Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika, atau anak dilahirkan dengan pembedahan vaginal. (Prawirohardjo, 2007) Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama. (Prawirohardjo, 2007) Angka kematian ibu dan bayi menjadi tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program – program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan merupakan ujung tombak atau orang yang berada digaris terdepan yang berhubungan laangsung dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampa nifas serta kesehatan bayi.
2015
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat umur kehamilan lebih dari 28 minggu. Manifestasi perdarahan masih merupakan trias penyebab kematian maternal tertinggi, di samping preeklampsi/eklampsi dan infeksi. Angka kematian ibu akibat perdarahan yang disebabkan ruptur uteri berkisar antara 17,9% sampai 62,6%. Saat persalinan kala I dan awal kala II batas antara segmen bawah rahim dan segmen atas rahim dinamakan lingkaran retraksi fisiologis, jika bagian terbawah tidak mengalami kemajuan akan timbul retraksi patologis (Bandl’s ring). Apabila saat persalinan tetap tidak ada kemajuan maka akan terjadi ruptur uteri dan menyebabkan komplikasi berupa kematian maternal. Simpulan, ruptur uteri masih merupakan salah satu penyebab kematian maternal dan janin dalam rahim paling tinggi di Indonesia. Untuk itu diperlukan ketepatan dalam mendiagnosis terjadinya ruptur uteri dan melakukan penatalaksaaan dengan tepat dan cepat sehingga angka kematian a...
Jurnal Bidan Cerdas, 2021
Meskipun persalinan berjalan secara normal akan tetapi, pada saat setelah bersalin ibu memiliki berbagai macam risiko komplikasi yang mungkin terjadi seperti perdarahan karena atonia uteri, retensio plasenta, dan ruptur perineum. Tujuan: untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal. Metode: jenis penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan rancangan potong silang atau cross sectional. Populasi adalah adalah semua ibu bersalin yang ada di Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampling menggunakan Consecutive Sampling. Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan 76,7% responden mengalami robekan perineum, diantaranya 26,7% responden mengalami robekan perineum dejarat 1 dan 50,0% responden mengalami robekan perineum derajat 2. Sebanyak 23,3% responden tidak mengalami robekan perineum. Dari hasil uji chi-square dengan nilai p=0,05, hasil probabilitas lebih besar dari taraf signifikan 5% (0,071>0,05) artinya tidak terdapat hubungan paritas dengan robekan perineum pada ibu dengan persalinan normal di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar tahun 2020. Kekuatan hubungan antar variabel agak rendah diperoleh nilai koefisien Phi (μ)= 0,488 atau sebesar 48,8%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan paritas dengan robekan perineum pada persalinan normal.
2020
Target Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di bawah 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). AKI di Indonesia masih merupakan masalah prioritas di bidang kesehatan. Salah satu penyumbang AKI adalah Rupture Perineum. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami Rupture perineum pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami Rupture perineum akan meninggal dunia dengan persentasi 21,74%. Rupture perineum perlu mendapatkan perhatian karena dapat menyebabkan disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan, dan sumber, atau jalan keluar masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kematian karna perdarahan atau sepsis. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), salah satunya adalah Program Keluarga Harapan dari Kementerian Sosial, sebuah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin yang ditetapkan sebagai Keluarga P...
Journal of Health (JoH)
Robekan pada perineum adalah satu dari berbagai macam komplikasi pada saat persalinan di kala II sehingga dapat menyebabkan disfungsi organ reproduksi pada perempuan. Ketegangan pada otot dasar panggul sering mengakibatkan terjadinya robekan perineum khususnya primigravida. Salah satu cara mengurangi robekan perineum adalah dengan melakukan pijat perineum untuk meningkatkan aliran darah dan elastisitas perineum melalui suatu metode yang sangat sederhana dan singkat. Terdapat 2,7 juta kasus robekan perineum pada ibu bersalin dan diperkirakan meningkat sebesar 6,3 juta pada tahun 2050. Di Asia ruptur perineum mencapai sebesar 50% dari ruptur perineum di dunia. Di Indonesia, ibu yang mengalami ruptur perineum pada umur 32-39 tahun sebesar 62%. Penelitian di Rumah Sakit Benin Teaching, Nigeria, mengemukakan bahwa prevalensi rupture perineum kurang lebih 46.6%, terlebih pada ibu primigravida 90% mengalami rupture perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pijat peri...
