Academia.eduAcademia.edu

Makalah Penyakit Pada Organ Kepala

1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "PENYAKIT PADA ORGAN KEPALA" tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah guna untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Metodologi Penelitian pendidikan Diploma III Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENYAKIT PADA ORGAN KEPALA Oleh : 1. DWI PRASETYO (03.13.3085) 2. FIFTY FATIMAH AZMI (03.13.3088) 3. SYAHRAENI (03.13.3115) 4. TITIK PURWANTI (03.13.3116) 5. RESTIYANTI RD (--.--.--------) KONSENTRASI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENYAKIT PADA ORGAN KEPALA” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah guna untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Metodologi Penelitian pendidikan Diploma III Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari kesalahan ataupun kekurangan-kekurangan karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Untuk itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, serta guna memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya. Demikian kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik dan semoga makalah ini dapat menjadi referensi, inspirasi, dan bahan renungan bagi pembaca. Yogyakarta, November 2015 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2 Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN II.1.PENYAKIT PADA ORGAN OTAK 3 Sakit Kepala 6 Migrain 13 Iskemik Sementara 19 Vertigo 22 Stroke 27 Ataxia 42 Epilepsi 54 Parkinson 65 Hidrocepalus 73 1.10 Radang otak 84 1.11 Kanker Otak 99 1.12 Lumpuh Otak 129 1.13 Alzheimer 137 II.2. PENYAKIT ORGAN MATA 150 2.1 Konjungtivitis 150 2.2 Glaukoma 154 2.3 Katarak 158 2.4 Blefaritis 160 2.5 Selutitis Periorbitalis dan Selutitis Orbitalis 166 2.6 Trakoma 169 2.7 Endoftalmitis 172 2.8 Ulkus Kornea 173 2.9 Dakriosistitis 186 2.10 Miopi 186 2.11 Ablasia Retina 187 2.12 Eksotalmus 187 2.13 Irisdoslikitis Akut 187 2.14 Buta Warna 188 2.15 Koratitis 190 2.16 Rabun Senja 196 2.17 Presbiopi 197 2.18 Belekan 198 2.19 Albastitis 198 II.3. PENYAKIT ORGAN MULUT 199 3.1 Bau Mulut 199 3.2 Sariawan 202 3.3 Radang Mulut 205 3.4 Glossitis 211 3.5 Luka Busuk 212 3.6 Ginggivitis 213 3.7 Coxsakle Virus 217 3.8 Tonsilitis 218 3.9 Laringitis 221 3.10 Epiglotitis 226 3.11 Herpes Simpleks 229 II.4. PENYAKIT PADA INDRA PENCIUMAN 234 4.1 Anatomi Hidung 235 4.2 Fisiologi Hidung 238 4.3 Macam Penyakit Hidung 239 4.3.1 Salesma (cold) Influenza (flu) 239 4.3.2 Pendarahan Hidung 241 4.3.3 Hidung Tersumbat 243 4.3.4 Gangguan Sinus (sinusitis) 245 4.3.5 Rinitis Alergika 251 4.3.6 Deriated Septum 255 4.3.7 Patah Tulang Hidung 258 4.3.8 Polip Hidung 259 4.3.9 Asma 265 BAB III PENUTUP Kesimpulan 273 Saran 273 DAFTAR PUSTAKA 274 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kita sudah sering mendengar tentang istilah kesehatan , tetapi kita belum sepenuhnya mengerti tentang makna dari kesehatan. Pengertian kesehatan secara umum merupakan tingkat efisiensi fungsional dan metabolisme organisme dari seseorang (Tha Caduceus). Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan yang sejahtera menyeluruh baik jiwa, raga (fisik, dan mental) dan sosial lainya serta tidak hanya bebas dari kelemahan. Konsep kesehatan menurut WHO tersebut memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut data terakhir menujukan bahwa saat ini lebih dari 80% rakyat Indonesia tidak mampu mendapatkan jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan. Menurut Undang-Undang no.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pandangan setiap individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku sehat-sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari setiap individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya. Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Konsep sakit menurut WHO adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuuh melemah. Secara lengkap sakit adlah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam keadaan, bisa suatu kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dari dalam tubuh. Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ. Jadi, apakah yang dimaksud organ? Jika dilihat dari hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringan-jaringan tersebut bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan. Ada beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan, respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut Apa yang dimaksud dengan penyakit ? Apa yang dimaksud dengan organ kepala ? Apa penyakit yang bisa menyerang organ kepala ? Bagaimana cara mengantisipasi penyakit yang menyerang organ kepala ? Tujuan Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain: Untuk mengetahui penyakit pada organ kepala Untuk mengetahui berbagai macam penyakit yang ada pada organ kepala Untuk mengetahui cara penangulangan penyakit pada organ kepala BAB II PEMBAHASAN II.1 PENYAKIT PADA ORGAN OTAK Tubuh manusia adalah seperti sebuah mesin, dirancang unik dan terdiri dari berbagai sistem biologi, yang diatur oleh organ dalam tubuh. Dalam artikel berikut, kita akan lihat salah satu organ penting dari tubuh manusia beserta fungsinya. Tubuh manusia dapat dibagi menjadi kepala, badan, tangan, dan kaki. Kepala memainkan peran utama dalam melindungi organ penting. Otak Otak adalah salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia dan bertanggung jawab atas tindakan utama yang dilakukan oleh tubuh. Otak ini dilindungi oleh tengkorak dan tertutup dalam tempurung kepala yang menjaganya agar tetap sangat aman, karena merupakan pusat sistem saraf. Struktur otak manusia dapat dibandingkan dengan mamalia lain, tetapi itu adalah tiga kali lebih besar dan lebih maju daripada mamalia lainnya. Otak membantu tubuh mengaktifkan otot dan mensekresikan bahan kimia yang memungkinkan tubuh untuk menanggapi rangsangan eksternal. Otak manusia melakukan fungsi eksekutif juga, seperti pengendalian diri, perencanaan, penalaran, dan berpikir abstrak, yang membuat manusia adalah spesies paling cerdas di bumi. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron. Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron. PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena. Ada dua alasan mengapa otak jauh lebih penting di bandingkan organ tubuh lainnya; pertama, walaupun ia tidak bisa bekerja sendiri, secara biologi ia adalah pusat bagi semua aktivitas tubuh, baik itu kegiatan sadar maupun tidak sadar (otonom). Ia layaknya CPU (Central Processing Unit) dalam sebuah sistem komputer bagi tubuh manusia, dan kedua secara simbolis, ia diposisikan pada bagian tubuh teratas dan menempati posisi paling tinggi dari semua organ tubuh. Ia disimpan dalam batok kepala yang berlapis-lapis dan sangat kuat. Juga direndam dalam cairan (cerebrospinalis) yang diproduksinya sendiri yang membuatnya tahan gempa dan goyangan. Dari segi evolusi, kepala yang berada pada posisi teratas menunjukkan kesempurnaan dari makhluk manusia. Makin tegak posisi tubuh, makin sempurna fungsinya. Ini menjadi alasan mengapa manusia disebut Homo Erectus (makhluk yang berdiri tegak). Ketegakan itu berhubungan dengan daya dari isi kepala (otak) yang membuat makhluk itu menjadi bijaksana. Inilah alasannya sehingga manusia disebut homo sapiens (makhluk bijaksana). Kebijaksanaan itu pula timbul karena otak terus berkembang tanpa bosan, bahkan kadangkala tanpa diinginkan oleh pemiliknya. Seiring berjalannya waktu, otak manusia mengalami perkembangan, terlebih apabila otak sering kita biasakan untuk memikirkan hal baru yang bersifat positif. Penggunaan otak untuk berpikir membuat sel-sel otak lebih berkembang dan membentuk jaringan yang semakin lama semakin banyak. Tetapi sebaliknya Otak yang tidak pernah diajak untuk bekerja memikirkan sesuatu tidak akan mengalami perkembangan bahkan bisa mengalami rudimenter (menghilangnya fungsi dari bagian-bagian dari sel-sel otak yang mikro). Aktivitas berpikir memang secara otomatis mengaktifkan sel-sel otak menjadi semakin berkembang dan membentuk lebih banyak membentuk jaringan-jaringan baru yang membuat struktur sel dalam otak semakin bertambah yang korelasinya menyebabkan berkembangnya fungsi memori. Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Ia adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dapat mempelajari dirinya sendiri. Otak adalah organ yang bilamana dirawat, dijaga, dan dipelihara secara serius dan teratur, dapat bertahan sampai lebih dari seratus tahun. Tidak seperti organ tubuh lain, yang kian tua kian rusak, otak justru makin tua makin menunjukkan fungsi yang kian luas dan lebar. Kian tua interkoneksi antar sel saraf (neuron) karena memang pengalaman hidup makin banyak, kian padat dalam otak manusia, dampak nyatanya apabila seseorang memiliki memori yang kuat adalah pengalaman hidup lebih banyak yang dapat disimpan dan diingat oleh otak sehingga membuat pemiliknya lebih selektif, sensitif dan bijaksana. Terganggunya sistem saraf pada tubuh manusia berakibat fatal bagi kesehatan. Pada umumnya penderita akan sulit menjalankan rutinitas kehidupannya secara normal. Biasanya, gejala awal suatu gangguan saraf ditandai dengan sakit kepala dalam skala yang sering. Gangguan perkembangan sistem saraf (Otak) yang sekaligus akanmerupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf pusat. Secara khusus gangguan fungsi otak ini dapat mempengaruhi emosi, kemampuan berpikir atau mengingat, demikian pula akan menyebabkan gangguan sistem motorik dan pergerakan tubuh. Selain penyakit saraf diatas ditemukan pula penyakit otak dalam bentuk yang lain, misalnya: Ketidakmampuan berkomunikasi(Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak(traumatic brain injury), ketidakmapuan berbicara(communication disorder, speech and language disorders), keterbelakangan mental (Down syndrome), epilepsi(epilepsy), autism, gangguan kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit disorientasi (Alzheimer), kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), 10. kerusakan atau kematian sebagian otak(partial brain degenerative disorder). Penyakit kelainan sistem saraf dan otak diatas masih menjadi permasalahan kedokteran, dan sampai saat ini masih sulit disembuhkan. II.1.1. PENYAKIT SAKIT KEPALA Pengertian Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di bagian sekitar kepala. Sebagian besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan mudah, seperti dengan meminum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup dan lebih banyak istirahat. Tapi ada beberapa jenis sakit kepala yang memerlukan penanganan lebih karena berkelanjutan atau bahkan ada yang bisa membahayakan nyawa. Sakit kepala tidak memiliki jangka waktu tertentu, bisa berlangsung kurang dari satu jam atau bahkan selama beberapa hari dan bisa muncul secara tiba-tiba atau perlahan-lahan. Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia atau dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala: kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas, disebut juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan. Sakit kepala adalah masalah universal, dengan prevalensi hampir 99%, dan merupakan alasan paling umum untuk rujukan neurologis. Sakit kepala bis memiliki makna klinis sedikit akan tetapi juga mungkin menjadi pertanda adanya penyakit yang mengancam jiwa.  Klasifikasi Sakit Kepala Salah satu jenis sakit kepala yang juga banyak dikeluhkan adalah sakit kepala sebelah atau migrain. Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan terkadang datang tiba-tiba. Penderita migrain akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah. Penderitanya pun cenderung menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara dan bau-bauan. Hal itu tentu amat mengganggu dan bisa menghambat segala aktifitas si penderita. Serangan sakit kepala migrain dapat terjadi beberapa kali setahun sampai beberapa kali seminggu, dengan lama serangan biasanya 1-2 jam. Migrain atau sakit kepala sebelah sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, diperkirakan jenis sakit kepala ini disebabkan karena adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (luka radang). Ada juga Sakit kepala tipe ketegangan (tension type headache, atau TTH) cirinya adalah kedua sisi kepala seperti diremas dengan kencang, tapi tidak disertai gejala lain (tidak mual, muntah, sensitif cahaya, dan lain-lain). Sakit kepala sebagian besar bersifat primer yaiatu tanpa ada penyakit yang mendasarinya seperti migrain, cluster, dan tension type headache. Meskipun demikian ada juga sakit kepala yang disebabkan oleh sebuah proses yang mendasari penyakit atau kondisi atau biasa disebut sakit kepala sekunder, dimana kondisi ini harus menjadi fokus awal dalam evaluasi diagnostik sakit kepala. Manifestasi dari penyakit sistemik yang mendasari dapat membantu dalam diagnosis etiologi sakit kepala dan harus selalu dicari. Karena jika sampai terlambat bisa berakibat fatal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sakit kepala yang menjadi pertanda sakit kepala sekunder: Sebuah sakit kepala yang baru saja dialamai oleh pasien dengan keganasan atau orang yang yang immunocompromised harus selalu diselidiki. Karena pertimbangan diagnostik metastasis, carcinomatous atau infeksi meningitis, dan abses otak Pasien dengan sakit kepala yang juga disertai demam, leher kaku, ruam, atau tanda-tanda lain dari penyakit sistemik juga perlu dicurigai terkena penyakit infeksi seperti: Meningitis, Ensefalitis, Sakit kepala primer Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada struktur di kepala yang sensitif terhadap rasa sakit dan bukan merupakan gejala akibat penyakit lain. Ada beberapa faktor yang berperan dalam sakit kepala primer, di antaranya adalah gangguan pada otot leher dan kepala, aktivitas kimia di otak, pembuluh darah atau/dan saraf. Pada sebagian orang, sakit kepala primer merupakan kondisi yang turun-temurun di keluarganya. Berikut ini adalah beberapa tipe sakit kepala primer yang paling sering terjadi. Sakit kepala tegang. Ini adalah tipe sakit kepala yang paling sering terjadi. Biasanya orang yang mengalami sakit kepala tipe ini akan merasakan seakan ada pita karet yang melilit di sekeliling kepala dan kepala terasa ditekan terus-menerus. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya adalah depresi, kurang tidur, stres, dehidrasi, melewatkan waktu makan, dan terlalu banyak mengonsumsi minuman keras. Migrain. Migrain lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan sakit kepala tegang. Orang yang mengalami migrain akan merasakan salah satu sisi atau kedua sisi kepala seakan-akan berdenyut. Sakit kepala ini bisa terus berulang dan membuat rutinitas keseharian terganggu. Migrain bisa diatasi dengan obat yang dijual bebas, namun jika migrain yang dialami parah, segera temui dokter untuk mendapatkan obat resep yang lebih kuat dan mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Sakit kepala cluster. Serangan sakit kepala ini bisa terjadi selama satu atau dua bulan dalam setahun. Pasien sakit kepala cluster merasakan sakit yang luar biasa dan menyebar ke sekitar salah satu mata. Gejala sakit kepala cluster tidak bisa diredakan oleh obat-obat bebas, tapi Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk meredakan rasa sakit melalui perawatan yang lebih spesifik seperti sumatriptan and lithium. Sakit kepala sekunder Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di kepala akibat suatu penyakit. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum sakit kepala. Sinusitis Flu Infeksi telinga Pengar Masalah gigi Konsumsi monosodium glutamat (MSG) berlebihan Mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tiba-tiba Menggunakan penutup atau perlengkapan kepala yang terlalu ketat misalnya helm Perubahan hormon pada wanita misalnya setelah mengonsumsi pil KB Gangguan pada penglihatan misalnya glaukoma Berikut ini adalah penyebab sakit kepala sekunder yang lebih jarang terjadi: Penyumbatan pembuluh darah di otak Radang pada otak Gegar otak Neuralgia trigeminal Aneurisma otak Keracunan karbon monoksida Serangan panik Meningitis Selain itu, ada beberapa tipe sakit kepala sekunder yang spesifik seperti berikut ini: Sakit kepala rebound yang disebabkan oleh seringnya menggunakan obat pereda nyeri. Sakit kepala thunderclap yang membuat penderitanya mengalami sakit kepala yang parah, terjadi secara tiba-tiba dan dengan penyebab dasar berpotensi fatal seperti pendarahan di otak. Sakit kepala spinal yang disebabkan oleh kurangnya cairan serebrospinal setelah anestesi atau trauma. Sakit kepala yang tidak kunjung reda setelah minum obat. Sakit kepala yang sangat parah hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Sakit kepala yang menyebabkan badan terasa tidak sehat di antara serangan sakit kepala. Sakit kepala parah yang disertai gejala-gejala lain seperti lehel kaku, merasa kebas,  pingsan, sulit melihat, sulit berbicara dan mengerti perbincangan atau sulit berjalan. Sulit berjalan Pingsan Pandangan terganggu Sulit memahami pembicaraan Sulit berbicara Leher terasa kaku Demam Salah satu sisi tubuh terasa lemas, kebas, atau lumpuh Sakit kepala yang sering muncul terkait dengan beberapa faktor risiko seperti di bawah ini: Obesitas Gelisah Sering mengonsumsi obat pereda nyeri Mendengkur Depresi Kegiatan fisik yang membuat leher atau kepala menjadi tegang Terlalu banyak kafein Gangguan tidur Penanganan Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah sakit kepala, seperti istirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga serta mencoba untuk menghindari penyakit dengan mengetahui tipe sakit kepala dengan cara sebagai berikut: 1. Jika sakit kepala dirasakan lebih parah di pagi hari ketimbang siang hari, pertanda adanya tekanan darah tinggi. 2. Bila sakit kepala dibarengi oleh rasa nyeri di mata, telinga atau gigi, menunjukkan terjadinya infeksi. 3. Seandainya sakit kepala selalu terjadi setelah melakukan tugas yang mengandalkan indera penglihatan seperti membaca atau menjahit, pertanda ada ketidakberesan pada mata. 4. Tumor, stroke, atau mungkin sulit tidur dapat menjadi penyebab sakit kepala mendadak yang amat nyeri. Akibatnya, tubuh terasa lemah dan dibarengi dengan penglihatan yang kabur. Sakit kepala ini berawal sebagai nyeri kecil dan semakin parah di pagi hari. Diperlukan pemeriksaan sesegera mungkin untuk mengetahui penyebabnya. 5. Jika sakit kepala dibarengi dengan demam dan leher pegal, kemungkinan Anda terserang meningitis. Penanganan medis sangat diperlukan. 6. Bila sakit kepala muncul tiba-tiba dan sangat nyeri, pertanda adanya pembuluh darah arteri di otak yang pecah. Hal ini dapat mengancam jiwa. Penanganan medis harus segera dilakukan. Pengobatan migrain Berikut ini adalah beberapa pengobatan migrain untuk mencegah serangan tambahan dan meredakan gejalanya: Minum obat pereda sakit yang dijual bebas atau obat yang telah diresepkan oleh dokter misalnya gabapentin, atenolol atau metoprolol. Menenangkan diri di ruangan yang gelap dan tenang. Mengompres leher atau kepala dengan air dingin atau hangat. Minum sedikit kafein dan lakukan pemijatan. Pengobatan sakit kepala tegang Pada umumnya obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen, paracetamol, dan aspirin bisa mengatasi sakit kepala tegang sesaat. Selain itu, beberapa terapi alternatif juga bisa dilakukan untuk mengurangi stres, di antaranya adalah sebagai berikut: Terapi perilaku kognitif yaitu terapi di mana pasien diajari untuk mengelola stres yang bisa memicu sakit kepala tegang. Pijat. Meditasi. Latihan relaksasi. Pengobatan sakit kepala cluster Obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak efektif untuk mengatasi sakit kepala cluster. Sakit kepala tipe ini muncul secara tiba-tiba dan bisa mereda dengan cepat. Ada beberapa langkah yang bisa membantu mengatasi sakit kepala cluster, yaitu: Menggunakan triptan nasal spray yang diresepkan oleh dokter, seperti sumatriptan atau zolmitriptan. Obat ini disemprotkan ke dalam hidung. Mengonsumsi obat pencegahan. Menghirup oksigen 100 persen menggunakan masker. Menggunakan obat suntik seperti sumatriptan untuk meredakannya dengan cepat saat serangan melanda. Pengobatan sakit kepala rebound Konsultasikan dengan dokter untuk mengurangi penggunaan obat pereda sakit secara perlahan atau malah menghentikannya karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi sakit kepala rebound yang diakibatkan oleh terlalu seringnya mengonsumsi obat pereda sakit. Pencegahan Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membantu mencegah sakit kepala: Istirahat yang cukup Sangat disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup dan teratur. Tujuh hingga delapan jam per hari adalah waktu tidur rata-rata yang diperlukan oleh orang dewasa. Jangan menggantikan kekurangan waktu tidur pada hari kerja di hari libur, karena ini tidak efektif. Usahakan agar cukup tidur setiap hari. Kurangi kafein Usahakan untuk tidak mengonsumsi kafein atau menguranginya, karena walaupun beberapa pengobatan sakit kepala menggunakan kafein untuk meredakan gejalanya tapi bisa memperparah juga. Hindari pemicu sakit kepala Mengurangi stres Dengan mengelola stres dan tekanan hidup dengan baik, seseorang bisa mengurangi risikonya mengalami sakit kepala. Pola makan teratur Jalani pola hidup sehat dengan makan secara teratur tiga kali sehari dan camilan di antaranya jika diperlukan. Disarankan untuk selalu makan di waktu yang sama setiap harinya dan mengawali hari dengan sarapan sehat. Santai Luangkan waktu untuk bersantai, seperti membaca buku, mandi dengan air hangat, dan mendengarkan musik. Kurangi konsumsi obat Konsultasikan dengan dokter jika Anda terlalu sering mengonsumsi obat pereda sakit, termasuk obat yang dijual secara bebas, karena mengonsumsi obat lebih dari dua kali dalam sepekan bisa membuat sakit kepala lebih sering kambuh. Rutin berolahraga Olahraga yang dilakukan secara rutin bisa membantu mengurangi stres. Mulailah berolahraga secara perlahan untuk mengurangi terjadinya cedera, dan pilihlah olahraga yang Anda gemari, seperti berenang, bersepeda, atau berjalan. II.1.2. PENYAKIT MIGRAIN Pengertian Migrain (migraine) adalah sindrom neurologis yang ditandai oleh persepsi tubuh yang berubah, sakit kepala parah, dan mual. Secara fisiologis, sakit kepala migrain adalah suatu kondisi neurologist, lebih umum pada wanita daripada laki-laki. Kata migrain dipinjam dari Bahasa Perancis Kuno migraigne (aslinya “megrim”, tetapi di- ejaulang / respelled pada tahun 1777 di Model Perancis kontemporer). Istilah Perancis tersebut berasal dari pelafalan vulgar Kata Latin hemicrania, dimana istilah itu sendiri didasarkan pada Bahasa Yunani hemikrania, dari akar Bahasa Yunani untuk “setengah” dan “tengkorak”. Menurut sejarah, rasa nyeri pada migrain akibat dari ekspansi pembuluh darah besar (vasodilation/vasodilati) yang memberikan suplai pada otak. Ekspansi itu kemudian mendorong terjadinya peregangan serat saraf yang menempel pada pembuluh darah dan menimbulkan persepsi nyeri. Pengobatan dengan kontriksi atau mempersempit aksi ekspansi pembuluh darah tersebut. Penyakit migrain dikenal juga dengan sakit kepala sebelah yang biasanya terasa seperti berdenyut-denyut di satu atau kedua sisi kepala di sekitar area pelipis, dahi hingga ke mata. Pada kondisi tertentu migrain bahkan dapat menimbulkan rasa mual, muntah, bahkan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara di sekitar. Macam Migrain Migrain dibagi dalam 2 golongon besar, yaitu: a. Migrain Biasa (migrain tanpa aura) : Kebanyakan penderita migrain masuk ke dalam jenis ini. Migrain biasa ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang sampai berat dan semakin parah pada saat melakukan aktifitas. Migrain ini juga disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Sakit kepala akan sembuh dalam 4 sampai 72 jam, sekalipun tidak diobati. b. Migrain Klasik (migrain dengan aura ) : Pada jenis klasik, migrain biasanya didahului oleh suatu gejala yang dinamakan aura, yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain. Migrain klasik merupakan 30% dari semua migrain. Gejala-gejalanya selalu berlangsung kurang dari satu jam. Aura Visual meliputi: Titik atau lampur terang berkedip Titik buta Pandangan terdistorsi Kehilangan penglihatan sementara Garis bergelombang atau bergerigi Ada juga aura yang dapat mempengaruhi indra lainnya. Aura ini dapat digambarkan sebagai memiliki “perasaan aneh”, atau orang tersebut mungkin tidak dapat menggambarkan auranya. Aura lain mungkin termasuk telinga berdenging (tinnitis), atau memiliki perubahan bau (seperti bau aneh), rasa, atau sentuhan. Kondisi-kondisi migrain yang jarang dibawah ini termasuk jenis aura neurologis: Hemiplegic migrain. Kelumpuhan (hemiplegia) sementara atau perubahan saraf atau indera pada satu sisi tubuh (seperti pelemahan otot). Terjadinya sakit kepala mungkin terkait dengan mati rasa sementara, pusing, atau perubahan penglihatan Migrain Ini perlu dibedakan dari stroke. Retina migrain. Kehilangan sementara, sebagian atau seluruh penglihatan pada satu mata, disertai rasa nyeri di belakang mata yang dapat menyebar ke seluruh kepala. Basilar arteri migrain. Pusing, bingung, atau kehilangan keseimbangan dapat mendahului sakit kepala. Rasa sakit sakit kepala dapat mempengaruhi bagian belakang kepala. Gejala ini biasanya terjadi tiba-tiba dan dapat dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk berbicara dengan benar, telinga berdenging, dan muntah. Jenis migrain ini sangat terkait dengan perubahan hormonal dan utamanya mempengaruhi wanita dewasa muda. Status migrainosus. Sebuah jenis migrain yang langka dan parah dan bisa berlangsung 72 jam atau lebih. Rasa sakit dan mual yang begitu kuat sehingga orang yang memiliki jenis sakit kepala ini sering perlu dirawat di rumah sakit. Obat-obat tertentu, atau proses penarikan efek obat, bisa menyebabkan sindrom migrain jenis ini. Ophthalmoplegic migraine. Sakit di sekitar mata, termasuk kelumpuhan pada otot sekitar mata. Ini adalah kondisi darurat medis, karena gejala jini uga dapat disebabkan oleh tekanan pada saraf di belakang mata atau pembengkakan pembuluh darah. Gejala lain dari ophthalmoplegic migraine yaitu kelopak mata murung, penglihatan ganda, atau perubahan penglihatan lain. Untungnya, ini adalah migrain yang jarang. Migrain tanpa aura lebih umum, terjadi pada 80% sampai 85% dari penderita migrain. Beberapa jam sebelum timbulnya sakit kepala, orang tersebut dapat mengalami gejala yang tidak jelas, termasuk: Kegelisahan Depresi Kelelahan Penyebab Migrain Penyebab pasti migrain masih belum begitu jelas. Diperkirakan, adanya hiperaktiftas impuls listrik otak meningkatkan aliran darah di otak, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi. Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang lain, misalnya mual. Semakin berat inflamasi yang terjadi, semakin berat pula migrain yang diderita. Telah diketahui bahwa faktor genetik berperan terhadap timbulnya migrain. Ada 5 fase yang teridentifikasi terjadi pada saat migrain Prodome : peringatan yang bisa datang sebelum migrain. Dapat berupa perubahan mood, perubahan pada indra penciuman dan perasa yang menjadi aneh, kelelahan dan ketegangan otot. Aura : gangguan penglihatan sebelum fase migrain. Beberapa orang mengalami bintik-bintik buta. Rasa sakit biasanya akan pada satu sisi kepala. Sakit kepala: ini adalah tahap berikutnya yang terjadi hanya di satu sisi kepala namun dapat pula terjadi di kedua sisi. Seorang yang mengalami ini biasanya  merasa mual dan akan muntah. Fase ini berakhir setelah 4 jam atau bahkan 2-3 hari. Pemutusan: sakit kepala biasanya hilang dengan tidur. Postdome: tanda-tanda lain mungkin berlama-lama setelah sakit kepala telah pergi. Migrain dapat hilang sendiri tanpa pengobatan, tetapi beberapa orang memerlukan obat-obatan untuk membantu meredakan sakit kepala dan mual. Migrain yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh penyakit, infeksi atau kondisi lainnya. Namun hal yang paling banyak menyebabkan Migrain adalah sebagai berikut: STRES. Stress karena pekerjaan, keributan di rumah, tugas kuliah, dan situasi tegang lainnya dapat menyebabkan migrain. Stress adalah pemicu Migrain Diet yang salah. Diet dapat menjadi masalah jika tidak diikuti dengan benar, dan dapat juga pemicu migrain Kehidupan Sex. Mungkin bagi Anda ini aneh atau lucu, tapi itulah kenyataannya. Perasaan emosional sangat berpengaruh terhadap migrain, termasuk kehidupan sex. Cuaca. Kelembaban, hujan, panas berlebihan, ini semua faktor yang memicu sakit kepala. Lingkungan. Seperti rokok, asap, kabut asap di pinggiran kota, parfum, semua pemicu juga. Sinus. Sinusitis dan radang lain dari infeksi tenggorokan (faringitis) atau telinga juga bisa menyebabkan sakit kepala. Ada banyak kontroversi apakah sinus merupakan penyebab migrain. Tapi yang jelas bahwa saat mengalami sinus, ada tekanan yang berlebihan pada syarat hidung dan sekitar kepala. Gejala Migrain Gejala Awal: Satu atau dua hari sebelum timbul migrain, penderita biasanya mengalami gejala awal seperti lemah, menguap berlebih, sangat menginginkan suatu jensi makanan (mislanya coklat), gampang tersinggung, dan gelisah pada migrain klasik biasanya terjadi dalam 30 menit sebelum timbulnya migrain. Aura dapat berbentuk gangguan penglihatan seperti melihat garis yang bergelombang, cahaya terang, bintik gelap, atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Gejala aura yang lain yaitu rasa geli atau rasa kesemutan di tangan. Sebagian penderita tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak, atau wajah, atau merasa lemah pada satu sisi tubuhnya, atau merasa bingung. Penderita dapat mengalami hanya satu gejala saja atau beberapa macam gejala, tetapi gejala ini tidak timbul bersamaan melainkan bergantian. Suatu gejala aura biasanya menghilang saat nyeri kepala atau gejala aura yang lain timbul. Namun kadang-kadang gejala aura tetap bertahan pada permulaan sakit kepala. Sakit kepala dan gejala penyerta: Penderita merasakan nyeri berdenyut pada satu sisi kepala, sering terasa di belakang mata. Nyeri dapat berpindah pada sisi sebelahnya pada serangan berikutnya, atau mengenai kedua belah sisi. Rasa nyeri berkisar antara sedang sampai berat. Gejala lain yang sering menyertai nyeri kepala antara lain: Kepekaan berlebihan terhadap sinar, suara, dan bau Mual dan muntah Gejala semakin berat jika beraktifitas fisik Gejala Akhir: Setelah nyeri kepala sembuh, penderita mungkin merasa nyeri pada ototnya, lemas, atau bahkan merasakan kegembiraan yang singkat. Gejala-gejala ini menghilang dalam 24 jam setelah hilangnya sakit kepala. Pengobatan Migrain Pada tahap awal, penggunaan antinyeri dapat dibeli bebas tanpa resep, seperti parasetamol, atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, atau natrium naproxen, untuk mengurangi gejala migrain. Dokter biasanya menganjurkan untuk menggunakan NSAID untuk melihat apakah obat ini mampu mengurangi nyeri sebelum memberikan obat anti migrain golongan lain yang harus dibeli dengan resep, yang mempunyai banyak efek samping. Beberapa obat pencegah migrain dapat menimbulkan efek samping ringan sampai berat pada beberapa penderita. Penderita yang mempunyai gangguan jantung atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol sebaiknya tidak mengkonsumsi obat ini. Pasien yang berumur lebih dari 65 tahun, obat pencegah migrain tidak dianjurkan. Selain menggunakan obat obatan beberapa cara lain seperti terapi pun dapat dilakukan dalam proses pengobatannya berikut terapi pelengkap: a. Akupuntur, yaitu dengan menusukkan jarum yang sangat halus ke kulit pada titik tertentu untuk menimbulkan aliran energi di sekujur tubuh. Tindakan ini dapat membantu relaksasi otot dan mengurangi nyeri kepala. b. Teknik Relaksasi, yang dapat membantu mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari. Jika migrain tidak sembuh walaupun sudah mendapat pengobatan, perlu untuk mengubah jenis obat. Jika belum sembuh juga, tes tambahan seperti MRI atau CT Scan perlu dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain. Pencegahan Cara terbaik untuk mengatasi migrain adalah dengan menghindarinya. Dengan mengenali dan menghindari pencetus, jumlah serangan dan tingkat keparahan migrain dapat dikurangi. Berikut cara untuk mencegah migrain: Mengenali pencetus migrain dengan membuat buku harian Tidur dan beraktivitas secara teratur Pola makan teratur Mengatasi stress Menghindari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif Wanita yang sering mendapatkan migrain di sekitar periode menstruasi mereka dapat mengambil terapi pencegahan ketika mereka tahu waktu menstruasi sudah dekat. Penderita migrain juga tampaknya mengalami serangan lebih sedikit ketika mereka makan secara teratur dan mendapatkan istirahat yang cukup. Olahraga teratur dan secukupnya, juga dapat membantu mencegah migrain II.1.3. PENYAKIT ISEMIK SEMENTARA Pengertian Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu. TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Terkadang Iskemik Sesaat terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah.  Penyebab Serpihan kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya Iskemik Sesaat.  Resiko terjadinya Iskemik Sesaat meningkat pada:  - tekanan darah tinggi  - aterosklerosis  - penyakit jantung (terutama pada kelainan katup atau irama jantung)  - diabetes  - kelebihan sel darah merah (polisitemia). 3. Gejala  Iskemik Sesaat terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit, jarang sampai lebih dari 1-2 jam.  Gejalanya tergantung kepada bagian otak mana yang mengalami kekuranan darah:  - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan  - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.  Gejala lainnya yang biasa ditemukan adalah:  - Hilangnya rasa atau kelainan sensasi pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh  - Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh  - Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran  - Penglihatan ganda  - Pusing  - Bicara tidak jelas  - Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat  - Tidak mampu mengenali bagian tubuh  - Gerakan yang tidak biasa  - Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih  - Ketidakseimbangan dan terjatuh  - Pingsan.  Gejala-gejala yang sama akan ditemukan pada stroke, tetapi pada Iskemik Sesaat gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi Iskemik Sesaat cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun. Sekitar sepertiga kasus Iskemik Sesaat berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah Iskemik Sesaat.  Diagnosa  Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Karena tidak terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan bantuan CT scanmaupun MRI. Digunakan beberapa teknik untuk menilai kemungkinan adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis.  Aliran darah yang tidak biasa menyebabkan suara (bruit) yang terdengar melaluistetoskop. Dilakukan skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan untuk mengetahui ukuran sumbatan dan jumlah darah yang bisa mengalir di sekitarnya. Angiografi serebral dilakukan untuk menentukan ukuran dan lokasi sumbatan.  Untuk menilai arteri karotis biasanya dilakukan pemeriksaan MRI atauangiografi, sedangkan untuk menilai arteri vertebralis dilakukan pemeriksaan ultrasonik dan teknik Doppler. Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapat diangkat karena pembedahannya lebih sulit bila dibandingkan dengan pembedahan pada arteri karotis.  Pengobatan Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke. Faktor resiko utama untuk stroke adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan diabetes; karena itu langkah pertama adalah memperbaiki faktor-faktor resiko tersebut. Obat-obatan diberikan untuk mengurangi kecenderungan pembentukan bekuan darah, yang merupakan penyebab utama dari stroke.  Salah satu obat yang paling efektif adalah Aspirin. Kadang diberikan dipiridamol, tetapi obat ini hanya efektif untuk sebagian kecil penderita. Untuk yang alergi terhadap Aspirin, bisa diganti dengan tiklopidin. Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan antikoagulan (misalnya heparin atau warfarin).  Luasnya penyumbatan pada arteri karotis membantu dalam menentukan pengobatan. Jika lebih dari 70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita memiliki gejala yang menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke. Sumbatan yang kecil diangkat hanya jika telah menyebabkan TIA yang lebih lanjut atau stroke.  Pada pembedahan enarterektomi, endapan lemak (ateroma) di dalam arteri dibuang. Pembedahan ini memiliki resiko terjadinya stroke sebesar 2%. Pada sumbatan kecil yang tidak menimbulkan gejala sebaiknya tidak dilakukan pembedahan, karena resiko pembedahan tampaknya lebih besar. II.1.4. PENYAKIT VERTIGO Pengertian Penyakit Vertigo biasanya dikenal dengan istilah “pusing tujuh keliling” dikarenakan seseorang sedang mengalami keadaan yang serasa berputar dan lingkungan terasa berputar pula, padahal keadaan tubuh seseorang tersebut tidak bergerak. Penyakit Vertigo ni disebabkan oleh gangguan keseimbangan  pada perifer. Dan juga Penyakit Vertigo disebabkan oeh kelainan telinga. Vertigo berasal dari bahasa Yunani yaituvertere berarti memutar. Pengertian dari penyakit vertigo ini adalah sebuah penyakit yang mengalami gangguan alat keseimbangan tubuh sehingga tubuh disebabkan adanya sensasi gerakan dan lingkungan sekitar dirasakan bergerak pula. Hal ini juga ada gejala vertigo lainnya yaitu khususnya pada jaringan otonomik. Penyakit vertigo merupakan penyakit yang menandai adanya gangguan telinga bagian dalam, yang disebabkan adanya gangguan keseimbangan sehingga seseorang bisa merasa pusing. Para dokter dapat melakukan diagnosis penyakit vertigo ini dengancara pemeriksaan ENG yaitu Elektronistagmografi yang dapat menentukan penyebab adanya gejala vertigo. Penyebab Penyakit Vertigo Selalu mengkonsumsi obat-obatan dan alkohol Kurangnya berolah raga Gaya hidup yang tidak seimbang Sering stress dan salah tidur Jenis Penyakit Vertigo Vertigo vestibular ini memiliki gejala seperti serasa berputar, adanya gangguan pendengaran dan serangan yang terjadi pada episodik yang disertai dengan muntah. Vertigo non vestibular ini memiliki gejala seperti rasa melayang atau tidak adanya keseimbangan, tanpa adanya gangguan pendengaran dan serangan terjadi terus-menerus tanpa adanya rasa muntah atau mual. .4. Klasifikasi Vertigo Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok : Vertigo Paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi : 1) Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen. 2) Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth). 3) Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna. b. Vertigo Kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi: 1) Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin. 2) Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin. 3) Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis. c. Vertigo Yang Serangannya Mendadak/Akut, Kemudian Berangsur-Angsur Mengurang, Dibedakan Menjadi : Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis. 2) Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior. Ada pula yang membagi vertigo menjadi : 1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler. 2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual. Manifestasi klinik adala Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. Adapun gejala dan diagnosis Penyakit Vertigo yang harus diketahui, antara lain : Dalam menguji keseimbangan penderita, penderita vertigo dapat diinstruksikan untuk berdiri dan berjalan dalam garis lurus dengan awalnya mata terbuka dilanjutkan dengan cara mata tertutup. Adanya gerakan mata yang abnormal adalah petunjuk yang terdapat kelainan fungsi pada telinga bagian dalam atau kelainan pada saraf yang menghubungkannya ke otak. Gerakan mata dari atas ke bawah atau yang cepat dari kiri ke kanan biasa disebut sebagai Nistagmus, hal ini dilakukan karena sangat membantu penentuan diagnosa. Nistagmus juga dapat dirangsang dengan cara melakukan gerakan kepala si penderita penyakit vertigo secara tiba-tiba atau dengan cara meneteskan air dingin ke dalam telinga penderita. Penderita vertigo akan merasa berputar-putar atau merasa benda-benda yang berada di sekitarnya seperti berputar-putar. Dilakukan pula tes pendengaran yang dapat menentukan adanya kelainan pada telinga sehingga berpengaruh terhadap pendengaran dan keseimbangan. Untuk menentukan telinga atau tulang belakang terkena infeksi, maka dapat mengambil cairan dari sinus. Jika ada dugaan bahwa penurunan aliran darah ke dalam otak maka harus dilakukan pemeriksaan angiogram agar dapat mendeteksi adanya penyumbatan pada pembuluh darah yang mengalir ke otak. Melakukan pemeriksaan dengan CT scan dan MRI kepala yang dapat memberikan petunjuk kelainan tumor dan tulang yang bisa menekan saraf. Penyakit Vertigo dapat diobati tergantung pada penyebab penyakit tersebut. Penyakit vertigo yang ringan maka diberikan obat pengurang vertigo seperti perfenazin, meklizin, skopolamin dan dimenhidrinat. Semua obat bisa menyebabkan ngantuk khususnya penderita vertigo yang telah berusia lanjut. Bagi yang menderita vertigo dapat menggunakan skopolamin bentuk plester untuk mengurangi efek ngantuk yang sedikit. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mencegah vertigo yang sebenarnya, yakni sebagai berikut : Hindarilah makanan yang berlebihan supaya tidak terjadi penimbunan dalam tubuh yang tidak dikeluarkan oleh energi. Memperhatikan gerakan leher terutama pada saat posisi mendongak Memperhatikan posisi tidur yaitu posisi kepala yang agak tinggi dan bangun secara perlahan-lahan, jadi janganlah melakukan gerakan yang mengejutkan seusai tidur. Penyakit vertigo dapat disebabkan pada alergi, karena itulah hindari makanan yang dapat menyebabkan terjadi alergi. Berikut ini adalah Tindakan yang dapat dilakukan Pada Penyakit Vertigo : 1. Tarik napas dalam-dalam, kemudian pejamkan mata, dan segera mencari posisi yang memungkinkan Anda berbaring. Jika tidak memungkinkan, maka segeralah duduk. 2. Jika Anda merasa mual dan ingin muntah, maka segeralah mencari bantuan orang-orang di dekat Anda untuk membantu Anda ke toilet. 3. Ketika Anda berbaring, pertahankan posisi tersebut sampai serangan vertigo berkurang atau hilang. 4. Buka mata perlahan lalu coba miringkan badan, atau kepala gerakkan kepala Anda dengan perlahan. Jika dengan tindakan ini serangan vertigo ternyata datang kembali, maka itu berarti Anda harus segera memejamkan mata, atau kembali ke posisi semula. Pengobatan terhadap penyakit ini harus dilihat dahulu jenis penyakitnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Ada beberapa jenis obat dapat menyebabkan timbulnya vertigo. seperti kina, streptomisin, dan salisilat, diketahui dapat menimbulkan radang kronis telinga dalam. 3. Pengobatan  Penderita yang mengalami vertigo bisa ditangani dengan pengobatan berupa pemberian obat. Namun, harus dilihat terlebih dahulu apa penyebabnya. Obat yang bisa mengurangi serangan vertigo antara lain : meclizine hydrochloride (Antivert), diphenhydramine (Benadryl), promethazine hydrochloride (Phenergan), dan diazepam (Valium). Bila terjadi infeksi bakteri pada telinga bagian dalam, penderita membutuhkan obat antibiotika. Selain dilakukan pengobatan secara medis, penderita juga bisa melakukan pengobatan secara tradisional. Namun, harus hati-hati saat melakukan pengobatan di luar medis. Dilihat terlebih dahulu, apakah cara pengobatan tersebut cocok atau tidak. Pengobatan non medis ini dapat berupa terapi alternative, seperti : melakukan akupuntur, pengaturan diet, senam tai chi, meditasi, menggunakan obat-obatan herbal. Bisa juga dengan melakukan terapi spiritual. Semua cara pengobatan itu tergantung kepada keputusan Anda untuk menjalaninya. Pastikan terlebih dahulu keamanan dan keprofesionalan dari pelaku pengobatan yang memberikan terapi non medis tersebut. II.1.5. PENYAKIT STROKE Pengertian Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007). Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other Cerebrovascular Disease tahun 1989, stroke secara klinis adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yangsesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu. Pada umumnya disfungsi itu berupa hemiparalisis atau hemiparesis yang disertai dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan fungsi luhur. Di dalam praktik, stroke (bahasa Inggris) umum digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPD), mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO). Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi stroke. Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank, World Health Organization (WHO, 1989) dan National Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS, 1990). Pada dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya. Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan diagnosis klinis, diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan, 2007). Klasifikasi yang dipakai saat ini (Bustan, 2007) adalah sebagai berikut: 1.    Berdasarkan manifestasi klinik a.    Transient Ischemic Attack (TIA), serangan kurang dari 24 jam. b.    Stroke in Evolution (SIE), hilang dalam 2 minggu. c.    Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND). d.   Completed Stroke 2.    Berdasarkan proses patologik (kausal) a. Infark b. Perdarahan Intra Serebral c. Perdarahan subarachnoidal 3. Berdasarkan tempat lesi a. Sistem karotis b. Sistem vertebrobasiler Gejala Gejala Penyakit Stroke yang terlihat adalah pertama, serangan stroke datang ditandai dengan serangan neurologis berupa kelumpuhan total atau hanya lengan tangan saja. Kedua, otot-otot penderita mulai melemah atau sering disebut hemiplegia untuk istilah kedokterannya. Ketiga, penderita mulai mengalami penurunan kemampuan melihat serta membau. Gangguan penglihatan tersebut bisa secara parsial maupun total. Keempat, karena adanya gangguan syaraf motoriknya, maka penderit mengalami gangguan bicara. Kelima, penderita mengalami kesulitan menelan makanan dan keadaan tubuh pun tidak terkoordinasi dengan baik. Keenam, saat berbicara pun, penderita cenderung tidak jelas atau biasa disebut pelo. Selain berbagai tanda-tanda dan gejala stroke tersebut, orang sekitar bisa tahu tentang penyakit ini dengan melakukan tiga tes dan menyuruh penderita tentang tiga hal, yaitu minta tersenyum, menengadahkan kedua tangan, mengatakan sesuatu yang diakhiri silabel a seperti “hari ini indah; hari ini cerah; dan lain sebagainya”. Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut: Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. Selain 3 Gejala diatas masih ada lagi gejala stroke lainya diantaranya Kelelahan secara tiba-tiba atau tangan, kaki, bahkan wajah mulai mati rasa terutama hanya sebelah bagian tubuh saja. Mata secara tiba-tiba bermasalah baik hanya satu atau kedua mata. Sakit kepala yang datang secara tiba-tiba, kehilangan keseimbangan, atau kesulitan ketika akan berjalan. Merasa kebingungan dan kesulitan berbicara Rasa sakit kepala yang amat sangat menyiksa tanpa ada penyebab yang jelas Gejala dan tanda seseorang terkena stroke sangat beragam dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak manusia sangat kompleks. Setiap daerah di otak mempunyai fungsi berbeda-beda. Ada yang mengatur gerakan, pancaindera, perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala dan tanda dari stroke tergantung pada daerah mana yang mengalmi kerusakan di otak, dan juga tergantung dari apakah itu karena stroke pendarahan atau karena stroke iskemik. Namun secara umum, tanda dan gejala stroke diantaranya : Munculnya kelemahan mendadak dari satu bagian tubuh, wajah, lengan, tungkai, terutama di satu sisi badan. Muncul rasa baal (hilang sensasi) mendadak disatu sisi badan Gangguan menelan (disfagia), contohnya bila minum jadi tersedak Hilangnya penglihatan sebagian atau menyeluruh secara tiba-tiba Tiba-tiba sulit bicara atau menjadi tidak jelas berbicara atau pelo, atau tidak memahami pembicaraan orang lain. Timbul nyeri kepala yang amat sangat, yang muncul secara mendadak Gangguan kesadaran, pingsan, koma, atau kejang. Hilang keseimbangan, terjatuh tiba-tiba, dan tidak mampu mengatur gerakan tubuh Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-tiba pikun, tidak dapat berhitung, membaca, ataupun menulis secara tiba-tiba. Gejala-gejala diatas terutama bila timbul mendadak, harus segera mendapat pertolongan dari dokter. Semakin cepat ditangani maka akan semakin baik hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat tergantung dari daerah otak mana yang mengalami gangguan. Sebagai informasi, secara mudahnya otak kita dibagi menjadi hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing. Kedua bagian otak ini dibagi menjadi sisi dominan dan non dominan, dilihat dari fungsi penggunaan sehari-hari kita bisa menggunakan tangan untuk bekerja dan menulis. Namun, ada juga orang-orang tertentu dengan otak dominan kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan tubuh sebelah kiri lebih dominan yang biasa kita sebut kidal/ kebot. Bagian otak kanan mengendalikan sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga bila yang terkena stroke adalah sisi kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya, bila yang terkena stroke adalah sisi kiri dari otak, maka sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan tubuh. Otak memerlukan oksigen yang diperoleh dari darah. Penyakit stroke terjadi jika ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Gangguan ini dibagi menjadi dua bagian: Stroke Iskemik Gangguan fungsi otak secara tiba-tiba yang disebabkan oleh penurunan aliran oksigen dan gula darah ke daerah otak tertentu yang dapat mematikan sel-sel syaraf. Stroke Hemoragik Terjadi pendarahan di otak yang menurunkan aliran oksigen dan gula darah ke daerah tertentu sehingga sel-sel syaraf akanmati, area yang terkena akan terganggu fungsinya.  Pada penderita yang berusia diatas 45 tahun, stroke paling banyak disebabkan oleh mengerasnya pembuluh darah. Sedangkan pada penderita yang berusia muda, stroke sering disebabkan oleh cacat pembuluh darah bawaan. Faktor Resiko pada penyakit Stroke. Yang dimaksud dengan faktor resiko pada penyakit stroke adalah kondisi yang dapat membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit stroke. Jika telah mengenali beberapa faktor resiko ini, maka diharapkan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan penderitanya cacat bahkan meninggal dunia ini. Selain faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu faktor usia dan keturunan, beberapa faktor resiko tersebut adalah sebagai berikut: 1.   Tekanan darah tinggi 2.   Penyakit kencing manis 3.   Penyakit jantung 4.   Kadar kolesterol yang tinggi 5.   Gangguan pada pembuluh darah 6.   Kurang olah raga 7.   Kegemukan 8.   Alkohol 9.   Merokok 10. Stress Penyakit yang timbul secara mendadak ini menyebabkan fungsi otak terganggu bahkan dapat mengakibatkan sebagian sel-sel otak tidak dapat berfungsi lagi. Banyak penderita penyakit ini menjadi cacat sehingga menjadi sangat tergantung kepada orang lain. Pada keadaan ini dibutuhkan seorang pendamping yang sebaiknya dididik secara khusus untuk menjadi pengasuh pasien stroke. Disamping itu, penyakit stroke juga seringkali menimbulkan permasalahan lain seperti masalah kesehatan, ekonomi maupun sosial serta membutuhkan penanganan yang komprehensif yang termasuk pemulihan dalam jangka panjang bahkan sisa hidup penderita. Untuk masalah sosial, biasanya penderita stroke akan merasa bersalah, cemas, frustasi dan depresi. Oleh karena itu,beberapa penderita stroke malah mengalami perubahan yang nyata justru lebih pada kepribadiannya daripada fisiknya. Di antara sekian banyak faktor resiko stroke, hipertensi dianggap yang paling berperan. Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu mempengaruhi penurunan stroke dalam komuniti. Namun demikian, upaya pencegahan stroke tidak semata ditujukan kepada hipertensi stroke. Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan dengan empat faktor utama yang mempengaruhi penyakit (gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan), (Bustan, 2007). Diagnosis Stroke     Stroke umumnya didiagnosis melalui tes fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak. Pengambilan foto otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut. Selain itu, dokter juga akan memeriksa penyebab stroke dengan memeriksa detak jantung, mengukur tekanan darah, dan melakukan tes darah untuk mengetahui tingkat kolesterol dan glukosa penderita. Setiap jenis stroke membutuhkan penanganan berbeda. Pengobatan akan lebih mudah jika ditunjang dengan diagnosis yang cepat. Diagnosis stroke dengan menggunakan CT scan dan MRI scan. Ada dua metode umum yang digunakan dalam pengambilan gambar otak, yang pertama adalahCT scan atau pemindaian tomografi komputer. Pemindaian ini sama seperti sinar X, namun memakai beberapa gambar untuk membentuk gambar tiga dimensi yang lebih rinci. Metode umum kedua adalah MRI scan atau pemindaian pencitraan resonansi magnetik. Pemindaian ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio kuat untuk menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci. CT scan cukup untuk mengidentifikasi apakah stroke disebabkan oleh pendarahan atau pembekuan. Jika Anda mengalami stroke besar, pemindaian ini cocok untuk Anda. Pemindaian ini lebih cepat daripada MRI scan dan dalam kasus-kasus tertentu, meningkatkan peluang pemberian obat secara cepat dan tepat. Bagi pasien yang telah sembuh dari serangan iskemik sesaat dan bagi penderita yang memilki gejala lebih kompleks, di mana lokasi dan tingkat kerusakan tidak diketahui, MRI scan lebih tepat. Pemindaian ini menghasilkan gambar jaringan otak yang lebih rinci, sehingga memungkinkan teridentifikasinya serangan stroke di bagian yang tidak biasa. Proses pengambilan gambar pembuluh darah otak dan pembuluh darah leher yang diawali dengan menyuntikan sebuah zat pewarna melewati pembuluh darah di lengan dinamakan sebagai CT atau MR angiography. Pemindaian otak harus dijalani semua pasien yang diduga terserang stroke dalam kurun 24 jam. Namun beberapa pasien ada yang harus dipindai segera dalam kurun satu jam, terutama bagi mereka yang: Memiliki tingkat kesadaran yang lebih rendah Sedang menjalani pengobatan antikoagulan Bergantung pada obat-obatan penghilang gumpalan seperti alteplase atau yang baru menjalani pengobatan antikoagulan Tes menelan untuk mencegah infeksi paru-paru Sepertiga orang mengalami masalah dalam menelan pasca stroke. Jika seseorang tidak dapat menelan dengan baik, maka paru-parunya berisiko kemasukan makanan. Hal tersebut dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi pada paru-paru. Tes menelan sangat penting dilakukan oleh orang yang pernah mengalami stroke. Tes ini cukup sederhana. Pasien hanya perlu meminum beberapa sendok air. Jika pasien mampu meneguk air tersebut tanpa tersedak dan batuk, mereka akan diminta meneguk setengah gelas air. Jika mereka tidak mampu meneguk, maka mereka akan dirujuk ke ahli terapi terkait untuk diperiksa secara lebih rinci. Sebelum diperiksa ahli terapi, biasanya penderita dilarang menelan apa pun. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh harus melalui infus atau menggunakan selang nasogastrik melalui hidung. Memastikan penyebab stroke dengan tes jantung dan pembuluh darah Pemeriksaan pembuluh darah dan jantung akan dilakukan untuk memastikan penyebab stroke. Ada tiga jenis proses pemeriksaan, antara lain adalah echocardiogram, catheterangiography atau arteriography, dan ultrasound atau carotid ultrasonography. Diagnosis stroke dengan Echocardiogram Echocardiogram dapat digunakan dalam sejumlah kasus. Salah satu pemeriksaan ini disebut transthoracic echocardiogram, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan sebuah alat ultrasound yang ditaruh pada dada untuk menghasilkan gambar jantung. Yang kedua adalah transoesophageal echocardiography. Pemeriksaan ini menggunakan sebuah alat ultrasonik yang diturunkan ke saluran makanan dan biasanya pasien dibius terlebih dahulu. Karena tepat di belakang jantung, pemeriksaan ini menghasilkan gambar pembekuan darah dan kelainan lainnya secara jelas dan tidak dapat dilakukan olehtrasthoracic echocardiogram. Diagnosis stroke dengan Ultrasound atau ultrasonografi karotis Ini merupakan cara lain yang digunakan dokter untuk memeriksa apakah ada penyempitan atau penggumpalan di dalam arteri yang menuju ke otak. Alat yang digunakan adalah alat berbentuk tongkat atau dikenal sebagai transduser. Melalui alat tersebut, gelombang suara berfrekuensi tinggi dikirimkan ke dalam leher. Gelombang yang mengalir melalui jaringan tubuh ini kemudian akan membentuk gambar. Dari gambar itulah dokter akan mengetahui titik-titik penyempitan pada arteri bilamana ada. Jika diperlukan, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan dalam kurun 48 jam. Pemindaianultrasound seperti ini juga memiliki istilah lain yang dikenal secara umum, yakni duplex scan atau doppler scan. Diagnosis stroke dengan Angiografi kateter Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan pewarna melalui arteri tulang belakang atau karotis. Hasil yang diperoleh pemeriksaan ini lebih rinci dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan pemeriksaan ultrasound, CT scan, atau MR angiography. Pencegahan Pencegahan Primer Gaya hidup: Reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori, exercise, no smoking, dan vitamin. Lingkungan: Kesadaran atas stres kerja. Biologi: Perhatian terhadap faktor resiko biologis (jenis kelamin, riwayat keluarga), efek aspirin. Pelayanan kesehatan: Health Education dan pemeriksaan tensi Pencegahan Sekunder Gaya hidup: Manajemen stres, makanan rendah garam, stop smoking, penyesuaian gaya hidup. Lingkungan: Penggantian kerja jika diperlukan, family counseling. Biologi: Pengobatan yang patuh dan cegah efek samping. Pelayanan kesehatan: Pendidikan pasien dan evaluasi penyebab sekunder. Pencegahan Tersier Gaya hidup: Reduksi stres, exercise sedang, stop smoking. Lingkungan: Jaga keamanan dan keselamatan (rumah lantai pertama, pakai wheel-chair) dan familiy support. Biologi: Kepatuhan berobat, terapi fisik dan speech therapy. Pelayanan kesehatan: Emergency medical technic, asuransi. Penanggulangan Stroke dapat diobati dengan konsep terapi stroke mutakhir. Penderita stroke akan dapat diselamatkan dari kematian dan cacat apabila dilakukan pengobatan yang cepat, tepat dan akurat pada waktu terjadi serangan, khususnya stroke yang bukan pendarahan. Ada beberapa tahapan terapi stroke, khususnya stroke akut. Tahapan tersebut meliputi pengenalan gejala dan tanda-tanda stroke oleh penderita, keluarga atau orang di sekitar penderita, sistem komunikasi yang baik antara masyarakat dan rumah sakit dan fasilitas pengiriman penderita ke rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa pelayanan ambulans darurat merupakan komponen paling signifikan yang berhubungan dengan kecepatan penderita stroke tiba di rumah sakit. Yang tidak kalah pentingnya adalah bagian triage dari instalasi gawat darurat, yang harus segera melakukan evaluasi penderita, termasuk pemeriksaan CT Scan kepala, penentuan diagnosis dan rencana penanganan, dan pengobatan umum termasuk tindakan bedah bila diperlukan (Fadilah, 2004). juga dapat dicegah. Para ahli dan dokter spesialis telah menetapkan standar penanganan stroke, di antaranya adalah: Dalam penanganan pertama, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans. Bawa pasien ke rumah sakit yang menyediakan penanganan dari dokter spesialis. Lakukan pemindaian segera, misalnya CT scan atau MRI scan. Tempatkan pasien di unit penanganan khusus stroke. Pemeriksaan dampak kerusakan stroke, salah satunya dengan tes menelan. Bawa pasien untuk menjalani rehabilitasi stroke. Selalu beri dukungan pasien stroke agar dia dapat kembali hidup normal di tengah-tengah masyarakat. Pengobatan stroke iskemik Obat penghancur gumpalan darah seperti alteplase dapat digunakan untuk mengobati stroke iskemik. Akan tetapi tidak semua pasien cocok dengan pengobatan ini. Pemberianalteplase hanya efektif jika diberikan pada empat setengah jam pertama setelah serangan stroke mulai. Jika lewat jangka waktu tersebut, obat ini tidak terbukti memiliki dampak yang positif. Pada dasarnya, peluang untuk sembuh semakin besar jika alteplase semakin cepat diberikan. Untuk mengurangi kemungkinan pembekuan darah, pasien juga bisa diberikan obat anti trombosit seperti aspirin karena aspirin dapat mengurangi kadar kelengketan dalam sel-sel darah. Pasien bisa diberikan obat anti-platelet lainnya jika alergi terhadap aspirin. Antikoagulan sebagai obat tambahan Obat-obatan lainnya yang bisa mencegah pembekuan darah adalah obat antikoagulan. Antikoagulan mencegah pembekuan darah dengan mengubah komposisi kimia darah. Contoh obat-obatan antikoagulan adalah rivaroxabanheparin, dan warfarin.Obat antikoagulan diberikan pada penderita yang detak jantung yang tidak beraturan dengan tujuan untuk mengurangi risiko penggumpalan darah. Obat-obatan penurun tekanan darah Salah satu cara mencegah stroke adalah dengan menurunkan tekanan darah. Jika tekanan darah seseorang tinggi, maka dokter akan memberikan obat anti-hipertensi untuk menurunkannya, seperti: Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (angiotensin coverting enzyme/ACE inhibitor). Obat penghambat alfa dan beta (alpha- and beta-blocker). Thiazide diuretics. Obat penghambat saluran kalium (calcium channel blocker). Statin untuk menurunkan kolesterol Statin diberikan bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi. Statin berfungsi untuk menghambat sebuah enzim penghasil kolesterol di dalam hati. Penyempitan pembuluh darah karotis Karotis adalah arteri atau pembuluh darah di leher yang berfungsi sebagai penyalur darah ke otak. Beberapa stroke iskemik terjadi akibat adanya penumpukan lemak  yang menyempitkan pembuluh darah karotis. Penyempitan ini dikenal juga sebagai stenosis karotis (carotid stenosis). Operasi dapat dilakukan dokter apabila penyempitan tersebut dianggap sudah parah. Pengobatan stroke hemoragik Penanganan stroke hemoragik biasanya adalah dengan operasi. Operasi dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah dan membersihkan darah di otak. Prosedur operasi ini disebut sebagai kraniotomi. Selama kraniotomi, bagian kecil tengkorak kepala akan dibuka. Kemudian dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang rusak dan memastikan tidak ada pembekuan darah. Tulang tengkorak yang dibuka tadi akan dipasang kembali setelah pendarahan berhenti. Setelah operasi, pasien akan diberikan fasilitas ventilator untuk membantunya bernapas. Ventilator memberi waktu pada tubuh pasien untuk pulih dan mengontrol pembekakan di otak. Biasanya selama pemulihan, pasien akan diberikan obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya kembali serangan stroke. Pengobatan serangan iskemik sesaat Serangan iskemik sesaat dapat mengarah pada serangan stroke yang lebih besar. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyebab terjadinya serangan iskemik sesaat. Jika serangan iskemik sesaat diakibatkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, maka dokter akan memberi obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)  atau statin, atau bahkan kombinasi keduanya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasicarotid endartectomy diperlukan jika serangan iskemik sesaat terjadi akibat penumpukan lemak pada arteri karotis. Pemulihan Stroke  Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek. Proses rehabilitasinya spesifik dan tergantung kepada gejala yang Anda alami dan seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Di antaranya adalah psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi. Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Dampak fisik serangan stroke Ada beberapa dampak fisik yang terjadi akibat serangan stroke, di antaranya adalah kelumpuhan pada salah satu bagian sisi tubuh dan terganggunya koordinasi serta keseimbangan tubuh. Beberapa orang  juga akan mengalami kelelahan ekstrim di beberapa minggu pertama setelah stroke. Kelumpuhan pada bagian tubuh sebaiknya diperiksa oleh ahli fisioterapi yang nantinya akan menyusun rencana pengobatan. Fisioterapi biasanya akan dimulai setelah kondisi kesehatan pasien stabil. Postur tubuh dan keseimbangan adalah hal utama yang akan diperbaiki oleh ahli fisioterapi. Setelah itu pasien akan menjalani sesi singkat yang berlangsung beberapa menit. Durasi sesi akan meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien. Ada dua target yang dibuat ahli fisioterapi, target jangka pendek dan target jangka panjang. Dalam target jangka pendek, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan sederhana seperti mengambil sebuah objek. Sedangkan dalam target jangka panjang, pasien dilatih untuk berdiri dan berjalan. Dalam prosesnya, ahli fisioterapi tidak hanya bekerja sendiri. Anggota keluarga pasien pun bisa dilibatkan. Gunanya agar anggota keluarga pasien tersebut mampu melatih pasien saat berada di rumah. Lama pemulihan fisik relatif. Fisioterapi bisa berlangsung beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun dan biasanya terapi dihentikan jika kondisi pasien tidak lagi memperlihatkan kemajuan. Dampak kognitif serangan stroke Salah satu atau beberapa fungsi kognitif dapat terganggu akibat stroke. Fungsi kognitif sendiri merupakan istilah yang digunakan para ahli untuk menggambarkan kemampuan otak mengolah informasi. Fungsi kognitif meliputi: Daya ingat. Konsentrasi. Komunikasi baik secara tulis maupun lisan. Kesadaran akan posisi tubuh terhadap lingkungan sekitarnya. Kemampuan melakukan aktivitas fisik seperti mandi atau makan. Kemampuan melakukan fungsi eksekutif, seperti memecahkan masalah, membuat rencana, dan mempertimbangkan situasi. Sebelum rencana rehabilitasi dan pengobatan dibuat, seluruh fungsi kognitif pasien sebaiknya diperiksa. Dalam rehabilitasi, pasien akan diajarkan berbagai teknik pemulihan fungsi kognitif, salah satunya adalah terapi untuk memulihkan berkomunikasi. Ada juga cara untuk mengganti fungsi kognitif yang hilang, salah satunya dengan pemasangan alat bantu ingatan. Sebagian fungsi kognitif akan pulih setelah rehabilitasi, meski tidak seratus persen. Kerusakan otak akibat stroke juga bisa meningkatkan terjadinya demensia vaskular. Demensia vaskular bisa terjadi langsung atau beberapa waktu setelah serangan stroke. Dampak psikologis serangan stroke Setelah orang terkena stroke, mereka bisa mengalami dampak psikologis berupa depresiatau gangguan kecemasan. Merasa marah, cemas, bingung, depresi, dan frustrasi adalah hal yang wajar. Psikolog dapat memberikan nasihat dan motivasi agar stroke tidak terlalu berdampak pada kehidupan pasien, seperti kehidupan keluarga atau kehidupan seksualnya. Salah satu terapi psikologis setelah stroke adalah terapi tingkah laku kognitif. Terapi ini bertujuan membantu pasien berpikiran positif. Selain terapi dari psikolog, dukungan orang-orang terdekat juga sangat penting untuk mengembalikan kondisi jiwa si pasien seperti sedia kala. Masalah pada kemampuan berkomunikasi Masalah dalam berbicara, memahami, membaca, dan menulis banyak dialami orang-orang setelah terserang stroke. Hal itu disebut sebagai afasia atau disfasia. Afasia terjadi akibat rusaknya bagian otak yang mengatur kemampuan bicara atau rusaknya otot-otot yang mendukung kemampuan tersebut. Untuk memulihkan kemampuan komunikasi, pasien akan ditangani oleh ahli terapi terkait. Masalah pada daya penglihatan Kadang-kadang beberapa orang mengalami gangguan penglihatan setelah stroke, seperti buta pada salah satu mata. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang menerima, mengolah, dan menerjemahkan informasi yang dikirim oleh mata. Kehidupan seks pasca stroke dan cara menyiasatinya Meski beberapa bagian tubuh orang yang pernah terserang stroke mengalami kelumpuhan, namun mereka masih bisa menikmati saat-saat intim bersama pasangan mereka. Mereka dapat mencoba sejumlah posisi yang sesuai dengan keadaan mereka. Berhubungan intim tidak membuat penderita lebih berisiko terkena stroke lagi jadi penderita tidak dilarang untuk berhubungan intim. Beberapa obat stroke dapat menurunkan libido, karena itu diharapkan pasien berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah tersebut. Ada beberapa obat yang bisa mengatasi masalah tersebut. Masalah pada kandung kemih Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan pembuangan urin. Karena itu orang yang pernah terserang stroke bisa mengompol tanpa dia sadari. Mengemudi kendaraan pasca stroke Biasanya setelah  terserang stroke, orang tidak dianjurkan untuk mengemudi selama satu bulan. Cepat atau lambatnya seseorang boleh mengemudi kembali akan tergantung kepada kerusakan jangka panjang yang mereka alami dan kendaraan apa yang akan mereka kemudikan. Dokter bisa membantu memutuskan apakah penderita boleh mengemudi kembali atau sebaiknya menjalani pemeriksaan lanjutan. Komplikasi Stroke Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lainnya atau komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut dapat membahayakan nyawa si penderita. Tiga diantara komplikasi-komplikasi yang umumnya muncul adalah: Trombosis vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki Lima persen orang-orang akan mengalami penggumpalan darah di kaki mereka setelah terserang stroke. Kondisi tersebut dikenal sebagai trombosis vena dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang yang tidak mampu lagi menggerakkan kaki mereka secara normal. Dengan terhentinya gerakan otot kaki, maka aliran di dalam pembuluh darah kaki menjadi lebih pelan dan tekanan darah akan meningkat. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Gejala-gejala trombosis vena dalam pada kaki antara lain: Rasa sakit Pembengkakan Kaki terasa sakit saat ditekan Kulit kaki tampak berwarna kemerahan Kulit kaki terasa hangat Jika Anda mengalami trombosis vena dalam, maka Anda membutuhkan penanganan yang cepat karena pembekuan tersebut kemungkinan dapat beralih ke paru-paru. Kondisi tersebut dikenal sebagai emboli paru dan dapat mengakibatkan kematian. Trombosis vena dalam dapat diobati dengan obat anti pembekuan. Dokter mungkin akan menyarankan Anda memakai stoking varises jika Anda berisiko terkena trombosis vena dalam di masa yang akan datang. Penggunaan stoking varises dimaksudkan untuk mengurangi tekanan darah pada kaki Anda. Hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal Sekitar sepuluh persen orang yang mengalami stroke hemoragik akan terkenahidrosefalus. Hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat berlebihannya produksi cairan serebrospinal di dalam rongga otak. Produksi berlebihan tersebut disebabkan oleh dampak kerusakan stroke hemoragik. Gejalanya adalah mual dan muntah, kehilangan keseimbangan, dan sakit kepala. Cairan serebrospinal berfungsi untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang, serta berfungsi untuk mengangkat kotoran dari sel-sel otak. Cairan serebrospinal mengalir secara terus-menerus melalui seluruh bagian dalam dan permukaan otak, serta saraf tulang belakang. Sisa cairan serebrospinal biasanya dibuang dari otak untuk selanjutnya diserap oleh tubuh. Hidrosefalus dapat diobati. Biasanya dokter akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang kelebihan cairan tersebut. Disfagia atau kesulitan menelan Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya partikel-partikel makanan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan dapat memicu pneumonia atau infeksi paru-paru. Agar komplikasi yang berasal dari disfagia bisa dihindari, ketika makan, pasien stroke bisa dibantu dengan sebuah selang. Selang tersebut dimasukkan ke dalam hidung, lalu diteruskan ke dalam perut mereka. Namun adakalanya selang tersebut bisa juga langsung dihubungkan ke perut pasien melalui operasi. Lamanya pasien membutuhkan selang makanan bervariasi, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun jarang ada pasien yang harus menggunakan selang makanan selama lebih dari enam bulan. II.1.6. PENYAKIT ATAXIA Pengertian Ataxia Spinocerebellar Ataxia, atau lebih sering disebut Ataxia sering muncul ketika bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan mengalami kerusakan. Penderita Ataxia mengalami kegagalan kontrol otot pada tangan dan kaki mereka, sehingga menghasilkan kurangnya keseimbangan dan koordinasi atau gangguan gait (Glucosamine/chondroitin Arthritis Intervention Trial). Ataxia yang merupakan gangguan koordinasi seperti kikuk atau gerakan canggung dan tidak kokoh, muncul pada banyak penyakit dan kondisi  Penyakit ataxia dapat terjadi akibat adanya kerusakan pada organ otak, khususnya pada bagian otak yang berfungsi untuk mengontrol koordinasi otot. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami gangguan neurologis. Anda dapat mengalami penyakit ini secara tiba-tiba dan hal itu akan berkembang dari waktu ke waktu, tergantung pada penyebabnya. Ataxia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: Spinocerebellar atxia Jika gejala-gejala ataxia berlangsung pada umur muda, maka dapat diagnosa sebagai atxia friedreich. Sedangkan jika gejala-gejala penyakit atxia muncul setelah umur 20 tahun, maka sering disebut sebagai atxia marie. Ataxia dominan karena faktor keturunan sering disebut sebagai atxia marie. Bentuk lain dari ataxia yang diketahui pada awal abad 20 disebabkan oleh defisiensi vitamin B12. Baru-baru ini, banyak dari atxia keturunan yang dominan sudah berganti nama menjadi Spinocerebellar atxia atau SCA. Biasanya diikuti oleh nomor yang mengidentifikasi ataxia yang disebabkan oleh genetic rusak yang sepesifik. Gen SCA 1 ditemukan pada tahun 1993. Gen SCA 29 dilaporkan pada tahun 2008. Dari tahun 2008, tes genetik disediakan untuk 12 tipe ataxia keturunan yang dominan, antara lain : SCA1, SCA2, SCA3, SCA5, SCA6, SCA7, SCA8, SCA10, SCA12, SCA13, SCA14, dan SCA 17. Tes genetik juga disediakan untuk DRPLA dan FXTAS.  Sporadic (non genetik) ataxia Tipe ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelumpuhan otak, tumor, dan chemical exposure. Contohnya saja stroke dapat menyebabkan ataxia. Kecanduan alkohol tingkat tinggi juga dapat menyebabkan ataxia. Ataxia non genetik ini tida akan mewariskan pada keturunannya. Mutiple System Atrophy (MSA) adalah contoh ataxia yang sering muncul dan tidak berasal dari faktor keturunan. Ataxia keturunan Ataxia keturunan diwariskan melalui hubungan keluarga. Banyak tipe yang muncul dari ataxia keturunan adalah pola autosomal yang dominan. Tapi ada beberapa yang pola resesif autosomal (ataxia friedreich). Pada umumnya, ataxia karena keturunan berkemabang secara lambat dan bersamaan dengan atropia otak kecil yang dapat terlihat dengan scan otak. Autosomal keturunan yang resesif dapat memberi efek dengan taraf yang sama pada setiap jenis kelamin, tapi diperlukan 2 gen ataxia supaya gejala-gejala penyakit ini muncul. Setiap anak dari orang tua yang memiliki penyakit ataxia resesif mempunyai 25 % kesempatan untuk mewariskan 2 gen ataxia sehingga dapat mendapat penyakit ini. Lalu 50 % kesempatan untuk mewariskan satu gen ataxia, dan 25 % untuk tidak mendapatkan ataxia gen dan berarti bebas dari ataxia. Karena hanya satu gen ataxia tidak dapatmenimbulkan siptom, ataxia dapat saja lewat begitu saja dalam generasi keluarga tanpa disadari. Karena itu, seringkali tidak ada sejarah keluarga yang terjangkit ataxia jika penyakit yang terwariskan adalah gen yang resesif. Sporadic ataxia Tipe ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelumpuhan otak, tumor, dan chemical exposure. Contohnya saja stroke dapat menyebabkan ataxia. Kecanduan alkohol tingkat tinggi juga dapat menyebabkan ataxia. Ataxia non genetik ini tida akan mewariskan pada keturunannya. Mutiple System Atrophy (MSA) adalah contoh ataxia yang sering muncul dan tidak berasal dari faktor keturunan. Beberapa Tipe Ataxia Spinocerebellar Ataxia Type 7 (SCA7) SCA 7 juga menunjuk pada penyakit autosomal dcerebellar ataxia tipe 2 yang dominan (ADCA 2) atau ataxia dengan pigmentary retinopathy. Ini adalh salah satu tipe dari ataxia yang merupakan penyakit keturunan sistem saraf pusat. Seperti penyakit keturunan ataxia lainnya, SCA 7 adalah hasil dari kecacatan gen yang kemudian menuju ketidak-sejalanan dari jaringan saraf yang spesifik, membawa informasi atau pesan (sensor) dari dan ke otak. Sehingga cerebellum (sistem koordinasi pusat di otak) mengalami proses kemunduran. SCA 7 adalah yang paling sedikit dibandingkan bentuk ataxia lainnya. Terjadi 1:100.000 irang. Pembelajaran lebih lanjut mengatakan bahwa SCA 7 mewakili 2% dari seluruh SCA yang ada. Gejala dari SCA 7 SCA 7 berbeda dari bentuk-bentuk spinocerebellar ataxia di bagian masalah visual, dibandingkan dengan koordinasi yang buruk, biasanya adalah tanda paling awal dari penyakit, terutama ketika penyakit muncul sebelum umur 40 tahun. Individu yang mengidap penyakit ini akan menyadari perubahan pada ketajaman dan warna penglihatan. Perubahan ini terus berlanjut hingga orang tersebut benar-benar tidak bisa melihat. Tambahan lain dari gejala-gejala Ataxia gerakan mata yang lambat dan refleks yang lemah bisa dilihat dengan jelas. Kehilangan untuk mengontrol gerak motorisnya sendiri, bicara yang tidak jelas dan sulit untuk menelan menjadi semakin parah setelah penyakit berlangsung. Pada anak-anak, kehilangan kontrol gerak motoris mungkin adalah gejala terakhir. Tanda-tanda dari SCA 7 umumnya sering muncul di akhir masa remaja atau awal umur 20-an, tapi biasanya penyakit ini baru muncul sekitar 15 sampai 60 tahun. Semakin awal penyakit itu menyerang, penyebaran penyakit akan semakin cepat. Contohnya: ketika gejala muncul di masa kecil, kebutaan bisa terjadi dalam waktu beberapa tahun, sementara mereka yang menunjukkan gejala pertama di masa remaja mere mungkin tidak akan mengalami kebutaan hingga 10 tahun kemudian. Ketika gejala pertama muncul nanti, penyebaran penyakit akan semakin lambat dan ketidakmampuan akan berubah-ubah. Penyebab SCA 7 disebabkan kelainan genetika, yang berarti ini merupakan penyakit yang diturunkan. Gen yang abnormal adalah penyebab utama dari penyakit ini yang dibawa dari generasi ke generasi oleh anggota keluarga yang ‘membawa’nya. Penyakit genetika seperti SCA 7 terjadi ketika satu dari 25.000 gen tidak berfungsi dengan baik. SCA 7 adalah sebuah penyakit yang dominan. Artinya dari individual ataupun seks sama-sama dapat menurunkan gen dan mengembangkan penyakit ini. Dan penyakit ini diturunkan langsung dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa ada generasi yang terlewatkan. Setiap anak dari orang yang membawa atau mengidap SCA 7 memiliki 50% potensi untuk menurunkan gen yang menyebabkan SCA 7. Diagnosa. Pemeriksaan neurologi dapat menentukan apakah seseorang memiliki gejala yang sesuai dengan tipikal SCA 7. Dan berdasarkan tes DNA, dapat dengan akurat mendeteksi ada atau tidaknya gen abnormal yang menyebabkan SCA 7. Seorang Neurologist adalah spesialis yang paling bisa membantu dalam mengetahui gejala dan mendiagnosa penyakit yang menyebabkan Ataxia. Bagaimanapun, konseling mengenai genetika ini dengan keluarga yang terjangkit bisa ditemukan dari genetika medis atau penasehat bagian genetika. Tes DNA untuk SCA 7 menyangkut analisis dari sebuah gen yang berlokasi di kromosom ke 3. Gen dibuat dari substansi yang disebut Nucleotide, berhubungan satu sama lain seperti rantai. Setiap nucleotide diidentifikasi dengan huruf. Pada SCA 7, mutasi gen terletak pada kromosom ke 3 yang kemudian diidentifikasi dengan C-A-G. Identifikasi awal dari SCA 7 dapat membantu individu untuk beradaptasi dengan baik terhadap perubahan penglihatan dan pergerakan. Walaupun tidak ada pengobatan khusus untuk memperlambat atau menahan prosesnya. ada terapi yang bisa mensuport untuk membantu menangani gejala dan untuk mensuport emosi jiwa si penderita. Spinocerebellar ataxia type 6 (SCA6) Spinocerebellar ataxia type 6 (SCA6) adalah salah satu tipe dari ataxia yang merupakan penyakit keturunan sistem saraf pusat. Hal ini dikarenakan adanya kecacatan gen yang menghalangi tersalurnya kalsium di dalam tubuh dengan benar, sehingga cerebellum (sistem koordinasi pusat di otak) mengalami proses kemunduran. Frekuensi SCA 6 bervariasi tergantung dan dipertimbangkan dari kondisi geografi suatu area. Contohnya, kasus penyakit SCA 6 hanya sebesar 2% di Perancis, tetapi di Jepang, kasus penyakit SCA 6 ini sangat tinggi yaitu sebesar 31%. Di Amerika Serikat, penyakit SCA 6 sekitar 13% dari seluruh penyakit dominan Ataxia. Secara keseluruhan, kemerataan dari penyakit ini kurang dari 1 : 100.000. Gejala dari SCA 6 Seperti bentuk-bentuk ataxia lainnya, SCA 6 ditandari dengan penurunan fungsi koordinasi (sesuai dengan arti nama Ataxia sendiri). Pada umumnya gejala pertama dari SCA 6 adalah tidak bisa berdiri dengan tegak, sering tersandung, dan tidak seimbang. Sekitar 10% kemungkinan gejala pertama adalah berbicara yang tidak jelas (dysarthria). Setelah penyakit berjalan lebih lanjut, penurunan fungsi koordinasi bagian atas dan bawah bagian tubuh, gemetaran, dan dysarthria biasanya akan dialami oleh orang-orang yang mengidap penyakit SCA 6 ini. Penglihatan yang kabur (double vision) atau gangguan visual lainnya terjadi sekitar 50% dari orang-orang yang mengidap SCA 6. Pada stadium lanjut, penderita akan mengalami sulit untuk menelan (dysphagia). Perkiraan umur penderita SCA 6 berkisar antara 19 sampai 71 tahun. Beratnya gejala-gejala penyakit juga bervariasi. Pada umumnya, muncul gejala pertama pada umur 43 sampai 52 tahun. Penyakit ini tidak mengurangi panjang-pendeknya umur. SCA 6 disebabkan kelainan genetika, yang berarti ini merupakan penyakit yang diturunkan. Gen yang abnormal adalah penyebab utama dari penyakit ini yang dibawa dari generasi ke generasi oleh anggota keluarga yang ‘membawa’nya. Penyakit genetika seperti SCA 6 terjadi ketika satu dari 100.000 gen tidak berfungsi dengan baik. SCA 6 adalah sebuah penyakit yang dominan. Artinya dari individual ataupun seks sama-sama dapat menurunkan gen dan mengembangkan penyakit ini. Dan penyakit ini diturunkan langsung dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa ada generasi yang terlewatkan. Setiap anak dari orang yang membawa atau mengidap SCA 6 memiliki 50% potensi untuk menurunkan gen yang menyebabkan SCA 6. Diagnosa. Pemeriksaan neurologi dapat menentukan apakah seseorang memiliki gejala yang sesuai dengan tipikal SCA 6. Dan berdasarkan tes DNA, dapat dengan akurat mendeteksi ada atau tidaknya gen abnormal yang menyebabkan SCA 6. Seorang Neurologist adalah spesialis yang paling bisa membantu dalam mengetahui gejala dan mendiagnosa penyakit yang menyebabkan Ataxia. Tes DNA untuk SCA 6 menyangkut analisis dari sebuah gen yang berlokasi di kromosom ke 19. Gen dibuat dari substansi yang disebut Nucleotide, berhubungan satu sama lain seperti rantai. Setiap nucleotide diidentifikasi dengan huruf. Pada SCA 6, mutasi gen terletak pada kromosom ke 19 yang kemudian diidentifikasi dengan C-A-G.  Catatan: Mutasi yang berbeda pada kromosom ke 19 juga terjadi pada Ataxia tipe ke 2. Dimana artinya gejala pada tipe 2 dan 6 ini mungkin mirip. Tetapi gejala pada SCA 6 akan terus berlanjut terutama di saat-saat awal penyakit berjangkit. Walaupun tidak ada pengobatan khusus untuk memperlambat atau menahan perkembangan dari SCA 6, ada terapi yang bisa mensuport untuk membantu menangani gejala dan untuk mensuport emosi jiwa si penderita. Spinocerebellar Ataxia Tipe 5 Ataxia tipe lima (sipocebellar ataxia type 5/ SCA5) adalah asalah satu tipe spesifik ataxia diantara sekelompok penyakit sistem saraf keturunan. Dalam SCA5, kerusakan genetik dapat membawa kerusakan pada serabut saraf dalam membawa pesan masuk dan dari otak, menghasilkan kemunduran koordinasi pusat otak. Seringkali SCA5 disebut sebagai ”Ataxia Lincoln” karena sepuluh generasi keluarga dengan kondisi mempunyai keturunan-keturunan yang mengikuti pada kakek-nenek dari pihak ayah presiden Abraham Lincoln. SCA 5 seringkali disebut sebagai ”Ataxia Holmes” setelah Dr. Gordon Holmes yang pertama kali mendeskripsikan kondisi penyakit ini di tahun 1907. SCA5 merupakan yang sebuah penyakit langka dari tipe-tipe ataxia.  Gejala-gejala SCA5 ”Ataxia” berarti ketidakmampuan koordinasi tubuh, dan dengan banyak bentuk lainnya dari ataxia, gejala-gejala dari SCA 5 biasanya ketidakkoordinasi tangan, kaki, dan keseimbangan yang rusak ketika berjalan, serta disarthria (pengucapan yang tidak jelas). Gejala awal dari penyakit ini ditandai dengan kesulitan menaiki tangga, kehilangan keseimbangan ketika berdiri dengan satu kaki, dan stumbling. Ketidakkoordinasi tangan dan lengan dalam SCA5 merupakan hal yang biasa, walaupun hal tersebut tidak separah dengan cara berjalan (mereka sulit sekali untuk berjalan) dari penderita ataxia. Memberi efek pada setiap individu dapat menyadari ketidakmampuan dalam menulis, memencet tombol, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan kemampuan jari tangan.  Disarthrik (pengucapan yang tidak jelas) juga merupakan hal yang biasa, walaupun hal ini biasanya tidak begitu parah dan masalah artikulasi umumnya tidak begitu signifikan. SCA5 cenderung memberi efek pada otak kecil lah yang paling utama tapi tidak pada area otak lainnya. Maka dari itu penyakit ini dianggaap sebagai ”Ataxia murni cerebellar” . Jangka waktu hidup pada umumnya tidak diperkecil karena SCA5. Penyakit ini cenderung berkembang dengan lambat dan tidak memberi efek pada pernapasan, menelan makanan, kontrol eksresi, berpikir, dan kekuatan yang mungkin beberapa bentuk atxia memberi efek. Gejala awal dari SCA5 dapat bervariasi antara umur 10 sampai 70 tahun, dengan rata-rata gejala awal pada sekitar umur 30 tahun-an. Pada orang-orang yang terjangkit penyakit tersebut mendapatkan gejala-gejala yang lebih hebat sepanjang waktu. SCA 5 adalah sebuah penyakit genetik, yang berarti sebuah penyakit keturunan. Gen yang tidak normal memungkinkan penyakit ini berlanjut dari generasi ke generasi yang mana para anggota keluarga terjangkit gen tersebut. Penyakit genetik seperti SCA5 berlangsung ketika ada satu dari 30 ribu gen tubuh tidak bekerja secara wajar. SCA 5 juga merupakan penyakit dominan autosomal yang berarti setiap individu tanpa pengaruh jenis kelamin dap at mewariskan gen dan terjangkit penyakit ataxia. Penyakit ini secara langung melewati dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa melompati suatu generasi. Setap anak dari seseorang yang terjankit SCA5 memperoleh 50 % kesempatan untuk mewariskan gen SCA5. Diagnosa SCA 5 Seluruh tes sistem saraf dapat menunjukkan apakah seseorang terjangkit penyakit ataxia bertipe SCA 5 (diberitahu tanda-tanda dari SCA 5). Selain tes neurologi, spesialis saraf juga akan mempertanyakan sejarah kesehatan keluarga, kesehatan pasien, dan menggunkan elektromiografi. Karena gen SCA 5 sampai sekarang belum diidentifikasi, sehingga tidak ada tes genetik.  Walaupun tidak ada pengobatan khusus untuk memperlambat atau menahan perkembangan dari SCA 5, ada terapi yang bisa mensuport untuk membantu menangani gejala dan untuk mensuport emosi jiwa si penderita Spinocerebellar Ataxia Tipe 2 Ataxia tipe dua (sipocebellar ataxia type 2/ SCA2) adalah salah satu tipe spesifik ataxia diantara sekelompok penyakit sistem saraf keturunan. Dalam SCA2, kerusakan genetik dapat membawa kerusakan pada serabut saraf dalam membawa pesan masuk dan dari otak, menghasilkan kemunduran koordinasi pusat otak. SCA2 dua kali lebih sering muncul dari pasa SCA1, yang mana muncul sekitar 1-2 orang diantara 100 ribu orang. Perhitungan yang lebih jauh sekitar 13% untuk ataxia yang bersifat dominan. Gejala-gejala dari SCA2 SCA2 sangat mirip dengan SCA1 dan SCA3 dalam gejala pertama yang biasanya ketidakkoordinasi tangan dan masalah dengan keseimbangan ketika berjalan. Akan tetapi pada awal gejala dari SCA2 sering muncul neuropati (hilangnya perasaan dan gerak reflek) dan pergerakan mata yang sangat lambat. Pada beberapa orang yang terjangkit SCA2, keram otot dan gemetaran juga muncul pada awal penyakit ini. SCA2 berkembang dalam beberapa tahun, maka dapat kesulitan menelan makanan dan vokal berbicara. Gejala-gejala lainnya yang termasuk antara lain kejang-kejang, tubuh yang lemah, dan masalah memori. SCA2 juga dapat menyebabkan penyakit Parkinson. Serangan dari gejala-gejala SCA2 berlangsung ketika sesorang berumur 30 tahun-an. Di banyak kasus, munculnya gejala-gejala tersebut berlangsung selama 10 sampai 15 tahun. Akan tetapi, ketika serangan gejala muncul sebelum umur 20 tahun, penyakit itu cenderung untuk berkembang lebih cepat. SCA 2 adalah sebuah penyakit genetik, yang berarti sebuah penyakit keturunan. Gen yang tidak normal memungkinkan penyakit ini berlanjut dari generasi ke generasi yang mana para anggota keluarga terjangkit gen tersebut. Penyakit genetik seperti SCA2 berlangsung ketika ada satu dari 25 ribu gen tubuh tidak bekerja secara wajar. SCA 2 juga merupakan penyakit dominan autosomal yang berarti setiap individu tanpa pengaruh jenis kelamin dap at mewariskan gen dan terjangkit penyakit ataxia. Penyakit ini secara langung melewati dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa melompati suatu generasi. Setap anak dari seseorang yang terjankit SCA2 memperoleh 50 % kesempatan untuk mewariskan gen SCA2. Diagnosa SCA 2 Sebuah uji sistem saraf dapat menentukkan apakah seseorang mempunyai gejala-gejala dari SCA2, dan tes darah dapat mendeteksi penyebab-penyebab dari gen yang tidak normal tersebut secara akurat. Ketika SCA2 diditeksi, tes yang didasarkan DNA sekarang sudah disediakan untuk menegaskan diagnosa sebaik mungkin untuk menentukan kehebatan penyakit tersebut. DNA tes meliputi analisis dari gen yang berlokasi pada ke-12 kromosom. Gen disusun dari substansi-subsatansi yang diketahui sebagai nukleotida yang bersambungan dalam suatu rantai. Setap nukleotida diidentifikasi oleh sebuah huruf. Dalam SCA2, sebuah gen mutasi pada kromosom yang keenam menghasilkan copian dari sebuah seri nukleotida yang diidentifikasi oleh huruf C-A-G. Semakin banyak kopian dari nukleotida tersebut, maka semakin hebat penyakit SCA2 tersebut. Walaupun tidak ada pengobatan khusus untuk memperlambat atau menahan perkembangan dari SCA 2, ada terapi yang bisa mensuport untuk membantu menangani gejala dan untuk mensuport emosi jiwa si penderita Gejala Ataxia Pada umumnya penyakit Ataxia memunculkan gejala-gejala berikut ; 1.         Pergerakan terhambat (tiba-tiba jatuh tanpa sebab, tidak bisa menjaga keseimbangan, dll). 2.         Pergerakan terhenti secara tiba-tiba, tidak bisa mengendalikan syaraf motorik tubuh. Jika sudah mulai akut, bisa saja penderita tidak bisa berjalan, maka harus menggunakan kursi roda, bahkan pada nantinya hanya bisa berbaring di atas ranjang dan menggantungkan seluruh hidupnya dengan bantuan orang di sekitarnya. Yang berbahaya dari penyakit ini adalah, saat sedang makan bisa saja penderita tersedak secara tiba-tiba, dan bila tidak mendapat penanganan secara lanjut, itu akan menghambat jalur pernapasannya dan mengakibatkan kematian. Belum ada cara pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini secara tuntas, secara penyebabnya adalah rusaknya jaringan otak kecil dan syaraf tulang belakang. Banyak orang yang menyangka, kalau penyakit ini disebabkan oleh virus, tapi yang benar ada dua hal, bisa karena keturunan, atau mutasi gen, dan beberapa penyebab lain. Yang pasti, penyakit Spinocerebellar Ataxia tidak disebabkan oleh virus. Sekarang, para penderita hanya dapat melakukan terapi sesuai gejala yang dialami. Tapi, bukan hal yang tidak mungkin kalau pada masa yang akan datang akan ditemukan obat yang ampuh untuk menuntaskan penyakit ini, mengingat penelitian yang dilakukan secara terus menerus oleh para ahli. 3.       Penyakit ini bisa menyerang siapa saja (dengan kata lain tidak pandang bulu). Sehingga orang yang mengalami penyakit ini tidak tahu penyakit apa yang dialaminya. Banyak para ahli mengatakan penyakit ini adalah salah satu penyakit yang mematikan. 4.      Ataxia merupakan penyakit langka yang belum jelas diketahui identitasnya, itulah sebabnya penyakit ataxia ini belum dapat ditemukan apa obatnya. Gejala dan waktu tergantung dari tipe Ataxia. Bahkan terdapat banyak variasi dalam keluarga yang sama dengan tipe Ataxia yang sama. Kelainan resesif umumnya menyebabkan gejala yang dimulai sejak masa kanak-kanak dibandingkan dewasa. Bagaimanapun, dalam tahun-tahun terakhir, sejak tes genetika tersedia, diketahui Ataxia mulai terjadi saat dewasa pada beberapa kasus. Ataxia dominan sering muncul pada umur 20 tahun - 30 tahun atau bahkan lebih tua lagi. Kadang individu dapat tidak menunjukan gejala sampai usia 60 tahun. Selain faktor keturunan, Ataxia ternyata juga bisa disebabkan oleh tumor, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol yang berlebihan, kekurangan vitamin, dan beberapa gejala dan faktor lainnya. Penyebab Ataxia Sebagian besar gangguan yang menghasilkan Ataxia menyebabkan bagian dari otak yang disebut cerebellum (otak kecil) memburuk atau atrofi. Kadang urat saraf tulang belakang (spinal cord) juga terpengaruh. Degenerasi cereberal dan spinocerebelar digunakan untuk mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada sistem saraf manusia, namun bukan diagnosa yang spesifik. Degenerasi cereberal dan spinocerebelar memiliki banyak penyebab. Banyak orang yang menyangka, kalau penyakit ini disebabkan oleh virus, tetapi yang benar ada dua hal, bisa karena keturunan, atau mutasi gen, dan beberapa penyebab lain. Yang pasti, penyakit Spinocerebellar Ataxia tidak disebabkan oleh virus. Sekarang, para penderita hanya dapat melakukan terapi sesuai gejala yang dialami. Secara umum berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ataxia: 1. Luka berat pada kepala Ketika kepala Anda mengalami cedera, organ otak dan bagian sumsum tulang belakang akan mengalami kerusakkan. Hal ini dapat menyebabkan Anda mengalami serangan ataxia mendadak. 2. Penyakit stroke Jenis penyakit ini akan menyebabkan pasokan darah ke bagian otak terganggu. Hal ini mengakibatkan otak kekurangan pasokan darah. Akibatnya, jaringan otak akan merampas oksigen dan nutrisi dan menyebabkan sel-sel otak mati. 3. Transient ischemic attack (TIA) TIA terjadi akibat otak Anda kekurangan suplai darah. TIA hanya akan berlangsung selama beberapa menit. Ketika Anda mengalami hal ini, Anda akan kehilangan koordinasi, namun hanya bersifat sementara. 4.Cerebral palsy Ini merupakan istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sekelompok gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, khususnya pada anak-anak. Hal ini dapat dialami sang anak sebelum, selama, atau setelah kelahiran. Sang anak akan mengalami gangguan pada kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan tubuh. Multiple sclerosis (MS) MS adalah penyakit yang memengaruhi sistem saraf pusat, yang terdiri dari organ otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami kelemahan otot kronis. 6. Penyakit cacar Ataxia dapat terjadi akibat komplikasi dari penyakit cacar air dan infeksi virus lainnya, walaupun hal ini jarang terjadi. Hal ini akan terjadi selama beberapa hari atau minggu dan akan sembuh dengan sendirinya. Sindrom paraneoplastic Hal ini jarang terjadi. Namun, sindrom ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit ataxia. 8. Tumor Pertumbuhan sel tumor pada otak dapat merusak otak kecil. 9. Reaksi toksik Ataxia dapat muncul sebagai efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti fenobarbital dan obat penenang. Alkohol, keracunan logam berat (timah dan merkuri), keracunan pelarut (tinner), dan obat untuk mengatasi keracunan, juga dapat menimbulkan ataxia. 10. Penyakit Wilson Jenis penyakit ini akan menyebabkan terakumulasinya tembaga pada otak, hati, dan organ lainnya. Hal ini secara tidak langsung dapat menyebabkan masalah neurologis, termasuk ataxia.  Pengobatan Pertama-tama, dokter pasti akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah Anda positif mengidap penyakit ataxia sekaligus membantu dalam menentukan pengobatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis, termasuk memeriksa memori dan konsentrasi, penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi dan refleks. Selain itu, dokter juga akan meminta Anda melakukan tes laboratorium, seperti: Tes darah Darah Anda akan diambil, biasanya dari bagian lengan dengan menggunakan jarum. Sebelum melakukan tes darah, Anda pasti diminta untuk berpuasa dari tengah malam hingga setelah darah Anda diambil. Dari hasil tes ini, dokter dapat mengevaluasi kesehatan Anda secara keseluruhan dan dapat mendeteksi berbagai gangguan yang mungkin Anda alami, termasuk infeksi dan keracunan logam berat. 2. Tes urine Dokter akan memeriksa sampel urine Anda di bawah mikroskop guna mendeteksi kelainan sistemik tertentu yang mungkin berhubungan dengan beberapa bentuk ataxia. 3. Tes pencitraan Biasanya, dokter akan melakukan  computerized tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI) pada otak Anda guna membantu mereka dalam menentukan penyebab dari penyakit ataxia yang Anda alami. 4. Lumbar puncture (spinal tap) Dokter akan memasukkan jarum melalui punggung bagian bawah (daerah lumbar) yang letaknya di antara dua tulang lumbal (vertebra). Jarum itu digunakan untuk menghapus sampel cairan cerebrospinal, cairan yang mengelilingi dan melindungi saraf otak dan tulang belakang Anda. Setelah itu, dokter akan membawa sampel cairan tersebut ke laboratorium untuk diuji. 5. Uji genetik Dokter mungkin akan merekomendasikan tes genetik untuk menentukan apakah Anda atau anak Anda memiliki mutasi gen yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ataxia. Apabila Anda benar-benar diketahui mengidap penyakit ataxia, dokter pasti akan merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Pilihan pengobatan didasarkan pada faktor penyebab yang mendasarinya. Berikut jenis pengobatan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi penyakit ataxia: Menggunakan perangkat adaptif Jika penyakit ataxia yang Anda alami diakibatkan oleh kondisi seperti multiple sclerosis atau cerebral palsy, dokter mungkin akan merekomendasikan kepada Anda untuk menggunakan perangkat adaptif, seperti tongkat untuk membantu Anda berjalan, alat bantu komunikasi untuk berbicara, peralatan yang telah dimodifikasi untuk membantu Anda makan. 2. Terapi Anda dapat melakukan beberapa jenis terapi, seperti: Terapi fisik yang dapat membantu Anda membangun kembali kekuatan sekaligus meningkatkan mobilitas Anda. Terapi okupasi yang dapat membantu Anda melakukan tugas sehari-hari, seperti makan. Terapi wicara yang dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk berbicara dan menelan. Namun, apabila penyakit ataxia yang Anda alami merupakan hasil dari komplikasi penyakit cacar air atau infeksi dari virus lainnya, mungkin Anda harus membiarkannya begitu saja dan penyakit itu akan membaik dengan sendirinya. Perawatan kesehatan bagi penderita Ataxia Tidak ada obat khusus yang dapat menyembuhkan ataxia atau gejala-gejala dari ataxia. Sekarang ini tujuan dari penyembuhan ataxia adalah untuk memperbaiki kulitas hidup, diharapkan pula dengan berjalannya waktu dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan dari siptom ataxia. Agar penderita ataxia dapat sebisa mungkin melakukan pekerjaan sehari-hari (jalan, makan, kominikasi dll) maka diberikan peralatan-peralatan yang dapat memudahkan mereka. Contohnya seperti kursi roda, tongkat, tongkat penyokong tubuh, dan lain-lain. Jika penderita ataxia juga mengalami stroke, kekurangan vitamin, keracunan obat-obatan dan alkohol, maka perawatan yang diberikan termasuk perawatan khusus untuk hal-hal tersebut. II.1.7. PENYAKIT EPILEPSI Pengertian Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering terjadi pada pederita epilepsy. Epilepsi terkadang disebut ayan atau sawan, berasal dari bahasa yunani (epilepsia) yang berarti serangan. Epilepsi merupakan gejala-kompleks dari banyak gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yaitu modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak yang bersifat spontan, singkron, berirama dan berkala serta dikarakteristikkan oleh kejang berulang atau kehilangan kesadaran dan gangguan perilaku. Bangkitnya epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di dalam otak lebih dominant dari pada proses inhibisi. Epilepsi yang sukar untuk mengendalikan secara medis, sebab mayoritas pasien dengan epilepsi adalah bersifat menentang, kebanyakan yang sering terserang terlebih dahulu yaitu bagian kepala. Sakit kepala sukar sekali untuk diperlakukan secara pharmakologis, walaupun obat antiepileptic sudah secara optimal diberikan sekitar 30-40% penderita biasanya melakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit untuk sementara, tetapi gejala akan timbul sesekali. Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.Di Inggris, satu orang diantara 131 orang mengidap epilepsi. Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut World Health Organization (WHO) sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsi (2004 Epilepsy.com). Jenis dan tingkat penyakit epilepsy Epilepsi Umum Epilepsi Petit Mal Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan aktivitas semula. Epilelpsi Grand Mal Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut. Epilepsi Myoklonik Juvenil Epilepsi myoklonik Juvenil adalah epilepsi yang mengakibatkan terjadinya kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh tiba-tiba, melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya. Epilepsi Parsial (Sebagian) Epilepsi Parsial Sederhana Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam. Epilepsi Parsial Kompleks Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang, dan lain sebagainya (otomatisme). Gejala Penyakit Epilepsi Karena penyakit epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak pada proses kordinasi otak anda. Kejang-kejang dapat menghasilkan : Kebingungan yang temporer Gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki Hilang kesadaran secara total Perbedaan gejala penyakit epilepsi yang terjadi tergantung jenis kejang-kejang. Pada banyak kasus, orang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang-kejang yang sama setiap waktu, jadi gejala yang terjadi akan sama dari kejadian ke kejadian. Dokter mengklasifikasikan kejang-kejang secara parsial atau general, berdasarkan bagaimana aktivitas otak yang tidak normal dimulai. Pada beberapa kasus, kejang-kejang dapat dimulai secara parsial dan kemudian menjadi general. Kejang-kejang parsial (sebagian) Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktifitas otak yang tidak normal pada satu bagian otak tersebut, ilmuan menyebutnya kejang-kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua kategori. Simple partial seizures (kejang-kejang parsial sederhana). Kejang-kejang ini tidak menghasilkan kehilangan kesadaran. Kejang-kejang ini mungkin akan mengubah emosi atau berubahnya cara memandang, mencium, merasakan, mengecap, atau mendengar. Kejang-kejang ini bisa juga menghasilkan hentakan bagian tubuh secara tidak sengaja, seperti tangan atau kaki, dan gejala sensorik secara spontan seperti perasaan geli, vertigo dan berkedip terhadap cahaya. Complex partial seizures (kejang-kejang parsial kompleks). Kejang-kejang ini menghasilkan perubahan kesadaran, itu karena anda kehilangan kewaspadaan selama beberapa waktu. Kejang-kejang general Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah: Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki dikarakteristikan oleh gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara singkat. Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau kedutan secara tiba-tiba pada tangan dan kaki. Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini menyebabkan hilangnya keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba collapse dan terjatuh. Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih. Pemeriksaan Diagnostik CT Scan dan Magnetik resonance imaging (MRI) untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan degeneratif serebral. Epilepsi simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada CT scan atau magnetic resonance imaging (MRI) maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan defisit neurologik yang jelas Elektroensefalogram(EEG) untuk mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah Mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah  menilai fungsi hati dan ginjal menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya infeksi). Pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak. Penyebab Dan Faktor Resiko Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau tidak terhadap munculnya bangkitan. Pada penderita epilepsi, aktivitas tubuh yang dikoordinasi oleh otak tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Berikut beberapa penyebab penyakit epilepsi: Pengaruh genetic Beberapa tipe penyakit epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan genetik. Trauma pada kepala Kecelakaan mobil atau cedera lain dapat menyebabkan epilepsi. Penyakit medis Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Demensia Menyebabkan epilepsi pada orang tua. Cedera sebelum melahirkan Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu, kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak atau tidak normalnya neurological. Perkembangan penyakit Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome. Faktor risiko terkena Epilepsi Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah : Usia Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun. Jenis kelamin Lelaki lebih berisiko terkena penyakit epilepsi daripada wanita. Catatan keluarga Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-kejang. Cedera kepala Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena cedera kepala. Stroke dan penyakit vaskular lain Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi untuk mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga. Infeksi pada otak Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi. Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsi. Penyebab utama ialah epilepsi idiopatik, remote symptomatic epilepsi (RSE), epilepsisimtomatik akut dan epilepsi pada anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saatperi-atau antenatal. Klasifikasi epilepsi yang menonjol ada 2 jenis yaitu : Epilepsy idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) Remote symptomatic epilepsi (RSE dan penyebab diketahui) Epilepsi simptomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada CT scan maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan deficit neurologik yang jelas. • Apabila pada saat lahir telah terjadi deficit neurologikmaka dalam waktu bulan pertama seluruh kasus akan mengalami bangkitan ulang • Pada saat pasca lahir maka resiko terjadinya bangkitan ulang adalah 75% pada bulan pertama dan 85% dalam 36 bulan pertama, kecuali bangkitan pertama terjadi pada saat terkena gangguan otak akut akan mempunyai resiko 40% dalam 12 buln pertama dan 36 bulan pertama untuk bangkitan ulang. Epilepsi dapat dibagi antara lain : • Epilepsi grand mal Ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron di seluruh area otak di korteks, di bagian dalam serebrum dan bahkan di batang otak dan thalamus. Kejang berlangsung selama 3-4 menit • Epilepsi petit mal Ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kasadaran selama 3-30 detik, di man selama waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan, biasanya daerah kepala, terutama pengedipan mata. • Epilepsi fokal Melibatkan hamper setiap bagian otak, baik regoi setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak. Disebabkan oleh resi organic setempat atau adanya kelainai fungsional. • Epilepsi atonik • Epilepsi mioklonik Perjalanan Penyakit Menurut para penyelidik bahwa sebagian besar bangkitan epilepsi berasal dari sekumpulan sel neuron yang abnormal di otak, yang melepas muatan secara berlebihan dan hypersinkron. Kelompok sel neuron yang abnormal ini, yang disebut juga sebagai fokus epileptik mendasari semua jenis epilepsi, baik yang umum maupun yang fokal (parsial). Lepas muatan listrik ini kemudian dapat menyebar melalui jalur-jalur fisiologis-anatomis dan melibatkan daerah disekitarnya atau daerah yang lebih jauh letaknya di otak. Tidak semua sel neuron di susunan saraf pusat dapat mencetuskan bangkitan epilepsi klinik, walaupun ia melepas muatan listrik berlebihan. Sel neuron diserebellum di bagian bawah batang otak dan di medulla spinalis, walaupun mereka dapat melepaskan muatan listrik berlebihan, namun posisi mereka menyebabkan tidak mampu mencetuskan bangkitan epilepsi. Sampai saat ini belum terungkap dengan pasti mekanisme apa yang mencetuskan sel-sel neuron untuk melepas muatan secara sinkron dan berlebihan (mekanisme terjadinya epilepsi). Secara Patologi Fenomena biokimia sel saraf yang menandai epilepsi : Ketidakstabilan membran sel saraf. Neuron hypersensitif dengan ambang menurun. Polarisasi abnormal. Ketidakseimbangan ion. Penatalaksanaan Medik : Pengobatan Kausal : Perlu diselidiki apakah pasien masih menderita penyakit yang aktif, misalnya tumor serebri, hematome sub dural kronik. Bila ya, perlu diobati dahulu. Pengobatan Rumat : Pasien epilepsi diberikan obat antikonvulsan secara rumat. Di klinik saraf anak FKUI-RSCM Jakarta, biasanya pengobatan dilanjutkan sampai 3 tahun bebas serangan, kemudian obat dikurangi secara bertahap dan dihentikan dalam jangka waktu 6 bulan. Pada umumnya lama pengobatan berkisar antara 2-4 tahun bebas serangan. Selama pengobatan harus diperiksa gejala intoksikasi dan pemeriksaan laboratorium secara berkala. Obat yang dipakai untuk epilepsi yang dapat diberikan pada semua bentuk kejang: - Fenobarbital, dosis 3-8 mg/kg BB/hari. - Diazepam, dosis 0,2 -0,5 mg/Kg BB/hari. - Diamox (asetazolamid); 10-90 mg/Kg BB/hari. - Dilantin (Difenilhidantoin), dosis 5-10 mg/Kg BB/hari. -Mysolin (Primidion), dosis 12-25 mg /Kg BB/hari Bila menderita spasme infantil diberikan: - Prednison dosisnya 2-3 mg/Kg BB/hari. - Dexametasone, dosis 0,2-0,3 mg/Kg BB/hari. - Adrenokortikotropin, dosis 2-4 mg/Kg BB/hari. Manajemen Epilepsi : Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan explorasi etiologi dari epilepsi Melakukan terapi simtomatik Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang dicapai, yakni:  Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan. Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat yang normal. Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal. Penatalaksanaan medis ditujukan terhadap penyebab serangan. Jika penyebabnya adalah akibat gangguan metabolisme (hipoglikemia, hipokalsemia), perbaikan gangguan metabolism ini biasanya akan ikut menghilangkan serangan itu. Pengendalian epilepsi dengan obat dilakukan dengan tujuan mencegah serangan. Ada empat obat yang ternyata bermanfaat untuk ini: fenitoin (difenilhidantoin), karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproik. Kebanyakan pasien dapat dikontrol dengan salah satu dari obat tersebut di atas. Cara menanggulangi kejang epilepsi : 1.      Selama Kejang Berikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu Mengamankan pasien di lantai jika memungkinka Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas. Jauhkan ia dari tempat / benda berbahaya. Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan pernapasan. 2.      Setelah Kejang Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi. Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. Yakinkan bahwa jalan napas paten. Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkunga Beri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan penderita beristirahat. Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter. Pertolongan Pada Penderita Epilepsi : 1. Segera amankan penderita dengan mengamankan dari benda-benda berbahaya, mengamankan dari benturan (terutama bagian kepala), dan lain sebagainya. 2. Rebahkan dengan kepala miring ke samping agar lidah penderita tidak menutupi jalan pernapasan dan longgarkan baju yang terlalu ketat agar penderita mudah bergerak dan bernapas. 3. Biarkan penderita bergerak semaunya dan jangan meletekkan apa-apa pada mulut penderita. Gigi penderita epilepsi bisa patah jika pada mulut penderita dimasukkan benda-benda keras serta bisa menutupi jalan pernapasannya. 4. Biarkan penderita istirahat karena setelah kejadian penderita akan bingung dan lelah. Laporkan kepada orang-orang di sekitar atau yang berwenang agar dilanjutkan dengan menghubungi keluarga/kerabat atau dokter. Jika penderita cidera atau terjadi serangan susulan terus menerus segera bawa ke dokter, puskesmas, klinik atau rumah sakit terdekat. Pencegahan Upaya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk pencegahan epilepsi. Resiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonvulsi (konvulsi: spasma atau kekejangan kontraksi otot yang keras dan terlalu banyak, disebabkan oleh proses pada system saraf pusat, yang menimbulkan pula kekejangan pada bagian tubuh) yang digunakan sepanjang kehamilan. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. Melalui program yang memberi keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala. Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan. Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konvulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana pencegahan ini. Pengobatan Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll. Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5th. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali. Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya. Pada epilepsi umum sekunder, obat-obat yang menjadi ini pertama pengobatan adalah karbamazepin dan fenitoin. Gabapentin, lamotrigine, fenobarbital, primidone, tiagabine, topiramate, dan asam valproat digunakan sebagai pengobatan lini kedua. Terapi dimulai dengan obat anti epilepsi garis pertama. Bila plasma konsentrasi obat di ambang atas tingkat terapeutis namun penderita masih kejang dan AED tak ada efek samping, maka dosis harus ditingkatkan. Bila perlu diberikan gabungan dari 2 atau lebih AED, bila tak mempan diberikan AED tingkat kedua. II.1.8. PENYAKIT PARKINSON Pengertian Penyakit Parkinson  adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinsonmengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty). Penyakit Parkinson dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika. Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun. Penyebab Penyakit Parkinson (Parkinson’s Disease) Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahuii, meskipun penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ketalamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama padaganglia basalis adalah dopamin.  Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnyadopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan. Neurodegenerative disorders lainnya termasuk penyakit Alzheimer's, penyakitHuntington's, dan amyotrophic lateral sclerosis, atau penyakit Lou Gehrig's serta banyakpenyakit mental lainnya. Akan tetapi ada beberapa faktor risiko (multifaktorial) yang telah dikenalpasti dan mungkin menjadi penyebab penyakit parkinson yakni : Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30 tahun. Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan Afrika. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia muda. Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2, methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan. Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko. Diagnosa Gejala Penyakit Parkinson Tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson: Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka) Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan / atau tubuh badan - Rigidity) Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia) Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan jatuh. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor(gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremorjuga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Pada sepertiga penderita Penyakit Parkinson, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor. Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan danimobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan. Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang. Wajah penderita Penyakit Parkinson menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Penyakit Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita Penyakit Parkinson seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita Penyakit Parkinson berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun. Mekanisme Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah penyakit Alzheimer. Dikarakterisasi secara klinis oleh parkinsonisme (resting tremor, bradikinesia, rigiditas, dan ketakstabilan postural) dan secara patologis dengan kehilangan neuron pada substantia nigra, dan dimana saja yang berhubungan dengan adanya deposit protein ubiquinated pada sitoplasma neuron (Lewy bodies) dan inklusi pada proteinaseus seperti benang dalam neurit (Lewy neurites). Kejadian penyakit Parkinson sekitar 0,5-1% pada orang usia 65-69 tahun, meningkat 1-3% pada orang usia 80 tahun atau lebih. Diagnosa secara klinis, meskipun gangguan lain dengan gejala menyolok dan tanda parkinsonisme, seperti postencephalitis, drug-induced, dan parkinsonisme arteriosklerotik, dapat rancu dengan penyakit Parkinson sampai diagnosa dipastikan dengan otopsi. Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan, karena kebanyakan pasien memiliki penyakit sporadis dan penelitian awal pada orang kembar memperlihatkan persamaan rata-rata rendah dari concordance pada kembar monozigot dan dizigot. Pandangan bahwa genetik terlibat pada beberapa bentuk penyakit Parkinson telah diperkuat, bagaimanapun, dengan penelitian bahwa kembar monozigot dengan onset penyakit sebelum usia 50 tahun memiliki pembawa genetik yang sangat tinggi, lebih tinggi dari kembar dizigot dengan penyakit early-onset. Lebih jauh, tanpa memperhatikan usia onset, hal yang nyata terlihat antara kembar monozigot dapat ditingkatkan secara signifikan jika uptakedopaminergik striatial abnormal pada kembar tanpa gejala dari pasangan yang tidak harmonis, sebagai pernyataan oleh tomografi emisi positron dengan fluorodopa F18, digunakan sebagai tanda penyakit Parkinson presimtomatik.  Peningkatan risiko penyakit Parkinson juga dapat dilihat pada hubungan tingkat-pertama pasien, biasanya ketika hasil tomografi emisi positron hubungan asimtomatik diambil untuk dihitung, memenuhi bukti lebih lanjut dari adanya komponen genetik terhadap penyakit. Bagaimanapun, keuntungan nyata muncul ketika sejumlah kecil keluarga dengan early-onset, Lewy body penyakit Parkinson didomiasi oleh faktor autosomal positif teridentifikasi. Penelitian pada keluarga ini, dari Mediterania dan Jerman, mengarahkan identifikasi dari 2 mutasi missense (Ala53Thr dan Ala30Pro) pada gen penyandi α-synuclein, protein presinaps kecil yang tidak diketahui fungsinya. Meskipun mutasi pada α-synuclein terbukti jarang pada pasien penyakit Parkinson, mereka telah memenuhi petunjuk pertama bahwa protein ini dapat terlibat dalam rantai molekuler kejadian yang menyebabkan penyakit. Pentingnya α-synuclein telah ditingkatkan oleh penemuan bahwa Lewy-bodies dan Lewy neurit yang ditemukan pada penyakit Parkinson pada umumnya mengandung agregat α-synuclein. Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahawa terdapat penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursor dopamin, yang secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada Penyakit Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et al 1967). Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Selain terapi farmakologi, intervensi pembedahan juga memiliki sejarah panjang hingga wujudnya teknik-teknik seperti palidotomi, thalamotomi dan deep brain stimulation. Kajian terakhir melaporkan bahwa Ernest Arenas dan rekannya telah mengenalpasti sumber baru untuk sel dopamin yang berasal dari neuron sel stem otak tengah bahagian ventral(Ventral Midbrain (VM) neuron stem cell). Sel stem dimunculkan sebagai tawaran menarik dalam terapi penggantian sel pada penyakit parkinson karena mempunyai kapasita yang besar untuk menghasilkan sel dopamin (Arenas, et al, 2008). Pengobatan Penyakit Parkinson Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam perawatan penyakit tersebut di atas. Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi, propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi kembali mandiri. Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama tahun-tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki. Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke dalam otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai tindakan ini. Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri. Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi. Mencegah Penyakit Parkinson Untuk mengurangi gejala-gejala tersebut, dapat dilakukan terapi farmakologi menggunakan Levodopa, Bromokriptin, Amantadin, Carbidopa, Deprenil (selegiline), dan obat-obat antimuskarinik, yang membantu mengontrol gerakan tubuh. Selain itu, ada pula terapi musik yang dilakukan dengan memulai gerakan berdasarkan ritme musik. Di tahun 2010 saja, prevelensi penyakit parkinson di dunia mencapai sekitar 6,3 juta. Meski 1 dari kasus Parkinson menyerang pasien pada usia 40, usia yang rentan terhadap penyakit ini adalah 60 tahun. Meski secara ilmu pengetahuan tak dapat dicegah, pemeliharaan lingkungan dan gaya hidup dengan sebaik-baiknya  adalah cara terbaik mencegah penyakit parkinson, antara lain: Berolahraga rutin dan selalu berusaha mengistirahatkan tubuh tepat waktu. Upayakan untuk menghidari stres. Konsumsi teh hijau, karena kandungan polifenol dalam teh hijau terbukti mengurangi senyawa beracun yang dapat mengganggu fungsi sel-sel saraf di otak. Terapkan pola hidup sehat dengan konsumsi gizi seimbang. Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah yang mengandung antioksidan, seperti brokoli, raspberry, blueberry, kiwi, dan sayuran serta buah-buahan lainnya. Hindari terpapar senyawa parakuat yang banyak terkandung dalam pestisida dan herbisida. Penatalaksanaan Dari Penyakit Parkinson Penatalaksanaan dari penyakit Parkinson ini adalah : Obat dopaminergik (L-dopa) atau jjuga antikolinergik yang bisa diberikan untuk membantu mengurangi gejala Transplantasi sel dari ganglia basalis atau juga medua adrenal atau tempat yang lain yang merupakan pembentukan dari dopamin janin ke otak pasien atau penyakit parkinson telah berhasil pada beberapa penelitian. Operasi bedah otak atau Neurosurgery sebagai salah satu pilihan dalam pengobatan penyakit parkinson tetapi tidak semua orang cocok dengan teknik pengobatan seperti ini. Yang bisa memutuskan hanya dokter dan Andalah mengenai apakah calon yang cocok untuk melakukan pembedahan tadi karena kriteria serta aturan-aturan yang ada. Terdapat 3 bentuk yang paling umum dari pembedahan atau operasi otak misalnya adalah Thalatomy, Pailidotomy, dan Deep brain stimulation. Physical therapies misalnya seperti melakukan physiotherapy, speech dan language therapy, serta melakukan occupational therapy. Belajar dalam mengurangi tingkat stres atau depresi yang dirasakan dengan melakukan meditasi atau juga melakukan teknik meditasi yang lain. Melakukan olahraga secara teratur dan tetap aktif dalam kehidupan sehari-hari. Mengonsumsi jenis makanan yang sehat dan bernutrisi tinggi Gangguan Gerakan Penyakit parkinson Beberapa gangguan akibat penyakit Parkinson antara lain: Mioklonus Gangguan mioklonus seperti mengalami kontraksi otot singkat atau berkedut secara tidak sengaja seperti tersentak. Chorea Gangguan gerakan tersentak yang akan timbul secara tidak teratur, relatif berlangsung dengan cepat dan tidak sengaja yang dapat mempengaruhi wajah atau juga angguota tubuh lainnya. Miokimia Gangguan gerakan pada otot gemetar atau berdesir halus yang berlangsung secara terus menerus. Distonia Gangguan gerakan distonia adalah gerakan lambat, berputar, tidak sengaja yang berhubungan dengan kontraksi otot yang cukup kuat atau kejang. Dan mungkin ini di pengaruhi oleh mata (blepharospasm), rahang, leher, otot wajah atau anggota tubuh bagian bawah dan / atau anggota tubuh bagian atas. Dan tekadang kejang-kejang tersebut akan terjadi pada saat melakukan jenis pekerjaan tertentu seperti pada saat nulis akan mengalami kram. Ataksia Gangguan kemampuan gerakan untuk mengkoordinasikan gerakan sukarela yang biasanya mengakibatkan masalah dengan berjalan dan denga keseimbangan tubuh. Kejang Hemifasial Gangguan gerakan pada kejang hemifasial adalah berkedut atau kejang yang tanpa disengaja yang dapat mempengaruhi setengah bagian wajah, termasuk gangguan pada otot mata, sehingga mengakibatkan penutupan mata tidak dapat terkendali. Tremor Bergemetar atau tremor adalah gerakan berirama, tidak sengaja dan goncangan maju mundur yang pada umumnya sering mempengaruhi bagian lengan tangan atau kepala. Tiks Tiks adalah gangguan gerakan otot berulang, yang tidak memiliki tujuan atau vokalisasi yang ditimbulkan dari desakan tidak tertahan yang sementara akan membaik mengikuti eksekusi gerakan atau vokalisasi. Dengan adanya geraka-gerakan yang tidak normal ini kemungkinan timbul dari berbagai jenis penyakit dan evaluasi cermat yang diperlukan untuk menentukan penyebab gangguan gerakan yang mendasarinya. II.1.9. PENYAKIT HIDROCEFALUS Pengertian Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal daribahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit bawaan yang cukup sering terjadi pada bayi baru lahir dan balita. Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209) . Hidrosefalus adalah penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Jika tidak segera ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak. Hidrosefalus dapat dialami oleh orang-orang pada segala usia, namun umumnya penyakit ini diderita oleh bayi dan manula. Penyebab Hidrosefalus Di dalam otak kita terdapat cairan yang dinamakan serebrospinal. Cairan ini berfungsi sebagai penyedia nutrisi yang dibutuhkan otak agar bisa terus bekerja dengan baik. Cairan ini juga berfungsi sebagai pembersih limbah yang berasal dari metabolisme otak, melindungi otak dari cedera, menjaga agar otak tetap mengapung pada posisinya, dan mencegah terjadinya perubahan tekanan pada otak. Tiap harinya jaringan pelapis otak secara rutin memproduksi cairan serebrospinal. Cairan yang sudah tidak terpakai kemudian dibuang dari tubuh setelah diserap oleh pembuluh darah. Meski bermanfaat bagi kesehatan otak, cairan serebrospinal bisa menjadi bumerang dan berbalik merugikan otak. Kondisi ini terjadi jika jumlah cairan yang diproduksi lebih besar dibandingkan yang dibuang. Inilah yang disebut sebagai hidrosefalus, yaitu meningkatnya volume cairan serebrospinal di dalam otak. Penyebab pasti terjadinya kelainan bawaan sampai sekarang masih belum jelas. Biasanya terjadi pada kehamilan yang si ibu masih muda usianya, dan disebabkan oleh: 1. Kekurangan oksigen (hipoksia) 2. Radiasi 3. Kekurangan nutrisi 4. Radang atau infeksi 5. Cedera atau trauma 6. Obat-obatan 7. Hormonal Pada hidrosefalus, pengumpulan cairan otak yang berlebihan dalam ruangan otak dapat terjadi karena: 1. Produksi cairan otak yang berlebihan, 2. Gangguan aliran cairan otak, 3. Gangguan proses penyerapan (absorbsi) cairan otak. Keadaan-keadaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yang bisa dikelompokkan menjadi 3 golongan besar, yaitu: 1. Kelainan bawaan (kongenital) 2. Kadang dan pendarahan otak 3. Tumor otak Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :  1. Kelainan Bawaan (Kongenital) a. Stenosis akuaduktus Sylvii Merupakan penyebab yang terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak (60-90%).      Insidensinya berkisar antara 0,5-1 kasus/1000 kelahiran. Stenosis ini bukan berasal dari tumor. Ada tiga tipe stenosis : Gliosis akuaduktus berupa pertumbuhan berlebihan dari glia fibriler yang menyebabkan konstriksi lumen Akuaduktus yang berbilah (seperti garpu) menjadi kanal-kanal yang kadang dapat tersumbat. Obstruksi akuaduktus oleh septum ependim yang tipis (biasanya pada ujung kaudal). Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu sama sekali atau abnormal lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir. Stenosis ini bisa disebabkan karena kelainan metabolisme akibat ibu menggunakan isotretionin (Accutane) untuk pengobatan acne vulgaris. Oleh karena itu penggunaan derivat retinol (vitamin A) dilarang pada wanita hamil. Hidrosefalus iatrogenik ini jarang sekali terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh hipervitaminosis A yang akut atau kronis, di mana keadaan tersebut dapat mengakibatkan sekresi likuor menjadi meningkat atau meningkatnya permeabilitas sawar darah otak. Stenosis ini biasanya dapat bersamaan dengan malformasi lain seperti: a. malformasi Arnold chiari, ensefalokel oksipital (Lott et al, 1984). b. Spina bifida dan kranium bifida Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total. Anomali Arnold-chiari ini dapat timbul bersama dengan suatu meningokel atau suatu meningomielokel. c. Sindrom Dandy-Walker Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasi vermis serebelum. Kelainan berupa atresia kongenital foramen Luschka dan Magendie dengan akibat hidrosefalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga subarakhnoid yang tidak adekuat, dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya biasanya tampak dalam tiga bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya seperti: agenesis korpus kalosum, labiopalatoskisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya. d. Kista araknoid Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma. e. Anomali pembuluh darah Dalam kepustakaan dilaporkan terjadinya hidrosefalus akibat aneurisma arterio-vena yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus transversus dengan akibat obstruksi akuaduktus. 2.Infeksi Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan subaraknoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus Sylvii atau sisterna basalis. Lebih banyak hidrosefalus terdapat pasca meningitis. Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitisnya. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpedunkularis, sedangkan pada meningitis purulenta lokalisasinya lebih tersebar. Selain karena meningitis, penyebab lain infeksi pada sistem saraf pusat adalah karena toxoplasmosis (Ngoerah, 1991). Infeksi toxoplasmosis sering terjadi pada ibu yang hamil atau penderita dengan imunokompeten (Pohan, 1996). Penularan toxoplasmosis kepada neonatus didapat melalui penularan transplasenta dari ibu yang telah menderita infeksi asimtomatik. Dalam bentuk infeksi subakut, tetrade yang menyolok adalah perkapuran intraserebral, chorioretinitis, hidrosefalus atau mikrosefalus, dan gangguan psikomotor dan kejang-kejang (Pribadi, 1983). 3. Neoplasma Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak mungkin dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma. 4. Perdarahan Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri. Hal tersebut juga dapat dipicu oleh karena adanya trauma kapitis (Hassan et al, 1985). Selanjutnya hidrosefalus dengan penyebab pertama tersebut diatas dikelompokan sebagai hidrosefalus kongenitus, sedangkan penyebab kedua sampai ke empat dikelompokkan sebagai hidrosefalus akuisita. Sebab-sebab prenatal merupakan faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya hidrosefalus kongenital yang timbul in-utero dan kemudian bermanifestasi baik in-utero ataupun setelah lahir. Sebab-sebab ini mencakup malformasi (anomali perkembangan sporadis), infeksi atau kelainan vaskuler. Pada sebagian besar pasien banyak yang etiologinya tidak dapat diketahui, dan untuk ini diistilahkan sebagai hidrosefalus idiopatik. Dari bukti eksperimental pada beberapa spesies hewan mengisyaratkan infeksi virus pada janin terutama parotitis dapat sebagai faktor etiologi (Ngoerah, 1991). Gejala Penyakit Hidrosefalus Manifestasi klinis atau gejala dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonates Meliputi pembesaran kepala abnormal yang merupakan gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Pada kasus hidrosefalus kongenital yang berat dimana kepala bayi yang besar dapat mempersulit proses kelahiran, sedangkan pada bentuk yang lebih ringan, kepala berukuran normal saat lahir, tetapi kemudian tumbuh dengan laju berlebihan (Huttenlocher, 1983). Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Pada anak hidrosefalus, umur satu tahun lingkaran kepala itu menjadi 45 cm (Ngoerah, 1991). Pada masa neonatus, pengukuran lingkar kepala setiap harinya penting dalam menentukan proresivitas dari hidrosefalus. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal (Huttenlocher, 1983). Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. Sering terjadi retraksi kelopak mata yang terus-menerus (Sidharta, 1995). Pada hidrosefalus infantil yang berat, tampak suatu fenomena “matahari terbenam” (sunset phenomenon) pada bola mata. Fenomena ini timbul karena tekanan intrakranial yang tinggi dapat menekan tulang atap orbita yang sangat tipis. Tulang atap orbita ini lantas menekan pada bola mata sehingga bola-bola mata itu terputar ke bawah (Huttenlocher, 1983). Dengan kedudukan mata demikian, banyak putih sklera terlihat diantara limbus atas dari kornea dan tepi kelopak mata atas. Tanda tersebut bisa dikorelasikan dengan dilatasi ventrikel ke-3 atau akuaduktus Sylvii yang sekaligus melumpuhkan gerakan elevasi bola mata (Sidharta, 1995). Pada funduskopi dapat tampak suatu atrofi papil primer akibat kompresi saraf optikus dan kiasma, terjadi pada kasus kronik yang tidak diterapi. Disamping itu dapat terlihat adanya anosmi kanan dan kiri. Mungkin pula terdapat strabismus karena adanya paralise dari satu atau beberapa nervi kranialis. Penderita memperlihatkan pula adanya retardasi mental dan konvulsi. Sewaktu-waktu tampak nistagmus. Bila dilakukan perkusi sedikit di belakang tempat pertemuan os frontale dengan os temporale maka dapat timbul resonansi seperti bunyi kendi retak (“cracked pot resonance”). Tanda ini dinamai Macewen’s sign. Tidak jarang dijumpai tanda-tanda paraparesis spastik dengan reflek tendon lutut atau Achilles yang meningkat serta dengan Babinski yang positif kanan dan kiri. Menurut Harsono (1996), pada neonatus gejala yang paling umum dijumpai adalah iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum, dan kadang-kadang kesadaran menurun ke arah letargi. Anak kadang-kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala lainnya belum tampak. Kecurigaan akan hidrosefalus bisa berdasarkan gejala-gejala tersebut di atas, sehingga dapat dilakukan pemantauan secara teratur dan sistemik. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak Jika hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak, maka pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas atau tidak menentu. Kadang-kadang anak muntah di pagi hari. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara berjalan. Hal demikian ini disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks parietal sebagai akibat pelebaran ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang lebih kecil yang melayani tungkai akan terlebih dahulu tertekan, sehingga menimbulkan pola berjalan yang khas (Harsono, 1996). Kombinasi spastisitas dan ataksia yang lebih mempengaruhi tungkai daripada lengan sering ditemukan, demikian pula inkontinensia urin (Huttenlocher, 1983). Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar, terutama dalam tahun pertama sekolah. Apabila dilakukan pemeriksaan psikometrik maka akan terlihat adanya labilitas emosional dan kesulitan dalam hal konseptualisasi (Harsono, 1996). Fungsi bicara seringkali masih baik, sehingga bermanifestasi sebagai ocehan kosong yang agak karakteristik (Huttenlocher, 1983). Gejala penyebab hidrosefalus pada anak dan balita yang bisa dilihat adalah : Anak sering merasakan sakit kepala Anak sering mengalami mual dan muntah Terjadi masalah keseimbangan dalam pertumbuhannya Anak mengalami sulit berjalan Ada koordinasi yang lemah Inkontinensia Perubahan kepribadian Linglung Dementia Koma hingga bisa menyebabkan kematian Gejala penyebab hidrosefalus pada bayi adalah : Perkembangan yang lambat Kehilangan hasil perkembangan Ada muncul titik lembut di bagian kepala Muncul lingkar kepala yang besar. Pada anak yang lebih besar gejalanya: Pembesaran kepala tidak jelas lagi karena kepala anak sudah tertutup ubun-ubunnya Tekanan di dalam kepala yang meningkat menyebabkan sakit kepala yang berat Tangisan singkat, melengking, dengan nada tinggi Demam Kejang Mual, muntah Tidur terus menerus Diagnosis hidrosefalus Pemeriksaan penyakit hidrosefalus biasanya dilakukan oleh seorang dokter ahli saraf. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan sederhana, seperti memeriksa ciri-ciri fisik, koordinasi dan keseimbangan pasien, memeriksa daya pendengaran, daya penglihatan, daya indera peraba, dan memeriksa tonus, kekuatan, serta refleks otot. Terdapat juga kemungkinan bahwa dokter akan memeriksa kondisi psikologis penderita. Untuk lebih memastikan adanya penumpukan cairan serebrospinal di dalam otak atau memastikan apakah ada kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa dengan hidrosefalus, dokter dapat melakukan pemindaian otak. Prosedur tersebut dilakukan dengan: CT scan. Biasanya digunakan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit hidrosefalus. Melalui CT scan, gambar otak secara potong lintang dapat dihasilkan dengan teknologi X-ray. MRI scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan gambar otak secara rinci dengan menggunakan medan magnetik dan gelombang radio. USG. Pemeriksaan ini relatif aman dan rendah risiko. Karena itu, USG sering dijadikan sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin atau bayi yang sudah lahir. Pengobatan hidrosefalus Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi dengan tujuan membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam otak. Salah satu jenis operasi untuk menangani hidrosefalus adalah operasi pemasangan shunt. Shunt merupakan alat khusus berbentuk selang yang dipasangkan oleh ahli bedah ke dalam kepala dengan tujuan mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain untuk selanjutnya diserap oleh pembuluh darah. Bagian tubuh yang sering dipilih sebagai rute aliran cairan serebrospinal adalah rongga perut. Shunt dilengkapi dengan katup yang berfungsi mengendalikan aliran agar keberadaan cairan serebrospinal di dalam otak tidak surut terlalu cepat. Shunt yang dipasangkan pada bayi dan anak-anak umumnya perlu diganti seiring pertumbuhan untuk menyesuaikan dengan badan mereka yang makin besar. Diperkirakan sebanyak dua kali prosedur pemasangan shunt akan dilakukan pada anak-anak sebelum mereka menginjak usia 10 tahun. Jenis operasi penanganan hidrosefalus lainnya adalah endoscopic third ventriculostomyatau disingkat ETV. Berbeda dengan operasi pemasangan shunt, pada prosedur ETV, cairan serebrospinal dibuang dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di permukaan otak. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kasus hidrosefalus yang dipicu oleh penyumbatan ventrikel otak. Efek samping pengobatan hidrosefalus Operasi terbukti efektif dalam menangani hidrosefalus. Meski demikian, bukan tidak mungkin prosedur ini dapat menyebabkan efek samping di kemudian hari. Misalnya pada operasi pemasangan shunt, efek samping yang timbul biasanya disebabkan oleh kerusakan atau penyumbatan pada alat itu sendiri. Ini merupakan hal yang wajar karenashunt merupakan alat yang terbuat dari materi berbahan lembut yang rentan terhadap kendala. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat muncul setelah menjalani prosedur pemasangan shunt. Infeksi. Kondisi ini relatif umum terjadi, terutama beberapa bulan setelah operasi. Gejala infeksi pasca pemasangan shunt meliputi mual, sakit kepala, leher kaku, demam, dan nyeri di sekitar jalur shunt. Pada anak-anak, mereka akan sering mengantuk atau rewel. Jika infeksi tidak terlalu parah, dokter biasanya hanya akan meresepkan antibiotik. Namun jika mengkhawatirkan, operasi penggantian shuntkemungkinan akan diperlukan. Penyumbatan Jika shunt tersumbat, maka cairan serebrospinal dapat menumpuk kembali di dalam otak. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kerusakan otak. Pada bayi, efek samping akan mudah dikenali dari ciri fisik, berupa pembengkakan kepala kembali. Selain pembengkakan, gejala penyumbatan shuntlainnya adalah mual, sakit kepala, mengantuk, bingung, dan yang terburuk adalah koma. Sama seperti infeksi, penyumbatan shunt biasanya ditangani dengan operasi untuk shunt yang rusak. Pengubahan posisi Kadang-kadang shunt yang dipasang tidak berada di posisi yang tepat dan tentu saja hal ini dapat menimbulkan masalah. Pada anak-anak, terutama bayi, pemosisian shunt yang salah dapat membuat cairan serebrospinal merembes ke bagian sisi selang tersebut. Apabila mereka memiliki luka di kulit, cairan itu akan keluar melalui luka tersebut. Pemosisian shunt di dalam kepala harus dilakukan secara hati-hati. Jika tidak, dapat menimbulkan efek samping, seperti pendarahan, gangguan saraf, atau kejang. Selain pada operasi pemasangan shunt, efek samping juga bisa terjadi pasca operasiendoscopic third ventriculostomy (ETV). Beberapa efek samping di antaranya: Masalah saraf yang meliputi penurunan fungsi salah satu sisi tubuh, ketidakseimbangan hormon, penglihatan ganda, atau bahkan epilepsi. Pendarahan di dalam otak. Kerusakan pembuluh otak. Infeksi. Kegagalan otak untuk menyerap cairan serebrospinal. Menutupnya kembali lubang penyerapan cairan serebrospinal. Pada kasus menutupnya kembali lubang penyerapan cairan serebrospinal yang pernah dibuat, dokter dapat menanganinya dengan melakukan operasi ETV ulang. Namun jika operasi ETV tetap tidak berhasil mengobati hidrosefalus, kemungkinan dokter akan beralih ke operasi pemasangan shunt. Penanganan Dan Pencegahan Hidrosefalus Hidrosefalus merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Jika tidak ditangani bisa berakibat fatal sampai kepada kematian. Dengan penanganan yang baik, penderita hidrosefalus dapat hidup normal meskipun dengan keterbatasan fisik dan mental. Penanganannya dapat meliputi operasi dengan memasukkan shunt, obat-obatan dan terapi/rehabilitiasi. Pada anak-anak, bila hidrosefalus tidak segera ditangani maka akan menyebabkan jaringan otak tidak dapat berkembang dengan baik yang menimbulkan gangguan kecerdasan dan perkembangan motorik terhambat. Tujuan penanganan pada kasus hidrosefalus adalah untuk mengurangi atau mencegah kerusakan pada otak dengan cara memperlancar (mengalirkan) cairan CSF yang tersumbat keluar. Jika memungkinkan dapat dilakukan dengan jalan operasi untuk menghilangkan sumbatan pada otak. Jika tidak memungkinkan, penanganannya dilakukan dengan menempatkan pipa kecil bernama shunt di otak untuk mengalirkan cairan CSF keluar (ke bagian tubuh lain, seperti ke perut yaitu tempat dimana cairan tersebut dapat diserap selayaknya sistem penyerapan normal). Orang tua sebaiknya perlu cermat dan segera membawa ke dokter bila melihat tanda-tanda berikut ini: – Pertumbuhan kepala yang tidak normal – Susah membungkuk atau menggerakkan leher dan kepala – Mengalami masalah dalam bernafas – Anak tampak selalu ngantuk (berlebihan) – Sangat susah makan – Demam – Nangis dengan nada melengking – Tidak ada denyut jantung – Kejang – Sakit kepala parah – Leher kaku – Sering muntah tanpa sebab yang jelas Penanganan lainnya dapat meliputi: Pemberian antibiotik jika terlihat tanda-tanda adanya infeksi, dan jika ada infeksi maka shunt harus dilepas. Prosedur penangan lainnya yaitu endoskopik Anak-anak akan diperiksa secara teratur untuk memastikan tidak ada masalah lebih lanjut, untuk memeriksa bagaimana perkembangan intelektual, saraf dan fisik. Pencegahan Sebelum menikah, pasangan calon pengantin harus memeriksakan kondisi kesehatannya untuk mencegah kelainan bawaan pada bayi saat hamil nanti. Sesudah menikah, khususnya selama masa kehamilan, harus dilakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar dapat diketahui bagaimana kesehatan janin yang dikandung dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus. Pada masa bayi dan balita, hidrosefalus sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu peredaran cairan otak karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, tumor dan jamur. Lindungi selalu kepala anak dari cedera yang mungkin saja bisa berakibat yang membahayakan kesehatan anak. II.1.10. PENYAKIT RADANG OTAK Pengertian Radang otak atau ensefalitis adalah inflamasi yang terjadi pada otak. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tapi anak-anak serta lansia memiliki risiko tertinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka yang cenderung lebih lemah. Meski jarang terjadi, radang otak berpotensi menjadi kondisi yang serius dan dapat mengancam jiwa. Perkembangan penyakit ini juga sulit ditebak. Diagnosis dan pengobatan yang cepat serta efektif adalah kunci utama dalam menangani kondisi ini. Bakteri atau virus dan jamur adalah penyebab utama dari penyakit ini, dan radang otak bisa menular dimana kuman penyebab gangguan ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Jika tak ditangani secepatnya dengan baik bisa mengakibatkan kondisi yang sangat serius, diantaranya tuna ganda, seperti lumpuh dan gangguan mental, sampai pada kematian.  Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur maka penularannya bisa melalui cairan ludah atau ingus ketika anak bersin, bicara, tertawa maupun batuk dan terhirup oleh orang lain ketika mereka bernapas, dapat juga terjadi jika balita makan atau minum bersama penderita dari piring dan gelas yang sama, ada juga memakai handuk, memegang bekas tisu yang baru dipakai membersihkan hidung, juga bisa menjadi media penularan. Penularkan penyakit dari penderita meningitis / radang otak masih akan terjadi selama mereka masih menunjukkan gejala penyakit tersebut. Untuk penyakit meningitis yang disebabkan oleh  bakteri, masih dapat menularkan penyakitnya setelah orang tersebut diberi atibiotik sekitar 24 jam.  Gejala-gejala Radang Otak Gejala Ringan Radang Selaput Otak / Meningitis: Sakit kepala Demam ringan dan kelelahan yang berlangsung dua sampai tiga hari Penurunan nafsu makan Kepekaan terhadap cahaya terang k Kebingungan dan kantuk Gejala Berat Penyakit Radang Selaput Otak Panas disertai gangguan neurologis seperti kejang Kehilangan Kesadaran Mual dan muntah Badanya panas disertai kaku kaku pada tengkuk leher Gejala Penyakit Radang Selaput Otak (Meningitis)  pada anak: Demam (sekitar 39º C) Lesu, lemah dan rewel. Sakit kepala dan mata sensitif terhadap cahaya. Kaku kuduk, kadang-kadang ruam kulit dan kulitnya berwarna kuning serta kejang. Tidak mau makan, atau minum susu. Kedinginan. Menangis menjerit-jerik seperti kesakitan. Ubun-ubun bayi yang masih terbuka mungkin tampak menonjol dan keras. Pada bayi yang mash kecil, gejala-gejala klasik bisa terlihat malas menyusu, serta tampak lesu dan lemah sekali. Penyebab Radang Otak Sebagian besar kasus radang otak atau ensefalitis, penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai jenis infeksi juga dapat menyebabkan radang otak, terutama infeksi virus. Jenis-jenis radang otak ditentukan berdasarkan penyebabnya. Pemicu tersebut umumnya meliputi: Infeksi yang terjadi secara langsung dalam otak. Reaksi sistem kekebalan tubuh akibat infeksi lain, misalnya karena campak, rubella, atau bahkan HIV. Radang otak terjadi akibat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan otak. Komplikasi dari infeksi virus, misalnya virus herpes simpleks, virus varisela zoster, atau virus Epstein-Barr. Virus dari hewan, misalnya virus rabies serta virus yang disebarkan oleh nyamuk dan caplak. Para pakar menduga bahwa penyebaran infeksi ke dalam otak dapat melalui aliran darah serta saraf. Selain adanya virus, umumnya radang otak juga dapat dsebabkan oleh adanya bakeri. Berikut bakteri yang dapat menyebabkan serangan meningitis: Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) Bakteri ini paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus). Neisseria meningitides (meningcoccus) Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah. Haemopilus influenza (haemophilus) Haemophilus influinzae tipe b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hibvaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan oleh virus jenis ini. Listeria monocytogenes (listeria) Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan) Bakteri lainnya juga dapat menyebabkan meningitis adalah  Saphylococcus aureus dan Mycobacterium tubercolosis. Proses Diagnosis Radang Otak Gejala radang otak sering kali disalah arikan dengan penyakit lain karena pada dasarnya radang otak mempunyai gejala yang sama dengan penyakit lainnya, sehingga untuk mendeteksi penyakit ini merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Selain menanyakan gejala-gejala, dokter akan menganjurkan pemeriksaan serta tes-tes untuk memastikan diagnosis. Beberapa jenis pemeriksaan yang akan disarankan meliputi CT scan atau MRI scan, pungsi lumbar, tes darah, tes urine, serta elektroensefalogram atau EEG. Pemeriksaan lebih lanjut ini juga berfungsi menghapus kemungkinan adanya penyakit atau masalah otak lainnya. Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-Ray (rontgen) paru akan membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemriksaan lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infuse (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan. Pengobatan Radang Otak Radang otak atau ensefalitis berpotensi mengancam jiwa, terutama yang parah, sehingga membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit. Proses penanganan radang otak bertujuan untuk menghentikan dan mengobati infeksi, mengatasi komplikasi yang berpotensi muncul akibat demam, serta mencegah komplikasi jangka panjang. Penanganan radang otak untuk tiap pasien berbeda-beda. Penentuannya tergantung pada jenis radang otak yang diderita oleh pasien. Langkah penanganan umumnya meliputi antivirus, kortikosteroid, atau imunosupresan. Sebagian besar radang otak akibat infeksi virus akan diatasi dengan obat antivirus, seperti aciclovir. Meski demikian, keefektifan antivirus tetap terbatas karena tidak semua jenis virus bisa diatasi dengan obat ini. Obat antivirus hanya efektif untuk memberantas virus herpes simpleks dan varisela zoster. Efek samping obat ini meliputi diare, mual, muntah, serta nyeri pada otot atau sendi. Untuk mengatasi radang otak akibat komplikasi dari infeksi tertentu, dokter memberi suntikan kortikosteroid sebagai langkah penanganannya. Kortikosteroid akan menurunkan kinerja abnormal dari sistem kekebalan tubuh sekaligus mengurangi inflamasi pada otak. Jika obat ini dinilai kurang efektif, dokter mungkin akan menambahkan terapi imunoglobulin untuk pasien. Sama seperti obat antivirus, kortikosteroid juga berpotensi menyebabkan mual dan muntah. Gangguan pencernaan lain serta emosi yang tidak stabil juga bisa terjadi. Kortikosteroid dan imunoglobulin juga dapat digunakan untuk menangani radang otak yang terjadi karena kondisi autoimun. Obat-obatan tersebut dapat dikombinasikan dengan pemberian imunosupresan seperti ciclosporin. Sensasi kesemutan atau kebas, hipertensi, tremor, serta nyeri dan kram otot termasuk dalam efek samping yang mungkin muncul saat menggunakan imunosupresan. Sementara dalam kasus langka radang otak yang terjadi karena infeksi akibat jamur atau bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik atau antijamur untuk mengatasinya. Di samping obat-obatan, pasien radang otak membutuhkan bantuan peralatan medis lain. Misalnya, alat bantu pernapasan serta tabung untuk menyalurkan nutrisi. Masa penyembuhan yang dibutuhkan pasien juga cenderung memakan waktu lama hingga berbulan-bulan. Risiko Komplikasi Radang Otak Dampak radang otak atau ensefalitis tentu tidak sama pada tiap pasien. Ada yang bisa sembuh total, tapi ada juga yang mengalami komplikasi. Di antara seluruh kasus radang otak yang terjadi, diperkirakan sekitar 10 persen meninggal dunia. Risiko komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada banyak faktor. Di antaranya adalah usia pasien, jenis dan tingkat keparahan radang otak, serta kecepatan penanganan. Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi: Kelelahan yang berkepanjangan. Hilang ingatan. Dialami oleh 70 persen di antara penderita radang otak. Epilepsi. Sekitar 25 persen penderita dewasa dan 50 persen penderita anak-anak mengalaminya. Gangguan kemampuan fisik dan motorik. Perubahan kepribadian dan perilaku. Gangguan kemampuan bicara dan penguasaan bahasa. Dialami oleh sekitar 30 persen penderita. Perubahan emosi, misalnya kecemasan dan emosi yang tidak stabil. Gangguan konsentrasi. Langkah Pencegahan Radang Otak Radang otak termasuk kondisi yang sulit dicegah. Pencegahan utama yang dapat Anda lakukan adalah melalui vaksinasi MMR. Langkah sederhana lain yang bisa diambil untuk menghindari kondisi ini adalah: Menjaga kebersihan. Misalnya dengan sering mencuci tangan dan membersihkan rumah secara teratur. Menghindari gigitan nyamuk. Kenakan pakaian tertutup saat tidur atau saat keluar rumah pada malam hari, gunakan semprotan antinyamuk, serta gunakan losion antinyamuk. .    Jenis-jenis Meningitis Meningitis Viral a)     Identifikasi. Relatif sering ditemukan namun penyakit ini jarang sekali ditemukan dengan sindroma klinis serius atau dengan penyebab virus yang multiple, ditandai dengan munculnya demam tiba-tiba dengan gejala dan tanda-tanda meningeal. Pemeriksaan likuor serebrospinal ditemukan pleositosis (biasanya mononukleosis tapi bisa juga polimorfo 353 nuklier pada tahap-tahap awal), kadar protein meningkat, gula normal dan tidak ditemukan bakteri. Ruam seperti rubella sebagai ciri infeksi yang disebabkan oleh virus echo dan virus coxsackie; ruam vesikuler dan petekie bisa juga timbul. Penyakit dapat berlangsung sampai 10 hari. Paresis sementara dan manifestasi ensefalitis dapat terjadi; sedangkan kelumpuhan jarang terjadi. Gejala-gejala sisa dapat bertahan sampai 1 tahun atau lebih, berupa kelemahan, spasme otot, insomnia dan perubahan kepribadian. Penyembuhan biasanya sempurna. Gejala pada saluran pencernaan dan saluran pernafasan biasanya karena infeksi enterovirus. Berbagai jenis penyakit lain disebabkan oleh bukan virus gejalanya dapat menyerupai meningitis aseptik; misalnya seperti pada meningitis purulenta yang tidak diobati dengan baik, meningitis karena TBC dan meningitis kriptokokus, meningitis yang disebabkan oleh jamur, sifilis serebrovaskuler dan LGV. Reaksi pasca infeksi dan pasca vaksinasi perlu dibedakan dengan meningitis aseptik antara lain gejala sisa akibat campak, mumps, varicella dan reaksi pasca imunisasi terhadap rabies dan cacar; gejala yang muncul biasanya tipe ensefalitis. Leptospirosis, listeriosis, sifilis, limfositik choriomeningitis, hepatitis, infeksi mononucleosis, influenza dan penyakit-penyakit lain dapat memperlihatkan gejala klinis yang sama dan penyakit-penyakit ini akan dibahas pada bab tersendiri. Pada kondisi optimal identifikasi spesifik penyakit ini dapat dibuat terhadap hampir separuh dari kasus-kasus yang ditemukan dengan menggunakan teknik serologis dan isolasi. Virus dapat diisolasi pada stadium awal penyakit dari bilas tenggorok dan tinja, kadang-kadang virus ditemukan dari likuor serebrospinal dan darah dengan teknik biakan jaringan dan inokulasi pada binatang. b)      Penyebab infeksi Berbagai macam organisme dapat sebagai penyebab infeksi, banyak diantaranya sebagai penyebab penyakit spesifik lainnya. Banyak sekali jenis virus yang dapat menimbulkan gejala meningeal. Separuh lebih dari kasus tidak ditemukan penyebabnya. Pada waktu terjadi KLB mumps, virus ini diketahui sebagai penyebab lebih dari 25% kasus meningitis aseptik pada populasi yang tidak diimunisasi. Virus coxsackie grup B tipe 1-6 sebagai penyebab dari 1/3 kasus; dan echovirus tipe 2,5,6,7,9 (kebanyakan), 10, 11, 14, 18 dan 30, kira-kira sebagai penyebab separuh kasus. Virus coxsackie grup A (tipe 2,3,4,7,9 dan 10), arbovirus, campak, herpes simplex I dan virus varicella, virus Choriomeningitis limfositik, adenovirus dan virus jenis lain bertanggungjawab terhadap terjadinya kasus-kasus sporadis. Insidensi dari tipe-tipe spesifik bervariasi menurut wilayah geografis dan waktu. Leptospira bertanggungjawab terhadap lebih dari 20% kasus-kasus meningitis aseptik di berbagai wilayah di dunia ini c)       Distribusi penyakit Tersebar di seluruh dunia, timbul sebagai kasus-kasus endemis dan sporadis. Angka insidensi yang sebenarnya tidak diketahui. Meningkatnya jumlah kasus berhubungan dengan musim, pada akhir musim panas dan awal musim semi jumlah penderita meningkat terutama yang disebabkan oleh arbovirus dan enterovirus sementara KLB meningitis aseptik yang terjadi di akhir musim dingin terutama disebabkan oleh mumps. d)      Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya 1) Laporan ke kantor Instansi Kesehatan setempat: di daerah endemis tertentu penyakit ini wajib dilaporkan; di beberapa negara dan negara bagian di Amerika Serikat bukan sebagai penyakit yang harus dilaporkan, Kelas 3 B. Bila penyebab infeksi dapat dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium maka didalam laporan sebutkan penyebab infeksinya; sebaliknya apabila penyebabnya tidak diketahui laporkan sebagai kasus yang tidak diketahui etiologinya. 2) Isolasi: Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium biasanya baru didapat setelah penderita sembuh. Oleh karena itu kewaspadaan enterik sudah harus dilakukan 7 hari setelah mulai sakit, kecuali kalau diagnosa pasti sudah menyatakan bahwa penyebabnya adalah nonenterovirus. 3) Disinfeksi serentak: Tidak diperlukan kewaspadaan khusus selain menerapkan sanitasi rutin. 4) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Biasanya tidak dilakukan. 5) Pengobatan spesifik: Seperti halnya pada penyakit yang disebabkan oleh virus, tidak ada pengobatan spesifik. 2.      Meningitis Bakterial Angka insidensi meningitis bakterial yang dilaporkan di Amerika Serikat, 10 tahun setelah pertama kali vaksin terhadap Haemophillus influenza serotipe b (Hib) diijinkan beredar adalah 2,2/100.000/tahun dan kira-kira sepertiga penderita anak berumur 5 tahun. Hampir semua bakteri dapat menyebabkan infeksi pada semua umur, tetapi seperti yang dilaporkan pada akhir tahun 1990-an penyebab yang paling sering adalah Neisseria meningitidis dan Streptococcus pneumoniae. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh infeksi meningokokus, timbul secara sporadis dan kadang-kadang muncul sebagai KLB; di banyak negara meningokokus merupakan penyebab utama dari meningitis bakterial. Meningitis yang disebabkan oleh Hib, sebelumnya merupakan salah satu penyebab yang paling sering dari meningitis bakterial. Bakteri penyebab meningitis yang paling jarang adalah stafilokok, bakteri enterik, grup B streptokokus dan Listeria yang menyerang orang dengan kerentanan yang spesifik (seperti pada neonatus, penderita gangguan sistem imunitas) atau sebagai akibat trauma pada kepala.  3.      Meningitis Meningokokus a)      Identifikasi. Penyakit bakterial akut dengan katarektistik muncul demam mendadak, nyeri kepala hebat, mual dan sering disertai muntah, kaku kuduk dan seringkali timbul ruam petekie dengan makula merah muda atau sangat jarang berupa vesikel. Sering terjadi delirium dan koma; pada kasus fulminan berat timbul gejala prostrasi mendadak, ecchymoses dan syok. Dulu angka kematian mencapai >50% namun dengan diagnosa dini, terapi modern dan tindakan suportif, angka kematian 5-15%. Lebih dari 5-15% penduduk di negara endemis merupakan carrier tanpa gejala, ditemukan koloni Neisseria meningitidis di daerah nasofaring. Sebagian kecil dari orang ini akan berkembang menjadi penyakit yang invasif dengan ditandai satu atau lebih gejala klinis seperti bakteremia, sepsis, meningitis atau pneumonia. Banyak pada penderita sepsis timbul ruam petekie, kadang-kadang disertai dengan nyeri dan radang sendi. Meningococcemia dapat timbul tanpa mengenai selaput otak dan harus dicurigai pada kasus-kasus demam akut yang tidak diketahui penyebabnya dengan ruam petekie dan lekositosis. Padameningococcemia fulminan angka kematian tetap tinggi walaupun telah diobati dengan antibiotika yang tepat. Diagnosis pasti dibuat dengan ditemukannya meningococci pada LCS atau darah. Pada kasus dengan kultur negatif, diagnosis dibuat didukung dengan ditemukannya polisakarida terhadap grup sepesifik meningococcal pada LCS dengan teknik IA, CIE dan teknik koaglutinasi; atau ditemukannya DNAmeningococcal pada LCS atau pada plasma dengan PCR. Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan gram, sediaan yang diambil dari petekie organismenya dapat diketahui. b)      Penyebab Infeksi Penyebab inveksi adalahN. meningitidis, suatu jenis meningokokus N. meningitidis grup A, penyebab utama KLB di AS (tidak ditemukan sejak tahun 1945) dan di tempat lian; sedangkan grup B, C dan Y diakhir tahun 1990-an sebagai penyebab kebanyakan kasus di AS. Genotipe tertentu tercatat sebagai penyebab terjadinya beberapa KLB. Serogrup lainnya diketahui juga berperan sebagai patogen (misalnya grup W-135, X dan Z). Organisme dari kelompok ini kurang begitu virulen, namun kasus-kasus fatal dan infeksi sekunder pernah dilaporkan disebabkan oleh hampir semua serogroup. KLB N. meningitidisbiasanya disebabkan oleh strain yang berdekatan. Untuk mengetahui strain penyebab KLB dan luasnya KLB, maka subtyping dari isolat dengan menggunakan metoda seperti disebutkan di bawah ini sangat bermanfaat: 356 – multilocus enzyme electrophoresis – pulsed-field gel electrophoresis – enzyme-restricted DNA fragments. c)      Distribusi penyakit Infeksi oleh meningokokus terjadi dimana-mana, namun puncaknya terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Pada awalnya infeksi meningokokus terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, di banyak negara laki-laki lebih banyak terserang daripada wanita, dan sering terjadi pada pendatang baru yang berkumpul/berjejalan pada suatu tempat seperti di dalam barak dan asrama penampungan. Wilayah yang selama ini diketahui sebagai daerah yang insidensinya tinggi adalah AfrikaTengah dimana infeksi disebabkan oleh grup A. d)      Cara penularan Penularan terjadi dengan kontak langsung seperti melalui droplet dari hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi. Infeksi biasanya menyebabkan infeksi subklinis pada mukosa. Invasi dengan jumlah bakteri yang cukup untuk menyebabkan terjadinya penyakit sistemik sangat jarang. Prevalensi carrier yang mencapai 25% atau lebih dapat terjadi tanpa ada kasus meningitis. Selama KLB lebih dari setengah laki-laki personil militer mungkin sebagai carrier sehat kuman meningokokus. Penyebaran melalui barang dan alat-alat tidak terbukti. Masa inkubasi  bervariasi dari 2-10 hari, biasanya 3-4 hari. e)      Masa penularan Penularan dapat terus terjadi sampai kuman meningokokus tidak ditemukan lagi di hidung dan mulut. Meningokokus biasanya hilang dari nasofaring dalam waktu 24 jam setelah pengobatan dengan antibiotika trerhadap mikroba yang masih sensitif terhadap antibiotika tersebut apabila kadar obat mencapai konsentrasi yang cukup di dalam sekret orofaring. Penisilin dapat menekan jumlah organisme untuk sementara namun biasanya tidak dapat menghilangkan organisme ini dari oronasofaring. f)       Kerentanan dan kekebalan Kerentanan terhadap penyakit klinis rendah dan menurun sesuai dengan umur; rasio antara carrier dengan kasus sangat tinggi. Dan mereka yang di dalam darahnya kekurangan beberapa komponen komplemen sangat mudah kambuh dan terserang penyakit ini lagi. Orang yang telah diambil limpanya sangat mudah mengalami bakteriemia walaupun hanya mengalami infeksi subklinis. Dapat muncul kekebalan spesifik terhadap grup bakteri yang menginfeksi. Lamanya antibodi spesifik ini bertahan belum diketahui. g)      Cara-cara pemberantasan Cara-cara pencegahan 1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengurangi kontak langsung dan menghindari terpajan dengan droplet penderita. 2) Mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan di lingkungan seperti dalam barak, sekolah, tenda dan kapal. 3) Vaksin yang mengandung polisakarida meningokokus grup A, C, Y dan W-135 telah terdaftar dan beredar di Amerika Serikat dan negara lainnya untuk digunakan pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar, saat ini hanya vaksin kuadrivalen yang tersedia di Amerika Serikat.   Vaksin meningokokus efektif pada orang dewasa diberikan pada saat melakukan rekruitmen militer di AS sejak tahun 1972. Vaksin ini juga digunakan untuk mengendalikan KLB grup C yang terjadi di masyarakat dan di sekolah pada tahun 1990-an. Vaksin ini harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi tertentu yaitu anak-anak pada usia di atas 2 tahun yang rentan terhadap infeksi berat meningokokus termasuk harus diberikan kepada penderita yang limpanya sudah diambil, orang dengan defisiensi komplemen terminal, staf laboratorium yang terpajan secara rutin dengan N. meningitidis. Sayang sekali komponen C mempunyai imunogenisitas rendah dan tidak efektif bila diberikan bagi anak di bawah usia 2 tahun. Vaksin serogroupA mungkin efektif bila diberikan kepada anak usia lebih muda, 3 bulan sampai 2 tahun, pada usia ini diberikan 2 dosis vaksin dengan interval 3 bulan. Sedangkan untuk anak usia di atas 2 tahun hanya diberi dosis tunggal. Waktu perlindungan sangat terbatas, terutama pada anak usia kurang dari 5 tahun. Imunisasi rutin bagi masyarakat umum di Amerika Serikat tidak dianjurkan. Pemberian imunisasi kepada para pelancong akan mengurangi risiko tertulari apabila mereka berkunjung ke negara yang pernah mengalami wabah meningokokus grup A atau C. Imunisasi ulang dapat dipertimbangkan untuk diberikan dalam jangka waktu 3- 5 tahun apabila tidak ada indikasi untuk mendapatkan vaksinasi. Tidak ada vaksin yang terdaftar saat ini di AS efektif terhadap infeksi grup B, walaupun beberapa jenis vaksin telah dikembangkan dan telah diujicoba menunjukkan efikasi yang lumayan bila diberikan kepada anak-anak yang lebih besar dan kepada orang dewasa. Vaksin konyugat terhadap serogroup A dan C masih dalam proses uji coba klinis. Untuk bayi dan anak-anak, vaksin meningokokus konyugat serogroup A, C, Y dan W-135 telah dikembangkan dengan metoda yang sama dengan metoda pembuatan vaksin konyugat untukHaemophilus influenzae tipe b. Vaksin-vaksin ini diharapkan sudah dapat digunakan rutin di Inggris mulai tahun 2000 dan di Amerika Serikat dalam waktu 2-4 tahun kemudian. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar 1) Laporan ke instansi kesehatan setempat: Wajib dilaporkan di banyak negara bagian (di Amerika) dan di beberapa negara di dunia, Kelas 2 A. 2) Isolasi: Lakukan isolasi saluran nafas selama 24 jam setelah dimulai pemberian chemotherapy. 3) Disinfeksi serentak: lakukan desinfeksi terhadap discharge yang berasal dari sekret hidung dan tenggorokan, dan barang-barang yang terkontaminasi. Pembersihan menyeluruh. 5) Perlindungan kontak: Lakukan surveilans ketat terhadap anggota keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk menemukan penderita secara dini, khususnya terhadap mereka yang demam agar segera dilakukan pengobatan yang tepat secara dini; pemberian profilaktik, kemoterapi yang efektif untuk melindungi kontak (kontak diantara anggota keluarga satu rumah, personil militer yang berbagi tempat tidur dan orang-orang yang secara sosial sangat dekat untuk saling bertukar peralatan makan seperti teman dekat di sekolah, tapi bukan seluruh kelas. Anak-anak di tempat penitipan merupakan pengecualian dan walaupun bukan teman dekat maka semua harus diberikan pengobatan profilaksis setelah ditemukan satu kasus indeks. Pilihan antibiotika profilaksis adalah rifampisin, diberikan 2 kali sehari selama 2 hari: orang dewasa 600 mg per dosis; bayi di atas 1 tahun 10 mg/kg BB; anak umur kurang dari 1 bulan 5 mg/kg BB. Rifampisin harus dihindari untuk diberikan bagi wanita hamil. Rifampisin dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi oral. Untuk orang dewasa, ceftriaxone250 mg IM dapat diberikan sebagai dosis tunggal dan terbukti cukup efektif; 125 mg IM untuk anak di bawah umur 15 tahun. Ciprofloxacin 500 mg per oral dosis tunggal dapat juga diberikan untuk orang dewasa. Bila kuman sensitif terhadap sulfadiazine, dapat diberikan pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar dengan dosis 1 gram setiap 12 jam, dalam 4 dosis; untuk bayi dan anak-anak dosisnya adalah 125-150 mg/kg BB/hari dibagi dalam 4 dosis, setiap 2 hari sekali. Pada tahun 1993 sulfadiazinetidak lagi diproduksi di Amerika Serikat dan diperlukan bantuan dari CDC Atlanta untuk mendapatkan obat ini. Petugas kesehatan jarang sekali berada dalam risiko tertulari sekalipun dia merawat penderita, hanya mereka yang kontak erat dengan sekret nasofaring (seperti pada waktu resusitasi mulut ke mulut) yang memerlukan pengobatan profilaksis. Pemberian imunisasi kepada kontak dalam lingkungan keluarga kurang bermanfaat karena tidak cukup waktu. 6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Kultur dari tenggorokan dan nasofaring tidak bermanfaat untuk menentukan siapa saja yang harus menerima pengobatan profilaksis karena pembawa kuman sangat bervariasi dan tidak ada hubungan yang konsisten antara koloni yang ditemukan secara normal pada populasi umum dengan koloni yang ditemukan pada saat terjadi KLB. 7) Pengobatan spesifik: Penisilin yang diberikan parenteral dalam dosis yang adekuat merupakan obat pilihan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi meningokokus; ampisilin dan kloramfenikol juga efektif. Pengobatan harus segera dimulai bila diagnosa terhadap tersangka telah ditegakkan, bahkan sebelum kuman meningokokus dapat diidentifikasi. Pada penderita anak-anak sambil menunggu agen penyebab spesifik dapat diidentifikasi, pengobatan harus segera diberikan dengan obat yang efektif terhadap Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dan terhadap Streptococcus pneumonia.Ampisilin merupakan obat pilihan untuk kedua bakteri tersebut selama mereka masih sensitif terhadap ampisilin. Ampisilin harus dikombinasikan dengan generasi ketiga cephaloposporin, atau dengan kloramfenikol, atau dengan vancomycin sebagai subsitusi di wilayah dimana ditemukan H. influenzae danS. pneumoniae yang resisten terhadap ampisilin. Pasien dengan infeksi meningokokus atau Hib harus diberi rifampisin sebelum dipulangkan dari rumah sakit apabila sebelumnya tidak diberikan obat generasi ketiga cephalosporin atau ciprofloxacin. Hal ini dilakukan agar ada kepastian bahwa organisme telah terbasmi. Penanggulangan KLB 1) Bila terjadi KLB, upaya paling penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan surveilans, diagnosa dan pengobatan dini dari kasus-kasus yang dicurigai. Kepanikan dan kecurigaan yang terlalu tinggi tidak bermanfaat. 2) Pisahkan orang-orang yang pernah terpajan dengan penderita dan berikan ventilasi yang cukup terhadap tempat tinggal dan ruang tidur bagi orang-orang yang terpajan dengan kuman yang disebabkan karena kepadatan (misalnya: barak dan asrama tentara, pekerja tambang dan tahanan). 3) Pengobatan pencegahan masal biasanya tidak efektif untuk mengatasi KLB. Pada KLB yang terjadi pada sekelompok kecil penduduk (misalnya di suatu sekolah), pemberian pengobatan pencegahan pada semua orang dikelompok itu dapat dipertimbangkan terutama apabila KLB tersebut disebabkan oleh serogrup yang tidak termasuk dalam vaksin yang ada. Bila dilakukan pengobatan masal harus diberikan pada seluruh anggota masyarakat pada saat yang sama. Semua kontak dekat harus dipertimbangkan untuk mendapat pengobatan profilaksis, tanpa melihat apakah seluruh anggota masyarakat sudah diobati (lihat 9B5 di atas). 