Academia.eduAcademia.edu

TUGAS MATA KULIAH ESKATOLOGI

Sebagai orang percaya, umat Kristen percaya akan kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya. Kapankah waktunya memang tidak ada seorangpun yang tahu. Pada tahun 2012, dunia dibuat gempar dengan adanya ramalan dari suku Maya Kuno yang mengatakan akan adanya kiamat pada 21 Desember 2012. Perhitungan tersebut didasarkan atas perhitungan panjang Maya kuno yang mengakhiri siklus 400 tahun yang disebut b'ak'tun (Azzura, 2015, para 1). Namun pada kenyataannya ramalan tersebut tidak terbukti kebenarannya. Hingga hari ini dunia dan isi bumi masih dalam keadaan utuh. Ada banyak ramalan tentang bagaimana dunia ini akan berakhir. Tidak jarang beberapa pendeta dari berbagai dunia juga menyatakan dunia akan kiamat pada satu tanggal tertentu. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan firman TUHAN, karena dalam Matius 24:36 tertulis "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikatmalaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." Perlu diketahui, bahwa kesudahan bumi atau akhir zaman bukanlah yang menjadi fokus utama kita, melainkan bagaimana caranya mempersiapkan diri untuk bertemu dengan sang mempelai pria, Yesus Kristus. Seperti kisah lima orang gadis bodoh dan bijaksana dalam Matius 25:1-13, Yesus mengingatkan kita untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong kedatanganNya. Kita tidak dituntut untuk menjadi pintar, namun kita dituntut untuk bijaksana dalam mempersiapkan diri. Natalya Batubara 2016

TUGAS MATA KULIAH ESKATOLOGI Menjadi Umat yang Siap Berjumpa dengan Yesus Ditulis oleh: Natalya Batubara Nim: 874.31 Latar Belakang Sebagai orang percaya, umat Kristen percaya akan kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya. Kapankah waktunya memang tidak ada seorangpun yang tahu. Pada tahun 2012, dunia dibuat gempar dengan adanya ramalan dari suku Maya Kuno yang mengatakan akan adanya kiamat pada 21 Desember 2012. Perhitungan tersebut didasarkan atas perhitungan panjang Maya kuno yang mengakhiri siklus 400 tahun yang disebut b'ak'tun (Azzura, 2015, para 1). Namun pada kenyataannya ramalan tersebut tidak terbukti kebenarannya. Hingga hari ini dunia dan isi bumi masih dalam keadaan utuh. Ada banyak ramalan tentang bagaimana dunia ini akan berakhir. Tidak jarang beberapa pendeta dari berbagai dunia juga menyatakan dunia akan kiamat pada satu tanggal tertentu. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan firman TUHAN, karena dalam Matius 24:36 tertulis “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Perlu diketahui, bahwa kesudahan bumi atau akhir zaman bukanlah yang menjadi fokus utama kita, melainkan bagaimana caranya mempersiapkan diri untuk bertemu dengan sang mempelai pria, Yesus Kristus. Seperti kisah lima orang gadis bodoh dan bijaksana dalam Matius 25:1-13, Yesus mengingatkan kita untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong kedatanganNya. Kita tidak dituntut untuk menjadi pintar, namun kita dituntut untuk bijaksana dalam mempersiapkan diri. Natalya Batubara 2016 Mempersiapkan diri untuk berjumpa Dengan Yesus Akhir Zaman, Kapankah itu? Sedari mengikuti sekolah minggu hingga saat ini membahas akhir zaman dan tanda-tandanya merupakan topik yang menarik bagi orang Kristen. Dikutip dari www.jawaban.com, tahun 1972 sebuah film tentang pengangkatan dengan judul Thief in The Night dirilis. Film pertama dari empat seri film ini dirilis pada tahun 1972, disutradarai oleh Donald W. Thompson. Kisah ini didasari oleh ayat di I Tesalonika 5:2 dimana Paulus memperingatkan