Drafts by Prastika R I R I T Anggraeni
Masalah pendidikan sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi. Baik secara langsung m... more Masalah pendidikan sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi. Baik secara langsung maupun tidak langsung, kontribusi pendidikan terhadap ekonomi dan pembangunan harus diakui. Dengan demikian, tidak selamanya pendidikan dianggap sebagai konsumsi atau pembiayaan. Sudah saatnya, pendidikan harus dipandang sebagai investasi, yang secara jangka panjang kontribusinya dapat dirasakan
“Seseorang pemimpin yang baik adalah orang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan – tindakan ya... more “Seseorang pemimpin yang baik adalah orang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan – tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan kebijaksanaan dengan menggunakan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan”
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,j... more Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Dalam kegiatan penelitian terdapat sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
Hubungan Pusat dan Daerah menjadi sangat longgar sejak bergulirnya kebijakan otonomi daerah 1999,... more Hubungan Pusat dan Daerah menjadi sangat longgar sejak bergulirnya kebijakan otonomi daerah 1999, seolah Pusat mengalami “kerepotan” menghadapi berbagai tuntutan daerah, meskipun Indonesia masih meneguhkan bentuk negara kesatuan. Otonomi daerah sering diterjemahkan oleh Pemerintah Daerah identik dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebanyak-banyaknya. Peraturan Daerah (Perda) merupakan instrument yang dipandang “legal” untuk memungut dana dari masyarakat.
Tahun 2000 ditandai sebagai “booming” Perda di seluruh Indonesia, artinya daerah beramai-ramai memproduk Perda yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang meliputi sektor-sektor pertambangan dan energi, pertanian dan peternakan, perdagangan dan industri, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pariwisata, ketegakerjaan, perhubungan dan pertanahan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat sekitar 1.006 Perda di seluruh Indonesia pada tahun 2000, merupakan Perda “bermasalah”, yakni memberatkan dunia usaha. Sedang versi Depdagri mencatat hanya ada 105 Perda mengenai retribusi daerah dan pajak daerah yang bermasalah (Ni’matul Huda, 2010: 9).
Papers by Prastika R I R I T Anggraeni
The purpose of this study was to analyze the Implementation of the School Literacy Movement Polic... more The purpose of this study was to analyze the Implementation of the School Literacy Movement Policy on the Habituation phase to improve the Reading Fondness Character at SDN Jetak Kec Sukapura, Probolinggo Regency, East Java and to find out the supporting and inhibiting factors of the implementation process. This research is a qualitative descriptive study, at SDN Jetak Kec Sukapura, Probolinggo Regency, East Java, with data collection techniques in the form of interviews, observations, and documentation. The results showed that the implementation of the GLS policy in the habituation stage had been implemented for two years. The form of the implementation of the School Literacy Movement Policy is the habit of reading students every morning with a duration of 15-25 minutes. Student activities are titrated by reading non-reading material. And there is also a Digital Literacy program where students can access books and stories as they wish with guidance from the teacher. Some of the obstacles include the lack of varied reading material, the lack of use of the school library, the lack of sources of information obtained by students such as bulletin literacy posters. While the solution is to strive for the fulfillment of reading books and library facilities through making proposals addressed to the department, utilizing library, addressing the problem of students' interest in reading in two ways namely not pegging reading activities in 15 minutes of pre-learning but students are free to choose whenever they want to read in the beginning of learning and the end of learning depends on the agreement of the class and also the teacher
Indonesian Journal of Sociology, Education and Development (IJSED), Dec 10, 2019
untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses impelementasi. Penelitian ini merupakan p... more untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses impelementasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, di SDN Jetak Kec Sukapura, Kab Probolinggo Jawa Timur, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan GLS tahap pembiasaan sudah diimplementasikan selama dua tahun. Bentuk dari implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah tersebut adalah pembiasaan membaca siswa disetiap pagi dengan durasi 15-25menit. Kegiatan siswa berliterasi dengan membaca bacaan nonpelajaran kemudian mempresentasikanya di depan kelas. Dan juga terdapat program Literasi Digital di mana siswa bisa mengakses buku atupun cerita sesuai dengan yang mereka inginkan dengan bimbingan dariguru. Bebrapakendalaantaralainbahanbacaanyangkurangbervariasi, kurangmemanfaatnya perpustakaan sekolah, minimnya sumber informasi yang didapat siswa seperti poster-poster literasi mading. solusi mengupayakan pemenuhan buku bacaan dan fasilitas perpustakaan melalui pembuatan proposal yang ditujukan kepada dinas, memanfaatkan perpustakan walaupun belum optimal.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh sekolah yang hanya mempunyai satu kegiatan ekstrakurikuler ... more Penelitian ini dilatar belakangi oleh sekolah yang hanya mempunyai satu kegiatan ekstrakurikuler olahraga yaitu tapak suci. Pihak sekolah mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler tersebut untuk semua siswa kelas I dan V. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler tapak suci di SD Muhammadiyah 4 Malang. Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Deskriptif. Instrumen penelitian berupa angket. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V berjumlah 52 siswa. Uji validitas menggunakan product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha Koefisien validitas sebesar 0,23 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,878 dan untuk menganalisis data digunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kategorikan faktor internal lebih dominan dengan rata-rata prosentase sebanyak 3.00% dari pada faktor eksternal dengan rata-rata prosentase 2.82%. Ini membuktikan bahwa minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tapak suci di SD Muhammadiyah 4 Malang dominan dipengaruhi oleh faktor internal. Pada indikator perhatian rata-rata minat siswa sebanyak 2,97%, untuk indikator rasa senang rata-rata minat siswa sebanyak 3.03%, untuk indikator aktifitas rata-rata minat siswa sebanyak 3,02%, untuk indikator peran guru rata-rata minat siswa sebanyak 2,88%, untuk indikator fasilitas rata-rata minat siswa sebanyak 2,71%, untuk indikator keluarga rata-rata minat siswa sebanyak 2,89%, dan untuk indikator lingkungan rata-rata minat siswa sebanyak 2,82. Sedangkan minat siswa secara keseluruhan terhadap kegiatan ekstrakurikuler tapaksuci tergolong ke dalam kategori sedang. Siswa yang memiliki minat sangat tinggi sebanyak 4 siswa (7,7%), kategori tinggi sebanyak 10 siswa (19,2%) kategori sedang sebanyak 24 siswa (44,2%) , kategori rendah sebanyak 9 siswa (17,3%) dan dengan kategori sangat rendah 5 siswa (9,6%).
Learning loss is a situation where learners lose knowledge and skills either general or special o... more Learning loss is a situation where learners lose knowledge and skills either general or special or decline academically, which occurs due to prolonged gaps or discontinuity of the educational process. This study aims to examine and analyze literacy strategies for learning loss recovery in post-pandemic students at SD Negeri 2 Wonokerto. The method used is the observation method, this observation is done by directly observing the learning process in elementary school after re-entry to school and the implementation of limited face-to-face learning. Observation was conducted on Grade 6 students in SD Negeri 2 Wonokerto. From the observations made by the school literacy team (TLS) to create a literacy innovation program for the recovery of learning loss in post-pandemic students with the JIBAKU (required to read books) and SIGASA (language Guardian Students) programs, both literacy programs are considered effective in the recovery of learning loss in Grade 6 students at SDN 2 Wonokerto.
