Academia.eduAcademia.edu

Pembelajaran Matematika Dengan Model Savi Berorientasi Pakem

2016, Ta'dib

Abstract

Several international surveys and national examinations show that learning Mathematics in Indonesia have not expected optimum result. This is not only indicated by students' low test score only but also by their low interest and negative image on the subject. In response to the above phenomena, paradigm in education, especially in learning Mathematics begins to shift from learning that places students as passive knowledge receivers into facilitating them to construct active knowledge. This article discusses learning model of SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) that promotes students' active and independent learning based on PAKEM (active, creative, effective and fun learning). It is, therefore, expected that the offered model improve students' interest and their image upon Mathematics subject as well. Kata kunci: pembelajaran matematika, model pembelajaran SAVI, pembelajaran berorientasi PAKEM.

PENDAHULUAN

ada umumnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia di SMA masih jauh dari memuaskan, bahkan kadang-kadang boleh dikatakan masih mengecewakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Nilai Ujian Nasional (UN) dari tahun ke tahun, untuk matematika termasuk dalam kategori "rendah". Meskipun sudah banyak dilakukan penataran-penataran guru dalam rangka inservice training untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika di SMA yang pada gilirannya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam matematika, pada kenyataannya belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Sehingga harus diterima sebagai kenyataan bahwa pengelolaan pembelajaran di lapangan masih banyak dijumpai berbagai kesulitan dan kendala, baik dari segi pengelolaan pembelajaran dari guru maupun dari sisi pemahaman siswa.

Paradigma baru pendidikan, menurut Zamroni (dalam Sutarto Hadi, 2000), seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dari pada pengajaran (teaching) 2. Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel. 3. Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri, dan 4. Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senan-tiasa berinteraksi dengan lingkungan.

Mengacu pada rambu-rambu Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), beberapa hal yang P perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:

1. Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru, agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. 2. Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. 3. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah kontekstual secara bertahap siswa dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika.

Di samping itu sampai saat ini anggapan di lapangan mata pelajaran matematika masih merupakan mata pelajaran yang cenderung kurang menarik dan sukar bagi siswa. Demikian juga melihat hasil UN dari matematika secara umum belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, jadi efektifitas pembelajaran belum menunjukkan memperoleh taraf yang tinggi. Dengan demikian belum ada indikasi bahwa pembelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Untuk menjawab tantangan ini dan mencermati perkembangan pembelajaran matematika di dunia dewasa ini, maka dikembangkanlah strategi pembelajaran matematika menggunakan model SAVI yang mengacu kepada pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

MODEL

MATEMATIKA BER-ORINTASI PAKEM

Pembelajaran matematika yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada hakikatnya adalah suatu strategi pembelajaran terpadu, yang menggunakan strategi, metoda, pendekatan dan teknik pengajaran terpadu sedemikian rupa baik prosedur maupun tujuan pembelajarannya dapat terlaksana dan tercapai dengan baik. Menyimak pemaparan Fajar Shadiq 2001

Siswa diminta melukis sinar garis (misal sinar garis ) kemudian putar sinar garis AB tersebut dengan pusat A sampai terjadi sinar garis AC, sehingga terbentuk sudut BAC (biasanya ditulis dengan  ABC) atau sudut α sebagaimana gambar di atas. Berangkat dari perputaran garis tersebut siswa diajak diskusi, agar masing-masing mengkontruksi konsep sudut pada diri siswa masing-masing. Konsep tentang sudut secara umum didasarkan atas gerak rotasi suatu sinar garis pada titik pangkalnya, dari posisi awal ke posisi akhir. Jadi gambaran sudut BAC di atas sebagai hasil perputaran sinar garis pada titik pangkal A, dimulai dari posisi awal dan berakhir pada posisi . Untuk memberi notasi sudut di atas, dinamai dengan  BAC atau  A atau dengan huruf latin α.

Pembelajaran

Matematika yang Menyenangkan.

Motivasi yang merupakan syarat utama agar pembelajaran matematika itu menyenangkan merupakan kunci dari pembelajaran yang efektif. Gagne (dalam Bigge, 1982)