jemaat bahwa hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada film ini digambarkan orang-orang yang masuk dalam masa-masa sukar harus menerima tanda dari "Si Jahat" di dahi dan tangan mereka, atau mereka tidak bisa membeli makanan atau minuman. Angka 666 ditujukan kepada Antichrist seperti yang dituliskan dalam Wahyu 13:16-18. Film ini dilanjutkan dalam 3 seri selanjutnya, yaitu : A Distant Thunder (1978), Image of The Beast (1981) dan The Prodigal Planet (1983). Setelah itu, beberapa film dengan tema pengangkatan seperti Left Behind dan Apocalypse pun sempat menjadi perbincangan hangat pada tahunnya. Banyak yang meramalkan tentang waktu dan jam dimana dunia akan kiamat. Bahkan Presiden World Bible Society Dr. F. Kenton Beshore menyatakan bahwa akhir dari dunia ini adalah sebelum tahun 2012, dan kedatangan Yesus Kristus akan terjadi antara tahun 2018 dan 2028. (www.christianpost.com) Beshore memulai pelayanannya di usia 19 tahun dan telah menerima lima gelar doktor dalam teologi, hari ini memimpin World Bible Society, sebuah organisasi Kristen yang telah mendistribusikan hampir 60 juta eksemplar Alkitab ke lebih dari 65 negara di seluruh dunia (www.raptureready.com). Selain Beshore masih banyak tokoh-tokoh agama Kristen lainnya yang memberikan ramalan kapan Yesus akan datang kedua kalinya. Jonggi Cho menafsirkan kiamat pada tanggal 28 Oktober 1992, Harold Camping meramalkan kiamat akan terjadi 6 September 1994, ramalan suku Maya tentang kiamat yang akan terjadi tanggal 12 Desember 2012. Namun semuanya itu tidak terbukti kebenarannya. Mengapa orang-orang begitu fokus kepada waktu, tanggal, jam dan harinya akhir zaman? Bukankah dalam Matius 24:36 tertulis “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Artinya, tidak seorangpun tahu kecuali Bapa sendiri. Mengapa orang-orang menyusahkan diri sendiri dan membuat dirinya ‘sok tahu’ dengan jadwal kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya? Tetapi, bagi orang percaya Yesus memberitahukan bahwa kita akan mengetahui kalau waktunya sudah dekat (Matius 24:33). Hanya jam dan harinya tidak diberitahukan. Mengetahui dalam hal ini adalah dengan memperhatikan tanda-tanda kesudahan zaman yang dituliskan dalam Alkitab. Mempersiapkan diri akan kedatangan Yesus Mengenai waktu kesudahan zaman bukanlah yang menjadi fokus anak-anak Tuhan saat ini. Benar sejak dari dulu akhir zaman sudah dikumandangkan hingga hari ini bumi masih dalam keadaan yang sama. Yesus belum datang kedua kalinya, pengangkatan belum terjadi. Hanya gejala-gejala alam dan nubuat-nubuatan dalam kitab Daniel, Yeremia, Wahyu dan kitab-kitab lainnya sudah mulai tergenapi. Itu artinya waktunya sudah semakin dekat. Seharusnya yang menjadi fokus kita akhir-akhir ini adalah bagaimana dengan persiapan kita untuk menyongsong kedatangan Yesus. Bukan sibuk memikirkan waktu dan teknik penyelamatan diri seperti yang dilakukan oleh seorang pria China yang membangun bahtera Nuh karena takut akan kiamat (Takut Kiamat, Seorang pria China bikin Bahtera Nuh (http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/12/11/28/me72nc-takut-kiamat-pria-cina-bikin-bahtera-nuh). Persiapan anak-anak Tuhan bukanlah sekedar teknik penyelamatan diri seperti latihan militer, atau penyelamatan ala Tim SAR, dan sebagainya. Tetapi lebih merujuk kepada persiapan rohani kita, hubungan kita dengan Kristus. Mengenal dan Mengalami Perjumpaan Pribadi dengan Kristus yang akan Menjadi Juruselamat Ketika kita mengalami suatu bencana dan dalam keadaan yang sulit kita memerlukan seorang / regu penyelamat atau lebih