Academia.eduAcademia.edu

KAJIAN KESELAMATAN PENUMPANG DI STASIUN MANGGARAI

2023, JURNAL KERTAS KERJA WAJIB

The problem that often occurs in the Manggarai Station area is caused by the density of passengers during transit at the station. The proof is that the average number of transit passengers reaches 25,000 passengers who get on and off at the station. This condition creates potential hazards and risks that can occur. Currently the construction of Manggarai Station is at the Switch Over 6 stage where at this stage the specifications are to add passengers during transit at Manggarai Station. In developing the Manggarai Station, passenger safety must be considered, especially in the crowded passenger areas at Manggarai Station. This research is a combination of qualitative research with semi-quantitative risk assessment which describes the magnitude of the risk that occurs, but the value given does not necessarily reflect the actual magnitude of the possibility and consequences. These values provide a priority reference from the description used in the qualitative analysis. With this research it can be identified about the potential hazards that often occur, the possible risks posed and how appropriate risk control efforts are to improve passenger safety.

KAJIAN KESELAMATAN PENUMPANG DI STASIUN MANGGARAI PASSENGER SAFETY STUDY AT MANGGARAI STATION Irfani Dwi Arifianto1,*, Utut Widyanto2, dan Abadi Sastodijoto3 1 Politeknik Transportasi Darat Indonesia Jalan Raya Setu No. 89 Bekasi, Jawa Barat 17520, Indonesia 2 Politeknik Transportasi Darat Indonesia Jalan Raya Setu No. 89 Bekasi, Jawa Barat 17520, Indonesia 3 Politeknik Transportasi Darat Indonesia Jalan Raya Setu No. 89 Bekasi, Jawa Barat 17520, Indonesia 1 [email protected] 2 [email protected] 3 [email protected] Diterima : Agustus 2023, direvisi: Agustus 2023, disetujui: Agustus 2023 ABSTRACT The problem that often occurs in the Manggarai Station area is caused by the density of passengers during transit at the station. The proof is that the average number of transit passengers reaches 25,000 passengers who get on and off at the station. This condition creates potential hazards and risks that can occur. Currently the construction of Manggarai Station is at the Switch Over 6 stage where at this stage the specifications are to add passengers during transit at Manggarai Station. In developing the Manggarai Station, passenger safety must be considered, especially in the crowded passenger areas at Manggarai Station. This research is a combination of qualitative research with semi-quantitative risk assessment which describes the magnitude of the risk that occurs, but the value given does not necessarily reflect the actual magnitude of the possibility and consequences. These values provide a priority reference from the description used in the qualitative analysis. With this research it can be identified about the potential hazards that often occur, the possible risks posed and how appropriate risk control efforts are to improve passenger safety. Keywords: Safety, Potential Hazard, Risk, Passengers, Station ABSTRAK Permasalahan yang sering terjadi di kawasan Stasiun Manggarai disebabkan oleh padatnya penumpang saat transit di stasiun tersebut. Buktinya, rata-rata jumlah penumpang transit mencapai 25.000 penumpang yang naik dan turun di stasiun tersebut. Kondisi ini menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang dapat terjadi. Saat ini pembangunan Stasiun Manggarai berada pada tahap Switch Over 6 dimana pada tahap ini spesifikasinya adalah menambah penumpang saat transit di Stasiun Manggarai. Dalam pengembangan Stasiun Manggarai, keselamatan penumpang harus diperhatikan, terutama di kawasan padat penumpang di Stasiun Manggarai. Penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian kualitatif dengan penilaian risiko semi kuantitatif yang menggambarkan besarnya risiko yang terjadi, namun nilai yang diberikan belum tentu mencerminkan besarnya kemungkinan dan akibat yang sebenarnya. Nilai-nilai tersebut memberikan acuan prioritas dari gambaran yang digunakan dalam analisis kualitatif. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui mengenai potensi bahaya yang sering terjadi, risiko yang mungkin ditimbulkan dan bagaimana upaya pengendalian risiko yang tepat untuk meningkatkan keselamatan penumpang. Kata Kunci: Keselamatan, Potensi Bahaya, Risiko, Penumpang, Stasiun 1 I. Pendahuluan Transportasi merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Tingkat keberhasilan suatu transportasi dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah, kemudahan mobilitas dan aksesibilitas, fasilitas yang digunakan, kenyamanan dan keamanan pelayanan transportasi. Salah satu transportasi massal yang banyak diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, bahwa perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain, perlu dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah untuk menunjang, mendorong, dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saat ini, transportasi semakin berkembang di daerah perkotaan seperti Jakarta menimbulkan kemacetan di jalan. Kereta Api sebagai salah satu alternatif transportasi untuk mengurai kemacetan terutama KRL atau Commuter Line. Stasiun Manggarai sebagai salah satu stasiun transit KRL di lintas Jabodetabek yang masih dalam tahap pengembangan. Perkembangan proyek Stasiun Manggarai tahap II direncanakan selesai pada tahun 2023. Stasiun Manggarai ditargetkan menjadi salah satu stasiun sentral yang diharapkan bisa mengintegrasikan kereta cepat kota, KRL, kereta Bandara, dan Transjakarta Selama proyek berlangsung terdapat pembangunan peron yang masih belum selesai yang menyebabkan ketidaknyamanan dan menimbulkan potensi bahaya bagi keselamatan penumpang di stasiun. Potensi bahaya tersebut diantaranya seperti penumpukan penumpang saat naik turun KRL atau menunggu di peron. Hal ini dapat menyebabkan risiko penumpang terjatuh atau terperosok. Selain itu, risiko penumpang tergelincir dan tersandung di area tangga manual menuju peron. Terdapat juga risiko penumpang pingsan karena kelelahan dalam kondisi ramai. Rata-rata volume penumpang per hari di stasiun Manggarai untuk penumpang naik dan turun sebanyak 12.500 penumpang/hari karena untuk penumpang naik hanya berasal dari Stasiun Manggarai. Sedangkan dalam 1 bulan terdapat 1-2 orang terperosok di sekitar peron penumpang. Sesuai Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023 Stasiun Manggarai melayani KRL dengan 4 tujuan stasiun yaitu sebanyak, 422 KRL per hari lintas Manggarai-Gambir dan sebaliknya, 358 KRL per hari lintas ManggaraiTanah Abang dan sebaliknya, 228 KRL per hari lintas ManggaraiJatinegara dan sebaliknya, dan 426 KRL per hari lintas Manggarai-Depok dan sebaliknya. Hal ini terlihat bahwa lalu lintas KRL di Stasiun Manggarai sudah sangat jenuh sehingga banyak penumpang berdesakan di dalam stasiun. Selain itu, dengan adanya perubahan jadwal di Gapeka terbaru 2023 dengan headway KRL tercepat 5 menit dan terlama 18 menit sehingga penumpang di sekitar lobby stasiun Manggarai juga sering berdesakan akibat datangnya KRL yang transit di stasiun Manggarai secara bersamaan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian keselamatan penumpang supaya mengurangi risiko dan