4) Pemberian vaksin pada semua kelompok umur yang terkena seharusnya dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh apabila terjadi KLB di suatu institusi yang besar atau di masyarakat dimana kasus disebabkan oleh infeksi grup A, C, W-135 dan Y. Vaksin meningokokus sangat efektif untuk menghentikan wabah yang disebabkan oleh serogrup A dan C. Hal-hal yang diuraikan berikut ini dapat membantu apakah kita perlu memberikan imunisasi kepada orang-orang yang berisiko pada saat terjadi KLB yang diduga disebabkan oleh grup C: a) Pastikan terlebih dahulu bahwa telah terjadi KLB dan deskripsikan secara epidemiologis untuk menemukan kelompok umur yang terkena dan denominator sosial lainnya (misalnya: sekolah, tempat penitipan anak, organisasi kemasyarakatan, kelab malam, kota) dari orang-orang yang terkena; b) hitung attack rate strain bakteri yang menyebabkan KLB pada populasi yang berisiko; c) bila mungkin, lakukan isolasi subtipe N. meningotidis penyebab KLB menggunakan metoda molekuler. Bila paling tidak ditemukan tiga kasus yang disebabkan oleh grup C dengan subtipe yang sama selama 3 bulan dan kasus baru 360 tetap muncul dan attack rate meningkat menjadi 10 kasus grup C per 100.000 penduduk, maka pemberian imunisasi kepada kelompok masyarakat yang berisiko tersebut harus dipertimbangkan. 4.      Haemophilus Meningitis (Meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae) a)      Identifikasi Di masa vaksin konyugat Haemophilus b belum dipakai secara luas, H. influenzae merupakan penyebab meningitis bakterial yang paling utama pada anak-anak umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun di Amerika. Biasanya disebabkan oleh karena terjadi bakteriemia. Timbulnya gejala dapat subakut tetapi biasanya muncul mendadak; gejalanya berupa demam, muntah, letargi dan iritasi meningeal, dengan ubun-ubun menonjol pada bayi atau kaku kuduk dan kaku punggung pada anak yang lebih besar. Sering cepat terjadi stupor atau koma. Biasanya didahului dengan demam ringan selama beberapa hari dengan gejala SSP yang samar. Diagnosis dibuat dengan melakukan isolasi organisme penyebab dari darah atau cairan serebro spinal. Polisakarida kapsular spesifik dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik CIE atau LA. b)      Penyebab infeksi Penyebab paling sering adalah H. influenzae serotipe b (Hib). Organisme ini dapat juga menyebabkanepiglottitis, pneumonia, septic arthritis, cellulites, pericarditis, empyema dan osteomyelitis. Serotipe lainnya jarang sekali menyebabkan meningitis. c)      Distribusi penyakit Tersebar di seluruh dunia; paling prevalens diantara amak umur 2 bulan sampai 3 tahun; jarang terjadi pada usia 5 tahun. Di negara berkembang, puncak insidensi adalah pada anak usia kurang dari 6 bulan; di Amerika Serikat pada anak usia 6-12 bulan. Sebelum adanya vaksin untuk Hib di Amerika Serikat, kira-kira 12.000 kasus meningitis Hib dilaporkan terjadi pada anak umur kurang dari 5 tahun dibandingkan dengan hanya 25 kasus pada tahun 1998. Sejak tahun 1990-an, dengan penggunaan vaksin secara luas pada anak-anak, meningitis yang disebabkan Hib boleh dikatakan telah menghilang; sekarang banyak kasus terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Kasus sekunder dapat terjadi di lingkungan dan tempat penitipan anak. d)      Reservoir – Manusia. e)      Cara penularan Melalui droplet, sekret hidung dan tenggorokan selama periode infeksius. Tempat masuknya kuman seringkali adalah nasofaring. f)       Masa inkubasi – Tidak diketahui, mungkin sekitar 2-4 hari. g)      Masa penularan Selama masih ada kuman di tenggorokan selama itu orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain; berlangsung cukup lama, walaupun tidak ada discharge hidung. Penderita tidak lagi menular dalam waktu 24-48 jam setelah dimulainya pengobatan dengan antibiotika yang efektif. h)      Kerentanan dan kekebalan Semua orang rentan terhadap infeksi. Imunitas timbul ditandai dengan adanya antibodi bakterisidal dan atau antibodi antikapsul di dalam darah baik yang didapat secara transplacental maupun karena terinfeksi sebelumnya atau karena imunisasi. i)        Cara-cara pemberantasan Upaya pencegahan 1) Melalui program imunisasi pada anak-anak. Beberapa jenis vaksin yang berisi konyugat protein polisakarida dapat melindungi anak-anak dari meningitis pada umur lebih dari 2 bulan dan vaksin ini telah terdaftar di AS sebagai vaksin tunggal atau sebagai vaksin kombinasi dengan lainnya. Imunisasi dianjurkan mulai diberikan sejak usia 2 bulan, diikuti dengan dosis berikutnya diberikan setelah 2 bulan, jumlah dosis bervariasi tergantung jenis vaksin yang digunakan. Semua jenis vaksin membutuhkan booster pada usia 12-25 bulan. Imunisasi rutin tidak dianjurkan pada anak usia di atas 5 tahun. 2) Lakukan pengamatan kasus yang mungkin timbul pada populasi yang rentan seperti pada tempat-tempat penitipan anak dan rumah yatim piatu. 3) Berikan penyuluhan kepada orang tua tentang kemungkinan timbulnya kasus sekunder pada saudara penderita yang berumur kurang dari 4 tahun dan perlu dilakukan evaluasi dan pengobatan bila ditemukan penderita dengan demam atau kaku kuduk. II.1.11. PENYAKIT KANKER OTAK Pengertian Tumor otak  atau kanker otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak. Banyak jenis tumor yang berbeda-beda. Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa tumor otak lainnya adalah kanker (ganas). Tumor otak dapat berasal dari otak (tumor otak primer) atau kanker yang berasal dari bagian tubuh lain dan merambat ke otak (tumor otak sekunder / metastatik). Tumor otak atau Kanker Otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat terganggu, sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker Otak atau Tumor otak bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa. Gejala & Ciri Ciri Kanker Otak Kanker otak merupakan salah satu tumor ganas yang menyerang bagian otak, parahnya ciri ciri dan gejala kanker otak tidak begitu diketahui pada awal pertumbuhannya. Terlepas dari bahayanya, tentu pengetahuan dini mengenai ciri-ciri yang menjadi tanda anda mengidap kanker otak cukup penting di ketahui. Studi yang dilakukan Department Oncology, BSMMU, Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University, sebuah universitas ternama di Bangladesh menemukan bahwa terdapat 16 Ciri ciri kanker otak yang harus di waspadai. Studi ini dilakukan pada 50 penderita dengan rentang umur 2-60 tahun 1) 1. Sakit Kepala Sakit kepala merupakan ciri-ciri kanker otak yang paling umum, sebanyak 38 orang dari 50 responden atau sekitar 76 % mengalami gejala ini. Namun tentu sakit kepala kebanyakan bukan disebabkan oleh kanker otak, melainkan sakit kepala umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Dikutip dari cnn, Dr. Santiago Medina, co-director Department Radiology divisi Neuroradiology di Rumah sakit anak Miami mengatakan bahwa 4000 anak anak yang menderita sakit kepala, satu di antaranya menderita kanker otak 2. Perubahan Mental Sebanyak 32 dari 50 peserta penderita kanker / tumor otak yang diteliti mengalami perubahan mental drastis setelah mengidap kanker ini. Tumor menyebabkan fungsi otak tidak berjalan normal/maksimal yang berdampak pada kesehatan mental. Ciri Ciri Perubahan Mental Karena Kanker Otak Kehilangan memori Gangguan konsentrasi Masalah dengan penalaran Perubahan kepribadian dan perilaku Peningkatan intensitas tidur 3. Muntah-Muntah Penelitian yang dilakukan oleh BSMMU mendapati 26 dari 50 penderita tumor otak mengalami gejala muntah (sekitar 52%). Karakteristik muntah yang menjurus pada kanker otak adalah terjadi pada pagi hari tanpa adanya mual terlebih jika diikuti tanda lainnya seperti sakit kepala. Sama seperti gejala dan tanda poin pertama (sakit kepala), baik muntah dan sakit kepala merupakan dua penyakit yang sangat umum sehingga samar-samar dan sulit dibedakan.  Ketelitian anda dalam mencermati berbagai jenis muntah yang anda alami sangat penting untuk mengetahui penyakit yang anda alami. Ciri Ciri Muntah Karena kanker otak Terjadi secara tiba tiba tanpa penyakit tertentu sebelumnya Cairan muntah tidak normal (berwarna agak hijau) Terjadi bersamaan dengan sakit kepala. Muntah muntah ini terjadi karena adanya saraf yang terganggu karena tumor otak. Biasanya hal ini tidak dapat diobati selama masih ada tumor di dalam otak tersebut. 4. Gangguan Penglihatan Sebanyak 23 dari 50 peserta penelitian yang mengidap tumor otak mengalami gangguan penglihatan, artinya 46 % dari penderita kanker otak mengalami hal ini. Berikut beberapa cirri-cirinya: Melihat lampu seperti berkedip Penglihatan kabur Hanya mampu melihat lurus ke depan ‘Kehilangan’ teks ketika membaca Gangguan mata lainnya yang tidak lazim anda alami. Gangguan penglihatan disebabkan oleh adanya saraf mata yang terganggu karena tumor otak. Hal ini juga tergantung lokasi dari kanker otak tersebut. 5. Kesulitan Saat Bergerak 21 dari 50 penderita kanker otak yang diteliti mengalami kesulitan saat bergerak, artinya 42 % terjadi pada penderita kanker otak. Tumor pada otak tentu akan membatasi fungsi otak normal manusia, salah satunya adalah sebagai motor penggerak tubuh. Contohnya: seorang dengan tumor di otaknya akan mengalami kesulitan dalam bergerak di salah satu sisi tubuhnya. Berjalan tidak seimbang/ kehilangan keseimbangan Sering tersandung atau bersandar di dinding ketika berjalan Sulit berkoordinasi ketika bergerak Penyebab Kesulitan bergerak merupakan akibat dari rusaknya saraf akibat kanker otak, otak adalah motor penggerak dan pengontrol organ tubuh lainnya, kerusakan akan membuat anda susah bergerak. 6. Kejang-Kejang Cukup banyak yang mengalami kejang-kejang ketika terkena kanker otak, setidaknya 21 dari 50 peserta mengalami hal ini (36 %). Kejang-kejang ini terjadi karena aktivitas motorik pada otak tidak normal. Berikut beberapa karakteristik kejang pada penderita kanker otak : Serangan terjadi mendadak (tanpa tanda) Diikuti kehilangan kesadaran pada tubuh dan kontraksi otot Kehilangan kontrol fungsi tubuh Menggigit lidah Tidak bernafas jangka pendek (30 detik), menjadi biru kehitaman Durasi kejang pendek 2-3 menit Efek setelah kejang terjadi  kantuk, sakit kepala, kebingungan, sakit otot, kelemahan singkat, atau mati rasa. Insidensi Sekitar 60% dari pasien tumor otak akan mengalami kejang setidaknya sekali selama tumor otak tersebut masih ada. Penyebab Kejang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. Biasanya, sel-sel saraf tubuh berkomunikasi satu sama lain melalui sinyal listrik yang dikendalikan dengan hati-hati. Jika ada sesuatu mengganggu sinyal-sinyal ini dan mereka menjadi lebih intens, Anda cenderung menjadi kejang. Kebanyakan kejang terjadi secara acak, setiap saat, dan tanpa penyebab tertentu. Namun, mungkin ada gejala terlebih dahulu. Orang yang secara sering mengalami kejang kadang-kadang melihat hal-hal yang mungkin sinyal kejang mendekat. Peringatan ini disebut “aura.” Aura kadang mengambil bentuk sakit kepala, perubahan suasana hati, kedutan otot, atau bau tertentu. Penanganan Berikut adalah beberapa saran tentang apa yang harus dilakukan ketika kejang terjadi pada pasien dengan tumor otak: Selama kejang, jangan panik; kebanyakan kejang berakhir dengan sendirinya. Pastikan pasien bernapas. Bersihkan area benda tajam atau sesuatu yang berbahaya. Anda mungkin harus membuka kacamata pasien. Lindungi kepala benda berbahaya Jangan menaruh apapun di mulut. Jangan mencoba untuk menahan anggota badan selama kejang, karena hal ini dapat menyebabkan cedera.  7. Kebutaan Sebanyak 10 responden dari 50 mengalami kebutaan ketika mengalami kanker otak, setidaknya ada 20 % dari mereka yang mengalami ciri ciri ini. Kebutaan merupakan ciri ciri kanker otak stadium lanjut ketika sebagian besar tumor telah menjalar hingga mengganggu bagian mata. 8. Demensia Penelitian ini memang salah satu yang cukup mengejutkan dimana demensia merupakan salah satu penyakit yang disebabkan kelainan pada otak. Setidaknya ada 14 % atau 7 dari 50 orang yang menderita tumor otak mengalami gejala ini. 9. Ketidaksadaran Ketidaksadaran dialami setidaknya 14 % atau 7 dari 50 penderita tumor otak, gejala ini adalah efek lanjut / kronis dari tumor otak jika telah mencapai stadium lanjut. Tumor yang menjalar di otak jika semakin besar akan membuat anda kehilangan kesadaran, lupa, dan ketidak tahuan mengenai lingkungan dan kejadian sekitar. 10. Gangguan Kesadaran Masih terkait dengan poin nomor 9, gangguan kesadaran ini merupakan efek sebelum terjadinya ketidaksadaran, ada 3 orang atau 6% yang mengalami gangguan kesadaran ini. Indikasi kesadaran yang di maksud : Sering terkejut Sering bengong Sering lupa apa yang dilakukan 11. Penurunan Berat Badan Penurunan berat badan juga di alami sekitar 6% dari penderita kanker otak, masih belum dapat dijelaskan secara mendetil mengenai penyebabnya. Namun hal ini disinyalir karena kemampuan kognitif dan aktivitas yang sudah tidak normal lagi sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh secara keseluruhan yang berdampak pada penurunan berat badan. 12. Demam Demam mungkin tidak disangka sebagian orang dapat menjadi gejala kanker otak yang sangat mematikan. Penyakit umum seperti ini memang cukup berbahaya jika kita kaitkan pada kanker otak. Ada 6% responden yang mengalami demam sebagai gejala yang ditimbulkan akibat kanker otak. 13. Kehilangan Sensasi Sebanyak 4% responden mengalami kehilangan sensasi, hilangnya sensasi ini dikaitkan erat dengan perkembangan fungsi otak yang terganggu oleh tumor. Otak tidak dapat berfungsi normal yang menyebabkan pikiran hanya flat saja seiring dengan menurunnya kemampuan kognitif. 14. Anorexia / Kehilangan Nafsu Makan Anorexia merupakan penyakit yang berkaitan dengan kehilangan nafsu makan, ada sekitar 4 % penderita tumor otak yang mengalami hal ini. Saat ini belum banyak penelitian yang mengaitkan anorexia yang terjadi pada saat mengidap tumor otak. 15. Vertigo / Pusing Vertigo atau pusing di kepala terjadi pada 2 dari 50 responden yang diteliti, namun ternyata pusing ini menjadi salah satu ciri ciri yang cukup berbahaya karena seperti halnya sakit kepala dan muntah, ia sangat samar dengan penyakit lain. Penderita vertigo akan merasakan berputar atau serasa bergerak, dunia berputar walau dalam keadaan istirahat. 16. Kehilangan Libido Penderita kanker otak yang mengalami kehilangan libido dan berkaitan erat dengan kanker otak ini terjadi pada pria, memang sampai saat ini belum ada penelitian terkait yang menghubungkan antara libido dan mengapa berpengaruh pada penderita tumor otak. Namun banyak yang mengaitkan bahwa otak adalah pusat segalanya sehingga sangat berpengaruh bagi berbagai bagian dan fungsi tubuh. Setidaknya ada 2 % dari penderita kanker otak yang mengalami hal ini. Ciri Ciri Lokasi Gejala Lobus Frontal - Perubahan kepribadian - Berperilaku tidak seperti biasanya - Kehilangan minat dalam hidup (apatis) - Kesulitan dengan perencanaan dan pengorganisasian - Menjadi mudah marah atau agresif - Kelemahan di bagian wajah atau pada satu sisi tubuh - kesulitan berjalan - Kehilangan indra penciuman - Masalah dengan penglihatan atau Suara Lobus Temporal - lupa kata-kata - Kesulitan menemukan kata yang benar - Kehilangan memori jangka pendek – Mendengar suara-suara di kepala Anda Lobus Parietalis - Kesulitan berbicara atau memahami apa yang dikatakan kepada Anda - Masalah dengan membaca atau menulis - Hilangnya rasa di bagian tubuh Lobus oksipital - Masalah penglihatan atau kehilangan penglihatan di satu sisi Cerebellum (otak belakang) - Koordinasi yang buruk - Gerakan mata yang tidak terkendali - Penyakit leher kaku - Pusing Batang Otak - Koordinasi yang buruk - Terkulai kelopak mata atau mulut di satu sisi - Kesulitan menelan  kesulitan berbicara - Melihat ganda Saraf Tulang Belakang - Rasa Sakit - Mati rasa di bagian tubuh - Kelemahan di kaki atau lengan - Hilangnya kontrol kandung kemih atau usus Kelenjar di bawah otak - Menstruasi yang tidak teratur atau jarang - Infertilitas pada pria dan wanita - Kekurangan energi - Peningkatan berat badan - Perubahan suasana hati - Darah tinggi - Kencing Manis - Tangan dan kaki membesar Saraf mengendalikan pandangan - Pandangan gabur / buta Saraf Pendengaran - Kesulitan mendengar – tuli Selaput otak - Sakit kepala - Demam - Penglihatan kabur - Kesulitan bergerak Penyebab Berikut beberapa penyebab kanker otak: Faktor dari dalam Maksudnya faktor yang datang dari dalam diri sendiri atau faktor dari keturunan. Apabila ada salah satu sanak saudara anda yang punya riwayat penderita kanker otak, maka kemungkinan juga anda juga bisa terkena penyakit kanker otak. Kemudian sebab terjadinya kanker otak juga dikarenakan benturan kepala yang pernah dialami si penderita, sehingga benturan ini menyebabkan perasaan trauma pada jaringan otak dan penyebab tumbuhnya jaringan abnormal pada otak yang kemudian berkembang menjadi kanker otak. Faktor dari luar Faktor dari luar bisa berasal pengaruh obat-obatan tertentu yang sering diminum terus menerus, merokok, makanan yang berlemak, bahan karsiogenik seperti minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, bahan kimia yang termakan serta paparan radiasi dalam gelombang tertentu dapat memicu berkembangnya sel kanker. Factor luar ini terdapat dapat juga berasal dari adanya aktifitas manusia itu sendiri antara lain dengan adanya Hp atau handphone. Handphone adalah salah satu alat komunikasi yang paling sering digunakan pada masa seperti ini. Seiring dengan berkembangnya informasi, handphone pun semakin canggih pula yang mana kecanggihan ponsel ini biasa dikenal dalam wujud smartphone. Siapa yang tak mengenal smartphone? Dengan desain dan fitur yang dimilikinya, handphone seperti ini kian banyak dicari oleh orang-orang terutama untuk kalangan pebisnis. Namun sayangnya dibalik kemegahan yang dimiliki oleh handphone, tersimpan bahaya yang jarang diketahui oleh pemiliknya. Salah satu bahaya tersesarnya yaitu radiasi HP yang menjadi penyebab kanker otak. Berikut ulasan selengkapnya. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa radiasi yang dihasilkan oleh telepon seluler tersebut, bisa menjadi penyebab terjadinya kanker otak. Banyak ahli juga menetapkan bahwa handphone termasuk dalam kategori benda yang mempunyai resiko tinggi untuk kesehatan yang disamakan dengan pestisida, knalpot bensin dan kopi. Temuan ini telah diumumkan oleh IARC atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker yang berada dibawah WHO setelah melakukan beberapa riset selama satu minggu penuh. Penelitian tersebut menemukan adanya radiasi elektromagnetik handphone dapat memicu kanker otak. Intensitas tinggi pemakaian handphone mengakibatkan peningkatan risiko glioma, sebuah bentuk kanker otak ganas. Masih ingin diteliti lebih lanjut, anggota panel Kurt Straif mengatakan bahwa paparan tertinggi radiasi adalah saat handphone digunakan untuk menelepon. Sedangkan jika menggunakan pesan singkat SMS atau dengan menggunakan perangkat hands-free atau headsetakan memperkecil paparan radiasi yang ditimbulkan. Mekanisme kerja handphone, pada dasarnya dilakukan dengan mengirimkan sinyal ke menara paling dekat dengan menggunakan frekuensi gelombang radio (bentuknya sama dengan gelombang radio FM dan microwave). Handphone yang menimbulkan gelombang elektromagnetik  memang dapat diserap  dalam tubuh. Gelombang inilah yang mempengaruhi kekuatan signal dan kejernihan suara. Energi yang diserap oleh tubuh dari gelombang elektromagnetik, diukur dalam bentuk satuan SAR atau Specific Absorption Rate. Radiasi dari handphone secara tidak langsung bisa merusak DNA, karena memiliki perbedaan dengan tipe radiasi lebih kuat dari sinar X dan radiasi ultraviolet. Dalam level yang tinggi, gelombang dari handphone dapat memanaskan jaringan pada tubuh. Namun hal ini belum dapat dipastikan, apakah itu bisa merusak sel tubuh manusia atau tidak. Diagnosis Sakit kepala yang parah dan berkelanjutan merupakan salah satu gejala dari kanker otak. Berikut beberapa diagnose yang dilakukan dokter: Optic disc (bagian belakang mata) akan diperiksa apakah ada perubahan yang disebabkan peningkatan tekanan pada kerangka kepala. Ini bisa jadi pertanda adanya tumor. Jika dicurigai ada pertumbuhan, sebaiknya Anda menemui dokter spesialis otak dan saraf (neurologis). Riwayat medis dan gejala yang pernah dialami akan dipertanyakan oleh dokter spesialis. Sistem saraf Anda akan diperiksa dan beberapa pemeriksaan di antaranya seperti: Pendengaran dan penglihatan Otot-otot wajah (kemampuan untuk tersenyum atau menyeringai) Gerakan refleks menelan dan juga refleks angkatan lutut Sensitivitas kulit terhadap luka kecil, panas, dan dingin Kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh Kelincahan mental (pertanyaan sederhana atau aritmatika) Dasar yang dipakai untuk menentukan diagnosis terhadap tumor otak adalah gejala yang dialami, pemeriksaan fisik dan hasil tes tertentu. CT Scan – foto detail otak dengan memakai sinar X MRI Scan – foto detail otak memakai medan magnet kuat dan gelombang radio EEG – elektroda yang merekam aktivitas otak Sebuah biopsi akan dilakukan untuk menentukan jenis tumor dan penanganan yang paling efektif jika dicurigai terdapat tumor. Prosedur biopsi adalah dengan membuat lubang kecil di tengkorak dan menggunakan sebuah jarum halus untuk mengambil sampel dari jaringan tumor. Butuh waktu beberapa hari menginap di rumah sakit untuk perawatan ini. Pengobatan Dan Penanganan Bagi penderita kanker otak, biasanya membutuhkan operasi untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin. Sisa jaringan tumor yang masih ada ditangani dengan radioterapi, kemoterapi, atau keduanya. Setelah penanganan, kanker otak ganas bisa kembali muncul. Ketika hal ini terjadi, langkah berikut yang dilakukan adalah untuk memperpanjang kehidupan selama mungkin dan menangani gejala yang ada. Pengobatan kanker otak melalui jalan medis Pengobatan kanker otak melalui jalan medis ini dilakukan dengan jalan radiasi (penyinaran). Bila radiasi belum cukup untuk membunuh kanker otak maka dilanjutkan kemoterapi. Dan bila kedua langka ini belum tuntas untuk menghilangkan kanker otak maka perlu dilkukan langkahh terakhir. Langkah terakhirnya adalah dengan dilakukannya operasi pengangkatan kanker otak. Yaitu pengangkatan jaringan-jaringan otak yang terkena kanker otak. Tujuan dari pengobatan kanker otak dengan jalan medis ini adalah merusak dan membunuh kanker otak sehingga tidak tumbuh lagi. Pengobatan kanker otak melalui jalan alternative Ada banyak sekali pengobatan alternatif untuk menangai kanker otak. Namun pengobatan alternatif kanker otak yang saat ini banyak diminati adalah dengan pengobatan herbal. Tidak lain karena selain jauh lebih murah, terbukti efektif dan namun juga minim sekali resiko. Alam menyediakan banyak sekali tumbuhan atau bahan-bahan herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk untuk menyembuhkan penyakit kanker otak ini. Salah satu yang terbukti ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit adalah Sarang Semut. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang dari Pusat Bioteknologi LIPI menyebutkan bahwa sarang semut mengandung senyawa-senyawa aktif yang banyak dikenal dalam dunia medis untuk berbai macam penyakit termasuk penyakit kanker dan kanker otak khususnya. Pengobatan kanker otak secara tradisional Kemoterapi Kemoterapi adalah metode yang seringkali di pilih untuk pengobatan kanker, tidak terkecuali kanker otak. Kemoterapi dalam pengobatan kanker otak telah membuat kemajuan yang pesat, namun karena struktur khusus yang menghalangi darah ke otak, obat kemoterapi untuk kanker otak mempunyai banyak batasan, setiap obat kemoterapi hanya larut dalam lemak oleh sel intimal, lalu masuk ke dalam sel kanker dan berefek, cara seperti ini mempengaruhi kecepatan dan efisiensi kerja obat. Radioterapi Radioterapi  adalah pengobatan dengan menggunakan radiasi sinar X atau radiasi neutron yang berkecepatan tinggi pada pengobatan sel kanker. Sasaran radioterapi yang utama adalah sel kanker yang sensitif terhadap radiasi, rentan terhadap kerusakan radiasi dari ciri pengobatan yang digunakan. Radioterapi menurut diagnosa patologi kanker otak, perbedaan tingkat dan hasil pemeriksaan pencitraan medis yang menentukan ukuran dan dosis sinar radiasi. Penggunaan radioterapi bisa menghapuskan secara aman bagian dalam dari tumor otak, tetapi akan mempunyai efek samping yang lebih besar saat radioterapi. 3.Operasi Operasi  adalah pengobatan yang paling mudah dalam pengobatan kanker otak. Terutama untuk kanker otak, bisa menggunakan metode operasi tumor. Metode ini sebisa mungkin membuang sel-sel kanker untuk mencegah perkembangbiakan sel kanker yang dapat menyebabkan kekambuhan. Metode pengobatan kanker otak ini merupakan metode yang paling umum, namun tingkat resiko kekambuhannya lebih tinggi. Tahapan Operasi Serta Alternatif Pengobatannya Pengobatan kanker otak memiliki beberapa pilihan tergantung pada jenis kanker dan stadium kanker otak. Pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi. Beberapa pasien sering menerima kombinasi dari perawatan diatas. Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien mungkin menjalani pengobatan untuk mengendalikan rasa nyeri dari kanker, untuk meringankan efek samping dari terapi, dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan paliatif. Proses Operasi Pengobatan paling umum yang dijalani oleh pasien penderita kanker otak adalah operasi pembedahan. Tujuan operasi ini adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin sel-sel kanker dan meminimalisir peluang kehilangan fungsi otak. Persiapan Operasi kanker otak dilakukan dengan membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Operasi dilakukan dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala akan dicukur. Pembedahan Kemudian ahli bedah membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah mengangkat sebagian atau seluruh tumor, ahli bedah kemudian menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang tadi. Ahli bedah lalu menutup sayatan di kulit kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawah kulit kepala selama kurang lebih satu atau dua hari setelah operasi untuk meminimalkan akumulasi darah atau cairan. Efek samping Beberapa hal dapat terjadi pasca operasi pembedahan kanker otak yakni : Sakit Kepala – Rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama setelah operasi. Untuk menangani hal ini, pasien dapat diberikan obat sakit kepala. Edema – Masalah lain yang kurang umum yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak sehingga mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien akan diberikan steroid untuk meringankan pembengkakan. Operasi kedua bisa jadi diperlukan untuk mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan tipis dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadang-kadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya. Infeksi – Masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi kanker otak ini terjadinya infeksi, namun hal ini dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Merusak jaringan normal – Pasien mungkin memiliki masalah berpikir, melihat, atau berbicara. Atau bahkan mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Namun, sebagian besar masalah ini dapat berkurang dengan berlalunya waktu. Untuk itu pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi bicara atau terapi kerja. Tindakan Lanjutan Setelah Operasi Kanker Otak Untuk beberapa pasien dengan kasus gejala kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor lalu kemudian melakukan implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Dalam beberapa minggu, wafer larut melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya. Efek samping yang didapat dari kemoterapi ini antara lain merasakan mual dan muntah, sariawan, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, dan banyak lainnya. Biaya Pengobatan Kanker Otak Jika menghitung biayanya, untuk tahun 2013 ahli kanker dari Rumah Sakit Dharmais Ramadhan, memberikan gambaran rata-rata biaya operasi kanker dimulai dari harga sekitar Rp 20.000.000,- hingga Rp 27.000.000,-. Selanjutnya, biaya kemoterapi Rp 1.000.000,- hingga Rp 15.000.000,- untuk sekali kemo. Terapi kemo rata-rata dilakukan sebanyak enam kali, sehingga biaya total kemoterapi sekitar Rp6.000.000,- hingga Rp90.000.000,-. Sedangkan biaya satu paket terapi sinar selama 30 hari adalah Rp26.000.000,-. Jadi total biaya pengobatan berkisar Rp52.000.000,- sampai dengan Rp143.000.000,-. Bahkan biayanya bisa lebih murah karena untuk kanker tertentu, hanya cukup disembuhkan dengan melakukan operasi. Kemoterapi dan penyinaran hanya dilakukan jika memang dianggap perlu. Pengobatan Alternatif selain Operasi kanker Otak Radiosurgery stereotactic adalah teknik knifeless yang terbaru untuk menghancurkan kanker otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI, digunakan untuk menentukan lokasi tepat dari kanker di otak. Radioterapi dapat dilakukan sebagai pengobatan lanjutan sesudah operasi. Radiasi membunuh sisa sel-sel tumor sebagai penyebab kanker otak, yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Proses Radiosurgery Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut agar dapat menghancurkan tumornya. Alatnya itu bervariasi. Mulai dari penggunaan pisau gamma, akselerator linier dengan foton, ataupun menggunakan sinar proton. Adapun radioterapi sendiri menggunakan x-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Mesin besar akan diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Terkadang radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang. Jadwal pengobatannya tergantung pada jenis dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit. Adapun bentuk terapi radiasi antara lain : Fraksinasi yakni radioterapi yang biasanya diberikan lima hari seminggu selama beberapa minggu. Dan memberikan dosis total radiasi secara periodik untuk membantu melindungi jaringan sehat di daerah tumor. Hyperfractionation dimana pasien mendapat dosis kecil radiasi dua sampai tiga kali sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari. Kelebihan Prosedur knifeless ini adalah dapat memperkecil kemungkinan komplikasi pada pasien serta dapat memperpendek waktu pemulihan. Jika tumor terjadi di batang otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, maka pasien dapat menerima radioterapi atau perawatan lainnya sebab ahli bedah tidak mungkin dapat mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Kekurangan Tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi. Efek samping Radioterapi bisa dapat menimbulkan efek meliputi, perasaan lelah berkepanjangan, mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit di lokasi radiasi, sakit kepala dan kejang. Pencegahan Menurut para ahli, penyakit berbahaya ini dapat dicegah dengan cara gaya hidup yang sehat. Berikut langkah-langkah mencegah kanker otak : Jangan sampai kepala Anda terbentur atau mengalami trauma. Hindari aktivitas yang berisiko tinggi seperti tinju. Selalu gunakan helm saat naik sepeda motor. Perbanyak makan buah-buahan yang mengandung antioksidan seperti kurma, jeruk, kismis, strawberry, buah plum dan anggur merah. Zat antioksidan akan melancarkan peredaran darah dari dan ke otak sehingga mencegah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Jangan merokok. Perbanyak makan makanan berserat, jauhi makanan berlemak. Hindari bahan karsiogenik, misalnya minyak goreng yang dipakai berulang-ulang. Jauhi benda dengan kadar radiasi tinggi karena paparan radiasi dalam level tertentu dapat memicu perkembangan sel abnormal. Jika menelepon menggunakan handphone, gunakan handsfree agar ada jarak antara ponsel dengan kepala (otak) sehingga mengurangi kadar panas dan radiasi. Gaya hidup sehat. Tidur yang cukup. Rutin olahraga agar ada sirkulasi darah ke otak. Hindari pikiran yang dapat menyebabkan stress. Menghindari penggunaan bahan kimia Adapun beberapa cara pencegahan kanker dengan memakan makanan anti kanker antara lain: Bawang Putih Bawang putih dan makanan yang mengandung asam lemak omega 3 membantu dalam pencegahan kanker otak. Bawang putih mengandung substansi anti kanker yang dapat membantu mengontrol kecenderungan kanker dalam sel-sel tubuh. Brokoli Brokoli biasanya menjadi sayuran yang paling kita hindari. Tapi ternyata brokoli sangat bermanfaat untuk tubuh karena mengandung antioksidan tinggi yang bisa mencegah kanker otak. Selain itu brokoli mengandung serat yang berperan melancarkan pencernaan dan mencegah masalah metabolisme tubuh. Konsumsi brokoli setiap hari tidak hanya baik untuk usus besar dan usus kecil, tapi juga melindungi otak dari pertumbuhan sel abnormal penyebab kanker. Teh Hijau Hingga saat ini masyarakat di Jepang masih rajin mengkonsumsi teh hijau. Mereka bisa mengkonsumsi teh hijau tidak hanya waktu pagi atau sore hari saja. Mereka memiliki seduhan teh hijau dengan poci alami dan bisa diminum kapan saja. Hasilnya adalah kesehatan otak masyarakat di Jepang bisa dikatakan yang terbaik. Teh hijau mengandung zat antioksidan yang paling tinggi karena memiliki pengolahan yang paling sederhana. Tidak banyak zat antioksidan yang keluar saat proses pemasakan dan jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis teh merah atau hitam. Selain itu, teh hijau juga bisa membuat otak mendapatkan rangsangan yang baik sehingga bisa bekerja secara maksimal. Kacang-kacangan Semua jenis kacang-kacangan sangat baik sebagai makanan pencegah kanker otak. Anda bisa mengkonsumsi kacang merah, kacang hijau, kacang putih, maupun jenis lainnya sebagai menu makanan sehari-hari pencegah kanker. Kacang mengandung serat yang tinggi dan juga asam lemak yang berperan melindungi otak dari kanker. Selain itu, kacang-kacangan juga bisa mencegah penyebaran kanker ke jaringan tubuh yang lain. Konsumsi kacang sebanyak dua cangkir dalam setiap minggu sangat dianjurkan. Kenari Kenari biasanya kita jumpai dalam campuran atau hiasan kue. Kenari juga bisa dimakan sebagai camilan. Kenari mengandung nutrisi zat omega 3 yang bisa membuat tubuh menjadi lebih santai. Kenari bisa mencegah kanker otak karena mengandung omega 3 yang bisa berfungsi seperti, omega 3 yang ditemukan pada ikan yang mengandung banyak minyak. Cara mencegah kanker otak dengan kenari sudah pernah di uji coba dalam sebuah penelitian. Untuk mendapatkan hasil terbaik, disarankan makan camilan dari kenari untuk setiap hari. Jahe Jahe yang termasuk sebagai tanaman rimpang bisa mencegah kanker otak karena mengandung senyawa seperti gingerol. Selain itu, jahe bisa menjadi sumber bahan yang bisa melindungi tubuh dari peradangan. Terkadang peradangan pada jaringan tubuh tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel kanker pada otak. Untuk mendapatkan manfaat utama jahe bisa dicampurkan dalam minuman seperti susu atau teh. Tapi juga bisa digunakan sebagai bumbu masakan terutama untuk masakan khas Indonesia. Kunyit Kunyit seperti jahe, juga termasuk tanaman akar atau rimpang. Kunyit menjadi salah satu bahan masakan atau bahan campuran obat tradisional yang mengandung antioksidan tinggi. Mulai sekarang pemakaian kunyit untuk mencegah kanker bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu contohnya adalah menggunakan kunyit sebagai campuran bumbu masakan. Kunyit mengandung senyawa yang bisa mencegah proses peradangan yang sering memicu tumbuhnya sel kanker dalam otak. Selain kanker otak, umumnya kunyit juga bisa mencegah berbagai jenis kanker dalam tubuh seperti kanker usus dan kanker prostat. Tomat Tomat menjadi buah yang bisa digunakan untuk mencegah sel kanker. Hal ini disebabkan karena tomat mengandung senyawa likopen yang berfungsi sebagai zat anti inflamasi antioksidan dan juga mencegah pertumbuhan kanker. Biasanya orang hanya mengkonsumsi tomat untuk mencegah kanker, tapi ternyata makan tomat yang sudah dimasak bisa meningkatkan manfaatnya. Jadi lebih baik untuk mengkonsumsi tomat yang sudah dimasak atau dijadikan bahan campuran dalam masakan. Alpukat Alpukat adalah buah lezat yang banyak mengandung omega 3, serat, zat antioksidan dan bisa meningkatkan kesehatan tubuh. Alpukat bisa menjadi makanan pencegahan kanker otak yang menghalangi pertumbuhan sel kanker otak, dengan cara meningkatkan sistem metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Dengan cara ini tubuh lebih kuat dan sel-sel aktif dalam otak bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Selain itu, alpukat juga bisa melindungi sel dalam otak agar tidak terusak oleh rangsangan zat aktif yang berasal dari udara atau makanan. Pepaya Pepaya adalah buah yang manis dan biasanya mengandung banyak air pada saat musim panas. Pepaya yang lunak dengan aroma khusus mengandung sebuah zat pencegah kanker. Likopen yang terkandung dalam pepaya sangat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan sel kanker. Manfaatnya hampir sama seperti likopen yang ditemukan pada buah tomat. Pepaya juga bisa dipercaya mencegah pertumbuhan semua jenis sel kanker, termasuk cara mencegah kanker kulit. Kubis Kubis bisa digunakan sebagai bahan masakan untuk sup atau jenis olahan lain. Terkadang kubis banyak dikonsumsi sebagai lalapan. Kandungan senyawa antioksidan dalam kubis seperti ditemukan pada sayuran kale. Kedua jenis sayuran ini sangat aktif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dan bisa memelihara umur dan kekuatan sel sehat dalam tubuh. Konsumsi kubis dan kale yang sudah dimasak sangat dianjurkan, selain itu sumber sayuran ini juga bisa mencegah semua jenis sayuran. Kubis ini juga bisa dikonsumsi sebagai Ikan Salmon Ikan salmon yang ditemukan secara liar bisa menjadi makanan pencegah kanker otak yang paling ampuh. Banyak orang yang mengkonsumsi salmon tapi mereka tidak memilih salmon alami. Sementara metode kehidupan untuk salmon alami dan salmon yang diternak memang berbeda. Terlepas dari masalah itu maka salmon bisa melindungi dari kanker otak karena mengandung zat omega 3 alami yang sangat baik untuk merangsang kerja dan fungsi normal otak. Jeruk Jeruk dikenal sebagai buah menyegarkan yang mengandung vitamin C dalam jumlah yang tinggi.Vitamin C dalam buah jeruk sangat baik untuk melindungi sel otak dari serangan pertumbuhan sel kanker. Rasa jeruk yang manis dan sedikit asam mengandung zat antioksidan yang sangat baik untuk mencegah radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Konsumsi jeruk yang paling disarankan adalah jeruk buah alami dan bukan jeruk yang sudah diolah dalam bentuk jus. Bit Buah bit biasanya banyak dihindari karena memiliki rasa yang agak aneh dan aroma yang kurang nyaman saat dikonsumsi. Tapi ternyata bit mengandung antioksidan tinggi yang bisa langsung mencegah pertumbuhan sel kanker. Buah bit juga penting untuk mempengaruhi kondisi tubuh dan pikiran karena bisa memberikan efek yang cukup menyenangkan. Tapi konsumsi buah bit berlebihan bisa meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan tekanan darah. Apel Apel selama ini masih dianggap sebagai buah yang menyegarkan saja, tapi ternyata buah apel mengandung manfaat yang sangat tinggi. Konsumsi satu buah apel setiap hari bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap zat radikal bebas dan bisa mencegah resiko penyakit jantung. Konsumsi apel yang paling dianjurkan adalah apel segar yang sudah dikupas, karena terkadang kulit apel mengandung pestisida yang bisa berbahaya untuk tubuh. Penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa beberapa jenis perawatan alami, efektif dalam pencegahan dan bahkan tumor otak 3). Berikut ini beberapa diantaranya : Jus Organik Sayuran dan Buah Asam Folat Antioksidan Indirubin Tips Mencegah Kanker Otak Untuk mencegah kanker otak, anda juga bisa melakukan beberapa tips dibawah ini : Hindari atau kurangi konsumsi makanan yang sudah dibekukan karena bisa meningkatkan resiko kanker otak Hindari konsumsi makanan cepat saji dan semua jenis makanan instan terlalu sering karena makanan ini mengandung bahan kimia makanan yang ditambahkan dalam proses pengolahan Hindari semua jenis agen penyebab kanker otak seperti radiasi, paparan bahan bakar kendaraan secara langsung dan polutan dari udara Pilih konsumsi sayuran dan buah organik yang tidak memakai pestisida, karena pestisida bisa meningkatkan resiko kanker Lebih sering makan ikan alami dari lingkungan bebas daripada ikan yang sudah diternakkan karena makanan ikan sering mengandung bahan campuran yang bisa menyebabkan kanker otak. Dampak  Pada Fungsi Otak Otak kita mengendalikan banyak fungsi tubuh. Lokasi keberadaan tumor di dalam otak akan menentukan fungsi mana yang akan terpengaruh. Kanker pada otak bagian samping bisa menyebabkan kejang-kejang atau pingsan, mengalami sensasi penciuman aroma yang aneh, dan masalah dalam berbicara atau mengingat sesuatu. Kanker pada otak bagian depan bisa mengubah kepribadian, kelemahan di salah satu sisi tubuh, dan kehilangan indera penciuman sedangkan kanker pada otak bagian belakang bisa menyebabkan kehilangan penglihatan sebelah. Jika terjadi pada otak bagian tengah kesulitan dalam memahami kata-kata, berbicara, menulis, membaca, mengatur gerakan tertentu, dan bahkan mati rasa di salah satu sisi tubuh bisa terjadi. Tumor pada batang otak bisa menyebabkan mudah goyah dan kesulitan dalam berjalan, otot-otot muka melemah, penglihatan buram, kesulitan berbicara, dan menelan. Kehilangan koordinasi, kesulitan berjalan dan berbicara, mata berkedut, muntah-muntah, dan leher terasa kaku adalah gejala yang mungkin terjadi jika tumor terletak pada otak kecil. Klasifikasi Dan Tingkat Kanker Otak Kanker Otak Stadium 1 Kanker adalah salah satu penyakit kronis yang sulit disembuhkan apalagi jika menyerang organ otak karena otak sendiri memiliki fungsi untuk menggerakkan semua bagian anggota tubuh manusia. Sebagai bahan pencegahan kanker otak sebaiknya anda perlu mengenali betul apa ciri-ciri, gejala, penanganan kanker otak tersebut agar lebih aware terhadap kesehatan anda. Penyebab Kanker Otak Stadium Satu Faktor Dalam Kanker Otak Stadium satu bisa datang dari dalam diri kita sendiri seperti adanyanya faktor keturunan atau genetik. Apabila anda mempunyai kerabat yang memiliki riwayat kanker otak maka peluang anda menderita kanker otak dua kali lebih besar daripada mereka yang keluarganya tidak mempunyai penderita kanker otak. Selain itu apabila anda pernah mempunyai riwayat benturan kepala, benturan ini juga di kemudian hari dapat menimbulkan trauma pada jaringan otak sehingga menimbulkan jaringan abnormal dalam otak yang nantinya akan berkembang menjadi kanker otak. Faktor Luar Faktor luar penyebab kanker otak stadium satu adalah pola makan dan radiasi. Selain itu apabila anda mengonsumsi obat-obatan secara  terus-menerus pun dapat menimbulkan efek kanker. Merokok, mengonsumsi makanan berlemak, penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang, dan paparan radiasi juga akan memicu sel kanker dalam otak anda sama halnya dengan penyebab kanker paru-paru. Ciri-Ciri Umum Kanker Otak Stadium Satu Otak sendiri mempunyai bagian dan fungsi yang berbeda-beda sehingga ada beberapa gejala kanker otak stadium satu yang bisa terjadi. Gejala yang akan muncul sangat tergantung dengan  dimana kanker otak itu tumbuh. Berikut penjelasannya: Sakit Kepala Muntah Kejang-Kejang Ciri-ciri kanker otak stadium satu ini biasanya berupa perubahan mental ringan (psikomotor asthenia) pada penderita kanker otak. Perubahan mental ini biasanya dirasakan oleh orang-orang terdekat seperti keluarga dekat penderita dan kerabat. Contohnya seperti mudah tersinggung, mudah emosi, pelupa, dan labil. Hal ini dikarenakan adanya kanker di otak sehingga membuat otak menjadi lambat dan kehilangan inisiatif. Pencegahan Kanker Otak Stadium Satu Pencegahan kanker otak stadium satu tentunya dapat dimulai dengan menjalankan pola hidup yang sehat seperti banyak mengonsumsi sayuran, menerapkan pola makan 4 sehat 5 sempurna, tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, minum air minimal 8 gelas sehari, dan tentu saja istirahat yang cukup. Jenis-Jenis Pengobatan Kanker Otak Stadium Satu Banyak pengobatan kanker otak yang bisa anda coba apabila anda sudah terserang penyakit tersebut, berikut diantaranya: Pengobatan Kanker Lewat Alternatif Pengobatan Kanker Lewat Medis Pengobatan kanker lewat medis tentu dengan radiasi yaitu penyinaran. Apabila penyinaran tidak ampuh untuk membunuh kanker otak stadium satu maka akan dilanjutkan dengan kemoterapi sama halnya dengan pengobatan kanker paru-paru. Apabila penyinaran dan kemoterapi sudah ditempuh namun kanker otak tidak juga sembuh maka penderita harus melakukan operasi pengangkatan kanker otak yaitu dengan mengangkat jaringan-jaringan otak yang terkena kanker. Tujuan pengobatan ini adalah merusak dan membunuh kanker sehingga diharapkan tidak akan tumbuh lagi. Jenis Jenis Kanker Otak Stadium Satu Ada beberapa jenis Kanker Otak Stadium Satu, berikut diantaranya: Kanker Otak Sekunder Kanker Otak Primer Kanker otak stadium satu terbagi menjadi dua yaitu kanker otak primer dan kanker otak sekunder. Kanker otak primer yaitu kondisi dimana kanker berasal dari otak itu sendiri sehingga sifatnya ganas dan terdapat 3 penyebabnya yaitu tipe sel otak yang menjadi kanker, letak kanker dalam otak, dan kondisi kesehatan penderita saat didiagnosis dengan kanker otak stadium satu. Penyakit kanker otak juga harus ditangani secepatnya karena apabila didiamkan saja akan menyebar dan merusak bagian lain dari otak dan syaraf tulang belakang. Kanker Otak Stadium 2 Penyakit Kanker Otak dibagi menjadi dua jenis yaitu Kanker Otak Primer dan Kanker Otak Sekunder. Kanker Otak Primer adalah Kanker Otak yang berawal dari tumbuhnya tumor di bagian otak langsung. Sedangkan Kanker Otak Sekunder adalah Kanker Otak yang berasal dari bagian atau organ lain di mana tumor tersebut menyebar ke bagian otak.  Sampai saat ini penyebab dari tumbuhnya atau terjadinya Kanker Otak belum diketahui. Mari kita bahas Kanker Otak Stadium 2. Kanker Otak Stadium 2 memiliki perbedaan dengan tingkat Kanker Otak lainnya. Ini menjadi proses sel Kanker Otak yang tumbuh terlihat seperti sel lainnya namun memberi perubahan pada sistem kerja tubuh penderita. Berbeda dengan tingkat stadium lain begitupun berbeda dengan kondisi pasien atau penderita tersebut. Pada umumnya penderita atau pasien Kanker Otak Stadium 2 mulai merasa ada yang tidak beres dan sebagian melakukan konsultasi pada dokter berbeda dengan Stadium 1 yang memang kebanyakan tidak menyadari karena tidak ada gejala khusus. Gejala Kanker Otak stadium 2 Biasanya penderita awalnya merasakan gejala – gejala Kanker Otak Stadium 2. Di antaranya: Muntah – muntah tanpa alasan yang jelas Mudah merasa lelah meski hanya melakukan sedikit aktivitas. Mudah mengantuk dan banyak menguap. Hal ini dikarenakan kerja oksigen yang tidak lancar untuk sampai ke otak. Untuk penderita penyakt Kanker Otak Stadium 2 sebagian dapat disembuhkan bila memang penanganan pengobatannya tepat dan cepat. Tahap untuk menjalani pengobatan antara setiap penderita berbeda. Tahapan Diagnosis Kanker Otak Stadium 2 Berikut tahap bagaimana perjalanan seoran penderita Kanker Otak Stadium 2 dari mulai diagnosis dokter, pengecekan, hingga penyembuhan: 1.) Tahap Wawancara Sebelum dokter benar – benar memvonis seseorang atau pasiennya sebagai penderita penyakit Kanker Otak, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara terhdap pasien tersebut. Dokter akan menanyakan dan mencari tahu penyebab mengapa sang pasien dapat diduga terserang penyakit Kanker Otak Stadium 2. Hal ini ada beberapa faktor yang dapat menunjang yaitu: Faktor genetik Ada sebagian penderita yang memang terserang penyakit Kanker karena memiliki faktor genetik di mana ada keluarganya khususnya orangtua mereka juga terserang penyakit tersebut. Sehingga memang sulit dihindari untuk tidak terkena Kanker. Faktor lingkungan Dokter juga akan bertanya bagaimana kita hidup. Ada banyak penderita Kanker Otak yang terseraang kanker dikarenakan lingkungan kerja atau juga tempat tinggal yang buruk. Misalnya bekerja atau tinggal di sekitar Industri Produksi Karet, Industri Perminyakan, dan lain – lain. Faktor Pola hidup Selain dari faktor genetik dan faktor lingkungan, penderita juga akan ditanya bagaimana pola hidup mereka. Apakah terlalu sering menggunakan gadget dengan waktu yang lama, penggunaan ponsel yang terlalu lama, merokok, mengalami trauma di bagian kepala, ataupun menderita penyakit HIV. Karena semua itu dapat menjadi pendukung dan memicu sel Kanker tumbuh. Setelah melakukan wawancara, dokter akan mulai memberi diagnosis terhadap pasien. 2.) Saran dan referensi dokter Setelah tahu mengenai faktor dan pemicu, dokter akan menyarankan dan memberi surat referensi untuk melakukan berbagai tes. Mulaidari tes CT Scan (Computerizd Tomography), tes MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan Uji fisik. Dokter akan menulis sendiri referensi untuk bagian Radiologi, apa suntikan tes yang harus diberikan begitupun keterangan yang harus dicari oleh pihak Radiologi. 3.) Diagnosis Di tahap ini dokter akan kembali memikirkan dengan cermat atas hasil wawancara berupa faktor pemicu dan juga melihat hasil tes dari pihak Radiologi. Kemudian mereka akan memberi diagnosis secara jelas. Sudah di tingkat berapakan kanker Otak sang pasien dan di mana letak sel Kanker tersebut. 4.) Pengobatan Dokter yang telah memberi diagnosis dan vonis Kanker Otak Stadium 2 pada sang pasien tentu akan memberi saran terhadap pengobatan. Untuk pengobatan mereka akan melihat terlebih dahulu mana pengobatan yang cocok dengan melihat kondisi Kanker Otak juga kondisi kesehatan sang pasien. Biasanya untuk Stadium 2, pengobatannya bisa melalui operasi dan bantuan pengobatan lain. Pengobatan – pengobatan lainnya yaitu Radiotherapy, Radiosurgery, Chemotheraphy. Hyperthermia, dan Immunotherapy. Inilah perbedaan cara pengobatan tersebut: Operasi: Pengobatan dengan cara menghilangkan dan mengangkan Kanker atau tumor dari otak agar tidak menyebar ke bagian lainnya juga agar tidak membesar. Radiotherapy: Pengobatan dengan menggunakan bantuan radiasi tinggi dengan tujuan untuk membuat sel – sel Kanker atau tumor menjadi lemah dan tidak lagi berkembang. Radiosurgery: Pengobatan yang bertujuan untuk mengangkat sel Kanker atau tumor di mana letak sel tersebut sulit dijangkau sehingga operasinya harus dibantu dengan Pisau Gamma. Chemotherapy: Pengobatan dengan bantuan suntikan obat yang ditunjukan langsung pada sel di mana bertujuan untuk mematikan sel secara perlahan. Obat untuk Kanker Otak Stadium 2 dengan lainnya berbeda – beda. Hyperthermia: Pengobatan dengan cara pemanasan. Immunotherapy: Pengobatan yang menggunakan media sel imun untuk dibimbing agar dapat melawan dan membunuh sel Kanker atau tumor. Bila pasien dapat menerima dan mau untuk melakukan pengobatan, biasanyanya pasien Kanker Otak Stadium 2 tersebut dapat sembuh. Semua tergantung pada kemampuan sang pasien seperti ketahanan batin dan juga mengenai biaya. Karena tidak sedikit penderita Kanker Otak yang mengami penurunan atau merasa down ketika tahu bahwa mereka menderita Kanker Otak Stadium 2. Padahal hal tersebut dapat membuat pengobatan terganggu. Itu makanya biasanya dokter akan meminta keluarga dan kerabat juga teman agar terus memberi semangat dan motivasi agar sang pasien atau penderita terus bersemangat ingin sembuh. Efek Pengobatan Kanker Otak Stadium 2 Adapun efek dari berbagai pengobatan tergantung dari reaksi tubuh pasien atau penderita. Untuk tahap operasi tentu sama dengan operasi lain di mana pasien akan terlebih dahulu mengalami penurunan metabolisme. Untuk pengobatan yang menggunakan radiasi dan obat khusus, biasanya membuat tubuh penderita bereaksi seperti bobot tubuh menjadi naik atau turun, perut merasa mual, dan rambut rontok. Dokter akan menyesuaikan dengan reaksi tubuh pasien dan akan menghentikan pengobatan bila memang tubuh pasien tersebut menolaknya. Kanker Otak Stadium 2 akan mudah berlanjut ke Stadium 3 karena kondisi fisik penderita yang menurun sejak mengetahui terkena penyakit tersebut berbeda dengan Stadium 1 yang kebanyakan masih merasa tubuhnya sehat dan kuat. Kanker Otak Stadium 3 Kanker Otak Stadium 3 memiliki perbedaan dengan tingkat Kanker Otak lainnya. Ini menjadi proses sel Kanker Otak yang tumbuh terlihat sangat ganas tidak seperti sel lainnya. Sel tersebut akan mulai memakan sel baik di sekitarnya. Berbeda dengan tingkat stadium lain begitupun berbeda dengan kondisi pasien atau penderita tersebut. Pada umumnya penderita atau pasien Kanker Otak Stadium 3 sudah tahu bahwa ada salah dengan kepala mereka karena gejala yang diberikan juga sangat hebat bahkan membuat penderita tersebut benar – benar tidak dapat beraktivitas normal. Gejala Kanker Otak Stadium 3 Biasanya penderita awalnya merasakan gejala – gejala Kanker Otak Stadium 3. Di antaranya: Mengalami sakit kepala yang sangat hebat. Mulai dari kepala hingga leher dan tidak dapat diredakan dengan obat sakit kepala biasa. Tiba – tiba mengalami mimisan tanpa alasan atau darah mengalir begitu saja dari hidung seperti air. Beberapa organ tubuh tiba – tiba sulit digerakan seperti biasanya. Untuk penderita penyakt Kanker Otak Stadium 3 sebagian besar sulit disembuhkan. Karena pertumbuhan selnya yang sangat cepat tidak dapat diprediksi oleh dokter. Tahapan Diagnosis Kanker Otak Stadium 3 Tahap untuk menjalani pengobatan antara setiap penderita berbeda. Berikut tahap bagaimana perjalanan seoran penderita Kanker Otak Stadium 3 dari mulai diagnosis dokter, pengecekan, hingga penyembuhan: 1.) Tahap Wawancara Sebelum dokter benar – benar memvonis seseorang atau pasiennya sebagai penderita penyakit Kanker Otak, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara terhdap pasien tersebut. Dokter akan menanyakan dan mencari tahu penyebab mengapa sang pasien dapat diduga terserang penyakit Kanker Otak Stadium 2. Hal ini ada beberapa faktor yang dapat menunjang yaitu: Faktor genetik Ada sebagian penderita yang memang terserang penyakit Kanker karena memiliki faktor genetik di mana ada keluarganya khususnya orangtua mereka juga terserang penyakit tersebut. Sehingga memang sulit dihindari untuk tidak terkena Kanker. Faktor lingkungan Dokter juga akan bertanya bagaimana kita hidup. Ada banyak penderita Kanker Otak yang terserang kanker dikarenakan lingkungan kerja atau juga tempat tinggal yang buruk. Misalnya bekerja atau tinggal di sekitar Industri Produksi Karet, Industri Perminyakan, dan lain – lain. Faktor Pola hidup Selain dari faktor genetik dan faktor lingkungan, penderita juga akan ditanya bagaimana pola hidup mereka. Apakah terlalu sering menggunakan gadget dengan waktu yang lama, penggunaan ponsel yang terlalu lama, merokok, mengalami trauma di bagian kepala, ataupun menderita penyakit HIV. Karena semua itu dapat menjadi pendukung dan memicu sel Kanker tumbuh. Setelah melakukan wawancara, dokter akan mulai memberi diagnosis terhadap pasien. 2.) Saran dan referensi dokter Setelah tahu mengenai faktor dan pemicu, dokter akan menyarankan dan memberi surat referensi untuk melakukan berbagai tes. Mulai dari tes CT Scan (Computerizd Tomography), tes MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan Uji fisik. Dokter akan menulis sendiri referensi untuk bagian Radiologi, apa suntikan tes yang harus diberikan begitupun keterangan yang harus dicari oleh pihak Radiologi. 3.) Diagnosis Di tahap ini dokter akan kembali memikirkan dengan cermat atas hasil wawancara berupa faktor pemicu dan juga melihat hasil tes dari pihak Radiologi. Kemudian mereka akan memberi diagnosis secara jelas. Sudah di tingkat berapakan kanker Otak sang pasien dan di mana letak sel Kanker tersebut. 