TUGAS INDIVIDU
RESUME FILSAFAT ILMU
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengasuh: Dr. Hj. Sri Wahyuni, S.H, M.Si
Oleh :
NURMALA SARI
NIM: 157120043
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2015
RESUME FILSAFAT ILMU
METODE ILMU
Sebuah konsep sentral dalam filsafat ilmu ialah empirisme atau tergantung pada fakta empiris. Empiris adalah pandangan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman-pengalaman dalam kehidupan manusia. Dalam penegrtian ini pernyataan ilmiah adalah kajian dan berasal dari pengalaman manusia atau pengamatan. Hipotesis ilmiah dikembangkan dan diuji melalui metode yang terdiri pengamatan dan eksperimen.
Filsafat ilmu dapat dikelompokan menjadi dua area kajian, yaitu epistemology ilmu dam metafisika ilmu (filsafat). Robert Ackerman dalam The Liang Gie, 1999 mendefinisikan filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapatan lampau yang telah terbukti.
Lewis White Beck dalam The Liang Gie, 1999, mendefinisikan bahwa filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari asar-dasar filsafat, asumsi dan implementasi dari ilmu. Yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social. Disini filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemology dan ontologi.
Filsafat Ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa itu konsep (what: ontology) dan bagaimana (how: epistemology) suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai konsep ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaiamana ilmu apat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan keabsahan (validity) dari sebuah infirmasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan metode ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Beberapa pakar filsafat ilmu menjelaskan substansi yang dipelajari filsafat ilmu, yakni:
Sejarah konsep, term, metode dan logika yang digunakan dalam ilmu saat ini (ilmu rasional dan empiris).
Mempelajari tipe pembenaran yang digunakan hingga menuju kesimpulan ilmuah (desuksi, induksi dan verifikatif, falsifikasi).
Implikasi metode ilmiah dan model dari ilmu, yang terkait dengan teknologi (applied science).
Hubungan antara proposisi dengan argumentasi (logika formal) dan pembenaran yang menghubungkan hipotesis dan kesimpulan (metode ilmiah).
Perilaku di maana ilmu menjelaskan fenomena alamiah dan meramalkan melalui pengamatan (the manner in which science explains natural phenomena and predicts natural occurrences), penjelasan ilmiah, asumsi, teori probabilitas, logika penemuan, teori pengukuran.
Makna Filsafat Ilmu
Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu adalah penegtahuan yang membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang merupakan pengembanagan dari filsafat pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabang filsafat dengan sarananya ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi ekstensi ilmu itu sendiri.
Karena itu bidang kajian filsafat ilmu adalah:
Pertanyaan-pertanyaan apa yang disebut ilmu, konsep dasar dan makna ilmu?
Ciri-ciri apa yang menbedakan ilmu dengan pengetahuan lainnya? Apa ada perbedaan yang jelas metode ilmu rasional (matematika, mekanika) dengan metode ilmu empiris (fisika, biolagi, kimia, psikologi, sosiolagi dan ekonomi).
Bagaimana menarik kesimpulan secara benar?
Sarana-sarana apakah yang diperlukan dalam kegiatan berfikir ilmiah?
Pada abad 18 lahirlah cabang filsafat yang disebut filsafat pengetahuan (Theori of knowledge), dimana logika, filsafat bahasa, matematika dan metodologi merupakan komponen pendukungnya (Immanuel Kant, 1724-1804).
Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan level pengetahuan yang lebih tinggi (a higher level of knowledge), maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Jadi filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang menempatkan objek sasarannya: Ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi, epsitemologi dan aksiologi ilmu.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah. Dalam filsafat ini menjawab apa dan bagaimana objek yang ada (being: objek sebenarnya dapat berupa objek material dan formal).
Epistemology ilmu meliputi sumber, saranan dan tatacara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan dalam menentukan ontologi akan menentukan sarana yang dipilih (metode ilmiahnya). Akal (verstand), akal budi (vernunft) dan pengalaman atau kombinasi akal dan pengalaman, intuisi merupakan sarana epistemology, sehingga dikenal model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisme atau rasionalisme kritis, positivism, fenomologi. Tolak ukur kebenaran ilmiah seperti koherensi, korespodensi pragmatis.
Aksiologi ilmu meliputi nilai manfaat yang bersifat noematif dalam memberikan makna terhadap hasil kajian epistemology atau kebenaran sebagaiamana kita jumpai dalam kehidupan kita. Makna ilmu dapat bersifat teleologis (ilmu ditunjukan untuk suatu tujuan: kebenaran, peramalan, pengendalian, menjelaskan) dan bersifat etis (untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia) serta integrative (melibatkan struktur dan kultur masyarakat).
