF dapat digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas. Berikut ini hasil uji multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF dalam tabel 4.8: 58 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF Coefficients(a) Model Collinearity Statistics Tolerance 1 VIF (Constant) KPMM ,614 1,628 KAP ,810 1,234 STM ,721 1,387 a Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian diolah, 2011 Hasil perhitungan tolerance pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam regresi. 4.2.3.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu.78 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbinwitson (D-W) pada perhitungan regresi dengan data statistik pada tabel 4.9 berikut: 78 Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 529. 59 Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) Model 1 R ,395(a) R Square ,156 Adjusted R Square ,124 Std. Error of the Estimate 1,70775 DurbinWatson ,491 a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Sumber: penelitian diolah, 2011. Dengan melihat tabel 4.9 di atas, nilai tabel pada tingkat signifikasi 5%, jumlah sampel 82 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai batas atas (du) 1,721 dan batas bawah (dl) 1,575. Karena nilai DW 0,491 kurang dari batas bawah (dl) 1,575 dan kurang dari 41,575 (4-dl), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi pada model regresi ini. 4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat.79 Hetroskedatisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4.3. 79 Ibid 60 Gambar 4.3 Diagram Hetroskedasitisitas Scatterplot Regression Studentized Residual Dependent Variable: NOM 4 3 2 1 0 -1 -2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Sumber: Penelitian diolah, 2011. Terlihat dalam grafik plot antara nilai prediksi independen dengan risidual, dapat terdeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dari gambar 4.3 di atas dapat terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. 4.2.4 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar 61 koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.80 koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis Model Summary(b) a Model 1 R ,395(a) R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,124 1,70775 ,156 Durbin-Watson ,491 Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi (R) sebesar 0.395. hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 39,5%. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel independen dangan variabel dependen cukup kuat. Adjusted R Square (R2) adalah 0,124, yang berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 12,4%, sedangkan sisanya sebesar 87,6% diterangkan oleh faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. 4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas 80 Suharyadi Purwanto, op.cit., h. 514 62 atau lebih terhadap variabel terikat.81 Hasil uji regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 Standardized Coefficients t Sig. B -33,699 Std. Error 9,368 -3,597 ,001 -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271 KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000 STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692 (Constant) KPMM Beta a Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian yang diolah, 2011. Dari hasil perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.11 di atas, dapat diketahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: NOM = -33,699 – 0,050 KPMM + 37,003 KAP + 0,007 STM 4.2.6 Pengujian Hipotesisi 4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini: 81 Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 241 63 Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares 42,071 Regression df 3 Mean Square 14,024 2,916 Residual 227,480 78 Total 269,551 81 F 4,809 Sig. ,004(a) a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan perhitungan statistik uji F pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,809 dimana lebih besar dari 4 dengan nilai signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu permodalan diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset diproyeksikan dengan KAP dan likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Net Operating Margin (NOM). 4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Hasil uji statistik t dapat dilihat dalam tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. 64 1 (Constant) -33,699 9,368 -3,597 ,001 -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271 KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000 STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692 KPMM a Dependent Variable: NOM Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui arah dari koefisien beta regresi dan signifikasi. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. H1: Ada pengaruh yang signifikan antara permodalan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. Hipotesis pertama mengenai variabel permodalan (KPMM), diketahui bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar -0,05 menunjukkan bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap NOM. Hasil yang negatif menunjukkan bahwa peningkatan KPMM tidak terbukti berpengaruh terhadap peningkatan NOM. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271, dimana nilai lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel permodalan (KPMM) tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa KPMM berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak. 2. H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama Hipotesis kedua mengenai variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diketahui bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini 65 menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Hasil positif tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan KAP akan meningkatkan profitabilitas yang diproyeksikan dengan NOM. Nilai signifikansi variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah 0,000, dimana nilai ini kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terbukti berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berhubungan positif dan signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. 3. H3: adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. Hipotesis ketiga mengenai variabel likuiditas (STM), diketahui bahwa nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007 menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah yang diproyeksikan dengan NOM. Nilai signifikan variabel likuiditas adalah 0,654 dimana, nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa likuiditas berhubungan positif dan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3 ) ditolak. 66 4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Statistik 4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor permodalan yang diproyeksikan dengan KPMM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilits yang dipoyeksikan dengan NOM. Peningkatan KPMM tidak terbukti adanya peningkatan NOM. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernelitian Aristya (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah yang diproyeksikan dengan ROA.82 Tidak terpengaruhnya modal terhadap profitabilitas dapat disebabkan karena bank-bank tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebasar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8%, padahal yang terpenting bagi bank syariah adalah kemampuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat.83 Kepercayaan masyarakat dapat meningkatkan modal bank terlebih dengan adanya jaminan dari pemerintah melalui lembaga penjamin simpanan. 82 Diah Aristya Hesti, op.cit, Wisnu Mawardi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, 2005, h. 83-9 83 67 4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat bahwa Kualitas Aset yang diproyeksikan dengan KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap NOM. Pengaruh positif KAP terhadap NOM berarti bahwa kenaikan KAP akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas yang diperoyeksikan dengan NOM, karena apabila aktiva terlalu rendah maka kagiatan usaha yang menguntungkan juga akan hilang.84 Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Aristya (2010) dimana KAP berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, dimana semakin tinggi kulaitas aktiva produktif akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perbankan syariah.85 Dalam rangka mengejar pertumbuhan aset, selama tahun 2010 rata-rata bank syariah tumbuh minimal 20% per tahun dan dalam mengejar pertumbuhan tersebut strategi bank-bank syariah pada tahun 2010 secara umum lebih mengarah pada penyaluran pembiayaan kepada segmen usaha mikro yang memiliki potensi resiko yang rendah dan imbalan bagi hasil yang diterima lebih besar.86 4.3.3 Pengaruh Variabel likuiditas Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa likuiditas yang diproyeksikan dengan STM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan NOM. Hubungan yang positif antara STM dengan NOM mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan 84 Eugene F. Brigham dan joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: salemba empat 85 Diah Aristya Hesti, op.cit 86 http:/www.bi.go.id/, diakses tanggal 12 oktober 2011 68 profitabilitas bank syariah. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Aristya (2010) dimana likuiditas berpengeruh negatif terhadap kinerja keuangan bank syariah.87 Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai keuntungan bank. Sedang apablia terjadi kekurangan likuiditas, maka bank memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut.88 Likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa bank lebih banyak menempatkan dananya pada Bank Indonesia, pada bank lain atau dalam bentuk surat berharga. Rendahnya likuiditas berdampak pada ekspansi kredit. Hal ini dilakukan karena bank mempertimbangkan risiko kredit sehingga berdampak pada rendahnya rentabilitas bank syariah.89 87 Diah Aristya Hesti, op.cit Widyaningseh, op.cit, h. 175 89 Ibid, h. 65. 88 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, landasan teori, analisa data dan hasil pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Pengaruh Modal terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1), menunjukkan bahwa secara parsial variabel permodalan yang diproyeksikan dengan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Net Operating Margin (NOM) yang merupakan rasio utama profitabilitas bank syariah. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271 dimana nilai tersebut lebih besar dari 5% atau 0,05. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel permodalan (KPMM) bernilai negatif yang berarti bahwa peningkatan modal tidak terbukti diikuti peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara parsial, variabel kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin (NOM). Nilai signifikasi variabel kualitas aset (KAP) adalah 0,000 dimana nilai tersebut kurang dari 5% atau 0,05. Nilai negatif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa, peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan 70 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) akan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara parsial, variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch (STM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin (NOM). Nilai signifikasi variabel adalah 0,654 dimana nilai tersebut lebih dari 5% atau 0,05. Nilai positif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa, peningkatan likuiditas yang diproyeksikan dengan STM akan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.4 Nilai Adjusted R Squere Nilai Adjusted R Squere sebesar 0,124 menunjukkan 12,4% variabel dependen yaitu profitabilitas yang diproyeksikan dengan rasio NOM dapat dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu permodalan, kualitas aset, dan likuiditas, sedangkan sisanya sebesar 87,6% (100%-12,4%) dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. 5.1.5 Perhitungan Uji F Dari perhitungan statistik uji F dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,809 dimana lebih besar dari 4 dengan nilai signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu permodalan diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset diproyeksikan dengan KAP dan likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM berpengaruh signifikan secara 71 simultan terhadap rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Net Operating Margin (NOM). 5.2 Saran Saran yang bisa diberikan terkait penelitian ini yaitu: 1 Pihak manajemen harus meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dimilikinya serta berupaya lebih berhati-hati terhadap pembiayaan yang diberikan, karena dalam penelitian ini terbukti bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. 2 Dengan melihat Nilai Adjusted R Sequare dalam penelitian ini, maka peneliti berharap agar peneliti selanjutnya mampu mempeluas periode penelitian serta memperluas objek penelitian, bukan hanya terbatas pada bank umum syariah devisa melainkan juga Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). DAFTAR PUSTAKA Aristya Hesti, Diah ,Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 20052006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010. Bastian Suhardjono, Indra, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Brigham, F Brigham dan Joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Busantoso, Totok & Siget Triandaru, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Dajan, Anton, Pengantar Metode Statistik , LP3ES, Jakarta, 1986. Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global Tahun 2008, program S1 ekonomi islam IAIN, Semarang, 2011. Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Hasan, Zubairi, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukuk Islam Dan Hukum Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2009. Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002. Indra bastian, Suhardjono, Akuntasi perbankan, salemba empat, Jakarta, 2006. Kasmir, Manajemen Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007. Karim, A Adiwarman, Bank Islam: Analisa Fiqih Dan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004. Martono, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta, 2002. Muhamad, Bank Syariah Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman, EKONISIA, Yogyakarta, 2006. Mawardi, Wisnu, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, 2005. Perwataatmadja, Karenaen dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992. Purwanto, Suharyadi, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen, Salemba Empat, Jakarta, 2004. Puspopranoto, Sawaldjo, Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan Realita, Pustaka LP3ES, Jakarta, 2004. Prasetyo, Indra, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010. Qs-Ali’Imran 130. Riyanto, Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta, 2004. Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif Dan Ilustrasi, EKONISIA, Yogyakarta, 2004. Suharjono, Indra Bastian, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Yogyakarta, 2006. Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik Dan Aplikasi Banking Risk Assessment, UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2006. Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004. Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, CV Pustaka Grafika, Bandung, 2006. Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005. www.bi.go.id diakses tanggal 20 September 2011 ___________ diakses tanggal 22 September 2011. ___________ diakses tanggal 25 September 2011. www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011. www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011. www.muamalatbank.com diakses tanggal 20 September 2011. www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011. LAMPIRAN 1 Perhitungan Rasio Bank Syari'ah 1. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 M tier 1 + Mtier 2 + M tier3 Penyertaan ATMR KPMM Rata-rata KPMM Januari 1396630 78815 11204510 11,76146927 11,81347373 febuari 1401828 78815 11200921 11,81164477 maret 1407426 41559 11284252 12,10418732 april 1409524 41559 11321723 12,08265738 mei 1322854 83079 11341506 10,93130842 juni 1337598 83079 11634673 10,78258925 juli 1336789 83079 11746676 10,67289163 agustus 1340807 83079 11580630 10,86061812 september 1305349 83079 11618001 10,52048455 oktober 1329139 83079 11713787 10,63755044 november 1333086 83079 11667528 10,71355475 maret 1328071 87982 11809529 10,50074901 april 1380069 83079 12447104 10,42001417 mei 1345856 87983 12729172 9,881813208 juni 1350627 87983 13010108 9,705100065 juli 2026580 87983 13335249 14,53738884 agustus 2044585 87983 13715938 14,26517093 september 2057093 46463 13833151 14,53486628 oktober 2069172 87983 14290491 13,8636874 november 2093042 87983 14827932 13,52217558 desember 2118544 87983 15691119 12,94082978 febuari 2212925 87983 16780751 12,66297319 maret 2229012 90358 17742111 12,05411239 april 2251285 87983 18231899 11,86547819 bulan desember 2010 Januari febuari 2011 Januari a. Rasio Permodalan tahun bulan APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP febuari 622694,75 12121633 0,948629467 maret 652581 12059896 0,945888339 april 598048,25 12313215 0,951430374 mei 435617,25 12735187 0,965794201 juni 551860 14133171 0,960952853 juli 685700,75 13994857 0,951003376 763293 13764816 0,944547533 968395,25 13884674 0,930254376 927545 14240098 0,934863861 1048841,75 14184583 0,926057625 maret 882052,75 13696513 0,935600196 april 883611,25 13840275 0,936156525 mei 935223,25 13809433 0,932276492 juni 909469,75 14160946 0,935776201 juli 988239,75 15385685 0,935768882 agustus 988174,5 14923376 0,933783448 860701 16510658 0,947869976 695707,5 17241625 0,95964954 november 659963 17943678 0,963220305 desember 604323,25 19917892 0,969659277 febuari 789813,5 19920368 0,96035146 maret 881089,75 20392661 0,956793782 april 925632,25 21059831 0,956047499 agustus september oktober november desember 2010 Januari febuari september oktober 2011 Januari b. Rasio Kualitas Aset Rata-rata KAP 44,66030565 c. Rasio Likuiditas Tahun 2009 bulan Aktiva Jgk Pndek Januari 805887 Kewjbn Jgk Pendk 1697836 STM febuari 933964 1690505 55,2476331 maret 999052 1736518 57,53191156 april 960537 1942387 49,45137092 mei 1348780 1842591 73,20018387 juni 862715 1794492 48,07572282 juli 890576 1995497 44,62928283 agustus 873776 2095470 41,69833021 september 547452 1909786 28,66562013 oktober 667073 1999674 33,35908753 november 848514 2143054 39,59368266 Januari 852452 2064331 41,29434669 febuari 826156 2251960 36,68608679 maret 782901 2270972 34,47426917 april 842616 2820618 29,87345326 mei 785854 2604276 30,17552671 juni 800692 3015379 26,55361067 juli 822942 3251336 25,31088759 agustus 842159 2780910 30,28357624 september 854977 2818013 30,33971099 oktober 858492 3098802 27,70399658 november 862251 3417415 25,23108841 desember 1262873 3958422 31,90344536 Januari 1107223 2508668 44,13589204 febuari 1095633 2302668 47,5810234 maret 1063248 2763303 38,47743081 april 1076574 2572147 41,85507282 47,46553849 desember 2010 2011 Rata-rata STM 44,66030565 d. Rasio Profitabilitas Tahun 2009 bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Januari 163922,1818 11012398,36 1,488523902 febuari 160953 11166227,45 1,441426844 maret 162288,8182 11345237,27 1,430457683 april 162013,1818 10412997,91 1,555874526 mei 161355,1818 11708019,55 1,378159485 juni 158930,0833 11910115,5 1,334412612 juli 155581,0833 12184128,42 1,276915985 agustus 151474,1667 12412461,33 1,220339485 138331,25 12636150,17 1,094726227 128223,6667 3112604,75 4,119497237 117223 13098344,75 0,894945142 maret 113370,6667 13660790,44 0,829898293 april 109070,1111 13830463,78 0,788622225 mei 104012,4444 13949824,44 0,745618304 juni 98407,77778 13952910,56 0,705284947 juli 94233,22222 14107447 0,667967934 agustus 92310,22222 14236175,89 0,648420074 september 100856,2222 14527951,89 0,69422189 oktober 103876,4444 14861454,89 0,698965513 november 108710,4444 15279132,11 0,711496201 desember 120143,6 17492231,22 0,686839766 febuari 114588,1818 16122768,09 0,710722757 maret 117470,9091 16731508,82 0,702093938 april 122587,4545 17387832,09 0,705018624 september oktober november desember 2010 Januari febuari 2011 Januari Rata-rata NOM 1,096771263 2. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mandiri Syariah . a. Rasio Permodalan tahun bulan 2009 Januari M tier 1 + Mtier 2 + M tier3 Penyertaan ATMR KPMM Rata-rata KPMM 14,81558839 13,2925369 febuari 1639285 1650364 11064596 11253924 maret 1663052 11291314 april 1673853 11285698 mei 1687836 11608103 juni 1702714 12159815 juli 1717545 12377570 agustus 1731024 12868613 oktober 1766144 13333669 november 1790011 13542161 desember 1784541 14316109 maret 1982476 15861793 april 2002610 16110751 mei 2026630 15608614 juni 2060458 16578479 juli 2086432 17027541 agustus 2121252 17873019 september 2146376 18718810 oktober 2168168 19059759 november 2194910 19151802 desember 2154636 20694663 febuari 2443389 22244163 maret 2685147 22593300 april 2711676 23039886 14,66478714 14,7285958 14,83163026 14,54015355 14,00279527 13,87626974 13,4515196 september 2010 13,24574654 13,21806025 12,46526553 Januari febuari 2011 12,49843571 12,43027094 12,98404842 12,42851048 12,25327838 11,86845938 11,46641266 11,37563177 11,46059259 10,41155394 Januari 10,98440521 11,88470476 11,76948532 b. Rasio Kualitas Aset APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP Rata-rata KAP Januari 3439,25 3451912 0,99900367 0,982680003 febuari 5610 3758764 0,99850749 maret 5521,5 3699734 0,9985076 april 5516,75 2770181 0,99800852 mei 4152,25 2044940 0,9979695 juni 3636,5 3979021 0,999086082 juli 1711308,5 31635043 0,945904657 agustus 1893062,75 32604667 0,941938902 3521392 35824059 0,901703154 november 1400623,75 34655946 0,959584893 desember 1825611,25 37109651 0,950804947 28821,25 5680382 0,994926178 april 2148216,25 41488045 0,948220837 mei 1874296,25 42121708 0,955502843 juni 53189,75 5675665 0,990628455 juli 2003110,75 45783563 0,956248256 agustus 2198735,25 44058957 0,950095613 september 2148320,25 47632229 0,954897759 oktober 2045364,5 48294909 0,957648445 november 1837169,25 50578929 0,963677182 desember 1721131 54212604 0,968252198 febuari 2095485,25 56454592 0,962881934 maret 50841,75 7414138 0,993142595 2008607,25 59702398 0,966356339 Tahun 2009 bulan september oktober 2010 Januari febuari maret 2011 Januari april c. Rasio Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 Bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk STM Januari 1068790 2209339 48,37600748 febuari 1025927 2325955 44,10777509 maret 1109425 2357256 47,06425607 april 905501 4245763 21,32716781 mei 1003864 2578976 38,92490663 juni 1026063 2830242 36,25354298 juli 1188445 2924878 40,63229304 agustus 1050461 3017478 34,81254876 september 1830522 4316578 42,40678612 oktober 1133163 3042774 37,24111617 november 1192000 3117461 38,23624417 desember 1193546 3273595 36,4597942 Januari 1297602 3578705 36,25898195 febuari 1347373 3838257 35,10377236 maret 1354076 3339598 40,5460777 april 1433518 3180454 45,07274748 mei 1514180 3364992 44,99802674 juni 1564625 6949458 22,51434572 juli 1703310 6885796 24,73657367 agustus 1724204 4376636 39,39564542 september 691522 4316578 16,02014373 oktober 1814339 4116242 44,07755909 november 1888328 4592024 41,12191051 desember 2082129 5031060 41,38549332 Januari 2265897 5484731 41,31281917 febuari 2265575 5132884 44,13844147 maret 2387182 5636059 42,35551828 april 2529590 4751246 53,24056048 Rata-Rata STM 50,808283 98 d. Rasio Profitabilitas Tahun 2009 Bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Januari 222564,9167 2587622,833 8,601134362 febuari 223416,4167 2677889,333 8,343004092 maret 225130,4167 2797583,333 8,047317625 april 227682,25 2782398,417 8,182949237 mei 161925,8333 2773803,083 5,837683082 juni 164676,4167 2853141,333 5,771758123 juli 168315,4167 5274187,25 3,191305289 agustus 172289,1667 7808367,583 2,206468443 oktober 177200,3636 11403386,82 1,553927499 november 187736,0909 14340777,27 1,309106803 desember 182839,9167 17412174,36 1,05006941 237726 20700432,22 1,148410803 april 242825,8889 25002417,11 0,971209655 mei 249644,3333 29455391,33 0,847533582 juni 259125,6667 29643907,33 0,874127907 juli 272171,6667 31215965,11 0,871898933 286606 32488664 0,882172317 september 301195,8 34003020,5 0,885791308 oktober 316465,6 35250105,5 0,897772065 november 332284,3 36842403,8 0,90190722 desember 346154,8 38552699,1 0,897874359 febuari 357201,4 44198158,3 0,808181639 maret 363679,8 44371533,9 0,819624133 april 372103,6 46192969,2 0,805541636 september 2010 Januari febuari maret agustus 2011 Januari Rata-Rata NOM 4,703337999 3. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah a. Rasio Permodalan Tahun Bulan M Tier 1 + Mtier 2 + M Tier3 2009 Januari 273385 2124097 12,87064574 febuari 284992 2366305 12,04375598 maret 284992 2366305 12,04375598 april 289626 2378949 12,1745359 mei 289165 2524159 11,45589481 juni 297465 2597210 11,45325176 juli 302161 2646638 11,41678613 agustus 305312 5443822 5,608412619 september 307842 2782163 11,06484415 oktober 312920 2828947 11,06135958 november 317475 2885151 11,00375682 desember 318040 2901523 10,96114006 april 364174 3023751 12,04378271 mei 367264 3017078 12,17283743 juni 372774 3078583 12,1086227 juli 376759 3123792 12,06095028 agustus 378840 3103452 12,20705202 september 378493 3063113 12,35648179 oktober 378493 2993348 12,64447034 november 376797 2917462 12,91523249 desember 379609 2904013 13,07187674 febuari 382081 2789052 13,69931432 maret 384615 2765059 13,90982977 april 415433 2751596 15,09789228 2010 Penyertaan ATMR KPMM Januari febuari maret 2011 Januari Rata-Rata KPMM 13,98426901 b. Rasio Kualitas Aset Tahun 2009 2010 Bulan (PO-DBH)-BO AP Januari KAP 0,981318901 febuari 53590,75 53590,75 2868715 2868715 0,981318901 maret 53197,25 2956366 0,982005865 april 70834 3582415 0,980227305 mei 63791,25 3200730 0,980069781 juni 59278,25 3251343 0,981768072 juli 61776,5 3378171 0,981713033 agustus 70561,5 3592891 0,980360801 september 71639,25 3622670 0,980224738 oktober 71718,75 3660040 0,980404927 november 88403,5 3813062 0,976815614 desember 79091,25 3920322 0,979825318 0,969424104 april 883611,25 13840275 0,936156525 mei 122632,75 3847315 0,968125108 juni 123516,75 3893384 0,96827522 134579 3969627 0,966097822 145951,5 4003508 0,963544097 150533,75 3905035 0,96145137 147734,5 3833789 0,961465146 november 166155,25 3819784 0,956501402 desember 111897,75 4187256 0,973276592 161932 3813287 0,957534799 153853,75 3917028 0,960721815 155355,5 3657946 0,957529307 Januari febuari maret juli agustus september oktober 2011 Januari febuari maret april Rata-rata KAP c. Rasio Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 Bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk STM Januari 287104 669270 42,89808299 febuari 505293 738097 68,45888819 maret 298902 811208 36,84653011 april 261361 1037015 25,20320343 mei 263306 1026058 25,66190215 juni 283252 1387918 20,4084103 juli 294725 1219861 24,1605396 agustus 258388 1021421 25,29691479 september 275556 902041 30,54805713 oktober 297286 924395 32,16006145 november 301475 1136952 26,51607104 desember 331805 1019652 32,54100419 febuari 330479 779735 42,38350209 maret 325703 1073696 30,33475025 april 842616 2820618 29,87345326 mei 349434 1233561 28,32725743 juni 371370 1463196 25,38074188 juli 362765 1125893 32,2202021 agustus 320933 1112683 28,84316557 september 347496 1122234 30,96466512 oktober 318029 1151830 27,61075853 november 297970 1243657 23,95917846 desember 310473 1196514 25,94812932 Januari 333245 945729 35,23683846 febuari 463180 1003826 46,14146276 maret 381482 1179233 32,35001056 april 256839 837565 30,66496332 Januari Rata- rata STM 36,78152315 d. Rasio Profitabilitas Tahun 2009 Bulan NOM 28301,81818 2283392,455 1,239463594 febuari 26867,45455 2357793,636 1,139516798 maret 25057,91667 2407674,667 1,040751768 april 23654,75 2544906,917 0,929493721 mei 21945,08333 2641048,667 0,830923095 juni 21360,08333 2760669,833 0,773728284 juli 21952,08333 2885434,083 0,760789632 agustus 23378,66667 2999890,833 0,779317247 25118,5 3100248,833 0,810209159 oktober 27780,83333 3199291,667 0,868343253 november 31399,41667 3298779,167 0,951849611 desember 36383,83333 3392953,333 1,072335212 Januari 3440611,364 febuari 3497801 maret 2011 Rata2 AP Januari september 2010 (PO-DBH)-BO 3557960,444 april 50778,22222 4697722,667 1,080911451 mei 55106,22222 4769565,444 1,15537197 juni 59414,88889 4840903,333 1,227351277 juli 63294,11111 4906620,667 1,289973597 agustus 66592,11111 4952244,778 1,344685372 september 69535,55556 4983618,667 1,395282428 oktober 71259,44444 5002924,111 1,424355894 november 71782,66667 5003671 1,43460005 desember 72656,66667 5033330,333 1,443510794 Januari febuari 5033330,333 66576,5 4911326 1,355570777 maret 62235,54545 5303028,8 1,173584904 april 60970,81818 4284795,9 1,42295735 Rata2 NOM 1,331210472 4. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah a. Rasio Permodalan Tahun Bulan 2009 M tier 1 + Mtier 2 + M tier3 Penyertaan ATMR KPMM Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2010 Januari febuari maret april mei 2011 juni 980715 3404673 28,80496894 juli 1000015 3430691 29,14908396 agustus 1003476 3593347 27,92594203 september 1013340 3481746 29,10436316 oktober 1048380 3547112 29,55587531 november 1052544 3716353 28,32195973 desember 1052681 3895191 27,02514459 febuari 1087185 4041314 26,90177007 maret 1092677 4211723 25,94370522 april 1094634 4417500 24,77949066 Januari Rata-rata KPMM 26,7922298 b. Rasio Kualitas Aset Tahun 2009 Bulan APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2010 Januari febuari maret april mei 2011 juni 15463 1953686 0,992085217 juli 15463 1953686 0,992085217 agustus 15855 2471310 0,993584374 september 22376,25 2542471 0,991199015 oktober 22558,25 2409029 0,990635957 november 22729,75 2457245 0,990749905 desember 22713,5 2547695 0,991084686 22716,25 2131393 0,989342064 397856 9709506 0,959024074 15897 1926707 0,991749135 Januari febuari maret april Rata-Rata KAP 0,99191717 6 c. Rasio Likuiditas Tahun 2009 Bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk STM Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2010 Januari febuari maret april mei 2011 juni 333237 539610 61,7551565 juli 417178 886904 47,03755987 agustus 405241 797965 50,78430758 september 392703 913562 42,98591666 oktober 379848 639207 59,42488114 november 392293 619474 63,32679015 desember 409663 680183 60,22835031 febuari 449188 717333 62,61917408 maret 476983 718835 66,35500497 april 472459 747332 63,2194259 Januari Rata-Rata STM 62,4872912 d. Rasio Profitabilitas Tahun 2009 Bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2010 Januari febuari maret april mei juni 105047 1953686 5,376861993 juli 34677,5 1953686 1,774978169 34871,33333 1474998,667 2,364160329 september 3472,75 2230288,25 0,155708573 oktober 10359,6 2266036,4 0,457168296 november 16764 2297904,5 0,729534234 desember 19207,71429 2333588,857 0,823097618 21530,625 2308314,375 0,932742318 25086,77778 3130669 0,801323224 28787,9 3010272,8 0,956321965 agustus 2011 Januari febuari maret april Rata-Rata NOM 3,166591979 Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syari'ah Descriptive Statistics Mean Std. Deviation NOM KPMM N 1,5927 1,82422 82 14,1006 5,34422 82 KAP ,9655 ,02124 82 STM 38,9322 12,63398 82 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 42,071 3 14,024 Residual 227,480 78 2,916 Total 269,551 81 F Sig. 4,809 ,004(a) a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error t Sig. Beta -33,699 9,368 -3,597 ,001 -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271 KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000 STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692 KPMM Coefficient Correlations(a) Model 1 STM Correlations STM KAP KPMM Covariances KAP KPMM 1,000 ,013 -,492 ,013 1,000 -,385 -,492 -,385 1,000 STM ,000 ,002 ,000 KAP ,002 98,507 -,173 KPMM ,000 -,173 ,002 a Dependent Variable: NOM Coefficients(a) Model Collinearity Statistics Tolerance 1 VIF (Constant) KPMM ,614 1,628 KAP ,810 1,234 STM ,721 1,387 a Dependent Variable: NOM Model Summary (b) Model 1 R ,395(a) R Square ,156 a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Adjusted R Square ,124 Std. Error of the Estimate 1,70775 Durbin-Watson ,491 Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syari'ah a. Laporan Keuangan Bank Mumalat Indonesia Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas 286,692 Penempatan Pada BI 1,347,753 a. Giro Wadiah 722,753 b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 625,000 Penempatan Pada Bank Lain 131,345 a. Rupiah 67,470 PPAP (2,692) -/- b. Valuta asing PPAP 63,875 -/- Surat Berharga Yang Dimiliki 45,000 a. Rupiah 45,000 I. Dimiliki hingga jatuh tempo 45,000 ii. Lainnya PPAP -/- (150) b. Valuta asing I. Dimiliki hingga jatuh tempo ii. Lainnya PPAP -/- Piutang Murabaha 4,915,342 a. Rupiah 4,456,216 a.1. Terkait dengan bank 28,759 1. Piutang Murabaha 36,021 2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/- (7,262) a.2. Tidak terkait dengan bank 4,427,457 1. Piutang Murabaha 5,873,999 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP -/- (1,446,542) -/- (79,768) b. Valuta asing 459,126 a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- a.2. Tidak terkait dengan bank 459,126 1. Piutang Murabaha 529,454 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP -/- -/- (70,328) (3,162) Piutang Salam PPAP -/- Piutang Istishna' Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP 134,050 -/- (32,420) -/- (1,822) Piutang Qardh PPAP 203,333 -/- (2,454) Pembiayaan 5,099,316 a. Rupiah 4,839,756 a.1. Terkait dengan bank 22,987 a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP 4,816,769 -/- (64,106) b. Valuta asing 259,560 b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP 259,560 -/- (7,467) Persediaan Ijarah 323,613 a. Aktiva Ijarah 334,729 b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP (11,116) -/- Tagihan Lainnya PPAP -/- Penyertaan PPAP -/- 113,938 (1,614) 78,958 -/- (1,015) Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna' -/- Pendapatan Yang Akan Diterima 105 Biaya dibayar dimuka 73,655 Uang muka pajak 81,937 Aktiva pajak tangguhan 9,374 Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris 180,317 -/- (90,555) Agunan yang diambil alih 156,797 Aktiva lain-lain 253,166 JUMLAH AKTIVA 13,147,466 PASIVA Dana Simpanan Wadiah 828,171 a. Giro Wadiah 761,940 b. Tabungan Wadiah Kewajiban segera lainnya Kewajiban Kepada Bank Indonesia 66,231 155,861 233 a. FPJPS b. Lainnya 233 Kewajiban Kepada Bank Lain 713,571 Surat Berharga Yang Diterbitkan 314,000 Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima 99,958 a. Rupiah 99,958 i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank 99,958 b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban yang masih harus dibayar 3,433 21,294 Taksiran pajak penghasilan Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank 230,473 b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) 9,690,367 a. Tabungan Mudharabah 3,931,549 b. Deposito Mudharabah 5,758,818 b.1. Rupiah 5,211,117 b.2. Valuta asing 547,701 Ekuitas 1,090,105 a. Modal Disetor 492,791 b. Agio (disagio) 132,498 c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi) 464,816 JUMLAH PASIVA 13,147,466 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I. PENDAPATAN OPERASIONAL 131,946 A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 123,155 1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 