HASIL KALI KERATURAN (Ksp)
Satria Prabawa
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi, Jl. Jambi - Muara Bulian No.KM. 15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar
Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi
Email :
[email protected]
ABSTRAK
Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah suatu konstanta kesetimbangan dalam kimia yang mengukur
tingkat kelarutan dari suatu senyawa ionik dalam suatu pelarut. Ksp digunakan untuk
menggambarkan seberapa banyak senyawa ionik yang akan terlarut dalam pelarut pada suhu
dan tekanan tertentu. Dengan memahami nilai Ksp suatu senyawa, kita dapat memprediksi
seberapa banyak senyawa tersebut dapat larut dalam suatu pelarut pada suhu dan tekanan
tertentu, Memprediksi kelarutan suatu senyawa, Memahami sifat-sifat senyawa ionik,
Menentukan konsentrasi ion ion dalam larutan, Menentukan konsentrasi maksimum senyawa
dalam larutan dan lain sebagainya. Tujuan dari percobaan ini adalahj Menghitung larutan
elektrolit yang bersifat sedikit
larut dan Menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan
menggunakan ketergantungan Ksp pada suhu. Percobaan dilakukan dengan menambahkan Pb
no3 dengan 7 volume KCl yang berbeda beda yaitu 0,50 ml; 1,00 ml; 1,50 ml; 2,00 ml; 2,50 ml;
3,00 ml; 3,50 ml; 4,00 ml; 4,50 ml dan 5,00 ml. Nilai kelarutan PbC2 pada penambahan1,5 mL
KCl, nilai Ksp = 1,166 x 10-3 ; 2,0 mL KCl, nilai Ksp = 1,86 x 10-3 ; 2,5 mL KCl,nilai Ksp = 2,50
x 10-3 ; 3,0 mL KCl, nilai Ksp = 3,23 x 10-3 ; 3,5 mL KCl, nilai Ksp =3,93 x 10-3 ; 4,0 mL KCl,
nilai Ksp = 4,60 x 10-3 ; 4,5 mL KCl, nilai Ksp = 5,23 x 10-3 ;5,0 mL KCl, nilai Ksp = 5,84 x 103 Serta Nilai panas pelarutan PbCl2 yang diperolehadalah 43.473,9 KJ
Kata kunci : Hasil kali kelarutan, Kelarutan, Pengendapan, Panas pelarutan.
ABSTRACK
The product of solubility times (Ksp) is an equilibrium constant in chemistry that measures the
solubility level of an ionic compound in a solvent. Ksp is used to describe how many ionic
compounds will be dissolved in a solvent at a certain temperature and pressure. By
understanding the value of Ksp of a compound, we can predict how much the compound can
dissolve in a solvent at a certain temperature and pressure, Predict the solubility of a compound,
Understand the properties of ionic compounds, Determine the concentration of ion ions in
solution, Determine the maximum concentration of compounds in solution and so on. The aim
of this experiment is to Calculate a slightly soluble electrolyte solution and Calculate the heat
dissolving PbCl2 by using Ksp dependence on temperature. The experiment was carried out by
adding Pb no3 with 7 different volumes of KCl, namely 0.50 ml; 1.00 ml; 1.50 ml; 2.00 ml; 2.50
ml; 3.00 ml; 3.50 ml; 4.00 ml; 4.50 ml and 5.00 ml. The solubility value of PbC2 at the addition
of 1.5 mL of KCl, Ksp value = 1.166 x 10-3 ; 2.0 mL KCl, Ksp value = 1.86 x 10-3 ; 2.5 mL KCl,
Ksp value = 2.50 x 10-3 ; 3.0 mL KCl, Ksp value = 3.23 x 10-3 ; 3.5 mL KCl, Ksp value = 3.93 x
10-3 ; 4.0 mL KCl, Ksp value = 4.60 x 10-3 ; 4.5 mL KCl, Ksp value = 5.23 x 10-3; 5.0 mL KCl,
Ksp value = 5.84 x 10-3 And the heat value of dissolving PbCl2 obtained is 43,473.9 KJ
1
Keyword : Product of solubility, solubility, precipitation, dissolving heat.
PENDAHULUAN
Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah suatu nilai tetapan saat suatu garam atau basa yang
sukar larut dalam kelarutan yang jenuh mengalami kesetimbangan. Nilai hasil kali kelarutan
atau nilai Ksp dapat digunakan untuk mengetahui suatu zat masih bisa terlarut atau sudah
dapat mengendap. Hasil kali kelarutan dapat diperoleh dari hasil kali kelarutan ion-ion zat
tersebut dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing (Melati, 2019).
Untuk menghitung nilai Ksp dari suatu senyawa maka dapat menggunakan rumus
berikut :
Ksp A = [B]b [C]c
Dimana dalam perhitungan nilai Ksp ini diperlukan data molaritas ataupun kosentrasi dari
suatu senyawa atau produk (bB dan cC) dan mengaitkan keduanya. Koefisien nya akan
dijadikan pangkat. Semakin larut suatu zat tersebut, maka akan semakin tinggi nilai Ksp nya
(Wardani dan Arifiyana, 2020).
Suatu proses pengendapan dapat ditentukan dengan melihat nilai kelarutan atau Ksp
dari masing-masing senyawa. Semakin rendah nilai Ksp suatu senyawa maka senyawa tersebut
mudah mengendap dan semakin tinggi nilai Ksp senyawa tersebut maka akan sulit untuk
diendapkan. Suatu senyawa akan mengendap atau tidak tergantung dari pengaruh suhu, waktu
pengendapan dan pH. Selain faktor itu faktor lain seperti waktu reaksi dan kecepatan reaksi
juga dapat berpengaruh (Anggraini et al., 2015).
Kelarutan dinyatakan sebagai konsentrasi total semua senyawa yang dibentuk oleh
unsur tertentu dalam larutan yang kesetimbangan dengan endapan yang sedikit larut.
Keberagaman nilai dari Ksp bergantung pada notasi reaksi disosiasi (pemisahan partikel). Suatu
larutan dapat harus dianggap sebagai jumlah konsentrasi semua senyawa terlarut yang
dibentuk larutan (Kaczmarczyk et al., 2015).
Kelarutan dari suatu zat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar akan
melarutkan zat zat polar dan lonik, dan begitupun sebaliknya. Selain itu, kelarutan juga
bergantung pada struktur zat tersebut, misalnya perbandingan antara gugus polar dan gugus
non polar dari molekul. Dimana semakin panjang rantai gugus non polar suatu zat, semakin
sukar zat tersebut larut di dalam air atau pelarut pelarut polar lainnya (Kaur et al., 2016).
Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan zat adalah ukuran molekul, tekanan, dan
suhu. Dengan naiknya suhu, maka proses larutan akan menyerap energi sehingga kelarutan
akan meningkat. Umumnya, kenaikan Suhu larutan akan meningkat apabila kelarutan zat
terlarut adalah berbentuk padat. Beberapa lantan padat dapat sedikit larut pada larutan yang
hangat. Suhu sangat mempengaruhi proses kelarutan dan juga terikat secara termodinamika.
Kelarutan suatu zat pada dasarnya tergantung pada pelarut dan penambahan suhu larutan (
Singh et al, 2020).
Tujan dari percobaan ini yaitu untuk menghitung kelarutan elektrolit yang
bersifatsedikit
larut,
dan
menghitung
panas
pelarutan
PbCl2
dengan
menggunakanketergantungan Ksp pada suhu.
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
2
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut : Buret 50 ml; Rak tabung
reaksi; Tabung reaksi; Erlenmeyer 250 ml; Thermometer 100°C; Gelas Ukur 100 ml; Batang
Pengaduk; Gelas Piala 100 ml; Pembakar gas; Kaki Tiga; Kawat Kasa; Pipet Tetes. Sedangkan
bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Pb (NO3)2 dengan konsentrasi 0,079 M
dan KCl konsentrasi 0,1 M.
Prosedur Percobaan
Prosedur diawali dengan menyediakan Buret yang kemudian yang kemudian diisi dengan KCL
0, 1 M. Lalu sebanyak 10 ml Pb (NO3)2 0,079 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi Kemudian
ditambahkan KCl sesuai dengan variasi yang ditentukan yaitu 0,50 ml; 1 ml; 1,50 ml; 2 ml; 2,5
ml; 3 mili; 3,50 ml; 4 mili; 4,5 ml; 5 mili. lalu dikocok selama dan setelah proses pencampuran
dan dibiarkan selama 5 menit diamati Apakah sudah terbentuk endapan, Diulangi langkah 1
sampai 5 untuk menentukan banyaknya volume KCL 0,1 m agar terbentuk endapan, dicatat
hasil pengamatan pada tabel kemudian disiapkan larutan sesuai dengan tabel yang telah
disediakan pada tabung reaksi lain ,ditempatkan campuran 1 pada penangas air lalu diaduk
dengan termometer secara perlahan dan dicatat suhu larutan ketika endapan tepat larut
Diulangi langkah yang sama untuk campuran yang lain dan dicatat semua hasil pada tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suatu senyawa dapat ditentukan nilai ksp-nya dengan cara mengukur kelarutan sampai
keadaannya lewat jenuh dalam kemampuan itu pelarut akan maksimal untuk melarutkan atau
mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit lebih dari zat terlarut tersebut
akan menjadi endapan HIV dalam keadaan aslinya adalah nilai akhir yang dicapai oleh hasil
kali ion dalam kesetimbangan tercapai antara fase padat dari garamnya yang hanya larut sedikit
dalam larutan ini. Kelarutan adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam pelarut
larutan zat-zat yang sukar larut dalam dapat ditentukan berdasarkan nilai Ksp dari zat tersebut,
nilai Ksp menyatakan kelarutan senyawa ionik di mana semakin kecil nilai Ksp tersebut maka
akan semakin sedikit kelarutan senyawa tersebut di dalam air. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, didapatkan hasil sebgai berikut ini :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh Perubahan Volume Terhadap Ksp
Nomor
Volume 0,079 M
Volume 1 M KCl
Endapan (ada / tidak)
Larutan
Pb(NO3)2
1
10 ml
0,50 ml
Tidak terbentuk endapan
2
10 ml
1,00 ml
Tidak terbentuk endapan
3
10 ml
1,50 ml
Terbentuk endapan
4
10 ml
2,00 ml
Terbentuk endapan
5
10 ml
2,50 ml
Terbentuk endapan
6
10 ml
3,00 ml
Terbentuk endapan
7
10 ml
3,50 ml
Terbentuk endapan
8
10 ml
4,00 ml
Terbentuk endapan
9
10 ml
4,50 ml
Terbentuk endapan
10
10 ml
5,00 ml
Terbentuk endapan
Pada percobaan ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui produk yang dihasilkan
saat penambahan KCl. Pada percobaan ini perlakuan dimulai dengan membuat 10 variasi
tabung reaksi dengan isi 10 ml Pb(NO3)2 dan disediakan pereaksi atau pelarutnya berupa KCl
yang diletakkan di dalam Buret, KCl diletakkan di dalam bulat agar tetesan atau volume dari
3
KCl yang ditambahkan sesuai sehingga hasil yang didapatkan akurat atau titrasi dapat
dilakukan untuk menentukan jumlah ion klorida (Cl-) yang ditambahkan ke dalam larutan
Pb(NO3)2. Jumlah ion klorida yang ditambahkan dapat mempengaruhi kelarutan PbCl2 yang
akan terbentuk dalam larutan dan titrasi dilakukan untuk menentukan jumlah ion klorida yang
ditambahkan ke dalam larutan Pb(NO3)2, maka dapat diketahui jumlah maksimum PbCl2 yang
dapat terbentuk dalam larutan. Dari jumlah maksimum PbCl2 yang terbentuk dan konsentrasi
Pb(NO3)2 yang diketahui, dapat dihitung nilai Ksp PbCl2 dengan menggunakan persamaan
kesetimbangan ionik. Pada setiap tabung reaksi yang berisi 10 ml Pb(NO3)2 diteteskan atau
dititrasi dengan KCl dengan variasi volume KCl yaitu 0,50 ml ;1,00 ml; 1,5 ml; 2,00 ml; 2,50 ml;
3 ml; 3,50 ml; 4 ml; 4,50 ml; 5 ml variasi dari volume KCL tersebut dilakukan untuk melihat
volume mana sehingga pbcl akan terbentuk endapan setelah tabung pbno3 diteteskan KCL
maka tabung digoyang dan didiamkan selama 5 menit dengan tujuan untuk mempercepat
aktivitas tumbukan antar partikel-partikel sehingga dapat mempercepat terbentuknya endapan.
Gambar 1. Pb (NO3)2 ditambahkan dengan KCl
Dari data yang tertera pada tabel Hasil tersebut dapat dilihat bahwa endapan akan terbentuk
pada volume KCl 1,50 ml dan seterusnya sedangkan pada volume 0,50 ml dan 1,00 ml tidak
terbentuk endapan. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl
(aq)
→ PbCl2 (s) + 2 KNO3 (aq)
Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa saat Pb(NO3)2 direaksikan dengan KCl
terbentuk endapan PbCl2 . PbCl2 adalah senyawa yang sangat sedikit larut dalam air. Ketika ion
klorida ditambahkan ke dalam larutan Pb(NO3)2, maka terjadi reaksi kimia antara ion Pb2+ dan
Cl- untuk membentuk senyawa PbCl2. Jumlah PbCl2 yang terbentuk tergantung pada jumlah
ion klorida yang ditambahkan. Jika jumlah ion klorida yang ditambahkan terlalu sedikit, maka
jumlah PbCl2 yang terbentuk akan sedikit dan akan sulit untuk mengukur kelarutan PbCl2.
Sebaliknya, jika jumlah ion klorida yang ditambahkan terlalu banyak, maka seluruh ion Pb2+
akan bereaksi dengan ion Cl- untuk membentuk PbCl2 dan tidak ada ion Pb2+ yang tersisa
untuk membentuk endapan PbCl2. Ketikan nilai Qsp lebih besar daripada nilai Ksp suatu
senyawa atau campuran larutan maka akan terbentuk endapan pada campuran tersebut,
namun jika nilai Qsp lebih kecil dari nilai ksp-nya maka tidak akan terbentuk endapan.
Endapan tersebut terbentuk ketika larutan menjadi jenuh, saat menjadi jenuh senyawa ionik
akan keluar dari larutan dan membentuk endapan, kelebihan ion yang terlarut dalam larutan
melebihi jumlah yang dapat ditampung oleh pelarut dan Karena itulah ion-ion menggabungkan
dan membentuk padatan atau endapan. Untuk endapan yang terbentuk tersebut akan
dilakukan pemanasan dalam pemanas air dan diaduk dengan termometer untuk mengetahui
suhu saat endapan tersebut terlarut. Hasil kali konsentrasi ion yang ada dalam larutan disebut
dengan QC atau reaksi koefisien. Nilai QC ini sangatlah mempengaruhi tetapan hasil kali
kelarutan atau Ksp. hubungan dari kelarutannya sangat berpengaruh dalam pembentukan
4
suatu endapan dalam campuran. apabila QC < KSP maka larutan belum jenuh dan tidak akan
terbentuk endapan, saat QC = KSP maka larutan akan tepat jenuh dan saat QC > Ksp maka
larutan akan mengalami lewat jenuh sehingga akan terbentuk endapan. Selain itu jumlah
volume yang mempengaruhi terbentuknya endapan karena banyaknya volume KCl yang
ditambahkan pada Pb(NO3)2 akan memperkecil nilai dari Ksp tersebut hal ini terjadi karena
semakin banyak volume akan mempengaruhi nilai hasil kali kelarutan atau Ksp.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Hubungan antara Suhu,endapan dan Ksp.
No.
Vol
Pb(NO3)2
10 ml
Vol
Suhu
(Pb2+)
(Cl-)
Ksp
In Ksp
1/T (K-1)
KCl
1
1,50
67°C/340K
0,686M
0,1214M
1,66 x -6,7358 2,94 x
ml
10-3
10-3
2
10 ml
2,00
78°C/351K
0,0658M 0,1606M
1,81 x -6,3064 2,84 x
ml
10-3
10-3
3
10 ml
2,50
91°C/369K
0,0632M 0,2M
2,52 x -5,9803 2,47 x
ml
10-3
10-3
4
10 ml
3,00
97°C/370K
0,0607M 0.2307M
3,23 x -5,7250 2,70 x
ml
10-3
10-3
5
10 ml
3.50
100°C/373K 0,0585M 0,2392M
3,93 x -5,8390 2,68 x
ml
10-3
10-3
6
10 ml
4,00
102°C/375K 0,0504M 0,2857M
4,6
x -5,3809 2,66 x
ml
10-3
10-3
7
10 ml
4,50
102°C/375K 0,0544M 0,3103M
5,23 x -5,2348 2,66 x
ml
10-3
10-3
8
10 ml
5,00
102°C/375K 0,0526M 0,3323M
5,84 x -5,7424 2,66 x
ml
10-3
10-3
Setelah endapan terbentuk di dipanaskan dan dilihat suhu titik lelehnya jika suhu
meningkat maka nilai Ksp senyawa akan meningkat juga, hal ini terjadi karena saat suhu tinggi
ataupun suhu meningkat energi kinetik pada partikel-partikel larutan sehingga partikel tersebut
akan bergerak lebih cepat dan lebih banyak tumbukan antar partikelnya dengan adanya
tumbukan inilah maka meningkatnya kelarutan senyawa dan nilai Kp juga akan meningkat.
Nilai Ksp adalah tetap pada suhu yang tetap apabila suhu dinaikkan maka nilai Ksp akan
menjadi semakin besar, Hal ini disebabkan karena kelarutan yang akan menjadi semakin besar
pada suhu yang tinggi Selain itu dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa semakin banyak
jumlah KCl yang ditambahkan nilai Ksp juga akan semakin tinggi Hal ini disebabkan karena
konsentrasi ion-ionnya yang bertambah di mana semakin banyak volume maka akan semakin
besar konsentrasi ion-ionnyaHubungan suhu dan Ksp ini dapat berbanding terbalik ataupun
berbanding lurus tergantung dari jenis reaksi yang terjadi. Pada reaksi endotermik
hubungannya berbanding lurus atau semakin tinggi suhunya maka semakin besar nilai kspnya sedangkan pada reaksi eksotermik hubungannya berbanding terbalik atau semakin tinggi
suhunya maka semakin kecil nilai ksp-nya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan nilai ΔH
diketahui dan didapatkan yaitu +43.473,9 KJ artinya reaksi ini berjalan secara endotermik yang
berarti bahwa suhu naik maka nilai Ksp juga naik. Dari data diatas selain dipengaruhi oleh
jumlah volume kelarutan juga dipengaruhi oleh suhu dimana perubahan suhu dapat menggeser
suatu kesetimbangan pada suatu reaksi pada percobaan ini dilakukan pengukuran suhu untuk
menentukan kelarutan pada pbcl2 dengan penambahan KCl yang bervariasi pada percobaan ini
volume 0,50 ml dan 1 ml KCl tidak dilakukan sehingga pada penambahan volume KCl 1,50 ml
5
endapan terlarut pada suhu 67 derajat Celcius pada volume 2 mili endapan melarut pada suhu
78 derajat Celcius dan pada penambahan jumlah volume yang semakin banyak maka suhu yang
digunakan untuk endapan melarut juga akan semakin tinggi yaitu pada hasil akhir pada
penambahan volume 5 ml suhu yang diperlukan untuk melarutkan endapan pbcl2 mencapai
suhu 102 derajat Celcius. Dari data tersebut didapatkan grafik sebagai berikut :
Hubungan Ksp Terhadap Suhu (K)
0.007
0.006
y = 0.0001x - 0.0377
R² = 0.8048
Ksp
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
335
340
345
350
355
360
365
370
375
380
Suhu (K)
Gambar 2. Grafik Hubungan Ksp (hasil kali kelarutan) terhadap suhu (K)
Dari grafik diatas, didapatkan bahwa semakin banyak volume KCl yang ditambahkan,
suhu yang Dibutuhkan juga semakin besar. Adapun nilai regresi yang terbentuk dari grafik di
atas adalah 0,848 yang mana diketahui bahwa nilai regresi yang baik adalah berkisar nilai 1
sedangkan pada grafik didapatkan nilai regresi 0,848 sehingga nilai ini masih kurang sempurna
atau masih kurang baik karena masih sedikit jauh dari nilai regresi 1. Selain itu nilai slope yang
diperoleh adalah 0, 001 dan nilai interceptnya adalah -0,0377 sehingga dari grafik ini diketahui
kemiringan yang terbentuk merupakan reaksi yang menandakan bahwa pada prosesnya yaitu
reaksi endotermik. Dari grafik juga didapatkan bahwa semakin tinggi suhu, maka Ksp Clsemakin meningkat sedangkan Pb2+ semakin menurun. Peningkatan suhu terjadi penambahan
energi kalor yang membuat partikel endapan lebih aktif.
ln Ksp
Hubungan ln Ksp terhadap 1/T
0
0.00260.002650.00270.002750.00280.002850.00290.00295 0.003
-5
y = -5229x + 8.5404
R² = 0.9365
-10
-15
1/T
Gambar 3. Hubungan In Ksp terhadap 1/T (K-1)
6
Dari grafik di atas yaitu hubungan antara ln Ksp Terhadap 1/T dapat diketahui nilai
regresi yang terbentuk adalah 0,9365 yang mana telah diketahui sebelumnya bahwa nilai
regresi yang baik yaitu mendekati nilai 1 dari nilai regresi tersebut dapat diketahui bahwa nilai
regresi yang didapatkan cukup baik. Selain itu slop pada grafik tersebut adalah -5229 dan
intercapesnya 8,5404 dari nilai ini didapatkan titik potong pada grafik yang terbentuk yaitu
garis menurun Sehingga diketahui bahwa reaksi tersebut adalah reaksi endoterm
Hubungan Kelarutan (s) terhadap Suhu
(K)
Kelarutan (s)
35
30
25
20
15
y = 0.3297x - 94.44
R² = 0.9032
10
5
0
335
340
345
350
355
360
365
370
375
380
Suhu (K)
Gambar 4. Hubungan Kelarutan (s) terhadap Suhu (K)
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu maka kelarutannya pun
akan semakin bertambah Adapun nilai regresi dari grafik tersebut adalah 0,932 yang mana jika
dibandingkan dengan regresi nilai regresi yang baik yaitu 1 maka nilai regresi ini dikatakan
cukup baik Selain itu nilai slopenya yaitu 0,3297 dan intercept-nya -94,44 yang membentuk/ke
atas sehingga dapat diketahui bahwa reaksi berjalan secara endotermik. Kelarutan kelarutan
juga dipengaruhi oleh suhu di mana semakin tinggi suhu larutan tersebut maka semakin
mudah suatu padatan dapat terlarut Demikian pula sebaliknya jika suhu yang digunakan
rendah maka suatu padatan akan menjadi lebih sulit terlarut hal ini terjadi karena panas akan
menyebabkan pelarut untuk memudahkannya untuk terpisah satu sama lain.
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan didapatkan nilai persen error sebesar
9,8%. Artinya terjadi kesalahan sebesar 9,8% dari nilai yang dukur atau dihitung. Persen error
atau persentase kesalahan adalah perbandingan antara kesalahan absolut (selisih antara nilai
yang diukur atau dihitung dengan nilai sebenarnya) dengan nilai sebenarnya, yang kemudian
dikalikan dengan 100%. Persentase kesalahan memberikan informasi tentang seberapa akurat
suatu nilai yang diukur atau dihitung.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan tersebut didapatkan kesimpulan yaitu :
1. Konstanta elektrolit yang sedikit larut dapat dicari dengan mencari nilai Ksp. Nilai Ksp
adalah nilai hasil kali konsentrasi ion ion suatu elektrolit dalam larutan tepat jenuh.
Apabila konsentrasi semakin tinggi, maka kelarutannya akan menjadi semakin kecil.
7
Adapun endapan yang terbentuk apabila larutan mencapa keadaan lewat jenuh. Larutan
Pb(NO3)2 ketika direaksikan dengan KCl akan membentuk endapan.
2. Panas pelarutan PbCl2 dapat dicari dengan menggunakan ketergantungan Ksp pada
suhu. Dimana apabila Qsp < Ksp (Terjadi larutan belum jenuh) Qsp = Ksp larutan tepat
jenuh dan Qsp > Ksp larutan lewat jenuh atau menggunakan reaksi pelarutan.
Berdasarkan perhitungan tersebut dihasilkan persen kesalahan atau % error sebesar
9,8% dengan panas pelarutan pada PbCl2 yaitu bernilai positif sebesar 43473,9 J yang
berarti reaksi terjadi secara endoterm.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, M., B. Sarono, S. Waluyo, Rusyidi dan Sujono. 2015. "Pengendapan Uranium dan
Thorium Hasil Pelarutan Seng II". Eksplorium. Vol. 36 (02) : 125 - 132.
Kaczmarczyk, A. M. M., T. Michalowski, M. Toporek dan A. Picirzyk. 2015. "Solubility and
Dissolution in Terms of Generalized Approach to Electrolytic Systems Principles". Journal
of Analytical Science, Methods and Intrumentation. Vol. 05(04) : 47-58.
Kaur, A., D.N Prasad, J.S. Dua, M. Mute dan S. Neka. 2016. "Aspect of Solubilitation ; A Review".
World Journal of Pharmateucal Research. Vol. 5 (6) : 741-758.
Melati,R.R. 2019. Asam, Basa, dan Garam. Bandung : Penerbit Duta.
Singh, A.P., S. dan S.A. Pal. 2020. "Solubilitation; An Overivew". International Journal of
Pharmateucal Chemistry and Analysis. Vol. 7(4). 166-171.
Wardani, R. K. dan D. Arifianto, 2020. Suhu, Waktu dan Kelautan Kalsium Oksalat Pada Umbi
Porang. Gresik : Graniti.
8