4.) Pengobatan Dokter yang telah memberi diagnosis dan vonis Kanker Otak Stadium 3 pada sang pasien tentu akan memberi saran terhadap pengobatan. Untuk pengobatan mereka akan melihat terlebih dahulu mana pengobatan yang cocok dengan melihat kondisi Kanker Otak juga kondisi kesehatan sang pasien. Biasanya untuk Stadium 3, pengobatannya dengan cara kombinasi atau campuran. Pengobatan campuran yaitu menggabungkan lebih dari satu cara pengobatan. Selain operasi, pengobatan – pengobatan jenis lainnya adalah Radiotherapy, Radiosurgery, Chemotheraphy. Hyperthermia, dan Immunotherapy. Inilah perbedaan cara pengobatan tersebut: Operasi: Pengobatan dengan cara menghilangkan dan mengangkan Kanker atau tumor dari otak agar tidak menyebar ke bagian lainnya juga agar tidak membesar. Radiotherapy: Pengobatan dengan menggunakan bantuan radiasi tinggi dengan tujuan untuk membuat sel – sel Kanker atau tumor menjadi lemah dan tidak lagi berkembang. Radiosurgery: Pengobatan yang bertujuan untuk mengangkat sel Kanker atau tumor di mana letak sel tersebut sulit dijangkau sehingga operasinya harus dibantu dengan Pisau Gamma. Chemotherapy: Pengobatan dengan bantuan suntikan obat yang ditunjukan langsung pada sel di mana bertujuan untuk mematikan sel secara perlahan. Obat untuk Kanker Otak Stadium 3 dengan lainnya berbeda – beda. Hyperthermia: Pengobatan dengan cara pemanasan. Immunotherapy: Pengobatan yang menggunakan media sel imun untuk dibimbing agar dapat melawan dan membunuh sel Kanker atau tumor. Kanker Otak Stadium 3 akan mudah sekali berlanjut ke Stadium 4 karena kondisi fisik penderita yang memang telah menurun karena sel Kanker yang telah merusak banyak bagian dalam otak Kanker Otak Stadium 4 Kanker Otak Stadium 4 memiliki perbedaan dengan tingkat Kanker Otak lainnya. Ini menjadi proses sel Kanker Otak tumbuh begitu cepat dan menyebar. Sel tersebut telah banyak memakan sel baik di sekitarnya. Berbeda dengan tingkat stadium lain begitupun berbeda dengan kondisi pasien atau penderita tersebut. Pada umumnya penderita atau pasien Kanker Otak Stadium 4 sudah tahu bahwa ada yang salah dengan kepala mereka dan memang sebagian besar sudah tahu kalau mereka menderita Kanker Otak. Gejala Kanker Otak Stadium 4 Biasanya penderita awalnya merasakan gejala – gejala Kanker Otak Stadium 4. Di antaranya: Tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Tubuh tidak dapat digerakan. Indera dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik. Pandangan telah kabur seperti tidak tahu memikirkan apa. Pikun dan mudah sekali lupa. Untuk penderita penyakt Kanker Otak Stadium 4 sebagian besar sulit disembuhkan. Karena pertumbuhan selnya yang sangat cepat tidak dapat diprediksi oleh dokter. Tahap untuk menjalani pengobatan antara setiap penderita berbeda. Diagnosis Kanker Otak Stadium 4 Berikut tahap bagaimana perjalanan seorang penderita Kanker Otak Stadium 4 dari mulai diagnosis dokter, pengecekan, hingga penyembuhan: 1.) Tahap Wawancara Sebelum dokter benar – benar memvonis seseorang atau pasiennya sebagai penderita penyakit Kanker Otak, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara terhdap pasien tersebut. Dokter akan menanyakan dan mencari tahu penyebab mengapa sang pasien dapat diduga terserang penyakit Kanker Otak Stadium 2. Hal ini ada beberapa faktor yang dapat menunjang yaitu: Faktor genetik Ada sebagian penderita yang memang terserang penyakit Kanker karena memiliki faktor genetik di mana ada keluarganya khususnya orangtua mereka juga terserang penyakit tersebut. Sehingga memang sulit dihindari untuk tidak terkena Kanker. Faktor lingkungan Dokter juga akan bertanya bagaimana kita hidup. Ada banyak penderita Kanker Otak yang terserang kanker dikarenakan lingkungan kerja atau juga tempat tinggal yang buruk. Misalnya bekerja atau tinggal di sekitar Industri Produksi Karet, Industri Perminyakan, dan lain – lain. Faktor Pola hidup Selain dari faktor genetik dan faktor lingkungan, penderita juga akan ditanya bagaimana pola hidup mereka. Apakah terlalu sering menggunakan gadget dengan waktu yang lama, penggunaan ponsel yang terlalu lama, merokok, mengalami trauma di bagian kepala, ataupun menderita penyakit HIV. Karena semua itu dapat menjadi pendukung dan memicu sel Kanker tumbuh. Setelah melakukan wawancara, dokter akan mulai memberi diagnosis terhadap pasien. 2.) Saran dan referensi dokter Setelah tahu mengenai faktor dan pemicu, dokter akan menyarankan dan memberi surat referensi untuk melakukan berbagai tes. Mulai dari tes CT Scan (Computerizd Tomography), tes MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan Uji fisik. Dokter akan menulis sendiri referensi untuk bagian Radiologi, apa suntikan tes yang harus diberikan begitupun keterangan yang harus dicari oleh pihak Radiologi. 3.) Diagnosis Di tahap ini dokter akan kembali memikirkan dengan cermat atas hasil wawancara berupa faktor pemicu dan juga melihat hasil tes dari pihak Radiologi. Kemudian mereka akan memberi diagnosis secara jelas. Sudah di tingkat berapakan kanker Otak sang pasien dan di mana letak sel Kanker tersebut. 4.) Pengobatan Dokter yang telah memberi diagnosis dan vonis Kanker Otak Stadium 3 pada sang pasien tentu akan memberi saran terhadap pengobatan. Untuk pengobatan mereka akan melihat terlebih dahulu mana pengobatan yang cocok dengan melihat kondisi Kanker Otak juga kondisi kesehatan sang pasien. Biasanya untuk Stadium 4, pengobatannya dengan cara kombinasi atau campuran. Pengobatan campuran yaitu menggabungkan lebih dari satu cara pengobatan. Selain operasi, pengobatan – pengobatan jenis lainnya adalah Radiotherapy, Radiosurgery, Chemotheraphy. Hyperthermia, dan Immunotherapy. Inilah perbedaan cara pengobatan tersebut: Operasi: Pengobatan dengan cara menghilangkan dan mengangkan Kanker atau tumor dari otak agar tidak menyebar ke bagian lainnya juga agar tidak membesar. Radiotherapy: Pengobatan dengan menggunakan bantuan radiasi tinggi dengan tujuan untuk membuat sel – sel Kanker atau tumor menjadi lemah dan tidak lagi berkembang. Radiosurgery: Pengobatan yang bertujuan untuk mengangkat sel Kanker atau tumor di mana letak sel tersebut sulit dijangkau sehingga operasinya harus dibantu dengan Pisau Gamma. Chemotherapy: Pengobatan dengan bantuan suntikan obat yang ditunjukan langsung pada sel di mana bertujuan untuk mematikan sel secara perlahan. Obat untuk Kanker Otak Stadium 4 dengan lainnya berbeda – beda. Hyperthermia: Pengobatan dengan cara pemanasan. Immunotherapy: Pengobatan yang menggunakan media sel imun untuk dibimbing agar dapat melawan dan membunuh sel Kanker atau tumor. Untuk sembuh atau tidak untuk Kanker Otak Stadium 4 sebagian besar harus pasrah dengan keadaan dan tidak dapat sembuh. Dokter juga hanya akan melakukan sebisa mereka dan terus berharap pasien dapat sembuh. Namun tubuh pasien yang sudah sulit dikendalikan menjadi hal paling utama mengapa pasien tidak dapat sembuh. Selain itu pada Stadium 4, kemungkinan besar sel kanker memang sudah menyebar ke bagian lainnya seperti bagian punggung dan merusak saraf – saraf. Di Stadium 4 ini pasien Kanker Otak kebanyakan membutuhkan bantuan alat pernafasan untuk terus bernafas. Biasanya tidak dapat bangun dari tempat tidur. Kesembuhan dapat datang dari keajaiban dan izin dari Tuhan. Komplikasi Potensial Kanker Otak Komplikasi kanker otak akan mengancam jiwa. Komplikasi kanker otak disebabkan oleh pertumbuhan abnormal sel-sel tua dan rusak yang berkembang menjadi tumor atau tumor ganas, untuk selanjutnya mendesak keluar dan menghancurkan sel-sel normal. Karena kepala dilapisi tengkorak yang keras, tumor otak tidak bisa mendesak keluar, yang akhirnya membuatnya mendesak ke dalam. Hal inilah yang menimbulkan tekanan berlebih pada otak dan sumsum tulang belakang, yang kita kenal sebagai peningkatan tekanan intrakranial. Seiring perkembangannya, beberapa komplikasi serius kanker otak yang mungkin terjadi adalah: Kerusakan otak permanen Cacat fisik Kejang dan tremor Tidak sadar dan koma. II.1.12. PENYAKIT LUMPUH OTAK Pengertian Lumpuh otak atau cerebral palsy  (CP) merupakan suatu penyakit saraf yang mengganggu atau memengaruhi koordinasi dan pergerakan tubuh. Kondisi ini terjadi akibat adanya masalah pada bagian otak besar. Lumpuh otak merupakan salah satu penyebab paling umum kelumpuhan kronis pada anak-anak. Tingkat keparahan gejala lumpuh otak berbeda-beda pada tiap penderitanya. Ada yang hanya mengalami gejala ringan, hingga berat. Biasanya gejala lumpuh otak akan mulai terlihat selama tiga tahun pertama kehidupan anak. Macam Penyakit Cerebral Palsy (CP) Ada beberapa macam CP dengan manifestasi berlainan, antara lain : Spastik : Ciri-cirinya anak mengalami kelumpuhan yang kaku, refleksnya meninggi dan sering terjadi baik diransang maupun tidak. Koreo-Atetoid : Cirinya kaki atau tangan bergerak-gerak dengan gerakan melengkung-lengkung dan terjadi dengan sendirinya. Aktaksik merupakan gangguan koordinasi, gerakannya melengkung tetapi biasanya karena gangguan di tulang belakang dan leher yang kaku. Distonia : cirinya ada yang ototnya kaku dan ada juga yang ototnya lemas. Balismus : Gerakan yang tidak terkoordinasi dan terkadang juga melengkung-lengkung. Campuran : Merupakakan jenis CP dengan gabungan semua jenis CP di atas.Adapun derajat CP itu dimulai dari minimal, ringan, sedang, dan berat. Berdasarkan bagian otak yang cedera, cerebral palsy dikelompokkan menjadi Hemiplegia – Separoh tubuh mengalami kelumpuhan terutama anggota gerak bagian atas. Diplegic – Kedua kaki (bagian bawah tubuh) lumpuh. Tunadaksa (Quadriplegic) – Kedua lengan dan kaki yang terpengaruh artinya seluruh tubuh lumpuh. Gejala Cerebral palsy (CP) Berikut ini adalah beberapa gejala cerebral palsy yang berkaitan dengan masalah koordinasi dan pergerakan tubuh. Masalah koordinasi otot. Otot kaku dengan refleks yang masih normal atau berlebihan. Tonus otot yang menjadi sangat kaku atau sangat lunglai. Gerakan menggeliat dan lambat. Gerakan yang tidak bisa dikendalikan atau tremor. Kesulitan dalam melakukan gerakan yang tepat, misalnya meletakkan suatu benda pada posisi tertentu. Salah satu sisi tubuh terlihat seperti tidak berfungsi, misalnya menyeret salah satu kaki saat merangkak, atau hanya bisa menggapai sesuatu dengan salah satu tangan. Kemampuan motorik bayi yang terhambat, misalnya merangkak atau duduk. Terhambatnya kemampuan bicara. Gaya berjalan yang tidak normal, misalnya berjalan agak jongkok, kaki menyilang, atau terbuka lebar-lebar. Kesulitan dalam makan atau menelan. Terus-menerus mengeluarkan air liur. Bagian tubuh yang terkena dampak lumpuh otak bermacam-macam. Ada yang hanya mengenai salah satu sisi tubuh, bagian kaki saja, lengan saja, atau kaki sekaligus lengan. Selain masalah koordinasi dan gerakan tubuh, lumpuh otak juga dapat menyebabkan beberapa gejala gangguan saraf lain, di antaranya: Kejang-kejang. Cacat intelektual. Gangguan mental. Tidak dapat menahan air kencing atau inkonsistensi urine. Merasa sakit saat disentuh. Gangguan penglihatan dan pendengaran. Gejala Cerebral Palsy Pada Anak Untuk mendeteksi anak CP, secara umum dapat dilihat antara lain : Bayi tidak menangis, tidak mau menyusu dan tak banyak bergerak Sejak bayi, perkembangan anak terlambat, seperti bayi yang sudah berusia 3 bulan tetapi tak bisa mengangkat kepalanya. Dilihat dari kekuatan ototnya, pada anak CP bisa kaku sekali (spastis atau lemas sekali (hipotoni). Dugaan otot kaku bisa dilihat, misalnya bayi berusia 3-4 bulan tetap mengepalkan kedua tangannya dengan kaku. Refleksnya abnormal. Kadang melakukan gerakan-gerakan tidak terarah yang sifatnya spontan. Ciri umum dari anak lumpuh otak adalah: Perkembangan motorik yang terlambat. Refleks yang seharusnya menghilang tapi masih ada seperti: Refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulan Bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret. Faktor Resiko Dan Penyebab Faktor-faktor umum yang meningkatkan risiko cerebral palsy adalah Infeksi selama kehamilan dapat merusak sistem saraf janin yang menyebabkan cerebral palsy. Anak-anak, yang memiliki berat lahir rendah, menderita infeksi pada tahap awal kehamilan atau lahir prematur. Kekurangan oksigen ke otak janin atau trauma pada kepala selama persalinan dapat meningkatkan risiko cerebral palsy. Masalah kesehatan lainnya seperti cacat lahir pada fisik, pembuluh darah atau masalah pernapasan pada bayi selama persalinan dan malformasi sistem saraf bawaan dapat meningkatkan kemungkinan bahwa seorang anak nantinya akan didiagnosis dengan cerebral palsy. Penyebab lumpuh otak Adanya masalah pada bagian otak besar yang berfungsi mengatur gerakan, kemampuan mendengar, bicara, dan belajar merupakan penyebab terjadinya lumpuh otak. Masalah ini bisa terjadi sebelum atau sesudah bayi lahir, dan diduga dipicu oleh beberapa faktor berikut ini: Infeksi yang dialami oleh sang ibu di masa kehamilan yang dapat menular pada pada janin. Contohnya cacar, rubella, sifilis, infeksi parasit toksoplasmosis, dan infeksi virus sitomegalo. Terganggunya suplai darah yang berguna untuk perkembangan otak janin atau disebut juga sebagai stroke janin. Infeksi pada otak bayi setelah lahir, misalnya sakit kuning yang parah dan tidak bisa diobati, ensefalitis, atau meningitis. Cedera parah di kepala akibat terjatuh atau kecelakaan lainnya. Kurangnya suplai oksigen pada bayi selama proses kelahiran. Kelahiran prematur, yaitu pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kelahiran sungsang. Kasus bayi kembar. Rahim yang diisi secara bersamaan oleh lebih dari satu bayi bisa menimbulkan masalah. Jika terjadi kematian pada salah satu bayi tersebut, maka ada peluang bagi bayi lainnya untuk terkena lumpuh otak. Berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari 2,5 kilogram. Perubahan pada gen yang memiliki peran dalam perkembangan otak. Diagnosis Lumpuh Otak Mendeteksi lumpuh otak pada bayi biasanya sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan kecenderungan bayi untuk mengidap lebih dari satu penyakit dan gejalanya pun bisa berubah-ubah pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Bahkan pada beberapa kasus, hasil positif diagnosis lumpuh otak baru bisa didapat setelah melalui pemeriksaan selama beberapa bulan atau tahun, dan tingkat keparahannya biasanya baru bisa diketahui setelah anak menginjak usia empat sampai lima tahun. Seorang anak yang dicurigai mengidap lumpuh otak, selain akan dievaluasi gejala dan riwayat kesehatannya, juga akan menjalani pemeriksaan medis Beberapa jenis tes yang biasanya digunakan untuk mengetahui adanya perubahan struktur otak yang menjadi penyebab lumpuh otak, di antaranya: Electroencephalogram (EEG). Melalui tes ini aktivitas otak dapat dimonitor dengan menggunakan bantuan elektroda yang dipasang di kulit kepala. CT scan, yaitu tes yang dilakukan untuk menghasilkan gambar otak secara rinci dengan bantuan sinar-X dan komputer. MRI Scan. Fungsi tes ini sama seperti CT scan, namun bedanya MRI scanmenggunakan gelombang magnetik dan radio. USG, yaitu pencitraan jaringan otak dengan menggunakan gelombang suara. Tes darah. Melalui tes yang dilakukan di laboratorium ini, dapat diketahui apakah anak mengalami penggumpalan darah yang mengacu pada stroke sehingga lumpuh otak atau memiliki masalah metabolisme dan genetika. Selain melalui tes-tes tersebut, pendeteksian gejala-gejala lumpuh otak lainnya, seperti cacat intelektual, gangguan bicara, pendengaran, penglihatan, atau gangguan gerakan juga dapat dilakukan oleh dokter spesialis yang terkait. Pengobatan Lumpuh Otak Lumpuh otak merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, beberapa jenis penanganan yang ada saat ini sudah mampu mengurangi sebagian besar gejalanya. Jenis penanganan yang diberikan dokter biasanya bervariasi, tergantung dari gejala apa yang dialami oleh pasien lumpuh otak, salah satunya adalah dengan menggunakan obat-obatan. Obat-obatan biasanya diberikan pada pasien yang mengalami kekakuan otot. Beberapa jenis obat tersebut adalah: Diazepam. Obat ini biasanya diberikan pada pasien lumpuh otak yang membutuhkan pengobatan bereaksi cepat dan jangka pendek untuk meredakan gejala kaku otot mereka. Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi diazepam adalah bingung, lupa, hilang koordinasi, pusing, cadel saat bicara, dan mengantuk. Tizanidine dan dantrolene. Kedua obat ini digunakan jika diazepam tidak berhasil dalam mengendurkan otot. Meski begitu, penggunanya harus berhati-hati karena kedua obat ini berpotensi menimbulkan kerusakan hati. Selain itu, efek samping lainnya sama seperti diazepam. Botulinum toxin. Obat yang berbentuk suntik ini diberikan pada pasien lumpuh otak yang mengalami kaku di otot tertentu atau bahkan beberapa otot di tubuhnya. Agar efektif, pemberian botulinum dibarengi dengan terapi, misalnya fisioterapi atau program peregangan. Khasiat atau efek dari botulinum dapat bertahan hingga satu bulan setengah. Pada beberapa kasus, penyuntikan ulang dapat juga dilakukan. Meski jarang terjadi, botulinum dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya, di antaranya sesak napas dan kesulitan menelan. Disarankan untuk segera ke rumah sakit jika efek samping tersebut muncul. Botulinum toxin. Obat ini sama seperti diazepam, namun digunakan dalam jangka panjang. Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan baclofen adalah hilang koordinasi, diare, konstipasi, mual, dan mengantuk. Obat-obatan antikolinergik. Obat ini dapat diberikan pada penderita yang mengalami gejala sulit mengendalikan keluarnya air liur. Antikolinergik bekerja dengan cara menurunkan produksi air liur di dalam tubuh. Selain obat-obatan, berbagai jenis terapi juga diperlukan untuk mengatasi gejala lumpuh otak, di antaranya: Fisioterapi. Terapi yang dilakukan dengan bimbingan seorang ahli ini memiliki dua tujuan, yang pertama adalah untuk mencegah jarak pergerakan otot menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Dan tujuan kedua adalah untuk mencegah otot-otot yang jarang digunakan oleh si penderita menjadi makin lemah. Terapi okupasi. Di dalam terapi ini, ahli akan menelaah kesulitan apa saja yang dialami penderita sehari-hari, misalnya berpakaian atau pergi ke toilet. Setelah masalah teridentifikasi, kemudian ahli akan membantu pasien mengatasi kesulitan tersebut. Terapi ini terbilang cukup berhasil dalam mendorong kemandirian pasien. Terapi bicara. Sesuai dengan namanya, terapi ini diperuntukkan bagi pasien lumpuh otak yang mengalami gejala sulit bicara. Di dalam terapi ini, anak akan dilatih berkomunikasi dengan alat bantu seperti komputer atau simbol-simbol yang mewakili suatu benda. Terapi biofeedback. Terapi ini ditujukan pada penderita yang kesulitan mengendalikan air liurnya. Melalui metode ini, penderita akan dilatih mengetahui kondisi ketika mereka akan mengeluarkan air liur, sekaligus dilatih untuk menelannya. Bentuk penanganan gejala lumpuh otak yang ketiga adalah dengan operasi. Operasi ortopedi. Jika lumpuh otak menyebabkan pasien mengalami rasa sakit saat bergerak, prosedur ini kemungkinan akan disarankan. Bentuk tindakan yang dilakukan misalnya adalah dengan memperbaiki masalah yang terjadi pada sendi dan tulang dengan cara memperpanjang urat tendon atau otot yang terlalu pendek. Pasien yang telah melakukan operasi ortopedi juga harus menjalani fisioterapi agar efek dari operasinya tersebut bisa dirasakan secara maksimal. Prosedur operasi juga dapat diterapkan untuk mengatasi gejala lumpuh otak lainnya, misalnya skoliosis atau kondisi yang membuat tulang belakang menjadi melengkung secara tidak normal. Operasi pengalihan saluran kelenjar air liur. Melalui prosedur ini, saluran air liur yang menuju ke depan mulut diubah menjadi menuju belakang mulut. Operasi ini ditujukan bagi penderita yang kesulitan mengendalikan air liur mereka. Salah-satu gejala lumpuh otak lainnya yang penting untuk ditangani, terutama pada anak-anak, adalah gejala sulit menelan atau disfagia. Jika disfagia masih tergolong ringan, maka bisa ditangani dengan pemberian makanan-makanan lunak. Atau bila perlu, Anda bisa minta bantuan ahli terapi terkait untuk mengajari anak Anda teknik-teknik dalam menelan makanan. Jika disfagia sudah parah, maka pemasangan alat bantu makan harus dilakukan. Biasanya alat ini berbentuk seperti selang dan disalurkan langsung ke dalam lambung penderita melalui hidung, tenggorokan, atau langsung ke dinding perut mereka melalui operasi. Komplikasi Lumpuh Otak Sebenarnya lumpuh otak bukan merupakan penyakit atau kondisi yang berkembang seiring waktu. Artinya masalah pada otak tidak akan memburuk seiring bertambahnya usia mereka. Namun seiring pertumbuhan, masalah secara fisik dan tekanan emosi bisa makin bertambah. Biasanya risiko penderita lumpuh otak untuk mengalami depresi akan meningkat saat dia dewasa. Terapi pengobatan, perhatian dari keluarga, serta bertukar pikiran dan pengalaman dengan sesama penderita lumpuh otak, diharapkan dapat mengatasi perasaan depresi ini. Selain masalah psikologis, penderita lumpuh otak juga berisiko terkena masalah lainnya yang berkaitan dengan fisik. Komplikasi ini umumnya terjadi dikarenakan keterbatasan atau sulitnya penderita untuk dapat bergerak secara normal dan leluasa. Alhasil beban, tekanan, dan energi yang harus dikeluarkan penderita untuk melakukan suatu aktivitas lebih besar dibandingkan yang dialami oleh orang-orang normal. Salah satu masalah fisik yang berisiko dialami oleh penderita lumpuh otak adalah radang sendi osteoarthritis. Karena itu jika Anda menderita lumpuh otak, gunakanlah alat bantu gerak, misalnya kursi roda. Selain alat bantu, melakukan fisioterapi secara teratur juga dapat membantu. Komplikasi juga bisa timbul apabila penderita lumpuh otak mengalami gejala sulit menelan makanan dan selalu mengeluarkan air liur. Makanan yang tidak tertelan dengan baik berisiko masuk ke dalam paru-paru dan menimbulkan infeksi pneumonia. Sedangkan keluarnya air liur yang tidak terkendali, dapat mengiritasi dan menimbulkan infeksi pada area di sekitar mulut, dagu, serta leher. II.1.13. PENYAKIT ALZHEIMER Pengertian Alzheimer Pikun dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah dementia. Istilah ini melukiskan kemunduran secara perlahan pada fungsi intelektual dan sosial yang dialami seseorang. Makin lama makin bertamah berat, yang disebabkan oleh gangguan pada jaringan otak. Penyakit pikun yang disebakan oleh proses degenarasi sel-sel di otak , yang belum dapat dicegah dan masih sulit disembuhkan, inilah yang disebut Alzheimer yang cukup menjadi momok bagi orang lanjut usia. Walaupun ada usia muda yang diserang penyakit ini. Tetapi pada umumnya penyakit ini menyerang pada orang-orang yang berusia 50-70 tahun. Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik yang awalnya ditandai oleh melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa. Seseorang dengan penyakit Alzheimer mempunyai masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa dengan nama obyek dan tempat, bisa berkembang menjadi disorientasi dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menjadi agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang lain. Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai tingkat parah, penderita dapat mengalami halusinasi, masalah dalam berbicara dan berbahasa, serta tidak mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu orang lain. Penyakit Alzheimer rentan diidap oleh orang-orang yang telah berusia di atas 65 tahun dan sebanyak 16 persen diidap oleh mereka yang usianya di atas 80 tahun. Meski begitu, penyakit yang menjangkiti lebih banyak wanita ketimbang laki-laki ini juga dapat dialami oleh orang-orang yang berusia antara 40 hingga 65 tahun. Diperkirakan sebanyak 5 persen penderita Alzheimer terjadi pada kisaran usia tersebut. Sejarah Alzheimer Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907, dinamakan Alzheimer disesuaikan dengan nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh. Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Diagnosa Penyakit Alzheimer Penderita Alzheimer umumnya hidup sekitar delapan hingga sepuluh tahun setelah gejala muncul, namun ada juga beberapa penderita lainnya yang bisa hidup lebih lama dari itu. Meski penyakit Alzheimer belum ada obatnya, ragam pengobatan yang ada saat ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejalanya. Karena itu segera temui dokter jika daya ingat Anda mengalami perubahan atau Anda khawatir mengidap demensia. Jika penyakit Alzheimer dapat terdiagnosis sejak dini, maka Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan untuk masa depan, dan yang lebih terpenting lagi, Anda akan mendapatkan penanganan lebih cepat yang dapat membantu. Tidak ada tes khusus untuk membuktikan seseorang mengalami Alzheimer. Dalammendiagnosis penyakit Alzheimer, dokter akan bertanya seputar masalah dan gejala yang dialami pasien. Tes medis mungkin akan dilakukan untuk memastikan kondisi yang dialami pasien bukan karena penyakit lain antara lain dengan cara: Pemeriksaan darah di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui apakah ada kondisi lain selain penyakit Alzheimer yang menyebabkan pasien mengalami penurunan daya ingat atau kebingungan, misalnya seperti gangguan tiroid. Pemeriksaan kesehatan saraf. Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui seberapa baik fungsi saraf pasien, misalnya dengan menguji keseimbangan, koordinasi, daya refleks, kemampuan mendengar atau melihat, dan kekuatan otot saat bangun dari duduk atau pun berjalan. Pemeriksaan mental dan neuropsikologi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir, daya ingat, serta fungsi mental si pasien, dengan mengacu pada umur serta tingkat pendidikannya. Pemindaian otak. Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui adanya kelainan di dalam otak yang mungkin dapat menjadi faktor pemicu penyakit Alzheimer. Pemindaian otak dapat dilakukan dengan menggunakan resonansi magnetik atau disebut MRI scan, dan juga dengan menggunakan sinar X atau disebut CT scan. Biasanya pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi penyakit Alzheimer tersebut dilakukan oleh dokter spesialis, misalnya spesialis saraf. Gejala Alzheimer Pada awalnya sebagian besar gejala penyakit Alzheimer sulit untuk dikenali. Kita mungkin mengira penurunan daya ingat adalah hal biasa yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Namun ketika gejala penyakit Alzheimer memasuki tahapan lebih lanjut, kondisi ini bisa berdampak signifikan bagi penderitanya. Tingkat kecepatan berkembangnya gejala penyakit Alzheimer berbeda-beda pada tiap penderitanya, tapi umumnya gejala berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa tahun, yaitu ketika sel-sel otak akan berangsur-angsur mati sehingga kinerja pengiriman sinyal di dalam otak makin terganggu. Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam emosi. Hal ini terlihat dari gairah kerja yang menurun, merasa malas atau kehilangan semangat. Pribadi yang tadinya hangat dan semangat menjadi semakin acuh tak acuh. Seringkali perasaan mudah tersinggung, murung, cemas tanpa sebab-sebab yang nyata. Tidak itu saja, keluhan jasmaniah terlihat juga dengan merasa linu-linu, mudah lelah dan seringkali masuk angin. Gejala penyakit Alzheimer dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: Tahap Awal Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer di tahap awal: Lupa nama benda atau tempat. Lupa dengan peristiwa yang baru saja terjadi atau percakapan yang baru saja dibincangkan. Suka tersesat, meski di lingkungan sendiri. Salah menaruh barang, misalnya menaruh piring di dalam lemari baju. Sering mengulang pertanyaan yang sama. Kesulitan dalam membuat rincian daftar belanja atau pun membayar tagihan. Mengalami perubahan suasana hati, misalnya dari senang menjadi sedih atau sebaliknya secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Enggan beradaptasi dengan perubahan. Enggan melakukan hal baru. Tidak tertarik lagi terhadap aktivitas yang tadinya disukai. Sering menghabiskan banyak waktu untuk tidur di siang hari. Sulit membuat keputusan. Mudah berburuk sangka. Lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi daripada bersosialisasi dengan keluarga atau pun teman-teman. Tahap Menengah Di tahap menengah ini, gejala penyakit Alzheimer yang sudah ada sebelumnya menjadi meningkat. Biasanya penderita yang sudah memasuki tahap ini perlu diberi perhatian ekstra dan mulai dibantu dalam aktivitas kesehariannya, Misalnya mandi, menggunakan toilet, berpakaian, dan makan. Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap menengah: Sulit mengingat nama anggota keluarga sendiri atau teman. Disorientasi dan rasa bingung yang meningkat, misalnya penderita tidak tahu di mana dirinya berada. Mengalami masalah dalam berkomunikasi. Perubahan suasana hati yang makin sering terjadi. Gelisah, frustrasi, cemas, dan depresi. Kadang-kadang mengalami gangguan penglihatan. Mengalami gangguan pada pola tidur. Perilaku impulsif, repetitif, atau obsesif. Mulai mengalami halusinasi atau delusi. Tahap Akhir Di tahap ini, biasanya penderita penyakit Alzheimer sudah sangat sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari sendirian. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pengawasan dan bantuan secara menyeluruh. Contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap akhir adalah: Penurunan daya ingat yang sudah makin parah. Tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain. Tidak mampu tersenyum. Halusinasi dan delusi yang memburuk, membuat penderitanya menjadi selalu curiga terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan berlaku kasar juga. Tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain. Buang air kecil atau besar tanpa disadari. Berat badan turun secara signifikan. Tidak lagi memedulikan kebersihan dirinya sendiri. Mengalami kesulitan menelan saat makan. Selain itu, ada beberapa tanda-tanda awal penyakit alzheimer umum, adalah : a. Kurang menjaga kebersihan Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi. b. Kehilangan memori jangka pendek.  Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa detil aktivitas atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa seluruh hal. c. Pengulangan.  Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka mungkin terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka menjawab. d. Masalah bahasa.  Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan mengingat kata-kata dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan sulit untuk dikuti. e. Perubahan kepribadian.  Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati. f. Disorientasi dan kebingungan.  Orang dengan demensia dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik, seperti lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur. g. Perilaku aneh.  Orang normal sering salah menaruhkan kunci kami dari waktu ke waktu. Orang-orang dengan penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel. Penyebab Alzheimer Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, para ahli percaya bahwa penyakit Alzheimer pada umumnya terjadi akibat meningkatnya produksi protein dan khususnya penumpukan protein beta-amyloid di dalam otak yang menyebabkan kematian sel saraf. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer, di antaranya adalah pertambahan usia, cidera parah di kepala, riwayat kesehatan keluarga atau genetika, dan gaya hidup. Selain itu sejumlah ahli kedokteran menyimpulkan, bahwa gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kepikunan. Gaya hidup yang dimaksud adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan, misalnya merokok, meminum minuman yang mengandung alkohol, penggunaan obat bius dan sebagainya, serta makan makanan yang berkadar lemak tinggi. Dan bila ditelaah lebih lanjut, kebiasaan buruk tersebut mempercepat munculnya penyakit yang sering dialami oleh orang-orang zaman sekarang seperti hypertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit kencing manis, dan obesitas atau kegemukan. Gangguan itu pada gilirannya semakin meningkatkan resiko penyakit Alzheimer. Selain kebiasaan buruk seperti yang disebutkan di atas, kepikunan bisa timbul bersamaan dengan keracunan yang terjadi dalam tubuh seseorang, misalnya akibat gangguan organ hati dan ginjal. Dalam keadaan yang seperti ini, zat-zat yang semestinya ditawarkan racunnya oleh hati, kemudian dikeluarkan oleh ginjal, tetap berada dalam aliran darah dan meracuni otak. Begitu pula seorang petinju yang kepalanya sering dihantam lawan, juga sangat rentan terhadap kepikunan. Stres juga dapat menjadikan seseorang mudah mengalami kepikunan. Menurut Zevan Khachanurian dari The National Institute of Aging, Los Angeles, Amerika Serikat, sel-sel di hippocampus (bagian otak sebelah dalam) terpaksa bekerja lebih keras pada kondisi stres. Akibatnya, otak menjadi lelah dan mudah rusak. Sedangkan, sel otak Tidak seperti sel-sel tubuh lainnya, apabila sel otak yang rusak tidak bisa digantikan. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), Alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. “Dementia (pikun) Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam study tentang Alzheimer.  Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka yang mulai khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya belum mencurigai adanya problem besar di balik kepikunan yang dialami penderita, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah parah. Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal yang diyakini bisa mengurangi resiko terserang penyakit Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti merokok, dan tidak minum alkohol. Orang yang berisiko menderita Alzheimer adalah: Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun Penderita diabetes Kurang berolahraga Kadar kolesterol yang tinggi Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an. Para ilmuwan yakin ada dua sebab dan mereka adalah keturunan dan gaya hidup yang menyebabkan. Meskipun belum terbukti bahwa Alzheimer merupakan penyakit keturunan, tetapi jika ada sejarah penyakit dalam keluarga, resiko untuk generasi masa depan ada di sana. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki gen (ApoE4) untuk Alzheimer, ia memiliki kesempatan peningkatan didiagnosa menderita penyakit. Setelah 15 tahun penelitian dilakukan, para ilmuwan akhirnya menemukan 3 gen yang menyebabkan penyakit alzheimer, yakniclusterin, complement receptor 1 (CR1), dan PICALM, yang diduga merupakan tipe gen yang paling banyak ditemukan pada 90 persen kasus Alzheimer. Identifikasi gen ini dilakukan oleh dua kelompok ilmuwan di Wales, Inggris, dan Perancis. Julie Williams, profesor neuropsychological genetic dari Britain's Cardiff University, mengatakan bahwa apabila kita bisa menghilangkan tiga gen yang punya dampak merusak ini, kita bisa mengurangi risiko terjadinya Alzheimer hingga 20 persen. Gen lain yang juga berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kepikunan di usia lanjut ini adalah apolipoprotein E (ApoE) yang diidentifikasi pada tahun 1993 sejak para ahli mengetahui bahwa kemunduran fungsi otak terkait dengan faktor genetik. Pada studi terkini yang dilakukan oleh Profesor Williams, ia melakukan pemindaian terhadap peta genetik pada 16.000 orang dari delapan negara. Akhirnya berhasil diidentifikasi dua gen, yang disebutclusterin dan PICALM yang meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer. Studi kedua dilakukan oleh Philippe Amouyel dan timnya dari Pasteur de Lille di Perancis, yang meneliti 6.000 pasien Alzheimer dan 9.000 orang sehat di Perancis, Belgia, Finlandia, Italia, dan Spanyol. Para peneliti juga berhasil mengidentifikasi clusterin dan gen ketiga yang disebut CR1. Meski tiga gen ini relatif ditemui pada semua pasien, Amouyel mengatakan bahwa agak sulit menghitung risiko terjadinya Alzheimer dengan gen. Ia juga menekankan bahwa belum diketahui, kombinasi gen mana saja dan faktor lingkungan lain apa yang menyebabkan Alzheimer. Para ahli mengatakan, clusterin mungkin menyebabkan risiko Alzheimer 10 persen, PICALM sekitar 9 persen, dan CR1 4 persen. Bila dijumlahkan, risikonya diperkirakan menjadi 20-25 persen. Tiga variasi gen ini juga berkait dengan gejala awal munculnya Alzheimer yang diturunkan di keluarga. Karena itu, dengan mengidentifikasi gen ini, para ahli akan lebih mudah mengenali penyebab penyakit dan menciptakan obat untuk melawannya. Selain itu, obat-obatan seperti obat jantung, obat tidur, obat penenang, obat aritmia, dan lain-lain dapat memicu alzheimer juga. Oleh karena itu, disarankan bagi yang senang mengkonsumsi obat, agar senantiasa dikurangi kecuali jika sudah resep dari dokter.   Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan diatasi. Bahkan sudah banyak obat-obat yang beredar untuk penderita alzheimer ini. Berikut tips mencegah dan mengatasi alzheimer : 1. Makan diet Mediterania Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi diet Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit Alzheimer. Sebuah diet Mediterania yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat (dari salad dressing, alpukat), tomat, ikan, sayuran, sayuran berdaun gelap dan dan buah-buahan. Diet Mediterania juga dikenal karena rendah daging merah, daging organ, mentega dan susu tinggi lemak. 2. Berhenti merokok Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal Medicine menemukan bahwa merokok secara langsung terkait dengan peningkatan dramatis dalam demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa mereka yang dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari memiliki resiko 100% lebih besar dari diagnosis demensia dibandingkan non-perokok. 3. Makan seledri dan paprika hijau Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign melihat efek dari luteolin pada otak tikus, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Luteolin, yang ditemukan dalam seledri dan paprika hijau, ditemukan untuk mengurangi radang otak yang disebabkan oleh Alzheimer dan dapat mengurangi gejala kehilangan memori. 4. Minum kopi European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan kafein meningkat memiliki risiko yang jauh lebih rendah berkembangnya penyakit Alzheimer daripada mereka yang dengan sedikit atau tidak mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease menemukan bahwa kadar kafein abnormal secara signifikan menurukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen pengurangan di tingkat amyloid beta, zat membentuk gumpalan lengket plak dalam otak orang-orang dengan penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini menemukan bahwa kafein dapat menjadi penting dalam mencegah Alzheimer, tetapi sebenarnya dapat menjadi pengobatan terapi bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa, Ini juga merupakan alasan besar untuk melanjutkan kebiasaan latte harian Anda. 5.Latihan (Olahraga) Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada orang dengan penyakit Alzheimer. Journal of American Medical Associate menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik dan memperpanjang mobilitas independen mereka. Mobilitas Independen penting terutama bagi mereka dengan penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala Alzheimer yang sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan, jatuh dan tersandung. Hal ini menyebabkan cedera dan kebutuhan untuk pengawasan konstan pada pasien Alzheimer. Dengan menggabungkan 60 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang dapat meningkatkan mobilitasnya. Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para peneliti tidak berhenti bekerja keras untuk menemukan cara baru untuk mencegah, mengobati dan menyembuhkan penyakit ini hingga akhirnya para peneliti menemukan jenis obat-obatan yang bisa diresepkan untuk meredakan gejala demensia dengan cara meningkatkan kadar dan aktivitas kimia di dalam otak antara lain rivastigne, galantamine, donepezil, dan memantine. Rivastigne, galantamine, dan donepezil biasanya digunakan untuk menangani penyakit Alzheimer dengan tingkat gejala awal hingga menengah. Sedangkan memantine biasanya diresepkan bagi penderita Alzheimer dengan gejala tahap menengah yang tidak dapat mengonsumsi obat-obatan lainnya. Memantine juga dapat diresepkan pada penderita Alzheimer dengan gejala yang sudah memasuki tahap akhir. Efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi rivastigne, galantamine, dan donepezil adalah: Kram otot Diare Mual Insomnia Rasa lelah Sakit kepala Sedangkan efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi memantine adalah: Sakit kepala Sesak napas Konstipasi Rasa lelah Gangguan keseimbangan Selain melalui obat-obatan, pengobatan psikologis juga dapat diterapkan untuk menangani penyakit Alzheimer antara lain: Stimulasi kognitif. Metode ini bertujuan meningkatkan daya ingat, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan dalam memecahkan masalah. Terapi relaksasi dan terapi perilaku kognitif. Metode ini bertujuan mengurangi halusinasi, delusi, agitasi, kecemasan, depresi yang dialami oleh penderita Alzheimer. Penurunan kognitif pada penderita penyakit Alzheimer tidak hanya dapat diperlambat dengan obat-obatan atau pun terapi psikologis, namun juga sebaiknya dikombinasikan dengan penerapan pola hidup sehat di rumah agar hasilnya lebih maksimal. Seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat yang rendah lemak, serta kaya serat dan omega-3, lebih sering bersosialisasi, melakukan kegiatan yang dapat menstimulasi pikiran seperti mengisi teka-teki silang atau membaca buku. Selain tindakan psikologis tersebut, berikut beberapa tips untuk penderita Alzheimer agar tetap dapat melakukan kegiatan dengan baik: Buatlah catatan mengenai hal-hal yang ingin Anda lakukan, dan tempel catatan tersebut di pintu, kulkas, dekat televisi, atau di mana pun yang mudah Anda lihat. Setel alarm pada jam atau ponsel sebagai pengingat, atau beri tahu orang yang Anda percaya mengenai rencana kegiatan yang akan Anda lakukan, dan mintalah pada mereka untuk mengingatkan. Simpan kontak kerabat, teman-teman, atau orang-orang yang Anda butuhkan di buku telepon dan di ponsel. Simpan kunci di tempat yang biasanya Anda ingat dan mudah terlihat. Setel tanggal secara tepat pada ponsel agar Anda tidak lupa dengan hari atau bila perlu mulailah berlangganan surat kabar tiap hari. Tempelkan label pada tiap wadah tertutup agar Anda tidak lupa isinya, misalnya pada laci atau lemari makanan. Pasang pegangan pada tangga atau kamar mandi untuk menghindari terjatuh. Kurangi jumlah cermin karena dapat membuat penderita Alzheimer kebingungan atau bahkan ketakutan. Atur perabotan agar tidak mengganggu dan membahayakan gerak penderita. Pencegahan Alzheimer Hingga kini belum ada cara pasti dalam mencegah penyakit Alzheimer karena penyebabnya yang belum diketahui. Namun dengan makin banyaknya informasi yang didapat dari penelitian, bukan tidak mungkin suatu saat nanti cara mencegah atau pun mengobati Alzheimer dapat ditemukan. Penyakit jantung sering dikaitkan dengan risiko mengidap penyakit  Alzheimer. Jika seseorang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung, maka dirinya pun lebih rentan terkena penyakit Alzheimer Umumnya, orang-orang yang aktif secara sosial, fisik, dan mental tidak akan mudah terkena penyakit Alzheimer. Karena itu lakukanlah hal-hal yang menyenangkan yang dapat menstimulasi gerak tubuh dan pikiran Anda. Misalnya dengan mengikuti gerak jalan, menulis blog santai, membaca, bermain musik, dan bermain bulu tangkis. Selain itu satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi banyak kunyit, pada hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di negara-negara di mana orang-orangnya mengonsumsi banyak (kunyit), kejadian penyakit Alzheimer sangat rendah. Di India dan Asia Tenggara, penyakit itu jarang. Dan (di Amerika Serikat) itu sangat, sangat biasa,” kata Chris Kilham seorang pemburu obat dalam wawancara dengan Fox News. Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal dalam bentuk ekstrak yang disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-rempah yang berguna dalam mencegah munculnya Alzheimer dan bahkan mengobatinya. "Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki plak yang melekat di otak disebut "amyloid beta." Beberapa plak juga berkembang karena Alzheimer, atau karena menjadi penyebab langsungnya. Tetapi, plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan proses degeneratif," jelas Kilham. Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar melenyapkan plak-plak ini, baik saat plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap akhir dari perkembangan plak. Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak untuk menghalangi perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar membantu mengurangi keberadaan plak dalam otak. Dalam penelitian terhadap binatang, saat binatang benar-benar memiliki plak "amyloid beta" dalam otak mereka dan mereka diberi akar kunyit, maka plak itu berkurang. Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras mencoba mengembangkan versi obat dari kunyit, tetapi Kilham merekomendasikan untuk makan kunyit asli bila memungkinkan, dan mengonsumsi ekstrak kunyit bila makan kunyit dalam makanan bukan pilihan. II.2. PENYAKIT PADA ORGAN MATA Mata adalah jendela hati, selain itu mata merupakan organ yang sangat vital bagi manusia. Dengan mata kita dapat menikmati keindahan dunia dan mengetahui segalanya. Bagi semua yang mempunyai mata yang masih sehat hal terpenting yang patut dilakukan adalah dengan menjaganya. Untuk itu tidak ada salahnya bagi kita bersama-sama mengetahui apa saja penyakit yang biasanya menyerang mata, apa penyebabnya, dan bagaimana cara penanganannya. Karena dengan mengetahui penyakit yang menyerang mata mudah-mudahan kita bisa lebih waspada dan lebih bisa menjaga mata kita. Sakit mata adalah terganggunya fungsi mata sebagai alat indra yang biasanya terjadi pada bagian fisik mata dan juga bagian dalam mata. Sakit mata tidak semuanya menular, tapi ada juga yang menular sehingga kita perlu berhati-hati agar kita bisa terhindar dari penyakit mata. Dan beberapa penyakit mata ada disebabkan oleh infeksi, baik itu karena infeksi virus, bakteri ataupun jamur. Hampir semua orang tidak bisa terhindar dari sakit mata, karena mata adalah salah satu alat indra yang tentunya sangat terbuka dan menjadi bagian paling vital pada organ tubuh manusia, dimana mata merupakan alat indra yang terus menerus dipergunakan. Banyak orang mencari cara untuk mengobati penyakit mata, namun tidak banyak yang mengetahui apa sebenarnya penyebab sakit mata. Penyakit pada mata antara lain : II.2.1. Konjungtivitis Konjungtivitis adalah penyakit mata yang tergolong menular. Penyakit mata ini terjadi karena adanya iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang. Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi. Ketika bayi lahir melalui jalan lahir (vagina) , maka dengan mudah bayi tersebut terinfeksi oleh kuman-kuman yang ada di daerah tersebut. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Konjungtivitis memiliki gejala seperti mata berair dan terasa gatal. Selain itu, jika konjungtivitis terjadi akibat alergi, terkadang muncul lapisan lengket pada bulu mata Penyebab Konjungtivitis Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan konjungtiva mengalami peradangan dan munculnya penyakit konjungtivitis. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya: Konjungtivitis alergi atau reaksi alergi terhadap tungau debu atau serbuk sari. Konjungtivitis iritasi yang terjadi akibat mata terkena unsur penyebab iritasi seperti shampo, air berklorin, atau bulu mata yang menggesek mata. Konjungtivitis infektif atau infeksi yang terjadi akibat virus atau bakteri. Konjungtivitis Alergi Konjungtivitis alergi atau yang disebut juga reaksi alergi terjadi karena mata bersentuhan dengan alergen. Sistem kekebalan tubuh akan bereaksi tidak normal akibat zat tertentu atau disebut dengan alergen. Ada tiga tipe utama konjungtivitis alergi, yaitu: Contact dermatoconjunctivitis. Konjungtivitis alergi tipe ini bisa disebabkan oleh zat kimia atau riasan, namun biasanya disebabkan oleh obat tetes mata. Konjungtivitis papiler raksasa. Penyebab terjadinya konjungtivitis papiler raksasa adalah lensa kontak, bagian mata buatan atau prostesis yang dipasang saat operasi mata, dan jahitan yang digunakan pada operasi mata. Diperkirakan sekitar satu persen orang yang menggunakan lensa kontak keras dan tiga persen pengguna lensa kontak lunak terkena konjungtivitis papiler raksasa. Konjungtivitis alergi menahun. Orang-orang yang memiliki alergi lain, seperti asma dan rhinitis alergi, lebih sering menderita konjungtivitis tipe ini. Konjungtivitis alergi menahun biasanya disebabkan oleh tungau debu, kelupasan kulit mati hewan, dan serbuk sari dari pohon, bunga atau rumput. Konjungtivitis Iritasi Penyebab terjadinya konjungtivitis iritasi sangat beragam dan beberapa penyebab yang paling umum adalah sebagai berikut: Shampo Asap atau uap Bulu mata yang menyimpang dan menggesek konjungtiva Berenang di kolam yang airnya mengandung klorin Konjungtivitis Infektif Konjungtivitis infektif disebabkan karena adanya infeksi pada mata. Berikut ini adalah beberapa penyebab infeksi mata yang paling umum terjadi. Adenovirus merupakan virus yang paling umum menyebabkan infeksi mat yang disertai demam dan sakit tenggorokan. Penyakit atau infeksi menular seksual seperti gonore atau chlamydia. Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya infeksi telinga dan lambung, juga bisa menyebabkan konjungtivitis. Penderita konjungtivitis infektif dapat menularkan infeksi mata pada orang yang berdekatan dengannya. Itu sebabnya disarankan untuk tidak berbagi handuk atau bantal yang sama dengan penderita, serta cuci tangan yang bersih usai bersentuhan dengan orang yang menderita konjungtivitis infektif. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena konjungtivitis infektif, yaitu: Penderita diabetes atau penyakit lain yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi. Berada di tempat yang ramai dan padat, seperti kereta dan bus. Usia anak-anak karena memiliki kemungkinan besar terinfeksi di sekolah, serta pada orang yang berusia lanjut karena sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki telah melemah. Sedang mengalami peradangan pada sisi kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau disebut juga blefaritis. Baru saja mengalami infeksi saluran pernapasan. Mengonsumsi obat-obatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid atau sering disebut juga dengan steroid. Diagnosis dapat dilakukan oleh dokter dengan cara memeriksa mata dan menanyakan gejala yang dialami untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan, serta menentukan konjungtivitis tipe apa yang diderita oleh pasien. Segera temui oftalmologis atau dokter spesialis mata jika gejala yang dialami cukup parah dan tidak kunjung sembuh. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan mengambil sampel cairan kental dari mata yang terinfeksi untuk dianalisis. Berikut ini adalah beberapa kondisi parah yang memerlukan pemeriksaan lanjutan: Kornea membengkak dan muncul luka terbuka atau disebut dengan keratitis. Membengkaknya lapisan tengah mata yang menyebabkan sakit kepala, mata berair, dan terasa sakit. Kondisi ini disebut dengan iritis. Menderita glaukoma akut yang menyebabkan munculnya tekanan pada mata dan rasa sakit. Pemeriksaan oleh dokter spesialis mata harus segera dilakukan jika bayi yang baru lahir menderita konjungtivitis infektif. II.2.2. Glaukoma Glaukoma dapat menyebabkan nyeri orbital, walaupun sebagian besar kasus glaukoma tidak menyakitkan. Glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular, atau tekanan internal mata atau penumpukan cairan mata yang menyebabkan syaraf - syaraf mata rusak dan tidak bisa menghantarkan darah kebagian mata. , yang akhirnya dapat menyebabkan cacat dalam penglihatan dan bahkan kebutaan jika tidak diobati. Tekanan intraokular dapat meningkat dikarenakan penyumbatan cairan mata atau peningkatan produksi aqueous humor (cairan yang menggenangi mata). Hal ini biasanya terjadi pada orang tua. Pada mata yang sehat cairan mata akan dikeringkan secara teratur, namun pada mereka yang mengidap penyakit glaukoma sistem drainase di mata tidak bekerja dengan baik, sehingga cairan dimata menumpuk dan menyebabkan tekanan pada mata. Seiring waktu mata yang mengalami tekanan perlahan  menyababkan serabut saraf yang penting mati. Jenis - jenis Glaukoma Jenis penyakit glaukoma, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Glaukoma Sudut Tertutup Glaukoma ini termasuk kedalam Glaukoma akut. ia akan datang secara tiba- tiba. Pasien akan mengalami sakit yang luar biasa dan bahkan tidak bisa melihat sama sekali dalam seketika. Tetapi untungnya karena rasa sakit tersebut si pendertia akan segera bergegas mendatangi dokter sehingga cepat ditangani dan mencegah kerusakan pada mata semakin parah. b. Glaukoma Sudut Terbuka Proses Penyakit Glaukoma ini sangat lambat sehingga pasien sama sekali tidak merasakan gejala apapun dan tidak mengetahuinya. Sehingga banyak orang tidak segera mendapatkan perawatan medis sampai terjadi kerusakan yang permanen pada mata. c. Ketegangan Glaukoma Rendah Pada jenis ini tekanan pada mata normal, namun kerusakan saraf optik masih berjadi. Mungkin hal ini disebabkan karena saraf mata over sensitiv. d. Pigmen Glaukoma Jenis ini umumnya berkembang pada awal atau pertengahan dewasa. Butiran pigmen yang muncul dari belakang iris tersebar didalam mata. dan mengakibatkan meshwork trabecular. sehingga tekanan penglihatan mata menurun. Gejala Penyakit Glaukoma Berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya terjadi ketika seseorang mengalami glaukoma. Sakit mata yang parah Penglihatan menjadi Kabur Kemerahan pada mata Sakit mata yang disertai mual dan muntah Ketika melihat lampu anda akan melihat pelangi dan mata terasa sakit karena pembengkakan mata Terjadi masalah penglihatan yang tak terduga akibat kekurangan cahaya. Bahkan terkadang pengidap glaukoma sama sekali tidak merasakan gejala apa - apa namun pada tingkat akut mereka menjadi tidak bisa melihat. Maka dari itu glaukoma juga sering disebut sebut sebagai "Pencuri Penglihatan". Seseorang yang Beresiko Tinggi Mengidap Penyakit Glaukoma Berikut ini adalah beberapa kategori orang yang memiliki resiko tinggi mengalami glaukoma : Berumur Lebih dari 60 tahun, ketika berumur lebih dari 60 thn orang rentan sekali terhadap penyakit ini, karena kemampuan sistem syaraf dimata telah menurun. Mengidap penyakit kronis, untuk anda yang memiliki penyakit kronis seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, hipotiroidisme beresiko tinggi terserang penyakit glaukoma. Riwayat keluarga, Jika ada salah seorang keluarga anda yang mengidap penyakit Glaukoma maka besar kemungkinan anda juga akan mengidap penyakit yang sama. sama seperti halnya faktor keturunan. Cidera mata dan rabun, untuk anda yang pernah dioprasi mata, atau pernah mengidap tumor mata, radang mata pokoknya semua hal yang menyebabkan mata anda cidera maka anda memiliki resiko untuk terjangkit penyakit glaukoma juga. Penggunaan kortikosteroid, penggunaan obat yang mengandung kortikosteroid secara berlebihan dapat beresiko terkena glaukoma, apalagi terlalu sering mrnggunakan obat tetes yang mengandung kortikosteroid. Cara Mendiagnosis Penyakit Glaukoma dengan Benar Dokter Mata biasanya melakukan hal yang sederhana seperti " meniup mata" untuk melihat tekanan pada mata anda. Dokter juga menggunakan alat  yaitu Tonometer untuk melihat seberapa besar tekanan pada mata anda. selain itu juga dokter memeriksa ketebalan kornea mata anda karena ketebalan kornea dapat mempengaruhi tekanan mata. Cara  Konvesional Menurunkan Tekanan Pada Mata Biasanya solusi pengobatan mata pada penyakit Glaukoma yaitu melalui operasi mata, menggunakan obat tetes mata, atau obat obat dari dokter yang berbahan kimia , namun obat tetes mata dan obat lainnya malah memberikan segudang masalah yang timbul setelah digunakan terlalu sering contohnya : Penglihatan menjadi kabur Terjadi masalah pada pernafasan Kelupaan Menurunkan denyut jantung Mata terasa terbakar dan tersengat Bahkan yang lebih parah dari itu semua adalah hasil oprasi yang bisa mengakibatkan mata katarak Cara Alami Turunkan Tekanan Mata atau Glaukoma Sangat mengejutkan sekali, ketika melakukan gaya hidup yang sehat akan menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya tekanan dara pada tubuh maka Tekanan pada mata pun ikut menurun. sehingga Glaukoma pun bisa di atasi dan dihindari tanpa menberikan resiko yang tinggi. Dibawah ini ada beberapa tips sehat untuk menurunkan tekanan pada mata antara lain : 1. Memakan Suplemen Omega 3 Lemak Hewani Omega 3 mengandung DHA yaang dapat menbantu dan melindungi fungsi Retina Mata. Selain itu juga mampu mencegah degenerasi makula yang dapat menyebabkan kebutaan. Omega 3 dapat ditemukan pada ikan segar baik ikan laut, danau maupun kolam. 2. Mendapat banyak Lutein dan Zeaxanthin Lutein merupakan karotenoid yang dapat ditemukan pada sayuran hijjau. yang mampu menjadi zat antioksidan serta melindungi mata dari radikal bebas. Contoh makanan yang mengandung Lutein antara lain bayam, brokoli, dll.  Sama hal nya dengan lutein, zseaxanthin juga membantu melindungi mata.contoh makanan yang mengandung zeaxathin adalah kuning telur. Namun usahakan memakan kuning telur yang setengah matang agar zar karotenoidnya tidak rusak ketika digoreng. 3. Mengurangi Lemak Diet tinggi lemak juga berkontribusi besar terhadap degenerasi makula. sehingga dapat menurunkan tekanan pada mata. 4. Memakan Buah Berwarna Gelap Makanlah buah blue berry atau chanbery. mungkin buah ini agak langka kalau diwilayah indonesia. namun buah yang berwarna gelap mampu membalikan degenerasi makula. mereka mampu memperkuat kapiler yang membawa nutrisi keoto mata dan ke saraf mata. 5. Menurunkan Kadar Insulin Orang yang memiliki tingkat insulin yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah naik. studi menunjukan resistensi insulin sering terjadi pada orang yang diabetes, obesitas dan tekanan darah tinggi. Perbanyak lah memakan roti, beras, kentang, pasta untuk menurunkan kadar insulin pada tubuh anda. 6. Olah Raga Istilah yang satu ini sudah tidak diragukan lagi. dia mampu mejadi penawar alami bagi setiap penyakit. lakukanlah aerobik dan olah raga lainnya secara teratur karena dapat meurunkan Kadar insulin. sehingga mata menjadi sehat dan mengurangi resiko tekanan mata atau Glaukoma. II.2.3. Katarak Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak. Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak. (Penyebab Katarak) Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 550% orang berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis. Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya. Secara umum terdapat 4 jenis katarak seperti berikut : Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi. Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata. Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum. Katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna birru. Katarak jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Gejala umum gangguan katarak meliputi : Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Viualisasi ganda pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi : Faktor keturunan. Cacat bawaan sejak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. Operasi mata sebelumnya. II.2.4. Blefaritis Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum. Blefaritis sering disertai konjungtifitis atau keratitis (Tamsuri Anas, 2010).Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Ciri khasnya bersifat remisi dan eksaserbasi. Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata Terdapat dua macam blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan blefaritis seboreik (Istiqomah, 2004). Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Sedangkan blefaritis seboreik Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi. (Danu .2008). Etiologi blefaritis Blefaritis ulseratif disebabakan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau stafilikokus epidermidis (Istiqomah, 2004). Blefaritis seboreik/skuamosa (non ulseratif) merupakan peradangan tepi kelopak mata terutama mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu mata  dan sering terdapat pada orang yang memiliki kulit berminyak. Penyebabnya adalah kelainan metabolic atau jamur yang kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra. (Tamsuri Anas, 2010). Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang menyerang bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus. Infeksi staphylococcus epidermidis, didapatkan sekitar 95% pasien.blefarits seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, dan membantu menjaga struktur dan keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar meibom berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula sebasea. Blefaritis karena staphylococcus.Dermatitis seboroik dan rosesea keduanya mempengaruhi glandula sebassea. Pada dermatitis seboroik, glandula sebasea memproduksi secret berlebihan. Sedangkan pada rosea glandula sebasea dihambat dan sekresi ke kulit. Ini menjelaskan hubungan ganguan kelenjar meibom dengan dermatitis seboroik dan rosea. Patofisiologi blefaritis Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) , stafilokokus (b.ulseratif)  di area kelopak mata dan adanya kelainan metabolic (b.seboreik) pada sekitar kelopak mata yang merusak system imun dan menginfeksi kelopak mata. Akibatnya pada blefaritis seboreik terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah kelopak mata, gangguan folikel rambut menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan terjadi trikiasis menggesek kornea menyebabkan gangguan kornea. Sedangkan pada blefaritis ulseratif terjadi hyperemia, pelepasan krusta berwarna kuning kering terasa gatal, destruksi folikel rambut yang menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan tidak diganti dengan yang baru, dapat pula menyebabkan gangguan pada kornea, serta terbentuk ulkus kecil-kecil yang mudah berdarah (Istiqomah, 2004). Tes Diasnostik Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya. 1.     Uji laboratorium 2.     Radiolografi 3.     Fluorescein angiografi 4.     Computed tornografi (CT Scan) 5.     Pemeriksaan dengan slit lamp Manifestasi klinis blefaritis Gambaran Klinik blefaritis : Gejala blefaritis berupa rontok bulu mata, gejalanya antara lain : a.      Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. b.     Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok. c.     Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka. Tanda : a.      Skuama pada tepi kelopak b.     Jumlah bulu mata berkurang c.      Obstruksi dan sumbatan duktus meibom d.     Sekresi Meibom keruh e.      Injeksi pada tepi kelopak f.    Abnormalitas film air mata Gambaran klinis blefaritis 1.     BLEFARITIS BAKTERIAL a.   Blefaritis superfisial Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyerta. b.   Blefaritis Seboroik1 Blefaritis seboroik Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng. Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis. c.   Blefaritis Skuamosa1 Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis. d.   Blefaritis Ulseratif. Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis). Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis. e. Blefaritis angularis. Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal. 2.     BLEFARITIS VIRUS a     Herpes zoster Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraftrigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pad mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata. b     Herpes simplek Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat didertai dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata,yang mengakibatkan kedua kelopak lengket. 3.     BLEFARTIS JAMUR a.   Infeksi superficial b.   Infeksi jamur dalam Blefaritis pedikulosis Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra. Komplikasi blefaritis Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankanuntuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.Syndrome mata kering. Adalahkomplikasi yang paling sering terjaddi pada blefaritis. Syndrome mata kering atau biasa juga ketahui sebagai keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat jugadisebabkan karena kualitas air mata yang kurang baik. Gejalanya ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala syndrome mata kerin ini dapat dihilangkan dengan baik denan menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.obat tetes mata ini bisa didapatkan di apotek atau took oabat tanpa harus dengan mengunakan resep dokter. II.2.5. Selulitis Periorbitalis & Selulitis Orbitalis Selulitis Periorbitalis adalah suatu infeksi akut pada jaringan di sekeliling mata. Selulitis Orbitalis adalah suatu infeksi akut di dalam kantung mata.  Selulitis periorbitalis tidak menyebabkan proptosis (penonjolan bola mata) dan tidak menyebabkan gangguan pergerakan bola mata, tetapi jika tidak diobati bisa berkembang menjadi selulitis orbitalis.   PENYEBAB Pada anak-anak, selulitis orbitalis biasanya berasal dari infeksi sinus dan disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae. Organisme lainnya adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae dan Beta hemolytic streptococci. Bayi dan anak-anak yang berumur dibawah 6-7 tahun tampaknya sangat rentan terhadap infeksi oleh Hemophilus influenzae. Faktor resiko terjadinya infeksi oleh H. influenzae adalah infeksi sinus dan cedera pada kelopak mata (karena gigitan serangga maupun benda asing).   GEJALA Gejalanya berupa: – Demam, biasanya sampai 38,9 Celsius atau lebih – Kelopak mata atas dan bawah membengkak dan nyeri – Kelopak mata tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu – Bayi atau anak tampak sakit – Jika mata digerakkan, akan timbul nyeri – Penglihatan menurun (karena kelopak mata membengkak menutupi mata) – Mata menonjol – Merasa tidak enak badan – Gerakan mata menjadi terbatas. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang biasa dilakukan:  Pemeriksaan darah lengkap Pembiakan dan tes sensitivitias darah Pungsi lumbal (pada kasus yang sangat berat) Rontgen sinus dan orbita CT scan atau MRI sinus dan orbita Pembiakan kotoran mata Pembiakan lendir hidung Pembiakan lendir tenggorokan. PENGOBATAN Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit. Diberikan cairan melalui infus dan antibiotik. Jika terbentuk abses (penimbunan nanah), dilakukan pembedahan untuk membuang nanahnya.  Infeksi ini perkembangannya sangat cepat karena itu harus dipantau secara ketat. Jika segera diobati, akan terjadi pemulihan sempurna. Komplikasinya berupa:  Trombosis sinus kavernosus Gangguan pendengaran Septikemia (infeksi darah) Meningitis (peradangan selaput otak) Kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. PENCEGAHAN Penyakit ini bisa dicegah melalui imunisasi vaksin HiB untuk mencegah terjadinya infeksi Haemophilus pada anak-anak. Evaluasi yang tepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi bisa mencegah penyebaran infeksi ke mata II.2.6. Trakoma Trakoma adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular. Trachoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan disebarkan melalui kontak langsung dengan mata, hidung, dan tenggorokan yang terkena cairan (yang mengandung kuman ini) dari pengidap, atau kontak dengan benda mati, seperti handuk dan / atau kain lap, yang pernah kontak serupa dengan cairan ini. Lalat juga dapat menjadi rute transmisi. Jika tidak diobati, infeksi trachoma berulang dapat mengakibatkan  entropion yang merupakan bentuk kebutaan permanen dan disertai rasa nyeri jika kelopak mata berbalik ke dalam, karena ini menyebabkan bulu mata menggaruk kornea. Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi ini karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor, tetapi efek-efek pengihatan kabur dan gejala lebih parah lainnya sering tidak terasa sampai dewasa. Gejala Penyakit Trakoma Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari setelah seseorang mengalami gejala konjungtivitis atau iritasi mirip dengan “mata merah muda.” Endemik kebutaan trakoma merupakan hasil dari beberapa episode reinfeksi yang menghasilkan peradangan terus-menerus pada konjungtiva. Tanpa reinfeksi, peradangan akan berangsur-angsur mereda. Peradangan konjunctiva  disebut “trachoma aktif” dan biasanya terlihat pada anak-anak, terutama anak-anak pra sekolah (dasar). Hal ini ditandai dengan benjolan putih di permukaan bawah tutup mata atas (conjunctival folikel atau pusat-pusat germinal limfoid). Non-peradangan dan penebalan tertentu sering dikaitkan dengan papila. Folikel mungkin juga muncul di persimpangan kornea dan sclera (limbal folikel). Trakoma aktif akan sering menjengkelkan dan memiliki cairan berair. Infeksi sekunder bakteri dapat terjadi dan menyebabkan discharge purulen. Perubahan-perubahan struktural trakoma disebut sebagai “cicatricial trakoma”. Ini termasuk jaringan parut di tutup mata (konjungtiva tarsal) yang mengarah pada distorsi tutup mata dengan tekuk dari tutup (Tarsus) sehingga muncul bulu mata gosok pada mata (trichiasis). Bulu mata ini akan mengakibatkan kekeruhan kornea dan bekas luka dan kemudian mengarah ke kebutaan. Bekas luka linear hadir dalam sulkus subtarsalis disebut ‘garis Arlt’s’. Selain itu, pembuluh darah dan jaringan parut dapat menyerang bagian atas kornea (pannus). Lebih lanjut gejala termasuk: Keluarnya cairan kotor dari mata – bukan air mata (emisi atau sekresi cairan yang mengandung lendir dan nanah dari mata) Pembengkakan kelopak mata Trichiasis (berbalik-nya bulu mata) Pembengkakan kelenjar getah bening di depan telinga Munculnya garis parutan pada kornea Komplikasi pada telinga, hidung dan tenggorokan. Komplikasi utama atau yang paling penting adalah ulkus (luka/iritasi) pada kornea karena infeksi bakteri. Pencegahan Meskipun trakoma dihapuskan dari banyak negara maju dalam abad terakhir, penyakit ini bertahan di banyak bagian dunia berkembang khususnya di masyarakat tanpa akses yang memadai terhadap air dan sanitasi. Dalam banyak masyarakat ini, wanita tiga kali lebih besar daripada laki-laki akan dibutakan oleh penyakit ini,karena peran mereka sebagai pengasuh dalam keluarga. Tanpa intervensi, trakoma keluarga tetap bertahan dalam lingkaran kemiskinan, karena penyakit dan efek jangka panjang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pencegahan yang penting meliputi: Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan bulu mata ke arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata. Terapi antibiotik: Pedoman WHO merekomendasikan jika terjadi endemik massa (sekitar 10 % dari populasi suatu daerah) maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika prevalensi lebih rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga. Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline (satu persen salep mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena digunakan sebagai oral dosis tunggal. Kebersihan: Anak-anak dengan hidung terlihat terlalu berair, okular discharge, atau lalat di wajah mereka paling tidak dua kali lebih mungkin untuk memiliki trakoma aktif dibanding anak-anak dengan wajah yang bersih. Intensif kesehatan berbasis masyarakat untuk mempromosikan program pendidikan muka-cuci dapat secara signifikan mengurangi prevalensi trachoma aktif. Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat, penggunaan jamban, pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan peliharaan semuanya telah diusulkan untuk mengurangi penularan dari C. trachomatis. Perubahan-perubahan ini menimbulkan banyak tantangan untuk pelaksanaannya. Agaknya perubahan lingkungan ini pada akhirnya berdampak pada penularan infeksi okular melalui wajah kurangnya kebersihan. Prognosis Jika tidak diobati dengan baik dengan antibiotik oral, gejalanya dapat meningkat dan menyebabkan kebutaan, yang merupakan hasil dari ulkus (luka/iritasi) dan jaringan parut pada kornea. Operasi juga mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan bentuk kelopak mata. II.2.7. Endoftalmitis Endoftalmitis merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan Penyebab Endoftalmitis Penyakit ini disebabkan oleh penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah. Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Gejala Endoftalmitis Penderita penyakit ini akan merasakan gejala seperti kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia atau takut cahaya. Pengobatan Endoftalmitis Pengobatan penyakit ini tergantung dari faktor penyebabnya. Segera setelah diagnosis endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh bakteri, cukup efektif dengan melakukan pemberian obat antibiotik yang berbentuk tetes mata, per oral diminum, dan lewat intra vena. Adapun cara pengobatan dengan member suntikan antibiotic langsung ke dalam mata. Sedangkan bila penyebabnya adalah jamur, maka dapat diberikan antijamur seperti Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang pemberiannya per oral atau diminum. Namun jk penyakit ini sudah akut, dalam artian infeksi sudah semakin berat, maka metode yang dapat digunakan adalah tindakan bedah yang disebutVitrectomy, tujuanya untuk mengangkat cairan dan nanah dari dalam mata. II.2.8. Ulkus Kornea Ulkus Kornea adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. Ulkus Kornea terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. Ulkus Kornea yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan        Berdasarkan penyebabnya ulkus kornea terbagi atas 1.      Ulkus kornea infeksi 2.      Ulkus kornea non infeksi Berdasarkan lokasinya ulkus kornea terbagi atas       1.  Ulkus kornea sentral a.  Ulkus kornea bakterialis b.  Ulkus kornea fungi c.  Ulkus kornea virus d.  Ulkus kornea acanthamoeba 2.  Ulkus kornea perifer a. Ulkus marginal b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)             c.Ulkus cincin (ring ulcer) Ulkus Kornea Sentral 1.  Ulkus Kornea Bakterialis Banyak jenis ulkus kornea bakteri yang mirip satu sama lain dan hanya bervariasi dalam beratnya penyakit. Ini terutama berlaku untuk ulkus yang disebabkan oleh bakteri oportunistik (streptococcus alfa-hemolyticus, staphylococcus aureus, staphylococcus epidermidis, nocardia, dan M fortuitum-chelonei), yang menimbulkan ulkus kornea indolen yang cenderung menyebar perlahan dan superfisial. Ulkus Kornea   Streptococcus pneumoniae (pneumococcal) Ulkus kornea karena pneumokokus biasanya timbul 24 -4 8 jam setelah inokulasi pada  kornea yang tidak intak. Ulkus biasanya berwarna keabu-abuan, berbatas tegas, dan cenderung menyebar secara acak dari fokus infeksi ke arah sentral kornea. Dinamakan acute serpiginous ulcer karena ulserasi aktif diikuti oleh jejak ulkus yang menyembuh. Pada awalnya lapis superfisial saja yang terkena kemudian menuju lapis dalam kornea. Kornea di sekitar ulkus biasanya tetap jernih. Hipopion tidak selalu menyertai ulkus. Hasil dari kerokan ulkus memperlihatkan bakteri kokus Gram-positif: lancet-shaped dengan kapsul. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia. b. Ulkus Kornea Stafilokokus Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putih kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal. Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.4,9,10 c.       Ulkus Kornea Pseudomonas   aeruginosa Ulkus kornea Pseudomonas dimulai dengan infiltrate berwarna kuning atau keabu-abuan pada epitel kornea yang tidak intak. Ulkus kornea yang disebabkan Pseudomonas sering disertai rasa sakit. Lesi cenderung menyebar dengan cepat ke semua arah karena enzim proteolitik yang diproduksi oleh Pseudomonas. Pada awalnya hanya mengenai kornea superficial, namun dengan cepat akan menyebar ke seluruh kornea yang dapat menyebabkan perforasi kornea dan infeksi intraocular berat. Perforasi berhubungan dengan IL-12 yang dilepaskan pada saat inflamasi. Sering terdapat hipopion yang membesar seiring dengan perluasan ulkus. Infiltrat dan eksudat berwarna hijau kebiruan karena pigmen yang diproduksi oleh Pseudomonas, warna tersebut merupakan patognomonic untuk infeksi P. aeruginosa. Ulkus kornea karena Pseudomonas biasanya berhubungan dengan pemakaian lensa kontak lunak  terutama jenis pemakaian jangka panjang. Selain itu juga berhubungan dengan pemakian larutan fluoresensi dan tetes mata yang terkontaminasi. Hasil kerokan pada lesi memperlihatkan batang Gram-negatif tipis. d.      Ulkus Kornea Moraxella liquefanciens M liquefaciens (diplobacillus of Petit) menyebabkan ulkus berbentuk oval yang biasanya terletak di inferior kornea kemudian menginfeksi stroma bagian dalam dalam periode beberapa hari. Biasanya tidak disertai hipopion atau disertai namun hanya berupa hipopion kecil berjumlah satu, kornea di sekitar ulkus biasanya jernih. Ulkus M liquefaciens sering terjadi pada pasien dengan alkoholisme, diabetes, dan keadaan imunosupresi. Hasil kerokan memperlihatkan nakteri batang Gram-negatif, besar, dan square-ended diplobacilli.10 e. Ulkus Kornea Mycobacterium Fortuitum-chelonei dan Nocardia Ulkus yang ditimbulkan M Fortuitum-chelonei dan Nocardia jarang dijumpai. Ulkus ini sering timbul setelah ada trauma dan sering menyertai riwayat berkontak dengan tanah. Ulkusnya indolen, dan dasar ulkusnya sering menampakkan garis-garis memancar sehingga tampak sebagai kaca yang retak. Hipopion bisa ada bisa tidak. Kerokan dapat mengandung batang-batang tahan-asam langsing (M Fortuitum-chelonei) atau organisme gram positif berfilamen yang sering bercabang (Nocardia). f.    Ulkus kornea Group A Streptococcus Ulkus yang disebabkan Streptokokus beta- hemolitikus grup A tidak memiliki ciri khusus. Sekitar stroma kornea terdapat infiltrat dan edema, terdapat juga hipopion. Hasil kerokan lesi didapatkan kokus gram positif dalam bentuk rantai.10 2. Ulkus Kornea Fungi Ulkus kornea jamur, yang pernah banyak dijumpai pada pekerja pertanian, kini makin banyak dijumpai diantara penduduk perkotaan sejak mulai dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata. Sebelum era kortikosteroid, ulkus kornea jamur hanya muncul bila stroma  kornea kemasukan organisme dalam jumlah yang sangat banyak, suatu pertistiwa yang masih mungkin terjadi di daerah pertanian atau berhubungan dengan pemakaian lensa kontak lunak. Kornea yang belum berkompromi tampak masih dapat mengatasi organisme yang masuk dalam jumlah sedikit, seperti yang lazim pada penduduk perkotaan.4,10 Ulkus jamur tersebut indolen, dengan infiltrat kelabu, sering dengan hipopion, peradangan nyata pada bola mata, ulserasi superfisial dan lesi-lesi satelit (umumnya menginfiltrasi tempat-tempat yang jauh dari daerah ulserasi utama). Di bawah lesi utama dan juga lesi-lesi satelit sering terdapat plak endotel disertai reaksi bilik mata depan yang hebat. Abses kornea sering dijumpai. Kerokan dari ulkus kornea jamur, kecuali yang disebabkan oleh candida, mengandung unsur-unsur hifa; kerokan dari ulkus candida umumnya mengandung pseudohifa atau bentuk ragi, yang menampakkan kuncup-kuncup khas.4 Penampakan klinis : penderita keratitis jamur biasanya mengeluhkan sensasi benda asing, fotofobia, penglihatan yang kabur dan abnormal sekret. Progresi penyakit lebih lambat dan lebih tidak sakit daripada keratitis karena bakteri. Penggunaan topikal steroid akan meningkatkan replikasi jamur dan invasi kornea 3. Ulkus Kornea Virus      a.   Ulkus Kornea Herpes Zoster               Secara morfologi sama dengan penyakit herpes simpleks namun beda dari segi antigen dan klinis. Zoster lebih sering menginfeksi pasien lanjut usia. Kerusakan mata akibat penyakit ini dapat dikarenakan  oleh dua hal yaitu invasi virus langsung dan inflamasi sekunder akibat mekanisme autoimun. Risiko keterlibatan mata sebesar 15% dari total kasus herpes zoster, meningkat bila dijumpai keterlibatan nervus eksternal nasal,keterlibatan nervus maksilaris, dan peningkatan usia. Herpes zoster oftalmikus dibagi menjadi 3 fase yaitu: 11,12 1.  Fase akut, ditandai dengan penyakit seperti influenza, demam, malaise, sakit kepala hingga seminggu sebelum tanda kemerahan muncul, neuralgia preherpetik, kemerahan pada kulit, timbulnya keratitis dalam beberapa hari setelah kemerahan itu muncul, keratitis numular yang muncul sekitar 10 hari setelah kemerahan muncul, dan keratitis disciform yang dapat terjadi setelah tiga minggu.12 2 Fase kronik, ditandai dengan keratitis numular selama berbulan-bulan, keratitis disciform dengan jaringan parut, keratitis neutrofik yang dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dan keratitis plak mukus yang dapat timbul setelah bulan ketiga hingga keenam. 12 3.Fase relapse, dapat dijumpai bahkan hingga sepuluh tahun setelah fase akut. Hal ini dapat diakibatkan oleh penghentian tiba-tiba dari steroid topikal. Lesi yang paling umum adalah episkleritis, skleritis, iritis, glaukoma, keratitis numular, disciform atau plak mukus. Dendrit Herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.12 b.      Ulkus Kornea Herpes simplex Herpes Simplex Virus (HSV) adalah virus DNA yang hanya menginfeksi manusia, sekitar 90% dari populasi seropositif terhadap antibodi HSV-1, walaupun sebagian besar bersifat subklinis. HSV-1 biasanya menginfeksi bagian di atas pinggang dan HSV-2 pada bagian bawah pinggang. HSV-2 dapat ditransmisikan ke mata melalui sekret genital yang terinfeksi dan persalinan pervaginam. Infeksi primer terjadi pada masa kanak- kanak muda melalui droplet atau inokulasi langsung. Infeksi jenis ini jarang terjadi di awal kelahiran karena proteksi dari antibodi si ibu.10,12 Tanda : vesikel pada  kulit melibatkan alis dan area periorbital. Kondisi akut, unilateral, konjungtivitis folikuler berhubungan dengan limphadenopathy preauriculer. Epitelial keratitis dapat terjadi di segala usia, sakit ringan, mata berair dan penglihatan kabur. Tanda yang muncul secara kronologis opaknya sel epitelial yang tersusun dalam coarse punctate atau stellalte pattern, deskuamasi sentral yang menghasilkan lesi garis linear bercabang (dendritik) dengan akhir terminal bulb, berkurangnya sensasi kornea, infiltrat pada anterior stromal, perluasan sentrifugal progresif yang dapat menghasilkan konfigurasi amoeboid, dalam masa pemulihan pada epitel dapat terjadi bentuk garis lurus yang persisten yang mencerminkan arah dari sel pemulihan epitel. Bentuk dendrit Herpes simplex kecil, ulceratif ,jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya.12,13   3.      Ulkus Kornea Acanthamoeba Acanthamoeba adalah protozoa hidup-bebas yang terdapat di dalam air tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea oleh Acanthamoeba biasanya dihubungkan dengan penggunaan lensa kontak lunak, termasuk lensa hidrogel silikon, atau lensa kontak rigid (permeabel-gas) yang dipakai semalaman untuk memperbaiki kelainan refraksi (orthokeratologi). Infeksi ini juga ditemukan pada individu bukan pemakai lensa kontak setelah terpapar air atau tanah yang telah tercemar.4 Gejala awal adalah rasa nyeri yang tidak sebanding dengan temuan klinisnya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinis yang khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma dan infiltrat perineural, tetapi seringkali ditemukan perubahan-perubahan yang terbatas pada epitel kornea.4 Diagnosis ditegakkan dengan biakan diatas media khusus (agar non nutrien yang dilapisi E coli). Pengambilan bahan lebih baik dilakukan dengan biopsi kornea karena mungkin diperlukan pemeriksaan histopatologik untuk mendapatkan bentuk-bentuk amuba (trofozoit atau kista). Sitologi impresi atau confocal microscopy adalah teknik-teknik diagnostik yang lebih modern. Larytan dan tempat lensa kontak harus dikultur. Seringkali bentuk amuba dapat ditemukan pada cairan tempat penyimpanan lensa kontak.4,11 Diagnosis diferensial meliputi keratitis herpes yang paling sering membingungkan, keratitis jamur, keratitis mikrobakterial, dan infeksi nocardia di kornea.4 Debridement epitel bisa bermanfaat pada tahap awal penyakit. Terapi dengan obat pada umumnya dimulai dengan isethionate propamidine topikal (laruten 1%) secara intensif dan salah satu polyhxamethylene biguanide (larutan 0,01-0,02%) dan tetes mata neomycin forte. Acanthamoeba ssp mungkin menunjukkan sensivitas obat yang bervariasi dan dapat menjadi resisten terhadap obat. Terapi juga terhambat oleh kesanggupan organisme membentuk kista di dalam stroma kornea sehingga memerlukan terapi yang lama. Kortikosteroid topikal mungkin diperlukan untuk mengendalikan reaksi radang di dalam  kornea.11 Mungkin diperlukan keratoplasi pada penyakit yang telah lanjut untuk menghentikan progresivitas infeksi, atau setelah penyakit mengalami resolusi dan terbentuk parut untuk memulihkan penglihatan. Transplantasi selaput amnion mungkin bermanfaat pada defek epitel persisten. Begitu organisme ini mencapai sklera, terapi obat dan bedah biasanya tidak berguna lagi.4,11 Ulkus Kornea Perifer 1. Ulkus Marginal Kebanyakan ulkus kornea marginal bersifat jinak namun sangat nyeri. Ulkus ini timbulnya sekunder akibat konjungtivitis bakteri akut atau kronik, terutama blefarokonjungtivitis stafilokok dan lebih jarang akibat konjungtivitis Koch-Weeks (Haemophilus Aegyptius). Walaupun demikian, ulkus-ulkus ini bukan suatu proses infeksi dan pada kerokan tidak terdapat bakteri penyebab. Ulkus timbul akibat sensitisasi terhadap produk bakteri; antibodi dari pembuluh limbus bereaksi dengan antigen yang berdifusi melalui epitel kornea.4,13 Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.4,8 2. Ulkus Mooren Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral. 3. Ring Ulcer Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi. Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun. Manifestasi Klinis Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa gejala subjektif dan gejala objektif. Gejala subjektif dapat berupa : eritema pada kelopak mata dan konjungtiva, sekret mukopurulen, merasa ada benda asing di mata, pandangan kabur, mata berair, bintik putih pada kornea sesuai lokasi ulkus, silau, nyeri. Infiltrat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.5 Gejala objektif dapat berupa : kekeruhan berwarna putih pada kornea, hilangnya sebagian jaringan kornea dan adanya infiltrat, injeksi siliar, dan hipopion.5 Biasanya coccus Gram positif, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumoni akan memberikan gambaran ulkus yang terbatas, bentuk bulat atau lonjong, berwarna putih abu-abu pada ulkus yang supuratif. Bila disebabkan Pseudomonas maka ulkus akan terlihat melebar dengan cepat, bahan purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan ulkus. Bila disebabkan jamur maka infiltrat akan berwarna abu-abu di keliling infiltrat  halus di sekitarnya.4,5 Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat  dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion. Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti : ketajaman penglihatan; tes refraksi; tes air mata; pemeriksaan slit-lamp; keratometri (pengukuran kornea); respon reflek pupil; pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi; goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH).  Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram atau giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah berkembangnya bakteri dan mengurangi reaksi radang. 1.      Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi kornea   yang sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya. 2.      Pemberian sikloplegika Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena bekerjanya lama 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :     -      Sedatif, menghilangkan rasa sakit     -      Dekongestif, menurunkan tanda radang     -      Menyebabkan paralise m.siliaris dan m.konstriktor pupil. Dengan  lumpuhnya m.siliaris mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan istirahat. Dengan lumpunya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga sinekia posterior yang telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan sinekia posterior yang baru. 3.  Antibiotik Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjunctiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembal 4.    Anti jamur               Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi : o   Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole o   Jamur berfilamen : topokal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol o   Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol o   Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik. 5.    Anti Viral Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi.Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A, PAA, interferon inducer. 6.    Bedah (keratoplasti) Indikasi keratoplasti -          Dengan pengobatan tidak sembuh -          Terjadinya jaringan parut yang menganggu penglihatan -          Kedalaman ulkus telah mengancam terjadinya perforasi Ada dua jenis keratoplasti yaitu:     Keratoplasti penetrans, berarti penggantian kornea seutuhnya. Donor lebih muda lebih disukai untuk keratoplasti penetrans; terdapat hubungan langsung antara umur dengan kesehatan dan jumlah sel endotel. Karena sel endotel sangat cepat mati, mata hendaknya diambil segerea setelah donor meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh harus dimanfaatkan dalam 48 jam. Media penyimpan modern memungkinkan penyimpanan lebih lam. Tudung korneo sklera yang disimpan dalam media nutrien boleh dipakai sampai 6 hari setelah donor meninggal dan pengawetan dalam media biakan jaringan dapat tahan sampai 6 minggu.      Keratoplasti lamelar, berarti penggantian sebagian dari ketebalan kornea. Untuk korneoplasti lamelar kornea itu dapat dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam lemari es selama beberapa minggu; sel endotel tidak penting untuk prosedur ini. Perban tidak seharusnya dilakukan pada  lesi infeksi supuratif karena dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan. Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan : o   Kauterisasi -          Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni trikloralasetat -          Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau termophore. Dengan instrument ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan. o   Pengerokan epitel yang sakit Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lam dengan yang baru yang banyak mengandung anti bodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan kembali.9 Komplikasi Komplikasi yang   timbul berupa : Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis Prolaps iris Sikatrik kornea Katarak Glaukoma sekunder Komplikasi dari ulkus kornea yang sering timbul adalah perforasi kornea. Penanganan Komplikasi Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan, berikan sulfas atropin, antibiotik dan balut yang kuat. Segera masuk ke tempat tidur dan jangan melakukan gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka padanya dilakukan : -          Iridektomi dari iris yang prolaps -          Iris direposisi -          Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjunctiva -          Beri sulfas atropin dan salep antibiotik -          Balut yang kuat Bila terjadinya prolaps iris telah berlangsung lama, obati seperti ulkus biasa, tetapi prolaps irisnya dibiarkan saja sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik. Pencegahan Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata. Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata. Jika mata sering  kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah. Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensa tersebut. Prognosis Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.             Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan  pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblast dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik. II.2.9. Dakriosistitis Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam. Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah. II.2.10. Miopi Miopi adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung). Pada umumnya miopia merupakan kelainan yang diturunkan oleh orang tuanya sehingga banyak dijumpai pada usia dini sekolah. Ciri khas dari perkembangan miopia adalah derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja kemudian menurun pada usia dewasa muda. Walaupun agak jarang, miopia dapat pula disebabkan oleh perubahan kelengkungan kornea atau oleh kelainan bentuk lensa mata. II.2.11. Ablasio Retina Ablasio Retina adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap. II.2.12. Eksoftalmus Eksoftalmus adalah penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata. Disebabkan oleh penyakit tiroid; terutama penyakit grave (jaringan di dalam rongga mata membengkak dan terdapat endapan yang mendorong mata ke depan), perdarahan di belakang mata, peradangan di dalam rongga mata, tumor jinak maupun ganas di dalam rongga mata dan di belakang bola mata, pseudotumor, trombosis sinus kavernosus, dan malformasi arteriovenosa. Gejala dan Tanda eksoftalmus ialah salah satu atau kedua bola mata tampak menonjol II.2.13. Iridoslikitis Akut Iridoslikitis akut berasal dari gigi yang berlubang. Pada awalnya, penyakit ini ditandai dengan mata merah, namun tanpa kotoran, yang kemudian disertai nyeri dan penglihatan agak terganggu karena ada bintik-bintik hitam yang beterbangan. Kalau pada orang awam, penyakit ini dianggap biasa dan hanya diobati dengan obat-obat yang dijual bebas. Bila penyakit ini ditangani secara cepat dan tepat, maka kemungkinan sembuh secara sempurna akan terwujud. Namun sayang, penyakit ini pada umumnya akan kambuh kembali terutama apabila sumber kumannya, yaitu gigi tidak ditangani dengan baik. Kekambuhan yang sering akan menyebabkan mata menjadi cacat menetap disertai penglihatan yang rabun bahkan bisa timbul kebutaan. II.2.14. Buta Warna Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna. Gejala Buta Warna Penderita buta warna mungkin hanya bisa melihat beberapa gradasi warna, sementara sebagian besar orang dapat melihat ratusan warna. Sebagai contoh, ada penderita buta warna tidak dapat membedakan antara warna merah dan hijau, namun bisa melihat warna biru dan kuning dengan mudah. Beberapa orang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya mengalami buta warna hingga mereka menjalani tes penglihatan warna. Tipe-Tipe Buta Warna Tipe buta warna yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Pria memiliki kecenderungan mengalami buta warna tipe ini lebih besar dibandingkan dengan wanita. Orang yang mengalami buta warna tipe ini akan sulit membedakan gradasi warna merah, kuning, hingga hijau. Dalam beberapa kasus, ada juga yang sulit membedakan antara warna merah dengan warna hitam. Tipe buta warna yang paling jarang terjadi adalah buta warna biru-kuning. Tipe buta warna ini berhubungan dengan kromosom jenis kelamin. Pria dan wanita memiliki peluang yang sama mengalami tipe buta warna ini. Orang yang mengalami tipe buta warna ini memiliki kesulitan membedakan gradasi warna biru hingga hijau. Warna kuning bisa kelihatan sebagai warna abu-abu atau ungu sedangkan hijau kelihatan kebiru-biruan. Penyebab Buta Warna Dalam banyak kasus, buta warna merupakan faktor genetika dari orang tua, namun bisa saja terjadi akibat efek samping dari sebuah pengobatan atau gangguan kesehatan yang telah ada sebelumnya. Jika ada reseptor penglihatan warna yang tidak berfungsi secara normal, maka mata tidak bisa melihat spektrum warna-warna sepenuhnya. Melihat warna melintasi spektrum cahaya diawali dengan kemampuan mata untuk membedakan warna-warna utama, seperti warna merah, biru, dan hijau. Ada beberapa penyebab seseorang mengalami buta warna, di antaranya adalah: Penyakit. Terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan buta warna, seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, glaukoma, neuritis optik, leukemia, diabetes, pecandu alkohol kronis, macular degeneration, dan anemia sel sabit. Usia. Kemampuan seseorang untuk membedakan warna perlahan-lahan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Ini adalah hal yang alami dalam proses penuaan dan tidak perlu dicemaskan secara berlebihan. Faktor genetika. Kebanyakan penderita buta warna mengalaminya sejak lahir dan merupakan faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua. Penderita buta warna akibat faktor genetika jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Bahan kimia. Seseorang bisa mengalami buta warna jika terpapar bahan kimia beracun misalnya di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk. Efek samping pengobatan tertentu. Beberapa pengobatan berpotensi menyebabkan buta warna, seperti digoxin, pheytoin, chloroquine dan sildenafil yang juga dikenal sebagai Viagra. Jika gangguan disebabkan oleh pengobatan, biasanya pandangan akan kembali normal setelah berhenti mengonsumsi obat. Diagnosis Dan Perawatan Buta Warna Kebanyakan kasus buta warna diakibatkan oleh faktor genetika, namun kemampuan untuk mencerna warna bisa juga dipengaruhi oleh kondisi mata yang mendasar. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis buta warna, di antaranya adalah: Tes Ishihara. Tes ini yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis buta warna dan hanya bisa mendiagnosis kondisi buta warna merah/hijau. Untuk mendiagnosis buta warna biru/kuning, dibutuhkan tes lain. Tes penyusunan. Tes ini dilakukan dengan cara menyusun objek warna dalam susunan gradasi warna yang berbeda lalu pasien akan diminta untuk menyusun benda sesuai dengan gradasi warna yang dilihatnya. Banyak penderita buta warna belajar beradaptasi dan menemukan cara untuk mengatasi masalah membedakan warna. Sampai saat ini belum ada obat atau metode untuk mengobati buta warna. Gejala buta warna dapat dikurangi dengan menggunakan pengobatan alternatif atau perawatan kondisi yang mendasar jika buta warna yang diderita diakibatkan oleh pengobatan tertentu atau gangguan kesehatan yang telah ada sebelumnya. Pengalaman belajar seorang anak akan terpengaruh, itu sebabnya sangat penting untuk mengenali buta warna sejak awal. Anak-anak yang mengalami buta warna akan merasa kesulitan di sekolah jika gurunya tidak tahu tentang masalah ini. Selain itu, kondisi ini juga bisa memengaruhi pilihan pekerjaan yang memerlukan pengenalan warna secara akurat, seperti masinis, pemandu lalu-lintas udara, pilot, dan ahli listrik. II.2.15. Keratitis . Keratitis adalah peradangan pada kornea. Gangguan pada kornea merupakan penyakit yang fatal karena penanganan yang terlambat atau tidak sempurna dapat menyebabkan penurunan penglihatan yang permanen, baik ringan hingga kebutaan.  Komplikasi lain dari keratitis adalah timbulnya luka pada kornea (ulkus kornea). Keratitis dapat mengenai seluruh rentang usia, jenis kelamin, dan ras. Kornea merupakan suatu bagian mata yang transparan yang ada di depan mata. Fungsi kornea adalah sebagai “jendela” mata dan merupakan jalannya sinar yang masuk dan akan diteruskan ke retina, sehingga kornea berperang penting dalam proses penglihatan. Fungsi lain dari kornea adalah sebagai lapisa pelindung. Kornea yang normal tidak memiliki pembuluh darah sehingga kornea menjadi transparan. PENYEBAB Keratitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun peradangan steril (tidak ada kuman infeksi yang menyerang). Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus ataupun protozoa (Acanthamoeba sp. atau. Riwayat trauma pada mata juga dapat menyebabkan keratitis, seperti kemasukan benda asing atau tergores aibat penggunaaan lensa kontak. Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga dapat menyebabkan keratitis. Terutama obat-obat golongan penekan sistem imun, seperti kortikosteroid, dan juga obat-obat penghilang rasa nyeri. Penggunaan obat-obatan diatas harus dengan resep dan pengawasan dokter. Pasien dengan penyakit sistemik (menyerang seluruh tubuh) yang menurunkan daya tahan tubuh memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena keratitis. Penyakit tersebut antara lain diabetes mellitus (penyakit kencing manis), HIV/AIDS, dan keganasan (kanker). Selain itu, kekurangan vitamin A meningkatkan risiko terjadinya gangguan kornea. Orang yang bekerja sebagai petani atau di lingkungan pertanian atau perkebunan memiliki risiko lebih besar terkena keratitis jamur. Hal ini disebabkan karena jamur banyak terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan. GEJALA Keratitis merupakan penyakit mata yang termasuk dalam keadaan mata merah dengan penglihatan yang menurun. Sesuai dengan golongannya, maka gejala utama dari keratitis adalah mata yang merah dan disertai dengan penglihatan yang menurun. Fungsi kornea sebagai jendela mata menyebabkan gangguan pada kornea berakibat pada penurunan penglihatan. Penglihatan yang menurun merupakan tanda dari suatu penyakit mata yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Gejala umum lain yang terjadi pada keratitis adalah nyeri pada mata, fotofobia, dan mata berair. Nyeri pada keratitis diperberat pada saat menggerakan kelopak mata, terutama kelopak mata atas. Fotofobia merupakan kondisi mata yang sensitif pada cahaya, sehingga pasien akan merasa silau saat melihat cahaya. Keratitis yang disebabkan bakteri memiliki gejala yang sama dengan keratitis pada umumnya (nyeri, sialu, fotofobia, dan penurunan penglihatan), namun pada infeksi bakteri umumnya ada cairan yang mengandung pus (nanah). Sementara pada keratitis akibat virus, umumnya disertai gejala penyerta seperti demam dan kelemahan pada tubuh.Pada keratitis jamur, tampak gejala berupa kekeruhan dengan batas tidak tegas, dan adanya lesi satelit (adanya kekeruhan berukuran kecil di sekeliling kekeruhan yang besar). Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi keratitis dangkal (superfisial) dan keratitis yang lebih dalam (profunda). Beberapa bentuk dari keratitis yang dangkal, yaitu: Keratitis pungtata Memiliki gambaran penyakit berupa bintik-bintik putih kecil pada permukaan kornea. Umunya disebabkan oleh infeksi oleh virus, seperti virus herpes simpleks (penyebab penyakit herpes), virus varisela-zoster (penyebab penyakit herpes zoster). Pada keratitis herpes simpleks, gejala yang dirasakan oleh penderita sangat bervariasi. Kadang-kadang tidak dikeluhkan oleh penderita, atau gejala ringan (kelopak mata bengkak dan berair) sampai gejala yang umum terjadi pada keratitis (nyeri, mata merah, silau, penglihatan menurun). Pada keratitis herpes simpleks gambaran khas pada kornea adalah bentuk dendritik (seperti ranting pohon). Penyakit herpes zoster  umunya menyerang kulit, namun bila mengenai saraf mata (nervus trigeminus oftalmik) dapat terjadi keratitis herpes zoster. penderita umumnya pernah terkena cacar air sebelumnya. Gejala yang timbul berupa mata sulit membuka, nyeri, silau, dan berair yang disertai dengan luka-luka pada kulit disekitar mata. Gejala yang dirasakan hanya pada satu sisi tubuh (kiri atau kanan). Keratitis flikten Keratitis flikten memiliki gambaran berupa adanya benjolan putih yang berada di dekat tepi kornea. Benjolan yang timbul memiliki diameter 2-3 mm dan berjumlah satu atau lebih. Penyebab pada keratitis flikten diduga akibat reaksi dari sistem daya tahan tubuh (imunitas). Beberapa penyebab seperti kekurangan gizi, pasien dengan tuberkulosis atau TBC (akibat reaksi sistem imun, dan tidak pernah ditemukan kuman TBC dalam benjolan tersebut). Keratitis sika Merupakan suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh berkurangnya produksi air mata oleh kelenjar air mata atau air mata yang terlalu cepat menguap. Keluhan-keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien adalah mata terasa perih, kering, dan seperti berpasir atau ngeres. Gejala diatas umumnya disebut mata kering (dry-eye syndrome). Bila mengenai kornea, akan timbul pandangan menurun, nyeri, dan silau. Keratitis lepra Keratitis lepra adalah keratitis yang disebabkan oleh gangguan saraf, yang umumnya disebabkan penyakit lepra atau kusta. Penyakit lepra atau kusta menyerang kornea melalui kerusakan saraf, gangguan kelenjar air mata sehingga menimbulkan dry-eye syndrome, dan pasien tidak menutup mata dengan rapat sehingga mata terpapar oleh udara dan benda asing. Keratitis nummularis Keratitis nummularis memiliki gambaran berupa adanya bercak putih berbentuk bulat seperti koin pada permukaan kornea, berjumlah lebih dari satu, dan umumnya banyak ditemukan pada orang dengan pekerjaan sebagai petani. Penyakit keratitis numularis umumnya mengenai satu mata.   Beberapa jenis keratitis dalam atau profunda adalah: Keratitis interstisial luetik Merupakan gejala lanjutan dari penyakit sifilis bawaan sejak lahir (kongenital). Penyakit keratitis interstisal luetik umumnya terjadi pada anak usia 5-15 tahun. Keratitis ini timbul akibat reaksi peradangan terhadap bakteri Treponema pallidum. Gejala yang dirasakan pasien berupa sakit, silau, dan penglihatan menurun. Pada kornea, terjadi kekeruhan kornea seperti kaca susu dengan tepi kornea berwarna kemerahan. Pada pasien dengan keratitis ini, dapat ditemukan gangguan organ lain berupa gangguan pendengaran, dan bentuk gigi seri atas yang seperti obeng (Hutchinson’s teeth). Ketiga gejala tersebut dinamakan trias Hutchinson. Proses radang pada kornea umunya dapat sembuh dengan sendirinya. Keratitis sklerotikans Penyakit ini jarang terjadi. Penyebab pasti dari keratitis sklerotikans belum diketahui. Namun keratitis ini timbul karena adanya peradangan yang berulang dan menahun. Gejala yang dirasakan merupakan gejala umum keratitis seperti sakit dan fotofobia dengan disertai kekeruhan kornea (berwarna putih). PENGOBATAN Mengingat pentingnya fungsi kornea dan komplikasi keratitis berupa kebutaan, maka pengobatan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Berkonsultasi dengan dokter, menggunakan obat sesuai indikasi dari dokter, mematuhi pengobatan, dan tidak sembarangan menggunakan obat tetes mata merupakan cara pengobatan yang efektif untuk keratitis. Pengobatan keratitis umumnya dapat dilakukan dengan rawat jalan. Pada beberapa kondisi, pengobatan dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit. Kondisi tersebut adalah bila pasien tidak dapat dan mampu untuk memakai obat. Selain itu, bila mata yang terkena keratitis merupakan mata satu-satunya (mata yang lain sudah kehilangan penglihatan) maka perawatan di rumah sakit diperlukan. Pengobatan pada keratitis ditujukan untuk mengontrol infeksi dan inflamasi/peradangan, dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.  Semua bentuk faktor risiko dihindari dan dihentikan seperti pemakaian kontak lens. Obat antibiotik Penggunaan antibiotik diperlukan untuk keratitis bakterial. Umumnya menggunakan obat antibiotik tetes mata yang memiliki spektrum luas (dapat mencakup banyak bakteri). Bila gejala tidak membaik segera berkonsultasi dengan dokter untuk kemungkinan adanya kekebalan bakteri terhadap obat yang diberikan. Obat anti virus Keratitis akibat virus dapat diobati dengan obat antivirus tetes mata, baik yang dikombinasikan dengan salep mata ataupun tidak. Penggunaan antivirus sistemik diperlukan pada pasien dengan daya tahn tubuh rendah dan pada kasus keratitis herpes zoster. Obat anti jamur Pada keratitis jamur, penyembuhan umumnya berjalan lambat dibandingkan keratitis bakteri. Pengobatan yang digunakan meliputi anti jamur tetes mata, tetes mata antibiotik (sebagai pencegahan infeksi bakteri), dan dapat diberikan anti jamur sistemik bila infeksi parah. Anti peradangan golongan steroid topikal (hanya untuk penggunaan di mata) Golongan steroid diperlukan untuk menekan peradangan yang dapat merusak mata dan mengancam penglihatan. Namun, pengunaan obat-obat golongan ini hanya boleh melalui resep dan pengawasan dokter. Penggunaan yang sembarangan dapat menyebabkan infeksi terutama virus dan jamur, dan mengganggu penyembuhan bahkan memperparah kerusakan kornea. Obat pelumpuh otot siliar (otot yang mengatur diameter dari pupil) Obat tersebut biasa disebut juga dengan obat sikloplegik. Penggunaan obat ini ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah komplikasi sinekia (menempelnya iris pada kornea atau lensa). Anti peradangan sistemik (seluruh tubuh) Biasanya diperlukan untuk penyakit autoimun (penyakit dimana sistem daya tahan tubuh berbalik menyerang diri sendiri). Salah satu pengobatan yang penting dalam keratitis adalah memfasilitasi penyembuhan jaringan kornea. Penyembuhan ini sangat penting mengingat fungsi kornea dalam proses penglihatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan: Mengurangi paparan terhadap obat-obat toksin (bersifat racun pada kornea) dan yang mengandung bahan pengawet. Lebih baik menggunakan obat-obatan dari dokter. Melapisi dengan tetes air mata buatan dan salep mata yang tidak mengandung bahan pengawet Berhenti untuk merokok. II.2.16. Rabun senja Rabun senja (yang disebut juga nyctalopia) adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik di malam hari atau dalam kondisi kurang cahaya. Hal ini bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari gangguan atau masalah yang mendasarinya, terutama rabun jauh yang tidak diobati. Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A (DeBruyne, Pinna, Whitney 2008). Penyebab lain adalah mata minus, katarak, retinitis pigmentosa, obat-obatan, bawaan sejak lahir dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dokter mata melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium. Cara mengatasi rabun senja Penyebab Rabun Senja Defisiensi retinol ( vitamin A ) adalah salah satu penyebab utama gangguan pada retina. Vitamin A memberikan pasokan pigmen yang di butuhkan oleh sel-sel batang. Kelainan vitamin A dapat membuat mata sangat kering dan dapat menyebabkan rabun senja . Di samping itu kandungan zat besi dalam vitamin A sangat berguna untuk masalah penglihatan. Seseorang mungkin menderita kekurangan vitamin A jika tubuh tidak mampu menyerap vitamin A dari makanan . Situasi ini bisa timbul setelah operasi gangguan pankreas. gangguan hati , dan gangguan usus . Penyakit kronis seperti diabetes dapat mempengaruhi penglihatan. Diabetes yang parah dapat menyebabkan kebutaan bahkan kebutaan total . Katarak yang terlihat seperti daerah berawan pada lensa mata bisa menyebabkan rabun senja. Biasanya orang tua lebih beresiko untuk mengembangkan katarak. Disfungsi pada sel batang di retina menyebabkan hilangnya penglihatan dan rabun senja. Setres berlebihan , kecemasan atau takut kegelapan dapat menyebabkan hilangnya penglihatan dan rabun senja . Myopi atau rabun jauh juga dapat menyebabkan rabun senja Obat untuk glaukoma dapat menyempitkan pupil yang akhirnya dapat menyebabkan keratomalacia. Paparan sinar matahari berlebihan dapat mempengaruhi penglihatan pada malam hari. II.2.17. Presbiopi Presbiopi adalah salah satu jenis penyakit mata seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh.Dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap. Biasa terjadi pada lansia. Kerabunan dan kebutaan Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun biasanya “membaca” dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille. Penyebab Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut Kelemahan otot-otot akomodasi Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa Gejala Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh) Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca Sulit membedakan warna Pencegahan Karena disebabkan oleh faktor usia, presbiopi tidak bisa dicegah. Pengobatan Menggunakan kacamata dengan lensa rangkap. II.2.18. Belekan Mata merah atau belekan merupakan penyakit yang tidak pandang usia. Anak kecil hingga orang tua bisa terkena penyakit ini. Belekan merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, dan terkadang virus tersebut juga ditunggangi oleh kuman sehingga terjadi infeksi pada bagian mata. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita akan kesulitan untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar kelopak matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola mata. Ada dua macam obat untuk penyakit ini, salep dan tetes. Untuk penyakit infeksi mata yang berat, daya kerja salep lebih bertahan lama. Sebab, sesuai bentuknya, obat berbentuk salep lebih mudah menempel dan bertahan lama pada selaput lendir mata dibandingkan dengan obat tetes. Obat tetes lekas habis masa kerjanya karena mudah mengalir keluar lagi bersama air mata. Sehingga obat tetes lebih sering dipakai daripada obat berbentuk salep, mungkin setiap 3 – 4 jam sekali. Atau bisa lebih dari itu, sesuai tingkat keparahan infeksinya. Salep kurang disukai sebab mengganggu pandangan dan memberikan rasa kurang enak di mata, selain kurang sedap dipandang. Lagi pula tidak semua pasien memakai salep mata secara benar. Mereka mengoleskan salep pada selaput lendir merah kelopak mata, bukan langsung pada biji mata, sehingga berlepotan mengenai bulu mata. Caranya mirip dengan cara mengoleskan odol pada sikat gigi. Di depan cermin, salep dioleskan pada sisi dalam kelopak mata bagian bawah dengan cara menarik kelopak mata bawah. II.2.19. Albastitis Suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah penyakit mata yang serius dan dapat terjadi pada suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. Gejala: a. Floaters (terlihatnya benda melayang-layang). yang terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri. b. Photopsia/Light flashes(kilatan cahaya). tanpa adanya sumber cahaya di sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap. c. Penurunan tajam pengelihatan , penderita mengeluh pengelihatannya sebagian seperti tertutup torai yang semakin lama semakin luas. Pada keadaan yang telah lanjut, dapat terjadi penurunan tajam pengelihatan yang berat II.3. PENYAKIT PADA ORGAN MULUT Mulut dan tenggorokan adalah alat utama atau tempat utama penerima makanan, dimana makanan di masukan, di seting, di analisis, sehingga masuk ke organ-organ yang lainnya. Tapi, apakah kalian tau apakah mulut dan tenggorokan punya penyakit sedikit atau banyak masalah? Setelah banyak para peneliti membuktikan, ternyata mulut dan tenggorokan yang kita anggap selama ini hanya rongga kecil yang berguna mengunyah makanan mempunyai masalah atau penyakit yang bermacam-macam banyaknya. Beragam penyakit pada mulut dan tenggorokan ada di bawah ini: II.3.1. Bau mulut Bau mulut adalah penyakit yang sering dijumpai pada mulut dan tenggorokan. Dengan kondisi gigi & gusi kurang bersih, sariawan, infeksi atau luka pada mulut dan tenggorokan, mengkonsumsi bawang putih & bawang merah, merokok, alkohol, & gigi palsu yang tidak terawat. Penyebab Kebersihan mulut yang buruk, sehingga jumlah bakteri sangat banyak dalam mulut dan di permukaan lidah. Sisa makanan akan tertinggal dalam mulut dan menjadi lingkungan yang cocok untuk bakteri berkembang biak yang akan menyebabkan bau pada mulut. Selain itu, sisa makanan yang menempel pada gigi, gusi, dan lidah akan menyebabkan gingivitis (radang gusi) dan gigi berlubang, sehingga akan meningkatkan bau mulut dan rasa yang tidak enak di dalam mulut. Apnea tidur, Orang yang menderita apnea tidur tidak bisa bernapas melalui hidung. Akibatnya, mereka harus bernapas melalui mulut. Itu sebabnya, udara mengeringkan air liur dan memicu bau mulut. Pembersihan gigi tiruan yang kurang baik, Gigi tiruan atau gigi palsu yang jarang dibersihkan dengan baik dapat menyebabkan penumpukan sisa makanan dan bakteri pada permukaan gigi tiruan sehingga bisa menimbulkan bau dan nafas tidak sedap. Melewatkan sarapan, Sarapan tidak hanya baik untuk perut Anda, tetapi juga untuk mulut Anda. Sarapan pagi dapat membantu Anda meningkatkan produksi air liur dalam mulut dan membersihkan lidah dari bakteri penyebab bau mulut. Penyakit gusi atau jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi). Sariawan, Sariawan sering menyebabkan bau mulut tidak sedap karena pembentukan nanah dan infeksi. Penyakit sistemik. Bau mulut dapat merupakan salah satu gejala dari penyakit tertentu, misalnya infeksi saluran pernapasan, gangguan pencernaan, diabetes, atau kelainan pada hati. Gagal ginjal , Gagal ginjal merupakan salah satu alasan medis yang memicu bau mulut. Akibatnya, bau mulut selalu tercium tidak sedap. Perdarahan gusi , Gusi berdarah membuat darah kadang-kadang menumpuk di dalam mulut sehingga akhirnya berbau tidak sedap. Xerostomia lebih dikenal dengan sebutan mulut kering. Infeksi tenggorokan, Bila Anda menderita infeksi tenggorokan, bakteri kadang-kadang memecah sel-sel dari saluran bronkial dan menghasilkan lendir yang berbau tidak sedap. Kebiasaan Merokok. Makanan yang membuat masam napas Anda contoh mengkomsumsi pete atau jengkol. Masalah hati, Masalah hati, seperti sindrom lemak hati atau penyakit kuning, juga bisa membuat bau mulut tidak sedap. Hati bertanggung jawab untuk metabolisme lemak dan ketika hati tidak mampu melakukan tugas itu, jumlah bakteri dalam mulut akan meningkat. Sikat dan floss atau terlalu sering menyikat gigi Setelah Anda tahu penyebab yang mengakibatkan bau mulut nah, berikut ini tips cara mengatasi bau mulut secara alami, yang kami dapat dari berbagai sumber. Cara mengatasi bau mulut 1. Disiplin Menggosok Gigi Menggosok gigi adalah cara yang sangat mendasar untuk menghilangkan bau mulut. Jika anda ingin menghilangkan bau mulut sebaiknya mulai sekarang anda membiasakan diri untuk menggosok dan membersihkan gigi secara teratur minimal 2 kali sehari. Terlalu sering mengosok gigi juga tidak baik, terlalu jarang juga tidak baik. Gosok gigi sehari dua kali sudah cukup diwaktu pagi dan sebelum tidur.  