Academia.eduAcademia.edu

LAPORAN PRAKTIKUM KE

LAPORAN PRAKTIKUM KE- UJI GOLONGAN DARAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah: Biologi Umum Dosen Pengampu: Ipin Aripin, M.Pd Disusun Oleh: Wahyu Lutfi Imam Abdulloh 16.24.1.0008 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH UNIVERSITAS MAJALENGKA 2016/2017 I.          Tujuan Mempelajari dan memahami golongan darah. II.          Landasan Teori Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah. Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B). Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :  Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.  Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.  Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.  Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b. Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup. Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu. Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan. III.          Alat dan Bahan                          1.          Kaca objek                          2.          Lanset                          3.          Kapas                          4.          Spidol (marker)                          5.          Tusuk gigi                          6.          Pipet                          7.          Alkohol 70%                          8.          Serum anti-A dan serum anti-B IV.          Cara kerja A.    Menentukan Golongan Darah                          1.          Memilih salah seorang teman untuk diambil darahnya.                          2.          Membuat lingkaran A dan B menaruh kaca objek pada tengah lingkaran.                          3.          Membersihkan ujung jari manis sebelah kiri dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol.                          4.          Menusukkan lanset pada ujung jari manis tersebut, kemudian meneteskan darah pada masing-masing kaca objek.                          5.          Memberi setetes serum anti-A pada tetes darah di lingkaran A, dan serum anti-B pada darah di lingkaran B.                          6.          Mengaduk darah yang telah diberi anti serum dengan menggunakan tusuk gigi.                          7.          Mengamati setelah lima menit. Apakah terjadi penggumpalan atau tidak ?                          8.          Menentukan golongan darah.  Jika darah di lingkaran A menggumpal dan di B tidak, golongan darahnya adalah A.  Jika darah di lingkaran A tidak menggumpal dan di B menggumpal, golongan darahnya adalah B.  Jika darah di lingkaran A dan B menggumpal, golongan darahnya adalah AB.  Jika darah di lingkaran A dan B tidak menggumpal, golongan darahnya adalah O. B.    Menghitung Waktu Pembekuan Darah                          1.          Memilih salah seorang teman untuk diambil darahnya.                          2.          Mebersihkan ujung jari manis sebelah kiri dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol.                          3.          Menusukkan lanset pada ujung jari manis tersebut, kemudian meneteskan pada kaca objek.                          4.          Mengaduk darah sambil ditarik.                          5.          Menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk benang. C.    Menghitung jumlah eritrosit                          1.          Mengukur berat badan teman.                          2.          Menghitung jumlah eritrosit dengan cara menghitung 8% berat badan. V.          Tabel Hasil Pengamatan NO NAMA JENIS KELAMIN USIA BERAT BADAN SERUM A SERUM B GOLONGAN DARAH      1.            Lutfi L 14 48 - + O      2.            Fachris L 16 46 - + O      3.            Putri P 16 38 - - O      4.            Sri P 15 47 + - O      5.            Sheilly P 16 55 - - O      6.            Widi P 16 39 - - O VI.          Kesimpulan     Golongan darah tergantung pada tipe aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam darah.     Golongan darah dapat ditentukan dengan melihat penggumpalan yang terjadi pada serum A atau serum B.     Lama waktu pembekuan darah ditentukan oleh lamanya trombosit membentuk benang fibrin.