Topik 1
Penelitian Tindakan
Kelas
sebagai kegiatan
Pengembangan Profesi Guru
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK
2007
Materi TOT pada kegiatan pelatihan PTK dan Penulisan Laporan Penelitian sebagai Karya Tulis Ilmiah
dalam kegiatan pengembangan profesi guru, Jakarta, awal Agustus 2007
Tujuan:
Pada akhir pelatihan, peserta akan
Mempunyai pemahaman sama dan mampu menjelaskan kepada para guru tentang makna dan apa
yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai bagian kegiatan pengembangan profesi
guru
Bab 1
Keterkaitan KTI dengan Kegiatan Pengembangan Profesi guru
1.1. Bagaimana keterkaitan Pengembangan Profesi dengan Karya Tullis Ilmiah ?
Macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru, widyaiswara atau pengawas berbedabeda. Hal itu karena berbedanya tugas dan tanggung jawab mereka. Sebagai gambaran, berikut
disajikan ringkasan macam kegiatan pengembangan profesi dari para guru dan pengawas, yang ditetapkan berdasar peraturan yang berlaku seat ini.
guru
1. membuat Karya Tullis Ilmiah (KTI),
2. menemukan Teknologi Tepat Guna,
3. membuat alat peraga/bimbingari,
4. menciptakan karya seni, dan
5.
mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Dari tabel di atas tampak, bahwa
membuat KayaTulis Ilmiah (KTI)
merupakan salah satu bentuk dari
kegiatan pengembangan profesi
yang dapat dilakukan baik para
guru, widyaiswara rnaupun pengawas.
Menyusun Karya
Tulis Ilmiah (KTI)
merupakan salah
satu bentuk dari
kegiatan pengembangan profesi
1.2. Karya Tulis Ilmiah, Apa Dan Bagaimana?
Karya tulis banyak macamnya, salah satu di antaranya
adalah Karya Tulis ilmiah (KTI). Adanya tambahan
kata "ilmiah" menjadikan KTI sebagai karya tulis yang
berciri khusus. KTI, itu narus bersifat dan memenuhi
presyaratan kegiatan ilmiah.
Kegiatan ilmiah di antaranya adalah berupa kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi. Dan,
laporan tertulis dari kegiatan ilmiah tersebut umum
disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Karena kegiatan ilmiah berbeda-beda, maka
K T I j u g a beraqam bentuknya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, ungkapan gagasan, skripsi, tulisan ilmiah
Populer, buku, diktat dan lain-lain.
Wujud fisik KTI dengan demikian juga berbeda-beda, t e r gantung kepada media pemuat dan juga tujuan
penulisannya. Pada umumnya, jurnal ilmiah, panitia seminar, perguruan tinggi, memberikan pedoman dan
tatacara penulisan bagi K T I yang diterbitkan olehnya.
Meskipun berbeda macam (dan juga besaran angka kreditnya), semua KTI selalu mempunyai kesamaan, yaitu:
•
•
•
•
hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode
ilmiah
tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penuilsan
karya
1.3. Bagaimana Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian?
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan
hasil penelitian juga merupakan Karya Tulis Ilmiah.
Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan bagian penting dari macam KTI yang
dapat dibuat oleh guru, sebagaimana tampak pada tabel
berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KTI hasil penelitian
KTI tinjauan/ulasan ilmiah
Tulisan Ilmiah Populer
Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah
Buku
Diktat
Karya terjemahan
Tabel di atas terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil
penelitian dapat dipakai sebagai salah satu macam kegiatan pengembangan profesi tenaga pendidik.
Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah yang makin meningkat.
1.4. Mengapa KTI Hasil Penelitian Makin Dirninati?
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi terdapat kecenderungan KTI hasil penelitian menjadi pilihan
utama dari sebagian besar tenaga pendidik. Mengapa?
KTI hasil penelitian cenderung diminati dalam kegiatan
pengembangan profesi guru, di antaranya karena:
1. Para guru memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi adalah dilakukannya ke-
giatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sellbaLpaf; besar guru, melakukan kegiatan
seperti itu, sudah terbiasa dilakukan
2. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan
cara itu mereka akan dapat mengembangkan profesinya.
3. Kegiatan itu dapat berupa pelaksanaan penelitian tindakan di dalam kelas yang diyakini makin layak, untuk
menjadi prioritas Pada kegiatan pembelajaran, tindakav, yang dapat dilakukan untuk, meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan "menguji
atau mlenerapkan hal-hal "baru" dalam praktik pembelajarannya.
4. Banyak, inovasi barn dalam pembelajaran, terutama
dalam p r a k t i k p e m b e l a j a r a n ( m i s a l n y a p e n e r a p a n t e o r i konstruktivistik dalam upaya mendukung pelaksanaan KBK) memerlukan verifikasi
maupun penerapan dalam proses pembelajaran.
