Academia.eduAcademia.edu

Proposal Penelitian 2

Eksisstensi program tahfdiz di UKM Ulumul Qur'an sebagai wadah menghafal mahasiswa UIN Bukittinggi

PROPOSAL PENELITIAN EKSISTENSI PROGRAM TAHFIDZ AL QUR’AN DI UKM ULUMUL QUR’AN SEBAGAI WADAH MENGHAFAL MAHASISWA UIN BUKITTINGGI Diajukan untuk memenuhi sabagian tugas mata kuliah Metode Penelitian Disusun oleh: Tia Putriana 4122015 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUUDIN ADAB DAN DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITINGGI 2024 M/ 1445 H BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt. Melalui RasulNya Muhammad Saw yang berisikan pedoman untuk dijadikan petunjuk, baik pada masyarakat yang hidup di masa turunnya maupun masyarakat sesudahnya, hinggga akhir zaman. Marzuki, Konsep Al-Qur’an Dalam Pengentasan Kefakiran, (Jakarta: Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an, 2016), Hlm.1Al Qur’an merupakan pedoman utama bagi umat islam dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Al Qur’an berfungsi sebagai sumber ajaran islam, serta sebagai dasar petunjuk manusia di dalam berpikir, berbuat dan beramal. Untuk memahami fungsi al qur’an tersebut, maka setiap manusia yang beriman harus berusaha belajar mengenal dengan fasih dan benar sesuai dengan ilmu tajwidnya, makhrijul huruf dan mempelajari yang tersurat maupun yang terkandung di dalamnya , mengamalkan isi kandungan al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Eka Safliana, ‘’Al- Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Manusia’’, Jihafas, Vol.3, No.2, 2020, Hlm.72 Maka dari itu mempelajari Al-Qur’an merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menuntun kita menjalani kehidupan. Al-Qur’an merupakan pedoman dalam kehidupan. Akan tetapi mempelajarinya saja tidak cukup tanpa menghafalkannya. Akan lebih afdhol ketika kita bisa memahami al Qur’an sekaligus juga bisa menghafalkannya. Dalam hal ini orang yang bisa menghafalkan Al Qur’an disebut sebagai hafidz atau hafidzah. Menghafal Al Qur’an merupakan suatu sikap dan aktivitas yang mulia, dengan menggabungkan al-Qur’an dalam bentuk menjaga serta melestarikan semua keaslian al-Qur’an baik pada tulisan maupun bacaan dan pengucapan atau teknik melafalkannya. Yusron Masduki, ‘’Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur’an’’, Jurnal Studi Islam, Vol.18, No.1, 2018, Hlm.22 Dalam menghafal al-Qur’an tentunya membutuhkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalaninya sampai hafal. Ketika sudah hafal pun harus tetap mengulangnya agar tidak lupa. Karena al-Qur’an sangat berpotensi besar akan lupa ketika seseorang tidak lagi mengulang-ngulang hafalannya. Tentunya disini kita dituntut untuk memiliki daya ingat yang kuat untuk menjaga hafalan. Maka dari itu pembiasaan dalam memahami apalagi dalam menghafal al-Qur’an ini sangat efektif jika dimulai dari kecil. Karena daya ingat masih sangat kuat di usia tersebut. Pada zaman sekarang bisa kita lihat bahwasannya sudah banyak lembaga-lembaga yang mewadahi untuk menghafal al-Qur’an. Dalam menghafal Al-Qur’an semua itu bertumpu pada niat dan keinginan yang kuat agar dapat menghafalkan al-Qur’an. Akan tetapi jika memiliki wadah yang memfasilitasi proses menghafal al-Qur’an tentunya akan semakin menambah motivasi yang kuat dalam menghafalkannya. Dengan didirikannya lembaga tempat menghafal Al-Qur’an tentunya akan sangat membantu dalam efektifitas menghafal al-Qur’an yang tentunya memiliki sistem serta serangkaian aturan sehingga proses menghafal ini bisa terprogres dengan baik. Oleh karena itu lembaga-lembaga tahfidz sangat berperan penting dalam menambah semangat dalam menghafal al-Qur’an. Akan tetapi proses menghafal al-Qur’an ketika berada di bangku sekolah tentu akan sedikit berbeda ketika menghafal al-Qur’an di bangku perkuliahan. Salah satunya dalam hal efektifitas waktu, yang tentunya seseorang yang berada di bangku perkuliahan akan memiliki keterbatasan waktu di banding ketika berada di bangku sekolah. Salah satu faktornya adalah perbandingan tugas perkuliahan yang jauh lebih padat. Seringkali mahasiswa mengeluh akan banyaknya tugas dalam perkuliahan. Meskipun demikian, beberapa perguruan tinggi di Indonesia sudah memiliki program tahfidz al-Qur’an. Salah satu bentuk implementasinya adalah dengan didirikannya Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM) yang berbasis tahfidz al-Qur’an. Salah satu kampus yang sudah menerapkan program tahfidz Al-Qur’an adalah kampus UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. Program ini merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dinamakan dengan UKM Ulumul Qur’an. UKM Ulumul Qur’an merupakan lembaga kegiatan kampus yang bergerak di bidang tahfidz Al-Qur’an, Tilawah Al-Qur’an dan ilmu alat. Dalam hal ini kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk latihan mingguan yang setiap programnya dibimbing atau di pandu oleh pengurus yang sedang menjabat di organisasi tersebut. Maka dari itu penulis ingin mengkaji lebih dalam terkait eksistensi program dari UKM Ulumul Qur’an ini terutama dalam bidang tahfidz Al-Qur’an. Bagaimana efektifitas tingkat hafalan mahasiswa ketika bergabung di UKM Ulumul Qur’an ini dalam rangka menambah serta menjaga hafalan Al-Qur’an ditengah- tengah kesibukan dalam