Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
Bentuk Lagu “Sendah Kerja Rani”
Erika Tri Yeni
Syahrul Syah Sinaga
Slamet Haryono
Universitas Negeri Semarang
Pos-el:
[email protected]
DOI: 10.32884/ideas.v9i4.1501
Abstrak
Gereja Batak Karo Protestan Runggun Semarang (GBKP) merayakan kerja rani dan lagu
“Sendah Kerja Rani” merupakan lagu rohani Karo yang terdapat di dalam buku Kitab EndeEnden yang memiliki nilai-nilai budayanya, masih dinyanyikan di GBKP Runggun Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologi dengan teknik
pengumpulan data dilakukan wawancara terstruktur, dokumentasi, dan observasi secara
langsung, yaitu mengikuti ibadah perayaan kerja rani di GBKP Runggun Semarang. Hasil
penelitian disimpulkan bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” yaitu merupakan lagu dua bagian yang
terdiri dari kalimat A (a, a’) dan kalimat B (b, y), terdapat tiga motif di dalam lagu “Sendah
Kerja Rani” yaitu ulangan harariah, ulangan pada tingkat sekuens, dan pemerkecil interval, lalu
kadens.
Kata Kunci
Bentuk lagu, GBKP, motif lagu, “Sendah Kerja Rani”
Abstract
Runggun Semarang Batak Karo Protestant Church (GBKP) celebrates kerja rani and song
“Sendah Kerja Rani” is a Karo spiritual song found in the book kitab end-endwhich has
cultural values, is still sung at GBKP Runggun Semarang.The purpose of writing this article is
to analyze the form of the “Sendah Kerja Rani” song using a qualitative research method, a
musicological approach, and an approach that involves reading problems in the scientific field
of music, such as form and context. “Sendah Kerja Rani” song is a two-part song consisting of
sentence A (a, a') and sentence B (b, y), there are three motifs in the “Sendah Kerja Rani” song
namely literal repetition, repetition at sequence level, and interval reduction, then cadence
Keywords
Song form, GBKP, song motif, “Sendah Kerja Rani”
Pendahuluan
Musik dalam gereja memegang peranan yang sangat penting dan menentukan keberhasilan
upacara. Salah satunya adalah gereja suku, yaitu Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). GBKP
merupakan gereja suku Karo yang tersebar di pulau-pulau Indonesia, yang ibadahnya
menggunakan bahasa Karo dan penulis juga merupakan salah satu jemaat di Gereja Batak Karo
Protestan. Gereja Batak Karo Protestan menggunakan Kitab Ende-Enden sebagai pedoman
nyanyian saat beribadah berlangsung. Kitab Ende-Enden adalah buku kidung pujian nyanyian
berbahasa Karo. Lagu-lagu di dalam Kitab Ende-Enden beberapa terdapat terjemahaan dari lagu
barat ke bahasa Karo, namun banyak juga para seniman Karo menciptakan lagu-lagu rohani
1175
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
berbahasa Karo di dalam Kitab Ende-Enden. Salah satunya lagu rohani Karo dari Kitab EndeEnden adalah “Sendah Kerja Rani”.
Musik adalah suara yang dirasakan secara berbeda oleh orang-orang berdasarkan sejarah,
lokasi, budaya, dan preferensi pribadi (Irawana & Desyandri, 2019). Musik berasal dari
mitologi Yunani yang harus dijelaskan dalam kata yang dibentuk dari kata bahasa Inggris,
music: muse + ic, hal yang merupakan muse atau seni dari Muses. Sin, (2003) menyimpulkan
bahwa musik memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat saat ini karena musik
memiliki kegunaan dan fungsi dalam kehidupan manusia. Musik terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu musik vokal, musik instrumental, dan gabungan keduanya. Musik vokal adalah musik
yang tercipta dari suara manusia, sedangkan musik instrumental adalah karya musik tanpa puisi
yang berbentuk alat musik. Dan terakhir, musik adalah gabungan antara suara dan alat musik
(Astra, 2015).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa musik adalah luapan
hati manusia yang berupa bunyi yang mantap dengan melodi atau irama serta mengandung
unsur harmoni yang indah. Musik kelompok ini terdiri dari tiga bagian, yaitu musik vokal yang
tercipta dari suara manusia, musik instrumental yaitu karya musik tanpa puisi dengan
menggunakan alat musik, dan musik sintetik yang merupakan gabungan suara dan alat musik.
