Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, Amelia Dea Lova
…
9 pages
1 file
Pembelajaran inklusif merupakan sistem layanan merupakan sistem layanan pendidikan yang terbuka dengan mengakomodasi semua peserta didik yang membutuhkan pendidikan layanan khusus tanpa diskriminatif dengan cara belajar bersama dalam suatu iklim dan proses pembelajaran sesuai dengan potensi, kemampuan, kondisi tanpa membeda-bedakan latar belakang kondisi sosial, ekonomi, suku bahasa serta perbedaan kondisi fisik maupun mental. Dalam konteks anak usia dini, penerapan pendidikan inklusif memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak. Pendekatan ini memungkinkan setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka. Penerapan pendidikan inklusif dalam pembelajaran anak usia dini juga memerlukan peran aktif dari guru dan orang tua. Pandangan guru dan orang tua terhadap pendidikan inklusif di taman kanak-kanak menunjukkan bahwa pendidikan inklusif memberikan manfaat positif bagi anak-anak berkebutuhan khusus maupun anak tanpa kebutuhan khusus.
Tujuan penulisan artikel ini, yaitu (1) Untuk menjelaskan pengertian anak usia dini (2) Mengetahui tingkat kebutuhan permainan edukatif balok pada anak usia dini Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. (3) Untuk menjelaskan pengertian dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran. (4) Untuk menjelaskan permainan Edukatif Balok pada Anak Usia Dini. 5)Untuk menjelaskan pengembangan, bermain,fungsi alat permainan edukatif,jenis jenis permainan edukatif ,tujuan dan persyaratan permainan edukatif dan manfaat permainan edukatif dan pengaruh metode alat permainan edukatif pada anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usia dini merupakan masa keemasan (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia, sekaligus merupakan masa yang kritis dalam perkembangan ank usia dini.
Yulia Eka Fitri, 2021
Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui manfaat penerapan program pendidikan inklusi untuk anak usia dini. Penelitian ini menggunakan teknik penulisan
Pendidikan anak usia dini merupakan investasi bangsa, jika ingin mengembangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa dengan nasionalisme, integritas, dan karakter yang kuat maka mulailah sejak anak usia dini. Anak merupakan aset, pewaris, dan generasi penerus bangsa. Anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sebaikbaiknya sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang sehat secara fisik, mental, sosial dan emosi, dengan demikian dapat mencapai perkembangan yang optimal akan potensi yang dimilikinya dan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan karakter bukan barang baru. Sebab, sejak dulu hakikat pendidikan adalah pembentukan karakter peserta didik yang diawali dari usia dini. Berikut adalah bebrapa penjelasan mengenai pendidikan karakter anak usia dini.
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( UU nomor 20 tahun 2003 Bab 1 ayat 14 )
Each Kindergarten has a different mission vision but all curriculum used in schools generally rests on one national goal; The intellectual life of the nation, forming a society of faith and devotion to God Almighty, forming a society with noble character, skillful and intelligent, forming a healthy society physically and spiritually, forming a society that has a strong personality, independent and have a sense of responsibility for society and country. To achieve this goal, an early childhood education curriculum is required based on the age range of children in Kindergarten, so that education can be done from the age of 0 to 6 years through a integratuve thematic approach.The integrative thematic is an integrated learning model using the theme as a unifier between subjects Keywords: curriculum; early childhood education programs; age range Abstrak. Setiap Taman Kanak-kanak (TK) mempunyai visi misi yang berbeda tetapi semua kurikulum yang dipakai disekolah pada umumnya bertumpu pada satu tujuan nasional yaitu; Mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk masyarakat yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, membentuk masyarakat dengan budi pekerti luhur, terampil dan cerdas, membentuk masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani, membentuk masyarakat yang memiliki kepribadian yang kuat, mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab untuk masyarakat dan