Kajian Filsafat Ilmu
Perumusan pandangan dunia (world-views) dengan konsisten dengan, dan pada beberapa pergantian yang didasari atas teori-teori ilmiah. Pandangan dunia ini akan meletakan jaringan hubungan antara ilmu sehingga terlihat dan dikenalinya cabang-cabang ilmu yang satu dengan yang lain. Kehadiran Etika dan Moral menjadi semakin dirasakan.
Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi pola (rangkuman pernyataan sehingga membentuk pola tertentu) dari presupposition (praduga) dan predisposition(karakter individu) dari para ilmuwan. Filsuf ilmu mengemukakan bahwa para ilmuwan menduga (presuppose) alam tidak berubah-ubah dan terdapat suatu keteraturan di alam, sehingga gejala-gejala alam yang tidak begitu kompleks cukup didapati oleh peneliti.
Filsafat ilmu adalah disiplin yang didalamnya konsep-konsep dari teori-teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan. Jadi memberi makna tentang ilmu. Aktivitas dan metode filsafat ilmu dengan 4 pilar utama, yaitu 1) filsafat analitik, 2) ilmu modern, 3) matematika dan 4) logika, akan menghasilkan pengetahuan ilmiah (objek material dan formal; bentuk pernyataan, ragam proposisi).
Filsafat ilmu sebagai pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu berisi konsep, asumsi, prinsip dan teori ilmu pengetahuan, baik yang bersifat ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi berisi uraian deskriptif suatu benda fisik dan nonfisik. Epistemologi merupakan prinsip, kaidah dan teori dari pemikiran baik rasional. Empiris dari ilmu.
Ruang Lingkup dan Manfaat Kajian Filsafat Ilmu.
Objek didalam filsafat ilmu ada dua, yaitu:
Objek material filsafat ilmu
Objek materil adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu atau objek yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
Objek formal filsafat ilmu
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Filasafat Ilmu sebagai Metode
Makna filsafat ilmu sebagai metode dapat diuraikan sebagai berikut:
Filsafat ilmu merupakan metode atau tata cara penulisan karya ilmiah atau penelitian.
Filsafat ilmu merupakan refleksi filsafat yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan.
Filsafat ilmu memberi landasan berfikir bagaimana ilmu dikembangkan (teleologis, etis, dan integratif), keterjalinan antara cabang ilmu yang satu dengan yang lain, memberikan sikap mental (mind set) untuk selalu bertindak arif, terhindar dari kecongkakan intelektual, terhindar dari arus yang memandang kebenaran ilmiah sebagai barang jadi, selesai den berhenti dalam kebekuan normatif untuk diulang-ulang sebagai barang hafalan.
Filsafat ilmu melakukan kajian kritis konsep/teori ilmu dan memeriksa asumsinya untuk memperoleh kearifan dan keakuratan, sehingga diperoleh landasan kebenaran yang kuat.
METODOLOGI
Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari metode. Ada metode ilmiah dan nonilmiah. Ada metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Ada metode ilmiah untuk ilmu sosial dan ilmu eksakta. Metode ilmiah menjaga perkawinan keseimbangan antara deduksi dan induksi. Metode ilmiah ialah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu ppengetahuan.metode adalah merupakan ekspresi mengenai cara berfikir (kegiatan mental yang menghasikan pengetahuan) atau suatu prosedur mengetahui sesuatu, ynag mempunyai langkah-langkah yang sistematik.
Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian kuantitatif berangkat dari logika berfikir deduktif. Penelitian kuantitatif diawali dengan mengajukan masalah penelitian, kemudian dilakuakn penelusuran teori, yang diakhiri dengan penyusunan kerangka berfikir. Dari kerangka berfikir, disusun hipotesis. Hipotesi adalah jawaban sementara atas permasalah yang akan diteliti. Hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan pengamatan dan penelusuran data di lapangan. Hasil pengamatan dan penelusuran di lapanagan ada beberapa kemungkinan, bahwa teori tersebut bisa diaplikasikan pada kejadian tertentu (kasus) di daerah penelitian, atau teori yang dihipotesiskan tak bisa diaplikasikan atau ditolak.
