Academia.eduAcademia.edu

Kesehatan Kerja K3 perbaikan 2 1

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DISUSUN OLEH KEOMPOK 4 KELAS I A ANGGOTA KELOMPOK 1. ALFIYYAH ANISAH R. PRADITHA (811417045) 2. GADIS A. ISMAIL (811417143) 3. RAHMAWATY ISA (811417073) 4. ISMAIL HIDAYATULLAH RAHIM (811417168) 5. NOFYARAHMAT MUSA (811417017) JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN DAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehedirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa prodi kesehatan masyarakat sebagai bekal pengalaman nyata. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa akan datang. i yang DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3. Tujuan Pembahasan ........................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3 2.1. Kesehatan Kerja ................................................................................. 3 2.2.Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja ................................................... 5 2.3. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ................................ 6 2.4. Status Kesehatan Pekerja ................................................................... 7 BAB III PENUTUP .................................................................................... 11 3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 11 3.2 Saran ................................................................................................... 11 Daftar Pustaka ............................................................................................. iii ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Diantara sarana kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan laboratom kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajua teknologi laboratorium, maka risiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin meningkat. Pada masa globalisasi, perusahaan begitu memerlukan sumber daya manusia yang mempunyai tingkat ketrampilan spesifik juga mempunyai kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta berakhlak mulia yang bisa diraih lewat pendidikan. Pendidikan berpartisipasi membina keselamatan serta kesehatan kerja tiap-tiap individu hingga bisa membuat pribadi yang baik. Instrumen yang memproteksi pekerja, lingkungan hidup, perusahaan, serta orang-orang sekitaran dari bahaya karena kecelakaan kerja di sebut dengan Keselamatan serta kesehatan kerja (K3). Perlindungan itu adalah hak asasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. 1 1.2. Rumusan masalah 1) Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Kerja? 2) Apa saja faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja? 3) Apa saja Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 4) Bagaimana Status Kesehatan Pekerja? 1.3. Tujuan 1) Kesehatan Kerja 2) Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja 3) Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 4) Status Kesehatan Pekerja 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kesehatan Kerja Sudah dikatakan bahwa yang menjadi objek kajian ilmu kesehatan masyarakat adalah masyarakat luas terutama aspek kesehatannya. Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Adapun pengertiannya dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu 1) Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur. 2) Secara Keilmuan Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan ter jadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan mengenai peran K3. Peran K3 ini antara lain sebagai berikut : a. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. b. Setiap orangyang berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatan-nya c. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. d. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada antisipasi dari perusahaan. 3 tindakan Dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”, maka upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja. Di samping itu, dalam kaitanya dengan masyarakat kesehatan kerja juga mengupayakan agar perusahaan tersebut dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh limbah atau produk perusahaan tersebut. Sedangkan upaya promotif berpedoman, bahwa dengan meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan juga produktivitas kerja. Dari uraian tersebut dirumuskan, kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Terdapat 3 (tiga) hal utama sebagai prinsip dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk di perhatikan yakni : 1) Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 2) Status Kesehatan Pekerja 3) Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-ingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha priventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja merupakan terjemahan dari “occpational health” yang cederung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang merupakan masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Kesehatan kerja juga mempunyai tujuan menghindar, mengurangi, bahkan juga menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penyakit karena kerja yang menggunakan banyak cost (biaya) perusahaan, sehingga aplikasi rencana ini tidak bisa dipandang jadi usaha mencegah kecelakaan kerja, tetapi mesti dipandang jadi bentuk investasi periode panjang yang berikan keuntungan yang berlimpah pada saat mendatang. Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit kecelakaan akibat kerja. 4 dan kecelakaan- 2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. 3) Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. 4) Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. 5) Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. 6) Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin di timbulkan oleh produk-produk perusahaan. 7) Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada. 2) DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif. 3) RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu. 4) INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur. 5) ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda). 2.2 Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja Telah diuraaikan sebelumnya bahwa lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan atau tenaga kerja. Sebaliknya lingkungan yang higienis di samping tidak menjadi beban tambahan, juga meningkatkan gairah dan motivasi kerja. Lingkungan kerja dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial, dan keduanya sangat 5 berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Dibawah ini akan diuraikan beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi tambahan kerja: 1) Kebisingan Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan seh ari-hari, termasuk ditempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telpon, mesin, mesin cetak dan sebagainya. Namun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita, tetapi tidak kita inginkan misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran dan sebagainya. 2) Penerangan atau pencahayaan Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja, karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi juga menimbulkan kesan yang kotor. Bagaimana pun bersihnya tempat kerja, apabila pencahayaan kurang akan menimbulakan kesan kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menim-bulkan kesan yang higienis. 3) Bau-bauan Yang dimaksud dengan bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau yang tidak enak dilingkungan kerjaan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi hiygiene pada umumnya. 2.3 Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Usaha K3 ialah sebuah usaha penyerasian pada kemampuan kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja dengan cara sehat tanpa ada membahayakan dianya ataupun orang-orang seputarnya agar didapat produktivitas kerja yang maksimal. Untuk lebih detilnya dapat diliat pada ilustrasi berikut ini : 6 1) Kapasitas Kerja Kapasitas kerja ialah kemampuan fisik dan mental seorang untuk melakukan pekerjaan dengn beban tertentu dengan cara maksimal, di mana kemampuan kerja seorang di pengaruhi oleh kesehatan umum dan status gizi pekerja, pendidikan dan kursus. perlu di ketahui kalau tingkat kesehatan dan kekuatan seorang pekerja adalah modal awal utuk melakukan sebuah pekerjaan. 2) Beban Kerja Beban kerja mencakup beban kerja fisik dan mental yang dirasa oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya. beban kerja yang tidak cocok dengan kekuatan pekerja dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang dapat juga berpengaruh pada tingkah laku dan hasil kerjanya. 3) Lingkungan Kerja Lingkungan pekerja yaitu lingkungan ditempat kerja dan lingkungan pekerja sebagai individu atau lingkungan diluar tempat kerja. Pengertian yang lain darilingkungan kerja yaitu beberapa aspek lingkungan tempat kerja itu yang bisa menyebabkan masalah kesehatan pekerja. Aspek-aspek tersebut antara lain: a. Aspek fisika (kebisingan, getaran, suhu, dll), b. Aspek Kimia (semua bahan kimia yang digunakan dalam sistem kerja) c. Aspek Biologi (Bakteri, virus, mikrobiologi yang lain) d. Aspek Faal ergonomi e. Aspek Psikososial (Stress kerja) 2.4 Status Kesehatan Pekerja Status kesehatan seseorang pekerja di pengaruhi oleh 4 (empat) aspek terpenting yakni: 1. Lingkungan Kerja Yang disebut dengan lingkungan kerja di sini yaitu lingkungan tempat melakukan pekerjaan, misalnya bangunan, perlengkapan, bahan, orang/pekerja lain, dan lain sebagainya. Lingkungan kerja juga adalah beberapa 7 aspek di lingkungan tempat kerja yang bisa menyebabkan masalah keseha-tan pekerja. Aspek-faktor yang memengaruhi kesehatan seseorang pekerja yakni : 1) Aspek Fisik Aspek fisik diantaranya : Nada (Kebisingan), Radiasi, Suhu (Panas/dingin), Vibrasi (Getaran), Desakan Hawa (Hiperbarik/Hipobarik), Pencahayaan. Bahaya atau masalah kesehatan yang muncul dari aspek lingkungan ini : a. Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi alat, dan lain-lain). b. Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dan lain-lain). c. Raynaud’s syndrom karena getaran (Generator, bengkel dan lain-lain). d. Terpleset atau tergelincir disarankan menggunakan sepatu safety terbaru. e. Leukemia akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dan lain-lain) f. Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang, g. Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll 2) Aspek Kimia Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi yaitu semua bahan kimia yang dipakai dalam sistem kerja di lingkungan kerja yang berupa : a. Debu (asbes, berilium, biji timah putih, dan lain-lain) b. Uap (Uap logam) c. Gas (Sianida, gas asam sulfida, CO, dan lain-lain) d. Larutan (asam kuat atau basa kuat) Bahaya bahan kimia dapat datang dari : a. Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dan lain-lain) dapat mengakibatkan masalah pernapasan, dermatitis. b. Uap zat anestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menyebabkan gangguan pernafasan. c. Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dan lain-lain) dapat mengakibatkan kecelakaan misalnya luka. d. Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dan lain-lain) dapat mengakibatkan Masalah Pernapasan yang bisa jadi Kanker paru-paru dalam periode panjang 8 e. Keracunan (zat desinfektan, Insektisida) f. Ledakan/kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dan lain-lain. 3) Aspek Biologi a. Bakteri penyakit yang bisa dikarenakan oleh bakteri, misalnya penya-kit antraks, Penyakit TBC, dll b. Virus. Penyakit yang dpt dikarenakan oleh virus, misalnya Hepatitis (nakes di RS), Rabies (petugas laboratorium), dll c. Jamur misalnya dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang bersihkan, dan lain-lain. d. Parasit, misalnya ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya terkana oleh pekerja diperkebunan, pertanian, kehutanan, dll. 4) Aspek Faal ergonomic Aspek faal ergonomic biasanya dikarenakan oleh perlengkapan kerja ya ng tidak cocok dengan ukuran badan atau anggota tubuh (tidak ergonomik). Hal semacam ini dapat menyebabkan kelelahan dengan cara fisik dan ada keluhan dan masalah kesehatan, misalnya : Carpal tunnel syndrome, tendinitis, tenosynovitis, dan lain sebagainya. 5) Aspek Pisikologi Aspek Psikologi yakni suasana kerja yg tidak serasi misalnya pekerjaan nya monoton, gaji yang kurang, jalinan atasan-bawahan yang kurang baik, dan lain-lain. Hal itu Dapat menyebabkan stres kerja dengan tanda-tanda psikosomatis berbentuk mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar, dan lain-lain. 2. Perilaku Pekerja Dipengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan dan fa sili-tas yang tersedia. Jadi erat hubungannya dengan beberapa aspek ekonomi, sosial &budaya. Perilaku kerja akan memengaruhi kemampuan kerja, beban kerja dan cara melakukan pekerjaan. 9 3. Pelayanan Kesehatan Kerja Program Service Kesehatan Kerja, mencakup: 1) Service promotif 2) Service preventif 3) Service kuratif 4) Service rehabilitatif 10 BAB II PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang undangan yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja. 3.2 Saran Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat. 11 Daftar Pustaka Notoatmodjo Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat(Prinsip-Prinsip Dasar).Jakarta: PT Rineka Cipta. Marji.2013.K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Seri Kebisingan.Malang : Gunung Samudera. Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga. Rejeki Sri.2015.sanitasi, Hygiene, Dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3).Bandung : Rekayasa Sains. Suma’mur.1991.Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung Suma’mur.1985.Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985 Triwibowo, Pusphandani Mitha.2013.Kesehatan Lingkungan Dan K3.Yogyakarta : Nusa Medika. http://safetynet.asia/pengertian-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3/ (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017) https://gumbalid.weebly.com/home/3-prinsip-dalam-k3-keselamatan-dankesehatan-kerja(Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017) https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad =rja&uact=8&ved=0ahUKEwiButiB34zXAhWDsJQKHTToAnEQFghvMAw&u rl=http%3A%2F%2Fsepatusafetyonline.com%2Fblog%2Fpengertian-maksuddan-tujuan-k3-dalam-lingkungan- kerja%2F&usg=AOvVaw3BkVp7Ny8v iii iv