1.5. Mengapa PTK Disarankan Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi ?
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dilakukan
dengan melibatkan para siswanya, dapat dilakukan oleh
guru. Di antaranya, melakukan penelitian di kelasnya. Ada
dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen dan (b) penelitian
tindakan kelas (PTK).
Penelitian PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam
upayanya menulis KTI, karena:
(a) KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata
yang d i l a k u k a n p a r a g u r u d i k e l a s n y a d a l a m
u p a y a meningkatkan mutu pembelajarannya (ini
tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun
ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan
dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya),
(b) Masalah penelitian PTK diangkat dari permasalahan
yang terjadi di kelas dan paling merisaukan dari kegiatan sehari-hari yang dirasakan oleh guru, dan
(c) Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka
para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam
kegiatan pengembangan profesionnya.
Laporan penelitian yang dilakukan dengan baik dan benar
akan dapat penghargaan berupa angka kredit. Selanjutnya angka kredit tersebut
dapat dipakai untuk melengkapi persyaratan kenaikan golongan kepangkatannya.
Dengan demikian disamping
bermanfaat untuk pengembangan profesi guru
juga dapat memperbaiki
proses pembelajaran serta
memperbaiki hasil belajar
siswa.
PTK disarankan karena
KTI yang dihasilkan
akan berupa laporan
dari kegiatan nyata
yang telah dilakukan
guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya, hal itu
juga berarti guru telah
melakukan salah satu
tugas kegiatan pengembangan profesi
Bab 2
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
2.1. Apa Arti Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajarmengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar).
PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di
dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari ketiga kata "Penelitian + Tindakan +
Kelas" sebagai berikut:
•
•
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metoPTK adalah penelidologi tertentu untuk mempetian tindakan yang
roleh data atau informasi yang
dilakukan di Kelas
bermanfaat untuk rneningkatkan mutu suatu hal yang dengan tujuan memperbaimenarik minat dan penting
ki/meningkatkan mubagi peneliti.
tu praktik pembelajaTindakan adalah sesuatu geran
rak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan, dan
•
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
2.2. Apa Makna "Kelas" dalam PTK?
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta
didik yang sedang belajar. Siswa yang belajar itu tidak hanya terbatas di dalam sebuah ruangan tertutup
saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboratorium, di
rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengedakan tugas yang diberikan oleh guru.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji
melalui penelitian tinddakan adalah pada:
• siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa
yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses
pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium atau
bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika
mereka sedang mengikuti kerja bakti di sekolah.
• guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan
sedang mengajar di kelas, sedang membimbing
siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika
guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa,
• materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru se-
dang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa,
• peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ke-
tika guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan
mutu hasil belajar yang diamati dapat guru, siswa, atau
keduanya
• hasil pembelajaran, merupakan produk yang
haius ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan
unsur lain, yaitu proses pembeiajaran, peralatan
atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri,
• lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, se-
kolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya, pada penelitian tindakan, bentuk perlakuan
atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif, dan
• Pengelolaan,
merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelasjelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan.
Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan
misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru
memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan pap an
tulis, penataan p eralatan milik sis wa dan sebagainya.
2.3. Permasalahan Apa yang Dapat Dikaji Melalui
PTK?
Karena makna "kelas" dalam PTK adalah sekelompok
peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan
PTK cukup luas, di antaranya adalah:
•
•
Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya
permasalahan belajar di kelas, kesalahankesalahan pembelajaran, miskonsepsi, mis strategi, dll.
Pengembangan profesionalisme guru dalam pe-
•
•
•
•
•
•
ningkatan mutu perancangan, pelaksanaan dan
evaluasi program pengajaran.
Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik Pengembangan potensi diri
Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru),
interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan
strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu)
Penanaman dan pengembangan sikap serta nilainilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah
dalam diri siswa, keberanian berpendapat.
Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
Sistem asesmen dan evaluasi proses dan
hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, Pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensf,
atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
Masalah kurikulum, misalnya implementasi
KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi
guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswalingkungan belajar
2.4. Apa Tujuan PTK?
Tujuan uLama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.
Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan
yang dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata
guru dalam pengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai
persoalan nyata dan praktis dalam peninqkatan mutu
pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belaiar.
•
•
•
•
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain:
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan
hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya
dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
Meningkatkan sikap profesional pendidilk dan tenaga
kependidikan.
Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga t er cipt a sikap pr oakt if di
dalam melahikan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
2.5. Apa Luaran Penelitian Tindakan Kelas?
Luaran yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran yang antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut.
