Academia.eduAcademia.edu

METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

2023

Akuntansi Keperilakuan,Metode Riset materi ke 5

METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN DOSEN PENGAMPU : Wirmie Eka Putra, S.E,. M.Si./Riski Hernando, S.E., M.Sc. Disusun Oleh : Khoirun Najwa (C1C021001) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2023 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulisan makalah yang berjudul “METODE RISET” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi keperilakuan. Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi keperilkuan, karena dengan tugas yang bapak berikan penulis mampu mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Jambi, 24 September 2023 (Penulis) DAFTAR ISI BAB I 5 PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan 7 BAB II 7 PEMBAHASAN 7 2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Riset 8 2.2 Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan 8 2.3 Motivasi Dan Tujuan Riset 8 2.4 Manfaat Dan Pentingnya Riset 8 2.5 Memahami Replikasi 9 2.5.1 Menguji Temuan Umum Riset 9 2.5.2 Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda 9 2.5.3 Menguji Kecenderungan Atau Perubahan Waktu 9 2.5.4 Menguji Temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang Berbeda 9 2.6 Mengenali Masalah 10 2.7 Jenis Masalah 10 2.8 Menyatakan Dasar Permasalahan 10 2.9 Sumber Penemuan Masalah 11 2.10 Kesalahan Umum Dalam Penemuan Masalah 11 2.11 Memahami Teori 11 2.11.1 Konsep 12 2.11.2 Konstruk 12 2.12 Variabel Riset 12 2.12.1 Variabel Independen Dan Variabel Dependen 12 2.12.2 Variabel Moderasi 12 2.12.3 Variabel Intervensi 12 2.13 Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis 13 2.13.1 Kriteria Hipotesis 13 2.13.2 Jenis Hipotesis 13 2.14 Pemilihan Data Atau Sampel Riset 13 2.14.1 Populasi 13 2.14.2 Sampel 13 2.14.3 Mengapa Menggunakan Sampel 14 2.15 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data 14 2.15.1 Jenis Data 14 2.15.2 Sumber Data 14 2.16 Validitas Dan Keandalan 14 2.16.1 Validitas 14 2.16.2 Keandalan 15 2.16.3 Metode Pengumpulan Data 15 2.16.4 Memilih Responden 15 2.16.5 Sampling Probabilitas Dan Nonprobabilitas 15 2.17 Instrumen Riset 15 2.18 Menjamin Kerja Sama Responden 16 2.19 Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban 16 2.20 Analisis Data Dan Persiapan Laporan 16 BAB III 17 PENUTUP 17 Kesimpulan 17 DAFTAR PUSTAKA 18 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembahasan tentang metodologi sering dihubungkan dengan filsafat ilmu. Fungsi filsafat adalah menguji metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan yang valid. Sementara itu, metodologi menentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan maupun pengujian proposisi (hipotesis) untuk mendapatkan pengetahuan yang valid. Pemahaman tentang realitas akan memengaruhi cara memperoleh ilmu pengetahuan yang benar. Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan rasional dan dunia empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah. Pendekatan metodologi riset yang digunakan mengikuti prosedur metodologi riset yang digunakan dalam ilmu alam. Pendekatan metodologi ini melakukan deskripsi atas variabel, membangun dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan data kuantitatif dan melakukan analisis secara statistik. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah pendekatan metodologi ini bukan merupakan satu-satunya metode terbaik dalam memecahkan masalah sosial. 1.2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan riset? Mengenal istilah riset akuntansi keperilakuan ? Apa itu motivasi dan tujuan riset? Apa manfat dan pentingnya riset? Memahami repleksi Apa saja masalah dalam riset akuntansi keperilakuan? Apa saja jenis masalah ? Apa saja cara menyatakan permasalahan? Apa saja sumber penemuan masalah Apa saja penemuan umum dalam penemuan masalah Bagaimana cara mamahami teori? Apa saja variable riset? Bagaimana penggunaan proporsi dan hipotesis? Bagaimana pemilihan data atau sampel riste? Apa saja sumber san metode pengumpulan data? Memahami validitas dan keandalan ? Apa saja instrument riset ? Apa saja yang dapat menjamin validitas dan keandalan jawaban? Bagaimana cara analisi data dan persiapan laporan ? Tujuan Untuk memehami apa itu riset Untuk Mengenal istilah riset akuntansi keperilakuan Untuk mengetahui apa motivasi dan tujuan riset Untuk mengetahui manfat dan pentingnya riset Untk Memahami repleksi Untuk mengetahui masalah dalam riset akuntansi keperilakuan Untuk mengetahui jenis masalah Untuk mengetahui cara menyatakan permasalahan Untuk mengetahui sumber penemuan masalah Untuk mengetahui penemuan umum dalam penemuan masalah Untuk mamahami teori Untuk mengetahui variable riset Untuk mengetahui penggunaan proporsi dan hipotesis Untuk mengetahui Bagaimana pemilihan data atau sampel riset Untukmengetahui sumber san metode pengumpulan data Untuk Memahami validitas dan keandalan Untuk mengetahui Apa saja instrument riset Untuk mengetahui Apa saja yang dapat menjamin validitas dan keandalan jawaban Untuk mengatahui Bagaimana cara analisi data dan persiapan laporan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Riset Riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut. Riset menggunakan metode khusus sehingga tidak bias dan mempunyai kesimpulan yang dapat dipertanggunjawabkan. 