PLANO MADANI
VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2017, 36 - 45
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
KAJIAN FUNGSI DAN PERAN KOTA DAN KABUPATEN
DI BIDANG EKONOMI DALAM PENYELENGGARAAN
METROPOLITAN CIREBON RAYA
Ade Wahyudi
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung (ITB)
Jl. Pelesiran No. 10 A, Bandung Wetan, Kota Bandung
Email:
[email protected]
Diterima (received): 28 Februari 2017
Disetujui (accepted): 31 Maret 2017
ABSTRAK
Metropolitan Cirebon Raya merupakan salah satu dari tiga Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) yang memiliki posisi strategis sebagai pusat aglomerasi penduduk, aktivitas
ekonomi, dan sosial masyarakat di Propivsi Jawa Barat. Seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat, maka hal ini mendorong terjadinya
peningkatan kebutuhan akan berbagai infrastruktur di kawasan perkotaan. Sehingga,
diperlukan adanya kajian dari fungsi dan peran dari masing-masing kota/kabupaten
terhadap penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya (MCR) yang berperan dalam
memberikan pelayanan skala pusat dan nasional agar terciptanya pembangunan
Metropolitan Cirebon Raya yang menunjukkan integritas dan sinergitas dalam
pelaksanaan pembangunan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode
campuran, yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama
baik dalam proses pengumpulan data dan analisis. Strategi metode campuran yang
digunakan adalah strategi transformatif konkuren, yang merupakan strategi yang
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara serempak serta didasarkan pada
perspektif teoritis tertentu. Hasil dari penelitian ini adalah Kota Cirebon memiliki fungsi
utama sebagai pusat perdagangan dan berperan sebagai pusat kegiatan dan pelayanan
MCR, Kabupaten Cirebon memiliki fungsi utama sebagai pusat pertanian dan berperan
sebagai sub-pusat kegiatan dan pelayanan MCR, Kabupaten Kuningan memiliki fungsi
utama sebagai Industri dan Manufaktur dan berperan sebagai sub-pusat kegiatan dan
pelayanan MCR, dan Kabupaten Majalengka memiliki fungsi utama sebagai pusat
pertanian dan berperan sebagai sub-pusat kegiatan dan pelayanan MCR.
Kata Kunci : fungsi, peran, metropolitan.
A. PENDAHULUAN
Pengembangan kawasan metropolitan di Jawa Barat dimulai dengan
mengembangkan tiga Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang didorong menjadi
kawasan metropolitan Jawa Barat. Salah satu kawasan yang akan dikembangkan
adalah Kawasan Metropolitan Cirebon Raya. Pengembangan Metropolitan
Cirebon Raya merupakan salah satu target pengembangan Jawa Barat sebagai
koridor perekonomian di Pulau Jawa. Namun, hingga saat ini belum terdapat
tindak lanjut terkait konsep pengembangan serta pembagian fungsi dan peran kota
serta kabupaten di bidang ekonomi dalam sistem Metropolitan Cirebon Raya,
sehingga perlu disusun sebuah kajian mengenai fungsi dan peran kota dan
kabupaten di bidang ekonomi terhadap penyelenggaraan Metropolitan Cirebon
Available online : http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
Raya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya kajian
mendalam mengenai peran dan fungsi kota dan kabupaten dalam bidang ekonomi
terhadap penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya. Tujuan dari penelitian ini
adalah merumuskan konsep fungsi dan peran kota dan kabupaten dalam bidang
ekonomi terhadap penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya. Sasaran dari
penelitian ini mengidentifikasi potensi kota dan kabupaten dalam dalam
Metropolitan Cirebon Raya, menyusun rumusan konsep fungsi kota dan
kabupaten sebagai pusat kegiatan dalam penyelenggaraan Metropolitan Cirebon
Raya, serta menyusun rumusan konsep peran. kota dan kabupaten sebagai pusat
kegiatan dalam penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya.
B. METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk merumuskan fungsi
kota dan kabupaten dalam Metropolitan Cirebon Raya. Metode kualitatif
digunakan untuk merumuskan peran dan pertimbangan-pertimbangan dalam
penentuan fungsi, fungsi dan peran kota dan kabupaten dalam penyelenggaraan
Metropolitan Cirebon Raya. Metode yang digunakan dalam menganalisis bidang
ekonomi adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Adapun metode analisa
yang digunakan adalah analisa sektor basis, analisa proporsi ekonomi, analisa laju
pertumbuhan ekonomi, analisa sektor unggulan, tipologi klassen, analisa
dominasi ekonomi dan metode kualitatif digunakan untuk meninjau kebijakan
pembangunan di aspek ekonomi, dalam hal ini yang ditinjau adalah RPJMD
kota/kabupaten, RIPPDA dan RTWN Jawa Barat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Fungsi
Pada dasarnya dalam penentuan fungsi kota/kabupaten dilihat dari dominasi
kegiatan ekonomi di Kawasan MCR. Kemudian dominasi kegiatan ekonomi
berdasarkan kepada analisis kontribusi sektor ekonomi di kota/kabupaten MCR
dalam kaitannya dengan ruang kota/kabupaten. Kemudian setelah diperoleh sektor
kontribusinya yang terbesar maka juga dilakukan analisis sektor basis dan non
basis untuk melihat sektor unggulan di masing-masing kota/kabupaten di MCR.
FUNGSI
UTAMA
FUNGSI
PENDUKUNG
Gambar 1. Penentuan fungsi kota/kabupaten
2. Analisis Dominasi
a. Analisa Kontribusi Ekonomi
Analisis kontribusi sektor ekonomi di kota-kabupaten di Kawasan MCR
dilakukan untuk mengetahui proporsi/kontribusi tiap sektor ekonomi terhadap
tiap total PDRB kota-kabupaten, sehingga diketahui sektor ekonomi yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap kota-kabupaten. Berdasarkan hasil
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
37
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
analisa maka di Kota Cirebon kontribusi terbesar berada di sektor pertanian
(16,2%), industri (20,5), konstruksi (11,8%), transportasi (7,1%) dan
perdagangan (16,55). Kabupaten Kuningan kontribusi terbesar terletak pada
pertanian (23,2%), konstruksi (8,8), perdagangan (17,7%), transportasi
(13,7%), serta jasa (8,9%). Kabupaten Majalengka kontribusi terbesar terletak
di pertanian (25,1%), industri (13,5), konstruksi (12,0) dan perdagangan
(8,2%). Kota Cirebon kontribusi terbesar terletak pada sektor industri (10,6%),
konstruksi (10,5), perdagangan (33,1%), transportasi (10,4%), dan jasa
keuangan (10,6%).
b. Analisa Sektor Basis
Analisis sektor basis menggunakan metode Location Quotient (LQ),
dilakukan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang berpengaruh kuat
terhadap perekonomian kota-kabupaten di Kawasan MCR.
Tabel 1. Kuadran dominasi sektor ekonomi di Kota Cirebon
Kontribusi
Sektor
-
Non Basis
Basis
-
-
Besar
Perdagangan besar dan
eceran; reparasi (33.06%)
Jasa keuangan dan
asuransi (10.58%)
Konstruksi (10.49%)
Transportasi dan
pergudangan (10.38%)
Industri pengolahan
-
Kecil
Pengadaan listrik dan gas
Pengadaan air dan pengelolaan sampah
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Informasi dan komunikasi
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan dan pertahanan
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa lainnya
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Pengadaan listrik dan gas
Real estate
Sumber : Hasil analisis, 2016
Tabel 2. Kuadran dominasi sektor ekonomi di Kabupaten Cirebon
Kontribusi
Sektor
Non
Basis
Basis
-
-
Besar
Pertanian, kehutanan,
perikanan (16.25%)
Konstruksi (11.82%)
Transportasi dan
pergudangan (7.07%)
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi
-
Kecil
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Jasa keuangan dan asuransi
Real estate
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintah dan pertahanan
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa lainnya
Pertambangan dan penggalian
Pengadaan listrik dan gas
Pengadaan air dan pengelolaan sampah
Informasi dan komunikasi
Sumber : Hasil analisis, 2016
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
38
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
Tabel 3. Kuadran dominasi sektor ekonomi di Kabupaten Kuningan
Kontribusi
Sektor
Basis
-
Non
Basis
-
Besar
Pertanian, kehutanan,
perikanan (23.23%)
Perdagangan besar dan
eceran; reparasi (17.69%)
Transportasi dan
pergudangan (13.71%)
Jasa pendidikan (8.89%)
Konstruksi (8.85%)
-
Kecil
Pengadaan air dan pengelolaan sampah
Informasi dan komunikasi