Lagu adalah cara yang efektif untuk menyampaikan pesan (Mukrimaa dkk., 2016). Lagu dapat
menangkap dan membangkitkan emosi seperti harapan, kerinduan, kegembiraan, dan bahkan
kegilaan. Lagu merupakan kaitan dari timbre yang digabung dengan ritme yang harmonis dan
dilengkapi dengan bait-bait yang membentuk harmoni yang indah.
Komunitas adat tempat budaya berakar dan berkembang harus mempunyai ruang untuk
mengekspresikan nilai-nilai budayanya. Sejak berdirinya negara ini bertugas menjaga
kelestarian dan kelangsungan budaya serta nilai dan norma yang ada dalam masyarakat sebagai
bagian integral dari bangsa Indonesia (Rondo & Hudayana, 2023). Musik berisi lirik yang akan
menyampaikan beberapa konsep. Konsepnya adalah menceritakan sesuatu, menciptakan kesan
dan pengalaman penciptanya, serta menciptakan opini atau cara pandang sosial. Musik
digunakan oleh pencipta sebagai alat. Interaksi antara musik dan cerita dramatis dalam teks
seringkali berperan penting dalam menyampaikan pesan. Berdasarkan penjelasan di atas
bahwasannya musik yang berisi lirik merupakan suatu ungkapan isi hati dengan kata-kata yang
dipadukan dengan ritme yang harmonis.
Musik dan gereja adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Inilah sebabnya mengapa
Kekristenan sering disebut sebagai “agama yang bernyanyi” (Sasongko, 2019). Berdasarkan
hasil wawancara kepada Pendeta Anton Keliat, lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan lagu
rohani Karo yang terdapat di dalam buku Kitab Ende-Enden. Lagu “Sendah Kerja Rani” sering
sekali dinyanyikan ketika Gereja Batak Karo Protestan untuk merayakan pesta kerja rani, yang
merupakan perayaan untuk hasil panen dan dirayakan oleh suku Karo. Gereja Batak Karo
Protestan akan selalu merayakan pesta kerja rani di setiap pertengahan tahun, dan lagu “Sendah
Kerja Rani” akan dinyanyikan pada saat ibadah berlangsung. Lagu “Sendah Kerja Rani”
biasanya menjadi lagu pengiring untuk menghantarkan persembahan dari jemaat Gereja Batak
Karo Protestan Runggun Semarang ke altar gereja. Persembahan yang dimaksud adalah hasil
panen atau sesuai dengan apa yang dimiliki oleh lingkungan sekitar seperti buah-buahan,
1176
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
tumbuhan, dan lain sebagainya. Lagu “Sendah Kerja Rani” memiliki arti mengenai ucapan
syukur terhadap Tuhan karena memberkati hasil yang telah di tanam dan dapat akhirnya di
panen dengan baik. Di setiap Gereja Batak Karo Protestan saat merayakan pesta kerja rani maka
lagu “Sendah Kerja Rani” akan selalu dinyanyikan ke dalam ibadah untuk pesta kerja rani.
Gambar 1. Persiapan Perayaan Kerja Rani di Gereja Batak Karo Protestan Runggun Semarang
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, berikut diantaranya
adalah peneliti Wijoyo (2014) membahas tentang bentuk dan fungsi lagu pujian penyembahan
lagu GBI Gajah Mada Semarang (Wijoyo, 2014). Peneliti berikutnya adalah Kombong dkk.
