Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
Etiologi
Stroke hemoragik merupakan terjadinya perdarahan di otak yang meneurunkan aliran oksigen dan gula darah ke daerah tertentu sehingga sel-sel saraf akan mati dan area yang terkena akan terganggu fungsinya.
Stroke hemoragik dapat disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, kejadiannya biasanya pada saat melakukan aktivitas, namun juga dapat saat beristirahat dan kesadaran pasien biasanya menurun, sedangkan stroke non hemoragik merupakan gangguan fungsi otak secara tiba-tiba.
Patofisilogi
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang timbul pada pasien stroke berdasarkan pembulu darah arteri yangg terkena antara lain :
Kontra lateral paralisis (kelumpuhan atau kehilangan daya untuk bergerak) atau parisese (kelumpuhan ringan),
Hilangnya sensorik dan motorik, paling nyata pada muka, leher dan ekstremitas atas.
Afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara) yang trauma ekspresif.
Gangguan persepsi, termasuk perubahan tingkah laku.
Kontra lateral hemianova (hilangnya pengelihatan berupa gangguan lapangan pandang yang bersifat fasial atau komplit.
Gangguan motorik : gerakan yang tidak terkordinasi.
Gangguan kesadaran berupa penurunan kesadaran atau hilangnya kesadaran (pingsan, koma).
Sakit kepala, gangguan keseimbangan.
Pemeriksaan penunjang
Menurut pemeriksaan diagnostic pada pasien dengan masalah stroke meliputi sebagai berikut:
Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara specific seperti perdarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformas vascular.
Lumbal fungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menujukan adanya hemoragi pada subraknoid atau perdarahan pada intra cranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likour merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likour masih normal (xantrkrom) sewaktu hari-hari pertama.
CT scan
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hemtoma, adanya jaringan otak yang infrak atau iskemia, dan posisi secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya di dapatkan hiperdens fokal, kadang pemdatan terlihat di ventrikel, atau menyebar di permukaan otak.
MRI
MRI (magneticimaging resonance) menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya di dapatkan di daerah yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah system karotis)
EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya implus listrik dalam jaringan otak.
Pemeriksaan laboratorium
Lumbal fungsi : pemeriksaan likour merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likour masih normal (xantokhrom) sewaktu hari pertama.
Pemeriksaan darah rutin.
Pemeriksaan kimia darah : Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia, gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur turun kembali.
Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
Komplikasi
TIK meningkat
Aspirasi
Atelektasis
Kontraktur
Disritmia jantung
Malnutrisi
Gagal napas
Penatalaksanaan dan pencegahan
Untuk merawat pasien dengan keadaan akut perlu diperhatikan :
Menstabilkan tanda-tanda vital
Memperhatikan saluran yang adekuat
Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan termasuk usaha untuk memperbaiki hipertensi maupun hipotensi
Menetapkan posisi sebaiknya
Posisi pasien dibalikkan dan beri latihan gerak pasif setiap dua jam dalam beberapa hari untuk untuk melakukan gerakan pasif penuh dilakukan sebanyak 50 kali.
Dalam pencegahan penyakit stroke adalah :
Hipertensi adalah satu-satunya faktor risiko paling penting yang bisa dimodifikasi, lebih dari setengah stroke dapat dicegah dengan pengontrolan hipertensi.
Berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol dapat menurunkan risiko.
Penangan kolestrol menurunkan risiko, terutama menggunakan inhibitor reduktase (misalnya pravastatin).
ASKEP
Pengkajian
Pengkajian pada stroke meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pennyakit psikososial.
Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,agama, suku bangsa, tanggal, nomor register, dan diagnosis medis.
Keluhan utama
Sering menjadi alasan kleien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebalah badan, tidak dapat berkomunikasi,dan penurunan tingkat kesadaran.
Data riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Serangan stroke berlangsuung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas ataupun sedang beristirahat. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah,bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat steooke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung,anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti kougulan, aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
Riwayat psikososial dan spiritual
Peranan pasien dalam keluarga, status emosi meningkat, interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari
Nutrisi
Klien makan sehari-hari apakah sering makan makanan yang mengandung lemak, makanan apa yang ssering dikonsumsi oleh pasien, misalnya : masakan yang mengandung garam, santan, goreng-gorengan, suka makan hati, limpa, usus, bagaimana nafsu makan klien.