2. Banyak Minum Air Putih Air putih bermanfaat untuk menjaga kestabilan air dalam tubuh anda termasuk air dalam mulut anda, selain dapat menghilagkan bau badan, minum banyak air putih juga dapat menjadikan tubuh anda lebih segar.  3. Mengkonsumsi Buah-Buahan Penyebab bau mulut diantaranya adalah ketika dalam mulut kekurangan air liur atau mulut dalam keadaan kering. Dengan mengkonsumsi buah-buahan maka air liur dalam mulut akan meningkat karena buah-buahan mengandung banyak air dan vitamin C. Contoh buah-buahan yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau mulut adalah, pear, apel, jambu, lemon dan lain-lain. Serat buah yang tinggi juga bisa menjadi pembersih gigi.Selain itu buah-buahan juga sangat baik untuk kesehatan pencernaan.  4. Konsumsi makanan probiotik Konsumsi makanan probiotik berguna untuk mencegah bau mulut dan membantu kesehatan pencernaan Anda.  5. Hindari alkohol dan rokok Jika anda adalah orang yang memperhatikan kesehatan, alkohol dan rokok ini tidak ada gunanya untuk kesehatan. Justru alkohol dan rokok ini dapat memperburuk kesehatan termasuk dengan kesehatan dalam mulut anda yang nantinya akan menyebabkan bau mulut tidak sedap. II.3.2. Sariawan Penyakit sariawan yang sering terjadi pada orang dewasa atau bayi disebabkan oleh jamur candida. Tetapi sistem kekebalan yang lemah, antibiotik, diabetes atau obat tertentu seperti kortikosteroid inhalasi dapat memberikan kandida kesempatan untuk tumbuh liar. Menyeka patch akan menyebabkan rasa sakit. Sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis. Gejala-gejala Sariawan Beberapa gejala sariawan yang kerap muncul adalah: Luka berwarna putih yang biasa muncul di lidah atau dinding mulut. Sensasi terbakar pada lidah. Rasa sakit saat menelan. Rasa tidak nyaman di dalam mulut. Penyebab dan Faktor Pemicu Sariawan Penyebab sariawan adalah jamur Candida albicans. Jamur ini biasanya memang berada di dalam mulut tapi dalam jumlah kecil. Peningkatan jumlah Candida albicans yang signifikan mengakibatkan sariawan. Beberapa faktor pemicu meningkatnya jumlah jamur tersebut adalah: Kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan baik. Sistem kekebalan tubuh yang menurun. Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik atau kortikosteroid. Penggunaan gigi palsu. Langkah Pengobatan Sariawan Penanganan sariawan yang umumnya dilakukan adalah dengan obat-obatan anti-jamur. Obat ini biasanya dapat digunakan dalam bentuk gel, krim, obat kumur, serta tablet. Langkah Pencegahan Sariawan Sariawan dapat dicegah dengan langkah mudah. Di antaranya adalah dengan menjaga kebersihan mulut (misalnya rajin sikat gigi dan berkumur), menjaga kebersihan gigi palsu yang digunakan, serta berhenti merokok. Selain itu, merawat dan memeriksakan kondisi mulut serta gigi secara teratur ke dokter gigi juga dapat membantu menurunkan risiko munculnya sariawan. Pada awalnya, gejala sariawan biasanya tidak langsung terasa, tapi berkembang secara perlahan-lahan. Sariawan dapat menyebabkan beberapa gejala yang sangat mengganggu. Di antaranya: Rasa tidak nyaman dalam mulut. Luka berwarna putih yang biasa muncul di lidah atau dinding mulut. Pendarahan ringan yang terjadi jika luka tergores. Sensasi terbakar pada lidah. Bagian dalam mulut dan tenggorokan memerah dan terasa perih. Rasa sakit atau tidak nyaman saat menelan. Kulit di bagian sudut mulut pecah-pecah atau kemerahan (khususnya pada pengguna gigi palsu). Muncul stomatitis atau kemerahan dan rasa nyeri pada bagian mulut yang biasanya tertempel gigi palsu. Jika sariawan Anda terasa sakit dan tidak kunjung sembuh, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan mengambil sampel dari permukaan luka dengan cotton bud steril agar dapat memeriksa jenis mikroorganisme yang jadi penyebabnya. Dokter juga mungkin akan menganjurkan tes darah untuk mengecek kemungkinan adanya penyakit lain yang menjadi penyebab sariawan tersebut. Penyebab sariawan adalah jamur Candida albicans. Jamur ini biasanya memang berada di dalam mulut dalam jumlah kecil, tapi akan mengakibatkan sariawan jika pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Beberapa faktor pemicunya adalah: Kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan baik. Sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pada penderita HIV atau pada orang yang sedang menjalani kemoterapi. Penggunaan antibiotik. Penggunaan kortikosteroid, misalnya pada penderita asma, artritis, serta kanker. Penggunaan gigi palsu dengan ukuran tidak pas atau yang tidak dibersihkan secara teratur. Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan produksi air liur. Menderita diabetes. Kekurangan gizi, misalnya vitamin B atau zat besi. Merokok. Tujuan utama dalam pengobatan sariawan adalah untuk menghambat perkembangan jamur. Penyakit ini biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan anti-jamur yang digunakan selama 1-2 minggu. Beberapa jenis obat anti-jamur yang biasanya dianjurkan adalah miconazole, nystatin, fluconazole, clotrimazole, serta econazole. Anda juga dapat menggunakan obat anti-jamur dalam bentuk gel, krim, obat kumur, dan tablet. Semua obat pasti memiliki efek samping, termasuk obat anti-jamur. Beberapa efek sampingnya adalah diare, mual, sakit perut, gangguan pencernaan, dan sakit kepala. Sedangkan bagi penderita sariawan yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik atau kortikosteroid, dokter biasanya akan menyarankan perubahan dosis atau metode pemakaian obat. Kurangi kebiasaan merokok dan senantiasa jagalah kebersihan gigi dan mulut Anda. Langkah-langkah ini dapat mempercepat proses pemulihan sariawan. Sariawan dapat dicegah dengan langkah-langkah mudah. Di antaranya: Menjaga kebersihan mulut (misalnya, rajin sikat gigi dan berkumur). Merawat dan memeriksakan kondisi mulut serta gigi secara teratur ke dokter gigi. Berhati-hati saat mengunyah sehingga lidah atau pipi bagian dalam tidak tergigit. Membatasi konsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi. Merawat serta menjaga kebersihan gigi palsu yang digunakan. Berhenti merokok. Membersihkan sela-sela gigi dengan dental floss atau benang gigi secara teratur. Khusus bagi penderita asma yang memakai obat kortikosteroid melalui inhaler, Anda dianjurkan untuk selalu berkumur setelah menggunakannya. II.3.3. Radang mulut dan tenggorokkan Radangg mulut dan tenggorokan disebabkan infeksi jamur & pengobatannya biasanya menggunakan tablet hisap antifungal. Penyakit ra&g mulut dan tenggorokan memiliki ciri yaitu lidah berwarna pucat & terdapat bercak kuning keputihan yang bisa dikeruk dengan mudah. Rasa perih terasa pada bercak tersebut jika terkena makanan atau saat menyikat gigi. Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan. Apa penyebab radang tenggorokan? Virus dan Bakteri Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease). Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel. Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri streptokokus. Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minnu begitu tubuh Anda membentuk antibodi melawan virus tersebut. Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Sebaliknya, pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila antibiotik kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan sembuh. Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut: rasa pedih atau gatal dan kering. batuk dan bersin. sedikit demam atau tanpa demam. suara serak atau parau. hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung. Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari. Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut. Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher. “Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu,” kata Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr Widodo AS. Dia mengatakan, terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah. Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama. Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga. Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR). Penderita biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan. “Pada tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan,” katanya. Selain itu, sore throat juga dapat disebabkan kebiasaan bernapas melalui mulut, alergi, terperangkapnya benda asing seperti tulang ikan di tenggorokan, polusi udara, minuman beralkohol, atau rokok. Panas yang kering saat musim dingin dan bernapas melalui mulut yang disebabkan penyumbatan hidung yang kronis juga menyebabkan tenggorokan kering dan sakit. “Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus. Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri streptococcus sekitar 15-30 persen kasus,” tambahnya. Pada sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik. Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan. Kenali gejala umum radang streptokokus berikut: tonsil dan kelenjar leher membengkak bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih. demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil sakit waktu menelan. Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik. Iritasi dan  Alergi Iritasi juga bisa menjadi biang keladi radang tenggorokan. Hal ini disebabkan makanan yang masuk, yaitu makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau dingin, dan makanan-makanan yang terlalu bergetah. “Makanan bergetah, contohnya buah-buahan. Jadi, tidak semua buah-buahan aman, khususnya pada mereka yang punya alergi, karena justru dapat membuat iritasi pada tenggorokan.” Untuk mencegahnya, “Sebaiknya tidak makan buah-buahan dalam jumlah terlalu banyak.” Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik. Instalasi zat kimia yang dihirup bisa menyebabkan iritasi dan radang pada tenggorokan. Oleh sebab itu, penting sekali memakai masker. Selain itu batuk dan pilek juga dapat menyebabkan iritasi tenggorokan yang memicu radang. Sementara alergi merupakan reaksi hipersensitif bagi orang yang memilikinya. Alergi dapat disebabkan bermacam hal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan tertentu, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut alergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh pun akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-batuk. Beberapa orang mempunyai riwayat alergi terhadap beberapa jenis makanan atau minuman seperti : kacang-kacangan, telur, ikan laut, goreng-gorengan, minuman bersoda, alkohol dan es . Ada pula yamg alergi terhadap debu, bulu hewan, cuaca dingin dsb.  Senyawa dari zat penyebab alergi ( alergen ) akan dikenali oleh tubuh sebagai benda asing. Alergi terhadap suatu makanan dapat menyebabkan reaksi sakit pada tenggorokan. Selain itu, radang tenggorokan sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, semisal jus. “Hati-hati, tidak semua jus aman bagi orang-orang yang mengalami radang tenggorokan berulang karena alergi. Sering batuk dan sakit tenggorokan. Paling sering justru pada jus tomat.” Minyak goreng bekas juga sering menjadi penyebab alergi dan mengakibatkan radang tenggorokan. “Orang yang alergi terhadap minyak goreng bekas harus selalu mengganti minyak setiap kali akan menggoreng.” Alergi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan dari lahir. Cara yang paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. “Semakin bagus daya tahan tubuh, semakin rendah kadar kepekaan yang menyebabkan reaksi alergi.” Untuk itu disarankan penderita sedapat mungkin menghindari penyebab alergi ( alergen ). Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat menjadi penyebab timbulnya radang tenggorokan. Pengobatan Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik. Dokter akan memeriksa tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Pendekatan lanjutannya adalah dengan tes usap tenggorok untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri. Usap tenggorokan perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan akibat bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis dan pasien belum mengkonsumsi antibiotik. Kultur hasil usap tenggorokan biasanya merupakan satu-satunya tes yang dibutuhkan. Namun sensitivitas terhadap antibiotik juga perlu dilakukan pada pasien yang alergi terhadap penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap eritromisin. 1. ANTIBIOTIK antibiotik yang umum yang bisa di gunakan adalah Amoxicillin , Cefadroxil, dan Ciprofloxacin.  Diminum 2-3 kali sehari dan berhubung ini antibiotik maka harus dihabiskan. Ingat, jika anda minum obat antibiotik maka itu harus dihabiskan sesuai petunjuk dokter. Penggunaan antibiotik secara terus menerus tidak dianjurkan karena akan menyebabkan resistensi ( kekebalan ) dari bakteri penyebab peradangan ataupun bakteri lain sehinngga penderita mengalami super bug ( kebal terhadap antibiotik ). 2. ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK obat ini seperti panadol, aspirin, paracetamol generik. Sebagai anti piretik untuk meredakan panas dan rasa sakit.Obat ini berguna sebagai pain killer untuk mengurangi nyeri dan menurunkan panas.  Pengobatan bisa dihentikan ketika panas sudah turun atau rasa sakit telah hilang. 3. OBAT KUMUR Untuk meringankan gejala radang tenggorokan dan mengefektifkan pengobatan, penderita dapat di beri obat kumur seperti : Tantum verde atau Efisol Liquid. 4. MULTIVITAMIN Minum vitamin C dan atau B kompleks. Vitamin berguna untuk segera memulihkan daya tahan tubuh. Pilih yang murah atau mahal. Lebih bagus lagi bila penderita mendapatkan vitamin alami yang berasal dari buah-buahan. Jeruk dan pisang yang kaya vitamin C dapat mencegah terjadinya II.3.4. Glossitis Mungkin terdengar asing penyakit mulut dan tenggorokan satu ini, penyakit ini membuat lidah terasa sakit karena a&ya rekahan. Kondisi ini terjadi akibat jaringan pelindung di permukaan lidah tidak terbentuk secara sempurna. Untuk pengobatannya harus diketahui dahulu apa penyebabnya, bisa karena anemia atau kekurangan vitamin tertentu. Glossitis atau perubahan penampilan lidah dapat menjadi primer atau merupakan gejala dari penyakit lainnya. Glossitis terjadi ketika ada suatu peradangan akut atau kronis pada lidah, yang menyebabkan lidah membengkak dan berubah warna. Di antara penyebab dari glossitis antara lain : Virus atau infeksi bakteri (termasuk herpes simplex oral) Iritasi atau cedera luka bakar, tepi yang kasar pada gigi atau trauma lainnya.  Paparan terhadap iritasi seperti tembakau, alkohol, makanan panas atau bumbu. Maag atau gastritis sekunder terhadap infeksi Helicobacter pylori. Reaksi Alergi terhadap pasta gigi, obat kumur, penyegar napas, pewarna dalam permen, plastik pada gigi palsu Penyakit seperti anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa dan defisiensi vitamin B lainnya, oral lichen planus, eritema ragam, borok aphthous, pemfigus vulgaris, sifilis dan gangguan lain. Jika lesi berwarna merah terang, dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B kompleks  Minum antibiotik spektrum luas.   Infeksi jamur. Gejala Glossitis Peradangan pad lidah. Permukaan Lidah yang halus Lidah warna sangat merah, putih. Kesulitan mengunyah, menelan atau berbicara II.3.5. Luka busuk Sampai saat ini belum ada yang mengetahui penyebabkan penyakit yang menyakitkan dalam mulut dan tenggorokan anda ini. Pemicu termasuk hipersensitivitas, infeksi, hormon, stres, & tidak mendapatkan beberapa vitamin yang cukup. Juga disebut borok aphthous, sariawan yang bisa muncul di lidah, pipi, bahkan gusi Anda. Mereka biasanya bertahan atau dua minggu. Persistent, sariawan yang parah dapat diobati dengan krim mati rasa, obat-obatan resep, atau laser gigi. Bibir & mulut dan tenggorokan Perih Waspadai penyakit syphilis yang tertular akibat oral seks yang bisa menyebabkan mulut dan tenggorokan terasa perih. Keluhan perih ini biasanya akan sembuh setelah beberapa hari. Namun jika terasa perih lebih dari 3 minggu, bisa saja pertanda adanya kanker. II.3.6. Gingivitis gingivitis atau radang gusi di sebut juga gingiva. Terjadi biasanya karena menumpuk nya bakteri atau plak pada gigi, tipe ini disebut plak induced gingivitis. gingivitis adalah jenis non-destruktif dari penyakit periodontal. Jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi periodontitis, yang lebih serius dan akhirnya dapat menyebabkan hilangnya gigi. Seorang pasien yang terkena gingivitis akan mengalami gusi merah dan membengkak, dan kemungkinan besar akan berdarah saat menggosok gigi. Beberapa pencegahan dapat diatasi dengan menggunakan obat kumur antiseptik, atau menyikat gigi dan flossing yang tepat juga dapat membantu. Pada kasus ringan, pasien mungkin tidak tahu bahwa mereka sedang mengalami gingivitis, karena gejalanya ringan. Namun, kondisi ini harus dianggap serius dan segera diatasi. gingivitis Menurut kamus medis Medilexicon : gingivitis is “Inflammation of the gingiva as a response to bacterial plaque on adjacent teeth; characterized by erythema, edema, and fibrous enlargement of the gingiva without resorption of the underlying alveolar bone.” yaitu “Peradangan gingiva sebagai respon terhadap bakteri plak pada gigi yang berdekatan; ditandai dengan eritema, edema, dan pembesaran fibrosa gingiva tanpa resorpsi tulang alveolar yang mendasarinya.” Ada dua kategori utama dari penyakit gingiva yang terdapat dalam Lokakarya Dunia Periodontics Klinis Tahun 1999 Penyakit gingiva plak-induced Gigi gingivitis hanya disebabkan oleh plak gingivitis disebabkan oleh faktor sistemik gingivitis disebabkan oleh obat gingivitis disebabkan oleh kekurangan gizi Non-plak diinduksi lesi gingiva Penyakit gingiva – disebabkan oleh bakteri tertentu Penyakit gingiva – disebabkan oleh virus tertentu Penyakit gingiva – disebabkan oleh jamur tertentu Penyakit gingiva – disebabkan oleh faktor genetik Radang gusi yang disebabkan oleh kondisi sistemik Radang gusi yang disebabkan oleh lesi traumatik Radang gusi yang disebabkan oleh reaksi terhadap benda asing Gum radang tanpa diketahui penyebab gejala radang gusi Gejala awal adalah gusi terasa menyakitkan, sementara tanda yang dapat terlihat seperti pembengkakan. Dalam kasus-kasus ringan gingivitis mungkin tidak ada ketidaknyamanan atau gejala nyata.Tanda dan gejala dari radang gusi dapat mencakup: Gusi yang memerah atau ungu Gusi lunak, dan kadang-kadang menyakitkan saat disentuh Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi atau flossing Halitosis (bau mulut) Peradangan (gusi bengkak) Gusi surut Gusi lunak Penyebab radang gusi Akumulasi plak dan karang gigi. Penyebab paling umum dari gingivitis adalah akumulasi plak dan bakteri yang berada di sekitar gigi yang memicu respon imun, dan pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva, komplikasi hingga pada akhirnya bisa mengakibatkan kehilangan gigi. Plak gigi adalah biofilm yang terakumulasi secara alami pada gigi. Terbentuk oleh bakteri kolonial yang menempel pada permukaan halus gigi. Beberapa ahli mengatakan bahwa mereka mungkin bisa membantu melindungi mulut dari kolonisasi mikroorganisme berbahaya. Plak gigi juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, dan masalah periodontal seperti gingivitis dan periodontitis kronis. Bila plak tidak di bersihkan, akan menyebabkan akumulasi kalkulus (tartar – memiliki warna kuning) di dasar gigi, dekat gusi. Kalkulus sulit untuk di hapus (baca: di bersihkan) hingga pada akhir nya akan membentuk Plak dan tartar yang mengiritasi gusi, Kalkulus hanya dapat dihapus oleh profesional atau Dokter gigi. Penyebab lain dari gingivitis juga termasuk: Perubahan hormon yang mungkin terjadi selama masa pubertas, menopause, siklus menstruasi dan kehamilan. gingiva dapat menjadi lebih sensitif, meningkatkan risiko peradangan. Beberapa penyakit – seperti kanker, diabetes, dan HIV dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena gingivitis. Obat – kesehatan mulut dapat dipengaruhi oleh beberapa obat, terutama jika aliran air liur berkurang. Dilantin (antikonvulsan), dan beberapa obat anti-angina juga dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal jaringan gusi. Merokok – Perokok lebih sering mengembangkan gingivitis dibandingkan non-perokok. Riwayat keluarga – para ahli mengatakan bahwa orang-orang yang tua telah / memiliki radang gusi, memiliki risiko lebih tinggi terkena. Cara Mendiagnosis gingivitis Dapat di lakukan dengan bantuan seorang dokter gigi yang terlebih dahulu mengecek kebersihan oral untuk gejala radang gusi, seperti plak dan karang gigi di dalam rongga mulut. Memeriksa tanda-tanda periodontitis juga mungkin dianjurkan, hal ini dapat dilakukan dengan bantuan X-ray atau periodontal probing. pengobatan radang gusi / gingivitis Jika pasien didiagnosis sejak dini, dan pengobatan yang cepat dan tepat, radang gusi dapat berhasil dengan baik. Pengobatan melibatkan perawatan oleh Dokter gigi, dan tindak lanjut pasien yang dapat dilakukan di rumah. Perawatan gingivitis dengan Dokter gigi: Plak dan karang gigi di bersihkan atau yang lebih dikenal dengan scaling (pembersihan karang gigi). Beberapa pasien mungkin menemukan skala nyaman, terutama jika karang gigi sudah terbentuk luas yang mengakibatkan gusi sangat sensitif. Pada saat inilah dokter gigi akan menjelaskan kepada pasien pentingnya kebersihan mulut, dan bagaimana cara efektif menyikat gigi yang baik serta flossing yang benar Memperbaiki gigi susunan letak gigi dengan perawatan Ortho atau Pasang behel juga sangat di anjurkan sehingga kebersihan mulut dapat dilakukan secara efektif. Beberapa masalah gigi, seperti gigi bengkok, berjejal akan membuat sulit dalam proses scaling / pembersihan plak dan karang gigi (juga dapat mengiritasi gusi). Tindakan pencegahan bagi pasien yang dapat lakukan di rumah: Sikat gigi minimal dua kali sehari Menggunakan sikat gigi Elektrik memberikan hasil yang lebih baik daripada yang bisa kita lakukan oleh kita sendiri Melakukan Flossing setidaknya sekali sehari Secara teratur bilas mulut Anda dengan obat kumur antiseptik. Mintalah dokter gigi untuk merekomendasikan. Apa kemungkinan komplikasi dari gingivitis? Dalam sebagian besar kasus, jika gingivitis diperlakukan oleh pasien dengan mengikuti instruksi kesehatan Dokter gigi profesional, maka tidak akan menyebabkan komplikasi. Tetapi, jika kondisi ini tidak diobati, penyakit gusi di biarkan bisa menyebar dan mempengaruhi jaringan, gigi dan tulang, yang mengarah ke periodontitis. Kemungkinan komplikasi dari gingivitis dapat mencakup: Abses pada gingiva Abses di tulang rahang Infeksi pada tulang rahang maupun gusi periodontitis – ini adalah kondisi yang lebih serius yang dapat menyebabkan hilangnya gigi Berulang gingivitis Palung mulut – ulserasi pada gusi yang disebabkan oleh infeksi bakteri II.3.7. Coxsackle Virus Penyakit yang satu ini biasanya lebih suka menyerang anak-anak. Selain pada mulut dan tenggorokan, titik-titik merah yang disebabkan virus ini bisa menyerang pada tangan & kaki, terkaadang bisa diiringi demam & mengigil. Penyakit ini biasa juga disebut sindrom tangan, kaki, & mulut dan tenggorokan. Mengingat virus ini menular maka anak harus diisolasi dari teman-teman bermainnya. Berikan anak makanan tinggi protein & istirahat cukup agar daya tahan tubuh meningkat. Gejala awal penyakit ini hampir sama dengan flu biasa. Penderita akan diserang demam sedang selama 2-3 hari. Penderita juga akan merasakan badannya pegal-pegal, pilek, dan nafsu makan berkurang. Kemudian timbul luka seperti bisul di daerah mulut, gusi, lidah, dan bisa juga menyebar ke daerah tubuh yang lain. Pada bayi bisa timbul ulkus atau bisul di pantat menyerupai ruam popok.lu SIngapura sejatinya adalah penyakit tangan, kaki, dan mulut (PKTM) atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Hand, Foot, and Mouth. Penyakit ini sejatinya telah lama ada, namun saat itu terjadi ledakan penderita di SIngapura sampai ada yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Oleh karena itu, media masa menamai penyakit ini dengan sebutan flu Singapura. Flu ini menyerang pada saat musim panas. Ada empat virus yang ditengarai sebagai penyebab flu Singapura yaitu Coxsackie A, Coxsackie B, Echovirus dan Enterovirus. Keempat virus tersebut termasuk dalam genus Enterovirus. Diantara keempat virus tersebut yang paling banyak menyerang adalah coxsackie A16, namu gejala yang ditimbulkan tergolong ringang. Sedangkan yang paling mematikan adalah Enterovirus. II.3.8. Tonsilitis Penyakit tonsilitis adalah infeksi yang terjadi pada tonsil atau amandel yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Kebanyakan atau umumnya infeksi tonsilitis ini terjadi pada anak yang masih berusia muda sekitar 5 hingga 15 tahun. Kondisi ini dapat terjadi kadang-kadang atau sering kambuh. Dalam ilmu medis atau kedokteran, radang tonsillitis ini terbagi menjadi dua berdasarkan lama berlangsungnya penyakit. Kedua bagian tersebut adalah tonsilitis akut dan tonsilitis kronis. Pada bagian belakang tenggorokan Anda (terletak di antara kotak suara dan tonsil), dua massa dari jaringan yang disebut amandel berperan sebagai filter, menjebak kuman yang bisa masuk saluran udara dan menyebabkan infeksi. Amandel juga memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Tapi kadang-kadang amandel sendiri menjadi terinfeksi. Kewalahan oleh bakteri atau virus, mereka membengkak dan meradang, kondisi inilah yang dikenal sebagai tonsilitis. Tonsilitis akut adalah apabila penyakit atau keluhan yang diderita pasien berlangsung kurang dari 3 minggu. Sedangkan untuk penyakit tonsilitis kronis apabila radang terjadi sebanyak 7 kali dalam kurun waktu satu tahun, atau 5 kali dalam kurun waktu dua tahun, atau 3 kali dalam kurun waktu satu tahun secara berkala selama tiga tahun. Begitulah perbedaaan antara tonsilitis akut dan tonsilitis kronis. A. Penyebab penyakit Tonsilitis atau Amandel Yang umum menyebabkan sebagian besar tonsilitis adalah virus pilek (Adenovirus, Rhinovirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Coronavirus, RSV). Sekitar 70% penyakit tonsilitis yang terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi virus, dan begitu juga penyebab infeksi virus pada orang dewasa hampir 90%. Pada golongan anak-anak hampir 30% bakteri penyebab dari penyakit ini adalah Streptococcus hemolitikus, dan pada pasien dewasa bakteri ini cuma 10%. Jenis bakteri penyebab paling umum adalah Group A-hemolitik streptokokus β ( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. Bakteri yang lain termasuk: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, pertusis, Fusobacterium , difteri, sifilis, dan gonore. Untuk Tonsilitis akut bakteri penyebab terdiri dari Hemofilus influenzae, Stafilococcus Sp. dan Pneumococcus. Bagi bakteri Hemofilus influenzae ini merupakan penyebab Tonsilitis akut supuratif. B. Gejala penyakit Tonsilitis atau Amandel Gejala-gejala atau tanda yang dialami penderita penyakit tonsilllitis diantaranya adalah: Penderita mengalami pilek, batuk, mulut berbau, mual, suara serak, nyeri perut, dan terjadinya pembesaran kelenjar getah bening yang terdapat di sekitar bagian leher. Nyeri ketika menelan makanan dan minuman bahkan ludah, dan berakibat penderita menjadi malas untuk melakukan aktifitas makan. Ketika diperiksakan ke dokter, terdapat pembesaran tonsil atau amandel dan berwarna merah, terkadang ditemukan bercak putih ata eksudat dibagian permukaan tonsil, dan adanya warna merah yang bertanda adanya peradangan di sekitar bagian tenggorokan dan tonsil/amandel. Penderita mengalami sakit kepala, demam, lemas, menggigil, nyeri otot. Pada penderita tonsilitis kronis, penderita mendengkur ketika tidur dan disertai adanya pembesaran pada bagian kelenjar adenoid. Kelenjar adenoid adalah kelenjar yang letaknya di dinding bagian belakang antara rongga hidung dan tenggorokan. Penderita mengalami rasa kering pada tenggorokannya atau seperti ada yang mengganjal pada bagian leher. Rasa nyeri yang diakibatkan penyakit tonsilitis ini bisa menjalar ke sekitar bagian telinga dan juga leher. C. Pengobatan, Pencegahan penyakit Tonsilitis atau Amandel Pengobatan untuk radang amandel akan tergantung sebagian pada penyebabnya. Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan tes strepcoccus (strep) atau membuat kultur usapan tenggorokan. Kedua tes melibatkan usapan lembut pada bagian belakang tenggorokan dekat amandel dengan kapas. Tes laboratorium dapat mendeteksi infeksi bakteri. Infeksi virus tidak akan tampil pada tes, tetapi dapat diasumsikan jika tes untuk bakteri negatif. Dalam beberapa kasus, temuan fisik cukup meyakinkan untuk mendiagnosis kemungkinan infeksi bakteri. Dalam kasus ini, antibiotik dapat diresepkan tanpa melakukan tes strep. Jika tes menunjukkan penyebabnya bakteri, pengobatan akan terdiri dari antibiotik untuk mengobati infeksi. Misalnya penisilin atau amoksisilin. Macrolide seperti eritromisin digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Dosis penisilin adalah 250 mg bid po selama 10 hari untuk pasien <27 kg dan 500 mg untuk orang-orang> 27 kg. Pada anak-anak Amoksisilin efektif dan lebih enak jika obat cair diperlukan. Jika tonsilitis disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan bekerja dan tubuh Anda akan melawan infeksi sendiri. Sementara itu, ada hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk merasa lebih baik, terlepas dari penyebabnya, yaitu: Istirahat yang cukup. Minum cairan hangat atau sangat dingin untuk meringankan rasa sakit tenggorokan. Makanlah makanan yang halus, seperti es krim. Berkumur dengan air garam hangat. Menghirup pelega tenggorokan yang mengandung benzocaine atau anestesi lainnya. Gunakan penghilang rasa sakit seperti acetaminophen atau ibuprofen. Tidak ada cara yang khusus bagi penyakit tonsilitis atau amandel ini dalam pencegahannya. Pada umumnya pencegahan dilakukan agar mencegah menularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang bisa mengakibatkan adanya infeksi tonsil. Tapi akan lebih baik jika usaha dibawah ini dilakukan. Diantaranya adalah: Lakukan kebiasaan mencuci tangan secara rutin dan sesering mungkin agar mencegah terjadinya penyebaran mikro-organisme atau bakteri yang bisa menimbulkan tonsilitis. Hindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, paling tidak sampai 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan mendapatkan antibiotika dari dokter. II.3.9. Laringitis Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara karena terlalu banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukosa yang membentuk pintu masuk dari batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara terdapat pita suara—dua buah membran mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang rawan. Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara akan meradang atau terjadi iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah diantara keduanya. Akibatnya, suara akan terdengar serak. Pada beberapa kasus laringitis, suara  akan menjadi sangat lemah sehingga tidak terdengar. Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama (kronis). Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradagnan akibat virus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius. Tanda-tanda dan gejala Laringitis sering kali membuat anda merasa harus berulang kali berdehem untuk membersihkan tenggorokan anda. Tanda-tanda dan gejala lain adalah sebagai berikut: Suara serak Suara pelan Rasa gatal dan kasar di tenggorokan Sakit tenggorokan Tenggorokan kering Batuk kering Penyebab Biasanya infeksi virus menyebabkan laringitis akut. Infeksi bakteri seperti difteri juga dapat menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi. Laringitis akut dapat jgua terjadi saat anda menderita suatu penyakit atau setelah anda sembuh dari suatu penyakit, seperti selesma, flu atau radang paru-paru (pneumonia). Kasus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi yang terus menerus terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak merokok atau asam dari perut yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, suatu kondisi yang disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Pada orang dewasa, penyebab lain terjadinya suara serak yang kronis adalah: Perlukaan (sariawan) pada pita suara Bisul (polip atau nodules) pada pita suara Pita suara yang kendur karena faktor usia Kelumpuhan pada pita suara, yang merupakan akibat dari suatu cedera, serangan stroke atau adanya tumor pada paru-paru Faktor Risiko Faktor-faktor berikut ini akan membuat anda memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap laringitis: Adanya infeksi pada saluran pernafasan, seperti selesma, influensa, bronkhitis atau sinusitis Keterpaparan terhadap zat-zat yang membuat iritasi, seperti asap rokok, alkohol yang berlebihan, asam lambung atau zat-zat kimia yang terdapat pada tempat kerja anda. Terlalu banyak menggunakan suara, dengan terlalu banyak bicara, berbicara terlalu keras atau menyanyi. Kapan harus mencari pertolongan medis Laringitis biasanya adalah masalah yang bersifat sementara, karena dapat membaik dengan sendirinya atau setelah menjalani pengobatan. Anda dapat menangani kasus laringitis akut dengan langkah-langkah perawatan sendiri, seperti dengan mengistirahatkan suara anda, minum banyak cairan dan mengisap pelega tenggorokan. Bila suara serak sudah diderita berlangsung lebih dari dua minggu pada orang dewasa atau lebih dari satu minggu pada anak-anak, kunjungi dokter anda. Bila anak anda mengalami laringitis dan menderita demam tinggi, tidak mau makan atau minum, mengeluarkan banyak air liur, atau mengalami kesulitan bernapas, segera kunjungi dokter anda.  Anak-anak berusia kurang dari empat tahun yang mengalami laringitis dapat menderinta croup – peradangan pada pita suara dan saluran udara yang terletak tepat dibawah pita suara. Croup dapat menyebabkan suara batuk yang keras dan suara yang serak. Pengamatan dan Diagnosis Tanda-tanda utama terjadinya laringitis adalah suara serak. Perubahan pada suara dapat bervariasi tergantung pada tingkat infeksi atau iritasi, bisa hanya sedikit serak hingga suara yang hilang total. Dokter  mungkin akan menanyakan apakan anda seorang perokok atau kondisi kesehatan anda saat itu – apakah anda sedang menderita selesa, influenza atau apakah anda menderita alergi – yang dapat menjadi penyebab terjadinya iritasi pada pita suara. Dokter mungkin juga akan menanyakan apakah anda terlalu banyak menggunakan pita suara anda – seperti dengan menyanyi atau berteriak – yang juga dapat menyebabkan iritasi pada pita suara anda. Bila anda mengalami suara serak yang sifatnya kronis, dokter anda mungkin akan mendengarkan suara anda dan memvisualisasikan pita suara anda atau mereferensikan anda pada spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (otolaryngologist). Dokter anda dapat menggunakan teknik-teknik dibawah ini untuk membantu diagnosis laringitis: Laryngoscopy. Dokter akan secara visual memeriksa pita suara anda melalui prosedur yang disebut laryngoscopy, dengan memasukkan semacam cermin yang ringan dan sangat kecil ke belakang tenggorokan anda. Atau dokter mungkin akan menggunakan fiber-optic laryngoscopy. Tindakan ini berarti memasukkan tabung yang kecil dan fleksibel (endoscope) dengan kamera berukuran mini dan sangat ringan melalui hidung atau mulut ke arah belakang tenggorokan anda. Kemudian dokter akan melihat pergerakan pita suara saat anda berbicara. Biopsi. Bila dokter melihat adanya wilayah yang mencurigakan, dokter akan melakukan biopsi – mengambil contoh jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop. Pengobatan Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab terjadinya laringitis. Pengobatan terbaik untuk laringitis yang diakibatkan oleh sebab-sebab yang umum, seperti virus, adalah dengan mengistirahatkan suara anda sebanyak mungkin dan tidak membersihkan tenggorokan dengan berdehem. Bila penyebabnya adalah zat yang dihirup, maka hindari zat penyebab iritasi tersebut.  Anda juga mungkin akant erbantu bila anda menghirup uap hangat dari baskom yang diisi air panas. Bila anak anda yang masih berusia balita mengalami laringitis yang berindikasi ke arah croup, dokter anak mungkin akan meresepkan kortikosteroid seperti dexamethasone. Untuk laringitis kronis yang juga berhubungan dengan kondisi lain seperti rasa terbakar di ulu hati, merokok atau alkoholisme, anda harus memperbaiki dulu kondisi-kondisi tersebut bila anda ingin membaik. Bila anda merokok, berhentilah merokok. Sebagai tambahan, bila anda seorang perokok dan sering mengalami suara serak yang kerap kali terjadi, temui dokter dan lakukan pemeriksaan menyeluruh pada pita suara anda untuk memastikan tidak adanya sel-sel kanker pada pita suara anda. Bila dideteksi secara dini, kanker pada laring biasanya dapat diatasi dengan baik melalui tindakan operasi atau radiasi Bila laringitis yang anda alami disebabkan oleh konsumsi alkohol, berhentilah minum alkohol. Bila anda tidak dapat berhenti mengkonsumsi alkohol secara sukarela, cari terapi yang dapat membantu anda melakukannya. Pencegahan Untuk mencegah kekeringan atau iritasi pada pita suara anda: Jangan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak langsung. Rokok akan membuat tenggorokan anda kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara anda. Minum banyak air. Cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan. Batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering. Bila anda mengalami laringitis, hindari kedua zat tersebut diatas. Jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan anda. Berdehem tidak akan berakibat baik bagi anda, karena berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara anda dan meningkatkan pembengkakan. Berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan anda memproduksi lebih banyak lendir dan merasa lebih iritasi, membuat anda ingin berdehem lagi. Perawatan sendiri Langkah-langkah perawatan sendiri berikut ini mungkin dapat meringankan gejala-gejala laringitis dan mengurangi tekanan pada suara anda: Lembabkan tenggorokan anda. Cobalah untuk mengisap pelega tenggorokan, berkumur dengan air garam atau mengunyah permen karet. Gunakan alat pelembab ruangan. Jaga agar udara di sekitar rumah anda tetap lembab. Hindari berbicara atau menyanyi terlalu keras atau terlalu lama. Bila anda perlu berbicara dihadapan banyak orang, coba untuk menggunakan mikrophone atau megafon. Beri jeda pada suara anda. Istirahatkan suara anda bilamana mungkin. Cari pelatih suara. Pertimbangkan pilihan ini bila anda seorang penyanyi atau bila kualitas suara sangat penting bagi anda. Jangan berbisik-bisik. Berbisik akan menyebabkan lebih banyak tekanan pada pita surara anda daripada bila anda berbicara dengan suara normal II.3.10. Epiglotitis Epiglottitis adalah sebuah kondisi di mana epligotis, tulang rawan berukuran kecil yang mencakup tenggorokan, mengalami pembengkakkan sehingga aliran udara menuju organ paru-paru menjadi terhalang. Jenis penyakit ini merupakan keadaan darurat medis dan berpotensi merenggut nyawa. Semua orang dapat mengalami hal ini, termasuk bayi. Jika Anda mengalami gangguan pada tenggorokan, segera pergi ke dokter dan mengatasinya dengan pengobatan. Mungkin saja mengalami epiglottitis. Pengobatan dini dapat mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti: 1. Terjadi kegagalan pernapasan Apabila epiglotis membengkak, akibat infeksi ataupun cedera, jalan napas akan menyempit bahkan bisa terblokir. Hal ini lah yang menyebabkan kegagalan pernapasan, di mana kadar oksigen dalam darah sangat rendah, sedangkan kadar karbondioksida terlalu tinggi. Kondisi ini dapat mengancam jiwa. 2. Infeksi menyebar Bakteri penyebab infeksi dapat menyebar ke bagian lain dalam tubuh dan menimbulkan jenis penyakit lain yang lebih serius, seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi darah (sepsis). Gejala Tanda-tanda yang timbul dari jenis penyakit ini, antara lain: Tenggorokan terasa sangat sakit Sulit dan sakit saat menelan Kesulitan bernapas Suara serak atau teredam Suara abnormal, bernada tinggi saat bernapas dalam (stridor) Demam Merasa lebih nyaman saat duduk atau bersandar ke depan Baik anak-anak ataupun orang dewasa akan mengalami gejala-gejala seperti di atas. Namun, pada anak-anak, tanda dan gejala tersebut berkembang dalam hitungan jam. Sedangkan, pada orang dewasa, tanda dan gejala tersebut berkembang lebih lambat, yaitu selama beberapa hari, bukan jam. Penyebab Umumnya, epiglottitis disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya infeksi dan cedera. 1. Infeksi Epiglottitis dan jaringan di sekitarnya akan mengalami peradangan dan membengkak akibat terinfeksi oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib), jenis bakteri yang juga menjadi penyebab timbulnya penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi dalam darah. Bakteri ini akan menyebar melalui udara, misalnya ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Namun, ada beberapa jenis bakteri dan virus lain yang juga dapat menyebabkan peradangan epiglotis, misalnya streptococcus pneumoniae (pneumococcus) dan streptococcus A, B dan C. 2. Cedera Tenggorokan Anda akan mengalami cedera, bila Anda meneguk cairan bersuhu panas, menelan bahan kimia yang dapat membakar tenggorokan Anda, dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat merusak bagian tenggorokan, seperti kokain. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko perkembangan epiglottitis, yakni: Jenis kelamin: Kaum pria lebih rentan mengalami jenis penyakit ini. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah: Jika Anda sering terserang penyakit dan banyak mengkonsumsi obat-obatan, sistem kekebalan tubuh Anda akan melemah. Akibatnya, Anda mudah terinfeksi oleh bakteri, termasuk bakteri penyebab epiglottitis. Kurang mendapatkan vaksinasi: Anda harus mendapatkan vaksinasi melalui imunisasi agar Anda tidak mudah tererang oleh virus maupun bakteri. Pengobatan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa epiglottitis merupakan keadaan darurat medis. Sehingga, Anda langsung mendapatkan perawatan di unit gawat darurat (UGD). Dokter akan memastikan bahwa Anda menerima cukup udara. Itu lah yang diprioritaskan sebelum Anda mendapatkan pengobatan. Dokter akan memasangkan sebuah klip pada jari Anda untuk mengukur estimasi saturasi oksigen dalam darah Anda. Namun, bila kadar oksigen dalam darah Anda terlalu rendah, dokter mungkin akan melakukan beberapa jenis bantuan penapasan, seperti: Menggunakan masker yang dapat menyuplai oksigen ke dalam paru-paru. Menggunakan tabung pernapasan yang ditempatkan di dalam tenggorokan melalui hidung atau mulut (intubasi). Tabung tersebut dibiarkan hingga tenggorokan Anda tidak bengkak. Memasukkan jarum ke dalam trakea (jarum trakeostomi). Hal ini akan dilakukan ketika pernapasan Anda tidak dapat membaik setelah dilakukan pengobatan. Sehingga, dokter akan membuat saluran napas darurat dengan memasukkan jarum ke area tulang rawan pada trakea. Hal ini memungkinkan udara untuk masuk ke dalam paru-paru Anda melalui laring. Apabila pernapasan Anda sudah stabil, dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan, seperti: Pemeriksaan tenggorokan: Pada jenis pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan tabung serat optik fleksibel yang memungkinkan untuk melihat ke bagian tenggorokan dan dapat mengecek apa penyebabnya. Sebelumnya, Anda mungkin akan diberi anestesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit. Pemeriksaan dada atau leher dengan menggunakan sinar-X: X-ray dapat menunjukkan apakah epligotis membesar atau tidak. Tes tenggorokan dan darah: Dokter akan mengambil sampel jaringan dari tenggorokan Anda untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu, mungkin dokter menganjurkan Anda untuk melakukan tes darah yang dapat melihat apakah ada infeksi pada aliran darah Anda. Jika penyebab penyakit epiglottitis sudah diketahui dan berhubungan dengan infeksi, dokter akan memberikan resep antibiotik intravena, seperti: Antibiotik spektrum luas: Bila Anda membutuhkan pengobatan yang cepat, dokter akan mengobati penyakit Anda dengan menggunakan jenis obat spektrum luas. Antibiotik yang ditargetkan: Jenis obat ini dapat diubah tergantung pada penyebab penyakit epiglottitis. Namun, Anda dapat mencegah penyakit ini dengan melakukan imunisasi dengan vaksin Hib. Tetapi, vaksin ini memberikan beberapa efek samping, seperti: Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami alergi setelah mendapatkan vaksin Hib. Akibatnya, Anda mengalami kesulitan bernapas, mengi, gatal-gatal, lemah, pusing, dan jantung berdetak lebih cepat. Bekas suntikkan menjadi berwarna merah dan bengkak Demam Namun, vaksin Hib tidak dapat memberikan jaminan seutuhnya. Meskipun Anda telah mendapatkan vaksin tersebut, Anda masih bisa terserang bakteri penyebab penyakit epiglottitis. II.3.11. Herpes Simpleks Menurut Drg. lndriasti I Wardhany, Sp. PM, dari Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, yang di maksud dengan infeksi herpes simpleks adalah infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Dokter yang ahli di bidang penyakit mulut ini menjelaskan bahwa sebenarnya virus herpes simpleks itu terdiri dari dua macam, yaitu virus herpes simpleks tipe I (HSV I) yang sering menyerang daerah mulut dan virus herpes simpleks tipe II (HSV ll) atau Herpes Genital yang biasa menyeranq daerah kemaluan. Tapi tidak menutup kemungkinan Herpes tipe II dapat ditemukan di mulut saat karena adanya kontak orogenital (kontak mulut dan kelamin). Seiring zaman yang kian terbuka ini kejadian ditemukannya Herpes tipe ll ini di mulut semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya,HSV| yang seharusnya ada di rnulut dapat juga ditemukan di daerah genital. Angka kejadian Herpes Simpleks cukup sering terjadi di rnasyarakat. Infeksi Secara urnum infeksi Herpes Simpleks rnelalui 2 tahap yaitu: Pertama adalah infeksi primer saat tubuh terkena virus herpes simpleks untuk pertama kalinya. Kejadian infeksi primer HSV 1 paling banyak pada usia 2-3 tahun, sedangkan insidens HSV 2 biasanya terjadi pada usia yang telah aktif secara seksual. Terdapat dua kemungkinan saat orang terkena infeksi primer, yaitu bergejala atau tidak timbul gejala. Orang dengan tipe - tipe primer yang tidak bergejala jarang datang berobat karena memang dia tidak merasakan apa - apa meskipun virus telah memasuki tubuhnya. Infeksi primer terjadi saat virus pertama kali masuk ke dalam kulit atau mukosa, infeksi ini dapat menyebabkan timbulnya gejala prodromal dan sariawan yang terjadi khas pada gusi yang dinamakan primary herpetic gingivostomatitis. Namun infeksi primer ini dapat tidak bergejala sama sekali. Primary herpetic gingivostomatitis biasa nya terjadi pada anak—anak dalam bentuk ulser yang sangat sakit terutama pada gusi,wa|aupun dapat terjadi juga pada bagian lain dari mulut. Biasanya anak menjadi rewel dan tidak rnau makan. Setelah seseorang terpapar virus ini, virus akan bergerak ke ujung syaraf yang disebut ujung ganglion dorsal. Di syaraf ini, virus akan bereproduksi Iagi dan tidak menimbulkan gejala, ia menjadi tidak aktif sarnpai ada faktor predisposisi / faktor pencetus yang rnembuatnya aktif kembali. Periode ini disebut periode laten. Kedua adalah infeksi rekuren, yaitu infeksi berikutnya karena virus herpes simpleks yang bersembunyi di dalam tubuh menjadi aktif kembali. Infeksi rekuren ini umumnya menimbulkan gejala. Bila terjadi suatu kondisi tertentu seperti stress, paparan sinar matahari yang berlebihan, menurunnya sistem kekebalan tubuh, kelelahan, atau perubahan hormon, virus akan menjadi aktif kembali dan berepifkasi sehingga menimbufkan gejala klinis yaitu gejala prodromal dan sariawan yang diawali dengan lentingan. Fase ini disebut fase rekurensi. Setelah fase rekurensi, maka virus akan kembali laten di ujung syaraf hingga ada faktor yang mencetuskannya aktif kembali. Gambaran kiinis dari fase rekuren ini adalah recurrent intro oral herpes (terjadi di dalam mulut) dan recurrent herpes labialis (terjadi di bibirluar)   Penularan Hampir lebih dari separuh populasi sudah pernah terpapar virus herpes, namun tidak semuanya menimbulkan gejala. Penularan virus itu sendiri adalah secara langsung melalui kontak lukanya langsung atau melalui cairan tubuh seperti air Iiur. Seperti virus Iainnya virus herpes ini tidak dapat ditularkan melalui alat atau benda seperti sikat gigi. Masa inkubasi infeksi ini pada umumnya 5-7 hari namun dapat bervariasi dengan rentang 2-12hari Gejala Drg. Indriasti menjelaskan bahwa pada herpes simpleks primer yang menimbulkan gejala, dapat dijumpai gambaran primary herpes simplex stomatitis, yaitu ada ulser atau semacam sariawan di gusi dan juga di tempat Iain, biasanya jurnlahnya banyak. Sariawan ini biasanya didahului dengan munculnya lenting - lenting berair di dalam mulut. Tempat paling sering terjadi ulser/sariwan pada herpes simpleks adalah langit - langit mulut bagian depan, lidah bagian atas dan gusi. Seluruh infeksi virus sebenarnya merupakan self Limiting disease sehingga sebenarnya sariawan ini dapat sembuh sendiri dalam 7-10 hari meskipun tidak diobati dan tidak menimbulkan bekas. Herpes Simpleks ini sering membuat anak menjadi rewel, tidak mau makan, dan kondisi tubuhnya menjadi lemah. Keadaan ini yang sering membuat pasien datang ke dokter untuk berobat. Pada kasus-kasus tertentu membutuhkan perawatan yang lebih intensif sampai rawat inap seperti keadaan umum yang berat karena kondisi tubuh yang sangat lemah akibat tidak bisa makan. Sekali terkena virus herpes simp|eks,virus itu akan terus ada pada tubuh dan bersifat laten yang tidak aktif.Virus tersebut akan me-njadi aktif jika terpapar faktor pemicu. Faktor pemicu yang dapat menyebabkan virus aktif kembali adalah paparan sinar matahari (herpes pada bibir), stres fisik maupun psikologis, gangguan hormonal seperti saat akan menstruasi,dan beberapa kondisiyang menyebabkan imunitas tubuh turun yaitu pada HIV dan anemia.Virus yang aktif kembali dapat menyebabkan (1) ulser atau sariawan di dalam mulut, atau (2) herpes Iabialis rekuren yaitu timbul Ienting-lenting pada daerah bibir yang kemudian pecah menjadi ulser dan tidak mengenai bagian dalarn mulut. Lebih Ianjut, Drg. lndriasti menjelaskan bahwa semua penyakit Herpes didahului dengan gejala awal selama 1-2 hari yaitu de-mam dan nyeri otot. Kemudian timbul Ienting-Ienting dengan ukuran 1-2 mm, berwarna bening dan berisi cairan, berkelompok atau sendiri-sendiri. Lenting - lenting ini mudah sekali pecah terutama bila terjadi di dalam mulut sehingga yang sering ditemukan adalah ulser atau sariawan yang banyak yang terasa sakit.Sedangkan Ienting-lenting pada daerah bibir biasanya masih dapat ditemui. Masyarakat seringkali mengeluh mernpunyai sariawan berdasarkan rasa sakit di dalam mulut yang dialaminya. Padahal banyak hal yang dapat rnenyebabkan nyeri, misalnya ulser, pseudomembran (membran palsu),dan luka.Oleh karena itu Drg. Indriasti menyarankan masyarakat untuk memeriksakan diri ke dokter gigi dan penyakit mulut apabila mengalami sariawan untuk dapat dievaluasi lebih lanjut. Herpes Simpleks ini harus dapat dibedakan dengan infeksi virus herpes lainnya, seperti herpes zoster pada daerah mulut dan varicella atau cacar air yang mempunyai gambaran lenting berair yang mudah pecah dan menjadi ulser. Juga harus dapat dibedakan dengan Eritema Multiforme yang berupa ulser sariawan yang disebabkan oleh reaksi alergi dan tidak didahului dengan lentingan maupun demam. Pengobatan. Herpes simpleks sebenarnya termasuk dalam penyakit yang dapat sembuh sendiri (selflimiting desease). Pada fase replikasi yaitu hari pertama sampai ketiga dapat diberikan antiviral seperti asiklovir 200-400 mg lima kali sehari selama 5 hari. Fase replikasi juga dapat ditandai dengan munculnya lenting baru meskipun sudah lewat 72 jarn pertama. Setelah fase replikasi selesai, antiviral tidak efektif lagi. Pengobatan yang dapat diberikan adalah pengobatan sesuai gejala, misalnya penanganan pada ulser yang ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder dan mempercepat penyembuhan, serta peningkatan daya tahan tubuh dengan memberikan multivitamin atau imunomodulator serta antiseptik topikal seperti obat kumur yang mengandung chlorhexidine 0,2%. Demam yang terjadi pada kasus ini dapat diatasi dengan pemberian antipiretik sedangkan untuk mengatasi rasa sakit saat makan, dapat diberikan obat kumur yang memiliki efek anastesi topikal seperti dyclonine hydrochloride 0,5% . Drg. Indriasti menambahkan dapat diberikan salep antiviral pada kasus herpes pada bibir, tetapi kurang efektif untuk herpes di dalam mulut karena selain tidak bisa menempel biasanya daerah yang terkena pun cukup luas sehingga lebih dipilih antiviral sistemik secara oral atau diminum. Antibiotik tidak diperlukan pada penanganan herpes simpleks, kecuali pada orang yang benar - benar tidak bisa menjaga kebersihan mulutnya dapat diberikan secara topikal. Tetap jaga kebersihan mulut Drg. lndriasti menyarankan pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut selama mengalami Herpes Simpleks seperti dengan menggosok gigi 2 kali sehari seperti biasa, serta menggunakan obat kumur seperti yang disarankan dokter gigi dan penyakit mulut. Pemakaian obat kumur tidak boleh sembarangan harus sesuai petunjuk dokter karena jika digunakan secara berlebihan dapat mengganggu flora normal rongga mulut dan dapat menimbulkan infeksi lain seperti turnbuhnya jamur. Untuk mengurangi rasa sakit Drg. lndriasti menganjurkan untuk menghindari makanan yang berbumbu seperti opor dan rendang, makanan yang pedas dan asam. Makanan yang dimakan dapat berupa makanan lunak atau cair. Pencegahan. Karena sakit herpes penyakit menular, dianjurkan untuk mengambil tindakan pencegahan berikut: Hindari kontak langsung dengan lepuh atau luka terinfeksi individu. Menahan diri dari berbagi handuk, lap dan barang-barang pribadi lainnya. Menjaga kesehatan gigi yang baik. Mengkonsumsi diet seimbang. Berolahraga secara teratur. Sekitar 90% dari populasi dunia terkena virus ini terkenal dikenal sebagai HSV-1. Mengambil langkah-langkah yang tepat pencegahan, mengawasi keluar untuk gejala-gejala dan bermula pengobatan segera akan membantu untuk mengurangi atau mencegah wabah sering, dan menghindari penularan virus. II.4. ALAT INDRA PENCUMAN Indra penciuman pada manusia adalah hidung. Indra penciuman (hidung) merupakan salah satu panca indra yang kerap tidak disadari fugsinya. Namun, ketika seseorang menderita gangguan kesehatan berupa tidak bisa mencium bau, barulah mereka merasa bahwa indra penciumannya mengalami masalah dan nafsu makan pun juga ikut berkurang karenanya. Gangguan pada indra penciuman dapat memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan seseorang karena dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hidung adalah salah satu organ yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Saat bernafas, hidung akan menyaring bakteri, kuman, dan segala bentuk gangguan sekecil apapun sehingga udara yang masuk ke dalam paru-paru selalu bersih. Apabila hidung mengalami gangguan atau penyakit, umumnya ini akan mengganggu fungsi pernafasan. Fungsi penghidu dan pengecapan yang normal sangat berperan dalam nutrisi dan penting untuk mempertahankan gaya hidup yang sehat. Gangguan penciuman umumnya sukar didiagnosa dan sukar untuk diobati biasanya karena kurangnya pengetahuan pada individu. Gangguan penciuman bisa sekunder akibat proses perjalanan penyakit atau bisa juga sebagai keluhan primer .Daya menghidu yang hilang atau berkurang terjadi pada kira-kira 1% dari mereka yang berusia di bawah 60 tahun dan lebih dari 50 % pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Indera penghidu yang merupakan fungsi nervus olfaktorius (N.I), sangat erat hubungannya dengan indera pengecap yang dilakukan oleh saraf trigeminus (N.V), karena seringkali kedua sensoris ini bekerja bersama-sama, sehingga gangguan pada salah satu indera tersebut biasanya turut mengganggu fungsi indera yang satu lagi. Reseptor organ penghidu terdapat di regio olfaktorius dihidung bagian sepertiga atas. Serabut saraf olfaktorius berjalan melalui lubang-lubang pada lamina kribrosa os etmoid menuju bulbus olfaktorius didasar fossa kranii anterior. Partikel bau dapat mencapai reseptor penghidu bila menarik napas dengan kuat atau partikel tersebut larut dalam lendir yang terdapat di daerah olfaktorius. Disebut hiposmia bila daya menghidu berkurang, anosmia bila daya menghidu hilang, dan disosmia bila terjadi perubahan persepsi penghidu. Disosmia terbagi lagi menjadi phantosmia (persepsi adanya bau tanpa ada stimulus) dan parosmia atau troposmia (perubahan persepsi terhadap bau dengan adanya stimulus). Sel penciuman adalah sel saraf bipolar yang terdapat di daerah yang terbentang di atas dari konka media sampai ke atap, dan daerah septum yang berhadapan. Akson dari sensosel dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk serat saraf yang melalui lamina kribrosa ke dalam bulbus olfaktorius. Akson dari sel-sel ini membentuk traktus olfaktorius yang menuju ke otak. II.4.1. Anatomi Hidung Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah adalah pangkal hidung (bridge), dorsum nasi, puncak hidung, alar nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari tulang hidung (Os nasalis), prosesus frontalis os maksila dan prosesus nasalis os frontal, sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago alar mayor, beberapa pasang kartilago alar minor dan tepi anterior kartilago septum. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius dan superior. Meatus inferior terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimalis. Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os rnaksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dan rongga hidung. Persarafan hidung Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dan n.oftalmikus (N.V-I). Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada rnukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. Mukosa Hidung Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius). Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel toraks berlapis semu (pseudostratitied columnar epitelium) yang mempunyai silia dan di antaranya terdapat sel-sel goblet. Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat. Mukosa olfaktorius terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa ini dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan. Di antara sel-sel reseptor (neuron) terdapat banyak kelenjar Bowman penghasil mukus (air, mukopolisakarida, enzim, antibodi, garam-garam dan protein pengikat bau). Sejumlah besar kelenjar Bowman terdapat dalam lamina propria pada region olfaktorius. Sel-sel reseptor bau merupakan satu-satunya sistem saraf pusat yang dapat berganti secara regular (4-8 minggu). Sistem olfaktorius terdiri dari mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama. Neuroepitel olfaktorius terletak di bagian atas rongga hidung di dekat cribiform plate, septum nasi superior dan dinding nasal superolateral. Struktur ini merupakan neuroepitelium pseudostratified khusus yang didalamnya terdapat reseptor olfaktorius utama. Variasi menghidu pada individu mencirikan struktur region penghidu, perbedaan ini berhubungan dengan ketebalan mukosa (biasanya sekitar 60 mikron), ukuran sel dan vesikel olfaktorius. Epitelium olfaktorius terdiri atas tiga lapisan sel yaitu saraf bipolar olfaktorius, sel sustentakular penyokong yang besar jumlahnya dan sejumlah sel basal. Sel-sel olfaktorius merupakan suatu neuron bipolar. Ujung distal sel ini merupakan suatu dendrit yang telah mengalami modifikasi yang menonjol di atas permukaan epitel membentuk vesikel olfaktorius. Silia berdiri di atas tonjolan mukosa yang dinamakan vesikel olfaktorius dan masuk ke dalam lapisan sel-sel reseptor olfaktoria. Pada permukaan vesikel terdapat 10 sampai 15 silia nonmotil. Ujung proksimal sel membentuk akson, di mana akson ini bergabung dengan akson lainnya membentuk neuron olfaktorius. Neuron olfaktorius mempunyai akson yang tidak bermielin, akson dari sensosel dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk serat saraf yang melalui lamina kribrosa ke dalam bulbus olfaktorius. Bulbus olfaktorius terletak di basal lobus frontalis. Bulbus olfaktorius terdiri atas beberapa lapisan ( dari luar ke dalam bulbus), yaitu lapisan gromerular, lapisan pleksiformis eksternalis, lapisan sel mitral, lapisan pleksiformis internal dan lapisan sel granula. Di dalam bulbus olfaktorius terjadi sinaps dengan dendrit neuron kedua. Akson-akson neuron kedua membentuk traktus olfaktorius, yang berjalan ke otak untuk berhubungan dengan sejumlah nuklei, fasikuli dan traktus lainnya. Sensasi penghidu diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh zat - zat kimia yang mudah menguap. Untuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau meliputi durasi, volume dan kecepatan menghirup. Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron bipolar sensorik utama. Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari. Pada inspirasi dalam, molekul udara lebih banyak menyentuh mukosa olfaktorius sehingga sensasi bau bisa tercium. Terdapat beberapa syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan penghidu yaitu zat-zat harus mudah menguap supaya mudah masuk ke dalam kavum nasi, zat-zat harus sedikit larut dalam air supaya mudah melalui mukus dan zat-zat harus mudah larut dalam lemak karena sel-sel rambut olfaktoria dan ujung luar sel-sel olfaktoria terdiri dari zat lemak. Zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan mukus yang berada pada permukaan membran. Molekul bau yang larut dalam mukus akan terikat oleh protein spesifik (G-PCR). G-protein ini akan terstimulasi dan mengaktivasi enzim Adenyl Siklase. Aktivasi enzim Adenyl Siklase mempercepat konversi ATP kepada cAMP. Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, sehingga ion Ca++ masuk ke dalam silia menyebabkan membran semakin positif, terjadi depolarisasi hingga menghasilkan aksi potensial. Aksi potensial pada akson-akson sel reseptor menghantar sinyal listrik ke glomeruli (bulbus olfaktorius). Di dalam glomerulus, akson mengadakan kontak dengan dendrit sel-sel mitral. Akson sel-sel mitral kemudiannya menghantar sinyal ke korteks piriformis (area untuk mengidentifikasi bau), medial amigdala dan korteks enthoris (berhubungan dengan memori). II.4.2. Fisiologi Hidung Sensasi penghidu diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh zat - zat kimia yang mudah menguap. Untuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau meliputi durasi, volume dan kecepatan menghirup. Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron bipolar sensorik utama. Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari. Pada inspirasi dalam, molekul udara lebih banyak menyentuh mukosa olfaktorius sehingga sensasi bau bisa tercium. Terdapat beberapa syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan penghidu yaitu zat-zat harus mudah menguap supaya mudah masuk ke dalam kavum nasi, zat-zat harus sedikit larut dalam air supaya mudah melalui mukus dan zat-zat harus mudah larut dalam lemak karena sel-sel rambut olfaktoria dan ujung luar sel-sel olfaktoria terdiri dari zat lemak. Zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan mukus yang berada pada permukaan membran. Molekul bau yang larut dalam mukus akan terikat oleh protein spesifik (G-PCR). G-protein ini akan terstimulasi dan mengaktivasi enzim Adenyl Siklase. Aktivasi enzim Adenyl Siklase mempercepat konversi ATP kepada cAMP. Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, sehingga ion Ca++ masuk ke dalam silia menyebabkan membran semakin positif, terjadi depolarisasi hingga menghasilkan aksi potensial. Aksi potensial pada akson-akson sel reseptor menghantar sinyal listrik ke glomeruli (bulbus olfaktorius). Di dalam glomerulus, akson mengadakan kontak dengan dendrit sel-sel mitral. Akson sel-sel mitral kemudiannya menghantar sinyal ke korteks piriformis (area untuk mengidentifikasi bau), medial amigdala dan korteks enthoris (berhubungan dengan memori). II.4.3. Macam –macam Penyakit di Hidung Salesma (cold) dan Influenza ( Flu) Salesma dan infuenza merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian. Gejala yang mengiringi diantaranya mencret ringan, terutama pada anak kecil. Salesma dan influenza hampir selalu sembuh sendiri tanpa obat. Jangan gunakan penicillin, tetracycline atau antibiotika lainnya, karena obat-obatan ini sama sekali tidak menyembuhkan dan dapat menimbulkan bahaya. Gejala Gejala-gejala selesma dan flu di antaranya adalah :     * demam (suhu tubuh 38-41 ºC)     * sakit tenggorokan     * sakit kepala     * batuk     * hidung berair     * hidung tersumbat     * lemas     * nafsu makan berkurang, dll. Jika selesma atau flu tidak terjadi komplikasi, penyakit akan sembuh dalam 2-5 hari, paling lama sekitar seminggu. Namun, jika tidak diatasi dengan baik, kedua penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi dan jika terjadi komplikasi, sebaiknya segera mencari pertolongan paramedis untuk mendapatkan penatalaksnaan selanjutnya. Komplikasi biasanya sering terjadi pada bayi dan anak-anak serta lansia. Cara Penularan Cara penularan selesma dan flu adalah adalah melalui virus yang disebarkan oleh penderita saat batuk, bersin, dan buang ingus. Virusnya dapat langsung memasuki saluran nafas karena terbawa angin dan terhirup tetapi dapat juga melalui kontak tangan dengan benda yang mengandung virus kemudian tangan yang sama memegang hidung atau mata sehingga virusnya dapat memasuki saluran pernafasan dan berkembangbiak di sana dan akhirnya menimbulkan gejala flu. Cara Mencegah Salesma:  Nutrisi makanan yang berkualitas akan membantu pencegahan penyakit salesma Mengonsumsi jeruk, tomat dan buah-buahan lain yang mengandung vitamin C sangat dianjurkan. Memahami jika salesma ditularkan oleh seseorang yang telah menderita infeksi melalui vektor udara. Untuk mencegah penularan kepada orang lain, maka ia harus menutup hidung atau mulutnya ketika batuk atau bersin. Penderita harus makan dan tidur terpisah dari anggota keluarga lain terutama menjauhi bayi. Untuk mencegah agar salesma tidak menimbulkan sakit telinga, jangan menghembus ingus kuat-kuat. Pengobatan Pengobatan selesma dan flu dapat dilakukan melalui dua hal, yaitu : Non-medikamentosa yaitu dengan pemberian makanan dan minuman yang bergizi. Bila perlu, konsumsi supplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh, serta istirahat yang cukup. Minum cairan yang cukup seperti air putih, sari buah, atau minuman hangat lainnya dapat membantu mempermudah pengeluaran lendir di saluran nafas. Medikamentosa yaitu pemberian obat-obatan simptomatik (mengatasi sesuai gejala yang timbul). Jika demam, berikan antipiretik (penurun demam). Jika sakit kepala, berikan analgetik (mengurangi rasa sakit). Jika batuk, berikan antitusif atau ekspektoran dan berbagai jenis obat simptomatik lainnya. Jika sudah terjadi infeksi sekunder, segera hubungi dokter. Karena penyebabnya adalah virus, pemberian antibiotika tidak memberikan pengaruh yang lebih baik pada penyembuhan flu seperti mempercepat penyembuhan atau untuk mencegah komplikasi. Demikian juga pemberian antivirus tidak seperti pada penyakit akibat virus lainnya. Pada flu pemberian anti virus hanya bermanfaat jika pemberiannya dilakukan sedini mungkin sehingga pemberian antivirus pada flu tidak dianjurkan. Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari hidung. Penyebab Pendarahan Hidung Penyebab epistaksis: Infeksi local Vestibulitis Sinusitis Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang merangsang Patah tulang hidung Penyakit kardiovaskuler Penyempitan arteri (arteriosklerosis) Tekanan darah tinggi Infeksi sistemik Demam berdarah Influenza Morbili Demam tifoid Kelainan darah Anemia aplastik Leukemia Trombositopenia Hemofilia Telangiektasi hemoragik herediter Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas   Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai ingus berbau busuk Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada anak dan remaja. Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis epistaksis: Pemeriksaan darah tepi lengkap Fungsi hemostatis Tes fungsi hati dan ginjal Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring Pengeobatan 1. Epistaksis anterior Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular berkurang dan mudah membatukkan darah dari tenggorokan Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara menekan cuping hidung selama 5-10 menit Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan sumber perdarahan dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau asam trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi vaselin atau salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang secara berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari. Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus dirawat Hidung Tersumbat dan Pilek Hidung tersumbat adalah salah satu gejala gangguan pernafasan, penyumbatan dapat terjadi pada sebelah hidung ataupun kedua hidung. Penyebab hidung tersumbat antara lain karena penyakit ringan seperti flu dan infeksi sinus. Terjadinya peradangan pada lapisan rongga hidung dapat mengakibatkan susah bernafas. Pada penyakit hidung ini banyak lendir dalam hidung menyebabkan infeksi telinga pada anak-anak atau gangguan sinus (peradangan gawat dan berlangsung lama pada rongga tulang yang berhubungan dengan rongga hidung) pada orang dewasa. Penyebab Hidung Tersumbat Penyakit ringan merupakan penyebab hidung tersumbat yang paling sering. Yang dimaksud penyakit ringan disini misalnya, common cold, flu, dan infeksi sinus. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan hidung tersumbat karena menimbulkan peradangan pada lapisan rongga hidung dan sinus yang merupakan jaringan yang kaya akan pembuluh darah. Radang akan menyebabkan pembuluh darah melebar dan menimbulkan pembengkakan sehingga hidung menjadi tersumbat. Menurut National Institutes of Health hidung tersumbat karena penyakit ringan diatas dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya dalam waktu satu minggu. Untuk hidung tersumbat yang berlangsung lama, maka kemungkinan penyebabnya, antara lain: Rinitis Alergi Alergi serbuk sari Polip hidung (hidung tersumbat hanya sebelah dan tidak berpindah-pindah) Paparan zat kimia Iritasi hidung karena faktor lingkungan contohnya asap atau debu. Sinusitis kronis (infeksi sinus yang berlangsung lama) Tumor (biasanya jinak, bukan kanker atau, massa yang dapat menyebabkan kemacetan jika mereka tumbuh di bagian hidung) Septum menyimpang (sekat hidung yang membatasi antara rongga kanan-kiri yang seharusnya tepat di tengah-tengah, malah menyimpang alias mengot ke kanan atau ke kiri). Sakit kepala cluster Benda Asing (paling sering pada anak-anak) dengan ciri-ciri hidung terus berair (ingus) berbau, biasanya hanya satu hidung. Penyebab Hidung tersumbat yang jarang lainnya yaitu kehamilan, paling sering dimulai pada akhir trimester pertama. Hidung tersumbat ini mungkin disebabkan oleh fluktuasi hormonal dan peningkatan suplai darah yang terjadi selama kehamilan. Perubahan ini dapat mempengaruhi membran hidung, menjadi meradang, kering, atau berdarah. Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Berikut ini adalah cara mengatasi hidung tersumbat alami yang bisa anda lakukan sendiri di rumah (home remedies). Jangan Menbuang Ingus Kuat-kuat Jika penyebab hidung tersumbat adalah karena flu atau disertai dengan ingus maka keluarkanlah dengan lembut, sebelah-sebelah secara bergantian. Membuang ingus terlalu kuat justru akan membuat lapisan dalam hidung tambah meradang walhasil bukannya meringankan malah memperberat penyumbatan hidung. Menghirup Uap Air Panas Kelembaban dan panas dari uap akan meringankan peradangan sehingga dapat mengatasi hidung tersumbat dan akan membantu Anda bernapas lebih lega. Anda bebas menggunakannya sesuai keperluan. Kompres hangat di atas hidung Basahi kain handuk kecil dengan air panas (hangat) kemudian tempelkan pada batang hidung secara menyeluruh dan melebar ke pipi depan, sebaiknya posisi berbaring santai, agar cara ini optimal. Jika kain handuk sudah dingin basahi lagi dengan air hangat dan ulangi prosedur seperti di atas sampai Anda merasakan manfaat yang diharapkan. Menghirup inhaler, balsem, atau minyak angin Minyak angin, balsem, atau inhaler rata-rata mengandung menthol, eucalyptus, dan kamper yang dipercaya dapat membantu mengurangi hidung tersumbat. Penggunaannya cukup simpel bisa langsung menghirup dari wadahnya, atau oles tipis tepat dibawah lubang hidung, atau dioleskan daerah sekitar leher. Gangguan Sinus (Sinusitis) Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya, akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi). Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis banyak ditemukan pada penderita hay fever yang mana pada penderita ini terjadi pilek menahun akibat dari alergi terhadap debu dan sari bunga. Sinusitis juga dapat disebabkan oleh bahan bahan iritan seperti bahan kimia yang terdapat pada semprotan hidung serta bahan bahan kimia lainnya yang masuk melalui hidung. Jangan dilupakan kalau sinusitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penyebab Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus. Adanya demam, flu, alergi dan bahan- bahan iritan dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostiasehingga lubang drainase ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus. Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan trauma. Drainase cairan mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat oleh pengentalan cairan mukus itu sendiri. Pengentalan ini terjadi akibat pemberiaan obat antihistamin, penyakit fibro kistik dan lain lain. Sel penghasil mukus memiliki rambut halus (silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Asap rokok merupakan biang kerok dari rusaknya rambut halus ini sehingga pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu. Cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur. Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis : Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar) Pada Sinusitis Akut, yaitu: 1. Infeksi virus Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan Parainfluenza virus). 2. Bakteri Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut. 3. Infeksi jamur Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus. 4. Peradangan menahun pada saluran hidung Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor. 5. Septum nasi yang bengkok 6. Tonsilitis yg kronik Macam-Macam Sinusitis Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu : Berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan-bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat. Gejala Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin. Gejala sinusitis yang biasanya terjadi adalah : Pilek yang berlangsung lama. Biasanya penderita tidak menyadari dirinya terkena sinusitis, karena gejalanya sering didahului pilek yang berlangsung lama sehingga dianggap biasa. Bila sudah terjadi penumpukan cairan dalam rongga maka kepala menjadi sakit, terutama jika sedang menunduk. Kadang pendengaran berkurang dan badan meriang, sementara ingus terus mengalir. Kehilangan nafsu makan dan indera penciuman menjadi lemah. Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena: Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher. Gejala lainnya adalah: tidak enak badan demam letih, lesu batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari hidung meler atau hidung tersumbat Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau. Diagnosa Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosakan hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Hal ini juga disebabkan karena pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI yang walaupun memberikan hasil lebih akurat namun biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal. Rhinoskopi, sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung, diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi. Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus,Pneumoniae, Haemophilusinfluenzae, Moraxellacatarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan. Pengobatan Perawatan pasca tindakan : beri antrostomi dilakukan pada kedua belah sinus maksila, maka kedua belah hidung tersumbat oleh tampon. Olehkarena itu pasien harus bernafas melalui mulut, dan makanan yang diberikan harus lunak. tampon diangkat pada hari ketiga, setelah itu, bila tidak terdapat perdarahan, pasien boleh pulang. Perawatan pasca bedah : beri kompres es di pipi, untuk mencegah pembengkakan di pipi pasca-bedah. perhatikan keadaan umum : nadi, tensi,suhu perhatikan apakah ada perdarahan mengalir ke hidung atau melalui mulut. Apabila terdapat perdarahan, maka dokter harus diberitahu. makanan lunak tampon dicabut pada hari ketiga. Berikut adalah tips untuk penanganan sinusitis : Pemberian antibiotik, untuk mengobati infeksi yang terjadi. Kompres hangat dengan memakai handuk untuk mengurangi nyeri di sekitar wajah. Tinggal di lingkungan udara yang bersih. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyaklah mengkonsumsi vitamin C apabila dirasa tubuh kurang fit dan rajinlah berolahraga untuk mempertebal daya tahan tubuh kita. Apabila terkena penyakit pilek yang membandel atau serangan flu lebih dari seminggu. Manfaatkan dengan air panas. Saat mandi, gunakan shower air hangat, usap dahi, hidung dan dagu dengan waslap yang dibasahi air panas, agar lubang hidung terbuka lebar. Rongga hidung yang kering lebih mudah terinfeksi daripada yang basah. Perbanyak memakan makanan yang pedas, umumnya makanan berbumbu pedas dapat memperlebar lubang hidung. Usahakan hidung selalu dalam kondisi lembab, terutama tatkala cuaca di luar panas terik. Perbaiki daya tahan tubuh. Caranya, istirahat yang cukup dan makan panganan yang penuh gizi. kurangi merokok atau kalau bisa berhenti merokok. Tanaman herbal yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis adalah sambiloto yang berkhasiat meningkatkan imunitas dan meluruhkan dahak. Rhinitis Alergika Rhinitis alergika (allergic rhinitis) terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi. Rinitis Alergika secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsi hidung dimana terjadi suatu proses inflamasi pada mukosa nasal. . Inflamasi ini bisa bersifat akut atau kronik dan mengarah kepada sekumpulan gejala seperti bersin-bersin, gatal di hidung, rhinorrea, berkurangnya penciuman, dan hidung tersumbat. Rinitis alergika merupakan penyakit saluran nafas yang sering dijumpai pada anak, disamping asma dan sinusitis. Sekitar 40% anak pernah mengalami rinitis alergika sampai usianya mencapai 6 tahun. Rinitis alergika merupakan penyakit yang didasari oleh proses inflamasi. Terdapat hubungan yang erat antara saluran nafas bagian atas dan bawah. Hubungan antara rinitis-sinusitis-asma telah lama diketahui sehingga dalam penanganannya pun selalu dikaitkan antara ketiganya. Pada pasien asma sering sekali timbul gejala rinitis seperti pilek (keluarnya cairan dari hidung), gatal, kadang-kadang tersumbat, dan terasa panas pada hidung. mempunyai rhinitis alergika, biasanyaa mempunyai gejala selama beberapa tahun (kronik). mungkin mempunyai gejala sepanjang tahun, atau hanya pada saat-saat tertentu saja. Dengan berjalannya waktu, alergen mungkin menjadi tidak begitu mempengaruhi dan gejala-gejala mungkin menjadi tidak separah sebelumnya. juga bisa mengalami komplikasi seperti sinusitis ataupun infeksi telinga. Rhinitis Alergika dapat dibagi menjadi rinitis alergik intermiten (seasonal-acute-occasional allergic rhinitis) dan rinitis alergik persisten (perennial-chronic-long duration rhinitis).          Rinitis alergik intermiten Rinitis alergik intermiten mempunyai gejala yang hilang timbul, yang hanya berlangsung selama kurang dari 4 hari dalam seminggu atau kurang dari empat minggu. Rinitis alergik musiman yang sering juga disebut hay fever disebabkan oleh alergi terhadap serbuk bunga (pollen). Penyakit ini sering terjadi yaitu pada sekitar 10% populasi, biasanya mulai masa anak dan paling sering pada dewasa muda yang meningkat sesuai bertambahnya umur dan menjadi masalah pada usia tua. Gejala berupa rasa gatal pada mata, hidung dan tenggorokan disertai bersin berulang, ingus encer dan hidung tersumbat. Gejala asma dapat terjadi pada puncak musim. Gejala ini akan memburuk pada keadaan udara kering, sinar matahari, serta di daerah pedesaan          Rinitis alergik persisten Rinitis alergik persisten mempunyai gejala yang berlangsung lebih dari 4 hari dalam seminggu dan lebih dari 4 minggu. Gejala rinitis alergik ini dapat terjadi sepanjang tahun, penyebabnya terkadang sama dengan rinitis non alergik. Gejalanya sering timbul, akan tetapi hanya sekitar 2-4 % populasi yang mengalami gejala yang berarti. Rinitis alergik biasanya mulai timbul pada masa anak, sedangkan rinitis non alergik pada usia dewasa. Alergi terhadap tungau debu rumah merupakan penyebab yang penting, sedangkan jamur sering pada pasien yang disertai gejala asma dan kadang alergi terhadap bulu binatang. Alergen makanan juga dapat menimbulkan rinitis tetapi masih merupakan kontroversi. Pada orang dewasa sebagian besar tidak diketahui sebabnya. Gejala rinitis persisten hampir sama dengan gejala hay fever tetapi gejala gatal kurang, yang mencolok adalah gejala hidung tersumbat. Semua penderita dengan gejala menahun dapat bereaksi terhadap stimulus nonspesifik dan iritan. Penyebab Rhinitis Alergi penyebab terjadinya rhinitis alergi adalah alergen, bisa berupa makanan seperti kacang - kacangan, protein seperti telur, udang, ikan, bulu - bulu hewan seperti kucing, debu, suhu cuaca dingin atau panas, dll. Alergi bersifat genetik yang di turunkan dari riwayat kekeluargaannya. Berdasarkan cara masuknya alergen kedalam tubuh dibedakan dalam beberapa cara yaitu : Alergen Inhalan yaitu yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur. Alergen Ingestan yaitu  yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang. Alergen Injektan yaitu  yang masuk melalui suntikan atau tusukan,  misalnya penisilin atau sengatan lebah. Alergen Kontaktan yaitu yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Kaplan, 2003). Gejala Bersin berulangkali, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (Reaksi mukosa hidung akan menimbulkan gejala obstruksi aliran udara, sekresi, bersin, dan rasa gatal ) Hidung meler ( karena Lapisan hidung membengkak dan berwarna merah kebiruan ) postnasal drip ( Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus ) Mata gatal, berair Telinga, hidung, dan tenggorokan gatal Terjadi sumbatan hidung ( Bila tidak terdapat deformitas tulang hidung maka sumbatan hidung disebabkan oleh pembengkakan mukosa dan sekret yang kental ) Hidung tersumbat bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan tuba eustakius di telinga, sehingga terjadi gangguan pendengaran, terutama pada anak-anak kesulitan bernafas saat tidur. Interaksi dari kondisi pernafasan ini menunjukkan suatu pola yang sama akan adanya inflamasi pada saluran pernafasan atas dan bawah. Pasien dengan alergi sering mengeluhkan gejala seperti lemah, letih, sukar berkonsentrasi, berkurangnya kewaspadaan serta berkurangnya aktivitas psikomotor. Gejala bernapas melalui mulut sering terjadi pada malam hari yang dapat menimbulkan gejala tenggorokan kering, mengorok, gangguan tidur, serta gejala kelelahan pada siang hari. Macam - Macam Rhinitis Alergi Menurut lama atau tidaknya Rhinitis Alergi dapat di bagi menjadi 2 macam, yaitu : rhinitis alergi intermiten, yang biasanya akan berlangsung sekitar 2 - 3 hari dalam satu minggu, atau kurang dari 4 minggu. rhinitis alergi persisten, yaitu rhinitis yang akan berlanjut sampai terus - menerus ( lebih dari 4 hari dalam satu minggu atau lebih dari 4 minggu ). seperti rhinitis alergi yang dialami pada orang yang alergi dengan cuaca dingin dan berada di daerah pegunungan.   Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit,  rinitis alergi dibagi menjadi: Ringan, bila  tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu. Sedang atau berat bila terdapat  satu atau lebih dari gangguan tersebut  diatas. Gejala Klinis Rhinitis Alergika bersin - bersin berulang. namun hal ini bisa merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process) dari kotorang. atau juga bisa bersifat bersin patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004).  keluar ingus (rinore) yang encer  dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan  Tanda gejala di mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata (allergic shiner) mukosa hidung yang dapat muncul kebiruan.  Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau cair.  Tanda pada telinga termasuk retraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii.  Tanda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. Tanda laringeal termasuk suara serak dan edema pita suara  (Bousquet, Cauwenberge, Khaltaev, ARIA Workshop Group. WHO, 2001).   Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala,  Gangguan dalam penciuman, mengi, penekanan pada sinus dan nyeri wajah. Beberapa orang juga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur (Harmadji, 1993). Cara Mengobati Rhinitis Alergika: Gunakan antihistamin seperti chlorpheniramine, dimenhydrinate, yang  biasanya dijual untuk mengobati mabuk perjalanan. Pencegahan Rhinitis Alergika:  Menghindari penyebab terjadinya alergi, seperti debu, tepung sari bunga, jamur.  Deviated Septum Septum hidung merupakan bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri. Septum nasi berfungsi sebagai penopang batang hidung (dorsum nasi). Septum nasi dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun dari tulang rawan quadrangularis; dan bagian posterior, yang tersusun dari lamina perpendikularis os ethmoidalis dan vomerb. Dalam keadaan normal, septum nasi berada lurus di tengah tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah Lubang hidung dipisahkan oleh sebuah sekat yang disebut septum. Normalnya, sekat ini akanmembagi secara rata besar lubang hidung seseorang. Tapi pada kasus abnormal, sekat ini membagi secara tidak rata dan menyebabkan salah satu lubang hidung lebih besar. Pada kasus yang ringan gejala tidak akan muncul, tapi pada tingkat yang lebih serius, ini dapat mengganggu pernafasan dan diperlukannya tindakan operasi. Septum dapat menyebabkan obstruksi hidung jika deviasi yang terjadi berat. Kecelakaan pada wajah merupakan faktor penyebab deviasi septum terbesar pada orang dewasa. Gejalah Deviasi Septum Gejala yang paling sering timbul dari deviasi septum ialah kesulitan bernapas melalui hidung. Kesulitan bernapas biasanya pada satu hidung, kadang juga pada hidung yang berlawanan. Pada beberapa kasus, deviasi septum juga dapat mengakibatkan drainase sekret sinus terhambat sehingga dapat menyebabkan sinusitis. Deviasi septum dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu: Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara. Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna. Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal dan turbinasi tengah). Tipe IV, “S” septum (posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya). Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih normal. Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri. Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe VI. Bentuk-bentuk dari deformitas hidung ialah deviasi, biasanya berbentuk C atau S; dislokasi, bagian bawah kartilago septum ke luar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung; penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina; sinekia, bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya. Diagnosis Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada batang hidungnya. Namun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan diagnosisnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa normal. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian, dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi. Patah Tulang Hidung Patah pada tulang hidung lebih sering terjadi dibandingkan dengan patah tulang lainnya di wajah. Penyebab patah tulang hidung Patah tulang hidung terjadi akibat benturan dan seringkali disertai dengan patah tulang lainnya di wajah. Gejala patah tulang hidung Nyeri Perdarahan hidung Memar di sekeliling mata Kelainan bentuk hidung (mungkin baru akan tampak jika pembengkakan telah hilang) Pembengkakan Gangguan dalam menghirup udara melalui hidung. Jika terjadi penimbunan darah di dalam tulang rawan (kartilago) dari septum (pembatas lubang hidung kiri dan kanan) hidung, maka kartilago bisa mengalami infeksi dan mati, sehingga hidung akan mendatar dan berbentuk seperti sadel sepeda. Pengobatan Untuk mencegah infeksi dan mempertahankan kartilago, darah yang terkumpul di septum hidung dibuang. Setelah dilakukan manipulasi untuk mengembalikan hidung ke posisi semula, dipasang bidai di luar hidung. Patah pada septum sulit untuk diatasi dan seringkali perlu dilakukan tindakan pembedahan. Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan rontgen hidung. Polip Hidung Polip hidung merupakan salah satu jenis penyakit telinga, hidung dan tenggorok (THT) yang sudah umum didengar di masyarakat. Sebagian orang sering menyebutnya sebagai tumbuh daging dalam hidung. Sebagian orang juga menamainya tumor hidung. Polip Hidung sebenarnya adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak. Polip nasi atau polip hidung adalah kelainan selaput permukaan / selaput lendir hidung dan sinus paranasal berupa tumbuhnya massa lunak yang bertangkai, yang bersifat jinak, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan licin dan agak bening karena mengandung banyak cairan yang terjadi akibat inflamasi mukosa yang berkepanjangan dalam lapisan hidung atau sinus. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung. Polip hidung bukan penyakit yang murni berdiri sendiri. Pembentukannya sangat terkait erat dengan berbagai problem THT lainnya seperti rinitis alergi, asma, radang kronis pada mukosa hidung-sinus paranasal, kista fibrosis, intoleransi pada aspirin. Sampai saat ini para pakar belum mendapatkan jawaban secara pasti apa yang mendasari munculnya benjolan putih keabu-abuan bertangkai itu. Namun dari studi dan pengamatan medis, baru ditemukan ada sejumlah faktor yang “memudahkan” pemunculan benjolan itu. Antara lain radang kronis yang berulang pada mukosa hidung dan sinus paranasal, gangguan keseimbangan vasomotor, peningkatan cairan interstitial serta oedema (pembengkakan) mukosa hidung Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak dibawah usia 2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel. Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi adalah adanya rhinitis alergi atau penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang mengemukakan berbagai teori dan para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui dengan pasti. Polip hidung merupakan suatu pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung. Kemungkinan penyebabnya adalah reaksi hipersensitif atau alergi pada mukosa hidung. Polip hidung ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, bewarna putih keabu-abuan yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Penyebab Penyebab terjadinya polip tidak diketahui, tetapi beberapa polip tumbuh karena adanya pembengkakan akibat infeksi. Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui dengan pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip. Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain :   Alergi terutama rinitis alergi Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui dengan pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip. Sinusitis kronik (radang sinus) yang menahun Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis. biasanya gejala polip disertai dengan adanya rasa pusing, batuk, dan pilek serta hidung tersumbat yang biasanya hal ini akan dikeluhkan pada pasien yang mengalami sinusitis alergi. Iritasi (Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik berulang ) Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang Gangguan keseimbangan vasomotor Edema awalnya ditemukan bengkak selaput permukaan yang kebanyakan terdapat pada meatus medius, kemudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler sehingga selaput permukaan yang sembab menjadi berbenjol-benjol sehingga timbul edema mukosa hidung. Bila proses terus membesar dan kemudian turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai sehingga terjadi Polip.  Peningkatan tekanan cairan interstitial sehingga timbul edema mukosa hidung.   Terjadinya edema ini dapat dijelaskan oleh fenomena Bernoulli, yaitu udara yang mengalir melalui tempat yang sempit akan menimbulkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya sehingga jaringan yang lemah ikatannya akan terisap oleh tekanan negatif tersebut. Akibatnya timbulah edema mukosa. Keadaan ini terus berlangsung hingga terjadilah polip hidung. Ada juga bentuk variasi polip hidung yang disebut polip koana (polip antrum koana). Polip koana (polip antrum koana) adalah polip yang besar dalam nasofaring dan berasal dari antrum sinus maksila. Polip ini keluar melalui ostium sinus maksila dan ostium asesorisnya lalu masuk ke dalam rongga hidung kemudian lanjut ke koana dan membesar dalam nasofaring. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil) dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah. Polip sering ditemukan pada penderita: - Rinitis alergika - Asma - Sinusitis kronis - Fibrosis kistik. Gejalanya Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan.Polip Hidung kecil biasanya dapat dideteksi sewaktu endoskopi hidung rutin. Jarang menimbulkan masalah-masalah yang berarti. Namun, Polip Hidung yang lebih besar biasanya menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: Penyumbatan hidung Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka penderita juga bisa mengalami penurunan fungsi indera perasa dan penciuman Rasa sakit dan tidak nyaman di bagian wajah atau kening Hilangnya indera penciuman (hiposmia) Bau busuk dari hidung menyebabkan penyumbatan drainase lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis. Hidung tersumbat Sumbatan ini menetap dan tidak hilang timbul. Semakin lama keluhan dirasakan semakin berat. Pasien sering mengeluhkan terasa ada massa di dalam hidung dan sukar membuang ingus Penyumbatan telinga karena penyumbatan pembuluh yang menghubungkan hidung ke telinga Sering bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya Snoring (ngorok), gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup Polip sangat besar yang tak diobati mungkin dapat mengubah bentuk hidung Bagi Penderita biasanya mengeluhkan hidung tersumbat, penurunan indra penciuman, dan gangguan pernafasan. Akibatnya penderita bersuara sengau. Polip biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung. Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. Jenis Polip Hidung Polip Hidung terbagi menjadi 2 jenis, yakni: 1.      Polip hidung Tunggal. Jumlah polip hanya sebuah. Berasal dari sel-sel permukaan dinding sinus tulang pipi (maxilla). 2.      Polip Hidung Multiple. Jumlah polip lebih dari satu. Dapat timbul di kedua sisi rongga hidung. Pada umumnya berasal dari permukaan dinding rongga tulang hidung bagian atas (etmoid). Penyebab Polip Hidung Faktor pemicu yang seringkali dapat menyebabkan polip hidung antara lain: Infeksi kronis pada sinus (sinusitis) Rhinitis alergi (hay fever)  Asma Cystic fibrosis Sindrom Churg-Strauss Sensitivitas NSAID (respon alergi terhadap obat anti-nyeri seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dll) Tanda-tanda penyakit Polip Hidung Hidung mampet. Berat ringannya hidung buntu bergantung pada letak dan ukuran Polip Hidung. Suara bindeng. Penciuman menurun. Pilek berkepanjangan. Hidung meler, encer hingga kental. Keluhan-keluhan makin menjadi jika penderita mengalami alergi yang dipicu oleh berbagai faktor. Untuk memastikan diagnosa Polip Hidung, mau tidak mau periksa ke Dokter THT, melalui: pemeriksaan fisik jeroan rongga hidung, Rinoskopi, Endoskopi Nasal. Macam-macam penyakit Polip Hidung Polip Hidung terbagi menjadi 2 jenis, yakni: Polip hidung Tunggal. Jumlah polip hanya sebuah. Berasal dari sel-sel permukaan dinding sinus tulang pipi (maxilla). Polip Hidung Multiple. Jumlah polip lebih dari satu. Dapat timbul di kedua sisi rongga hidung. Pada umumnya berasal dari permukaan dinding rongga tulang hidung bagian atas (etmoid). Penyembuhan Penyakit Polip Hidung Prinsip pengobatan adalah menghilangkan penyebabnya. Sayangnya, hingga kini penyebab pasti Polip Hidung belum diketahui. Sehingga pengobatan Polip Hidung ditujukan untuk meredakan keluhan akibat Polip dan menghilangkan Polip Hidung melalui tindakan medis operasi. pengobatan Polip Hidung yang masih kecil, untuk meredakan keluhan dan agar polip tidak membesar secara progresif. Obat yang lazim digunakan, antara lain: Anti inflamasi steroid oral. Diberikan pada awal pengobatan untuk mencegah hidung buntu, sekaligus untuk menilai respon pengobatan. Apabila memberikan respon yang bagus, pengoabatan dengan cara ini aman diberikan secara periodik 3-4 kali setahun. Steroid intranasal. Efektif untuk mengurangi pertumbuhan Polip Hidung dan pasca operasi. Injeksi Steroid intra Polip. Pengobatan cara ini sangat selektif dan dipilih atas pertimbangan khusus oleh dokter THT. Leukotriene inhibitors. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan ini bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan Polip Hidung dan meredakan keluhan, terutama pada Polip Hidung yang dipicu oleh Rhinitis Alergika. Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai infeksi sekunder oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter. Tindakan operasi dilakukan untuk mengambil Polip Hidung berdasarkan indikasi sesuai hasil pemeriksaan Dokter THT. Pasca operasi dilanjutkan dengan pengobatan untuk meredakan keluhan yang mungkin masih timbul, dengan menggunakan Steroid semprot intranasal. Bagi Penderita Polip Hidung yang sedang menjalani pengobatan Non-Operasi, hendaknya menyampaikan kepada Dokter THT, obat-obat yang paling nyaman dan memberikan respon terbaik. Dengan begitu dokter akan memilihkan obat yang paling tepat, nyaman dan aman atau obat dengan efek samping paling minimal untuk penggunaan jangka panjang. Asma Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih (Prasetyo, 2010). Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001). Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan penyakit menular, tetapi faktor keturunan (genetic) sangat punya peranan besar di sini. Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengal-sengal, hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al, 2006). Jenis Penyakit Asma Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris, yakni: a.  Asma Ekstrinsik Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat. Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan. Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin. Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi penegangan/pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut. b.  Asma Intrinsik Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan. Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru (pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena asma intrinsik. Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan asma yang diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama dideteksi ada pada satu orang. Gejala Asma Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna. Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. Terapi Penanganan Terhadap Gejala Terapi ini dilakukan tergantung kepada pasien. Terapi ini dianjurkan kepada pasien yang mempunyai pengalaman buruk terhadap gejala asma, dan dalam kondisi yang darurat. Penatalaksanaan terapi ini dilakukan di rumah penderita asma dengan menggunakan obat bronkodilator seperti: β2 -agonist inhalasi dan glukokortikosteroid oral (GINA, 2005). Penyebab Terjadinya Asma Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma, yaitu: Pemicu (trigger) yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik. Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.  Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran pernafasan. Penyebab asma (inducer) bisa menyebabkan peradangan (inflammation) dan sekaligushiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran pernafasan. Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer dianggap sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma (inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya penyebab asma (inducer) adalahalergen, yang tampil dalam bentuk: ingestan, inhalan, dan kontak dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan. Sedangkan alergen inhalan yang utama adalah tepung sari (serbuk) bunga, tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur. Cara Mengatasi dan Menghilangkan Penyakit Asma Di antara upaya menghilangkan penyakit asma yang sekarang ini banyak dipakai penduduk pada umumnya yaitu penggunaan alat bantu pernapasan atau inheler, namun di sini kami berikan langkah alami dalam menghilangkan penyakit asma. Sekilas perihal penyakit asma yang disebut juga penyakit bengek, asma merupakan masalah pernafasan yang berbentuk alergis atau sensitif pada suatu hal yang masuk ke dalam tubuh apakah debu atau hawa dingin. Pasien penyakit asma dapat mengalami kesulitan bernafas dan merasa sesak di dada. Biasanynya disertai batuk saat bernafas dan bunyi tinggi tapi terdengar menyempit. Orang yang hidup dengan asma bisa merasakan bahwa kualitas hidup akan terpengaruh asma apalagi sampai mengancam jiwa oleh karena itu harus diketahui hal-hal yang dibutuhkan untuk menanganinya. Asma sesungguhnya dapat dikelola. Cara Mengobati Penyakit Asma : Alpukat Alpukat telah diketahui memiliki kandungan konsentrasi paling tinggi l-glutathione ialah makanan anti-asma yang mampu membuat perlindungan sel, melawan rusak disebabkan radikal bebas, dan detoksifikasi tubuh dari polutan serta zat beresiko lain. l-glutathione dalam alpukat juga bisa menolong peradangan quells sistemik dan melakukan perbaikan kesehatan usus yang rusak. Suatu sistem yang pada gilirannya menolong menghindari penyebab asma. Kubis kubis adalah sumber alami vitamin c yang mempunyai kekuatan unik memblokir radikal bebas dan bertanggung jawab pada kontraksi otot polos saluran napas sisi didalam. Kubis juga adalah sumber fitokimia beta-karoten sebagai antioksidan kuat mengurangi tanda-tanda asma atau mencegahnya. Bayam Suatu penelitian yang melibatkan 68.535 partisipan wanita menunjukkan bahwa konsumsi tinggi bayam terkait segera dengan menyusutnya resiko asma. Hasil riset ini barangkali didukung oleh fakta bahwa bayam tinggi kandungan vit. c, beta-karoten, vit. e, dan magnesium. Pisang Menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011 oleh beberapa peneliti dari imperial college london, makan pisang tiap-tiap hari bisa menghindari asma. penelitian tersebut mendapatkan bahwa anak-anak yang makan satu buah pisang 1 hari, alami penurunan risiko tanda-tanda asma layaknya mengi sampai lebih kurang 34 %. Air umumnya orang yang didiagnosis dengan asma, biasanya situasinya dikarenakan dikarenakan dehidrasi. menurut beberapa pakar, tanda-tanda asma itu awalannya bermula sebagai peringatan bahwa tubuh memerlukan air. hingga anda butuh memenuhi keperluan air tiap-tiap hari untuk menghindar berkembangnya tanda-tanda asma. Jahe jahe yaitu ramuan anti-asma yang kuat, apalagi sebagian orang menyebutkan bahwa manfaatnya tambah baik dibanding obat antihistamin layaknya benadryl saat membersihkan saluran hawa serta menghentikan peradangan. serat serta karakter antioksidannya bikin jahe bisa jadi obat yang ampuh tanpa menyebabkan dampak samping yang beresiko, yang bermakna safe untuk anda untuk menambahkannya ke didalam makanan sehari-hari serta minuman untuk kesehatan yang baik. Kunyit bahan aktif anti-inflamasi didalam kunyit juga bisa menangani peradangan yang bertanggung jawab pada pembengkakan paru-paru serta konstriksi saluran pernapasan sepanjang serangan asma. dikarenakan menolong melebarkan pembuluh darah serta mengendurkan otot, kunyit adalah senjata ampuh saat mencegah kambuhnya tanda-tanda asma. Apel apel memiliki kandungan quersetin yang sudah dapat dibuktikan berikan perlindungan yang kuat pada asma. sesuatu studi dari eropa mendapatkan bahwa wanita hamil yang konsumsi sekurang-kurangnya empat apel per minggu, 53 % lebih rendah pada risiko melahirkan anak dengan asma. Cara Menyembuhkan Penyakit Asma :  Konsumsi kopi seseorang yang konsumsi kopi hangat waktu asma kambuh, bisa menolong seseorang meredakan rasa sesaknya. perihal ini dikarenakan kopi telah banyak diketahui, serta efisien untuk buka saluran hawa yang terhimpit di dada. Menghirup aroma minyak kaya putih apabila anda telah rasakan tanda-tanda asma dapat nampak, cepatlah menghirup aroma minyak kayu putih. pasalnya aroma minyak kaya putih bisa menenangkan saraf. hingga bisa menghindar asma kembali kambuh, atau bisa melapangankan tarikan nafas anda waktu asma kambuh. Meminum jus daun kemangi serta madu langkah lain agar bisa menangani serangan asma, anda dapat konsumsi jus daun kemangi yang digabung dengan madu. perihal ini sudah dapat dibuktikan menolong derita pasien asma serta mengembalikan pernafasan kembali ke situasi normal. Janganlah panik janganlah panik apabila asma yang anda punyai terlanjur kambuh, pasalnya panik cuma dapat memperburuk sirkulasi pernafasan anda. sebab itu, didalam kondisi layaknya itu, disarankan terus tenang serta mulai perlahan menghirup oksigen dari hidung serta menghembuskan napas melewati mulut. perihal ini butuh dikerjakan supaya situasi anda dapat jauh tambah baik. sesaat, waktu situasi telah membaik, anda bisa segera menghubungi dokter atau menelpon seseorang untuk menghendaki pertolongan. Menjauhi area yang sesak serta berdebu bila seseorang alami serangan asma, langkah paling baik yaitu untuk pergi ke tempat terbuka. tujuannya supaya anda dapat bernafas dengan bebas, tak tahu sembari duduk atau berdiri. Geser ke area yang hangat terkadang, hawa dingin juga menyebabkan asma seseorang kambuh, lantas cepatlah geser ke area hawa yang lebih hangat atau lembab. tujuannya supaya bisa meringankan sesak nafas anda dikarenakan asma, atau menghindar asma kambuh lagi. Kurangi serta mengelola stres. stres yaitu factor lain yang bisa bikin asma lebih jelek. untuk menolong mengelola stres, sebagian metode layaknya pijat, meditasi, olahraga teratur, serta yoga bisa dicoba. Mendapatkan olahraga yang pas. latihan aerobik baik dikerjakan oleh orang yang hidup dengan asma. latihan ini meliputi joging atau jalan pada pagi hari. tetapi, janganlah terlalu berlebih saat melakukan olahraga. olahraga terlalu berlebih dapat bikin tubuh kelelahan yang bisa menyebabkan serangan asma. tanyakan dengan dokter tentang type serta intensitas latihan yang pas. Memelihara sanitasi yang baik di lebih kurang area tinggal. orang yang hidup dengan asma mesti berusaha bikin lingkungan rumah sebersih barangkali. yakinkan kamar mandi bersih, tidak lembab, atau ditumbuhi jamur. yakinkan juga semua ruangan rumah memperoleh ventilasi yang cukup. Jauhi semprotan insektisida. seorang pasien asma mesti hindari semprotan insektisida serta pestisida yang bisa mengganggu saluran pernapasan. bila pingin membasmi serangga di rumah, pakai langkah lain tak hanya memakai racun serangga. semprotan racun serangga cuma dapat menyebabkan serangan asma Imbuhkan penyaring hawa pada ac. debu dapat jadi penyebab asma. debu yang beterbangan waktu ac dihidupkan dapat jadi problem tersendiri untuk pasien asma. yakinkan untuk menempatkan filter hawa pada ac untuk memperoleh hawa yang bersih dari debu. Kerjakan latihan pernapasan. studi bagaimana bernapas dalam-dalam juga bisa menolong menangani masalah asma. kesusahan bernapas adalah di antara efek serangan asma serta studi bagaimana mengelola problem ini dapat sangat menolong. Menambah mengonsumsi makanan yang kaya vit. a, b6, b12, vit. c, e, serta omega-3. membangun sistem kekebalan tubuh dengan makanan kaya nutrisi layaknya dijelaskan diatas dapat menolong kurangi derita serta tingkat kekambuhan asma. Berhenti merokok serta jauhi asap rokok. asap rokok dapat jadi penyebab asma. lantas, berhentilah merokok serta jauhi asap rokok. Hewan peliharaan. bila menderita asma, seseorang barangkali pingin mengambil keputusan untuk tidak memelihara hewan peliharaan di rumah. namun bila telah terlanjur memilikinya, yakinkan melindungi rumah bersih terlebih dari bulu hewan peliharaan yang bisa menyebabkan asma. BAB III PENUTUP III. 1. Kesimpulan Tubuh manusia adalah seperti sebuah mesin, dirancang unik dan terdiri dari berbagai sistem biologi, yang diatur oleh organ dalam tubuh. Dalam artikel berikut, kita akan lihat salah satu organ penting dari tubuh manusia beserta fungsinya. Kepala adalah kumpulan dari organ-organ yang salah satu fungsinya adalah melindungi dan menjadi tumpuan bagi organ-organ lainya yang terletak pada organ kepala. Salah satu organ penting yang terletak pada kepala adalah Otak yang fungsinya sangat vital bagi tubuh dan organ paling penting dalam tubuh manusia dan bertanggung jawab atas tindakan utama yang dilakukan oleh tubuh. Ada dua alasan mengapa otak jauh lebih penting di bandingkan organ tubuh lainnya; pertama, walaupun ia tidak bisa bekerja sendiri, secara biologi ia adalah pusat bagi semua aktivitas tubuh, baik itu kegiatan sadar maupun tidak sadar (otonom). Ia layaknya CPU (Central Processing Unit) dalam sebuah sistem komputer bagi tubuh manusia, dan kedua secara simbolis, ia diposisikan pada bagian tubuh teratas dan menempati posisi paling tinggi dari semua organ tubuh. Ia disimpan dalam batok kepala yang berlapis-lapis dan sangat kuat. Juga direndam dalam cairan (cerebrospinalis) yang diproduksinya sendiri yang membuatnya tahan gempa dan goyangan. Seacara umum penyakit yang sering di temui pada organ kepala adalah seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, walaupun masih sangat banyak dan kompleks penyakit yang ada pada organ kepala tetapi setidaknya apa yang sudah di tuliskan pada makalah ini bisa menjadi gambaran tentang jenis penyakit pada sebuah organ yang terletak pada organ kepala dan cara penanggulangan dan pencegahan jenis penyakit tersebut. III.2 Saran Mencegah lebih baik dari pada mengobati, pepatah lama yang tentu saja sudah diketahui oleh banyak orang, dari pepatah tersebut setidakya kita bisa menarik makna bahwa kita harus senantiasa menjaga kesehatan dengan cara berolahraga dan memberi tubuh kita asupan makanan yang sehat dan bergizi agar tubuh kita terhindar dari penyakit yang dapat menyerang tubuh kita. DAFTAR PUSTAKA   Van Dales Groot Woordenboek der Nederlandshe Tall. Gold Medical Dictionary. Adams,  Boies Higler. 1997.Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC.Brunner & Suddart. 1996.  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.Pearce, Evelyn C. 1979.  Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta : GramediaPustaka Utama.Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4.Jakarta : EGC.Soepardi, Efiaty Assyad dkk.  Cowan, 1995, Mengatasi Gangguan Telinga, Arcan, Jakarta Iskandar N,1993, Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang Penyakit Telinga Hidung Dan Tenggorokan, FKUI, Jakarta Lalwani AK, Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology – Head & Neck Surgery, 2004, McGraw Hill Inc : United States of America Leopold DA, Holbrook EN, Disorder of Taste and Smell, 2006, Available from : www.emedicine/disorderoftasteandsmell.html Soepardi EA, Iskandar N, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga – Hidung – Tenggorok – Kepala leher, 2001, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Clinical Policy Bulletin : Smell and Taste Disorder,Diagnosis, 2007, Available from : http://www.aetna.com/cpb/medical/data James BS, Ballenger’s Manual of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, 2002, BC Decker : Hamilton Bailey BJ, Healy GB, Johnson JT, Head and Neck Surgery – Otolaryngology, 3rd Edition, 2001, Lippincott Williams & Wilkins Publisher Adams, Boeis, Higler, Buku Ajar Penyakit THT BOIES, Edisi ke – 6, 1997, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Probst R, Grevers G, Iro H, Basic Otorhinolaryngology, 2006, Thieme : New York Vokshoor A, McGregor J, Anatomy of Olfactory System, 2008, Available from : http://www.emedicine.netscape.com Amirudin Ridwan,2006.Perencanaan Kesehatan.Makasar Anonim,2003. Analisis Situasi dan Kecenderungan. http://www.healt .lrc.com Anonim, 2006. Sistem Pelayanan Kesehatan. www.dinkes.co.id http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-biologi-struktur-dan-fungsi.html http://erfanscah.blogspot.com/2014/09/sistem-organ-manusia.html http://www.sridianti.com/pengertian-sistem-organ-tubuh.html https://www.google.co.id/ http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-71479 Ilmu%20Keperawatan%20Dasar%20I-Konsep%20Sehat%20dan%20Sakit.html http://s1-keperawatan.umm.ac.id.KONSEP SEHAT DAN SAKIT. http://www.authorstream.com/Presentation/ebenzalukhu-2144129-konsep-sehat-sakit/ 7