Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
17 pages
1 file
TOKOH AL BATTANI MERUPAKAN TOKOH ASTRONOMI DAN TRIGONOMETRI
Pengembangan Baitul Mal wat Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. tantangan tersebut meliputi permodalan, sistem operasional, dan ketersediaan sumber daya manusia. Selain itu, Juga menyebutkan bahwa BMT menghadapi tantangan dalam hal pengembangan produk dan jasa, manajemen risiko, dan pemasaran. Namun, BMT juga memiliki peluang dalam mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia. BMT memiliki peluang dalam memberdayakan UMKM. BMT dapat memberikan pembiayaan yang mudah dan murah bagi UMKM, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1 Selain itu, BMT dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin memperoleh pembiayaan dengan prinsip syariah walaupun terdapat beberapa rintangan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, BMT dapat mengembangkan strategi yang tepat. Strategi pengembangan BMT dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan produk dan jasa yang inovatif, dan memperluas jangkauan pelayanan. Selain itu, Juga menyebutkan bahwa BMT dapat melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lainnya untuk meningkatkan permodalan. Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang, BMT perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Dalam, BMT disarankan untuk mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan pelayanan. Dengan demikian, BMT dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian masyarakat Indonesia. 2
This article aims to examine the wujūdiyyah teaching of 'Abd al-Lāh bin 'Abd al-Qahhār al-Bantanī in his Mashāhid al-Nāsik fī Maqāmāt al-Sālik. Although he was a great ulama in the period of Sultan Abū al-Na╣r 'Ārif Shifā' Zayn al-'Āshiqīn-the ruler of Banten Sultanate in the eighteenth century-his name was rarely mentioned in the history of Banten. The Sultan asked him to write a book on wujūdiyyah that especially deals with tajalliyāt. The polemics over wujūdiyyah in Banten is different from those of Aceh. In Banten, there is no information whether the Sultan banned or considered the adherents of wujūdiyyah teaching as infidel (unbeliever). Regarding tajalliyāt, al-Bantani explains it in relation to the tajallī phases of God over the realm that he divides into four: 'ālam ilāhī, ‗ālam jabarūt, ‗ālam malakūt and 'ālam nāsūt. His concept about these worlds is different from al-Burhanpurī's Martabat Tujuh and from those of H{ amzah Fan╣ūrī, al-Jīlī as well as Ibn 'Arabī. Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengkaji ajaran wujūdiyyah dari 'Abd al-Lāh bin 'Abd al-Qahhār al-Bantanī dalam bukunya Mashāhid al-Nāsik fī Maqāmāt al-Sālik. Meskipun ia adalah seorang ulama besar di masa Sultan Abū al-Na╣r 'A< rif Shifā' Zayn al-'A< shiqīn-penguasa Banten Kesultanan di abad XVIII-namanya jarang disebut-sebut dalam sejarah Banten. Sultan memintanya untuk menulis sebuah buku tentang wujūdiyyah yang terutama berhubungan dengan tajalliyāt. Mengenai tajalliyāt, al-Bantani menjelaskan hal itu dalam kaitannya dengan fase tajalli Allah atas segala kenyataan yang dibaginya menjadi empat, yaitu: 'ālam ilāhī, ‗ālam jabarūt, ‗ālam malakūt dan ‗ālam nāsūt. Konsep mengenai dunia ini berbeda dari Martabat Tujuh karya al-Burhanpurī dan karya-karya H{ amzah Fan╣ūrī, al-Jīlī serta Ibn 'Arabī.
Telah berakhir pemilihan Kepala Daerah secara serentak tiga bulan silam, Banten memiliki Gubernur terpilih yang dilakukan secara Demokratis, meskipun menyisakan kekecewaan bagi sebagian masyarakat karena perbedaan suara yang tipis. Namun haruslah kita maklumi, karena itu bagian dari konsekuensi Demokrasi, yang harus dilakukan saat ini adalah mengawal pemerintahan yang baru agar harapan masyarakat secara umum dapat terpenuhi melalui visi dan misi yang sudah dikampanyekan saat pencalonan. Baiknya, sebagai masyarakat Banten, kita tidak boleh tersekat dikarenakan hanya pada pilihan yang berbeda, tapi harus turut serta dalam pembangunan, itulah ciri dari masyarakat Demokratis dan Madani. Dr. Wahidin Halim, M.Si dan Andhika Hazrumy, M.AP. sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten terpilih wajib melakukan depolarisasi dari pergesekan pasca pemilu. Karena ketidakpuasan sebagian kalangan jelas akan menghambat pembangunan yang akan dilakukan, karenanya aktifitas menyatukan berbagai elemen masyarakat dari imbas pemilu jelas akan makin memperbesar sekat apabila tidak dirangkul. Tujuan yang ingin dicapai pun seperti visi dan misi yang sudah dicanangkan tidak akan berwujud apabila tanpa peran serta masyarakat. Sedikit mengingatkan kembali, saat kampanye lalu pasangan terpilih ini mengusung visi banten yang maju, mandiri, berdayasaing, sejahtera dan berakhlakul karimah, serta misi menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur, meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas, meningkatkan