(2023) membahas tentang bentuk penyajian lagu “Penanian Dolo” yang lagunya berupa lagu
dari salah satu kidung jemaat untuk upacara pemakaman di Tana Toraja, peneliti melakukan
analisis bentuk lagunya (Kombong dkk., 2023). Peneliti berikutnya Kusumawati dkk. (2019)
membahas tentang analisis bentuk lagu anak-anak (Kusumawati dkk., 2019). Peneliti Sarmauli
dkk. (2022) membahas mengenai salah satu lagu dari rohani batak dianalisis bentuk lagu
“Nunga Loja Daginghon” untuk mengetahui nilai-nilai kristiani di dalam lagu “Nunga Loja
Daginghon”, perbedaan dalam penelitian ini adalah lagu yang diteliti merupakan lagu untuk
menidurkan anak (Sarmauli dkk., 2022). Peneliti Novandhi dkk. (2020) membahas tentang
bentuk dan makna lagu Pancasila (Novandhi dkk., 2020). Adapun nilai kebaharuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” serta memahami nilai
budaya yang terkandung dalam lagu “Sendah Kerja Rani”. Oleh sebab itu, penulis melakukan
analisis bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” untuk mengetahui bagian lagu mana yang menjadi
“Sendah Kerja Rani” dan menganalisis lebih dalam bentuk lagunya.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan data diolah secara
deskriptif menggunakan pendekatan musikologi yakni pendekatan dengan pembacaan masalah
terhadap bidang keilmuan musik seperti bentuk dan konteksnya (Kombong dkk., 2023).
Menurut Sugiyono (2011) dalam (Fadli, 2021) hasil penelitian kualitatif lebih menujukan
makna daripada penyamarataan. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, untuk
mendapatkan partitur lagu “Sendah Kerja Rani” dari buku Kitab Ende-Enden agar
ditranskripsikan ke dalam bentuk visual atau tulisan, merekam saat lagu “Sendah Kerja Rani”
dinyanyikan pada saat perayaan pesta kerja rani di Gereja Batak Karo Protestan Runggun
Semarang. Wawancara kepada pendeta di Gereja Batak Karo Protestan Runggun Semarang
untuk mengetahui makna serta fungsi lagu “Sendah Kerja Rani” dinyanyikan saat perayaan
pesta kerja rani di Gereja Batak Karo Protestan Runggun Semarang. Observasi ke Gereja Batak
Karo Protestan Runggun Semarang. Analisis data menggunakan analisis model Miles dan
1177
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
Huberman meliputi reduksi data, penyajian, dan verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Lagu “Sendah Kerja Rani” adalah sebuah lagu yang bertemakan ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena telah berhasil panen, entah itu buah atau tumbuhan yang telah
diberkati oleh Tuhan. Lagu “Sendah Kerja Rani” dengan nada dasarnya adalah do=f, memiliki
tempo sedang yaitu 90 (Moderato), dengan birama 4/4 yang terdiri 16 birama. Berdasarkan
literatur dari buku Kitab Ende-Enden pencipta dari lagu “Sendah Kerja Rani” adalah seorang
pendeta bernama Em. Rela Sembiring pada tahun 2005 dan syair dari lagu “Sendah Kerja Rani”
diciptakan oleh pendeta Mestika N. Ginting dan pendeta Ita N.br. Kacaribu pada tahun 2009.
Lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan lagu berbahasa Karo dengan memiliki tiga bait lagu.
Bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan bentuk lagu dua bagian dengan jumlah birama
keseluruhan adalah 16 birama. Terdapat frase antecedents pada birama (1-8) ditandai dengan
kalimat A (a,a’) dan frase consequens pada birama (9-16) ditandai dengan kalimat B (b,y).