bahaya bagi penumpang yang 2 naik, turun, ataupun transit KRL di stasiun Manggarai. penilaian risiko menggunakan data non numerik seperti rendah, sedang, tinggi. yang digambarkan secara deskriptif. Sedangkan meotde semi kuantitatif adalah metode analisis yang menggunakan skala angka dalam perhitungannya. Setelah data-data sudah dikumpulkan selanjutnya adalah analisis data. Analisis yang digunakan diantaranya adalah identifikasi potensi bahaya, analisis penilaian risiko, analisis usulan pengendalian risiko dan peningkatan keselamatan penumpang. II. Metodologi Penelitian A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jakarta yang termasuk dalam wilayah Daop 1 Jakarta tepatnya di Stasiun Manggarai. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimulai dari tanggal 6 Maret s.d. 2 Juni 2023 sedangkan kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni s.d. 23 Juni 2023. Untuk pengumpulan data dilaksanakan selama kegiatan magang berlangsung. D. Analisis Data Analisis yang digunakan yaitu metode Hazzard Identification, Risk Assessement, and Risk Control (HIRARC) yang dimulai dengan pengamatan kondisi lapangan dan wawancara petugas keamanan atau PKD untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada titik-titik tertentu di area stasiun. Setelah diketahui potensi bahaya selanjutnya yaitu dilakukan penilaian risiko untuk mengetahui tingkat risiko yang dimulai dari risiko rendah (low risk), risiko sedang (moderate risk), risiko tinggi (high risk), dan risiko sangat tinggi (very high risk). Kemudian diusulkan pengendalian risiko yang sesuai untuk mencegah atau mengurangi risiko yang terjadi. Selain itu, diusulkan peningkatan keselamatan penumpang di mana pada penelitian ini yaitu usulan flow penumpang untuk kelancaran perjalanan penumpang saat transit di stasiun dan mengurangi risiko bahaya yang dapat terjadi. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa pengamatan lapangan dan wawancara petugas keamanan atau PKD. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui kondisi fakta di lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari data yang sudah diolah sebelumnya guna mendukung penelitian. C. Pengolahan Data Pengolahan data yaitu bagaimana tata cara data diolah dengan menggunakan pendekatan tertentu. pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dan semi kuantitatif di mana pendekatan kualitatif merupakan suatu III. Hasil dan Pembahasan A. Identifikasi Potensi Bahaya Tahap pertama yaitu mengidentifikasi bahaya apa saja yang dapat terjadi di area stasiun Manggarai. Pada tahap ini yaitu melakukan obsevasi di area Stasiun mengenai kondisi fisik dan aktivitas yang ada di area stasiun. Penentuan lokasi didasarkan pada area-area potensi bahaya yang besar kemungkinan terjadi. Lokasi pengamatan dilakukan di beberapa titik. 3 No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel III.1 Identifikasi Potensi Bahaya di Pintu Masuk Sisi Utara Lokasi Permasalahan Potensi Bahaya Area arah zebra cross tidak terlalu Terjadi tabrakan penumpang yang masuk tampak menyebrang jalan ke pintu masuk Kurangnya kewaspadaan Area Halte Terjadi tabrakan penumpang dengan bus penumpang saat ada bus Transjakarta transjakarta yang masuk ke halte yang datang Penumpang tertimpa alat konstruksi atau Adanya konstruksi terkena cipratan material konstruksi dan bangunan yang sedang Area Arah terjatuh karena permukaan tanah yang berlangsung di sekitar keluar tidak rata terhadap jalan rel untuk pintu masuk sebelah Utara menyebrang Area pejalan Tidak ada rambu petunjuk Terjadi tabrakan atau terserempet antara kaki untuk pejalan kaki penumpang dengan kendaraan Tidak adanya parkir Terjadi penumpukan kendaraan mobil di Area parkir khusus untuk mobil, hanya ruas jalan sepanjang stasiun ada parkir motor Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. 