2.2 Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan Istilah riset sendiri merupakan penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta maupun prinsip. Jika berbagai pernyataan tersebut dirangkum ke dalam istilah “riset akuntansi keperilakuan”, maka riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu. 2.3 Motivasi Dan Tujuan Riset Motivasi seseorang melakukan riset mungkin merupakan keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun persoalan yang ada. Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari suatu riset, yaitu menggambarkan fenomena, menemukan hubungan, menjelaskan fenomena, memprediksi kejadian di masa mendatang, dan melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian. 2.4 Manfaat Dan Pentingnya Riset Dalam riset akuntansi keperilakuan, terdapat beberapa pernyataan tentang manfaat dan pentingnya riset di bidang ini. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan. Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem informasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan. 2.5 Memahami Replikasi Replikasi merupakan gabungan dari kata duplikasi dan repetisi. Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal ini dilakukan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda. Riset ulang dimaksudkan untuk menetapkan validitas atau memunculkan pertanyaan tentang kesimpulan riset terdahulu. Terdapat beberapa alasan logis mengapa harus melakukan replikasi. 2.5.1 Menguji Temuan Umum Riset Banyaknya riset replikasi tentunya sangat bermanfaat karena temuan riset tersebut dapat membantu mengonfirmasi bukti-bukti baru dari riset. 2.5.2 Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda Tanpa replikasi, peneliti tidak mampu menentukan derajat tingkat temuan yang muncul dari populasi riset yang berbeda. Oleh karena itu, replikasi memberikan suatu alat yang sangat bernilai kepada peneliti untuk menentukan derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi yang berbeda. 2.5.3 Menguji Kecenderungan Atau Perubahan Waktu Banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keperilakuan yang sebagian bergantung pada lingkungan di mana individu berfungsi. Oleh karena itu, temuan riset atas sikap rasial yang dianggap valid dua puluh tahun lalu kemungkinan tidak lagi valid saat ini. 2.5.4 Menguji Temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang Berbeda Dalam beberapa proyek riset, terdapat suatu kemungkinan hubungan yang diamati, yaitu penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran hubungan di antara fenomena yang dipelajari. Kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan peneliti valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi sangat bermanfaat pada repetisi riset dengan metodologi yang berbeda. 2.6 Mengenali Masalah Riset umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah, dan perumusan atau formulasi masalah. Penentuan masalah merupakan tahap riset yang paling sulit dan krusial karena masalah riset memengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan masalah. Dengan mengingat kesulitan itu, dapat diajukan suatu prinsip mendasar, yaitu jika ingin memecahkan suatu masalah, kita harus mengetahui hal yang menjadi masalahnya. Untuk memastikan baik tidaknya masalah yang dipilih dan diajukan untuk diteliti, peneliti sebaiknya menguji masalah terlebih dahulu dengan mengajukan pertanyaan penjajakan. 2.7 Jenis Masalah Berikut beberapa jenis masalah dalam riset akuntansi keperilakuan yang selanjutnya membutuhkan penyelesaian. Masalah-masalah yang ada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan penyelesaian. Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan pembenahan atau perbaikan. Persoalan-persoalan teoretis yang memerlukan riset untuk menjelaskan (atau memprediksi) fenomena. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris. 2.8 Menyatakan Dasar Permasalahan Dasar permasalahan dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan keperilakuan dengan memerinci pertanyaan dasar ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus. Setelah peneliti benar-benar memahami cara membuat pertanyaan riset melalui proses, tugas berikutnya adalah memahami cara merumuskan pertanyaan riset. Setiap pertanyaan merupakan alternatif tindakan. Akuntansi keperilakuan mungkin memecahkan masalah manajemen, anggaran, motivasi, audit, keuangan, dan sebagainya. 2.9 Sumber Penemuan Masalah Sumber penemuan masalah dalam riset akuntansi keperilakuan dapat ditelusuri dari berbagai aspek. Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini dikelompokkan ke dalam dua faktor. Faktor pertama dihasilkan dari pengalaman pribadi peneliti atau disebut pendekatan empiris (empirical approach). Faktor kedua didapatkan dari tinjauan terhadap literator riset. Pendekatan ini disebut pendekatan teoretis (teoritical approach). 2.10 Kesalahan Umum Dalam Penemuan Masalah Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumusakan masalah riset sesuai dengan data yang tersedia. Periset merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset. Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil riset sebelumnya dengan topik sejenis sehingga masalah riset tidak didukung oleh kerangka teoretis yang baik. Periset memilih masalah riset yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis. 2.11 Memahami Teori Suatu teori mengenai konsep, definisi, maupun proposisi disusun secara sistematis, selanjutnya dijelaskan untuk memperbaiki fenomena. Pemahaman umum tentang teori menyatakan bahwa satu teori menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. Ketika kita melakukan riset, kita mencari jawaban untuk mengetahui “apakah” yang seharusnya dipahami, dijelaskan, dan gejala yang diprediksi. Kita ingin menjawab pertanyaan “bagaimana reaksi karyawan jika kita menerapkan skedul kerja yang baru?” Pertanyaan tersebut menghendaki penggunaan konsep, konstruksi, dan definisi. 2.11.1 Konsep Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang objek dan peristiwa, diperlukan landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan konstruksi. Istilah “konsep” dan konstruk (construct) mempunyai kemiripan arti. Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. 2.11.2 Konstruk Suatu konstruk adalah konsep, tetapi dengan pengertian tambahan. Konstruk diciptakan untuk digunakan dengan kesenjangan dan kesadaran penuh untuk maksud ilmiah yang lebih khusus. Konstruk dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, tetapi juga menyangkut persepsi orang. 2.12 Variabel Riset 2.12.1 Variabel Independen Dan Variabel Dependen Variabel independen (independent variables) disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel dependen yang diduga sebagai akibatnya. Oleh karena itu, variabel dependen (dependent variables) atau variabel terikat dapat dikatakan sebagai jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen. Di sisi lain, variabel independen merupakan anteseden, sedangkan variabel dependen adalah konsekuensi. 2.12.2 Variabel Moderasi Variabel moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya mempunyai kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap keaslian hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. 2.12.3 Variabel Intervensi Variabel intervensi (intervening variable) merupakan suatu mekanisme konseptual di mana variabel independen dan variabel moderasi memengaruhi variabel dependen. Variabel intervensi didefinisikan sebagai faktor yang secara teoretis memengaruhi fenomena yang diobservasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi. 2.13 Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis Proposisi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep yang dapat dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga suatu kebohongan apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi, di mana proposisi diformulasikan untuk diuji secara empiris sebagai hipotesis. Sementara itu, hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. 2.13.1 Kriteria Hipotesis Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis saingan. 2.13.2 Jenis Hipotesis Pada dasarnya, hipotesis dirumuskan untuk menggambatkan hubungan antata dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Rumusan hipotesis tersebut dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yaitu petnyataan jika maka atau proposisi, hipotesis nol, hipotesis alternatif. 2.14 Pemilihan Data Atau Sampel Riset Setiap menentukan besaran sampel yang digunakan dalam riset, langkah pertama harus dilakukan peneliti adalah mengetahui jumlah besaran populasi keseluruhan. 2.14.1 Populasi Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Populasi sendiri merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi juga merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang berkaitan dengan harapan peneliti dalam mengambil beberapa kesimpulan. 2.14.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. 2.14.3 Mengapa Menggunakan Sampel Terdapat beberapa alasan untuk melakukan pengambilan sampel, antara lain biaya yang murah. Alasan berikutnya adalah akurasi hasil yang lebih baik. Alasan yang ketiga adalah kecepatan pengumpulan data. Alasan terakhir adalah ketersediaan elemen populasi. 