•
•
•
•
•
•
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar
siswa di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan
proses pembelajaran di kelas.
terhadap
mutu
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan somber belajar
lainnya.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
Peningkatan atau perbaikan terhadap
masalah pendidikan anak di sekolah.
masalah-
Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi
siswa di sekolah.
2.6. Baqaimana Ciri Penelitian Tindakan Kelas ?
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian
dari penelitian tindakan.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action)
yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami
(bukan dalam l a b o r a t o r i u m ) d a n d i t u j u k a n u n t u k
m e m e c a h k a n permasalahan-permasalahan praktis.
Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan ter-
tentu. Pada penelitian tindakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Masih ada keunikan dari PTK, di antaranya adalah
•
•
•
•
•
PTK merupakan kegiatan peneliltian, yang tidak
saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi
sekaligus juga mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional
dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan
guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu
mebiasakan-membelajaran guru untuk menulis dan
membuat catatar.
Hal yang diperrnasalahkan bukan dihasilkan dari
kajian teoritik atau dari hasil penelitian terdahulu,`tetapi berasal dari adanya permasalahan yang
nyata dan aktual yang terjadi dalam, pembelajaran
di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada,
masalah praktis bukan, problem teoritis atau bersifat
bebas konteks
PTK hendakny dimulai dari permasalahan yang sederha, nyata, jeias dan tajam mengenai hal-haI yang
terjadi di dalam kelas.
Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi
(guru, kepala sekolah, siswa, dll) dan peneliti dalam
pemahama kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
Di samping itu, PTK dilakukan hanya bila ada (1) keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (2) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru,
(3) alasan pokok: ingin tahu, ingin, membantu,
ingin meningkatkan, dan (4) bertujuan memperoleh
pengetahuan dan atau sebagai pemecahan masalah.
Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas
harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai
aktivitas.
Di samping itu PTK, karena menggunakan kegiatan nyata
di kelas, menuntut etika, antara lain:
a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru.
b) jangan terla!u menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dll).
c) Masalah yang dikaji harus merupakan masalah
yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru.
d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja
(minta ijin, membuat laporan, dll).
2.7. Mengapa Kolaborasi Merupakan Hal Penting
dalam PTK?
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi
(kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa,
dlI) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan
(action).
Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal
sangat sangat penting. Melalui kerjasama inilah, mereka
bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata
yang dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah.
Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, maka
harus secara jelas diketahui peranan dan tugas yang harus dilakukan di antara, guru dengan peneliti.
Dalam PTK kedudukan peneliti (dosen/widyaiswara)
setara dengan guru, dalam
arti masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling
rnembutuhkan dan saling
melengkapi untuk mencapai tujuan
kerjasama (kolaborasi
antara guru dengan penelit) sangat penting dalam bersarna menggali
dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah menyusun usulan,
Peran kerjasarna (kolabomeIaksanakan tindakan,
rasi) sangat rnenentukan
menganalisis data, mekeberhasilan PTK terutama
nyeminarkan hasil, dan
pada kegiatan: mendiagnomenyusun laporan akhir
sis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian
(melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
2.8. Bagaimana Bila PTK Tanpa Kolaborasi Dengan
Peneliti?
Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru
melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam
hal ini guru berperan sebagai peneliti yang sekaligus juga
sebagai praktisi pembelajaran.
Menurut Suharsimi (2002), pada kedaaan seperti ini, maka guru melakukan sendiri pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan. Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara objekf;
agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar,
tidak harus ditutup-tutupi.
Guru yang professional, memang seharusnya mampu
mengajar sekaligus meneliti. Di samping itu dengan melalui PTK seperti itu, guru dapat
a) mengkaji/meneliti sendiri praktik pembelajarannya,
b) melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya
c) mengkaji permasalahan yang dialami dan yang
sangat dipahami, dan
d) melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.
Jadi boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi
dengan peneliti, namun perhatikan kritik berikut ini.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru tanpa
kerjasama dengan peneliti, mempunyai kelemahan karena
para praktisi umumnya (dalam hal ini adalah guru)
kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian, Di
samping itu, guru umumnya tidak cukup waktu untuk melakukan penelitian sehubungan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukannya. Akibatnya, hasil PTK menjadi
kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah.
Kepustakaan
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka kreditnya
Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993,
nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Nomor 025/0/1993
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara,
Jakarta: Depdibud, Dikdasmen.
Suhardjono (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Makalah
pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan
Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan) Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan
Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada
pelatihan peningkatan mutu guru di Makasar,
Jakarta tahun 2005.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, (2006) Peneilitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina Aksara
Supardi, (2003), Memahami Penelitian Tindakan Kelas, makalah Diklat Pengembangan profesi Widyaiswara, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan DItjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.