Academia.eduAcademia.edu

Alam Pikir Manusia Dan Perkembangannya

2024, Alam Pikir Manusia Dan Perkembangannya

Pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi disebut ilmu alamiah dasar. Manusia sebagai objek utama, yang dalam konteks ini adalah makhluk hidup dengan posisi tertinggi. Sifat unik manusia adalah salah satu buktinya. Manusia memiliki kekuatan rohani, akal budi, dan keinginan yang kuat, meskipun tubuhnya lemah dibandingkan dengan makhluk lain. Akal budi adalah perbedaan utama antara manusia dan binatang. Akal berasal dari otak, dan budi berasal dari jiwa. Oleh karena itu, seiring perkembangan manusia, mereka memanfaatkan akal budi mereka dan didukung oleh rasa ingin tahu (kuriositas), sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia berkembang. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia

ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan Dosen Pengampu: Ir. Agus Sulaiman Djamil M.Sc. Disusu Oleh: Natasya Rosiana Maharani 11220980000041 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2024 Pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi disebut ilmu alamiah dasar. Manusia sebagai objek utama, yang dalam konteks ini adalah makhluk hidup dengan posisi tertinggi. Sifat unik manusia adalah salah satu buktinya. Manusia memiliki kekuatan rohani, akal budi, dan keinginan yang kuat, meskipun tubuhnya lemah dibandingkan dengan makhluk lain. Akal budi adalah perbedaan utama antara manusia dan binatang. Akal berasal dari otak, dan budi berasal dari jiwa. Oleh karena itu, seiring perkembangan manusia, mereka memanfaatkan akal budi mereka dan didukung oleh rasa ingin tahu (kuriositas), sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia berkembang. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia. Alam pikiran manusia terdiri dari tiga komponen: sensasi, persepsi, dan memori. Sensasi adalah komponen pertama yang digunakan oleh pengindraan manusia untuk membangun hubungan dengan lingkungannya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek dan hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, sesuatu yang memungkinkan makhluk untuk merekam apa yang terjadi di sekitar mereka dan menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh untuk mengarahkan perilaku mereka. Dengan keterbelakangannya alat untuk mendapatkan pengetahuan, manusia pada zaman dahulu menciptakan mitos untuk menjawab keingintahuan mereka tentang alam. Dibagi menjadi tiga kategori: mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan lagenda. Jadi, ada beberapa cara untuk sampai pada kesimpulan, diantaranya prasangka (perasaaan), intuisi (batin), dan cobaralat/trial error (untung-untungan). Untuk itu, ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar tidak dipengaruhi oleh prasangka, intuisi, atau coba-ralat. Dengan memenuhi kriteria objektif, metodik dan sistematik, dan luas. Selain itu, untuk memenuhi syarat ilmu pengetahuan yang disebutkan di atas, diperlukan metode ilmiah. Dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah ilmiah muncul. Ini disebut metode ilmiah (scientific method). Pada zaman Babylonia, yaitu antara tahun 700 - 600 SM, pemikiran mitos mencapai puncaknya. Sebagai contoh, orang Babylonia percaya bahwa alam semesta adalah ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit yang terdiri dari bintang sebagai atapnya. Pengetahuan yang berasal dari mitos dapat dikenal sebagai pseudo science (sains palsu) yang berarti serupa dengan sains tetapi tidak benar-benar sains. Selain itu, sebagai akibat dari perkembangan kecerdasan manusia dan perlengkapan pengamatan yang semakin canggih, mitos semakin ditinggalkan dan orang lebih cenderung menggunakan rasio atau akal sehat. Fokus utama filsafat modern adalah manusia. Boleh jadi kita tidak dapat memahami diri kita sendiri dengan benar jika kita tidak memiliki konteks historis. Al Qur'an membuka jalan menuju alam semesta baru, tentang kesadaran diri secara bertahap menuju kesadaran universal. Frase ini tidak terikat pada tradisi tertentu.Saat-saat ketika manusia dihadapkan pada masalah membuat mereka berpikir tentang eksistensi.Di mana keberadaannya sepertinya hilang begitu saja. Hal ini membawa kita ke dasar dari awal kebebasan dan tanggung jawab. Akhirnya, masalah ketuhanan muncul. Apakah Allah masuk dalam definisi manusia? Apakah teosentris atau antroposentris yang mendominasi eksistensi manusia? Participasi, atau cukup untuk dirinya sendiri? Apakah ada hubungannya dengan pernyataan ulama populer? "Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu" berarti siapa yang tahu tentang dirinya, maka ia juga tahu tentang Tuhannya. Dalam arti yang sebenarnya, kata "eksistensi" mengacu pada data kosmis dan tingkat keterlibatan manusia di dalamnya. Baik mereka yang menentang Allah maupun mereka yang mengikuti-Nya melihat hubungan erat antara masalah manusia dan masalah ketuhanan. Pada dasarnya, kecenderungan tersebut merupakan naluri manusia yang tidak dapat ditolak dan merupakan fitrah manusia. Hakikat manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut makhluk yang sempurna, atau makhluk paling cerdas. Ini menunjukkan bahwa Hakikat manusia adalah makhluk yang positif, dengan segala sifat dan karakternya. Salah satu sifat manusia adalah rasa ingin tahu, atau kuriositas. Ia memiliki kemampuan berpikir, jadi keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Kenapa? Karena sifat manusia yang selalu bertanya-tanya apa, bagaimana, dan mengapa. Mereka juga mampu menggunakan apa yang mereka ketahui sebelumnya untuk menggabungkannya dengan apa yang mereka ketahui sekarang untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih baru. Manusia selalu ingin tahu, maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, yang berarti Allah yang lebih mengetahui, atau wallahualam bissawab, yang berarti Allah benar-benar mengetahui. Untuk memenuhi kebutuhan non-fisik atau kebutuhan alam pikiran manusia, rasa ingin tahu manusia berkembang lebih jauh, dan karena itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya. Manusia sangat ingin tahu dan selalu mencari tahu tentang fenomena alam. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia, mereka sering menerka-nerka jawaban mereka sendiri. Ini adalah jenis penelitian yang dikenal sebagai sains palsu (pseudo science). Selain itu, ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan cara berpikir dan alat bantu saat itu. Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimen. Idea yang tertanam dalam alat pikir manusia, yang disebut akal atau otak, disebut gagasan dalam pikiran manusia. Tidak ada yang dapat menggambarkan bentuk akal yang nyata selain bentuk fisikalnya. Sistem gagasan terdiri dari kemampuan otak untuk menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah gagasan tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk gagasan untuk membatasi sesuatu yang digagas. Manusia memiliki rasa ingin tahu, juga dikenal sebagai kurioritas, yang tidak pernah dapat terpuaskan; jika suatu masalah dapat terselesaikan, masalah baru akan muncul. Lainnya yang menunggu pemecahan masalah, manusia tidak akan berhenti bertanya sampai mereka tahu apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Ini berlangsung selama berabad-abad untuk mengumpulkan informasi. Al-insan hayawanu naathiq, yang berarti "manusia adalah makhluk yang berpikir," adalah sifat yang paling penting yang dimiliki manusia. Karena itu, pemikiran manusia tentang siapa alam sebenarnya adalah sumber ilmu pengetahuan tentang alam, juga dikenal sebagai ilmu alamiah. Dengan mengamati alam sekitar, manusia biasanya belajar dari orang lain. Manusia semula memperoleh pengetahuan melalui intuisi (bisikan hati). Selain itu, pengetahuan dapat didasarkan pada firasat, seperti ketika mendung menandakan hujan. Seperti pelangi adalah selendang bidadari, pengetahuan berbasis mitos. Manusia kemudian mulai mencoba hal-hal baru, seperti memperbanyak tanaman dengan biji.Menurut A. Comte, ada tiga tahap dalam evolusi manusia: tahap teologi (metafisika), tahap filsafat, dan tahap positif (ilmu). Mitos mencakup fase teologi atau metafisika. Mitologi adalah studi tentang mitos, yang terdiri dari kumpulan legenda. Tari-tarian, nyanyian, wayang, dan cara lainnya menyampaikan cerita mitos. Manusia berinteraksi dengan alam sejak lahir. Interaksi ini menghasilkan pengalaman. Manusia menerima rangsangan melalui pancaindera dari alam. Oleh karena itu, indra merupakan cara untuk alam dan manusia berkomunikasi melalui pengalaman. Pengalaman itu secara bertahap meningkat karena keinginan manusia untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang benar: apa, bagaimana, dan mengapa, baik tentang keberadaannya di dunia ini maupun tentang segala sesuatu yang telah terhubung dengannya. Dengan rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, perkembangan pola pikir manusia dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah. Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu manusia tentang benda-benda di sekelilingnya, alam di sekitarnya, seperti bulan, bintang, serta matahari yang dia lihat, manusia bahkan menjadi ingin tahu tentang dirinya sendiri. Pertanyaan seperti "Mengapa tumbuhan bisa tumbuh lebih besar?" adalah cara umum untuk mengungkapkan rasa ingin tahu. Jika besi dan batu dimasukkan ke dalam air tenggelam, mengapa? Mengapa matahari terbit pada pagi hari, sedangkan bulan dan bintang muncul pada malam hari? Kenapa manusia bisa sakit, lapar, dan haus? Tidak ada makhluk hidup yang memiliki rasa ingin tahu seperti itu. Tidak ada makhluk hidup lain yang memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap lingkungan semacam itu. Rasa ingin tahunya akan mendorong orang untuk melakukan hal-hal baru untuk memenuhi hasratnya. Manusia bertindak mulai dengan mengamati atau melihat benda-benda di sekitarnya. Karena manusia selalu ingin tahu, rasa ingin tahu mereka tidak dapat dipuaskan. Karena pemikiran yang tajam dan pengalaman yang kian berkembang, manusia semakin memahami alam. Namun, masih ada beberapa masalah di sekitarnya yang belum terselesaikan. Ini karena manusia memiliki keterbatasan. Misalnya, terbatasnya kemampuan berpikir, merasakan, mendengar, dan melihat. Untuk mencapai tujuan ini, manusia berusaha membuat alat seperti teropong untuk melihat jarak jauh, mikroskop untuk melihat yang kecil, dan termometer untuk mengukur suhu. Meskipun banyak hal yang diketahui tentang alam, sebagian besar masih menjadi misteri. Manusia memiliki kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan yang sudah ada dengan yang baru, menghasilkan akumulasi pengetahuan. Rasa penasaran manusia ini menghasilkan pengetahuan yang lebih baik. Hal ini tidak hanya mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan estetika. Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan diri sendiri atau keadaan sekeliling yang menarik. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang di pelajarinya di lihat dan di dengar (Kemendiknas,2010:5). Menurut Fadlillah dan Khorida (2013:44) berpendapat “ rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar ”. Selain itu, Kurniawan (2013:149) berpendapat bahwa “ rasa ingin tahu adalah sebagian dari karakter peserta didik dan keinginan untuk selalu belajar tanpa harus dipaksa serta tidak mudah dibodohi dan ditipu oleh informasi ”. Rasa ingin tahu ini membuat bekerjanya kedua jenis otak, yaitu otak kiri dan otak kanan, yang satu adalah kemampuan untuk memahami dan mengantisipasi informasi, sedang yang lain adalah menguatkannya dan mengencangkan memori jangka panjang untuk informasi baru yang mengejutkan.Menurut Suhardi (2014:85) berpendapat bahwa”rasa ingin tahu adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar”. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk sampai pada kesimpulan yang mengandung pengetahuan. Konsep dan yang bergantung pada pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman merasa atau berpikir. Seperti yang dikatakan Pascal, hati memiliki logika sendiri, penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Meskipun demikian, kita harus menyadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir manusia bergantung pada penalaran. Oleh karena itu, penalaran adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri tertentu yang berkaitan dengan pencarian kebenaran. Berpikir adalah proses menemukan pengetahuan yang benar karena apa yang dianggap benar bagi setiap orang berbeda. Ada kemungkinan bahwa setiap jalan pikiran memiliki standar kebenaran, dan proses menemukan kebenaran didasarkan pada standar ini. Penalaran adalah proses penemuan kebenaran, dengan standar yang berbeda untuk setiap kategori. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. BaiquniAhmad, 1997.Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Dana Bhakti Primayasa.Yogya-karta. Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam,(Bangdung: Pustaka Setia, 2009), 21.2. Darmo, Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Dit. Jen.Dikti, Depdiknas, 2001, IlmuAlamiah Dasar,Jakarta. Fadillah, Muhammad & Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: ArRuzz Media. Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung. Hudiyono, Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Jasin, Drs.Maskori.2010.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta : PT.Grafindo Persada. Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Kurniawan. (2013). Pengaruh kompetensi pedagogik, dan kompetensi professional Guru: Universitas Pendidikan Indonesia. Pustaka Belajar. Theo Suhardi. 2014. Entrepreneurship, Unpad Press. Tim Dosen IAD.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Negeri Makassar.