sering disebut juruselamat. Karena yang akan kita hadapi pada kesudahan zaman bukanlah bencana alam biasa, bukan kematian biasa, dan penderitaan yang biasa-biasa saja maka diperlukan Juruselamat yang luar biasa. Pribadi yang tepat untuk penyelamatan ini adalah Yesus Kristus. Seperti apakah Yesus Kristus itu? Kita sebenarnya tidak tahu bagaimana penampilan dan wajah Yesus, walaupun banyak pelukis telah mencoba untuk melukis sesuai kemiripan Dia. Yesus adalah pribadi yang murah hati, penuh kasih, dan belas kasihan. Dan semua orang yang bertemu dan mengenal Yesus entah bagaimana berubah oleh perjumpaan tersebut. Tidak ada satupun orang tidak mengalami perubahan setelah bertemu dengan Yesus. Karena Dia adalah Firman yang Hidup. Sebagai pencipta dunia dan isinya, dengan tidak meragukan kematian dan kebangkitanNya pada hari ketiga maka menjadikan Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita adalah hal yang tepat. Kita harus mengundang Yesus Kristus untuk datang dan memberi kehidupan yang baru dalam hidup kita, maka segala hal akan berubah. Status kita di hadapan Allah diubahkan untuk selamanya. Hubungan kita kepada masyarakat, teman dan keluarga kita juga diubah. Bahkan karakter dan gaya hidup kita mulai berubah dan terus-menerus berubah hingga kita masuk dalam kekekalan – tempat kita benar-benar diubahkan. Yesus menyingkapkan dengan jelas bahwa siapapun dapat mendapatkan hidup yang kekal, jika orang itu percaya kepada Dia. Setiap orang yang bersedia untuk percaya, dan bersedia mematuhi mandat untuk hidup baru. Yesus datang kedunia bukan untuk membawa agama. Dia datang untuk semua suku, semua bahasa, semua bangsa, dan semua orang. Dia tidak pernah membatasi diriNya dan tidak memberikan keselamatan kekal untuk golongan tertentu. Dia memperjelas bahwa kerajaan Allah tidak dapat dimasuki dengan perbuatan baik. Perbuatan baik hanyalah akibat dari budaya Kristus yang telah menyerap dalam hidup kita. Nilai-nilai apapun yang dihasilkan oleh perbuatan baik tidak akan cukup. Kita cukup memegang Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Agama adalah ciptaan manusia. Injil adalah pemberian Allah. Agama adalah tindakan manusia bagi Allah. Injil adalah tindakan Allah bagi manusia. Agama enak dipandang, Injil enak didengar. Agama dapat menjadi sandiwara. Injil selalu menjadi daya tarik akan kuasa Allah untuk memperoleh keselamatan (Roy Gustafson). Mengenal pribadi yang akan menyelamatkan kita adalah hal yang baik. Namun menjaga hubungan baik denganNya juga merupakan hal yang penting. Kita tidak dapat melandaskan kekekalan pada perkataan guru atau pendeta, atau teman daripada bertemu Yesus secara pribadi. Kita perlu mencari Allah setiap hari. Kekristenan yang sejak lahir dari kandungan tidak menjamin kita bisa masuk dalam kekekalan. Mencari Allah bukanlah satu peristiwa yang terjadi hanya sekali saja, dan itu seharusnya tidak hanya dilakukan hanya pada saat pergi ke gereja pada hari Minggu atau kebaktian di hari lainnya. Yesus merespons mereka yang memiliki hati yang penasaran. Allah tidak akan memaksa diri-Nya masuk dalam hidup kita. Dia datang jika diberi undangan, dan kita harus membuka pintu itu sendiri. Mari kita berkomitmen untuk bertemu dengan Yesus setiap hari. Siapapun kita, di mana pun kita, apa pun yang kita lakukan, kita dapat berjumpa dengan Yesus. Datanglah kepada Dia dengan keadaan kita yang apa adanya, tetapi bersiaplah untuk percaya bahwa Dia mengasihi kita dan Dia mati bagi dosa-dosa kita. Kemudian bersiaplah untuk menjadi bagian kerajaanNya. Menyiapkan Pakaian Pesta (Hidup sebagai