Membincangkan (ilmu) akuntansi serta budaya mungkin masih sering dianggap absurd bagi sebagian yang berpikir bahwa akuntansi, terkhusus, ialah semata alat. Bagaimana mungkin sebuah alat memiliki nilai budaya? Bukankah alat hanya membantu manusia untuk mencapai tujuannya,sebagaimanapisau yang digunakan untuk memotong, kalkulator yang digunakan untuk menghitung, dan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan? Bab-bab yang disajikan dalam buku ini berupaya mengembalikan nilai religius dan lokal ke dalam ilmu (akuntansi dan pendidikan). Lovita menjelaskan keterkaitan antara Sistem Pengendalian Intern dengan nilai Islam. Amerieska di bab berbeda menjelaskan bagaimana Satata Gama Kerta Raharja, sebuah kearifan lokal bisa digunakanuntukmengonstruksipengelolaan desa. Masih pada tata kelola desa, Sri Rahayu menjelaskan bagaimana Karimbo Babungo Kayu, Kasawah Babungo Emping, Katembang Babungo Emeh, Kasungai Babungo Pasie, sebuah kearifan lokal menjadi basis nilai. Mirosea dkk....