Terdapat 3 motif lagu “Sendah Kerja Rani” yaitu ulangan harariah, ulangan tingkat lain
sekuens, dan pemerkecil interval, dan kadens. Berikut syair lagu “Sendah Kerja Rani”.
Tabel 1
Syair Lagu “Sendah Kerja Rani”
Syair Lagu “Sendah Kerja Rani”
“Sendah Kerja Rani” m’riah ukurta
Pulung kita krina, muji Dibata.
Peranin si mbaru ‘ndesken man ba Na
Pasu-pasu Tuhan, ulih praninta
Marilah dagena sitaruhken ulih
p’raninta.
Alu ukur meriah, ku adepen Tuhan
Dibata
Terjemahan
Hari ini pesta panen gembira hati kita.
Berkumpul kita semua, memuji Tuhan.
Panen yang baru serahkan untuk-NYA.
Tuhan memberkati hasil panen kita.
Marilah, semua! mengantarkan hasil
panen kita.
Dengan hati senang di hadapan Tuhan
Allah.
Pembahasan
Menurut (Gutama, 2020) bentuk merupakan gagasan atau konsep yang tampak dalam perlakuan
dan aransemen seluruh unsur musik suatu karya. Bentuk musik (form) merupakan gagasan yang
muncul dalam perlakuan/aransemen seluruh unsur musik suatu karya (melodi, ritme, harmoni,
dan intensitas). Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama bagian-bagian
komposisi yang dibunyikan satu per satu sebagai kerangka (Prier, 2022). Menurut Jamalus
(dalam Gutama, 2020) bentuk dan struktur lagu mengacu pada penataan dan kaitan antar elemen
musik dari sebuah lagu, hingga menciptakan sebuah lagu yang bermakna. Bentuk lagu dapat
dianalisis melalui periode, motif lagu dan kadens.
Periode
Prier (2022) berpendapat bahwa sejumlah ukuran birama tertentu (biasanya 8 atau 16 ukuran)
yang membentuk satu kesatuan. Biasanya, sebuah frase/skor musik terdiri dari dua klausa/frasa
:a.) pertanyaan/kalimat pertama (‘question’/ ‘Vorsatz’); b) kalimat jawaban/kalimat belakang
(‘answer’,’Nachsatz’). Untuk menunjukkan struktur musik, maka ilmu bentuk menggunakan
1178
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
sejumlah kode. Untuk kalimat/ periode umumnya dipakai huruf besar (A, B, C, dan
sebagainya). Bila sebuah kalimat/ periode diulang dengan disertai perubahan, maka huruf besar
disertai tanda aksen (‘) misal A B A’.
Gambar 2. Partitur Lagu “Sendah Kerja Rani”
Sumber: Buku Kitab Ende-Enden
Birama 1-4 merupakan frase tanya (Antecedents) diberi tanda A dibuktikan melalui
progressi akord dan lirik lagu. Progressi akord birama 1-4 yaitu akord I-V-IV-V-I merupakan
kalimat tanya yang di mana menurut Prier (2022) kesannya di sini belum usai, dinantikan bahwa
musik diteruskan. Birama 5-8 merupakan frase tanya (Antecedens) diberi tanda A’ diperkuat
melalui progressi akord dan lirik lagu. Progressi akord birama 5-8 yaitu akord I-V-IV-V-I
merupakan kalimat tanya yang di mana menurut (Prier, 2022) kesannya di sini belum selesai,
dan hendak dilanjutkan. Birama 5-8 merupakan repitisi dari birama1-4 walaupun pada birama
ke-8 terjadi perubahan nada dan pemerkecilan nilai interval nada.
Gambar 3. Partitur Lagu “Sendah Kerja Rani”
Sumber: Buku Kitab Ende-Enden
Birama 9-12 adalah frase tanya (Antecedents) ditandai dengan kalimat B. Adapun sebagai
frase tanya adalah menurut Prier (2022) kesannya di sini belum usai, dinantikan bahwa musik
diteruskan, ditandai dengan kalimat B karena memiliki nada yang berbeda dengan kalimat A.