3. Tabel III.2 Identifikasi Potensi Bahaya di Pintu Masuk Sisi Barat Lokasi Permasalahan Potensi Bahaya Arah masuk Anak tangga basah saat Penumpang tergelincir akibat tangga KRL hujan yang basah Area parkir Area pejalan kaki Tidak adanya mesin tiket parkir untuk parkir kendaraan baik motor maupun mobil Tidak adanya pengawasan khusus terhadap kendaraan yang parkir Tidak ada alat pemadam kebakaran di area parkir Tidak ada rambu petunjuk untuk pejalan kaki Jika kendaraan terbakar akan sulit dipadamkan Terjadi tabrakan atau terserempet antara penumpang dengan kendaraan Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. Tabel III.3 Identifikasi Potensi Bahaya di Area Peron Permasalahan Potensi Bahaya Penumpang saling dorong dengan penumpang lain dan penumpang Penumpukan penumpang melewati celah peron yang sempit akibat saat jam sibuk tiang penyangga peron Peron 6 dan 7 Penumpang kesulitan bernapas Lantai basah saat hujan Lantai licin akibat hujan atau tergenang air Peron Lantai basah saat hujan Lantai licin akibat hujan 10,11,12,13 atau tergenang air Lokasi Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. Tabel III.4 Identifikasi Potensi Bahaya di Area Tangga dan Eskalator Lokasi Permasalahan Potensi Bahaya Tangga Penumpukan penumpang Penumpang saling dorong dengan menuju peron saat jam sibuk penumpang lain 6 dan 7 Tangga Penumpukan penumpang Penumpang terjatuh karena terdorong menuju peron saat jam sibuk penumpang lain 12 dan 13 4 No. Lokasi Permasalahan Potensi Bahaya 3. Eskalator menuju peron 6 dan 7 Eskalator terkadang tidak berfungsi secara mendadak Penumpang berlarian dan saling dorong karena eskalator tidak berfungsi untuk mempercepat proses naik turun penumpang 4. Eskalator menuju peron 12 dan 13 Eskalator terkadang tidak berfungsi secara mendadak Penumpang berlarian dan saling dorong karena eskalator tidak berfungsi untuk mempercepat proses naik turun penumpang Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. Tabel III.5 Identifikasi Potensi Bahaya di Area Lobby Stasiun Lokasi Permasalahan Potensi Bahaya Penumpukan penumpang Penumpang tertabrak atau terdorong penumpang lain akibat berdesakan Area lobby saat jam sibuk lantai 1 Lantai basah akibat Penumpang terjatuh karena tergelincir kebocoran AC Kurangnya kewaspadaan Area ruang penumpang ketika charge Handphone tidak dijaga tunggu handphone secara gratis Sumber: Hasil Analisis, 2023 B. Analisis Penilaian Risiko Dari hasil penilaian risiko di area yang berpotensi bahaya didapatkan nilai risiko mulai dari yang terendah (low risk) sampai dengan tertinggi (very high risk). Selanjutnya yaitu pengendalian risiko dari masing-masing tingkat risiko yang telah diketahui. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang terjadi akibat potensi bahaya yang terdapat pada setiap area. Berikut hasil pengendalian risiko dari masing-masing area. No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel III.6 Hasil Penilaian Risiko di Pintu Masuk Sisi Utara Kemungkinan Konsekuensi Lokasi Risiko (Likelihood) (Qonsequence) Area arah Penumpang cidera 2 3 masuk atau terluka Area Halte Penumpang cidera 2 3 Transjakarta atau terluka Penumpang cidera, Area area keluar luka gores, atau 2 2 terkilir Area pejalan Penumpang terjatuh 1 2 kaki atau terluka Kehilangan kendaraan dan kendaraan tertabrak Area parkir 2 2 kendaraan lain saat di ruas jalan Tingkat Risiko 6 6 4 2 4 Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. Tabel III.7 Hasil Penilaian