120,286 a.Pendapatan Margin Murabahah 56,584 b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna' 288 288 -/- d.Pendapatan Sewa Ijarah 4,230 e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 23,908 f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 29,426 g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI 5,850 1,771 1,771 b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia 1,098 a.Bonus dari Bank Syariah lain b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 608 i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 24 584 iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa layanan 490 8,791 33 7,879 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 5 4. Koreksi PPAP 6 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 868 58,039 1.Pihak ketiga bukan bank 57,885 a.Tabungan Mudharabah 8,643 b.Deposito Mudharabah 45,360 c.Lainnya 3,882 2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah 154 b.Deposito Mudharabah 154 c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II ) 73,907 IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (7,082) V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (400) VI. Beban Operasional lainnya (57,583) A.Beban Bonus titipan wadiah (463) B.Beban administrasi dan umum (5,675) C.Biaya personalia (24,654) D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi (10,452) G.Beban lainnya (16,339) VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 8,842 PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X. 2) 21,985 3) (773) Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 21,212 XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,054 XII. Taksiran Pajak Penghasilan XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 30,054 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 411,399 a. Pembiayaan Mudharabah 128,089 b. Pembiayaan Musyarakah 283,310 Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik 19,819 Irrevocable L/C yang masih berjalan 68,447 Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH 499,665 (499,665) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 22,334 a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank 22,334 Lainnya 173,689 Jumlah Tagihan Kontinjensi 196,023 Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 445,743 Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH 445,743 (249,720) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L 1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah DPK KL 83,859 D M 96 1,134 Jumlah 85,089 625,000 625,000 45,000 45,000 4. Piutang 4,680,227 184,03 7 35,59 2 a. KUK 130,522 20,332 1,555 b.Non-KUK 1,572,691 49,881 14,56 0 8,464 21,101 1,666,697 c.Properti 1,052,508 54,660 9,105 4,243 20,178 1,140,694 21,291 4,436 211 1,031,217 50,224 8,894 2,897 225 1,921,609 58,939 10,37 2 245,08 13,522 2,249,530 8 4,644,582 286,08 7 57,32 6 15,351 95,970 5,099,316 398,056 20,860 2,583 1,044 1,708,026 93,323 18,10 6 3,734 32,579 540,399 51,724 3,764 1,886 i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 257,85 62,593 5,220,305 6 61 7,633 524 160,103 26,462 4,243 19,654 1,114,232 d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan : a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 159 3,281 2,611 1,504 2,080 599,277 2,080 538,319 51,724 3,764 117,529 4,103 1,912 1,880,572 116,07 7 30,96 1 1,886 1,504 597,197 7,240 130,784 d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 8,687 52,036 2,088,333 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank 78,815 143 78,958 78,815 143 78,958 b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lain nya) 7. Ijarah 323,454 159 323,613 8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 113,938 113,938 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 514,190 514,190 11,109,06 5 470,12 4 93,07 7 273,30 159,84 12,105,40 3 0 9 10. PPAP yang wajib dibentuk 102,768 9,485 5,158 14,054 36,100 167,565 11. PPAP yang telah dibentuk 102,768 9,485 2,319 6,344 46,768 167,684 JUMLAH 12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan 28.55 28.55 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I. 01-2009 KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 492,791 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham 132,498 b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan 126,445 e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 218,010 f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-) 10,819 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 102,067 3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 314,000 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,396,63 0 III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,396,63 0 IV. PENYERTAAN (-/-) (78,815) V. 1,317,81 5 TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,317,81 5 VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,039,0 57 VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 165,453 IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 11,204,5 10 X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII) 11.94 XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX) 11.76 XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN b. Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 8 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas 274,134 Penempatan Pada BI 2,379,176 a. Giro Wadiah 939,176 b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 1,440,000 Penempatan Pada Bank Lain 174,771 a. Rupiah 87,668 PPAP (2,135) -/- b. Valuta asing 87,103 PPAP (2,486) -/- Surat Berharga Yang Dimiliki 1,217,349 a. Rupiah 1,214,226 I. Dimiliki hingga jatuh tempo 1,205,406 ii. Lainnya PPAP 8,820 -/- (12,568) b. Valuta asing 3,123 I. Dimiliki hingga jatuh tempo 3,123 ii. Lainnya PPAP -/- (222) Piutang Murabaha 6,617,948 a. Rupiah 6,073,965 a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/- a.2. Tidak terkait dengan bank 6,073,965 1. Piutang Murabaha 8,216,346 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP -/- (2,142,381) -/- (303,530) b. Valuta asing 543,983 a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- a.2. Tidak terkait dengan bank 543,983 1. Piutang Murabaha 617,625 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP -/- -/- (73,642) (5,710) Piutang Salam PPAP -/- Piutang Istishna' 228,141 Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP -/- (85,189) -/- (9,264) Piutang Qardh PPAP 685,294 -/- (7,491) Pembiayaan 5,464,113 a. Rupiah 5,412,562 a.