akses dan pemereataan pelayanan kesehatan berkualitas dan meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Seperti pada umumnya, setiap politisi yang mencoba peruntungan dalam pertarungan politik, seperti pemilihan kepala daerah beberapa waktu lalu misalnya, selalu mengusung visi dan misi yang begitu muluk, serta program kerja yang begitu brilian, namun tanpa memperhatikan realita sesungguhnya keadaan masyarakat dan ketersediaan anggaran, sehingga sebagian besar angan-angan surganya tidak dapat direalisasikan. Sehingga momentum lima tahunan yang dihelat untuk memilih kepala daerah hanya menjadi rutinitas formalistik belaka, karena belum menyentuh hal-hal substansial, seperti pembangunan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Jadi jika kita lihat kacamata ilmiah perlu kita pertanyakan Demokrasi yang tersedia di Indonesia, terutama sekali kondisi banten, mengapa konstruksi demokrasi tidak berbanding lurus dengan pemakmuran masyarakatnya? Perlembagaan Demokrasi Formalistik Masih ingat di benak kita tentunya bagi yang pernah merasakan pemerintahan Orde Baru, Otoriterianisme dibangun untuk melanggengkan kekuasaan politik yang dikemas dalam bentuk kekaryaan atau disebut sebuah rezim yang mementingkan kepentingan golongan yang terlibat dalam program kekaryaan Presiden Suharto pada masa itu (kelompok ini disebut Golongan Karya), sehingga 1 Penulis merupakan Peneliti di YS Institute dan Mahasiswa S2 Program Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, Jakarta.
SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM, 2024
Dalam tradisi pesantren, kajian tentang menuntut ilmu (thalabul ilmi) telah menjadi tradisi yang mengakar sejak lama. Tradisi intelektual di kalangan pesantren benar-benar telah mengakar, terbukti dengan beberapa karya intelektual yang dihasilkan oleh para ulama di kalangan pesantren. Para ulama tersebut antara lain adalah Syeikh Nawawi Al-Bantani, Sebagaimana diketahui bahwa Ia merupakan seorang ulama salaf pemikir yang menghasilkan karya-karya besar yang terkenal, beliau merasa bahwa sangat pentingnya seorang pribadi yang memiliki keimanan yang kuat, kesempurnaan aqidah dan akhlak serta pendidikan yang berkualitas dan memadai harus dimiliki oleh setiap orang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji apa saja yang menjadi pemikiran-pemikiran Syeikh Nawawi tentang pendidikan, diskripsi pemikiran Syeikh Nawawi tentang nilia-nilai pendidikan akhlak dan relevansi akhlak terhadap anak pelajar sekarang. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang mengandalkan bahan-bahan kepustakaan sebagai sumber informasi untuk menjawab tentang pokok-pokok pemikiran dari Syekh Nawawi Al-Bantani yang berkaitan dengan pendidikan dalam perspektif pendidikan Islam. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pemikiran Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam pendidikan rasanya masih bisa diterapkan untuk beberapa hal, khususnya adalah pendidikan dalam bidang akhlak, karena di era modern ini yang hilang dari kita adalah akhlak, namun perlu diakui bahwa tidak ada teori yang mutlak kebenarannya, karena itu perpaduan berbagai teori tetap diperlukan untuk memajukan pendidikan Indonesia khususnya pendidikan Islam.
2015
Aula STIKOM ini berletak di lantai 4 bangunan STIKOM Bali yang dilengkapi dengan empat sound system dan enam AC yang selalu siap digunakan kapapun. Aula yang dapat menampung peserta sebanyak 300. orang ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan seminar, baik seminar nasional maupun internasional, pelatihan dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di STIKOM Bali serta acara-acar musik dan yang lainnya. Selain itu Aula STIKOM Bali ini juga sering digunakan untuk rapat-rapat besar seperti rapat kemahaiswaan, rapat anggota Ormawa dan yang lainya
Every product goe s through a cycle from birth, followed by an initial growth stage, a relatively stable matured period, and finally into a declining stage that eventually ends in the death of the product as shown schematically in
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
M.R. Picuti, Nuove acquisizioni epigrafiche dall'area urbana di Bevagna, in Bollettino storico della città di Foligno, XIV, 1990, pp. 462- 481, 1990
Heythrop Journal, 2023
Polish Journal of Environmental Studies, 2019
Kültür Araştırmaları Dergisi, 2022
El Correo del Golfo
LAPORAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK- PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA HANSISI, KECAMATAN SEMAU, KABUPATEN KUPANG OLEH MAHASISWA/I UNWIRA, 2023
Computers & Industrial Engineering, 2006
Tópicos, Revista de Filosofía, 2016
Israel Exploration Journal, 1986
Aether: Journal of Media Geography, 2009
AkMen JURNAL ILMIAH, 2023
Afriyane Ismandela, 2024
International Surgery Journal, 2016
Plant physiology, 2018
JACC. Cardiovascular interventions, 2018