Academia.eduAcademia.edu

Etika bisnis

Ya, menurut kami Pepsi Co memiliki kewajiban moral untuk melakukan divestasi atas semua asetnya di Burma. Hal ini dikarenakan Pepsi Co memiliki 40% saham yang ditanamkan di Myanmar Golden Star yang ditujukan untuk membangun sebuah pabrik botol berlisensi selama 10 tahun untuk mendistribusikan produk-produk Pepsi Co di Burma termasuk 7Up, Pepsicola dan Miranda. Alasan Pepsi Co melakukan divestasi atas semua asetnya di Burma adalah Negara burma termasuk negara miskin dengan GDP per kapita hanya $408 serta tingkat inflasi di atas 20%. Selain itu juga dipengaruhi oleh ketidakstabilan politik dan sosial yang menghambat pertumbuhan ekonomi perusahaan Militer mengambil alih negara, menandai awal dekade penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah menyita tanah sebagian besar petani dan diperbudak sebagian besar penduduk PepsiCo terlibat dalam countertrade yaitu sistem perdagangan international dimana negara-negara bertukar barang atau jasa daripada membayar impor dengan mata uang. Menurut beberapa kritikus hal tersebut berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja paksa yang banyak terjadi di wilayah pedesaan. Ribuan pelanggan PepsiCo di AS dan Kanada memboikot produk perusahaan tersebut. Salah satu pelanggan utama Pepsi di Harvard University memutuskan untuk tidak mengizinkan Pepsi untuk menjual produknya di kampus tersebut. Selain itu, Pepsi berada di bawah serangan dari sejumlah organisasi hak asasi manusia serta pemegang saham sendiri dan stakeholder lainnya. Pendekatan Hak Dalam hal ini perusahaan PepsiCo membantu penguasa Burma menjalankan ‘rezim teror’ mereka dan dengan demikian memberikan kontribusi untuk terang-terangan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang kemudian menjadi masalah kemarahan internasional. Warga Burma terus mendapatkan perlakuan sewenang –wenang dan kadang brutal dari pemerintahan militer. Pemaksaan yang dilakukan militer dengan semua perlakuan kasar dan bahkan kematian bagi orang-orang yang menolaknya untuk tetap berlangsung. Pendekatan Keadilan Dengan banyknya perusahaan multinasional yang melakukan investasi di Burma memberikan harapan untuk memperbaiki kondisi perekonomian negara, namun hal ini dilakukan oleh SLORC hanya untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Karena pada kenyataannya penduduk asli Burma harus melakukan kerja paksa dan rela perkebunan milik para petani disita oleh pemerintahan militer