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank 5,412,562 PPAP (260,722) -/- b. Valuta asing 51,551 b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP 51,551 -/- (416) Persediaan Ijarah 145,317 a. Aktiva Ijarah 274,106 b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP -/- (128,789) -/- Tagihan Lainnya PPAP -/- Penyertaan PPAP -/- Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna' -/- Pendapatan Yang Akan Diterima 33,511 Biaya dibayar dimuka 87,023 Uang muka pajak Aktiva pajak tangguhan 9,808 Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris 384,692 -/- (194,554) Agunan yang diambil alih Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA 26,766 313,325 17,157,081 PASIVA Dana Simpanan Wadiah 1,830,777 a. Giro Wadiah 1,799,206 b. Tabungan Wadiah Kewajiban segera lainnya 31,571 196,583 Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Kepada Bank Lain 181,979 Surat Berharga Yang Diterbitkan 200,000 Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2,424 Beban yang masih harus dibayar 69,377 Taksiran pajak penghasilan 15,538 Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya 361,129 Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah 12,972,695 5,206,846 b. Deposito Mudharabah 7,765,849 b.1. Rupiah 7,441,667 b.2. Valuta asing 324,182 Ekuitas 1,326,579 a. Modal Disetor 658,244 b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan 820 f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi) 667,515 JUMLAH PASIVA 17,157,081 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I. PENDAPATAN OPERASIONAL 189,319 A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 167,620 1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 156,045 a.Pendapatan Margin Murabahah 73,633 b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna' 948 948 -/- d.Pendapatan Sewa Ijarah 5,842 e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 37,558 f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 23,177 g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI 14,887 11,035 11,035 b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia 540 a.Bonus dari Bank Syariah lain 59 b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 481 i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 468 13 iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 21,699 960 2. Jasa layanan 9,654 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 1,474 4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 9,611 83,300 1.Pihak ketiga bukan bank 80,863 a.Tabungan Mudharabah 20,233 b.Deposito Mudharabah 58,503 c.Lainnya 2,127 2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah b.Deposito Mudharabah 2,437 231 2,206 c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II ) 106,019 IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (27,775) V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi VI. Beban Operasional lainnya (49,133) A.Beban Bonus titipan wadiah (1,330) B.Beban administrasi dan umum (16,104) C.Biaya personalia (26,320) D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi (1,152) G.Beban lainnya (4,227) VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 29,111 PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X. 2) 2,157 3) (1,192) Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 965 XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,076 XII. Taksiran Pajak Penghasilan (8,713) XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 21,363 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 7,027 Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 659,542 a. Pembiayaan Mudharabah 341,544 b. Pembiayaan Musyarakah 317,998 Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik Irrevocable L/C yang masih berjalan 16,991 Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya 4,491 Jumlah Kewajiban Komitmen 688,051 JUMLAH KOMITMEN BERSIH (688,051) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 33,074 a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank 33,074 Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi 33,074 Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 162,400 Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi 162,400 JUMLAH KONTINJENSI BERSIH (129,326) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L DPK KL D M Jumlah 1. Penempatan pada Bank Lain 450,798 450,798 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,440,00 0 1,440,00 0 3. Surat-surat Berharga Syariah 1,236,40 6 1,236,40 6 4. Piutang a. KUK 373,220 29,536 5,600 5,636 15,042 429,034 b.Non-KUK 6,297,35 0 338,51 1 73,40 5 49,17 3 258,72 0 7,017,15 9 c.Properti 578,998 35,160 6,484 3,708 10,033 634,383 4,223 1,450 1,478 1,323 1,518 9,992 574,775 33,710 5,006 2,385 8,515 624,391 i.direstrukturisasi 136,128 112,70 1 29,64 0 43,33 7 222,58 8 544,394 ii.tidak direstrukturisasi 5,955,44 3 220,18 6 42,88 2 7,763 41,141 6,267,41 5 a. KUK 354,699 8,065 8,672 3,601 6,438 b. Non-KUK 4,595,03 8 151,38 4 46,00 7 25,04 7 265,16 1 42,273 96,441 7,276 3,186 183,79 8 332,974 4,907,46 4 63,007 47,40 4 25,46 3 87,802 5,131,14 0 141,130 973 163 46 3,005 145,317 i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti 5. Pembiayaan : c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn ya) 7. Ijarah 8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 179,291 100 179,391 3,447,62 5 973 163 146 3,005 3,451,91 2 10. PPAP yang wajib dibentuk 132,331 21,854 12,77 1 20,10 8 370,92 4 557,988 11. PPAP yang telah dibentuk 134,015 21,854 12,77 1 20,10 8 418,22 1 606,969 JUMLAH 12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I. 01-2009 KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 658,244 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan 206,993 e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 429,352 f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 10,681 h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-) 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 134,015 3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 200,000 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,639,285 III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,639,285 IV. PENYERTAAN (-/-) V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) 1,639,285 VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,639,285 VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,009,153 VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 55,443 IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 11,064,596 X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII) 14.89 XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIK O KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX) 14.82 XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas 274,134 Penempatan Pada BI 2,379,1 76 a. Giro Wadiah 939,176 b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 1,440,0 00 Penempatan Pada Bank Lain 174,771 a. Rupiah 87,668 PPAP (2,135) -/- b. Valuta asing 87,103 PPAP (2,486) -/- Surat Berharga Yang Dimiliki 1,217,3 49 a. Rupiah 1,214,2 26 1,205,4 06 I. Dimiliki hingga jatuh tempo ii. Lainnya PPAP 8,820 (12,568 ) -/- b. Valuta asing 3,123 I. Dimiliki hingga jatuh tempo 3,123 ii. Lainnya PPAP -/- (222) Piutang Murabaha 6,617,9 48 a. Rupiah 6,073,9 65 a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/- a.2. Tidak terkait dengan bank 6,073,9 65 1. Piutang Murabaha 8,216,3 46 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP (2,142,3 81) -/- (303,53 0) -/- b. Valuta asing 543,983 a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- a.2. Tidak terkait dengan bank 543,983 1. Piutang Murabaha 617,625 2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (73,642 ) PPAP -/- (5,710) Piutang Salam PPAP -/- Piutang Istishna' 228,141 Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP (85,189 ) -/- -/- (9,264) Piutang Qardh PPAP 685,294 -/- (7,491) Pembiayaan 5,464,1 13 a. Rupiah 5,412,5 62 a.