Minum
Apakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat, narkoba, minum yang mengandung alkohol.
Eliminasi
Pada pasien stroke hemoragik biasanya didapatkan pola eliminasi BAB yaitu konstipasi karena adanya gangguan dalam mobilisasi, bagaimana eliminasi BAK apakah ada kesulitan, warna, bau, berapa jumlahnya, karena pada klien stroke mungkn mengalami inkotinensia urine sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
Pemeriksaan fisik
Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat operasi.
Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan bola mata kelateral (nervus VI).
Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfaktorius (nervus I).
Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus, adanya kesulitan dalam menelan.
Dada
- Inspeksi : Bentuk simetris
- Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
- Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
- Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara jantung I dan II mur-mur atau gallop.
Abdomen
- Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.
- Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.
- Perkusi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
Ekstremitas
Pada pasien dengan stroke hemoragik biasnya ditemukan hemiplegi paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga dilkukan pengukuran kekuatan otot, normal : 5
Pengukuran kekuatan otot menurut (Arif mutaqqin,2008)
Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.
Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan.
Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang
Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra cerebral
Tujuan :
Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
Kriteria hasil :
- Klien tidak gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala
- GCS 15
- Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu: 36-36,7 C, pernafasan 16-20 kali permenit)
Rencana tindakan
Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab gangguan perfusi jaringan otak dan akibatnya
R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
Anjurkan kepada klien untuk bed rest total
R/ Untuk mencegah perdarahan ulang
Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan intrakranial tiap dua jam
R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat
Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis)
R/ Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan memperbaiki sirkulasi serebral
Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan
R/ Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra kranial dan potensial terjadi perdarahan ulang
Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan terhadap perdarahan dalam kasus stroke hemoragik / perdarahan lainnya
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
R/ Memperbaiki sel yang masih viabel
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia
Tujuan :
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertambahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
Rencana tindakan
Ubah posisi klien tiap 2 jam
R/ Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan
Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
R/ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan penekanan pada saraf sensori
Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik : perabaan secara optimal.
Kriteria hasil :
- Klien dapat mempertahankan tingakat kesadaran dan fungsi persepsi
- Klien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan merasa
- Klien dapat menunjukkan perilaku untuk mengkompensasi terhadap perubahan sensori
Rencana tindakan
Tentukan kondisi patologis klien
R/ Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai penetapan rencana tindakan
Kaji kesadaran sensori, seperti membedakan panas/dingin, tajam/tumpul, posisi bagian tubuh/otot, rasa persendian
R/ Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan perasaan kinetik berpengaruh terhadap keseimbangan/posisi dan kesesuaian dari gerakan yang mengganggu ambulasi, meningkatkan resiko terjadinya trauma.
Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan, seperti memberikan klien suatu benda untuk menyentuh, meraba. Biarkan klien menyentuh dinding atau batas-batas lainnya.
R/ Melatih kembali jaras sensorik untuk mengintegrasikan persepsi dan intepretasi diri. Membantu klien untuk mengorientasikan bagian dirinya dan kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
Lindungi klien dari suhu yang berlebihan, kaji adanya lindungan yang berbahaya. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan terhadap suhu air dengan tangan yang normal
R/ Meningkatkan keamanan klien dan menurunkan resiko terjadinya trauma.
Anjurkan klien untuk mengamati kaki dan tangannya bila perlu dan menyadari posisi bagian tubuh yang sakit. Buatlah klien sadar akan semua bagian tubuh yang terabaikan seperti stimulasi sensorik pada daerah yang sakit, latihan yang membawa area yang sakit melewati garis tengah, ingatkan individu untuk merawata sisi yang sakit.
R/ Penggunaan stimulasi penglihatan dan sentuhan membantu dalan mengintegrasikan sisi yang sakit.
Hilangkan kebisingan/stimulasi eksternal yang berlebihan.
R/ Menurunkan ansietas dan respon emosi yang berlebihan/kebingungan yang berhubungan dengan sensori berlebih.
Lakukan validasi terhadap persepsi klien
R/ Membantu klien untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan dari persepsi dan integrasi stimulus.
Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak
Tujuan
Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
Kriteria hasil
- Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi
- Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isarat
Rencana tindakan
Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isarat
R/ Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi
R/ Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”
R/ Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi
Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
R/ Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif
Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
R/ Memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi
Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara
R/ Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi
Tujuan
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan
Rencana tindakan
Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri
R/ Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual
Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
R/ Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
R/ Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya
R/ Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
R/ Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan
Tujuan
Tidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria hasil
- Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
- Hb dan albumin dalam batas normal
Rencana tindakan
Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
R/ Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudah makan
R/ Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi
Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan
R/ Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler
Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu
R/ Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan
Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang
R/ Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi/gangguan dari luar
Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak ketika klien dapat menelan air
R/ Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi
Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan
R/ Menguatkan otot fasial dan dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak
Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program latihan/kegiatan
R/ Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu makan
Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau makanan melalui selang
R/ Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut
Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubngan dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan
Klien tidak mengalami kopnstipasi
Kriteria hasil
- Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
- Konsistensi feses lunak
- Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
- Bising usus normal ( 7-12 kali per menit )
Rencana tindakan
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi
R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
Auskultasi bising usus
R/ Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltik
Anjurkan pada klien untuk makan makanan yang mengandung serat
R/ Diit seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler
Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi
R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler
Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
Tujuan
Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit
Kriteria hasil
- Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
- Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
- Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka
Rencana tindakan
Anjurkan untuk melakukan latihan ROM (range of motion) dan mobilisasi jika mungkin
R/ Meningkatkan aliran darah kesemua daerah
Rubah posisi tiap 2 jam
R/ Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah
Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol
R/ Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol
Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi
R/ Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
R/ Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan
Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit
R/ Mempertahankan keutuhan kulit
Resiko terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan menurunnya refleks batuk dan menelan, imobilisasi
Tujuan :
Jalan nafas tetap efektif.
Kriteria hasil :
- Klien tidak sesak nafas
- Tidak terdapat ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan
- Tidak retraksi otot bantu pernafasan
- Pernafasan teratur, RR 16-20 x per menit
Rencana tindakan :
Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang sebab dan akibat ketidakefektifan jalan nafas
R/ Klien dan keluarga mau berpartisipasi dalam mencegah terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Rubah posisi tiap 2 jam sekali
R/ Perubahan posisi dapat melepaskan sekret dari saluran pernafasan
Berikan intake yang adekuat (2000 cc per hari)
R/ Air yang cukup dapat mengencerkan sekret
Observasi pola dan frekuensi nafas
R/ Untuk mengetahui ada tidaknya ketidakefektifan jalan nafas
Auskultasi suara nafas
R/ Untuk mengetahui adanya kelainan suara nafas
Lakukan fisioterapi nafas sesuai dengan keadaan umum klien
R/ Agar dapat melepaskan sekret dan mengembangkan paru-paru
Gangguan eliminasi uri (incontinensia uri) yang berhubungan dengan penurunan sensasi, disfungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
Tujuan :
Klien mampu mengontrol eliminasi urinya
Kriteria hasil :
- Klien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia
- Tidak ada distensi bladder
Rencana tindakan :
Identifikasi pola berkemih dan kembangkan jadwal berkemih sering
R/ Berkemih yang sering dapat mengurangi dorongan dari distensi kandung kemih yang berlebih
Ajarkan untuk membatasi masukan cairan selama malam hari
R/ Pembatasan cairan pada malam hari dapat membantu mencegah enuresis
Ajarkan teknik untuk mencetuskan refleks berkemih (rangsangan kutaneus dengan penepukan suprapubik, manuver regangan anal)
R/ Untuk melatih dan membantu pengosongan kandung kemih
Bila masih terjadi inkontinensia, kurangi waktu antara berkemih pada jadwal yang telah direncanakan
R/ Kapasitas kandung kemih mungkin tidak cukup untuk menampung volume urine sehingga memerlukan untuk lebih sering berkemih
Berikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikitnya 2000 cc per hari bila tidak ada kontraindikasi)
R/ Hidrasi optimal diperlukan untuk mencegah infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri rofek.2012.Askep Stroke Hemoragik. In http://rofeksumantri1.blogspot.com. Last update 16 Agustus 2013
Zulqifli.2013.Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik. In http://dunia-kampus-kumpulan- askep.blogspot.com. Last update 16 Agustus 2013
Sunrise, Oda.2011.Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik. In http://odasunrisenurse.blogspot.com. Last update 16 Agustus 2013