negaranya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diupayakan kurikulum pendidikan anak usia dini berdasarkan rentang usia anak di Taman Kanak-Kanak, agar pendidikan dapat terlaksana dari usia 0 sampai 6 tahun melalui pendekatan tematik integrative. Tematik integratif merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu antar mata pelajaran. Kata kunci: kurikulum; pendidikan anak usia dini; rentang usia PENDAHULUAN Usia dini dianggap sebagai usia emas atau The Golden Age bagi kehidupan seorang anak manusia yang terjadi satu kali seumur hidup, karena pada usia dini ini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami mengirimkan salawat beriring salam pada Nabi besar Muhammad SAW karena beliau telah berhasil membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai pondasi dari awal pertumbuhan dan perkembangan mereka dimasa datang, maka optimalisasi pendidikan ditiga lingkungan yaitu, keluarga, masyarakat, dan sekolah menjadi sangat penting. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam hal ini diantaranya aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perkembangan fisik anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik halus ditaman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Salah satu aktivitas pendidikan yang cocok untuk diterapkan adalah seperti dikemukakan oleh Solehudin (2009:110) adalah " Aktivitas-aktivitas motorik halus seperti menggambar atau membuat bentuk-bentuk tertentu dengan tanah liat perlu di prioritaskan sebagai persiapan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan akademik dasar yang anak alami di SD ". Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda kedalam lubang sesuai dengan bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya. Kemampuan motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun ketepatannya dan dipengaruhi oleh pembawaan anak serta stimulasi yang didapatnya. Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus, lingkungan dapat meningkatkan atau 1 1
MELATI SUKMA YOVANDA , 2023
TUGAS PENGEMBANGAN KARIR ANAK USIA DINI PERTEMUAN 11 MELATI SUKMA YOVANDA 21022149
ESBL-Producing E. coli, 2024
Background: Extended-spectrum β-lactamases (ESBL) in Escherichia coli are a serious concern due to their role in developing multidrug resistance (MDR) and difficult-to-treat infections. Objective: This study aimed to identify ESBL-carrying E. coli strains from both clinical and environmental sources in Lusaka District, Zambia. Methods: This cross-sectional study included 58 ESBL-producing E. coli strains from hospital inpatients, outpatients, and non-hospital environments. Antimicrobial susceptibility was assessed using the Kirby-Bauer disk diffusion method and the VITEK ® 2 Compact System, while genotypic analyses utilised the Illumina NextSeq 2000 sequencing platform. Results: Among the strains isolated strains, phylogroup B2 was the most common, with resistant MLST sequence types including ST131, ST167, ST156, and ST69. ESBL genes such as bla TEM-1B , bla CTX-M, bla OXA-1 , bla NDM-5 , and bla CMY were identified, with ST131 and ST410 being the most common. ST131 exhibited a high prevalence of bla CTX-M-15 and resistance to fluoroquinolones. Clinical and environmental isolates carried bla NDM-5 (3.4%), with clinical isolates showing a higher risk of carbapenemase resistance genes and the frequent occurrence of bla CTX-M and bla TEM variants, especially bla CTX-M-15 in ST131. Conclusions: This study underscores the public health risks of bla CTX-M-15-and bla NDM-5-carrying E. coli. The strengthening antimicrobial stewardship programmes and the continuous surveillance of AMR in clinical and environmental settings are recommended to mitigate the spread of resistant pathogens.
Empiria. Revista de metodología de ciencias sociales, 2006
Proyecto académico sin fines de lucro, desarrollado bajo la iniciativa de acceso abierto
Annual Review of Earth and Planetary Sciences , 2016
Économie & prévision, 2001
General Relativity and Gravitation, 1982
COMPARATIVE STUDY OF DIFFERENT MODELING TECHNIQUES OF BOX-GIRDER BRIDGE DECK, 2005
ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 2024
Sustainability, 2023
Pharos. Journal of the Netherlands Institute at Athens , 2015
Cahiers d’études italiennes, 2013
Journal of Anthropological Archaeology, 2018
Journal of Neurochemistry, 2004
2013
Clinical Medicine Insights: Gastroenterology, 2012
Journal of the American College of Cardiology, 2012