Ini adalah bagian reffrein dari lagu “Sendah Kerja Rani”. Diperkuat dengan progresi akord yaitu
I-IV-V kadens setengah (half cadence) dan lirik lagu. Birama 13-16 adalah frase jawab
(consequens ) ditandai dengan kalimat y. Kalimat Y merupakan frase jawaban dari kalimat B,
karena Progressi akord-nya terdiri dari IV-V-IV-V-I kadens Autentik. Kesannya terasa selesai,
lega.Berdasarkan analisis di atas bahwa kalimat/periode lagu “Sendah Kerja Rani” adalah A
(aa’) dan B (by). Menurut Prier (2022) bentuk lagu dengan dua bagian berupa dari dua kalimat
yang berbeda. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan
1179
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
bentuk lagu dengan dua bagian yang terdiri dari kalimat tanya (a a’) dan (b), lalu kalimat jawab
yaitu (y) dilihat melalui progressi akord dan lirik lagu.
Motif Lagu “Sendah Kerja Rani”
Menurut (Kusumawati dkk., 2019) motif adalah gabungan nada yang merupakan menyatu.
Pengolahan motif mempunyai peranan dalam membangun busur kalimat sehingga dapat
dikembangkan menjadi kalimat tanya dan jawab. Menurut (Prier, 2022) ada tujuh cara dalam
pengolahan motif, yaitu ulangan harariah, ulangan pada tingkat lain (sekuens), pembesaran
interval (augmentation of the ambitus), pemerkecilan interval (diminuation of the ambitus),
pembalikan (inversion), pembesaran nilai nada (augmentation of the value), dan pemerkecilan
nilai nada (diminuation of the value).
1. Ulangan Harariah
Pada lagu “Sendah Kerja Rani” terdapat ulangan harariah. Ulangan harariah adalah untuk
mengintensipkan suatu kesan (misalnya keheningan malam) atau ulangannya bermaksud
untuk menegaskan suatu pesan.
Gambar 4. Motif Lagu “Sendah Kerja Rani”
Sumber: Buku Kitab Ende-Enden
Birama 1-3 dan birama 5-7 terdapat motif pengulangan harafiah. Menurut Prier (2022)
ulangan secara harafiah untuk mengintesipkan suatu kesan dan kesan yang terdapat pada
motif pengulangan secara harafiah di lagu “Sendah Kerja Rani”, adanya perasaan bahagia
karena telah berhasil memanenkan sesuatu yang telah di tanam dan ucapan syukur kepada
Tuhan. Mengingatkan bahwa hari ini adalah hari panen, maka dengan perasaan semangat
mengajak, memberikan ucapan syukur kepada Tuhan dengan hasil yang telah dipanen.
2. Ulangan pada Tingkat Lain (Sekuens)
Menurut Prier (2022) sekuens merupakan variasi termudah. Ada dua peluang, yakni sekuens
naik adalah salah satu motif dapat dibalik pada fase nada yang lebih tinggi. Sekuens turun
adalah salah satu motif dapat juga di balik pada fase nada yang lebih rendah.
Gambar 5. Motif Lagu “Sendah Kerja Rani”
Sumber: Buku Kitab Ende-Enden
1180
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
Pada lagu “Sendah Kerja Rani” terdapat pengulangan motif sekuens turun. Terlihat dari
birama ke 8 terdapatnya pengulangan motif (m1) dari motif (m) di birama ke 4. Jenis
pengulangan motif di atas adalah pengulangan motif sekuens turun yang di mana bahwa
sekuens turun merupakan satu tingkat lebih kecil daripada motif aslinya untuk mengurangi
ketegangan.