Penelitian kualitatif berangkat dari sejumlah kejadian (fenomena) yang diobservasi (diamati), kemudia disusunlah polanya. Pola ini bisa berupa teori, konsep, prinsip yang sifatnya hipotesis atau sementara. Pola ini perlu diuji lagi pada daerah yang berbeda, segingga bila benar, bisa menjadi teori yang sifatnya lebih umum dan universal. Pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, partisipasi, wawancara mendalam pada sekelompok informan, focus group discussion (FGD). Hasil akhirnya berupa pola atau suatu ide baru, prinsip, kaidah dan teori baru.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan perpaduan metode kuantitatif, kualitatif dan verifikasi, sehinggamdikenal sebagai metode logiko-hipotetiko-verifikatif.
Perumusan
Masalah
Fenomena alam/sosial
Penyusunan Kerangka
Berfikir
Khasanah Pengetahuan Ilmiah
Pengumpulan Data
Perumusan
hipotesa
Pengujian
Hipotesa
Perumusan Pola
Ditolak
Ditolak
Diterima
Keterangan:
Deduko-hipotetiko verifikatif (riset kuantitatif)
Induktif (riset kualitatif)
Metode Ilmiah dan Penelitian
Metode ilmiah sebagai proses untuk kegiatan penelitian (aktivitas/kegiatan ilmiah) yang menggunakan pendekatan deduktif-induktif-verifikatif.
Metode Ilmiah
Penelitian Ilmiah
PENGAJUAN MASALAH
Latar belakang
Identifikasi masalah/penyebab masalah
Perumusan masalah
Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
MASALAH
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pengkajian teori yang relevan
Pembahasan penelitian yg relevan
Penyusunan kerangka berfikir
Perumusan hipotesis
PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR
Tahap I
HIPOTESIS
METODE PENELITIAN
Desain (rancang bangun) penelitian
Populasi dan sampel
Tempat penelitian
Variable dan definisi operasional
Instrumen penelitian
Pengumpulan data
METODE PENELITIAN
Tahap II
HASIL PENELITIAN
Gambaran umum tempat penelitian
Gambaran umum sampel
Hasil penelitian yang mengacu tujuan
Pembahasan, penaksiran, peramalan hasil
Kesimpulan pengujian hipotesis
PENGUJIAN
RINGKASAN ATAU KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan sintesis dari temuan hasil
Pengkajian impliksi hasil penelitian
Pengajuan saran
Tahap III
KESIMPULAN
Filsafat Ilmu, Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
Para filsuf memberi jawaban yang berbeda-beda, apa yang sebenarnya menajdi sumber pengetahuan. Plato dan Descartes mengatakan bahwa akal budi atau rasio adalah sumber pengetahuan. Filsuf lain seperti Francis Bacon, Hobbes menyatakan bahwa bukan akal budi, melainkan pengalaman inderawi yang menjadi sumber pengetahuan. John Locke mengatakan bahwa seluruh ide manusia berasal secara tidak langsung dari sensasi dan lewat refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri. Dengan kata lain akal budi manusia hanya dapat berfungsi sebagamana mestinya apabila dihubungkan dengan pengalaman.
Aristoteles membagi pengetahuan rasional/penalaran menjadi penalaran analitik dan dialetika. Penalaran analitik berpangkal dari pada premis yang benar, sedangkan dialeka bertolak dari hipotesis atau pangkal piker yang tidak pasti kebenaranya.
Penalaran
Proposisi adalah kalimat yang sudah memiliki arti benar atau salah.
Proposisi sintetik (a posteori).
Predikat mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan
Proposisi analitik (a priori).
Predikat sudah terkandung pada subjek
Mangga itu manis.
Predikat tidak pada subyek.
(tidak semua mangga manis
Kuda adalah hewan.
Predikat ada pada subyek
Kebenaran
Dalam filsafat ada cabang filsafat yaitu epistemologi, yang mempelajari hal-hal yang bersangkut paut dengan pengetahuan dan kebenaran. Kebenaran memiliki beberapa sifat, yaitu deskriptif, instrumental, subtantif atau ontologism dan eksistensial.
Hasil dari logika yang berupa kebenaran harus dapat diterangkan dan diuji. Untuk itu digunakan kreteria kebenaran yangterdiri dari kebenaran koheren dan konsistensi.
Prinsip Metodologi dalam Penalaran
Karl Raimund Popper, tentang falsifikasi. Teori ilmiah selalu bersifat hipotetik (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori yang lebih tetap. Cara kerja metode induktif yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi), perumusan hipotesa, sehingga hipotesis yang berhasil dibenarkan akan menjadi hukum. Popper tidak sependapat dengan itu, sehingga menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip falsifiabilitas yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibukti kesalahannya. Bila pernyataan tersebut dapat dibuktikan kesalahannya, maka runtuhlah teori tersebut.
