Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
PENDAHULUAN Artikel ini akan mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui epistemologi tasawuf, yang meliputi peran hati dalam tasawuf dan metode tazkiyah al-Nafs. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis. PEMBAHASAN A. Peran hati dalam tasawuf Dalam tradisi islam hati merupakan subsistem jiwa. Dari segi fungsi menurut Achmad Mubarok hati berfungsi berfungsi sebagai alat untuk memahami realita dan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan sehingga hati menjadi identik dengan akal. Ada delapan potensi hati yaitu hati bisa berpaling, merasa kecewa dan kesal, secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesusatu, berprasangka, menolak sesuatu, mengingkari, dapat diuiji, dapat ditundukkan, dapay diperluas dipersempit, juga bias ditutup rapat.
PENDAHULUAN Artikel ini akan mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui epistemologi tasawuf, yang meliputi peran hati dalam tasawuf dan metode tazkiyah al-Nafs. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis. PEMBAHASAN A. Peran hati dalam tasawuf Dalam tradisi islam hati merupakan subsistem jiwa. Dari segi fungsi menurut Achmad Mubarok hati berfungsi berfungsi sebagai alat untuk memahami realita dan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan sehingga hati menjadi identik dengan akal. Ada delapan potensi hati yaitu hati bisa berpaling, merasa kecewa dan kesal, secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesusatu, berprasangka, menolak sesuatu, mengingkari, dapat diuiji, dapat ditundukkan, dapay diperluas dipersempit, juga bias ditutup rapat.
Artikel ini mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui Peran Hati dalam Tasawuf dan Metode Tazkiyah al-Nafs. Kajian ini menggunakan deskriptif analistik. Judul buku yang dikaji adalah Gerbang Tasawuf karya Dr. Ja"far, MA. Berbicara mengenai filsafat ilmu, pasti tidak akan terlepas dari bahasan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ketiganya merupakan tiga cabang besar dari filsafat. Ontologi atau teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri. Epistemologi atau teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh suatu pengetahuan. Bagaimana kita memperoleh suatu pengetahuan. Sedangkan yang terakhir, Aksiologi atau teori nilai membicarakan apa manfaat atau guna dari pengetahuan yang sebelumnya telah kita ketahui hakikat dan cara memperolehnya. Epistemologi dalam rumusan lain disebutkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, asal mula pengetahuan. Bagi para sufi ilmu hanya bisa didapatkan hanya apabila hati kita dalam keadaan suci. Menurut para sufi, ketika manusia mengenal hatinya, maka ia mengenal dirinya, sehingga niscaya dia mengenal Allah SWT. Seorang sufi dapat meraih ilmu mengenai banyak hal tanpa melalui proses belajar dan usaha, melainkan dengan ketekunan dalam ibadah dan zuhud terhadap dunia. Karna bagi para sufi, dengan mereka ibadah kepada Allah mereka meminta ilmu kepada Sang pemilik ilmunya langsung. II. Pembahasan A. Peran Hati dalam Tasawuf Dalam tradisi intelektual islam, hati ditempatkan sebagai salah satu sarana meraih ilmu. Istiah hati disebut berulang kali dalam Alquran dan Hadis, yang biasanya disebut dengan kata qalb, alfu'ad, atau af'idah. Dalam tradisi islam, hati (qalb) merupakan subsistem jiwa manusia, Ahmad Mubarak telah menemukan konsep alquran tentang fungsi, potensi, kandungan, dan kualitas hati manusia. Disebutkan bahwa dari segi fungsi, menurut Ahmad Mubarak, qalb berfungsi sebagai "alat untuk memahami realitas dan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan (QS. Al-A"raf/7:179)," sehingga qalb menjadi identik dengan akal. 1 1. Konsep Alqur`an tentang hati. Disebutkan bahwa ada 8 potensi hati, yakni : Hati itu bisa berpaling Hati itu bisa merasa kecewa dan kesal Hati itu secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesuatu Hati itu bisa berprasangka Hati itu bisa menolak sesuatu Hati itu bisa mengingkari Hati itu dapat diuji dan ditundukkan Hati itu dapat diperluas dan dipersempit bahkan hati bisa di tutup rapat. 2. Konsep Alqur`an tentang kandungan hati manusia. Adapun kandungan hati manusia, yakni: Penyakit (Q.S Al-Baqarah/2:10) Perasaan takut (Q.S Ali-Imran/3:151) Getaran (Q.S Al-Anfal/8:2) Kedamaian (Q.S Al-Fath/48:4 Keberanian (Q.S Ali-Imran/3:126) Cinta & Kasih Sayang (Q.S al-Hadid/57:27) Iman (Q.S Al-Hujurat/49:7) Kemunafikan (Q.S. Al-Taubat/9:77) 2 3. Konsep Alqur`an tentang kualitas hati manusia. Kondisi hati manusia bermacam-macam, sebagian bersifat positif dan sebagian lagi bersifat negatif. Berikut penjelasannya : a. Kondisi hati manusia yang bersifat positif, contohnya: Hati yang bersih (Qalb Salim) Hati yang bertobat (Qalb Munib) Hati yang tenang (Qalb Muthma`in) Hati yang menerima petunjuk (Yahdi Qalbih) Hati yang taqwa (Taqwa Al-Qulub) b. Kondisi hati manusia yang bersifat negatif, contohnya: Keras hati (Ghalizh) Hati yang berdosa (Itsm Al-Qalbih) Hati yang tersumbat (Qulubuna Ghalf) Hati yang ingkar (Qulubihim Munkarah) Hati yang kosong (Af`idatihim hawa`) 3 Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa hati menjadi baik dan buruk itu berasal dari jasmani manusia. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya "Dan ketahuilah sesunggguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika kondisinya baik maka baiklah seluruh jasadnya. Jika kondisinya rusak maka rusaklah seluruh badan. Ingatlah, dia adalah hati". Dalam hadist lain dijelaskan bahwa "kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tapi kaya itu adalah kaya hati". 4 Berdasarkan isi buku Gerbang Tasawuf karangan Dr. Ja"far, MA, pendapat dari salah satu kaum sufi yakni Al-Ghazali menjabarkan tentang hati yang digunakan sebagai sarana untuk menggali dan menemukan ilmu lebih dalam lagi, dengan hati mampu meraih ilmu tentang-dan menyaksikan wujud-wujud spiritual, hal-hal yang memiliki sifat rabbaniyah dan hikmah, serta meraih ilmu mengenai banyak hal tanpa melalui proses belajar dan usaha, melainkan dengan ketekunan ibadah dan zuhud terhadap dunia. Kesemua hal tentang meraih ilmu dengan hati seperti yang diungkapkan diatas, menurut Al-Ghazali, prosesproses tersebut terlaksana berkat kemampuan hati yang mampu meraih ilmu-ilmu tersebut melalui dalil yang disebut Ilham yang muncul pada hati yang suci. Menurutnya, ketika manusia mengenal hatinya, maka ia mengenal dirinya, sehingga niscaya dia mengenal Allah SWT. B. Metode Tazkiyah al-Nafs Dalam upaya menuju tasawuf, dikenal dengan dua metode, yaitu metode burhani dan metode irfani. Metode burhani adalah metode pendekatan-pendekatan kepada Allah secara kontekstual dan masih memberikan jarak antara objek yang dipikirkan dengan subjek yang memikirkan. Karena dirasa metode ini belum memadai, maka kemudian dikemukakan teori tentang metode irfani, yang akan diuraikan sebagai bentuk metode Tazkiyah Al-Nafs. Keabsahan metode irfani (tazkiyah al-nafs) diakui oleh kitab suci umat islam.
Direitos Fundamentais orçamento e " reserva do possível " A n a P au la de B arcellos L ucian o B enetti T im m D anielle M elo L uis O tavio B arroso da G raça F ern an d o F acu ry S caff M alia Pollack F ern ando M o u tin h o R. B ittencourt M arian a F ilchtiner F ig u eired o G u stav o A m aral N ey W ied em an n N eto Ingo W o lfg a n g Sarlet P aulo C aliendo Jay m e W ein g artn er N eto R icardo L o b o T orres José R einaldo de L im a L o p es R icardo L upion L ean d ro M artin s Zanitelli R icardo Seibel de F reitas L im a L eonel Pires O h lw eiler V inicius D iniz V izzotto
We are now at the point in the procurement process where the type and number of persons to be hired must be determined. Decisions concerning human resources requirements are not confined to a personnel department. It will be found that the line supervisor has much contribute, as well as certain other staff elements such time study and production control. This chapter devoted to the general question of human resources requirements and is divided into two parts. The first part deals with the process of determining the kind or quality of personnel needed. This is followed by a presentation and analysis of the problem of determining the quantity of personnel required to operate the organization properly. The immediate tangible result of these two analysis s the creation of an employee requisition authorizing the hiring of certain number of people of a specified type.
Tata surya adalah kumpulan benda benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terkait oleh gravitasinya. Tata surya kita ( Galaksi Bima Sakti) adalah suatu kelompok benda langit , yaitu Matahari dan planetnya yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus beserta 165 buah satelit planet yang sduah di ketahui.
Chulalongkorn University, 2013
Le Centre pour la Communication Scientifique Directe - HAL - memSIC, 2021
Medical Imaging 2002: PACS and Integrated Medical Information Systems: Design and Evaluation, 2002
Research, Society and Development
cadernos pagu, 2008
Demographic Research, 2008
International Journal of Business and Applied Economics
Uncertain Supply Chain Management, 2014
International Journal of Research in Business and Social Science (2147- 4478), 2021
Explorations into Chinese as a Second Language, 2017
Journal of the International Council for Small Business , 2025
Human Relations, 2021
Pharmacologyonline, 2012
SAS journal of medicine, 2023
Drugs in R & D, 2012