perkuliahan. Sehubungan dengan itu, penulis ingin mengangkatkan judul penelitian yaitunya ‘’Eksistensi Program Tahfidz Di UKM Ulumul Qur’an Sebagai Wadah Menghafal Mahasiswa UIN Bukittinggi’’. Fokus penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ’Eksistensi Program Tahfidz Di UKM Ulumul Qur’an Sebagai Wadah Menghafal Mahasiswa UIN Bukittinggi’’ ini terfokus kepada bagaimana peran UKM Ulumul Qur’an ini dalam mewadahi mahasiswa UIN Bukittinggi terkhusus pada program tahfidz Al-Qur’an. Program tahfidz al-AQur’an di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi ini merupakan inisiatif yang bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menghafal al-Qur’an sambil menempuh pendidikan tinggi. Selain itu penelitian ini juga terfokus pada bagaimana dampak dengan adanya program tahfidz ini terhadap prestasi akademik dan non akademik mahasiswa tahfidz Al-Qur’an yang bergabung di UKM Ulumul Qur’an ini serta cara mengalokasikan waktu dengan baik antara kuliah dan menghafal. Dengan adanya program ini diharapkan mahasiswa dapat mengalokasikan waktu dengan baik antara pembelajaran akademik dan penghafalan al-Qur’an, sehingga bisa menjadi insan yang tidak hanya berilmu akan tetapi juga bertaqwa. Rumusan Masalah penelitian Bagaimana sistem dalam program tahfidz al-Qur’an di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi? Bagaimana dampak mengikuti program tahfidz al-Qur’an di UKM Ulumul Qur’an terhadap prestasi akademik dan non akademik bagi mahasiswa di UIN Bukittinggi? Bagaimana cara membagi waktu dengan baik antara jadwal kuliah dengan menghafal al-Qur’an di kalangan mahasiswa yang bergabung di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sistem dalam program tahfidz al-Qur’an di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi. 2. Untuk Mengetahui dampak mengikuti program tahfidz al-Qur’an di UKM Ulumul Qur’an terhadap prestasi akademik dan non akademik bagi mahasiswa di UIN Bukittinggi. 3. Untuk mengetahui cara membagi waktu dengan baik antara jadwal kuliah dengan menghafal al-Qur’an di kalangan mahasiswa yang bergabung di UKM Ulumul AQur’an UIN Bukittinggi. E.Kegunaan Penelitian 1. Untuk Penyelesaian Program Sarjana Studi Ilmu Al-Qur’an dan tafsir. 2.Untuk Menambah Koleksi perpustakaan Kampus Universitas Islam Negeri SMDD Bukittinggi. 3. Untuk Mendapatkan Hasil Penelitian Terkait Program di UKM Ulumul Qur’an UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. BAB II LANDASAN TEORI A. Program Tahfidz Al-Qur’an 1.Pengertian Tahfidz Tahfîz al-Qur’an dapat didefinisikan sebagai “Proses menghafal al-Qur’an dalam ingatan sehingga dapat dilafadzkan/ucapkan di luar kepala secara benar dengancara-cara tertentu secara terus menerus”,39 orang yang menghafalnya disebut al-hâfiz bentuk pluralnya adalah al-huffaz. Dari definisi ini ada dua hal pokok pengertian tahfîz sebagaimana disebut ‘Abd al-Rabbi Nawabuddin, yaitu: pertama, seorang yang menghafal dan kemudian mampu melafazkan dengan benar sesuai hukum tajwid harus sesuai dengan mushaf al-Qur'an. Kedua, seorang penghafal senantiasa menjaga hafalannya secara terus menerus dari lupa, karena hafalan al-Qur'an itu sangat cepat hilangnya. Orang yang telah hafal sekian juz al-Qur'an kemudian tidak menjaganya, maka dia tidak di sebut seorang hâfîz al-Qur'an, karena tidak menjaganya secara terus menerus, begitupun jika baru hafal beberapa juz dan beberapa ayat, maka dia tidak dikategorikan hâfiz al-Qur'an. Menurut Bunyamin Yusuf Surur, orang yang hafal al-Qur'an artinya orang yang hafal seluruh al-Qur'an dan mampu membacanya secara keseluruhan di luar kepala atau bi al-ghaib sesuai aturan bacaan-bacaan ilmu tajwid yang sudah mashur. Dengan demikian jelaslah bahwa yang mendapat gelar hafiz adalah orang yang telah hafal tiga puluh juz dan mampu membacanya bi al-ghaib sesuai dengan ilmu tajwid yang benar, jadi kalau hafal sepuluh sampai dua puluh juz belum berhak mendapat gelar al-hâfiz. Farid Wajdi, Tahfidz Al-Qur’an Dalam Kajian ‘Ulum AL-Qur’an, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Hlm.17Begitulah pendapat yang dikemukan oleh beliau.Namun ada juga yang mengatakan bahwasannya gelar hafidz tidak harus hafal 30 juz sekaligus, ketika mempunyai hafalan 10 juz pun digelari hafidz. 2.Metode dalam program tahfidz Al-Qur’an Ada beberapa metode yang digunakan dalam program tahfidz al-Qur’an diantaranya sebagai berikut: a.Metode Tallaqi Metode ini dilakukan pada saat pertama kali peserta didik ingin masuk ke dalam Kelas Tahfidz, yaitu dengan cara peserta didik menyetorkan hafalan surat kemudian ustadz menyimak bacaannya. b.Metode Halaqah Merujuk pada metode sebelumnya yaitu metode tallaqi, metode ini merupakan kesinambungan dari metode tallaqi, dimana peserta didik dikelompokkan menjadi halaqah-halaqah yang sesuai dengan tingkat kebenaran bacaan al-Qur‟an. c.Metode Juz’i Metode ini merupakan batasan hafalan peserta didik yang harus disetorkan kepada ustadz, dimana setiap satu juz yang rata-rata berisi sepuluh lembar dibagi menjadi empat bagian, yaitu dua setengah lembar untuk dihafalkan terlebih dahulu kemudian disetorkan kepada ustadz. Danang Aji Unggul Yuda, Metode Pembelajaran Kelas Tahfidz Al-Qur’an Di SMA Muhamadiyyah 1 Klaten, ( Surakarta: Universitas Muhamadiyyah Surakarta, 2018), Hlm.6 Itulah tiga diantara metode yang digunakan dalam program tahfidz al-Qur’an untuk memudahkan atau sebagai kiat-kiat menghafal al-Qur’an sesuai yang dibutuhkan. 