3. Pemerkecil Interval (Diminuation of The Ambitus)
Menurut Prier (2022) jarak motif pun dapat diperkecil. Namun karena pengolahan ini
mengendorkan ketegangan atau memperkecil ‘busur’ kalimat, oleh sebab itu tempatnya
adalah terutama dalam kalimat jawaban.
Gambar 6. Motif Lagu “Sendah Kerja Rani”
Sumber: Buku Kitab Ende-Enden
Pada lagu “Sendah Kerja Rani” terdapat pemerkecil interval (diminuation of the
ambitus). Pada birama 14 dan 15 terdapat adanya pemerkecilan interval yang berasal dari
motif awalnya di birama ke 10 dan 11. Di motif awal dari birama 10 (E-G) dan 11 (A-A-GA-G-E) lalu adanya pemerkecil interval nada di birama 14 yaitu (G-E) dan birama ke 15 (DD-D-G-E-D). Jangka interval nada dari birama 10 (G) ke birama 14 (E) disebut sekond
adanya pemerkecil interval, walaupun adanya pembesaran interval dari birama 10 ( E) di
birama 14 (G) disebut sekond berlebih (augmented-2aug ).Pada birama ke 11 sebagai motif
awalnya dilakukan pemerkecil interval di birama ke 15. Jangka intervalnya disebut (terts
augmented-2aug – sekond augmented-2aug-terts augmented-2aug -Prim-sekond augmented-2aug
-Prim). Pemerkecil interval berfungsi untuk mengurangi ketegangan atau memperkecil
‘busur’ kalimat. Berdasarkan penjelasan dari analisis motif lagu “Sendah Kerja Rani”, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa di dalam lagu “Sendah Kerja Rani” memiliki 3 motif
yang terkandung dalam lagu “Sendah Kerja Rani”, yaitu ulangan harariah, ulangan tingkat
sekuens turun, dan pemerkecil interval
Kadens
Nugraha Putra & Dinata, (2023) berpendapat bahwa kadens merupakan sebuah kalimat terakhir
dengan menggunakan rangkaian akord-akord tertentu agar membuat musik menjadi lebih hidup
(Prier, 2021). Berikut kadens yang ada pada lagu “Sendah Kerja Rani”. Progressi akord birama
1-4 yaitu akord I-V-IV-V-I merupakan kadens biasa (otentik). Progressi akord birama 5-8 yaitu
akord I-V-IV-V-I serupa dengan birama 1-4 merupakan kadens biasa (otentik). Birama 9-12
progresi akord yaitu I-IV-V merupakan kadens setengah (half cadence). Birama 13-16 IV-VIV-V-I merupakan kadens sempurna.Berdasarkan penjelasan di atas maka lagu “Sendah Kerja
Rani” terdapat kadens biasa (otentik), kadens setengah (half cadence), dan kadens sempurna.
1181
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
Ada banyak varian akord yang terkandung dalam lagu “Sendah Kerja Rani” yang membuat
lagu “Sendah Kerja Rani” terasa lebih hidup.
Simpulan
Lagu “Sendah Kerja Rani” adalah lagu yang bertemakan tentang rasa terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena telah berhasil panen entah itu buah atau tumbuhan yang telah
diberkati oleh Tuhan. Lagu “Sendah Kerja Rani” dengan nada dasarnya adalah do=f, tempo
sedang yaitu 90 (Moderato), dengan birama 4/4 yang terdiri 16 birama. Pencipta dari lagu
“Sendah Kerja Rani” adalah seorang pendeta bernama Em. Rela Sembiring pada tahun 2005
dan syair dari lagu “Sendah Kerja Rani” diciptakan oleh pendeta Mestika N. Ginting dan
pendeta Ita N.br. Kacaribu pada tahun 2009. Lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan lagu
berbahasa Karo dengan memiliki tiga bait lagu. Bentuk lagu “Sendah Kerja Rani” merupakan
bentuk lagu dari dua bagian dengan jumlah birama keseluruhan adalah 16 birama. Terdapat
frase antecedents ditandai dengan kalimat A (a,a’) dan frase consequens ditandai dengan
kalimat B (b,y). Terdapat 3 motif lagu “Sendah Kerja Rani” yaitu ulangan harariah, ulangan
tingkat lain sekuens, dan pemerkecil interval. Lagu “Sendah Kerja Rani” memiliki kadens biasa
(otentik), kadens setengah (half cadens), dan kadens sempurna (perfect cadens).
