Papers by Ketut Sedana Arta
Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt, 2018
Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pa... more Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt, 2018
Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pa... more Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Instrumen Asesmen Otentik RPP
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara pembelajaran sejarah dalam u... more Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara pembelajaran sejarah dalam upaya pembangunan karakter bangsa dan kesadaran sejarah. Pembelajaran sejarah memiliki posisi penting dalam program pembangunan karakter bangsa, apalagi kalau dilihat perkembangan bangsa yang diwarnai oleh peristiwa korupsi, nepotisme, narkoba, perjudian, perkelahian antarpelajar/antarmahasiswa, konflik berbau SARA. Keadaan yang demikian memerlukan langkah-langkah yang strategis diantaranya penerapan pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah.
Banyak materi sejarah yang dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter bangsa, dan harus ditunjang dengan penggunaan startegi, pendekatan serta metode mengajar sejarah yang inovatif, sehingga diharapkan terjadi proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai luhur keindonesiaan seperti nilai-nilai religiositas, kemanusiaan dan keadilan, nasionalisme, patriotism, demokrasi, kearifan, keteladanan. Untuk itu diperlukan motivasi dalam diri sejarawan pendidik untuk mengubah pembelajaran sejarah yang menekankan ceramah menjadi pelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan menyentuh aspek-aspek afektif (kecerdasan emosional dan spiritual). Dengan demikian pembelajaran sejarah yang menekankan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melahirkan kesadaran sejarah yang sejati.
Kata kunci: Pembelajaran sejarah, karakter bangsa, kesadaran sejarah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya tradisi ... more Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (2) Untuk mengetahui prosesi tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (3) Untuk mengetahui Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan
Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan : (1) wawancara mendalam dengan membuat pedoman wawancara; (2) Observasi partisipasi; (3) Analisis dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan adalah karena merupakan ritual siklus hidup yang diperuntukkan bagi anak laki-laki yang telah memiliki kesiapan, baik mental maupun fisik, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang akan dipikul selama mengikuti proses ritual. Ritual ini juga dilatarbelakangi sebagai persiapan generasi muda memasuki berbagai organisasi adat dan masa grahasta; (2) terbagi dalam lima tahap, tahap pertama yaitu Purnama Kawolu (upacara pokok) dapat dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut: 1) upacara Base Pamit, 2) Upacara Padewasan/kagedong, 3) Upacara Kagedong, 4) Upacara Matamyang, 5) Upacara Malegar. Tahap Kedua pada sasih Kesanga yaitu Ngiterang katikung, Ngejot Katipat. Tahap ketiga pada Sasih Kedasa dilaksanakan upacara Namyu. tahap keempat dilaksanakan pada Sasih Desta, yaitu Ngejot Gede, dan tahap kelima pada Sasih Sada para teruna Nyoman melaksanakan upacara Katinggal; (3) (1) nilai kesabaran,; (2) Tanggung Jawab dan Disiplin, (3) Nilai Toleransi, (4) Kekeluargaan, (5) Mandiri dan bekerja keras,
Kata Kunci: Materuna Nyoman, Kearifan lokal, Pendidikan Karakter
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang adanya anggota masyarakat di Des... more Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang adanya anggota masyarakat di Desa Alasangker yang beralih agama dari agama Hindu ke Agama Budha;
Uploads
Papers by Ketut Sedana Arta
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara pembelajaran sejarah dalam upaya pembangunan karakter bangsa dan kesadaran sejarah. Pembelajaran sejarah memiliki posisi penting dalam program pembangunan karakter bangsa, apalagi kalau dilihat perkembangan bangsa yang diwarnai oleh peristiwa korupsi, nepotisme, narkoba, perjudian, perkelahian antarpelajar/antarmahasiswa, konflik berbau SARA. Keadaan yang demikian memerlukan langkah-langkah yang strategis diantaranya penerapan pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah.
Banyak materi sejarah yang dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter bangsa, dan harus ditunjang dengan penggunaan startegi, pendekatan serta metode mengajar sejarah yang inovatif, sehingga diharapkan terjadi proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai luhur keindonesiaan seperti nilai-nilai religiositas, kemanusiaan dan keadilan, nasionalisme, patriotism, demokrasi, kearifan, keteladanan. Untuk itu diperlukan motivasi dalam diri sejarawan pendidik untuk mengubah pembelajaran sejarah yang menekankan ceramah menjadi pelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan menyentuh aspek-aspek afektif (kecerdasan emosional dan spiritual). Dengan demikian pembelajaran sejarah yang menekankan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melahirkan kesadaran sejarah yang sejati.
