Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
85 pages
1 file
Pada bagian ini kita hanya membicarakan proses konversi dari data digital menjadi sinyal digital dan proses konversi dari data analog menjadi sinyal digital. Sedangkan pada Bab berikutnya kita akan mendiskusikan proses konversi dari data digital dan data analog menjadi sinyal analog. Proses konversi data menjadi sinyal seringkali juga disebut dengan istilah pengkodean (encoding) (Stalling, 2001). 1.1. Konversi (Pengkodean) Data Digital Menjadi Sinyal Digital Terdapat tiga macam cara untuk melakukan proses konversi dari data digital menjadi sinyal digital, yaitu line coding, block coding dan scrambling. Namun sebelum membicarakan ketiga macam teknik konversi tersebut mari kita bahas terlebih dahulu hubungan antara kecepatan data (data rate) dan kecepatan sinyal (signal rate) dan syarat-syarat agar transmisi sinyal digital dapat berlangsung dengan baik. Kecepatan pengiriman sinyal diwakili oleh beberapa istilah, antara lain: baud rate, modulation rate atau pulse rate. Dalam buku ini kita akan menggunakan istilah baud rate dengan satuan baud untuk menyatakan kecepatan pengiriman sinyal digital. Secara logis kita tahu bahwa dalam komunikasi data diharapkan agar kecepatan data dapat dicapai setinggi-tingginya sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-rendahnya. Kecepatan data tinggi dalam proses transmisi berarti bahwa sejumlah besar data dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Karena itu semakin tinggi data rate berarti semakin besar jumlah data yang dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Sedangkan kecepatan pengiriman sinyal diharapkan menjadi rendah karena berkaitan dengan bandwidth dari sinyal. Semakin rendah baud rate, berarti semakin kecil pula jumlah bandwidth yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal. Hubungan antara kecepatan sinyal dan kecepatan data dinyatakan dalam persamaan dibawah. í µí± = í µí± × 1 m × í µí±
CONTOH PEMROSESAN CITRA SATELIT KABUPATEN MAROS SULSEL
Semakin berkembangnya pemanfaatan komputer dalam dunia kedokteran, semakin dirasakan kebutuhan adanya data citra dalam format digital. Format digital akan memungkinkan adanya penyimpanan data citra dalam komputer maupun untuk keperluan proses-proses analisis citra lebih lanjut. Citra yang tersedia saat ini adalah citra analog, maka diperlukan proses digitalisasi dengan peralatan digitizer. Citra yang didapat pun belum tentu sesuai yang diharapkan. Peralatan penunjang, film, dan scanner mempunyai andil dalam menciptakan hasil citra. Peningkatan kualitas citra sangat dibutuhkan untuk menciptakan citra yang berkualitas dalam memudahkan dokter mendiagnosa dan memperkecil kemungkinan kesalahan analisa. Salah satu teknik pengolahan citra digital yaitu peningkatan kualitas citra (image enhancement). Hal ini dilakukan guna memperoleh citra yang baik setelah mengalami penurunan kualitas pada saat proses digitalisasi citra. Teknik peningkatan kualitas citra dibagi menjadi dua bagian yaitu melalui metode domain spasial dan domain frekuensi. Penelitian kali ini menggunakan teknik domain spasial yang terdiri dari dua tahap peningkatan yaitu point operation dan mask operation. Percobaan citra dilakukan dengan beberapa sampel yaitu citra paru-paru, citra tulang leher, citra tulang lutut, citra jaringan tubuh, dan citra tangan. Beberapa sampel citra tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda namun proses peningkatan kualitas citra mempunyai kesamaan yaitu citra akan dilakukan peningkatan kecerahannya. Penggabungan metode-metode peningkatan kualitas citra dilakukan untuk mendapatkan hasil citra digital akhir yang memiliki kualitas baik, diantaranya adalah fungsi histogram, fungsi sharpen, dan dilanjutkan dengan fungsi image negative. Hasil akhir citra digital setelah pengolahan memperlihatkan bahwa kualitas citra menjadi lebih baik.
Kemajuan teknologi menawarkan beragam media sumber informasi. Selain buku, kita mengenal media sumber informasi seperti: Compact Disk, Disket, Kaset, Microfilm dan DVD. Keunggulan dari sumber informasi tersebut adalah penyampaian informasinya yang interaktif dan efisien. Coba bayangkan bahwa dalam 1 CD mampu menyimpan 100 file judul buku. Jika dibandingkan dengan 100 judul buku yang memerlukan 1 rak penyimpanan. Mana yang lebih efisien ? Sepantasnya perpustakaan mempunyai koleksi yang beragam. Walaupun begitu, koleksi buku tidak tergantikan karena telah mempunyai segmentasi khusus. Namun melihat perkembangan terakhir yakni bersinerginya antara buku dan teknologi informasi yang melahirkan istilah elektronik book maka perpustakaan sepantasnya mengantisipasi kondisi tersebut. Sebab teknologi tersebut, umumnya berbentuk file dan tersimpan pada media CD. Departemen kehutanan melalui Peraturan Menteri Kehutanan No.P.16/MENHUT-II/ 2005 mengeluarkan pedoman pengelolaan karya cetak dan karya rekam Departemen Kehutanan. Peraturan ini dilatarbelakangi realita bahwa Departemen Kehutanan dalam mensosialisasikan kebijakannya mempergunakan media informasi. Konsekuensinya adalah munculnya produk-produk berupa leaflet, peta, film cerita maupun dokumenter. Sehingga Departemen Kehutanan berkewajiban melaksanakan pengawasan dan pengelolaan terhadap produk tersebut melalui unit pelaksana teknisnya dibidang dokumentasi, perpustakaan dan informasi. Namun kondisi dilapangan menunjukkan bahwa belum adanya standar baku petunjuk tehnis pengelolaan, penyimpanan dan temu balik informasi yang tersimpan pada karya rekam dilingkup Depertemen Kehutanan. Berdasar hal tersebut maka perlu kiranya penyusunan sebuah petunjuk teknis pengelolaan karya rekam. Makalah ini menginformasikan metode pengelolaan koleksi non buku dilingkup Unit Pelaksana Teknis Balai Penelitian Definisinya adalah : " Gambar atau lukisan pada kertas dsb yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung dsb. Representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah , sifat permukaan, denah". Jenis Peta Meliputi : a.) Peta mata angin : berisi informasi tentang peredaran angin b.) Peta Bagan : berisi informasi tentang bagian-bagian penting c.) Peta Bahasa : berisi informasi tentang persebaran bahasa didaerah tertentu. d.) Peta Batimetri : berisi informasi tentang dasar laut e.) Peta topografi : berisi informasi tentang kontur permukaan suatu wilayah.
Researchmeet Engaging learnersformal vs informal learning, 2022
Business and Management Studies, 2016
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI KALIMANTAN, 2012
sistema de seduccion subliminal, 2013
Hovorun, C., 2020. Patristics and Sociolinguistics. Scrinium, 16(1), pp.20–29. Available at: https://brill.com/view/journals/scri/16/1/article-p20_1.xml?rskey=dkpi7C&result=1&body=pdf-39131., 2020
The International History Review, 2021
2014 30th Symposium on Mass Storage Systems and Technologies (MSST), 2014
Journal of health and rehabilitation research, 2024
Chemosphere, 2021
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 2022
Physical review. E, Statistical, nonlinear, and soft matter physics, 2002
Frontiers in Pediatrics, 2019