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank 5,412,5 62 PPAP (260,72 2) -/- b. Valuta asing 51,551 b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP 51,551 -/- (416) Persediaan Ijarah 145,317 a. Aktiva Ijarah 274,106 b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP -/- (128,78 9) -/- Tagihan Lainnya PPAP -/- Penyertaan PPAP -/- Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna' -/- Pendapatan Yang Akan Diterima 33,511 Biaya dibayar dimuka 87,023 Uang muka pajak Aktiva pajak tangguhan 9,808 Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris Agunan yang diambil alih Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA 384,692 -/- (194,55 4) 26,766 313,325 17,157, 081 PASIVA Dana Simpanan Wadiah 1,830,7 77 a. Giro Wadiah 1,799,2 06 b. Tabungan Wadiah 31,571 Kewajiban segera lainnya 196,583 Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Kepada Bank Lain 181,979 Surat Berharga Yang Diterbitkan 200,000 Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2,424 Beban yang masih harus dibayar 69,377 Taksiran pajak penghasilan 15,538 Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank 361,129 Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) 12,972, 695 a. Tabungan Mudharabah 5,206,8 46 b. Deposito Mudharabah 7,765,8 49 b.1. Rupiah 7,441,6 67 b.2. Valuta asing 324,182 Ekuitas 1,326,5 79 a. Modal Disetor 658,244 b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan 820 f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi) 667,515 17,157, 081 JUMLAH PASIVA Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I. PENDAPATAN OPERASIONAL 189,319 A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 167,620 1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 156,045 a.Pendapatan Margin Murabahah 73,633 b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna' 948 948 -/- d.Pendapatan Sewa Ijarah 5,842 e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 37,558 f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 23,177 g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI 14,887 11,035 11,035 b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia 540 a.Bonus dari Bank Syariah lain 59 b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 481 i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 468 13 iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 21,699 960 2. Jasa layanan 9,654 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 1,474 4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 9,611 83,300 1.Pihak ketiga bukan bank 80,863 a.Tabungan Mudharabah 20,233 b.Deposito Mudharabah 58,503 c.Lainnya 2,127 2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah 2,437 231 b.Deposito Mudharabah 2,206 c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II ) 106,019 IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (27,775) V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi VI. Beban Operasional lainnya (49,133) A.Beban Bonus titipan wadiah (1,330) B.Beban administrasi dan umum (16,104) C.Biaya personalia (26,320) D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi (1,152) G.Beban lainnya (4,227) VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 29,111 PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X. 2) 2,157 3) (1,192) Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 965 XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,076 XII. Taksiran Pajak Penghasilan (8,713) XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 21,363 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 7,027 659,542 a. Pembiayaan Mudharabah 341,544 b. Pembiayaan Musyarakah 317,998 Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik Irrevocable L/C yang masih berjalan 16,991 Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH 4,491 688,051 (688,051) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 33,074 a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank 33,074 Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi 33,074 Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 162,400 Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH 162,400 (129,326) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L DPK KL D M Jumlah 1. Penempatan pada Bank Lain 450,798 450,798 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,440,00 0 1,440,00 0 3. Surat-surat Berharga Syariah 1,236,40 6 1,236,40 6 4. Piutang a. KUK 373,220 29,536 5,600 5,636 15,042 429,034 b.Non-KUK 6,297,35 0 338,51 1 73,40 5 49,17 3 258,72 0 7,017,15 9 c.Properti 578,998 35,160 6,484 3,708 10,033 634,383 4,223 1,450 1,478 1,323 1,518 9,992 574,775 33,710 5,006 2,385 8,515 624,391 i.direstrukturisasi 136,128 112,70 1 29,64 0 43,33 7 222,58 8 544,394 ii.tidak direstrukturisasi 5,955,44 3 220,18 6 42,88 2 7,763 41,141 6,267,41 5 a. KUK 354,699 8,065 8,672 3,601 6,438 b. Non-KUK 4,595,03 8 151,38 4 46,00 7 25,04 7 265,16 1 42,273 96,441 7,276 3,186 183,79 8 332,974 4,907,46 63,007 47,40 25,46 87,802 5,131,14 i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti 5. Pembiayaan : c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 4 4 3 163 46 0 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn ya) 7. Ijarah 141,130 973 3,005 145,317 8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 179,291 100 179,391 3,447,62 5 973 163 146 3,005 3,451,91 2 10. PPAP yang wajib dibentuk 132,331 21,854 12,77 1 20,10 8 370,92 4 557,988 11. PPAP yang telah dibentuk 134,015 21,854 12,77 1 20,10 8 418,22 1 606,969 JUMLAH 12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I. 01-2009 KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 658,244 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan 206,993 e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 429,352 f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) 10,681 j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-) 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 134,015 3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 200,000 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,639,28 5 III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,639,28 5 IV. PENYERTAAN (-/-) V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) 1,639,28 5 VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,639,28 5 VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,009,1 53 VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 55,443 11,064,5 96 X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII) 14.89 XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX) 14.82 XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Romdayanah Umur : 24 tahun Tanggal lahir : 23 Mei 1987 Bangsa : Indonesia Agama : Islam Alamat Rumah : jl. Air panas RT 01/RW01 Kec. Limbangan Kab. Kendal No. Telp/HP : 085742163785 Menerangkan dengan sesungguhnya PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4. Tamatan SD N 02 Gonoharjo tahun 1999 Tamatan SLTP N 3 Boja tahun 2002 Tamatan SMA N 1 Boja tahun 2005 Mahasiswi semester akhir IAIN Walisongo jurusan Ekonomi Islam Semarang, 8 Desember 2011 Hormat Saya Romdayanah