Jasa keuangan dan asuransi
Real estate
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan dan pertahanan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa lainnya
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Pengadaan listrik dan gas
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Sumber : Hasil analisis, 2016
Tabel 4. Kuadran dominasi sektor ekonomi di Kabupaten Majalengka
Kontribusi
Sektor
-
Besar
Pertanian, kehutanan, dan
perikanan (25.10%)
Perdagangan besar dan
eceran; reparasi (18.20%)
Konstruksi (12.0%)
-
Industri Pengolahan
-
Non
Basis
Basis
-
-
Kecil
Pertambangan dan penggalian
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Informasi dan komunikasi
Jasa keuangan dan asuransi
Real estate
Administrasi pemerintahan dan pertahanan
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa lainnya
Pengadaan listrik dan gas
Pengadaan air dan pengelolaan sampah
Transportasi dan pergudangan
Jasa perusahaan
Sumber : Hasil analisis, 2016
c. Dominasi Sektor Ekonomi
Dominasi sektor ekonomi adalah sektor basis di wilayahnya dan memiliki
kontribusi PDRB lebih dari rata-rata kontribusi sektor ekonomi secara
keseluruhan di wilayah tersebut. Analisis penentuan dominasi sektor ekonomi
dilakukan berdasarkan Tabel 5 kuadran dominasi berikut ini:
Tabel 5. Kuadran dominasi sektor ekonomi
Sektor
Basis
Non Basis
Kontribusi
Besar
Kuadran I
(Basis, Besar)
Kuadran III
(Non Basis, besar)
Kecil
Kuadran II
(Basis, Kecil)
Kuadran IV
(Non basis, kecil)
Sumber : Hasil analisis, 2016
Berdasarkan Tabel 6 kuadran dominasi sektor ekonomi diatas maka diperoleh
hasil kuadran dominasi sektor ekonomi di Kawasan MCR.
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
39
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
Tabel 6. Kuadran dominasi sektor ekonomi di Kota Cirebon
Kontribusi
Sektor
-
Basis
-
Non
Basis
-
Besar
Perdagangan besar
dan eceran; reparasi
(33.06%)
Jasa keuangan dan
asuransi (10.58%)
Konstruksi (10.49%)
Transportasi dan
pergudangan
(10.38%)
Industri pengolahan
-
Kecil
Pengadaan listrik dan gas
Pengadaan air, pengelolaan sampah
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Informasi dan komunikasi
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan, pertahanan
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa lainnya
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Pengadaan listrik dan gas
Real estate
Sumber : Hasil analisis, 2016
d. Analisa Sektor Ekonomi Unggulan
Analisis sektor unggulan dilakukan untuk mengidentifikasi sektor
ekonomi di kota/kabupaten di Kawasan MCR yang memiliki potensi paling
baik yang sedang berkembang maupun akan dikembangkan. Berdasarkan
analisis sektor basis yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya terlihat
bahwa kota/kabupaten di Kawasan MCR memiliki lebih dari satu sektor basis,
untuk itu dalam menganalisis sektor ekonomi unggulan maka dilakukan
beberapa analisis untuk memperjelas sektor ekonomi yang unggul dari
berberapa sektor basis yang ada. Untuk itu analisis yang akan digunakan
adalah analisis Dynamic Location Quotient (DLQ), Shift-Share dan Tipologi
Klassen.
1) Dynamic Location Quotient
Dynamic Location Quotient (DLQ) merupakan teknik menganalisis
perubahan sektor ekonomi yang terjadi selama kurun waktu tertentu dalam
perekonomian lokal, sehingga dapat diketahui perubahan atau reposisi
sektoral.Sehingga dapat diketahui potensi sektor ekonomi yang akan
menjadi sektor basis dimasa yang akan datang.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terdapat beberapa sektor
ekonomi di Kawasan MCR yang memiliki potensi menjadi sektor basis di
masa yang akan datang, dengan rincian per kabupaten/kota sebagai
berikut:
a) Kota Cirebon : terdapat tiga sektor ekonomi yang memiliki potensi
menjadi sektor basis di masa yang akan datang yaitu sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum, administrasi,
pemerintahan, pertahanan, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
b) Kabupaten Cirebon : terdapat delapan sektor ekonomi yang
memiliki potensi menjadi sektor basis di masa yang akan datang
yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, pengadaan listrik dan
gas, transportasi dan pergudangan, jasa keuangan dan asuransi,
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
40
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
administrasi pemerintahan, pertahanan, jasa pendidikan, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial, serta jasa lainnya.