3.Tujuan program tahfidz Al-Qur’an Tujuan utama dari Pembelajaran Tahfidz Al-Quran adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari- hari, maka pembelajaran Tahfidz Al-Quran tidak hanya menjadi tanggung jawab guru Tahfidz Al-Quran seorang diri, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh komunitas disekolah, masyarakat, dan lebih penting lagi adalah orang tua. Zulfitria, ‘’Peranan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar’’, Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, No.2, 2017, Hlm.131 Maka dari itu pembelajaran tahfidz sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang terutama dalam pembentukan karakter yang baik. B.Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) 1.Pengertian Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah lembaga kemahasiswaan tempat bergabung para mahasiswa yang memiliki kesamaan minat, kegemaran, kreativitas, dan orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakulikuler di dalam kampus. Pengurus dan anggota UKM adalah mahasiswa yang terdaftar dan aktif dalam kegiatan perkuliahan. Pendaftaran anggota UKM dilakukan oleh pengurus UKM pada saat kegiatan SPEKTRUM (Studi Pengenalan Kampus dan Strategi Kuliah Mahasiswa). Kepengurusan UKM dipilih dalam musyawarah UKM dilakukan secara internal dan mendapat persetujuan dari bidang kemahasiswaan dengan menerbitkan surat keputusan kepengurusan UKM.Laporan hasil musyawarah UKM dalam memilih pengurus dan anggota hanya berupa penyerahan struktur kepengurusan yakni nama dan jabatan Ifan Sadewa dan Kondar Siahaan, ‘’Analisis dan Perancangan Sistem informasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Berbasis Web Pada Universitas Batanghari’’, Jurnal Manajemen Sistem dan informasi, Vol. 1, no.2, 2016, Hlm.140. Jadi UKM merupakan suatu lembaga organisasi kampus yang mewadahi minat dan bakat mahasiswa dalam lingkup kampus tersebut. 2.Macam-macam Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) Pegembangan diri seorang mahasiswa itu bisa didapatkan melalui pertemuan dalam kuliah, sosialisasi dengan teman sebaya serta dapat juga melalui organisasi yang berada didalam kampus maupun di luar kampus. Organisasi yang berada dalam kampus di antaranya adalah ITTAQO, LDK, SSC, TEATER GETAR, SMC, LPM DINAMIKA, CEC, RACANA, MENWA, dan JQH. Masing-masing organisasi atau sering disebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut memiliki visi misi dan tujuan yang berbeda sesuai dengan fokus potensi yang ingin dikembangkan di UKM tersebut. Sebagai contoh UKM SMC ini lebih fokus pada pengembangan seni suara, ada juga UKM SSC ini lebih fokus pada pengembangan potensi mahasiswa di bidang olahraga. Melihat banyaknya UKM yang ada sesuai fokus pengembangan potensinya masing-masing, diharapkan mahasiswa dapat memilih dan bergabung dengan UKM yang diinginkan sesuai dengan potensi dan bakat yang ingin digeluti. Tri Hartono, ‘’Unit Kegiatan Mahasiswa Dan Perannya Dala mMemebentuk Karakter Mahasiswa’’, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.5, No.5, 2019, Hlm.101 Maka dari itu kampus sudah menyediakan berbagai UKM untuk mewadahi pengembangan minat dan bakat mahasiswa sesuai yang diminati. 3.Tujuan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tujuan dari lembaga mahasiswa didirikan yakni untuk membuat suatu lembaga pemerintahan internal kampus dengan tujuan membantu pencapaian visi suatu universitas.Tidak hanya itu, lembaga mahasiswa juga bertujuan untuk menanamkan budaya kritis dan kepekaan sosial kepada setiap mahasiswa terhadap internal universitas dalam hal mengkritisi setiap kebijakan rektorat beserta jajarannya maupun persoalan terhadap pemerintahan negara. Di sekolah-sekolah tinggi, institut, dan universitas di Indonesia, lembaga mahasiswa adalah suatu wadah yang gampang dan mudah untuk dijumpai, dan akan terasa aneh ketika suatu universitas tidak mempunyai suatu lembaga mahasiswa. Zainal Abidin, Anwar Sadat, Muh Askal Basir, ‘’Peran Unit Kegiatan Mahasiswa Dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Mahasiswa Di Universitas Muhamadiyyah Buton’’, Jurnal Manajemen dan Ilmu Adminitrasi, Vol.4, No.4, 2022, Hlm.257 Lembaga mahasiswa (intra kampus) di Indonesia sangat beragam, mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai badan eksekutif dan Dewan Perwakilan Mahasiswa(DPM) sebagai badan legislatif ‒ ditingkat universitas maupun fakultas, dan Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) di tingkat universitas sebagai lembaga yang bergerak untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dalam bidang keagamaan, kesenian, olahraga dan, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ/HIMA) di setiap program studi atau tingkat jurusan. Megenai nama-nama lembaga mahasiswa di Indonesia juga sangat bergam dan berbeda-beda di setiap kampus. Dari tujuan didirikannya lembaga mahasiswa di setiap universitas, institut, maupun di sekolah-sekolah tinggi di seluruh Indonesia adalah untuk membantu para mahasiswa mengembangkan diri di bidang akademik maupun non-akademik. C.Mahasiswa 1.Pengertian mahasiswa Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi. Pengertian mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah siswa yang belajar pada Perguruan Tinggi . Mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional, sementara itu Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi. Kamsih Astuti dan Hermayawati, ‘’Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yokyakarta’’, Jurnal Sosio-Humaniora, Vol.5, No.1, 2014, Hlm.56Jadi, mahasiswa adalah seseorang yang tengah menimba ilmu atau belajar dan terdaftar pada salah satu bentuk perguruan tinggi, yang terdiri dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, hingga universitas. 