Academia.eduAcademia.edu

EPISTEMOLOGI TASAWUF

PENDAHULUAN Artikel ini akan mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui epistemologi tasawuf, yang meliputi peran hati dalam tasawuf dan metode tazkiyah al-Nafs. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis. PEMBAHASAN A. Peran hati dalam tasawuf Dalam tradisi islam hati merupakan subsistem jiwa. Dari segi fungsi menurut Achmad Mubarok hati berfungsi berfungsi sebagai alat untuk memahami realita dan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan sehingga hati menjadi identik dengan akal. Ada delapan potensi hati yaitu hati bisa berpaling, merasa kecewa dan kesal, secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesusatu, berprasangka, menolak sesuatu, mengingkari, dapat diuiji, dapat ditundukkan, dapay diperluas dipersempit, juga bias ditutup rapat.

EPISTEMOLOGI TASAWUF TRI MUKTI HARYONO Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan e-mail : [email protected] PENDAHULUAN Artikel ini akan mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui epistemologi tasawuf, yang meliputi peran hati dalam tasawuf dan metode tazkiyah al-Nafs. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis. PEMBAHASAN A. Peran hati dalam tasawuf Dalam tradisi islam hati merupakan subsistem jiwa. Dari segi fungsi menurut Achmad Mubarok hati berfungsi berfungsi sebagai alat untuk memahami realita dan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan sehingga hati menjadi identik dengan akal. Ada delapan potensi hati yaitu hati bisa berpaling, merasa kecewa dan kesal, secara sengaja memutuskan untuk melakukan sesusatu, berprasangka, menolak sesuatu, mengingkari, dapat diuiji, dapat ditundukkan, dapay diperluas dipersempit, juga bias ditutup rapat. Ja’far, Gerbang Tasawuf Medan : Perdana Publishing, 6 Kandungan dalam hati manusia adalah penyakit, perasaan,, getaran, kedamaian, keberanian, cinta dan kasih saying, iman, kedengkian, kufur, kesesatan,penyesalan, panas hati, keraguan, kemunafikan dan kesombongan. Kondisi hati manusia bermacam-macam , ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Kondisi hati yang bersifat positif seperti hati yang bersih(qalb salim), hati yang bertobat(qalb munib), hati yang tenang (qalb muthma‟in ), hati yang menerima petunjuk (yahdih qalbih ), dan hati yang bertakwa ( takwa al-qulub ). Sedangkan kondisi hati yang bersifat negatif seperti hati yang keras ( ghalizh ), hati yang berdosa ( itsm al-qalbih ), hati yang tersumbat ( qulubuna ghalf ), hati yang ingkar (qulubihim munkarah ), dan hati yang kosong ( af‟idatihim hawa ). Kebanyakan sufi menilai bahwa akal manusia tidak mampu mencapai hakikat Allah Swt, dan Al-Quran menjelaskan bahwa kelemahan akal bisa ditutupin oleh hati yang damai. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa hati menjadi standar baik buruk dari jasmani manusia. Nabi Muhammad Saw. bersabda “..dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika kondisinya baik maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh badan.” B. Metode Takzkiyah al-Nafs Metode tazkiyah al-nafs merupakan metode kaum sufi dalam islam yang mengandalkan aktivitas penyucian jiwa untuk mendekatkan dirinkepada Allah Swt, dan menilai bahwa ilmu yang hakiki hanya diraih dengan cara mendekatkan diri kepda sosok yang Maha Mengetahui, bukan dengan metode observasi dan eksperimen atau juga metode rasional. Dalam al-Munqizh min al-Dhalal, al-Ghazali menyatakan bahwa kaum sufi mampu meraih musyahadah dan mukasyafah, sehingga mereka akan mampu menyaksikan dan mendengar suara-suara para malaikat dan ruh-ruh para nabi dengan hati meraka. Menurut al-Ghazali, seorang sufi hanya mampu meraih ma‟rifah sebagai maqam paling tinggi. Namun menurut Ibn „Arabi meyakini bahwa seorang sufi mampu mencapai bukan hanya ma‟rifah tetapi bahkan wahdat al-wujud. Ja’far, Gerbang Tasawuf Medan : Perdana Publishing, 6 Ibn al-Qayyim al-Jauziyah menyebut ilmu yang diraih oleh kaum sufi sebagai „ilm laduniyun, yakni ilmu yang diisyaratkan kepada ilmu yang diperoleh seorang hamba tanpa menggunakan sarana, tetapi berdasarkan ilham dari Allah, dan diperkenalkan Allah kepada hamba-Nya. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa hati harus dihiasi dengan ibadah, dan dijauhi dari jeratan nafsu, agar hati mampi meraih ilmu, menyaksikan dunia spiritual, dan menyingkap rahasia agama. Hati yang berperan pada tasawuf adalah hati yang bersih (qalb salim). Metodi tazkiyah al-nafs merupakan metode penyucian jiwa untuk mendekatkan dirinkepada Allah Swt. Ja’far, Gerbang Tasawuf Medan : Perdana Publishing, 6