c) Kabupaten Kuningan : terdapat enam sektor ekonomi yang
memiliki potensi menjadi sektor basis di masa yang akan datang
yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, pengadaan listrik dan
gas, pengadaan air, pengolahan sampah, real estate, administrasi
pemerintahan, pertahanan, serta jasa pendidikan.
d) Kabupaten Majalengka : terdapat delapan sektor ekonomi yang
memiliki potensi menjadi sektor basis di masa yang akan datang
yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, industri pengolahan,
pengadaan listrik, dan gas, pengadaan air, pengolahan sampah,
konstruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi, penyediaan
akomodasi dan makan minum, serta jasa kesehatan dan kegiatan
sosial.
2) Shift Share
Analisis shift-share digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan
kota/kabupaten di Kawasan MCR dalam kaitannya denganperekonomian
wilayah acuan (Provinsi Jawa Barat). Analisis ini menggunakan data 17
sektor ekonomi yang ada di kota/kabupaten di Kawasan MCR. Pada
analisis shift-share dapat diketahui sektor yang progresif/maju dan sektor
yang berkembang lamban.
Hasil analisis shift-share menunjukan bahwa kota/kabupaten di
Kawasan MCR terdapat beberapa sektor ekonomi yang pergerakannya
progresif terutama pada sektor ekonomi sekunder dan tersier. Sedangkan
pada sektor ekonomi primer semua kota/kabupaten memiliki pergerakan
yang lamban/mundur. Untuk lebih jelasnya mengenai sektor yang
memiliki pergerakan progresif dapat dilihat pada rincian berikut ini :
a) Kota Cirebon : terdapat enam sektor ekonomi yang memiliki
pergerakan yang progresif yaitu penyediaan akomodasi dan makan
minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya.
b) Kabupaten Cirebon : terdapat sembilan sektor ekonomi yang memiliki
pergerakan yang progresif yaitu pengadaan listrik dan gas, konstruksi,
transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, jasa
keuangan dan asuransi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya.
c) Kabupaten Kuningan : terdapat sepuluh sektor ekonomi yang
memiliki pergerakan yang progresif yaitu pengadaan air, pengolahan
sampah, konstruksi, transportasi dan pergudangan, informasi dan
komunikasi, jasa keuangan dan komunikasi, real estate, jasa
perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan
jasa lainnya.
d) Kabupaten Majalengka : terdapat sembilan sektor ekonomi yang
memiliki pergerakan yang progresif yaitu pengadaan listrik dan gas,
pengadaan air, pengelolaan sampah, konstruksi, perdagangan besar,
dan eceran, reparasi, penyediaan akomodasi dan makan minum,
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
41
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
informasi dan komunikasi, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan
kegiatan sosial dan jasa lainnya.
3) Tipologi Klassen
Analisis tipologi klassen digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
kota/kabupaten di Kawasan MCR. Tipologi klassen menggunakan data
kontribusi dan laju pertumbuhan ekonomi tiap kota/kabupaten di Kawasan
MCR dan Provinsi Jawa Barat. Hasil analisis tipologi klassen menunjukan
bahwa terdapat beberapa sektor ekonomi yang berpotensi sebagai sektor
unggulan. Rincian dari sektor ekonomi pada tiap kota/kabupaten sebagai
berikut :
a) Kota Cirebon : terdapat dua sektor ekonomi yang unggul yaitu
penyediaan akomodasi dan makan minum, dan administrasi
pemerintahan, pertahanan.
b) Kabupaten Cirebon : terdapat empat sektor ekonomi yang unggul
yaitu pertanian, kehutanan, dan perkebunan, jasa keuangan dan
asuransi, administrasi pemerintahan dan pertahanan dan jasa
kesehatan dan kegiatan sosial.
c) Kabupaten Kuningan : terdapat tiga sektor ekonomi yang unggul
yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jasa pendidikan.