2.Ciri-ciri mahasiswa Menurut Kartono, mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain: a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelektual. b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja. c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi. d. diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional. Cik Anggi Pratiwi, Pengaruh Motivasi Mahasiswa Yang menikah Terhadap Prestasi Belajar Di Universitas Riau, (Pekanbaru: Universitas Islam Riau Pekanbaru, 2019), Hlm.30-31 3.Peran Mahasiswa mahasiswa memiliki peran penting yaitu sebagai agen of change atau agen perubahan. Perubahan dari suatu negara menjadi suatu hal yang terwujud dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Peran dan ikut serta mahasiswa sebagai agen of change juga sangat diperlukan mengingat mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang diharapkan memiliki idealisme yang tinggi bagi bangsa Indonesia, sehingga apa yang mereka lakukan murni dari tujuan mereka sendiri, sehingga peran mahasiswa dalam membawa perubahan dapat terlihat pada perubahan yang dibawah mahasiswa di lingkungan yang lebih luas atau dalam kata lain dimana keberadaan mahsiswa tersebut di lingkungan masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan memungkinkan warga negara untuk memahami peran mereka di Negara Sebagai agen of change mahasiswa diharapkan mampu mengembangan inovasi-inovasi kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Untuk diri sendiri manfaat sebagai agen of change adalah menjadikan diri semakin baik yaitu dengan rasa bersyukur, baik kualitas keimanan maupun hubungan sosial. Faridahtul Jannah dan Ani Sulianti, ‘’Perspektif Mahasiswa Sebagai Agen of Change melalaui Pendidikan Kewarganegaraan’’, Asanka, Vol.2, No.2, 2021, Hlm.187 Jadi, mahasiswa sebagai agen of change untuk dirinya terlebih dahulu baru dapat diimplementasikan kedalam kehidpan masyarakat yang lebih luas.Pandangan mahasiswa sebagai agen of change yaitu merupakan penyalur suara masyarakat terhadap pemerintah bangsa Indonesia, sehinnga perat mahasiswa dalam lingkungan masyarakat sangat besar untuk mengontrol jalannya sebuah pemerintahan agar keputusan dan aturan yang dibuat tidak melanggar dari nilai-nilai Pancasila, selain itu keputusan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. D.Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan yang dijadikan bahan telaah bagi penulis. 1. Suhayu Rizko(2019), Implementasi Program Tahfidz Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah Muhamadiyah PekanBaru, Tempat penelitian di madrasah aliyah muhamadiyyah PekanBaru, Hasil Penelitian : Implementasi program tahfidz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Pekanbaru tergolong Baik,karena angka persentase akhir yang diperoleh adalah yang berada pada rentang angka 61% sampai dengan 80%. Walaupun implementasi program tahfidz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Pekanbaru tergolong Baik, namun masih terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi Program tahfidz Al-Qur’an diantaranya ada faktor pendukung dan penghambat di antara faktor pendukungnya adalah:1. Latar belakang pendidikan pembimbing, yaitu pembimbing tahfidz sudah S1, jurusan Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam dari UIN SUSKA Pekanbaru 2. Adanya target hafalan yang dijadwalkan khusus muroja’ah yang dibimbing oleh masing-masing wali kelas.Sedangkan faktor penghambatnya adalah: 1. Kurangnya motivasi siswa,yaitu lambat masuk ke ruangan saat tahfidz. 2. Manajemen waktu yang kurang dimanfaatkan oleh pembimbing tahfidz dan suasana kurang kondusif,yaitu dijadwalkan bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain. 3. Tempat yang kurang kondusif, yaitu seluruh kelas disatukan dalam satu ruangan dan dekat dengan kegiatan ektrakurikuler lain, Persamaan dengan penelitian ini : sama-sama meneliti terkait program tahfidz al-Qur’an, Perbedaan: Tempat penelitian ini di Madrasah aliyah muhamadiyah pekanbaru, sedangkan penelitian penulis di UKM ulumul Qur’an UIN Bukittinggi, Objek penelitiannya siswa Madrasah aliyah, sedangkan penelitian penulis mahasiswa. 