Academia.eduAcademia.edu

PENYAKIT PNEUMONIA

2024, Lulu Zahira Nasution (1a)

Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penyakit Pneumonia di Indonesia. Terimakasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini maih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Penyakit Pneumonia di Indonesia Mata Kuliah: Bioteknologi Farmasi Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si. Disusun Oleh : Lulu Zahira Nasution Kelas 1A NPM:242114018 PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH MEDAN 2024 KATA PENGHANTAR Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah -Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penyakit Pneumonia di Indonesia. Terimakasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini maih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Medan,28 September 2024 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... DAFTAR ISI BAB 1 …………………………………………………………………………. PENDAHULUAN ……………………………………………………..……. Latar Belakang 1.1 …….………………………………………………….. Rumusan Masalah 1.2 ….…….……………………………………………. Tujuan 1.3 ………………….……………………………...………………. Manfaat 1.4 BAB 2 ……………………………………………….………………. PENJELASAN ..…….…………………………..……….……….. ……………………………….........................…………. A.Pengertian Pneumonia …..............................................................…….… B.Penyebab Pneumonia C.Faktor Resiko Pneumonia …….......................……...……..........……… D.Gejala-gejala Pneumonia ………........................................…….….. ..…........................................................... E.Diagnostik Pneumonia F.Pengobatan …..…………………………………...................................……... G.Pencegahan ………………….......................................................…… H.Kasus Pneumonia di Indonesia BAB 3 PENUTUP Kesimpulan ………………................….………………… ……….…………………..………………….…………………… …………………………………………………..……….. Saran ………………….………………………………………..……… DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... Bab 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru-paru (alveoli) yang disebabkan oleh bakteri, irus maupun jamur. Penyakit pneumonia ini 15% dari seluruh kematian anak dibawah usia 5 tahun pada tahun 2015 (WHO, 2015). Badan Kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 menyebutkan bahwa seperlima dari kematian bayi dan balita terutama di negaranegara berkembang disebabkan oleh pneumonia, melebihi penyakit-penyakit lainnya. Setiap tahunnya terdapat sebanyak 2 juta bayi yang meninggal karena pneumonia, 5,500 anak meniggal setiap hari atau 4 bayi meninggal setiap satu menit. Pada tahun 2010 pneumonia merupakan pembunuh terbesar bagi balita di seluruh dunia dengan angka 18% (Liu et al, 2012). Berdasarkan data dan informasi kesehatan Indonesia tahun 2016 menunjukkan angka penyakit pneumonia pada anak usia 1-4 tahun sebanyak 334,555 kasus. Upaya dalam mengatasi kasus pneumonia telah banyak dilakukan, mulai dari kasus pneumonia masih tetap tinggi, bahkan kasus pneumonia tidak terjadi hanya sekali pada balita yang sama. Orang tua yang berperan dengan baik maka pneumonia yang dialami balita cenderung tidak akan kambuh lagi dan sabaliknya apabila peran orang tua kuranng maka penyakit pneumonia yang di alami balita cenderung akan kambuh. Keluarga atau rumah tangga adalah unit terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang baik harus dimulai dari keluarga. Orang tua merupakan sasaran utama dalam pencegahan suatu penyakit. Orang tau yang memiliki peran buruk dalam menjaga kesehatan keluarga akan mengubungkan angka kesehatan anggota kelurga terutama anggota keluarga yang masih balita(Notoatmodjo, 2012). Peran orang tua dalam pencegahan pneumonia dengan kekambuhan pneumonia sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap dan perilaku seseorang. Dengan pengetahuan yang cukup maka diharapkan akan timbul sikap yang positif dan mengkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi suatu penyakit (Notoatmodjo,2012). Sikap merupakan konsep penting dala psikologi sosial yang membahas unsure sikap baik individu maupun kelompok.Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) RI tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan atau jumlah penderita pneumonia di bandingkan pada tahun 2013.Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan jumlah orang yang mengalami ganguan penyakit pneumonia ini pada tahun 2018 yaitu sekitar 2 persen. Dari tahun 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfirmasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkatb sekitar 500.000 per tahun. Tercatat jumlah penderita radang paru tersebut mencapai 505,331 pasien dengan 425 pasien meninggal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit pneumonia ini yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Kasus pneumonia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 5,601 kasus atau 12,47% terjadi penurunan di bandingkan kasus pada tahun 2018 jumlah kasus sebanyak 6,469 kasus atau 14%.Pada tahun 2020 penemuan kasus pneumonia untuk Medan terdapat 280 kasus sedangkan di provinsi Sumatera Utara sebesar 12,47% terdapat empat.Kabupaten/Kota yang cakupan penemuan pneumonia balita sudah mencapai melebihi angka Provisi yaitu kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar 60,04%, Kota Tebing tinggi yaitu 24,93%, Kabupaten langkat yaitu sebesar 17,91% dan Kota Pematang Siantar 13,10%. Dari data rekam medis RS Imelda Medan pada tahun 2022 di dapatkan data pneumonia sebanyak 76 kasus.Dari survei awal yang penulis lakukan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan terhadap pasien pneumonia, masih ada beberapa pasien yang belum mengetahui tentang penyakit pneumonia baik penyebab maupun pengobatannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah gambaran tingkat pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakit pneumonia. 