2.15 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data 2.15.1 Jenis Data Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, jenis data dikelompokkan menjadi data subjek, fisik, dan dokumenter. Ketiga jenis data tersebut tidak berbeda dengan pengelompokan jenis-jenis data yang biasa digunakan dalam riset bisnis dan manajemen. Data Subjek, Jenis data subjek merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek riset. Data Fisik, Data fisik merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data Dokumenter, Data dokumenter merupakan jenis data riset yang antara lain berupa faktur, penjualan, surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. 2.15.2 Sumber Data Jika dilihat dari sumbernya, data dalam riset akuntansi keperilakuan dapat dikumpulkan dengan menggunakan dua sumber data, yaitu: Data Primer, Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data Sekunder, Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. 2.16 Validitas Dan Keandalan 2.16.1 Validitas Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi (content validity) mengacu pada cara peneliti menggambarkan dimensi dan konsep atau masalah yang ingin dicukur, khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi rentang terhadap arti maupun konsep. Ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan validitas, yaitu validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkuren (concurrent validity). Validitas predektif adalah validitas yang berkaitan dengan keakuratan suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku. Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan berhubungan antara alat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori. 2.16.2 Keandalan Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran. 2.16.3 Metode Pengumpulan Data Data primer dapat dikumpulkan dengan mengamati perilaku, serta melakukan survei atau eksperimen laboratorium. Survei. Interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden tidak terdapat dalam survei. Data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelepon, atau memberikan serangkaian pertanyaan. Observasi. Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu yang diteliti. 2.16.4 Memilih Responden Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. Setelah populasi ditentukan, peneliti menentukan suatu sensus atau suatu sampel. 2.16.5 Sampling Probabilitas Dan Nonprobabilitas Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling) dan sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling). Sampling probabilitas menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak; sementara sampling nonprobabilitas tidak menggunakan sampling acak. 2.17 Instrumen Riset Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara menarik sehingga responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan tingkat respons, validitas, dan keandalan data. 2.18 Menjamin Kerja Sama Responden Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama, sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui telepon untuk membuat janji wawancara. Pada hari wawancara, peneliti seharusnya datang tepat waktu dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama responden. Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar dari riset tersebut, dan meminta kerja sama saat menelepon. Penawaran insentif dalam bentuk uang tunai atau bentuk lainnya akan lebih membantu. Seluruh metode di atas yang melibatkan kuesioner, surat, telepon, atau wawancara pribadi harus melakukan pengujian sebelumnya (pilot test). 2.19 Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban Para peneliti seharusnya menentukan dasar keinginan informasi dan memilih format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. 2.20 Analisis Data Dan Persiapan Laporan Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam riset. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan proses analisis data. Tahap akhir dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Secara umum, laporan riset berisi tentang hal-hal yang terkait dengan kegiatan peneliti sejak tahap persiapan riset hingga interpretasi dan penyimpulan hasil analisis. BAB III PENUTUP Kesimpulan Riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.Istilah riset sendiri merupakan penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta maupun prinsip. Jika berbagai pernyataan tersebut dirangkum ke dalam istilah “riset akuntansi keperilakuan”, maka riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu.Motivasi seseorang melakukan riset mungkin merupakan keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun persoalan yang ada.Riset umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah.Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting dalam proses riset.Para peneliti seharusnya menentukan dasar keinginan informasi dan memilih format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden.Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam riset. DAFTAR PUSTAKA Akuntansi Keperilakuan (akuntansi multiparadigma), Arfan Ikhsan Lubis, penerbit salemba empat. 18