Risiko di Pintu Masuk Sisi Barat Kemungkinan Konsekuensi Lokasi Risiko (Likelihood) (Qonsequence) Area arah masuk Penumpang cidera, 4 2 penumpang terluka, atau terkilir KRL 5 Tingkat Risiko 8 No. Lokasi 2. Area parkir 3. Area pejalan kaki Risiko Kendaraan hilang Kendaraan rusak atau hangus apabila terjadi kebakaran Penumpang cidera atau terluka Kemungkinan (Likelihood) 2 Konsekuensi (Qonsequence) 5 Tingkat Risiko 10 2 5 10 1 3 3 Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. Lokasi 1. Peron 6, 7 dan 8 2. Peron 10,11,12,13 Tabel III.8 Hasil Penilaian Risiko di Area Peron Kemungkinan Konsekuensi Risiko (Likelihood) (Qonsequence) Penumpang terperosok dan 5 5 terjatuh Penumpang pingsan 4 5 atau sesak napas Penumpang terjatuh 3 4 dan terkilir Tingkat Risiko 25 20 12 Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. 3. 4. Tabel III.9 Hasil Penilaian Risiko di Area Tangga dan Eskalator Kemungkinan Konsekuensi Lokasi Risiko (Likelihood) (Qonsequence) Penumpang Tangga menuju 2 3 tersandung dan peron 6 dan 7 terjatuh Penumpang Tangga menuju tersandung dan 2 3 peron 12 dan 13 terjatuh Penumpang tersandung dan Eskalator terjatuh serta menuju peron 6 3 3 menghambat dan 7 perpindahan naik turun penumpang Penumpang tersandung dan Eskalator terjatuh serta menuju peron 12 3 3 menghambat dan 13 perpindahan naik turun penumpang Tingkat Risiko 6 6 9 9 Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. Tabel III.10 Hasil Penilaian Risiko di Area Lobby Stasiun Kemungkinan Konsekuensi Lokasi Risiko (Likelihood) (Qonsequence) Penumpang terjatuh dan 2 3 Area lobby pingsan lantai 1 Penumpang 2 3 tergelincir Area ruang Handphone 3 4 tunggu hilang Tingkat Risiko 6 6 12 Sumber: Hasil Analisis, 2023 C. Analisis Usulan Pengendalian Risiko dan Peningkatan Keselamatan Penumpang 1. Usulan Pengendalian Risiko 6 Dari hasil penilaian risiko di area yang berpotensi bahaya didapatkan nilai risiko mulai dari yang terendah (low risk) sampai dengan tertinggi (very high risk). Selanjutnya yaitu pengendalian risiko dari masing-masing tingkat risiko yang telah diketahui. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang terjadi akibat potensi bahaya yang terdapat pada setiap area. Berikut hasil pengendalian risiko dari masing-masing area. No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel III.11 Hasil Pengendalian Risiko di Pintu Masuk Sisi Utara Tingkat Usulan Pengendalian Lokasi Risiko Risiko Risiko - Memasang polisi tidur Area arah Penumpang cidera atau - Memperbaiki marka 6 masuk terluka zebra cross supaya lebih tampak - Pengawasan oleh petugas keamanan dan petugas dari Bus Transjakarta Area Halte Penumpang cidera atau 6 Transjakarta terluka - Membuat pengeras suara untuk informasi apabila ada bus yang datang - Pengawasan oleh petugas keamanan Penumpang cidera, - Memberi tanda Area area keluar 4 luka gores, atau terkilir peringatan bahaya kontruksi yang mudah terlihat Area pejalan Penumpang terjatuh Memasang rambu 2 kaki atau terluka petunjuk pejalan kaki - Pengawasan oleh Kehilangan kendaraan petugas parkir dan kendaraan Area parkir 4 - Himbauan dari petugas tertabrak kendaraan keamanan terhadap lain saat di ruas jalan kendaraan parkir liar Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. 3. Tabel III.12 Hasil Pengendalian Risiko di Pintu Masuk Sisi Barat Tingkat Usulan Pengendalian Lokasi Risiko Risiko Risiko Area arah Memasang rambu masuk Penumpang cidera, peringatan lantai basah 8 penumpang terluka, atau terkilir atau licin KRL - Memasang CCTV di area parkir Kendaraan hilang 10 - Penambahan mesin tiket otomatis untuk Area parkir parkir Kendaraan rusak atau Memasang alat hangus apabila terjadi pemadam kebakaran 10 kebakaran (APAR) Area pejalan Penumpang cidera atau Memasang rambu 3 kaki terluka petunjuk pejalan kaki Sumber: Hasil Analisis, 2023 7 No. 1. 