Daftar Rujukan
Astra, R. D. (2015). Analisis Bentuk dan Struktur Lagu Fantasia On Themes From La Traviata
Karya Fransisco Tarega. (Doctoral of thesis, Universita Negeri Yogyakarta). http://eprin
ts.uny.ac.id/id/eprint/16845
Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54.
https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Gutama, A. (2020). Analisis Pola Ritme dan Bentuk Lagu Anak. Virtuoso: Jurnal Pengkajian
dan Penciptaan Musik, 3(1), 23-32. https://doi.org/10.26740/vt.v3n1.p23-32
Irawana, T. J., & Desyandri, D. (2019). Seni Musik Serta Hubungan Penggunaan Pendidikan
Seni Musik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 1(3), 222-232. https://doi.org/10.31004/edukatif.v1i3.47
Kombong, R. L., Lestari, W., & Sunarto, S. (2023). Analisis Kebutuhan Penanian Dolo pada
Upacara Pemakaman di Tana Toraja. Imaji, 21(1), 38–45. https://doi.org/10.21831/imaji.
v21i1.50452
Kusumawati, H., Simatupang, GL., & Ganap, V. (2019). Ciri-Ciri Musikal Lagu Anak Karya
A. T. Mahmud. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, 17(1), 27-34. http://dx.doi.org/1
0.21831/imaji.v17i1.24820
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., Yulia Citra, A., Schulz, N. D., غسان, د.,
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). Dasar Metodologui Penelitian.
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(August), 128.
Novandhi, Kurnia, N., & Yanuartuti, S. (2020). Bentuk Musik dan Makna Lagu "Garuda
Pancasila". Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 22(22), 113–123.
http://www.journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/1267
Nugraha Putra, I. P. L. W., & Dinata, K. W. (2023). Analisis Bentuk Lagu “Bhuana Santhi”
Karya I Komang Darmayuda. Journal of Music Science, Technology, and Industry, 6(1),
1182
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
97–110. https://doi.org/10.31091/jomsti.v6i1.2421
Prier, E. K. (2022). Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi.
Prier, E. K. (2021). Ilmu Harmoni. Pusat Musik Liturgi.
Rondo, A., & Hudayana, B. (2023). Fungsi Spiritual dari Ritual Hole dalam Pertanian di
Masyarakat Adat Liae Suku Jingtiu. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 9(2),
589-598. https://doi.org/10.32884/ideas.v9i2.1343
Sarmauli, S., Bate’e, Y., & Pransinartha, P. (2022). Enkulturasi Nilai-nilai Kristiani dalam
Tradisi Batak melalui Lagu “Nunga Loja Daginghon” sebagai Bentuk Pendidikan Spiritual
dalam Keluarga. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 4(1), 1–17.
https://doi.org/10.37364/jireh.v4i1.82
Sasongko, M. H. (2019). Musik Etnik dan Pengembangan Musik Gereja. Tonika: Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Seni, 2(1), 32–47. https://doi.org/10.37368/tonika.v2i1.41
Wijoyo, K. (2014). Analisis Bentuk dan Fungsi Pujian Penyemabahan dalam Ibadah Minggu
di GBI Gajah Mada Semarang. Jurnal Seni Musik, 3(1), 1-7. http://journal.unnes.ac.id/sj
u/index.php/jsm%0AANALISIS
1183
Volume: 9
Nomor : 4
Bulan : November
Tahun : 2023
1184