2.Cut Miftahul Jannah(2022), Efektivitas Kegiatan Tahfidz al-Qur’an Untuk meningkatkan Hafalan Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, tempat penelitian di SMP Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, Hasil penelitian : Hasil analisis data deskriptif menunjukkan bahwa efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an(X) termasuk kedalam cukup layak berdasarkan hasil analisis data yaitu skor yang di dapatkan dari variabel efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an(X) sebanyak 2.234 dan 13 9 2.234 = 3.744 sebagai nilai deskriptif nilai ∑ = 2.234 : 3.744 = 0,59 atau 59%. Memperjelaskan bahwa efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an ini telah dilaksanakan dengan baik dan memberikan hal positif kepada peserta didik. Dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan macam-macam strategi dan metode-metode menghafal supaya dapat memudahkan peserta didik untuk menghafal. Hasil analisis data deskriptif menunjukkan bahwa efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an(X) termasuk kedalam cukup layak berdasarkan hasil analisis data yaitu skor yang di dapatkan dari variabel efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an(X) sebanyak 1.471 dan 8 9 1.471= 2.304 sebagai nilai deskriptif nilai ∑ = 1.471 : 2.304 = 0,63 atau 63%.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatkan hafalan peserta didik termasuk kriteria layak. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui koefisien determinasi sebesar 53,8%. Kemudian perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi efektivitas kegiatan tahfidz Al-Qur’an terhadap meningkatkan hafalan peserta didik sebesar 53,8% sedangkan 46,2% ditentukan dan didapatkan dalam faktor lain. Dengan demikian kegiatan ini sangat berefek terhadap meningkatkan hafalan, Persamaan Penelitian : sama-sama melakukan penelitian terhadap program tahfidz, sama-sama membahas tentang tingkatan hafalan atau wadah menghafal, perbedaan: penelitian ini tempatnya di Di SMP Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, sedangkan dalam penelitian penulis tempatnya di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi, objek pada penelitian ini adalah peserta didik di SMP Negeri 1 Muara Batu, sedangkan pada penelitian penulis objeknya mahasiswa UIN Bukittinggi. 3. Nur Itsna Arina Rosida( 2019), Implementasi Program Tahfidz Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadis Di MTs Al-Ittihad Poncokusumo Malang, Tempat Penelitian MTs Al-Ittihad Poncokusumo Malang, Hasil Penelitian: Implementasi program tahfidz pada mata pelajaran Qur’an Hadis. program tahfidz di MTs Al-Ittihad satu minggu empat kali yaitu hari selasa, rabu, kamis, dan sabtu, dan di mulai dari pukul 07.00 sampai 09.30. Dalam menjalankan program tahfidz ini perlu adanya dukungan yang kuat dari pihak sekolah, salahsatunya adalah adanya penanggungjawab atau koordinator program tahfidz. Sistem Pelaksanaannya tiap kelas dibimbing oleh dua guru pembimbing khusus tahfidz, kemudian dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Setiap hari siswa wajib ziyadah atau menambah hafalan baru minimal setengah halaman dan muroja’ah atau mengulang hafalan setiap siswa wajib muroja’ah minimal 2 halaman setelah setoran. Metode yang digunakan oleh siswa yaitu: wahdah, talaqqi, dan takrir. Evaluasi Tahfidz dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, dan penilaiannya dari segi bacaan yaitu kelancaran, makhroj, tajwid dan penguasaan hafalan. Selain itu siswa diuji hafalannya dengan melanjutkan ayat atau membaca setengah juz penuh dihadapan koordinator tahfidz.Selain itu juga terlihat pada proses pembelajaran di kelas tahfidz materi lebih cepat selesai, mereka tidak merasa terbebani dengan materi-materi hafalan, dan juga perolehan nilai yang lebih unggul dari pada kelas-kelas yang lainnya, Persamaan Penelitian: sama-sama meneliti tentang program tahfidz al-Qur’an, Perbedaan penelitian: penelitian ini tempatnya di MTs Al-Ittihad Poncokusumo Malang, sedangkan penelitian penulis di UIN Bukittinggi, penelitian ini mengacu pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, sedangkan penelitian penulis mengacu pada UKM Ulumul qur’an , Objek penelitian ini peserta didik, sedangkan penelitian penulis objeknya mahasiswa. 4.Asrul Putra Azaki( 2019), Efektivitas pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur’an Di Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Sleman, Tempat penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sleman, Hasil penelitian : Pelaksanaan program tahfidz di kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Sleman Dari segi perencanaan pelaksanaan program tahfidz secara keseluruhan dinilai efektif dibuktikan dengan adanya perencanaan jangka pendek dan jangka panjang yang disusun oleh madrasah. Pelaksanaan program tahfidz di kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Sleman secara keseluruhan dinilai cukup efektif, diperoleh dari hasil keseluruhan data-data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dibuktikan dengan perencanaan pelaksanaan program tahfidz yang cukup efektif dari pihak madrasah, nilai akhir tahfidz kelas X yang cukup memuaskan, siswa-siswa kelas XII yang mendapatkan ijazah tahfidz saat wisuda karena tercapainya hafalan siswa, Persamaan penelitian: sama-sama membahas tentang program tahfidz al Qur’an, Perbedaan : tempat pada penelitian ini di Madrasah aliyah Negeri 1 Sleman, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi, Objek penelitian ini adalah siswa Kelas X, sedangkan objek penelitian penulis mahasiswa. 