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 2016
Background: Rupture perineal is the tear of the perineal at the time of the fetus born. The tear is only traumatic because the perineal could not hold a strain upon when a fetus passes. The parity is factor of mother that can cause rupture perineal. Objective: This study aims to know the relation between parity with incidence of rupture perineal during vaginal birth at the clinic of Asri Medical Center in Yogyakarta and District Hospital Bantul Panembahan Senopati. Method: This study was a quantitative descriptive study with cross sectional approach. Respondents in this study were mothers vaginal birth as of February-March 2014, which was recorded in the medical record. Sampling technique was purposive sampling techniques. Analysis of test used is the Fisher test. Result and Discussion: The research subjects who fulfilled the inclusion criteria were 152 people (primiparous: 89, multiparous: 63). Primiparous have more risks than parity ruptured perineum in multiparous (primi rupture: 89 people, multi rupture: 56). Fisher's exact test results showed a significant result (p = 0.002) between parity with rupture of the perineum in normal labor. Conclusion: There is a significant relationship between parity with the rupture of the perineum in normal deliveries at the
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis Prevalensi Prediktor Faktor Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2022 Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dewi Sartika Kota Kendari Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April Tahun 2022. Teknik pengembilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Purposive Random Sampling dengan jumlah 131 Responden hasil penelitian Terdapat hubungan yang sedang antara Paritas dengan kejadian ruptur perineum di Ruang Bersalin RSU Dewi Sartika Terdapat hubungan yang sedang antara Umur Ibu dengan kejadian ruptur perineum di Ruang Bersalin RSU Dewi Sartika, Terdapat hubungan yang sedang antara Berat Badan Bayi dengan kejadian ruptur perineum di Ruang Bersalin RSU Dewi Sartika, Terdapat Riwayat Rupture dengan kejadian ruptur perineum di Ruang Bersalin RSU Dewi Sartika, Terdapat hubungan yang sedang antara Jarak Kelahiran dengan kejadian ruptur perineum di Ruang Bersalin RS...
2015
Mechanical menerant is an influence on the incidence of perineal rupture in normal delivery that causes postpartum hemorrhage. Postpartum hemorrhage is the main cause of 40% of maternal deaths in Indonesia in 2010. The results of the initial survey in Midwefery Hause Practice”N” that the incidence of perineal rupture is caused by incorrect technique menerant. This study aims to determine the relationship menerant techniques with perineum rupture incidence in normal birth mothers in BPM. N Padang Panjang 2015.This type of research is analytic survey. This research is implemented from April to May in BPM. N. Data collection techniques are the primary data collected by observation with checklis sheet. Respondents in this study were all normal birth mothers in Midwifery House Practice is counted from April to May 2015 using the technique of taking samples obtained accidental sampling and sample 32 with chis-squre test.Most respondents are correct technique who experienced rupture menera...
Predigt zu Jes 63.16b-17.19b; 64,3-7 (B/A1), 2023
Çanakkale: Çocuklar-Analar-Babalar, 2016
Catalyst: Feminism, Theory, Technoscience , 2024
Reti Medievali E-Book, 2016
Archeologia e calcolatori, 2010
African Parliaments Volume 1: Evidence Systems for Governance and Development, 2021
Institute of Graduate Studies, UiTM eBooks, 2012
Journal of Water and Health, 2021
Journal of Biological Sciences, 2001
European Journal of Immunology, 1982
Journal of Craniovertebral Junction and Spine, 2013