Ciptaan Baru) Yesus mengatakan bahwa kerajaan itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya, dan menyuruh hamba-hambanya untuk memanggil orang untuk datang ke pesta. Dalam perumpaan tentang perjamuan kawin (Matius 22:1-14), tersimpan dua kisah yang berbicara tentang hari-hari terakhir. Kisah pertama tentang orang yang menolak undangan, dan kisah kedua tentang orang yang tidak menggunakan pakaian pesta dalam acara pesta raja itu. Hal ini berarti, di hari-hari terakhir ini ada orang yang menolak undangan , sehingga raja harus mengubah rencana tentang siapa yang akan diundang ke pestanya, sehingga pestanya penuh dengan tamu dadakan. Tetapi ada satu bagian yang penting yang Yesus jelaskan sebagai suatu peringatan supaya kita tidak melakukan kesalahan dengan tidak menggunakan pakaian pesta dalam acara pesta itu. Ketika kita akan berjumpa dan memenuhi undangan Yesus, kita harus mengganti pakaian lama kita dengan pakaian yang baru. Wahyu 3:5 “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikatNya.” Pakaian putih bagi orang Yunani dapat melambangkan tiga hal, kesucian, suasana sukacita di dalam pesta dan kemenangan. Pakaian menurut Kamus Alkitab dipandang sebagai kepribadian seseorang, karakter, kondisi atau perilaku seseroang. Pakaian lama adalah karakter kita yang lama, yang buruk dan tidak berkenan kepada Allah, digantikan dengan pakaian pesta yaitu ketulusan, kemurnian, dan pengabdian kita kepada Tuhan. Apabila kita sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, hendaknya seluruh kehidupan kita dibaharui menjadi baru. Karakter kita yang pemarah diubah menjadi lebih sabar, perilaku kita yang suka membicarakan kelemahan orang lain diubah menjadi pemberi dukungan kepada orang lain. Mari kita izinkan Yesus menjadikan kita ciptaan yang baru. Izinkan Dia untuk mengubah kita secara mendalam agar hidup rohani kita menjadi autentik, dan tidak mudah puas dengan standard manusia, tetapi kita hidup menurut standardnya Tuhan. Berbicara tentang pakaian pesta itu berbicara tentang sesuatu yang harus dipersiapkan, sesuatu yang harus dikerjakan, sesuatu yang harus diperjuangkan, sesuatu yang harus dipertahankan, dan sesuatu yang harus diselesaikan sampai garis akhir. Untuk itu di hari-hari terakhir ini, biarlah kita mengerti sisi penting yang harus dipertahankan di hadapan Tuhan, dan jangan sampai kehilangan yang utama dihadapanNya. Ingatlah bagaimana kisah Esau telah menjual hak kesulungannya demi semangkuk bubur kacang merah. Esau tidak menyangka apa yang dijualnya dengan sangat murah, ternyata benar-benar telah terjual. Ketika ia ingin mengambilnya kembali, sudah tidak ada lagi yang menjadi bagiannya. Demikian juga halnya dengan kita, mari kita menemui Yesus Kristus selagi ia berkenan di temui, karena hidup kekal hanya bersumber dari padaNya dan jangan mau menukarkannya demi apapun. Memperlengkapi Diri dengan Senjata Rohani & Melatih Iman Dalam Efesus 5: 16 (TL), “Pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya karena hari-hari ini adalah jahat” Kesudahan zaman adalah hari yang jahat, kita perlu senjata untuk melindungi diri kita dari serangan-serangan yang akan datang. Ketika kita memutuskan untuk bertobat dan mengganti pakaian lama dengan pakaian baru, dan menjalani panggilan Tuhan tidak berarti segala sesuatu akan menjadi mudah. Halangan dan cobaan bisa menghadang dari berbagai sudut. Seperti halnya Yusuf, pencobaan yang akan menghancurkan kekudusan kita bisa saja menggoda. Namun, pastikan bahwa kita tidak tawar-menawar dan kompromi terhadap godaan / rayuan tipu muslihat si