2. Tabel III.13 Hasil Pengendalian Risiko di Area Peron Tingkat Usulan Pengendalian Lokasi Risiko Risiko Risiko - Pengawasan oleh petugas keamanan - Memberi tanda peringatan bahaya Penumpang terperosok pada celah peron dan terjatuh pada jam 25 sempit sibuk dan keadaan Memberi pagar batas darurat di celah peron yang sempit supaya tidak Peron 6, 7 dan 8 dilewati oleh penumpang - Pengawasan oleh petugas keamanan Penumpang pingsan - Membuat alur (flow) atau sesak napas pada 20 penumpang yang jam sibuk dan keadaan sesuai untuk mengurai darurat penumpukan penumpang Memasang rambu Peron Penumpang terjatuh peringatan lantai basah 12 10,11,12,13 dan terkilir atau licin Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. 3. Tabel III.14 Hasil Pengendalian Risiko di Area Tangga dan Eskalator Tingkat Usulan Pengendalian Lokasi Risiko Risiko Risiko - Pengawasan oleh petugas keamanan - Memberi pembatas atau pemisah jalur untuk naik dan turun - Membuat alur (flow) Tangga menuju Penumpang tersandung 6 penumpang yang peron 6 dan 7 dan terjatuh sesuai untuk mengurai penumpukan penumpang - Memberi rambu hatihati saat berjalan di tangga - Pengawasan oleh petugas keamanan - Memberi pembatas atau pemisah jalur untuk naik dan turun - Memberi rambu hatiTangga menuju Penumpang tersandung 6 hati saat berjalan di peron 12 dan 13 dan terjatuh tangga - Membuat alur (flow) penumpang yang sesuai untuk mengurai penumpukan penumpang Eskalator Penumpang tersandung - Pengawasan oleh menuju peron 6 dan terjatuh serta 9 petugas keamanan dan 7 menghambat 8 No. Lokasi Tingkat Risiko Risiko perpindahan naik turun penumpang 4. Eskalator menuju peron 12 dan 13 Penumpang tersandung dan terjatuh serta menghambat perpindahan naik turun penumpang 9 Usulan Pengendalian Risiko - Memperbaiki secara intensif eskalator yang rusak supaya beroperasi normal - Pengawasan oleh petugas keamanan - Memperbaiki secara intensif eskalator yang rusak supaya beroperasi dengan normal Sumber: Hasil Analisis, 2023 No. 1. 2. Tabel III. 15 Hasil Pengendalian Risiko di Area Lobby Stasiun Tingkat Usulan Pengendalian Lokasi Risiko Risiko Risiko - Pengawasan oleh petugas keamanan - Membuat alur (flow) Penumpang terjatuh 6 penumpang yang dan pingsan sesuai untuk mengurai penumpukan Area lobby penumpang lantai 1 - Pengawasan oleh petugas keamanan Penumpang tergelincir 6 - Memberi tanda peringatan bahaya lantai basah atau licin - Pengawasan penumpang menjaga keamanan terhadap Area ruang barang pribadi Handphone hilang 12 tunggu - Memberi tanda peringatan bahaya yang jelas dan mudah terbaca Sumber: Hasil Analisis, 2023 2. Analisis Kebutuhan Peron Untuk menghitung lebar peron, dibutuhkan jumlah rata-rata penumpang pada jam sibuk. Pada stasiun Manggarai diambil rata-rata penumpang transit pada jam sibuk terbanyak yaitu pada jam sibuk pagi (05.30-07.30) bulan Mei 2023 peron 6 dan 7 penumpang dari Bogor transit Manggarai menuju Tanah Abang/ Kampung Bandan sebanyak 3.143 penumpang. Lebar peron = b Panjang peron = 252 m 2 0,64 𝑚 𝑥 𝑉 𝑥 𝐿𝐹 b= 𝑙 2 0,64 𝑚 𝑥 3.143 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 0,8 b= 252 𝑚 b = 6,38 m (lebar peron) Sehingga didapat luas peron yaitu: Luas peron = panjang peron x lebar peron 9 = 252 m x 6,38 m = 1.607 m2 Berdasarkan kondisi tersebut perlu diidentifikasi bagaimana tingkat kepadatan penumpang di peron berdasarkan Level of Service (LOS) dengan standar penilaian seperti pada tabel. Tabel III. 16 Standar Penilaian Level of Service Rata-Rata Luas Tunggu ft2/pnp (kaki) m2/pnp (meter) ≥13 ≥1,2 10-13 0,9-1,2 7-10 0,7-0,9 3-7 0,3-0,7 2-3 0,2-0,3 <2 <0,2 LOS A B C D E F Sumber: Transit Capacity and Quality of Service Manual 2nd Edition, 2003 Untuk mengetahui tingkat kepadatan peron dilakukan dengan menghitung luas peron kemudian mengidentifikasi tingkatan LOS. • Luas Peron = panjang x lebar = 252 m x 6,38 m = 1.607 m2 • Perhitungan Rata-Rata Luas Peron dengan LOS 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐸𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 1.607 𝑚2 3.143 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 = 0,51 m2/ penumpang Sesuai Tabel II.16 nilai 0,51 m2/ penumpang masuk dalam kategori LOS D. Dari hasil perhitungan LOS, peron 6 dan 7 Stasiun Manggarai masih tergolong ramai dan padat sehingga dibutuhkan penyesuaian arus (flow) penumpang untuk mengurai penumpukan penumpang. 3. Pemasangan Tanda Peringatan dan Rambu-Rambu No. Tabel III.17 Daftar Rekomendasi Tanda Peringatan dan Rambu-Rambu Nama Gambar Fungsi 1. Rambu hati-hati 2. Rambu pejalan kaki 3. Tanda peringatan lantai basah Memberi peringatan untuk berhati-hati ketika melintas karena area padat kendaraan atau penumpang Memberi petunjuk bagi pejalan kaki untuk lewat pada jalur tersebut Memberi peringatan agar berhatihati karena lantai basah dan perlu dihindari 10 4. Rambu bahaya jatuh di peron Memberi peringatan agar berhatihati di area peron 5. Tanda hati-hati di tangga Memberi peringatan agar berhatihati saat berjalan di tangga 6. Tanda peringatan ada pekerjaan konstruksi Memberi peringatan agar waspada terhadap sekitar karena ada pekerjaan konstruksi 7. Tanda peringatan menjaga barang pribadi Memberi peringatan terhadap pengawasan barang atau handphone supaya tidak terjadi kehilangan Sumber: Hasil analisis, 2023 4. Penambahan dan Perbaikan Fasilitas Tabel III.18 Daftar Rekomendasi Fasilitas Keselamatan Gambar Fungsi No. Nama 1. Speed bump Untuk mengurangi kecepatan kendaraan agar lebih berhati-hati di area tersebut 2. Zebra cross Perbaikan marka zebra cross agar mudah terlihat untuk menyebrang orang 3. Pengeras suara 4. Jalur khusus pejalan kaki 5. 6. Penambahan pengeras suara di area potensi bahaya untuk memberikan informasi atau peringatan Menambahkan marka jalur pejalan kaki yang bebas dari kendaraan dan perdagangan CCTV Menambahkan CCTV di area potensi bahaya seperti di tempat parkir, area penyebrangan penumpang untuk mengawasi kondisi sekitar APAR Memasang alat pemadam kebakaran (APAR) di area parkir untuk mengurangi risiko apabila terjadi kebakaran di area parkir 11 No. Nama 7. Pembatas peron 8. Pembatas jalur Gambar Fungsi Menambah pembatas peron pada celah peron yang sempit karena terhalang tiang supaya tidak dilewati penumpang dan mengurangi risiko penumpang terperosok atau terjatuh Memberi garis pembatas di setiap tangga untuk memisahkan antara penumpang naik dan turun agar tidak terjadi penumpukan penumpang atau penumpang saling dorong 9. Pagar batas di peron 6 dan 7 Pemasangan pagar batas di peron 6 dan 7 seperti PSD (Platform screen door) yang diterapkan di MRT/LRT. Posisi KRL harus berhenti tepat pada semboyan 10 sehingga posisi pintu pembatas di peron sesuai dengan posisi pintu KRL saat berhenti. 10. Perbaikan eskalator Perbaikan eskalator apabila tidak berfungsi dan perawatan secara berkala agar proses naik turun penumpang lancar Sumber: Hasil analisis, 2023 4. Penyesuaian Petugas Keamanan Fasilitas-fasilitas keselamatan tidak sepenuhnya menjamin keselamatan dan keamanan penumpang, untuk itu diperlukan petugas keamanan yang selalu siap dalam kondisi apapun. Menurut Peraturan Menteri Nomor 63 Tahun 2019 dalam KRL tersedia minimal 1 petugas keamanan pada 6 kereta. Namun kenyataannya dalam kondisi jam sibuk kurangnya pengawasan dari petugas keamanan terutama di area peron sehingga penumpang berdesakan dan saling dorong. Perlu adanya ketegasan terhadap penumpang dan petugas ditempatkan di area potensi bahaya untuk menghimbau para penumpang agar tetap hati-hati dan waspada. Petugas kesehatan juga harus selalu siap di segala kondisi apabila ada kecelakaan penumpang yang terjadi secara tiba-tiba dan perlu pertolongan pertama. 5. Usulan Peningkatan Keselamatan Penumpang Untuk mengurangi kepadatan penumpang, disarankan untuk penerapan flow penumpang yang sesuai agar memperlancar proses naik turun penumpang saat transit di Stasiun Manggarai. 12 Sumber: Hasil Analisis, 2023 Gambar III.1 Usulan Flow Penumpang Lantai Dasar Sumber: Hasil Analisis, 2023 Gambar III.2 Usulan Flow Penumpang Lantai Satu (Lobby) IV. Kesimpulan Dari hasil identifikasi terdapat lima area potensi bahaya yaitu area pintu masuk sisi utara, area pintu masuk sisi barat, area peron, area tangga dan eskalator, area lobby lantai 1 stasiun. Untuk area yang berpotensi bahaya sering terjadi di peron 6 dan 7 karena penumpukan penumpang terutama saat jam sibuk, begitu juga sesuai data riwayat kecelakaan penumpang terdapat penumpang terperosok di peron 6 dan 7. Berdasarkan penilaian risiko didapatkan empat tingkatan risiko di area Stasiun Manggarai diantaranya yaitu risiko sangat tinggi (very high risk), risiko tinggi (high risk), risiko sedang (moderate risk) dan 13 risiko rendah (low risk). Untuk nilai risiko tertinggi terdapat di area peron 6 dan 7 yaitu risiko penumpang terjatuh/ terperosok dan pingsan. Untuk pengendalian risiko dan usulan peningkatan keselamatan dari penilaian risiko di area potensi bahaya diantaranya yaitu, pemasangan tanda peringatan dan rambu-rambu, penambahan dan perbaikan fasilitas keselamatan, pengawasan oleh Petugas Keamanan Dalam (PKD), serta membuat alur (flow) penumpang. Universitas Negeri Surakarta. Vol. 11. Kittelson et. al. 2003. Transit Capacity and Quality of Service Manual 2nd Edition (TCRP Report 100). New York: TCRP Report. Kolb, Robert W. 2018. Occupational Health and Safety Management SystemsRequirements With Guidance For Use. Switzerland: ISO 45001. Novalia, R. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pada Bidang Pemeliharaan PT. Indonesia Power Unit Pembangkit (UP) Saguling Rajamandala. Bandung Barat: Universitas Sriwijaya. 15–16OHSAS 18001. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. London: The British Standards Institution. Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: Dian Rakyat. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Press. Tarwaka. 2014. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja, Surakarta: Harapan Press. Zevallos, Carmen Green. 2004. Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS 4360:2004. Australia: Standards Australia International Ltd. V. Saran Dari kesimpulan di atas, perlu menerapkan pengendalian risiko dan usulan peningkatan keselamatan dengan cara memberi tanda peringatan dan rambu-rambu bahaya, memperbaiki dan menambah fasilitas keselamatan yang masih kurang, dan menempatkan petugas keamanan di area yang berpotensi bahaya seperti di celah peron yang sempit. Selain itu juga menerapkan alur (flow) penumpang yang sesuai agar memperlancar perjalanan penumpang saat transit di stasiun Manggarai. VI. Daftar Pustaka Abbas, Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cendykia, S. S. 2014. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Departemen Produksi Weaving-2 PT. Usumahadi Santosa Karanganyar. Surakarta: 14