d) Kabupaten Majalengka : terdapat empat sektor ekonomi yang unggul
yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan
penggalian, konstruksi, dan penyediaan akomodasi dan makan
minum.
e. Sektor Unggulan di Kawasan MCR
Penetapan sektor ekonomi unggulan kabupaten/kota di Kawasan MCR
berdasarkan analisis sektor basis dengan mempertimbangkan Analisis DLQ,
Shift-share, dan tipologi klassen, dengan menggunakan asumsi sektor
unggulan adalah sektor basis yang minimal merupakan sektor ekonomi yang
berpotensi berdasarkan dua analisis yaitu Analisis DLQ dan/atau Analisis
shift-share dan/atau Analisis Tipologi Klassen. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sektor unggulan di Kawasan MCR
Wilayah
Kab Cirebon
Kab Kuningan
Sektor Unggulan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (2.8)
Pertanian, kehutanan, perikanan (2.0)
Jasa pendidikan (1.9)
Jasa lainnya (1.8)
Transportasi dan pergudangan (1.6)
Administrasi pemerintah, pertahanan (1.5)
Jasa keuangan dan asuransi (1.4)
Jasa pendidikan (3.3)
Pertanian, kehutanan, perikanan (2.9)
Administrasi pemerintahan, pertahanan (1.9)
Pengadaan air, pengelolaan sampah (1.2)
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
42
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
Kab
Majalengka
Kota Cirebon
Pertanian, kehutanan, dan perikanan (3.1)
Konstruksi (1.5)
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (1.5)
Penyediaan akomodasi dan makan minum (1.4)
Perdagangan besar dan eceran; reparasi (1.1)
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (3.0)
Penyediaan akomodasi dan makan minum (2.0)
Administrasi pemerintahan, pertahanan (1.8)
Sumber : Hasil analisis, 2016
f. Hasil Analisa Fungsi
Berdasarkan hasil gabungan analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
masing-masing kota dan kabupaten memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam
penyelenggaraan Kawasan MCR.
Tabel 8. Fungsi penilaian kapasitas terhadap aspek dominan
Wilayah
Kota Cirebon
Fungsi utama
Perdagangan
Kabupaten Cirebon
Pertanian
Kabupaten Kuningan
Pertanian
Kabupaten Majalengka
Pertanian
Fungsi pendukung
Jasa, pariwisata, pertanian dan
industri
Industri, perdagangan, jasa dan
pariwisata
Industri,
perdagangan,
pariwisata, dan jasa
Perdagangan, jasa, industri dan
pariwisata
Sumber : Hasil analisis, 2016
g. Analisa Peran
Pada dasarnya, analisa peran masing-masing kota dan kabuaten dibagi
menjadi pusat Kawasan MCR dan sub-pusat Kawasan MCR. Penentuan peran
didasarkan kepada hasil dari analisa fungsi dan kebijakan serta arahan dari
RPJMD masing-masing kota kabupaten dalam penyelenggaraan MCR.
Berikut Tabel 9 peran kota dan kabupaten dalam MCR:
Tabel 9. Analisa penentuan peran kota dan kabupaten dalam MCR
Wilayah
Kota
Cirebon
-
-
Kabupaten
Cirebon
Potensi
Sektor Tersier merupakan
penggerak utama ekonomi
kota.
Kelengkapan
fasilitas
perdagangan dan jasa.
Pusat pergerakan barang
dan jasa.
Memiliki Potensi pariwisata
budaya
dan
sejarah
(keraton).
- Memiliki sektor basis di
sektor primer dan tersier
Fungsi
Utama
Perdagangan
Pendukung
Jasa, pariwisata,
pertanian
dan
industri
Utama
Pertanian
Peran
- Pusat
kegiatan
metropolitan
- Perdagangan dan
jasa
- Sub
kegiatan
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
pusat
43
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
Wilayah
-
Kabupaten
Kuningan
-
Kabupaten
Majalengka
-
-
Potensi
(jasa kesehatan, keuangan,
pendidikan,
transportasi,
administrasi pemerintahan).
Memiliki industry kerajinan
skala
local
dan
internasional.
Ada rencana pengembangan
kawasan industry.