jahat. Kuasa hidup suci ada di tangan Allah tetapi keputusan untuk hidup suci ada di tangan manusia. Maka kita perlu memperlengkapi diri kita dengan perlengkapan senjata rohani (Efesus 6:10-20). Dikatakan agar kita dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Ketika kita sudah memperlengkapi diri kita, Tuhan akan memberikan tempat perlindungan yang tinggi bagi kita (Mazmur 9:10-11) Karena itu, siapapun yang tertindas, dan tidak kuat untuk berperang, naiklah ke tempat perlindungan yang tinggi dan Allah akan menggantikan kita untuk berperang. Dalam buku Face to Face with Jesus, Skip Heitzig memberikan tips untuk mempertahankan iman ketika kesusahan datang. Ketika kesusahan datang kita perlu menyadari bahwa Yesus Kristus tidak selalu memberikan jawaban secara langsung pada saat kita membutuhkan pertolongan. Untuk itu kita mungkin akan merasakan sakit dan kecewa ketika Dia tidak melakukan hal yang kita harap untuk Dia lakukan. Tetapi Yesus Kristus meminta kita untuk tetap mempercayai janji-janjiNya. Kita punya pilihan, kita dapat mengizinkan Yesus menantang iman kita dan membantu kita bertumbuh atau kita dapat meninggalkan Dia. Pilihan ada di tangan kita. Namun, jika kita memilih untuk mengizinkan Yesus menumbuhkan iman kita, bersiaplah masuk dalam pelatihan Jangan Takut dengan Rasa Sakit Dalam pelatihan apapun, rasa sakit adalah bagian dari paketnya. Rasa sakit memunculkan kebutuhan kita yang paling dalam. Allah kadang megizinkan kita mengalami rasa sakit sehingga kita dipaksa untuk mencari Dia. Kita akan dibantu jika kita ingat bahwa Allah punya kendali atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Rasa sakit menantang iman pribadi kita, bahkan bagi kita yang sudah lama mengikut Yesus kita kadang kehilangan kemampuan kita untuk melihat dengan jelas. Kita membiarkan iman kita menurun dari hubungan yang dekat menjadi hubungan yang jauh. Jika dalam kesudahan zaman kita mulai mengalami penderitaan, baiknya kita menerima penderitaan dengan hati bersyukur sebab kita telah menerima kehormatan untuk menderita bagi Kristus. Dalam Ulangan 20: 3, Allah meneguhkan umatNya yang akan berperang menghadapi musuh, “dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlahlemah hatimu, q  janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka,” Dalam Alkitab Terjemahan Lama, disebutkan ‘jangan panik, jangan gentar dan jangan ngeri di hadapan mereka itu.’ Ya, Allah tidak memberikan kita roh pengecut dan roh ketakutan, tapi roh keberanian untuk menghadapi lawan-lawan kita. Fokuskan Iman Kita pada Janji-janji yang Spesifik Perjalanan iman Abraham bukanlah sebuah perjalanan yang enteng, ringan dan singkat. Demikian juga kita akan mengalami hal yang sama pada saat kesudahan zaman, kemungkinan juga lebih berat. Tuhan membawa Abraham kepada sebuah perjalanan yang mendidik dan melatih hati dan imannya untuk terus berpegang teguh kepada apa yang telah dijanjikanNya. Menerima janji Tuhan adalah satu sisi, dan memegang teguh janjiNya adalah satu sisi yang lainnya yang harus kita miliki. Oleh sebab itu biarlah Roh Kudus mengajari kita supaya terus memegang teguh kepada apa yang telah Tuhan janjikan kepada kita, bahkan dalam keadaan menderita, sakit, maupun dalam keadaan susah. 1 Yohanes 2: 24-25, “Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.” Perhatikan tanda, dan jadilah bijak. Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang huja, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? (Lukas 12:54-56) Bila kita dapat menilai cuaca dan keadaan yang akan terjadi, mengapa kita tidak bisa menilai zaman? Bila kita mengerti hari kedatangan Tuhan Yesus tidak lama lagi, berarti kita harus memperhatikan apa yang Yesus tegaskan tentang bagaimana hidup di hari-hari terakhir ini. Dalam Alkitab menjabarkan begitu banyak tanda-tanda yang akan mengawali kedatangan Yesus kedua kalinya. Dan semakin hari tanda-tanda tersebut semakin jelas dan mulai tergenapi satu per satu. Untuk itu kita harus mawas diri dan siap sedia. Lukas 12:57 “Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Kita harus membuka mata dan memilih jalan yang benar. Kita harus bijaksana hidup di akhir zaman dengan cara: Waspada dengan pengajaran-pengajaran sesat. Ujilah segala sesuatu, dan jangan menjadikan pengalaman rohani orang lain sebagai patokan suatu kebenaran. Alkitab adalah dasar yang benar, dan diluar itu bukanlah sebuah kebenaran. Yesus berkata, segala yang benar segala yang mulia, pikirkanlah itu. Kita harus bijaksana dengan meminta urapan Roh Kudus (1 Yoh 2: 26-27) Jangan sampai api Roh Kudus padam dari dalam diri kita. Perjumpaan rutin dengan Yesus setiap hari akan tetap menyalakan api roh kita. Ketika Roh Tuhan tidak ada dalam hidup kita, maka kita akan sangat mudah diombang-ambingkan, mudah berkompromi dengan hal yang jahat dan menjual harta kita yang paling berharga (kehidupan kekal) dengan keinginan kita yang sesaat. Bergiat untuk memberitakan injil. Tidak hanya kita saja yang perlu diselamatkan, orang lain juga. Maka itu kita harus tetap bergiat untuk menyebarkan kabar baik kemana saja. Kita harus memenangkan jiwa bagi Tuhan. Tekun dan setia menanti-nantikan Tuhan dengan berpegang pada iman dan pengharapan. Yesus adalah pribadi yang sangat tidak mau berhutang. Dia selalu memberikan balasan terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat sesuatu kepadaNya. Terlepas apakah itu hal yang baik atau pun buruk, Allah selalu memberikan balasan setimpal dengan apa yang kita lakukan. Terinspirasi dari kisah Antipas seorang martir yang hanya disebutkan namanya walau hanya sekali dalam kitab Wahyu 2: 13, anggota jemaat Pergamus. Jelas sekali dari ayat tersebut, Allah tidak melupakan apa yang telah diperbuat Antipas untukNya. Ungkapan sedih, bahagia dan bangga tersirat dari ayat tersebut. Mari kita mengusahakan agar nama kita tidak terlupakan oleh sejarah, bahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Hingga pada saatnya tiba kita sudah siap bertemu dengan Yesus Kristus dengan persediaan minyak yang penuh dan kita bertemu dengan penuh kebanggan dengan Dia. Pun marilah kita tetap setia dalam iman, tekun dalam doa dan pengharapan, membawa orang lain yang belum mengenal Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan dan pada saatnya bertemu dengan Kristus dalam kehidupan yang kekal. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan   rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (Yudas 1: 21) Referensi: Herry, Stephanus. 2015. Kejarlah Latar Depanmu. Jakarta: Metanoia. Tan, Timothius Adi. 2008. Tiga Keputusan Terpenting dalam Hidup, Decision. Jakarta: Metanoia. Heitzig, Skip. 2013. Face to Face with Jesus. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Azzura, Siti Nur. 2015. Merdeka.com. Diakses 2 Mei 2016. http://www.merdeka.com/peristiwa/ramalan-suku-maya-tentang-kiamat-2012-yang-ternyata-tak-tepat.html 3 Film Klasik tentang Pengangkatan (Rapture). 2013. Jawaban.com. Diakses 2 Mei 2016. http://www.jawaban.com/read/article/id/2013/05/08/30/130508161337/3-Film-Klasik-Tentang-Pengangkatan--Rapture- Kamus Alkitab Online Mobile Alkitab Alkitab Sabda 18 | Mempersiapkan diri bertemu dengan Yesus