1.3 Tujuan  Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan praktik penemuan kasus pneumonia pada balita.  Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan pneumonia pada balita.  Mengetahui hasil implementasi penerapan terapi pursed lips breathing pada pasien pneumonia.  Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan kemampuan ibu dalam merawat balita pneumonia. 1.4 Manfaat  Meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan masyarakat terhadap pneumonia  Memberikan masukan dan saran bagi puskesmas untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus pneumonia  Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan untuk merencanakan program penemuan kasus pneumonia  Menjadi bahan kepustakaan untuk mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat  Memberikan informasi mengenai saturasi oksigen pada pasien pneumonia  Memberikan bahan referensi bagi mahasiswa, dosen, dan profesi terkait gambaran saturasi oksigen pada pasien pneumonia  Menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut terkait saturasi oksigen pada penderita pneumonia  Mengembangkan ilmu keperawatan anak, khususnya asuhan keperawatan pada balita pneumonia dengan defisit nutrisi  Memberikan masukkan dalam peningkatan pelayanan kesehatan anak, terutama dalam pencegahan pneumonia dengan memberikan ASI eksklusif. Bab 2 PENJELASAN A. Pengertian Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru.Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi udara saat orang sehat bernapas. Saat seseorang menderita pneumonia, alveoli terisi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa menyakitkan dan membatasi asupan oksigen.Pneumonia adalah suatu infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, atau jamur. Penyakit Pneumonia dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi risiko terkena lebih tinggi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, anak-anak, orang tua, dan orang yang merokok atau sering terpapar asap rokok. Pneumonia adalah kondisi penyakit serius, jika tidak diobati, dapat menjadi kondisi yang serius dan mengancam nyawa. Pneumonia merupakan penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, yang merupakan 14% dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun, tetapi 22% dari semua kematian pada anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun. Pneumonia menyerang anakanak dan keluarga di mana-mana, tetapi angka kematian tertinggi terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara. Anak-anak dapat dilindungi dari pneumonia, dapat dicegah dengan intervensi sederhana, dan dapat diobati dengan pengobatan dan perawatan berbiaya rendah dan berteknologi rendah. B. Penyebab Pneumonia Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur yang terdapat dalam udara yang dihirup oleh penderitanya. 1. Bakteri Salah satu jenis pneumonia bakteri terjadi adalah pneumonia pneumococal yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini hidup di saluran pernapasan bagian atas. Orang yang berisiko tinggi terkenal pneumonia bakteri adalah orang yang menjalani masa pemulihan setelah operasi, orang dengan penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 2. Virus Virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit yang baru muncul pada tahun 2019, yaitu COVID-19, dan virus influenza menjadi penyebab pneumonia yang umum dialami oleh orang dewasa. Sedangkan pneumonia yang dialami anak-anak umumnya disebabkan virus respiratory syncytial virus (RSV). Sebagian besar pneumonia virus sifatnya tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri. 3. Jamur Ada pula jamur yang menyebabkan pneumonia, yaitu Pneumocystis jirovecii. Pneumonia jenis ini biasa terjadi pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia jenis ini bisa muncul jika orang terpapar dengan tanah atau kotoran yang terinfeksi jamur Pneumocystis jirovecii. C. Faktor Resiko Pneumonia Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena pneumonia antara lain:  Orang yang lebih tua dari 65 tahun atau balita berada pada risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia  Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS atau pasien kanker yang menjalani kemoterapi  Orang dengan kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, paru-paru kronis, asma, penyakit paru obstruktif kronis atau penyakit ginjal  Perokok Aktif, sudah jelas bahwa merokok dapat merusak paruparu dan meningkatkan risiko terkena pneumonia  Kontak dengan orang yang sakit. Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan yang penuh dengan orang yang sakit atau terpapar zat kimia tertentu  Orang yang pernah terkena pneumonia sebelumnya berisiko lebih tinggi untuk terkena kembali  Orang yang tinggal atau bekerja di tempat-tempat yang padat, seperti penjara atau rumah singgah, berisiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia D. Gejala-gejala Pneumonia Gejala atau ciri-ciri pneumonia bervariasi tergantung pada jenis dan beratnya infeksi. Beberapa gejala ciri yang umum meliputi:  Batuk yang disertai dahak, kadang-kadang mengeluarkan dahak berwarna hijau atau kuning  Nyeri dada saat bernapas atau batuk  Perubahan karakteristik dahak  Nyeri otot dan sendi  Demam dan menggigil  Bekeringat  Kesulitan bernapas  Lelah dan lemas  Sakit kepala  Detak jantung meningkat  Mual dan muntah  Kehilangan nafsu makan Jika seseorang mengalami gejala-gejala di atas, disarankan untuk segera konsultasi dengan Dokter Spesialialis Paru dan Pernapasan. E. Diagnostik Pneumonia Cara diagnosis pneumonia tergantung pada jenis pneumonia dan tingkat keparahannya. Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis pneumonia adalah:  Dokter akan memeriksa gejala dan tanda-tanda pneumonia, seperti denyut nadi, frekuensi napas, dan suhu tubuh  Melalui Rontgen dada, tes ini dapat membantu dokter melihat apakah ada perubahan dalam paru-paru yang menunjukkan pneumonia  Tes darah dapat membantu dokter melihat apakah ada infeksi di tubuh  Melalui Sputum test, yaitu mengambil sampel dahak dari paruparu dan menguji apakah terdapat bakteri atau jamur penyebab infeksi  Melalui CT scan, dapat membantu dokter melihat perubahan dalam paru-paru yang lebih detail dibandingkan dengan rontgen dada Setelah diagnosis pneumonia ditegakkan, dokter akan memulai pengobatan yang sesuai dengan penyebab pneumonia dan tingkat keparahannya. F. Pengobatan Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi pasien. Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang tepat untuk membunuh bakteri tersebut. Jika penyebabnya adalah virus, antibiotik tidak diperlukan, dan pengobatan difokuskan pada meredakan gejala. Selain antibiotik, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk meredakan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Terkadang, pasien memerlukan terapi oksigen atau perawatan di rumah sakit jika kondisinya sangat parah. G. Pencegahan Cara Mencegah Pneumonia Pneumonia bisa dicegah dengan beberapa langkah berikut: 1. Vaksinasi Vaksinasi pneumonia dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari virus dan bakteri. Pedoman vaksinasi telah berubah seiring waktu, jadi pastikan untuk meninjau status vaksinasi dengan dokter, bahkan jika sudah mendapat vaksin pneumonia sebelumnya. Selain itu, anak-anak juga perlu divaksinasi, terutama jika mereka sudah mulai masuk taman kanak-kanak atau dibawa ke tempat penitipan. 2. Hidup Sehat Jaga kesehatan tubuh dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir. Anda juga bisa menggunakan hand sanitizer. Selain itu, hindari merokok karena bisa mengurangi pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi saluran pernapasan. Jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat: makan makanan bergizi dengan jadwal teratur, istirahat cukup, dan olahraga teratur. 3. Hindari Kontak dengan Penderita Pneumonia Pneumonia adalah penyakit yang bisa menular. Maka dari itu, hindari kontak dengan orang terdekat yang sedang menderita pneumonia agar tidak terpapar virus atau bakteri. H.Kasus Pneumonia di Indonesia Berikut adalah beberapa contoh kasus pneumonia di Indonesia: Pada 6 Desember 2023, dilaporkan ada enam kasus "Mycoplasma pneumoniae" di Indonesia, dan semuanya sudah sem⅞buh. Infeksi ini banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Pada 2017, data profil kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa ada 447.431 kasus pneumonia pada balita, dengan persentase 46,34%. Bab 3 PENUTUP A. Kesimpulan Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang ditandai dengan batuk,demam dan kesulitan bernapas. Penyakit ini di sebabkan oleh bakteri atau virus dan merupakan penyakit yang dapat diobati antara 5 hari - 2 minggu saja. Pada anak pneumonia terjadinya seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus. Anak yang mengalami pneumonia berulang harus menjalani evaluasi penyakit kronik, seperti fibrosis kistik atau asma. Gejala pneumonia yaitu berupa napas cepat dan napas sesak, dikarenakan paru meradang secara mendadak. Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Berdasarkan 5 jurnal diatas dan setelah dilakukan pembahasan dapat disimpulkan bahwa teknik fisioterapi dada saat ini sudah teruji dan dapat meningkatkan ventilasi pada pasien anak dengan pneumonia. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Karya tulis ilmiah ini sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar mengenai masalah penatalaksanaan Pneumonia pada anak dengan fisioterapi dada. 2. Bagi Penulis Menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan wawasan serta memberikan sumber informasi yang lebih jelas mengenai literatur review tentang penatalaksanaan Pneumonia pada anak dengan fisioterapi dada. 3. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan dan sumber informasi bagi masyarakat tentang penatalaksanaan Pneumonia pada anak dengan fisioterapi dada. DAFTAR PUSTAKA Wei, M., et al. (2020). Pneumonia Caused by Mycobacterium tuberculosis. Microbes and Infection, 22(6-7), pp. 278–84. American Lung Association (2021). Lung Health & Diseases. Pneumonia. World Health Organization (2021). Pneumonia. Centers for Disease Control and Prevention (2020). Pneumonia. Health Direct (2021). Health Topics A-Z. Pneumonia. Kids Health (2022). Parents. Pneumonia. National Health Services Inform Scotland (2021). Illnesses and Conditions. Pneumonia. National Health Services UK (2019). Health A to Z. Pneumonia. National Institute of Health (2022). MedlinePlus. Pneumonia. Cleveland Clinic (2020). Disease & Conditions. Pneumonia. Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Pneumonia. Carew, J. Verywell Health (2021). Pneumonia. Nazario, B. WebMD (2021). Pneumonia. Normandin, B. Healthline (2021). Everything You Need to Know About Pneumonia.