5.Nur Azizatun Nisya’(2022), Implementasi Program Tahfidz Al-Qur’an Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Di SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran Bondowoso, Tempa penelitian: SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran Bondowoso, Hasil Penelitian :Implementasi Program Tahfidz Al-Quran Dengan Metode Talaqqi Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran BondowosoDalam penerapan tahfidz Al-Quran sebagai kegiatan ekstrakurikuer yang dilaksanakan pada tiap hari jum’at di SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran Bondowoso, yaitu dengan metode talaqqi dimana metode ini sudah mencangkup metode yang lain seperti metode bi nazhar yaitu melihat mushaf, tahfidz yaitu menghafal. Dan selanjutnya siswa yang sudah hafal menyetorkan hafalannya kepada pembina maksimal 5 ayat. Implementasi Program Tahfidz Al-Quran Dengan Metode Tikrar Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran Bondowoso. Selanjutnya yaitu dengan metode tikrar atau mengulang, metode tikrar ini sudah mencakup metode mudarosah atau pengulangan individu atau kelompak. Dimana dalam metode ini tikrar ini siswa mengulang-ulang hafalannya supaya cepat hafal dan bisa menyambung dengan ayat sebelumnya sehingga menjadi satu kesatuan surat, persamaan penelitian: sama-sama membahas tentang program tahfidz Al-Qur’an, perbedaan: penelitian ini tempatnya di SMP Syamsuth Tholibin Pakuniran Bondowoso, sedangkan penelitian penulis di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi, Objek penelitian ini siswa sedangkan objek penelitian penulis mahasiswa. 6.Miftakhul Anam(2022), Relevansi Program kerja Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengembangan Ilmu Al Qur’an Dan Seni Islam (PIQSI) Terhadap Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Pada Mahasiswa PAI, Tempat penelitian di UKM pengembangan ilmu Al-Qur’an dan Seni islam (PIQSI) UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri, hasil penelitian: Pertama, relevansi program kerja UKM PIQSI dengan kompetensi kepribadian guru PAI. Program kerja UKM PIQSI yang meliputi program kerja organisasi, Divisi MHQ, Divisi MMQ, Divisi Retorika Dakwah, Divisi Hadroh, Divisi MTQ dan Divisi MKQ melalui kegiatannya dapat meningkatkan pengembangan kompetensi kepribadian dalam hal melakukan tindakan sesuai dengan norma yang berlaku pada masyarakat sekitar; memiliki penampilan diri yang jujur; menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat serta berkahlak mulia memiliki penampilan diri yang mantap, stabil, arif, dewasa dan berwibawa memiliki etos kerja dan rasa tanggungjawab yang tinggi; rasa bangga menjadi seorang guru dan rasa percaya diri serta homat terhadap kode etik profesi guru.Kedua, relevansi program kerja UKM PIQSI dengan kompetensi sosial guru PAI. Program kerja UKM PIQSI yang meliputi program kerja organisasi, Divisi MHQ, Divisi MMQ, Divisi Retorika Dakwah, Divisi Hadroh, Divisi MTQ dan Divisi MKQ melalui kegiatan – kegiatannya dapat meningkatkan pengembembangan kompetensi sosial dalam hal melakukan tindakan secara objektif dan tidak bersifat diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi; beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dan budaya disekitar tempat tugasnya serta dapat berkomunikasi secara baik dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat umum,Persamaan Penelitian: sama-sama membahas UKM yang berkaitan dengan Al Qur’an, sama-sama menjadikan mahasiswa sebagai objek, perbedaan penelitian: penelitian ini dilakukan di UKM pengembangan ilmu Al-Qur’an dan Seni islam (PIQSI) UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri, sedangkan penelitian penulis di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi. 7.Asra Mijrajullaili (2019), Pengelolaan Program Tahfidz Dalam Peningkatan Minat Hafal Qur’an Di MUQ Pagar Air Banda Aceh, tempat penelitian: Di MUQ Pagar Air Banda Aceh, hasil penelitian: Pengelolaan program tahfidz dalam peningkatan minat hafal qur’an di Madrasah Ulumul Qur‟an Pagar Air Banda Aceh yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program tahfidz sudah bagus. Perencanaan dalam program tahfidz ini sudah ada sejak awal berdirinya lembaga ini. Program tahfidz ini bersifat permanen dan tidak berubah-ubah. Pada pelaksanaan sangat diperlukan adanya musyawarah bersama dan selalu melihat bagaimana program yang dijalankan di lembaga-lembaga lain yang ada diluar aceh dan dipadukan dengan program yang ada di MUQ Pagar Air yang bertujuan agar program yang ada tetap yang terbaru. Upaya yang dilakukan untuk membantu santri dalam menghafal diantaranya adalah dengan melakukan evaluasi, pemberian motivasi, al-qur’an berjalan, dan kegiatan muraja‟ah. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap enam bulan sekali yang bertujuan untuk melihat kemampuan atau mengulang kembali apa yang selama ini sudah dipelajari. Pimpinan dayah, kabid program tahfidz, bagian ta‟lim dan seluruh personel madrasah ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan program tahfidz, Persamaan Penelitian: Sama-sama membahas program tahfidz al-Qur’an, perbedaan: tempat penelitian ini di MUQ Pagar Air Banda Aceh, sedangkan penelitian penulis di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi, penelitian ini objeknya anak madrasah, sedangkan penelitian penulis yang menjadi objeknya mahasiswa. E.Kerangka Teori Penelitian ini dilakukan di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi. Dalam UKM ini terdapat beberapa program diantaranya tilawah, ilmu alat dan tahfidz. Dalam penelitian ini merujuk pada bidang tahfidz al-Qur’an sebagai wadah untuk menghafal mahasiswa UIN Bukittinggi. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang lahir dari pemahaman sisi manusia sebagai makhluk yang kreatif, makhluk yang mempunyai akal budhi dan psikilogi, sehingga memaknainya tidak dapat tanpa menyelami hakikat daripada tindakan luarnya. Mencari secara kedalaman tentang sebuah fenoman, sehingga fenomena itu melahirkan satu kesimpulan (Creswell, 2015) Oleh sebab itu, penelitian ini pada dasarnya mencari dari pada hakikat atau makna dari yang diekepresikan, dilakukan atau diperbuat atau dikatakan oleh seseorang atau objek daripada yang diteliti tersebut. Silfia hanani, Rancangan Penelitian Sosial Keagamaan, (Bukittinggi: LP2M IAIN Bukittinggi,2020), Hlm.73 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan ialah metode study kepustakaaan (library research). Yakni dengan cara memadukan data dari bermacam-macam sumber literatur dengan cara meliputi buku-buku, jurnal, prosidingseminar nasional, dan artikel-artikel ilmiah. Kemudian, menganalisis serta mengkaji teori-teori yang berkaitan. Penulis menyajikan hasil temuan data secara objektif dan sistematis melalui teknik analisis deskriptif data. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang luas, ada beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan ke dalam jenis penelitian kualitatif ini,berikut ini dapat dijelaskan beberapa jenis penelitian yang umumnya sering digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu; studi kasus, deskriptif, tindak kelas, fenomenologi, etnografi, grounded theory, sejarah, dan hermeneutika. Hasan Syahrizal dan M. Syahran Jailani, ‘’Jenis-Jenis Penelitian Dalam Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif’’, Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, Vol.1, No.1, 2023, Hlm.18 Penelitian kualitatif, secara sederhana dapat dipahami sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik dan lebih pada bagaimana peneliti memahami dan menafsirkan makna peristiwa, interaksi, maupun tingkah subjek dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitinya. Berikut adalah beberapa defini penelitian kualitatif yang didefinisikan secara beragam oleh para ahli.Menurut Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaat berbagai metode ilmiah.Menurut mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian. Feny Rita Fiantika,dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022), Hlm.3-4 B.Latar Penelitian Lokasi dalam penelitian ini berada di kampus II UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi yang berlokasi di Jl. Gurun Aua, Kubang Putiah, Kec.banuhampu, Kab.Agam,Sumatera Barat, lebih tepatnya di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinngi. Penelitian dilakukan di UKM ini karena dalam program yang diangkatkan oleh Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Ulumul Qur’an ini sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitunya berkaitan dengan program tahfidz Al-Qur’an, yang mana di UKM Ulumul Qur’an ini terdapat berbagai program dan salah satunya adalah program tahfidz Al-Qur’an. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian terkait program tahfidz ini pada mahasiswa UIN BUkittinggi yang bergabung di UKM Ulumul Qur’an. C. Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif,pertama Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan partisipan penelitian. Wawancara kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman, pandangan dan perspektif individu terkait fenomena yang diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada tingkat kerangka yang telah ditentukan sebelumnya.Kedua Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung terhadap partisipan dan konteks yang terlibat dalam fenomena penelitian. Observasi kualitatif dapat dilakukan dalam situasi nyata atau di lingkungan yang telah dirancang secara khusus untuk penelitian. Observasi memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati interaksi sosial, perilaku, dan konteks yang relevan dengan fenomena yang diteliti.Ketiga dokumentasi melibatkan pengumpulan data dari dokumen, Arsip, atau bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan fenomena penelitian. Dokumen yang digunakan dapat berupa catatan, laporan, surat, buku, atau dokumen resmi lainnya. Studi dokumentasi memberikan wawasan tentang konteks historis, kebijakan, peristiwa, dan perkembangan yang relevan dengan fenomena yang diteliti. Ardiansyah, Risnita, M. Syahran Jailani, ‘’Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah Pendidikan Pada pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif’’, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.2, 2023, Hlm.4 Berikut beberapa metode penelitian yang digunakan peneliti: 1. Wawancara Wawancara itu adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada orang yang bisa memberikan informasi tentang kebutuhan informasi atau data-data dari penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan itu, maka sebelum dilakukan wawancara maka perlu dipertimbangkan, tentang siapa yang akan dipilih untuk di wawancara itu. Orang yang dipilih untuk di wawancara ini, disebut dengan