Abstrak: Artikel ini bertujuan menelaah penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di ... more Abstrak: Artikel ini bertujuan menelaah penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah dasar. Bentuk penelitian ini descriptive kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka (library esearch). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah dasar dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, pengembangan budaya sekolah, seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, dan kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, seni tari, dan karawitan. (2) Proses penanaman karakter berbasis kearifan lokal ini dilakukan melalui beberapa cara di sekolah terutama sekolah dasar, antara lain mengintegrasikan ke dalam pembelajaran, budaya sekolah, kegiatan ekstrakulikuler dan pengondisian. Kata Kunci: pendidikan karakter, kearifan lokal, sekolah dasar PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berdasar pada ketuhanan dan kemanusiaan. Sejak awal para pendiri (founding fathers) bangsa telah menjadikan dasar ketuhanan dan kemanusiaan sebagai pondasi utama bangunan yang disebut Indonesia. Hal ini terbukti pada sila pertama dan keempat dasar Negara Indonesia, Pancasila. Nilai kemanusiaan telah ditanamkan oleh nenek moyang Indonesia kepada generasi selanjutnya. Akan tetapi, dinamika kehidupan di masyarakat Indonesia saat ini telah menunjukkan pergeseran dari nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Salah satu bukti nyata dari pergeseran tersebut ialah munculnya tindakan kekerasan oleh anak. Kondisi anak Indonesia saat ini berdasarkan data KPAI 2015 menunjukkan bahwa anak yang menjadi pelaku kekerasan
Abstrak: Artikel ini bertujuan menelaah penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di ... more Abstrak: Artikel ini bertujuan menelaah penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah dasar. Bentuk penelitian ini descriptive kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka (library esearch). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penanaman pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di sekolah dasar dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, pengembangan budaya sekolah, seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, dan kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, seni tari, dan karawitan. (2) Proses penanaman karakter berbasis kearifan lokal ini dilakukan melalui beberapa cara di sekolah terutama sekolah dasar, antara lain mengintegrasikan ke dalam pembelajaran, budaya sekolah, kegiatan ekstrakulikuler dan pengondisian. Kata Kunci: pendidikan karakter, kearifan lokal, sekolah dasar PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berdasar pada ketuhanan dan kemanusiaan. Sejak awal para pendiri (founding fathers) bangsa telah menjadikan dasar ketuhanan dan kemanusiaan sebagai pondasi utama bangunan yang disebut Indonesia. Hal ini terbukti pada sila pertama dan keempat dasar Negara Indonesia, Pancasila. Nilai kemanusiaan telah ditanamkan oleh nenek moyang Indonesia kepada generasi selanjutnya. Akan tetapi, dinamika kehidupan di masyarakat Indonesia saat ini telah menunjukkan pergeseran dari nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Salah satu bukti nyata dari pergeseran tersebut ialah munculnya tindakan kekerasan oleh anak. Kondisi anak Indonesia saat ini berdasarkan data KPAI 2015 menunjukkan bahwa anak yang menjadi pelaku kekerasan
Book Reviews by Prastika R I R I T Anggraeni
a. Judul buku : CIVIC EDUKATION’ Antara Realitas Politik dan Implementasi
b. Nama penulis ... more a. Judul buku : CIVIC EDUKATION’ Antara Realitas Politik dan Implementasi
b. Nama penulis : Dr. Jazim Hamidi, S.H., M.H. dan Mustafa Lutfi S.pd., SH., M.H.
c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
d. Jumlah halaman : 278
Uploads
Drafts by Prastika R I R I T Anggraeni
Tahun 2000 ditandai sebagai “booming” Perda di seluruh Indonesia, artinya daerah beramai-ramai memproduk Perda yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang meliputi sektor-sektor pertambangan dan energi, pertanian dan peternakan, perdagangan dan industri, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pariwisata, ketegakerjaan, perhubungan dan pertanahan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat sekitar 1.006 Perda di seluruh Indonesia pada tahun 2000, merupakan Perda “bermasalah”, yakni memberatkan dunia usaha. Sedang versi Depdagri mencatat hanya ada 105 Perda mengenai retribusi daerah dan pajak daerah yang bermasalah (Ni’matul Huda, 2010: 9).
Papers by Prastika R I R I T Anggraeni
Book Reviews by Prastika R I R I T Anggraeni
b. Nama penulis : Dr. Jazim Hamidi, S.H., M.H. dan Mustafa Lutfi S.pd., SH., M.H.
c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
d. Jumlah halaman : 278
Tahun 2000 ditandai sebagai “booming” Perda di seluruh Indonesia, artinya daerah beramai-ramai memproduk Perda yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang meliputi sektor-sektor pertambangan dan energi, pertanian dan peternakan, perdagangan dan industri, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pariwisata, ketegakerjaan, perhubungan dan pertanahan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat sekitar 1.006 Perda di seluruh Indonesia pada tahun 2000, merupakan Perda “bermasalah”, yakni memberatkan dunia usaha. Sedang versi Depdagri mencatat hanya ada 105 Perda mengenai retribusi daerah dan pajak daerah yang bermasalah (Ni’matul Huda, 2010: 9).
b. Nama penulis : Dr. Jazim Hamidi, S.H., M.H. dan Mustafa Lutfi S.pd., SH., M.H.
c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
d. Jumlah halaman : 278