Kata kunci: Pembelajaran sejarah, karakter bangsa, kesadaran sejarah
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (2) Untuk mengetahui prosesi tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (3) Untuk mengetahui Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan
Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan : (1) wawancara mendalam dengan membuat pedoman wawancara; (2) Observasi partisipasi; (3) Analisis dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan adalah karena merupakan ritual siklus hidup yang diperuntukkan bagi anak laki-laki yang telah memiliki kesiapan, baik mental maupun fisik, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang akan dipikul selama mengikuti proses ritual. Ritual ini juga dilatarbelakangi sebagai persiapan generasi muda memasuki berbagai organisasi adat dan masa grahasta; (2) terbagi dalam lima tahap, tahap pertama yaitu Purnama Kawolu (upacara pokok) dapat dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut: 1) upacara Base Pamit, 2) Upacara Padewasan/kagedong, 3) Upacara Kagedong, 4) Upacara Matamyang, 5) Upacara Malegar. Tahap Kedua pada sasih Kesanga yaitu Ngiterang katikung, Ngejot Katipat. Tahap ketiga pada Sasih Kedasa dilaksanakan upacara Namyu. tahap keempat dilaksanakan pada Sasih Desta, yaitu Ngejot Gede, dan tahap kelima pada Sasih Sada para teruna Nyoman melaksanakan upacara Katinggal; (3) (1) nilai kesabaran,; (2) Tanggung Jawab dan Disiplin, (3) Nilai Toleransi, (4) Kekeluargaan, (5) Mandiri dan bekerja keras,
Kata Kunci: Materuna Nyoman, Kearifan lokal, Pendidikan Karakter
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru IPS dan Sejarah di Kecamatan Seririt
Absrak
Tujuan utama dari Pelatihan dan Pendampingan penyusunan instrumen
asesmen otentik adalah untuk (1) meningkatkan wawasan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt tentang jenis-jenis asesmen, (2) meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Seririt dalam mengembangkan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik, dan (3) meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru-guru IPS dan Sejarah dalam mengimplementasikan instrument asesmen otentik dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dan pendampingan penyusunan instrument asesmen otentik ini akan dilakukan dengan dua metode secara sinergis, yaitu: metode diklat dan pendampingan/supervisi kelas. Metode diklat digunakan untuk meningkatkan pengetahun dan wawasan tentang hakekat penilaian dalam kurikulum 2013 dan cara pengembangan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran tematik sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan metode supervisi kelas digunakan untuk mengevaluasi guru-guru SMP, SMA, SMK, MA dalam mengimplementasikan instrumen evaluasi asesmen otentik dalam pembelajaran tematik.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa awalnya guru-guru masih binggung atas perubahan yang terus berlangsung tentang format dan sintax pembelajaran Sejarah dan IPS, demikian juga pada saat pembuatan asesmen otentik. Guru-guru tidak memahami rubric asesmen dengan baik, namun setelah adanya pelatihan dan pendampingan dari 30 guru yang ikut pemahaman mereka terhadap asesesmen otentik di RPP mengalami peningkatan
Kata Kunci: asesmen otentik, kurikulum 2013
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara pembelajaran sejarah dalam upaya pembangunan karakter bangsa dan kesadaran sejarah. Pembelajaran sejarah memiliki posisi penting dalam program pembangunan karakter bangsa, apalagi kalau dilihat perkembangan bangsa yang diwarnai oleh peristiwa korupsi, nepotisme, narkoba, perjudian, perkelahian antarpelajar/antarmahasiswa, konflik berbau SARA. Keadaan yang demikian memerlukan langkah-langkah yang strategis diantaranya penerapan pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah.
Banyak materi sejarah yang dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter bangsa, dan harus ditunjang dengan penggunaan startegi, pendekatan serta metode mengajar sejarah yang inovatif, sehingga diharapkan terjadi proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai luhur keindonesiaan seperti nilai-nilai religiositas, kemanusiaan dan keadilan, nasionalisme, patriotism, demokrasi, kearifan, keteladanan. Untuk itu diperlukan motivasi dalam diri sejarawan pendidik untuk mengubah pembelajaran sejarah yang menekankan ceramah menjadi pelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan menyentuh aspek-aspek afektif (kecerdasan emosional dan spiritual). Dengan demikian pembelajaran sejarah yang menekankan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melahirkan kesadaran sejarah yang sejati.
Kata kunci: Pembelajaran sejarah, karakter bangsa, kesadaran sejarah
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (2) Untuk mengetahui prosesi tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan; (3) Untuk mengetahui Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan
Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan : (1) wawancara mendalam dengan membuat pedoman wawancara; (2) Observasi partisipasi; (3) Analisis dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) latar belakang dilaksanakannya tradisi Materuna Nyoman di Desa Tenganan Pagringsingan adalah karena merupakan ritual siklus hidup yang diperuntukkan bagi anak laki-laki yang telah memiliki kesiapan, baik mental maupun fisik, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang akan dipikul selama mengikuti proses ritual. Ritual ini juga dilatarbelakangi sebagai persiapan generasi muda memasuki berbagai organisasi adat dan masa grahasta; (2) terbagi dalam lima tahap, tahap pertama yaitu Purnama Kawolu (upacara pokok) dapat dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut: 1) upacara Base Pamit, 2) Upacara Padewasan/kagedong, 3) Upacara Kagedong, 4) Upacara Matamyang, 5) Upacara Malegar. Tahap Kedua pada sasih Kesanga yaitu Ngiterang katikung, Ngejot Katipat. Tahap ketiga pada Sasih Kedasa dilaksanakan upacara Namyu. tahap keempat dilaksanakan pada Sasih Desta, yaitu Ngejot Gede, dan tahap kelima pada Sasih Sada para teruna Nyoman melaksanakan upacara Katinggal; (3) (1) nilai kesabaran,; (2) Tanggung Jawab dan Disiplin, (3) Nilai Toleransi, (4) Kekeluargaan, (5) Mandiri dan bekerja keras,
Kata Kunci: Materuna Nyoman, Kearifan lokal, Pendidikan Karakter