Berfikir Inovatif
Berfikir inovatif adalah merupakan hasil akhir dari suatu proses berfikir kreatif. Ada emapat kemampuan dasar manusia yang harus selalu diasah dan dikembangkan. Pertama kemampuan analisis, yaitu kebiasaan berpikir analisis. Kedua ialah judgment yaitu kemampuan manusia untuk memutuskan, yang mana dari hasil analisis tersebut perlu disimpan dalam memori dan yang mana harus dilupakan.
Ketiga ialah kemampuan kita untuk melakukan pengorganisasian hasil-hasil keputusan saat ini dan keputusan sebelumnya menjadi satu pengelompokan.Dan yang keempat ialah kemampuan membuat sintesa baru, berupa ide/kerangka piker kreatif dan inovatif.
Berfikir Reflektif
Alur berpikir reflektif menurut filsuf Descartes, berpikir filsafat dan berpikir pragmatis dalam pemecahan masalah.
Alur berpikir reflektif
Pemahaman masalah
Sadar adanya masalah yang perlu dilakukan penyelesaian, penjelasan. Pembatasan masalah, masalah harus dipersempit karena pengetahuan itu berasal dari kumpulan pengetahuan yang tidak sempurna. Pernyataan masalah yang perlu diselidiki.
Meragukan dan menguji secara rasional
Upaya mengembangkan ide kreatif dilakukan melalui:
Olah pikir, menggunakan akal budi
Cipta talen berdasarkan pengalaman
Olah rasa dan batin menggunakan intuisi/instink ide kreatif
Meragukan apa yang disebut masalah dan mencoba memberikan jawaban yang benar melalui tanggapan rasional maupun akal sehat.
Memeriksa penyelesaian terdahulu
Menguji bahan dan mempertimbangkan penyelesaian yang telah diajukan sebelumnya melalui:
Deduksi atau koherensi, dengan penelusuran teori yang ada.
Analisis, judgment, pengorganisasian dan sintesa.
Menyarankan hipotesis
Hipotesis adalah hubungan variabel (bahan) yang dapat berupa konsep, prinsip, kaidah, dalil, proposisi yang masih perlu diuji.
Pengujian konsekuensi (verifikasi hipotesis)
Verifikasi adalah upaya melakukan pengamatan lebih banyak untuk membenarkan hipotesis atau mengingkarinya. Hasil pengujian yang membenarkan dan memperkuat pengetahuan yang sudah ada disebut verifikasi, sedangkan hasil pengujian yang menolak teori yangada disebut falsfikasi.
Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan mengenai masalah dan pengujian dapat menghasilkan beberapa kesimpulan:
Masalah yang tidak ada maknanya untuk pengembangan pengetahuan.
Ada makna tetapi sulit dijawab.
Dijawab dengan mengiyakan (verifikasi) atau mengingkari, menolak (falsifikasi)
Dijawab secara deskriptif.
Dijawab dengan konsep baru.
Berpikir reflektif
Berpikir reflektif merupakan perpaduan dari berpikir filsafat, pragmatis dan proses berpikir kreatif. Ketiga pola berpikir tersebut merupakan dasar berpikir kita dalam mempelajari filsafat ilmu.
Berpikir pragmatis dalam pemecahan masalah
Ada tiga pertanyaan yang harus dijawab dalam pemecahan masalah, yaitu what, why dan how.
Metode Deduksi, Induksi dan Verifikasi
Bila pengetahuan diperolah dengan pengamatan fakta-fakta dilapangan, maka proses penemuan pengetahuan tersebut dikenal dengan metode induksi. Dari sebuah pengetahuan yang bersifat umum, tanpa melihat dari mana sumber dan metode mendapatkannya kemudia diaplikasikan, diramalkan pada suatu kejadian atau fakta yang spesifik, sempit, maka proses penalaran ini dikenal dengan metode deduksi. Agar peramalan dari hasil proses deduksi benar, maka perlu dukungan fakta empiris dilapangan. Dukungan fakta lapangan berfungsi sebagai alat verifikasi untuk kebenaran penalaran deduksi.
Sumber Ilmu Pengetahuan
Deduktif adalah cara berpikir dalam menjelaskan suatu gejala alam dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Induktif (probabilitik) kesimpulan dari sejumlah kasus yang mencoba menyimpulkan menjadii umum, universal, sehingga yang terjadi kepastian yang belum tentu mutlak.
Fungsional adalah penjelasan yang meletakan sebuah unsur dalam kaitannya dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah perkembanganfungsi tertentu.
Genetik adalah penjelasan gejala yang muncul kemudian dengan menggunakan faktor-faktor yang timbul sbelumnya.
Daftar Pustaka
Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher.