Papers by Rahmi Febriani
Jurnal Kawistara
Artikel ini secara khusus menyoroti keterlibatan perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garu... more Artikel ini secara khusus menyoroti keterlibatan perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dan bagaimana dirinya direpresentasikan dalam sosial media. Fenomena ini ditelisik dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman komprehensif tentang kehadiran perempuan di tengah-tengah dominasi budaya maskulin terutama dalam kesenian. Secara metodologis, penelitian etnografi dilakukan dengan pendekatan interdisipliner. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur dan observasi partisipatoris. Informan ditetapkan sejumlah lima orang perempuan pecinta Domba Garut dan dua orang laki-laki peternak Domba Garut. Informan ini dipilih melalui teknik snowball sampling. Adapun proses analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Seni Laga Ketangkasan Domba Garut ini didominasi oleh laki-laki, dewasa ini perempuan telah lebih berperan. Hal tersebut...
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya
Sandur Manduro is one of the local traditions which led the understanding in discovering the cult... more Sandur Manduro is one of the local traditions which led the understanding in discovering the cultural identity of Manduro people. This identity makes the culture more unique and particular which can be identified easily from others. This research had been done by a case study approach in order to observe, explore, and understand Sandur Manduro’s performing arts comprehensively and holistically. This study aimed to discover the local wisdom in Sandur Manduro which represents the cultural identity of the Manduro people. The data was obtained directly through the source of Sandur Manduro performing arts in Manduro Village, Kabuh, Jombang, East Java. The process of data collection has been carried out by unstructured and open-ended interviews through actors, ancestors, and audiences. As a result, amid the bewilderment of constructing the Oreng Manduro’s origin, Sandur has clearly projected how pluralism, the values of obedience, and portraits of agrarian society integrate with this perf...
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 2021
The phenomenon of profanation of sacred traditions in the tourism industry is increasingly preval... more The phenomenon of profanation of sacred traditions in the tourism industry is increasingly prevalent. Considering that matter, some steps should be taken to avoid the tradition of desacralization. This research was done by a field research approach to identifying the values of the traditional ceremony of Tengger, especially Yadnya Kasada, Yadnya Karo, and Unan-unan. This research was located in Tosari and Ngadiwana Village, Tosari, Pasuruan, East Java. The data was collected by unstructured and open-ended interviews. The results showed that their beliefs and obedience in conducting the ancestral teachings must be balanced through a deep and comprehensive understanding of traditional values. On the other hand, adaptation strategies must be carried out to stabilize themselves with modernization. These are done to preserve the existence of tradition without eliminating the essence of sacredness that has been attached to it. Therefore, one of the steps that can be taken is to separate t...
The various Tengger traditional arts, especially Sodoran dance, contain positive values about lif... more The various Tengger traditional arts, especially Sodoran dance, contain positive values about life. It is said so due to its performance that symbolically tells about the life cycle, portraying from where the life comes from-how to live the life-and where life is going to end. This dance is potential to be used as a means of intromission education. Therefore, this study aims to comprehensively describe Sodoran to sharpen understanding and strengthen knowledge for the Tenggerese young generation toward Karo ceremony and Sodoran dance. For this reason, this research is designed as qualitative research with the ethnography method to takes precisely Tenggerese view of life as the object of the study. The data collected for this research are in the form of folklore performances and collected by interview, observation, and group discussion. The data analysis process is done by codifying data (open coding), breaking down, checking, examining, comparing, conceptualizing, categorizing, axial coding, and display code. The result is a complete description of (i) various ritual facilities and properties loaded with philosophical values; (ii) meaning of dance movements as pictures of life journey or sangkan paran; and (iii) its relevance as a means of intromission education for Tenggerese young generation through what is known as titiluri.
Bagi Wong Tengger, slametan merupakan sebuah mekanisme dalam menyeimbangkan hubungan antara manus... more Bagi Wong Tengger, slametan merupakan sebuah mekanisme dalam menyeimbangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam semesta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (i) slametan dan urgensi pelaksanaannya bagi masyarakat Tengger, bagaimana slametan itu dimaknai, dihayati, dan diaktualisasi dalam kehidupan; (ii) Leluhur yang menjadi orientasi kepercayaan masyarakat Tengger; (iii) peran penting seorang Dukun Adat sebagai tumpuan pelaksanaan slametan Tengger; serta (iv) bagaimana slametan dijadikan sebagai mekanisme dalam upaya pengendalian konflik, sesudah bahkan sebelum konflik itu terjadi. Penelitian ini dilakukan di tiga desa berbeda yaitu Desa Mororejo, Ngadiwana dan Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Melalui pendekatan etnografi, penelitan ini berupaya mendeskripsikan secara mendalam dan holistik (material dan spiritual) kebudayaan masyarakat Tengger (sebagai hasil dan proses) sebagaimana adanya ...
Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 2018
Perempuan Tengger meyakini bahwa kepribadian yang mereka miliki merupakan warisan leluhur mereka,... more Perempuan Tengger meyakini bahwa kepribadian yang mereka miliki merupakan warisan leluhur mereka, Rara Anteng.Keyakinan ini menjadikan perempuan Tengger menjalani kehidupan sehari-hari secara disiplin, penuh kerja keras, namun tetap ikhlas. Ada kepercayaan yang tertanam dalam batin setiap perempuan Tengger bahwa tugas seorang istri adalah mendampingi suami dalam ruang rumah tangga sekaligus ruang kerja. Penelitian interdisipliner ini menggunakan pendekatan etnografi dalam pengumpulan data. Situs penelitian ini di Desa Mororejo, Ngadiwono, Wanamerta, dan Telagosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perempuan Tengger memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas kehidupan rumah tangga, sosio-kultural, dan rutinitas ritual (keagamaan). Dapat dikatakan, perempuan Tengger adalah penjaga stabilitas perekonomian rumah tangga maupun perekonomian lokal sekaligus pemelihara tradisi leluhur Tengger.
Abstrak : Unan-unan merupakan ritual lima tahunan yang dilaksanakan di Tengger dengan tujuan untu... more Abstrak : Unan-unan merupakan ritual lima tahunan yang dilaksanakan di Tengger dengan tujuan untuk nylameti alam semesta. Tujuan ini mengisyaratkan orientasi ekologis yang kuat sehingga pembahasan secara spesifik dan komprehensif mengenai pesan-pesan ekologis di dalamnya diharapkan mampu menemukan relevansi pelaksanaan tradisi dengan konservasi lingkungan. Penggabungkan pendekatan ekokritik, pendekatan budaya, etika lingkungan, dan folkloristik serta pengumpulan data etnografis diyakini dapat mendeskripsikan secara mendalam dan holistik kebudayaan masyarakat Tengger sebagaimana adanya (senyatanya), khususnya pandangan hidup masyarakatnya, bagaimana mereka berpikir, hidup, berperilaku, berinteraksi dan bekerja-sama dengan alam dan lingungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unan-unan merupakan folklor sebagian lisan karena tiga aspek: (i) ekspresi penyampaiannya menggabungan seni kata, suara, gerak, musik, rupa, dan pertunjukan.; (ii) berfungsi sebagai pengabsahan kebudayaan dan...
Terjadinya degradasi moral di Indonesia salah satunya dipicu oleh adanya ketidakseimbangan dalam ... more Terjadinya degradasi moral di Indonesia salah satunya dipicu oleh adanya ketidakseimbangan dalam menempatkan posisi laki-laki dan perempuan secara sosial. Perempuan tidak ditempatkan sebagai makhluk otonom yang memiliki keleluasaan atas segala potensi dalam dirinya, melainkan dianggap sebagai bagian dari laki-laki—yang berada di bawah naungan ‘sistem’ laki-laki. Perspektif seperti ini telah menimbulkan persoalan rumit sepanjang sejarah kebudayaan manusia. Khususnya persoalan tentang relasi gender yang tidak seimbang, tidak adil dan diskriminatif. Akan tetapi, pada sisi yang lain justru praktik kesetaraan gender ini telah lama dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari ingar-bingar modernisasi. Salah satunya adalah masyarakat suku Tengger. Wong Tengger menempatkan perempuan pada posisi yang ‘pas’ dalam dimensi sosial bahkan dalam dimensi transenden sekalipun. Ini membuktikan bahwa harkat dan martabat seorang perempuan tidak ditempatkan pada posisi yang timpang dari laki-laki. Mereka telah berhasil menunjukkan bahwa kesetaraan yang diperankan dengan baik dan penuh tanggung jawab akan melahirkan sesuatu yang sangat berarti bagi kepentingan komunal.Tengger merupakan ruang terbuka untuk belajar dan memahami prinsip-prinsip kesetaraan.
Dalam perkembangannya, sastra terus mengalami kemajuan dan tak hanya menjadi monodisiplin yang te... more Dalam perkembangannya, sastra terus mengalami kemajuan dan tak hanya menjadi monodisiplin yang terpaku pada satu disiplin ilmu. Dimulai oleh para pemikir strukturalis, sastra dikaji secara intern sebagai entitas yang utuh dan otonom sebagai sebuah karya sastra. Namun demikian, terdapat banyak kelemahan dalam mengkaji sebuah karya sastra jika dilihat dari struktur dalamnya saja (intrinsik). Akhirnya, seiring bergulirnya waktu, pengkajian atau analisis karya sastra bergeser pada struktur luar (ekstrinsik) melalui interdisiplin ilmu, diantaranya Psikologi Sastra dan Antropologi Sastra. Secara khusus, pengkajian ini akan dilakukan pada karya sastra puisi yang potensial untuk dikaji dengan teori Psikolologi Sastra dan Antropologi Sastra.
Conference Presentations by Rahmi Febriani
Industrial Research Workshop and National Seminar, 2018
Bagi Wong Tengger, slametan merupakan sebuah mekanisme dalam menyeimbangkan hubungan antara manus... more Bagi Wong Tengger, slametan merupakan sebuah mekanisme dalam menyeimbangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam semesta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (i) slametan dan urgensi pelaksanaannya bagi masyarakat Tengger, bagaimana slametan itu dimaknai, dihayati, dan diaktualisasi dalam kehidupan; (ii) Leluhur yang menjadi orientasi kepercayaan masyarakat Tengger; (iii) peran penting seorang Dukun Adat sebagai tumpuan pelaksanaan slametan Tengger; serta (iv) bagaimana slametan dijadikan sebagai mekanisme dalam upaya pengendalian konflik, sesudah bahkan sebelum konflik itu terjadi. Penelitian ini dilakukan di tiga desa berbeda yaitu Desa Mororejo, Ngadiwana dan Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Melalui pendekatan etnografi, penelitan ini berupaya mendeskripsikan secara mendalam dan holistik (material dan spiritual) kebudayaan masyarakat Tengger (sebagai hasil dan proses) sebagaimana adanya (senyatanya) melalui penyajian pandangan hidup masyarakatnya, bagaimana mereka berpikir, hidup, berperilaku, berinteraksi dan bekerja-sama (emik) melalui fenomena teramati dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini adalah bahwa slametan tidak saja merupakan ejawantah dari laku religius masyarakat Tengger. Melainkan juga, hadir sebagai sebuah mekanisme dalam pemertahanan tradisi serta pembentukan integrasi sosial di dalam masyarakatnya. Terbukti, sampai kini Tengger menjelma sebagai masyarakat yang mandiri dengan bertahan dan secara konsisten merealisasikan Titi Luri dalam menatata serta meniti kehidupan di tengah ombang-ambing peradaban.
Kata Kunci: Slametan, Wong Tengger, Tradisi, Integrasi
Seminar Internasional RIKSA Bahasa XII, 2018
Wong Tengger adalah sekelompok masyarakat adat yang hidup damai dan bersahaja di atas perbedaan. ... more Wong Tengger adalah sekelompok masyarakat adat yang hidup damai dan bersahaja di atas perbedaan. Tidak hanya relasi antarmanusia, keselarasan juga tampak dalam relasi antara alam ‘psikis’ dan alam fisik-biologis. Sesaji dan ritual Tengger adalah contoh terbaik bagaimana seharusnya relasi alam dan manusia berlangsung. Penelitian ini difokuskan di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Melalui kajian etnografis dan cara pandang interdisipliner, artikel ini berupaya mendeskripsikan secara mendalam, (i) relasi harmonis masyarakat Tengger yang terepresentasi dalam folklor Tengger, (ii) folklor Tengger sebagai instrumen pendidikan karakter, (iii) nilai konservatif yang terkandung dalam folklor Tengger, dan (iv) harmonisasi antara literasi budaya dan potensi sumber daya alam yang bernilai kewirausahaan. Hasilnya, Sebagai sumber belajar dan bahan bacaan harmoni budaya, folklor Tengger menyuguhkan (i) beragam gagasan, nilai, dan praktik toleransi dan kegotong-royongan, (ii) rujukan pembangunan mentalitas manusia yang peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutannya, dan (iii) narasi lokal sebagai konten produksi dan motif penciptaan karya yang bernilai ekonomi kreatif.
Uploads
Papers by Rahmi Febriani
Conference Presentations by Rahmi Febriani
Kata Kunci: Slametan, Wong Tengger, Tradisi, Integrasi
Kata Kunci: Slametan, Wong Tengger, Tradisi, Integrasi