informan. Menetapkan siapa yang akan menjadi informan itu pun harus juga logis dan maksuk akal, tidak dapat diambil dengan begitu saja tetapi juga memiliki ketentuan-ketentuan. Ketentuan-ketentuan itu sangat ketat dan selektif, karena biasanya wawancara dalam jumlah orang terbatas tidak memungkin jumlah banyak. Silfia Hanani, Rancangan Penelitian Sosial Keagamaan, ( Bukittinggi: LP2M IAIN Bukittinggi Press, 2020), Hlm.123 Dalam hal ini peneliti akan akan mencoba melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa UIN Bukittinggi yang tergabung dalam UKM Ulumul Qur’an terkhusus pada mahasiswa yang mengikuti program tahfidz di UKM Ulumul Qur’an ini. 2. Observasi Observasi pada hakikatnya sebuah data yang bisa menjelaskan data-data yang dikeragui dari data wawancara, atau ingin untuk melengkapi ketidakpuasan terhadap data yang sudah dikumpulkan, atau ingin mendapatkan data yang lengkap dan mendalam dalam suatu sikap atau prilaku yang diteliti. Mengamati itu mempunyai makna, mempelajari secara seksama tentang data yang dibutuhkan. Misalnya, membutuhkan data tentang bagaimana sikap umat beragama dalam beribadah pada kondisi pandemic covid-19, maka data-data pengamatan itu sangat penting, tidak cukup untuk di wawancarai saja tetapi amatilah dimana kawasan penelitian ditentukan. Mengapa pengamalan datanya bisa diperoleh melalui observasi atau pengamatan karena pengamalan sifatnya tercermin kepada sikap, bukan berada pada level ungkapan saja. Misalnya meneliti tenang pengamalan perintah melaksanakan shalat lima waktu seharai semalam tepat pada waktu, jika dikumpulkan data atau informasi melalui wawancara para informan bisa saja mengatakan dia shalat wajib lima waktu selalu dan tepat waktu, tetapi sebagai seorang peneliti tidak bisa yakin dengan begitu saja, tepi harus melangkapi datanya melihat dan mengamati apa yang diungkapkannya itu, apakah benar seperti yang diucapkannya itu.Bagaimana caranya, mungkin perlu bermalam di rumah informan, atau datang wawancara ketika jam shalat, kemudian sampai shalat berikutnya orang yang diamati tidak memperhatikan waktu shalat dan tidak mengambil tindakan untuk shalat, maka ada keseimpulan hasil amatan lebih dipercaya daripada data informasi yang diberikan. Oleh sebab itu, data-data pengamalan itu tidak bisa serta merta diperoleh melalui wawancara saja tetapi perlu juga diamati atau diobservasi. Ibid.,Hlm.136Oleh karena itu peneliti akan melakukan observasi ke tempat dilaksanakannya program tahfidz UKM Ulumul Qur’an ini yaitunya di Masjid Ulul Albab UIN Bukittinggi guna melihat secara langsung apakah benar adanya program ini dan bagaimana sistem pelaksanaannya. 3. Dokumentasi Data dokumentasi merupakan data yang dikumpulkan melalui dokumen-dokumen yang tersedia, baik yang tersimpan dalam bentuk elektronik maupun cetak, serta pendokumentasian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan kebutuhan penelitiannya. Data dokumentasi yang tersimpan dalam bentuk cetak dan elektronik, biasanya berbentuk foto, dokumen, naskah-nasakah atau manuskrip pada umumnya telah menjadi data sekunder bagai peneliti sejarah. Tidak menutup kemungkinan pula digunakan oleh peneliti sosial keagamaan selain daripada yang dilakukan oleh peneliti sejarah.Kebutuhan data dokumentasi sangat tergantung daripada kebutuhan dari penelitian yang dilakukan, jika membutuhkan dokumen-dokumen maka data tentang dokumen itu perlu dikumpulkan dan dianalisis. Penelitian sosial keagamaan juga seperti itu, data dokumen akan menjadi bahagian penting dalam melakukan penelitian. Terutama terkait dengan dokomen-dokumen ketika sesuatu yang diamati. Dokumen dalam pengertian ini, bisa dibangun oleh peneliti sendiri, seperti meneliti merekam melalui video, foto tentang sesuatu yang diteliti. Misalnya melalui foto-foto pelaksanaan suatu tradisi, merekam bacaan-baan ibadah tertentu yang dilakukan oleh kelompok agama tertentu dan seterusnya.Dokumen tidak hanya terkait dengan peristiwa-pertiwa masa lalu yang ditulis, di foto, manuskrip dan seterusnya, tetapi juga berupa pendukumentasian yang dilakukan oleh peneliti. Seperti seorang peneliti, memvidiokan kegiatan tradisi maulud nabi yang ada di suatu tempat, seperti yang diamalkan oleh penganut tarikat Syatariah di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, dimana maulid nabi diawali dari proses melakukan kegiatan malamang (membuat lemang), kemudian ada acara ritual berzikir di surau atau masjid, setelah itu makan bajamba (makan bersama) semua rangkaian kegiatan itu di dokumentasikan dalam bentuk foto, video dan suara sehingga menjadi data dokumentasi yang menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan.Dokumen-domumen, bisa menjelaskan masa lalu yang dibuat oleh orang lain, bisa saja sebuah persistiwa yang terjadi yang didokumentasikan oleh penelti. Peneliti sendiri yang melakukan pendokumentasian, seperti mendokumentasikan dalam penelitian tradisi yang dicontohkan di atas. Bisa pula dokumen-dokumen terkait yang dikumpulkan melalui perpustakaan, melui instansi tertentu, dan seterusnya. Ibid.,Hlm.149-150Maka dari itu, guna menyempurnakan penelitian ini peneliti akan mencoba teknik pengumpulan data dokumentasi sebagai penguat terhadap pelaksanaan program tahfidz yang ada di UKM Ulumul Qur’an UIN Bukittinggi. 19