Sektor primer, sekunder dan
tersier merupakan sektor
basis. (Jasa Pendidikan,
Pertanian
Kehutanan,
Administrasi Pemerintahan,
Pengadaan air)
Memiliki potensi wisata
alam
Memiliki
potensi
pengembangn
kawasan
industry.
Sektor Primer dan tersier
merupakan sektor basis
(Pertanian, konstruksi, jasa
keshatan,
akomodasi,
perdagangan).
Fungsi
Pendukung
Industri,
perdagangan, jasa
dan pariwisata
Utama
Pertanian
Pendukung
Industri,
perdagangan,
pariwisata,
dan
jasa
Utama
Pertanian
Pendukung
Perdagangan,
jasa, industri dan
pariwisata
Peran
metropolitan
- Industri
pengolahan
(kerajinan)
- Sub
pusat
kegiatan
metropolitan
- Pertanian
&
konservasi
- Sub
pusat
kegiatan
metropolitan
- Industri
pengolahan
Sumber : Hasil analisis, 2016
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Kota/kabupaten yang termasuk dalam deliniasi Metropolitan Cirebon Raya
memiliki berbagai potensinya masing-masing yang dapat dikembangkan.
Potensi kota/kabupaten tersebut dapat dikembangkan sehingga
memberikan nilai tambah terhadap pendapatan asli daerahnya, serta dapat
menjadi sektor kegiatan ekonomi utama.
b. Konsep fungsi dan peran masing-masing kota/kabupaten dirumuskan
melalui kajian dan analisis terhadap aspek-aspek perencanaan dan
pembangunan kota. Fungsi kota/kabupaten dirumuskan melalui kajian
terhadap potensi dan kapasitas kota/kabupaten. Penentuan peran
didasarkan kepada hasil dari analisa fungsi dan kebijakan serta arahan dari
RPJMD masing-masing Kota Kabupaten dalam penyelenggaraan MCR.
c. Fungsi utama dari Kota Cirebon adalah perdagangan dengan peran sebagai
Pusat Kegiatan Metropolitan, Fungsi utama dari Kabupaten Cirebon
adalah pertanian dengan peran sebagai sub-pusat kegiatan metropolitan,
fungsi utama dari Kabupaten Kuningan adalah pertanian dengan peran
sebagai sub-pusat kegiatan metropolitan, fungsi utama dari Kabupaten
Majalengka adalah pertanian dengan peran sebagai sub-pusat kegiatan
metropolitan. Namun fungsi pendukung dari masing-masing kota dan
kabupaten berbeda-beda dalam mendukung penyelenggaraan MCR yang
disesuaikan dengan keunggulan dari masing-masing kawasan.
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
44
Ade Wahyudi, Kajian Fungsi dan Peran Kota dan Kabupaten di Bidang Ekonomi dalam
Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
2. Rekomendasi
a. Perlunya disusun masterplan Metropolitan Cirebon Raya sehingga
menjadi rencana yang lebih operasional dalam penerapan kebijakan
diatasnya
b. Perlunya kerjasama antar kota/kabupaten dalam berbagai aspek
perencanaan dan pembangunan kota agar terwujud integrase kawasan dan
efisiensi pelayanan
c. Perlunya suatu lembaga khusus yang menangani Metropolitan Cirebon
Raya agar terdapat lembaga yang mewadahi setiap bentuk penyusunan
kebijakan maupun kegiatan dalam kawasan Metropolitan Cirebon Raya.
DAFTAR PUSTAKA
Angotti. (1993). Metropolis 2000. London: Routhledge.
Bourne, L. S. (1971). Internal Structure of The City. New York: Oxford
University Press.
Cirebon, B. P. (2014). Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota
Cirebon. Cirebon: Bappeda Cirebon.
Doxiadis, C. A. (1968). Eksitos an Intraduction to the Science of Human
Settelment. London: Works Press.
Badan Pusat Statistik. (2014). Kota Cirebon dalam Angka 2014.
Badan Pusat Statistik. (2014). Kabupaten Cirebon dalam Angka 2014.
Badan Pusat Statistik. (2014). Kabupaten Kuningan dalam Angka 2014.
Badan Pusat Statistik. (2014). Kabupaten Majalengka dalam Angka 2014.
Badan Pusat Statistik. (2014). Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2014.
Volume 6 Nomor 1 – April 2017 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973
45